7
Dalam perkembangannya, melalui pengalaman penerapan TQM, perusahaan-
perusahaan anggota organisasi ini diperkenalkan buku dengan judul A N
ew
American TQM
Di Indonesia, sejumlah menteri menyatakan tahun 1989 sebagai tahunkebangkitan Mutu
dengan ditanda tanganinya Pernyataan Bersama, seiringdengan pergantian pengurus
PMMI yang kemudian dijabat SUDOMO selakuChairman.1991Presiden Republik Indonesia
Soeharto mencanangkan Bulan Mutu,Standarisasi dan Produktivitas Nasional. PMMI
resmi ditunjuk sebagai BadanPenyelenggara Bulan Mutu hingga saat ini dengan
menamakan Kegiatannyadengan KMI (Konvensi Mutu Indonesia) atau IQC (Indonesian
QualityConvention).Bersamaan dengan ini, PMMI menjadi tuan rumah penyelenggara
ICQCC-Bali (International Convention on Quality Control Circle), Konvensi
Tingkat1992Indonesia resmi mengadopsi ISO-9000 sebagai Standar Nasional dengan
namaSNI-19-9000. Diawali dengan berangkatnya 6 orang Tim-
PMMI Round TheWorld ke Negara Eropa (Belanda, Belgia, Jerman dan Swiss)
mengunjungi
kantor pusat ISO di Geneve-Swiss. Dan ke Amerika Serikat denganmengunjungi kantor
pusat ASQ (American Society for Quality) dan berakhir di Jepang (JUSE). Misi Tim ini
untuk melihat seberapa jauh Negara lainmenyambut ISO-9000, dan strategi masing-
masing Negara dalammensosialisasikannya hasil TIM 6 bersama-sama beberapa orang
laindepartemen perindustrian dan DSN adalah terjemahan ISO-9000 kedalam bahasa
Indonesia yang kemudian sebagai cikal bakal SNI-19-9000.1995Januari, Prof. Shoji Shiba
dari Jepang memberikan 6 hari Seminar TQM atas prakarsa dan pembiayaan Laksamana
TNI (Purn.) Sudomo. Pesertanya 35orang, 5 orang diantaranya Pengurus PMMI yang
kemudian mengembangkandan menyebarluaskan konsep-konsep Shiba di Indonesia,
antara lain 4Revolutions in Management Thinking dan WV-Model Problem
SolvingApproach.1996JUSE (Japanese Union for Scientist and Engineers), Organisasi yang
selamaini mengembangkan system manjemen mutu di Jepang, telah memutuskanuntuk
merubah istilah TQC menjadi TQM.1997Indonesia mengenal PDCA-TULTA (Tujuh
Langkah dan Tujuh AlatPengendalian Mutu). Pendekatan Quality Problem Solving
yangdikembangkan berdasarkan
Gaya dan Kebiasaan pekerja di Indonesia.
2000TULTA memperoleh pengakuan hokum atas HAKI (Hak atas KekayaanIntelektual)
semacam Patent.Penerapan PDCA TULTA ini meluas, hingga saat ini ratusan
perusahaan penerap TQM/QCC sudah mengadopsinya sebagai
Problem Solving.
2000
PMMI resmi memperkenalkan Six Sigma Quality melalui Seminar
8
Eksekutif pada KMI-2000 di Malang. Secara perlahan namun pasti, Six Sigmaini mulai
dipakai sebagai salah satu Metoda Problem Solving untuk meningkatkan Mutu secara
Proaktif.2001Di Indonesia mulai dirancang National Quality Award
dengan PDCA TULTA2. FGM (Forum Gugus Mutu) dengan PDCA Non-Tulta3. PSS
(Perbaikan melalui Sistem Saran) dengan PDCA IndividualUntuk Level Manajemen
menengah dikenal Quality Improvement Team
dengan nama TM2 (Tim Manajemen Mutu)
yang sudah dipatenkan olehPMMI. Dan tahun 2004 resmi dipromosikan ke Hongkong
melalui programkerjasama HKPC (Hongkong Productivity Center)2012Perhimpunan
Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) resmi meluncurkan SQM(Sudomo Quality Medal)
pada IQC 2012 di Manado.
PMMI(http://pmmi-iqma.org/sejarah-kronologis-perkembangan-total-quality-
management/)