Praktikum Mikrobiologi Umum Sterilisasi
Praktikum Mikrobiologi Umum Sterilisasi
STERILISASI
Oleh
Bayu Apriliwan
05031281320017
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog memerlukan
alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur murni. Dalam mikrobiologi, peralatan
laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium
pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme
dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan
digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau
koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan. Adapun peralatan yang umumnya digunakan di
dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring
(siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu; autoklaf, tabung kultur, cawan
petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin (Suriawira,2005)
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan
pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu
sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam
pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode
lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan
bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama sama dengan uap air
maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada
permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog
untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya
mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari
sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna,
dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses
untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan
bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut
tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan
filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba
mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat-alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam
laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal untuk
keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang diinginkan.
B. Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoclave dalam kondisi yang
aseptis.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Autoklaf, 2) Bunsen, 3) Cawan
petri, 4), Erlenmeyer, 5) Pipet mikro, 6) Tabung reaksi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Aquadesh, 2) Agar-agar, 3)
Kapas, 4) Kertas, 5) Plastik.
C. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat yang akan digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan.
2. Alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas hingga semua bagian tertutup rapat.
Kemudian semua alat dibungkus dengan plastik HDPE dan diikat dengan karet.
3. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu bayaknya air dalam autoklaf. Gunakan air destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
4. Masukan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
5. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan buat pengaman agar tidak ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
6. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 1210C.
7. Tunggu sampai air mendidih,. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
8. Jika alaram tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompertemen turun hingga sam
dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
A. Hasil
Hasildariketidakpastiandalampengukuransebagaiberikut :
No Nama Alat Gambar Alat Keterangan
1 Autoklaf Autoklaf disini digunakan
untuk mensterilkan alat-alat
laboratorium yang ingin kita
gunakan dengan mengunakan
tekanan uap dengan suhu
1210C selama 15 menit.
B. Pembahasan
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi alatalat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan adalah
penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave.
Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas. Autoclave
merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang
dilengkapi manometer (barometer), termometer dan klab bahaya. Prinsip kerja alat ini sama
dengan prinsip kerja kukusan hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang
lebih tinggi.
Dalam pratikum ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alatalat
tersebut mempunyai peranan masingmasing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat kita
gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar miring, dan
untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet dan pipet hisap
yang dapat kita gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat dibantu oleh bluetip dan
yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan lampu bunsen.
Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer serta shaker.
Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave dan oven, dan inkubator dapat digunakan
untuk menginkubasi media dengan suhu ruang.
Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121C, ini
dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat dibutuhkan waktu 20
30 menit, dan untuk bahan 15 menit.
Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar
tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan.
Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada saat
pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan terbaliknya cawan petri.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum,
air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan
dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang
autoklaf (sterilisator).
b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah iuap, karena itu tabung dan labu kosong
harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
c) Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.
d) Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121C dan
dipertahankansetinggi itu selama 15 menit.
Sterilisasi dapat berjalan baik bilamana seorang praktikan sebelumnya telah dibekali
dengan pengetahuan mengenai pengenal analat sehingga pada praktikum ini tujuan sterilisasi
dapat tercapai dan peralatan serta bahan yang disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat
dengan tepat mengambil keeputusan metodesterilisasi yang akan dipakai.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari
mikroorganisme kontaminan.
2. Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.
3. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan
tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C.
4. Sterilisasi secara kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan
AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.
5. Sterilisasi secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ferdias.1992.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary.
(diakses pada tanggal 17 september 2014)
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -
alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).
Lay dan Hatowo, 1992. Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia. Perlakuan perlepasan
mikroorganisme. 28 (2), 30-34.