Ini Cara
Mengobatinya!
Posted by Admin
Parasit Tungau penyebab scabies setelah menginfeksi ternak kemudian akan menembus kulit,
menghisap cairan limfe dan juga memakan sel se epidermis pada hewan. Penyakit scabies ini
akan menimbulkan rasa gatal yang luar biasa sehingga kambing atau ternak yang terserang akan
menggosokkan badannya ke kandang. Jenis penyakit ini semakin digosok ataupun digaruk maka
akan menjadi semakin gatal. Eksudat yang dihasilkan oleh penyakit gudik akan merembes keluar
kulit kemudian mengering membentuk sisik di permukaan kulit. Sisik ini akan menebal dan
selanjutnya terjadi keratinasi serta proliferasi jaringan ikat. Daerah sekitar yang terinfeksi parasit
akan menjadi berkerut dan tidak rata. Rambut kulit pada daerah ini akan menjadi jarang bahkan
hilang.
Catatan: Ivomec tidak boleh diberikan kambing yang bunting karena dapat menyebabkan
keguguran. Selain itu Ivomec baru bisa diberikan pada kambing diatas umur 2 bulan.
Pengobatan tersebut sebaiknya dilengkapi dengan pengobatan yang sesuai dengan kondisi hewan
bersangkutan seperti:
Pengobatan kasus ringan dapat menggunakan oli bekas + belerang + minyak kelapa
(minyak goreng), dimasak lalu didinginkan atau dengan ramuan menggunakan bahan
dengan komposisi 97 ml oli bekas + 3 ml cuka 3% + 5 siung bawang merah..
Untuk kasus yang parah dapat menggunakan 2 liter minyak goreng + Decis (obat
serangga untuk tanaman / insektisida) 50 ml + oli bekas 50 ml.
Pada kasus yang parah dimana kudis sudah menyerang seluruh tubuh kambing, ramuan
ini diberikan 2 minggu (14 hari sekali).
Penyakit yang biasa menyerang sapi dan juga kado (kambing dan domba) ini secara umum biasa
disebut sebagai penyakit kudis atau bulug/budug. Yang perlu diwaspadai adalah penyakit Scabies
ini juga merupakan penyakit zoonosis dan dapat menular pada manusia. Kebersihan kandang
yang tidak terjaga adalah penyebab utama sapi terkena scabies ini dan biasanya disebabkan oleh
alat dan kandang yang kotor. Hal ini karena kotoran tersebut terkadang mengandung tungau
sarcoptes scabei yang merupakan jenis tungau penyebab scabies yang bisa menular pada
manusia. Cara penularan penyakit scabies tergolong sangat mudah karena pada ternak sapi dan
kambing yang sehat biasanya akan mudah tertular jika terjadi kontak langsung dengan ternak
sapi/kambing/domba yang terkena skabies.
Jadi yang perlu diamati adalah, jika ternak sapi anda seperti terserang gejala gatal-gatal dan
sering menggosok-gosokkan badannya pada tiang kandang atau pada pagar kandang serta sering
menggigit-gigit bagian tubuhnya, mungkin ternak sapi anda terserang scabies.
Usahakan agar lokasi kandang selalu berjauhan dengan tempat tinggal anda untuk
mencegah penularan scabies ini pada manusia
Cara Mengobati Scabies Pada Sapi:
Pengobatan Secara Alami / Tradisional:
Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan
kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.
Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan,
gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok dengan air tembakau.
Pengobatan Medis:
Salah satu contoh pengobatan medis dapat dilakukan dengan injeksi (suntik) Ivermectin
(Ivomec: merk dagang). Atau anda juga bisa menggunakan obat Intermectin untuk pengobatan
medis scabies.
Dosis Ivomec Untuk Sapi :1 ml / 50 kg berat badan, jadi jika berat sapinya 400 kg maka dosis
ivomec yang disuntikkan adalah sekitar 8 ml, demikian seterusnya.
Dosis Untuk Kambing. Dosis yang diberikan umunya 1 ml untuk 20 kg bobot kambing.
Pemberian dosis injeksi harus dikonsultasikan dengan dokter hewan. Injeksi diulang 10-14 hari
kemudian dari injeksi yang pertama. Masa 10-14 hari adalah waktu yang diperlukan untuk
sebuah telur tungau Sarcoptes scabies yang mungkin masih tersisa untuk menetas. Ivomec
umumnya dijual dalam kemasan 50 ml/botol. Catatan: Ivomec tidak boleh diberikan kambing
yang bunting karena dapat menyebabkan keguguran. Selain itu Ivomec baru bisa diberikan pada
kambing diatas umur 2 bulan.
IVOMEC INJECTION
Bentuk: Cairan.
Komposisi: ivermectin 1 % ( 10 mg / ml ) Indikasi Mengendalikan dan Mengobati endo dan
ektoparasit pada sapi, domba / kambing, kerbau, babi, kelinci dan anjing ( kecuali ras collie ) dan
sangat efektif terhadap cacing gastrointestinal ( dewasa dan muda ), cacing paru paru ( dewasa
dan muda ), larva insekta, lalat screw worm, kutu, tungau, caplak dan scabies / kudis pada anjing,
kelinci dan kambing.
Kontra Indikasi: Hentikan pengobatan 21 hari sebelum hewan disembelih. Jangan diberikan, jika
air susunya digunakan untuk konsumsi manusia dalam waktu 28 hari setelah melahirkan atau
selama laktasi.
Dosis & Cara Pemakaian: Diberikan melalui suntikan subkutan dengan dosis : sapi ( 1ml / 50 kg
BB ), kambing / domba ( 1 ml /50 kg BB ) dan babi ( 1 ml / 33 kg BB )
Kemasan: botol berisi 50 ml.
No registrasi: Deptan RI I. 01091269 PKC.2 Klasifikasi Obat Keras
INTERMECTIN
ANTI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT
Intermectin melumpuhkan dan membunuh parasit nermatoda,araknida dan artropoda dengan efek
yang uni pada system saraf parasit berupa hambatan neuro tranmisi sehingga terjadinya paralisa
yang diikuti kematian. Intermectin memiliki spectrum efikasi yang luas terhadap parasit internal
dan eksternal dengan batas keamanan yang lebar, sehingga ideal dipakai untuk control parasit
ternak. Injeksi intermectin sangat efektif terhadap segala stadium cacing pada ternak.
Pengobatan terhadap ektoparasit dan endoparasit seperti, cacing pada saluran pencernaan, cacing
paru paru,cacing hidung, kutu dan caplak pada sapi, kambing , domba, babi, anjing dan kucing.
Demikian informasi tentang pengobatan scabies pada ternak (Sapi, Kambing dan Domba).
Semoga bermanfaat.
Penderita penyakit scabies atau yang lebih sering disebut dengan gudik memang sangat mengganggu karena
gatalnya memang tidak ketolongan, meski gatalnya hanya keluar pada malam hari tapi penyakit menjijikkan ini
memang harus segera di obati, lalu bagaimana cara mengobati scabies pada manusia?
Penyakit scabies atau gudik sendiri disebabkan oleh tungau yang membuat suatu terowongan dibagian bawah kulit
kita. Biasanya tempat-tempat yang sering diserang itu pada sela-sela jari. Selain itu tungaunya ini juga menyerang
lipatan siku luar dan ketiak depan kita.
Tidak hanya bagian tubuh itu saja, kalau untuk laki-laki biasanya scabies juga menyerang bagian kemaluannya.
Sedangkan untuk perempuan sendiri biasa menyerang daerah pusar, puting payudara dan perut bawah.
Lalu sebenarnya apa penyebab utama penyakit scabies atau gudikan ini? Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan
adalah kutu yang lebih sering disebut dengan tungau, biasanya ia menyerang secara berkelompok dan menular dari
sentuhan kulit. Tungau ini akan hidup subur ditempat-tempat kotor seperti tempat tidur yang memang tidak terjaga
kebersihannya. Jadi berhati-hatilah tidur ditempat-tempat yang kotor. Penularannya juga bisa dari hubungan
seksual dan tidur bersama dengan pengidap penyakit ini.
Penggunaan pakaian secara bergantian dengan orang lain juga bisa menularkan penyakit scabies. Untuk
membersihkan perlengkapan tidur dan pakaian atau perlengkapan lainnya dari tungau, sebaiknya tempat tidur
dijemur secara rutin. Sedangkan untuk perlengkapan seperti sprei bisa direndan dengan air panas lalu dicuci bersih.
Apa saja gejala yang ditimbulkan akibat penyakit kulit scabies ini? Tentu saja yang paling terasa adalah rasa gatal
yang teramat sangat karena aktifitas tungau tadi yang menggerogoti bagian bawah kulit kita. Terutama pada malam
hari. Selain itu biasanya juga akan terdapat benjolan-benjolan yang berisi air pada kulit kita. Gejala lain yang
mungkin timbul adalah ruam-ruam berwarna merah.
Tentu saja kebersihan lingkungan adalah faktor utama untuk menjaga diri dari scabies, bersihkan rumah anda
terutama tempat dan peralatan tidur anda. Jemur kasur anda secara rutin minimal seminggu sekali agar tungau
atau kutu yang terdapat ditempat tidur bisa menghilang.
Pastikan juga kamar tidur kita mendapatkan sinar matahari yang cukup. Bersihkan juga pakaian kita sebersih-
bersihnya. Jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala scabies segeralah obati penderita agar tidak
menular kepada anggota keluarga lainnya.
.
CARA MENGOBATI SCABIES
berhubung saya kurang bisa menjelaskan seperti diatas, jadi saya copy dari link tersebut. yang
saya bisa jelaskan hanya cara mengobati/penyembuhannya yang saya sendiri pernah mencoba
pengobatan tersebut .
cara 1 :
cara penyajian
-siapkan sirih yang bagus, kalau bisa yang agak muda, jangan yang tua
--selanjutnya jus sirih tersebut
--jika kamu tidak memiliki blender atau kasusnya sama seperti saya, yaitu blendernya rusak,
maka kamu bisa tumbuk sirih tersebut hingga lumayan halus. setelah ditumbuk halus dan
dipindahkan diwadah yang kamu inginkan. selanjutnya tambahkan sedikit air di wadah yang
berisi sirih tersebut, jangan sampai wadah tersebut kering !!! karna sirih yang kamu tumbuk bisa
menjadi jamuran. jika wadahnya terus basah kira-kira sirih bisa digunakan selama satu minggu.
lebih dari satu minggu ganti sirih yang baru dan tumbuk seperti cara tadi .
cara pakai : olesi dibagian yang terkena scabies dan sekitarnya selama min. 15 menit sebelum
mandi 2x sehari
cara 2 :
cara penyajian
-siapkan belerang/sulfur bubuk dan tepung kanji/sagu
-campur belerang/sulfur bubuk dan tepung kanji/sagu dengan perbandingan 1:8 (contoh :
belerang 1 sendok sagu 8 sendok)
-aduk hingga merata
cara pakai : taburi racikan dibagian yang terkena scabies dan sekitarnya sebelum kamu tidur, jika
paginya masih terasa gatal bisa ditaburi lagi. (max. 2x sehari)
cara 3 :
ke dokter gan hahaha atau ke apotek (tanya aja obat scabies, kasirnya pasti tau) salep yang
mengandung krim permethrin 5% (scabimite, scabisid, dsb)
NB : jika scabiesnya terasa sangat gatal banget, jangan digaruk secara kasar, karna bisa ruam2,
untuk mengantisipasinya kamu minum obat alergi gatal saja.
Diposkan oleh Ngakan Dharma Yudha di 22.13
Scabies atau kudis adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada
kambing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei varian
hominis yang menyebabkan dermatitis gatal yang parah. Klasifikasi dari
tungau tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kingdom : Animalia
2. Filum : Arthropoda
3. Kelas : Arachnida
4. Ordo : Acarina
5. Sub-ordo : Sarcoptiformes
6. Famili : Sarcoptidae
7. Genus : Sarcoptes
8. Spesies : Sarcoptes scabies
9. Varietas : caprae
Bentuk morfologi tungau Sarcoptes scabies cenderung bulat atau oval.
Sedangkan ukurannya sangat bervariasi yaitu berkisar antara 380-270 m
untuk tungau betina, dan 220- 170 m untuk jantan (Flynn, 1973).
Sementara itu Soulsby (1982) menyatakan tungau betina dapat mencapai
ukuran 330-600 m x 250-400 m sedangkan yang jantan 200-240 m x
150-200 m. Dengan demikian, dari ukurannya dapat diketahui bahwa
tungau betina cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding
dengan tungau jantan.
Siklus hidup tungau berlangsung pada tubuh inang, terdiri atas
beberapa tahapan yaitu telur, larva, deutonimfa dan bentuk dewasa jantan
atau betina. Tungau jantan bertemu dengan tungau betina pada permukaan
yang normal dari epidermis kulit (Williams et al., 1985). Siklus
hidup Sarcoptes dimulai dari tungau betina dewasa, setelah dibuahi maka
sarcoptes akan mulai membuat lubang atau terowongan di bawah
permukaan kulit untuk meletakkan telurnya, sekaligus juga membuang
kotorannya di terowongan tersebut. Panjang terowongan bisa mencapai 3 cm
dan terbatas dalam lapisan epidermis kulit. 4 - 5 hari kemudian mulai
bertelur dan meletakkan 3 - 5 butir telur per hari dalam terowongan tersebut
sampai jumlahnya mencapai 40 - 50 telur. Tungau betina ini dapat
mengeluarkan telur sebanyak 90 butir sepanjang siklus hidupnya. Setelah
meletakkan telur-telurnya, tungau betina akan mati. Umur tungau betina
hanya mencapai tidak lebih dari 3 - 4 minggu. Sedangkan tungau jantan mati
setelah kopulasi (Oktora, 2009)
Telur akan berada di terowongan antara 3 - 10 hari setelah itu menetas
menjadi larva berukuran 215 x 156 m yang memiliki tiga pasang kaki. Larva
dapat tinggal dalam terowongan, atau bermigrasi ke luar pada daerah
sekitarnya untuk mencari makanan, kemudian kembali dan menggali kulit
lebih dalam untuk membuat tempat moulting (moulting pocket) menjadi
tahap nimfa (Kelly, 1977). Nimfa memiliki empat pasang kaki namun organ
kelaminnya belum berkembang. Nimfa berukuran 220 x 195 m (Flynn,
1973; Soulsby, 1982). Setelah 2 - 3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan atau betina dengan 4 pasang kaki. Selanjutnya
nimfa akan tumbuh menjadi parasit dewasa dalam kurun waktu 2 minggu.
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8 - 12 hari (Oktora, 2009). Siklus ini akan berulang kembali
sepanjang tungau tersebut masih hidup. Siklus hidup penuh dari tungau
sejak fase telur sampai dengan tungau dewasa penuh adalah 17 - 21 hari
(Urquhart et al, 1987). Tungau mampu bertahan hidup di luar tubuh inang 2-
6 hari pada suhu ruangan, dan bisa bertahan hidup hingga 22 hari pada
lingkungan yang sedikit lembab.
Penyakit scabies ini juga mudah menular dari manusia ke manusia ,
dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik
secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun
secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih
terdapat kutu Sarcoptesnya. Penyakit ini adalah salah satu penyakit menular
yang sering ditemukan. Ditandai adanya radang pada kulit dengan disertai
keropeng dan juga rontoknya bulu pada daerah yang terserang
penyakit. Scabies menyebar dengan mudah melalui kontak langsung, dan
berbagai media penularan yang ada di kandang. Penyakit scabies dapat
menimbulkan kerugian yang besar akibat penurunan berat badan,
penurunan produksi daging, kualitas kulit dan gangguan kesehatan
masyarakat dan penurunan harga jual kambing sampai 1/3 harga normal.
Kambing scabies yang tidak diobati bisa mengalami kematian dalam tiga
bulan. Selain kerugian ekonomis tersebut, penyakit ini juga sangat
merugikan karena bersifat zoonosisyaitu penyakit ternak yang mampu
menyerang manusia.
Parasit Tungau penyebab scabies setelah menginfeksi ternak kemudian
akan menembus kulit, menghisap cairan limfe dan juga memakan sel se
epidermis pada hewan. Penyakit scabiesini akan menimbulkan rasa gatal
yang luar biasa sehingga kambing atau ternak yang terserang akan
menggosokkan badannya ke kandang. Jenis penyakit ini semakin digosok
ataupun digaruk maka akan menjadi semakin gatal. Eksudat yang dihasilkan
oleh penyakit gudik akan merembes keluar kulit kemudian mengering
membentuk sisik di permukaan kulit. Sisik ini akan menebal dan selanjutnya
terjadi keratinasi serta proliferasi jaringan ikat. Daerah sekitar yang terinfeksi
parasit akan menjadi berkerut dan tidak rata. Rambut kulit pada daerah ini
akan menjadi jarang bahkan hilang. Penyakit ini sering terjadi pada kambing
muda, kambing yang sedang bunting dan kambing perah.
Ada beberapa jenis penyakit scabies, antara lain aalah :
1. Scabies pada ternak bersih (scabies of cultivated)
Scabies pada ternak bersih ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
2. Scabies inconigto
Scabies inconigto biasanya muncul pada scabies yang diobati
dengan kortikosteroidsehingga gejala dan tanda klinis membaik tetapi, tungau tetap ada dan
tetap bisa terjadi penularan. Scabies inconigto sering juga menunjukkan gejala klinis yang
tidak biasa, lesi yang luas dan mirip penyakit lain.
3. Scabies nodular
Pada scabies nodular terdapat lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat di bagian tertutup, terutama pada genitalia jantan, inguinal, dan aksila.
Nodus ini timbul akibat reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang
berumur lebih dari 1 bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama
beberapa bulan sampai satu tahun meskipun sudah diberi pengobatan anti
scabies dankortikosteroid.
4. Scabies yang ditularkan melalui hewan
Seperti di Amerika, sumber utama kejadian scabies biasanya ditularkan oleh hewan yaitu
anjing. Kelainan ini berbeda dengan scabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terjadi di daerah dimana orang-orang
sering kontak/memeluk binatang kesayangannya, yaitu perut, dada, paha, dan lengan. Masa
inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4-8 minggu)
dan dapat sembuh karena Sarcoptes scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus
hidupnya pada tubuh manusia.
5. Scabies Norwegia
Scabies Norwegia atau biasa disebut dengan scabies krustosa ditandai dengan lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi
biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokog, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang
dapat disertai distrofi kuku. Rasa gatal pada scabies Norwegia tidak menonjol
tapi scabiesbentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak
(ribuan). Bentuk ini terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tungau sehingga dapat berkembang biak dengan mudah.
A. Faktor-faktor Penyebab Penyakit Scabies
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Hartati (2001), diperoleh beberapa faktor penyebab
penyakit scabies, yaitu :
1. Tipe Kandang
Tipe kandang yang digunakan di kelompok peternak kambing yang terserang scabiesbiasanya
adalah tipe koloni. Artinya satu kandang digunakan untuk beberapa ekor kambing yang
akibatnya jika ada kambing yang terinfeksi penyakit scabies maka akan cepat menular ke
kambing lain yang berada di kandang terseebut secara kontak langsung.
2. Sanitasi kandang dan lingkungan yang kurang baik
Kandang terlihat kura ng mendapat sinar matahari, akibatnya keadaan kandang lembab. Tempat
yang lembab dapat menyebabkan tungau dapat bertahan hidup lebih dari 30 hari.
3. Kambing yang sakit tidak diisolasi dari hewan yang sehat untuk mencegah penyebaran penyakir
yang lebih luas.
4. Adanya vektor penyebar penyakit
Disekitar kandang terlihat adanya lalat dan nyamuk. Serangga hal tersebut dapat menyebabkan
perpindahan tungau dari satu tempat ke tempat yang lainnya, sehingga terjadi penularan
penyakit scabies dari hewan yang terinfeksi ke hewan lain yang sehat.
5. Suhu yang rendah dan curah hujan yang tinggi
Suhu lingkungan yang rendah di lokasi kandang menyebabkan kelembaban yang tinggi, sehingga
menjadi tempat yang sangat baik untuk pertumbuhan tungau.
B. Gejala Klinis Yang Dialami Ternak Kambing Akibat Terserang Penyakit Scabies
Ciri khas dari scabies adalah gatal-gatal hebat, yang biasanya semakin memburuk pada
malam hari. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada kulit terutama di daerah muka dan
telinga. Daerah yang terinfeksi akan mengalami iritasi yang hebat sehingga hewan akan
menggaruk, akibatnya kulit menjadi terkelupas dan menyebabkan kulit luka dan leccet-lecet
(Solusby, 1982). Pada liang telinga biasanya dijumpai lepuh yang bernanah. Selanjutnya kulit
bagian terluar terlihat menebal, berkerut, dan terdapat keropeng diatasnya. Pada daerah-daerah
ini biasanya bulubulunya sudah melepas sehingga terlihat gundul.