Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN ILMU BEDAH REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

DISUSUN OLEH:

JUWITA ALI
110 2090057

PEMBIMBING:
DR. HENDRY TOISUTA, SP.B

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
Lembar Pengesahan

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini Menyatakan Bahwa


Nama : Juwita Ali
Nim : 1102090057
Universitas : Muslim Indonesia
Referat : Hernia Inguinalis Lateralis

Telah Menyelesaikan Tugas Dalam Rangka Kepaniteraan Klinik Pada Bagian


Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Februari 2016

Pembimbing,

Dr. Hendry Toisuta, Sp.B

1
Daftar Isi

Halaman Depan ..........................................................................................


Daftar Isi ..................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................... 2
Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 3
Batasan ................................................................................................ 3
Klasisikasi ............................................................................................ 4
Etiologi ................................................................................................. 8
Diagnosis ............................................................................................. 8
Diagnosis Banding .............................................................................. 11
Penatalaksanaan .................................................................................. 12
Komplikasi .......................................................................................... 23
Prognosis ............................................................................................. 24
Daftar Pustaka ............................................................................................. 25

2
PENDAHULUAN

Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga


melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital


dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya,
umpamanya diafragma, inguinal, umbilical, femoral.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia
dapat jeluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika
tidur atau didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali
ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut
hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan
gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia
strangulata.

Hernia eksternal merupakan protrusi abnormal organ intra-abdominal


melewati defek fascia pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi adalah
inguinal, femoral, umbilical, dan paraumbilikal.

Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus (organ) dari kavum peritoneal


ke dalam canalis inguinalis. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau
kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh
peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.

3
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Batasan
Hernia Merupakan Protusi Atau Penonjolan Isi Suatu Rongga Melalui
Defek Atau Bagian Yang Lemah Dari Dinding Rongga Bersangkutan. Pada
Hernia Abdomen, Isi Perut Menonjol Melalui Defek Atau Bagian Lemah Dari
Lapisan Muskulo-Aponeurotik Dinding Perut. Hernia Terdiri Dari Cincin,
Kantong Dan Isi Hernia.

Gambar 1. Anatomi Anterior

4
Gambar 2. Anatomi Posterior

1.2 Klasifikasi
1. Berdasarkan Terjadinya:
a. Hernia Kongenital:
- Hernia Kongenital Sempurna: Karena Adanya Defek Pada
Tempat-Tempat Tertentu.
- Hernia Kongetital Tak Sempurna: Bayi Dilahirkan Normal
(Kelainan Belum Tampak) Tetapi Mempunyai Defek Pada
Tempat-Tempat Tertentu (Predisposisi) Dan Beberapa Bulan
Setelah Lahir Akan Terjadi Hernia Melalui Defek Tersebut
Karena Dipengaruhi Oleh Kenaikan Tekanan Intra Abdominal.
b. Hernia Akuisita
2. Berdasarkan Klinis:
a. Hernia Reponibilis: Bila Isi Hernia Dapat Keluar Masuk. Usus
Keluar Jika Berdiri Atau Mengejan Dan Masuk Lagi Jika
Berbaring Atau Didorong Masuk, Tidak Ada Keluhan Nyeri Atau
Gejala Obstruksi Usus. Dapat Direposisi Tanpa Operasi.

5
b. Hernia Irreponibilis: Organ Yang Mengalami Hernia Tidak Dapat
Kembali Ke Cavum Abdominal Kecuali Dengan Bantuan Operasi.
Tidak Ada Keluhan Rasa Nyeri Atau Tanda Sumbatan Usus. Jika
Telah Mengalami Perlekatan Organ Disebut Hernia Akreta.
c. Hernia Strangulata: Hernia Dimana Sudah Terjadi Gangguan
Vaskularisasi Viscera Yang Terperangkap Dalam Kantung Hernia
(Isi Hernia). Pada Keadaan Sebenarnya Gangguan Vaskularisasi
Telah Terjadi Pada Saat Jepitan Dimulai, Dengan Berbagai Tingkat
Gangguan Mulai Dari Bendungan Sampai Nekrosis.
d. Hernia Inkarserata: Isi Kantong Terperangkap, Terjepit Oleh
Cincin Hernia, Tidak Dapat Kembali Ke Dalam Rongga Perut,
Dansudah Disertai Tanda-Tanda Ileus Mekanis (Usus Terjepit
Sehingga Aliran Makanan Tidak Bisa Lewat).
3. Berdasarkan Arah Hernia:
a. Hernia Eksterna:
Hernia Yang Penonjolannya Dapat Dilihat Dari Luar Karena
Menonjolnya Ke Arah Luar, Misalnya:
- Hernia Inguinalis Medialis (15%) Dan Lateralis (60%)
- Hernia Femoralis
- Hernia Umbilicalis
- Hernia Epigastrika
- Hernia Lumbalis
- Hernia Obturatoria
- Hernia Semilunaris
- Hernia Parietalis
- Hernia Ischiadica

6
Gambar 3. Hernia Eksterna

Gambar 4. Hernia Inguinalis


b. Hernia Interna:
Jika Isi Hernia Masuk Ke Dalam Rongga Lain, Misalnya Ke
Cavum Thorax, Bursa Omentalis, Atau Masuk Ke Dalam Recessus
Dalam Cavum Abdomen.

7
Pada Cavum Abdominalis:
- Hernia Epiploica Winslowi
- Hernia Bursa Omentalis
- Hernia Mesenterika
- Hernia Retro Peritonealis
Pada Cavum Thorax:
- Hernia Diafragmatika Traumatika
- Hernia Diafragmatika Non-Traumatika:
Kongenital: Misalnya Hernia Bochdalek Dan Hernia
Morgagni
Akuisita: Misalnya Hernia Hiatus Esophagus

Hernia Regio Inguinalis


1.1 Definisi.
Hernia Inguinalis Adalah Hernia Yang Paling Sering Kita Temui. Menurut
Patogenesisnya Hernia Ini Dibagi Menjadi Dua, Yaitu Hernia Inguinalis Lateralis
(Hil) Dan Hernia Inguinalis Medialis (Him). Ada Juga Yang Membagi Menjadi
Hernia Inguinalis Direk Dan Hernia Inguinalis Indirek. Meskipun Terapi Terbaik
Pada Hernia Ini Adalah Sama Yaitu Herniotomi Dan Herniorafi, Tapi Penting
Untuk Mengetahui Perbedaannya Karena Akan Mempengaruhi Pada Teknik
Operasinya Nanti.
Hernia Inguinalis Lateralis Timbul Karena Adanya Kelemahan Anulus
Intenus Sehingga Organ-Organ Dalam Rongga Perut (Omentum, Usus) Masuk Ke
Dalam Kanalis Inguinalis Dan Menimbulkan Benjolan Di Lipat Paha Sampai
Skrotum. Sedangkan Hernia Ingunalis Medialis Timbul Karena Adanya
Kelemahan Dinding Perut Karena Suatu Sebab Tertentu. Biasanya Terjadi Pada
Segitiga Hasselbach. Secara Anatomis Intra Operatif Antara Hil Dan Him
Dipisahkan Oleh Vassa Epigastrika Inferior. Hil Terletak Di Atas Vassa
Epigastrika Inferior Sedang Him Terletak Di Bawahnya

8
Gambar 5. Hernia Inguinalis Lateralis & Hernia Inguinalis Medialis

Kanalis Inguinalis
Kanalis Inguinalis Dibatasi Di Kraniomedial Oleh Annulus Internus Yang
Merupakan Bagian Terbuka Dari Fascia Transversalis Dan Apponeurosis M.
Transverses Abdominis. Di Medial Bawah, Di Atas Tuberkulum Pubikum Kanal
Ini Dibatasi Dibatasi Oleh Annulus Inguinalis Eksternus, Bagian Terbuka Dari
Appoeurosisi M. Obliqus Eksternus. Atapnya Adalah Apponeurosis M. Obliqus
Eksternus, Dan Di Dasarnya Terdapat Ligamentum Inguinale. Kanal Berisi Tali
Sperma Pada Laki Laki Dan Ligamentum Rotundum Pada Perempuan

1.2 Etiologi
Secara Fisiologis, Kanalis Inguinalis Merupakan Kanal Atau Saluran Yang
Normal. Pada Fetus, Bulan Kedelapan Dari Kehamilan Terjadi Descensus
Testiculorum. Penurunan Testis Yang Sebelumnya Terdapat Di Rongga
Retroperitoneal, Dekat Ginjal, Akan Masuk Kedalam Skrotum Sehingga Terjadi
Penonjolan Peritoneum Yang Dikenal Sebagai Processus Vaginalis Peritonei.
Pada Umumnya, Ketika Bayi Lahir Telah Mengalami Obliterasi Sehingga Isi
Rongga Perut Tidak Dapat Melalui Kanal Tersebut. Biasanya Obliterasi Terjadi
Di Annulus Inguinalis Internus, Kemudian Hilang Atau Hanya Berupa Tali.

9
Tetapi Dalam Beberapa Hal Sering Belum Menutup Yang Hasilnya Ialah
Terdapatnya Hernia Didaerah Tersebut.
Setelah Dewasa Kanal Tersebut Telah Menutup. Namun Karena Daerah
Tersebut Ialah Titik Lemah, Maka Pada Keadaan Yang Menyebabkan
Peningkatan Tekanan Intraabdomen Kanal Itu Dapat Terbuka Kembali Dan
Timbul Hernia Inguinalis Akuisita. Sementara Di Usia Ini Seseorang Lebih
Produktif Dan Melakukan Banyak Aktivitas. Sehingga Penyebab Hernia Pada
Orang Dewasa Ialah Sering Mengangkat Barang Berat, Juga Bisa Oleh Karena
Kegemukan, Atau Karena Pola Makan Yang Tinggi Lemak Dan Rendah Serat
Sehingga Sering Mengedan Pada Saat Bab.
Hernia Pada Orang Tua Terjadi Karena Faktor Usia Yang Mengakibatkan
Semakin Lemahnya Tempat Defek. Biasanya Pada Orang Tua Terjadi Hernia
Medialis Karena Kelemahan Trigonum Hesselbach. Namun Dapat Juga
Disebabkan Karena Penyakit-Penyakit Seperti Batuk Kronis Atau Hipertrofi
Prostat.
.
1.3 Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan Biasanya Berupa Benjolan Di Lipat Paha Yang Hilang
Timbul, Muncul Terutama Pada Waktu Melakukan Kegiatan Yang Dapat
Meningkatkan Tekanan Intra-Abdomenseperti Mengangkat Barang Atau
Batuk, Benjolan Ini Hilang Pada Waktu Berbaring Atau Dimasukkan
Dengan Tangan (Manual). Terdapat Faktor-Faktor Yang Berperan Untuk
Terjadinya Hernia. Dapat Terjadi Gangguan Passage Usus (Obstruksi)
Terutama Pada Hernia Inkarserata. Nyeri Pada Keadaan Strangulasi,
Sering Penderita Datang Ke Dokter Atau Ke Rumah Sakit Dengan
Keadaan Ini.
2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan Benjolan Lunak Di Lipat Paha Di Bawah Ligamentum
Inguinale Di Medial Vena Femoralis Dan Lateral Tuberkulum Pubikum.

10
Benjolan Tersebut Berbatas Atas Tidak Jelas, Bising Usus (+),
Transluminasi (-).
Gejala/Tanda Obstruksi Usus Pada Nekrosis/Gangren Pada
Hernia Inkarserata Hernia Strangulata
Nyeri Kolik Menetap
Suhu Badan Normal Normal/Meninggi
Denyut Nadi Normal/Meninggi Meninggi/Tinggi Sekali
Leukosit Normal Leukositosis
Rangsang Tidak Ada Jelas
Peritoneum
Sakit Sedang/Berat Berat Sekali/Toksik
Tabel 1. Hernia Inkarserata Dengan Obstruksi Usus Dan Hernia
Strangulata Yang Menyebabkan Nekrosis Atau Ganggren

Teknik Pemeriksaan
Hernia Yang Melalui Annulus Inguinalis Abdominalis
(Lateralis/Internus) Dan Mengikuti Jalannya Spermatid Cord Di Canalis
Inguinalis Serta Dapat Melalui Annulus Inguinalis Subcutan (Externus)
Sampai Scrotum. Mempunyai Lmr (Locus Minoris Resistentie). Secara
Klinis Hil Dan Him Dapat Dibedakan Dengan Tiga Teknik Pemeriksaan
Sederhana Yaitu Finger Test, Ziemen Test Dan Tumb Test. Cara
Pemeriksaannya Sebagai Berikut :
Pemeriksaan Finger Test :
1. Menggunakan Jari Ke 2 Atau Jari Ke 5.
2. Dimasukkan Lewat Skrortum Melalui
Anulus Eksternus Ke Kanal Inguinal.
3. Penderita Disuruh Batuk:
Bila Impuls Diujung Jari Berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
Bila Impuls Disamping Jari Hernia
Inguinnalis Medialis.

Gambar 6. Finger Test

11
Pemeriksaan Ziemen Test :
1. Posisi Berbaring, Bila Ada Benjolan
Masukkan Dulu (Biasanya Oleh
Penderita).
2. Hernia Kanan Diperiksa Dengan Tangan
Kanan.
3. Penderita Disuruh Batuk Bila Rangsangan
Pada :
Jari Ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
Jari Ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.
Jari Ke 4 : Hernia Femoralis.
Gambar 7. Ziemen Test

Pemeriksaan Thumb Test :


Anulus Internus Ditekan Dengan Ibu Jari Dan Penderita Disuruh
Mengejan
Bila Keluar Benjolan Berarti Hernia Inguinalis Medialis.
Bila Tidak Keluar Benjolan Berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

12
Gambar 8. Thumb Test

1.4 Diagnosis Banding


1. Limfadenitis Yang Disertai Tanda Radang Lokal Umum Dengan
Sumber Infeksi Di Tungkai Bawah, Perineum, Anus, Atau Kulit
Tubuh Kaudal Dari Tingkat Umbilikus.
2. Lipoma Kadang Tidak Dapat Dibedakan Dari Benjolan Jaringan
Lemak Preperitoneal Pada Hernia Femoralis.
3. Abses Dingin Yang Berasal Dari Spondilitis Torakolumbalis Dapat
Menonjol Di Fossa Ovalis.
Untuk Membedakannya Perlu Diketahui Bahwa Munculnya Hernia Erat
Hubungannya Dengan Aktivitas Seperti Mengedan, Batuk, Dan Gerak Lain Yang
Disertai Dengan Peninggian Tekanan Intra-Abdomen, Sedangkan Penyakit Lain
Seperti Limfadenitis Femoralis Tidak Berhubungan Dengan Aktivitas Demikian

1.5 Penatalaksanaan
1. Konservatif
Pengobatan Konservatif Terbatas Pada Tindakan Melakukan Reposisi
Dan Pemakaian Penyangga Atau Penunjang Untuk Mempertahankan Isi
Hernia Yang Telah Direposisi.

13
a. Reposisi
Reposisi Tidak Dilakukan Pada Hernia Inguinalis Strangulate,
Kecuali Pada Pasien Anak-Anak. Reposisi Dilakukan Secara
Bimanual. Tangan Kiri Memegang Isi Hernia Membentuk Corong
Sedangkan Tangan Kanan Mendorongnya Kearah Cincin Hernia
Dengan Tekanan Lambat Tapi Menetap Sampai Terjadi Reposisi.
Pada Anak-Anak Inkarserasi Lebih Sering Terjadi Pada Umur
Dibawah Dua Tahun. Reposisi Spontan Lebih Sering Dan
Sebaliknya Gangguan Vitalitas Isi Hernia Jarang Terjadi Jika
Dibandingkan Dengan Orang Dewasa. Hal Ini Disebabkan Oleh
Cincin Hernia Yang Lebih Elastis Dibandingkan Dengan Orang
Dewasa.
Reposisi Dilakukan Dengan Menidurkan Anak Dengan Pemberian
Sedative Dan Kompres Es Diatas Hernia. Bila Usaha Reposisi Ini
Berhasil Anak Disiapkan Untuk Operasi Pada Hari Berikutnya.
Jika Reposisi Hernia Tidak Berhasil Dalam Waktu Enam Jam
Harus Dilakukan Operasi Segera. Pada Tindakan Reposisi Ini
Posisi Penderita Dapat Dilakukan Dengan Posisi Seperti Pada
Gambar :

Gambar 9. Reposisi Dengan Posisi Trendelenburg


b. Bantalan Penyangga ( Sabuk Truss)

14
Pemakaian Bantalan Penyangga Hanya Bertujuan Menahan Hernia
Yang Telah Direposisi Dan Tidak Pernah Menyembuhkan

Sehingga
Gambar 10. Bantalan Penyangga (Sabuk Truss)
Harusdipakai Seumur Hidup. Namun Cara Yang Berumur Lebih
Dari 4000 Tahun Ini Masih Saja Dipakai Sampai Sekarang.
Sebaiknya Cara Ini Tidak Dianjurkan Karena Mempunyai
Komplikasi, Antara Lain Merusak Kulit Dan Tonus Otot Dinding
Perut Didaerah Yang Tertekan Sedangkan Strangulasi Tetap
Mengancam. Pada Anak-Anak Cara Ini Dapat Menimbulkan
Atrofitestis Karena Tekanan Pada Funikulus Spermatikus Yang
Mengandung Pembuluh Darah Dari Testis
2. Operatif
Pengobatan Operatif Merupakan Satu-Satunya Pengobatan Hernia
Inguinalis Yang Rasional. Indikasi Operasi Sudah Ada Begitu
Diagnosis Ditegakkan. Prinsip Dasar Operasi Hernia Adalah
Hernioraphy, Yang Terdiri Dari Herniotomi Dan Hernioplasti.
a. Herniotomi
Pada Herniotomi Dilakukan Pembebasan Kantong Hernia Sampai
Ke Lehernya. Kantong Dibuka Dan Isi Hernia Dibebaskan Kalau

15
Ada Perlekatan, Kemudian Direposisi, Kantong Hernia Dijahit-Ikat
Setinggi Mungkin Lalu Dipotong.
Indikasi :
1. Hernia Inkarserata / Strangulasi (Cito)
2. Hernia Irreponabilis ( Urgen, 2 X 24 Jam)
3. Hernia Reponabilis Dilakukan Atas Indikasi Sosial : Pekerjaan
(Elektif)
4. Hernia Reponabilis Yang Mengalami Incarserasi
(Hil,Femoralis)
Prinsip Semua Hernia Harus Dioperasi, Karena Dapat
Menyebabkan Inkarserasi / Strangulasi. Herniotomy Pada Dewasa
Lebih Dulu Faktor-Faktor Penyebab Harus Dihilangkan Dulu,
Misal Bph Harus Dioperasi Sebelumnya.
Tehnik Operasi
Incisi Inguinal 2 Jari Medial Sias Sejajar Ligamentum Inguinale Ke
Tuberculum Pubicum
Incisi Diperdalam Sampai Sampai Nampak Aponeurosis Moe :
Tampak Crus Medial Dan Lateralis Yang Merupakan Anulus
Eksternus
Aponeurosis Moe Dibuka Kecil Dengan Pisau , Dengan Bantuan
Pinset Anatomis Dan Gunting Dibuka Lebih Lanjut Ke Kranial
Sampai Anulus Internus Dan Ke Kaudal Sampai Membuka
Annulus Inguinalis Eksternus. Hati-Hati Dengan N.Ilioinguinalis
Dan N.Iliohypogastrik. M.Cremaster Disiangi Sampai Nampak
Funiculus Spermaticus
Funiculus Dibersihkan Dicantol Dengan Kain Kasa Dibawa Ke
Medial, Sehingga Nampak Kantong Peritoneum
Peritoneum Dijepit Dengan 2 Buah Pinset Kemudian Dibuka
Selanjutnya Usus Didorong Ke Cavum Abdomen Dengan
Melebarkan Irisan Ke Proksimal Sampai Leher Hernia, Kantong
Sebelah Distal Dibiarkan

16
Leher Hernia Dijahit Dengan Kromik Dan Puntung Ditanamkan Di
Bawah Conjoint Tendo Dan Digantungkan
Selanjutnya Dilakukan Hernioplasty Secara :
Ferguson
Funiculus Spermaticus Ditaruh Disebelah Dorsal Moe Dan Moi
Abdominis. Moi & Transversus Dijahitkan Pada Ligamentum
Inguinale Dan Meletakkan Funiculus Di Dorsalnya. Kemudian
Aponeurosis Moe Dijahit Kembali, Sehingga Tidak Ada Lagi
Canalis Inguinalis.
Bassini
Moi Dan Transversus Abdominis Dijahitkan Pada Ligamentum
Inguinal, Funiculus Diletakkan Disebelah Ventral, Aponeurosis
Moe Tidak Dijahit, Sehingga Canalis Inguinalis Tetap Ada.
Kedua Musculus Berfungsi Memperkuat Dinding Belakang
Canalis,Sehingga Lmr Hilang

Gambar 11. Teknik Bassini

17
Halsted
Dilakukan Penjahitan Moe, Moi Dan M.Transversus Abdominis,
Untuk Memperkuat / Menghilangkan Lmr. Funiculus Spermaticus
Diletakkan Di Subcutis. Cara Ferguson Dan Bassini Dilakukan
Pada Orang Dewasa. Cara Halsted Dilakukan Pada Orang Tua,
Supaya Dinding Perut Lebih Kuat
Kemudian Luka Ditutup Lapis Demi Lapis
1. Aponeurosis Moe Jahit Simpul Dengan Cromic Catgut
2. Subcutan Fat Dijahit Simpul Dengan Catgut
3. Kulit Dijahit Dengan Zyde Secara Simpul
Tehnik Operasi Herniotomi Herniorafi Lichtenstein
Hernia Inguinalis Lateralis Dan Medialis:
1. Penderita Dalam Posisi Supine Dan Dilakukan Anestesi Umum,
Spinal Anestesi Atau Anestesi Lokal
2. Dilakukan Insisi Oblique 2 Cm Medial Sias Sampai Tuberkulum
Pubikum
3. Insisi Diperdalam Sampai Tampak Aponeurosis Moe (Muskulus
Obliqus Abdominis Eksternus)
4. Aponeurosis Moe Dibuka Secara Tajam
5. Funikulus Spermatikus Dibebaskan Dari Jaringan Sekitarnya Dan
Dikait Pita Dan Kantong Hernia Diidentifikasi
6. Isi Hernia Dimasukan Ke Dalam Cavum Abdomen, Kantong
Hernia Secara Tajam Dan Tumpul Sampai Anulus Internus
7. Kantong Hernia Diligasi Setinggi Lemak Preperitonium ,
Dilanjutkan Dengan Herniotomi
8. Perdarahan Dirawat, Dilanjutkan Dengan Hernioplasty Dengan
Mesh
9. Luka Operasi Ditutup Lapis Demi Lapis
Komplikasi
Durante Operasi
Lesi Funiculus Spermaticus

18
Lesi Usus, Vesica Urinaria, Vasa Epigastrica Inferior, Vasa Iliaca
Ekterna
Putusnya Arteri Femoralis
Post Operasi
Hematom, Infeksi, Wound Dehisiensi
Atropi Testes
Hydrocele
Rekurens
B. Hernioplasti
Pada Hernioplasti Dilakukan Tindakan Memperkecil Anulus
Inguinalis Internus Dan Memperkuat Dinding Belakang Kanalis
Inguinalis. Hernioplasti Lebih Penting Artinya Dalam Mencegah
Terjadinya Residif Dibandingkan Dengan Herniotomi. Dikenal
Berbagai Metode Hernioplasti Seperti Memperkecil Anulus Inguinalis
Internus Dengan Jahitan Terputus, Menutup Dan Memperkuat Fasia
Transversa, Dan Menjahitkan Pertemuan M. Tranversus Internus
Abdominis Dan M. Oblikus Internus Abdominis Yang Dikenal Dengan
Nama Conjoint Tendon Ke Ligamentum Inguinale Poupart Menurut
Metode Bassini, Atau Menjahitkan Fasia Tranversa M. Transversus
Abdominis, M.Oblikus Internus Abdominis Ke Ligamentum Cooper
Pada Metode Mc Vay. Bila Defek Cukup Besar Atau Terjadi Residif
Berulang Diperlukan Pemakaian Bahan Sintesis Seperti Mersilene,
Prolene Mesh Atau Marleks Untuk Menutup Defek.
Shouldice
Menurut Abrahamson (1997) Prinsip Dasar Tehnik Shouldice
Adalah Bassini Multi Layer, Di Klinik Khusus Hernia Shouldice
Digunakan Kawat Baja No 32 Atau 34 Untuk Menjahit Defek Dinding
Posterior Kanal Inguinal. Tetapi Penggunaan Benang Monofilamen
Sintetis Non Absorbsi Lebih Biasa Dipakai Diluar Toronto. Adapun
Tahapan Hernioplasty Menurut Shouldice:
Langkah Pertama:

19
Setelah Dilakukan Insisi Garis Kulit Sampai Fasia, Dengan
Preparasi Saraf Ilioinguinal Dan Iliohipogastrika, Bebaskan Funikulus
Dari Fasia Transversalis Sampai Ke Cincin Interna, Membuang
Kantong Dan Ligasi Setinggi Mungkin.
Dilanjutkan Dengan Memotong Fasia Transversalis Dan Membebaskan
Lemak Pre Peritoneal.

Gambar 12. Tahapan Operasi Hil (1)

Gambar 13. Tahapan Operasi Hil (2)

20
Langkah Berikutnya Dilakukan Rekonstruksi Dinding Belakang
Inguinal Dengan Jahitan Jelujur Membuat Suatu Flap Dari Tepi Bawah
Fasia Ke Bagian Belakang Flap Superior, Usahakan Titik Jahitan Tidak
Segaris Dengan Jarak 2-4 Mm. Bagian Flap Superior Yang Berlebih
Dijahitkan Kembali Pada Lapisan Dibawahnya Dengan Jelujur
Membentuk Lapisan Ke Dua (Gambara).

Gambar 14. Tahapan Operasi Hil (3)


Demikian Seterusnya, Dengan Menjahit Tendon Konjoin Ke
Ligamentum Inguinal Membentuk Lapisan Ke Tiga (Gambar B).
Kemudiaan Penjahitan Aponeorosis Obliqus Eksterna Membentuk
Lapisan Ke Empat (Gambar C).
Bagian Flap Superior Yang Berlebih Dijahitkan Kembali Pada Lapisan
Dibawahnya Dengan Jelujur Membentuk Lapisan Ke Dua (Gambara).
Demikian Seterusnya Dengan Menjahit Tendon Konjoin Ke
Ligamentum Inguinal Membentuk Lapisan Ke Tiga (Gambar B).
Kemudiaan Penjahitan Aponeorosis Obliqus Eksterna Membentuk
Lapisan Ke Empat (Gambar C).
Lichtenstein Tension Free
Tehnik Pemasangan Mesh Pada Lichtenstein Seperti Berikut
(Wexler, 1997) :
1. Dilakukan Terlebih Dahulu Herniotomi

21
2. Letakkan Bahan Mesh Ukuran 10x5 Cm Diletakkan Di Atas
Defek, Disebelah Bawah Spermatik Kord.
3. Dilakukan Penjahitan Dengan Benang Non Absorbsi 3-0 Ke Arah :
- Medial : Perios Tuberkulum Pubikum.
- Lateral : Melingkari Spermatik Kord.
- Superior : Pada Konjoin Tendon.
- Inferior : Pada Ligamentum Inguinal.

Gambar 15. Setelah Pemasangan Mesh

Karena Penjahitan Pada Tehnik Shouldice Dilakukan Cara Jelujur


Tidak Terputus Pada Titik Yang Berbeda Kesegarisannya
Menyebabkan Tarikan Yang Terjadi Menyebar Dan Terdistribusi
Dibanyak Titik Sehingga Rasa Nyeri Menjadi Tidak Dominan Disatu
Tempat. Hal Inilah Yang Menyebabkan Keluhan Rasa Nyeri Pasca
Operasi Menjadi Lebih Ringan Dibanding Tehnik Konvensional
Lainnya (Abrahamson, 1997).
Penggunaan Material Sintetis Sebagai Penutup Defek Miopektineal
Dinding Belakang Kanalis Inguinal Memerlukan Persyaratan Tertentu,
Prostesis Yang Dipakai Harus Cukup Kuat Sebagai Penyangga, Tidak
Bersikap Alergen, Mempunyai Potensi Untuk Menimbulkan Respon
Inflamasi Dan Cepat Berintegrasi Dengan Jaringan Sekitar. Agar
Integrasi Menjadi Solid, Prostesis Berupa Anyaman Yang Berpori

22
Sehingga Jaringan Tumbuh Diantara Pori-Pori Tersebut. Polypropylene
Mesh Dikategorikan Memiliki Sifat Tersebut Serta Mampu Bersifat
Permanen Sehingga Tidak Diperbolehkan Kontak Langsung Dengan
Organ Visera Karena Akan Menimbulkan Perlengketan Serta Obstruksi
Atau Pembentukan Fistula. Saat Ini Polypropylen Mesh Dipilih Sebagai
Prostesis Baku Dalam Petatalaksanaan Hernio Plasty (Wexler, 1997).
Hernioplasty Dengan Polypropylene Mesh Mencegah Terjadinya
Peregangan Sewaktu Rekonstruksi Dinding Belakang Kanalis Inguinal
Sehingga Perasaan Nyeri Pasca Operasi Dapat Berkurang Dengan
Nyata. Diikuti Pemulihan Dan Kembali Kepada Aktivitas Rutin Yang
Lebih Dini, Serta Pencegahan Rekurensi Jangka Panjang. Pemulihan
Dan Kemampuan Kerja Setelah Operasi Ternyata Sangat Dipengaruhi
Oleh Rasa Sakit (Callesen, 1999). Bax (1999) Melaporkan Dengan
Polypropylene Mesh Lebih Dari 60% Pekerja Kasar Dan Lebih Dari
90% Pekerja Kantoran Telah Dapat Bekerja Dalam 10 Hari. Ismail
(2000) Melaporkan 74 % Penderita Telah Kembali Mengemudikan
Mobil Dalam 10 Hari, 49 % Diantaranya Dalam 7 Hari.
Untuk Mencegah Rekurensi Jangka Panjang Penggunaan Material
Harus Cukup Lebar Untuk Menutup Seluruh Defek Miopektineal
(Dengan Ukuran 10 X 5 Cm), Tidak Terjadi Lipatan-Lipatan,
Melingkari Bagian Dari Spermatik Kord Di Daerah Kanalis Inguinal
Interna

1.6 Komplikasi
Komplikasi Hernia Bergantung Pada Keadaan Yang Dialami Oleh Isi
Hernia. Isi Hernia Dapat Tertahan Di Dalam Kantong Hernia Pada Hernia
Irreponibilis, Hal Ini Terjadi Jika Hernia Terlalu Besar Atau Terdiri Dari
Omentum, Organ Ekstraperitoneal, Atau Hernia Akreta. Di Sini Tidak Timbul
Gejala Klinik Kecuali Berupa Benjolan.
Dapat Pula Terjadi Isi Hernia Tercekik Oleh Cincin Hernia Sehingga
Terjadi Hernia Strangulata Yang Menimbulkan Obstruksi Usus Yang Sederhana.

23
Jepitan Cincin Hernia Akan Menyebabkan Gangguan Perfusi Jaringan Isi Hernia.
Pada Permulaan Terjadi Bendungan Vena Sehingga Terjadi Oedem Organ Atau
Struktur Di Dalam Hernia Dan Transudasi Ke Dalam Kantong Hernia. Timbulnya
Oedem Menyebabkan Jepitan Pada Cincin Hernia Makin Bertambah Sehingga
Akhirnya Peredaran Darah Jaringan Terganggu. Isi Hernia Menjadi Nekrosis Dan
Kantong Hernia Akan Berisi Transudat Berupa Cairan Serosanguinus. Kalau Isi
Hernia Terdiri Dari Usus, Dapat Terjadi Perforasi Yang Akhirnya Dapat
Menimbulkan Abses Lokal, Fistel, Atau Peritonitis Jika Terjadi Hubungan
Dengan Rongga Perut.
Hernia Inguinalis Dapat Menjadi Inkarserata Dan Strangulata. Mual,
Muntah, Dan Nyeri Abdomen Yang Berat Dapat Terjadi Pada Hernia Strangulata.
Hernia Strangulata Merupakan Suatu Kondisi Yang Mengancam Jiwa (Gawat
Darurat) Yang Membutuhkan Pembedahan Segera.

1.7 Prognosis
Prognosis Biasanya Cukup Baik Bila Hernia Diterapi Dengan Baik. Angka
Kekambuhan Setelah Pembedahan Kurang Dari 3%.

24
Daftar Pustaka

Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice Of General Surgery. New
York. Wb Saunders Company. 795-801.

Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles Of Surgery.


Eighth Edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery At The Distric Hospital. Switzerland.
Who. 151-156.

Http://Www.Healthsystem.Virginia.Edu/Toplevel/Home/

Http://Www.Hernia.Tripod.Com/Inguinal.Html

Http://Www.Webmed.Com/Digestive-Disorders/Tc/Inguinal-Hernia

Http://Www.Webmed.Com/Digestive-Disorders/Tc/Inguinal-Hernia-Symptoms

Inguinal Hernia: Anatomy And Management


Http://Www.Medscape.Com/Viewarticle/420354_4

Kerry V. Cooke.Incarcerated Hernia.2005. Http://Www.Webmed.Com

Manthey,David.Hernias.2007.
Http://Www.Emedicine.Com/Emerg/Topic251.Htm

Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic


Science And Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.

Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook Of Surgery. 17th


Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.

Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions Of The Abdominal Wall. Mc
Graw-Hill. 783-789.

Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingots Abdominal Operation. Volume 1.


Tenth Edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.

25

Anda mungkin juga menyukai