Anda di halaman 1dari 11

SPIRITUAL ASSESSMENT IN A PATIENT WITH LUNG CANCER

Analisa Jurnal Internasional


Noncommunicable Disease

oleh
Salwa Nirwanawati
NIM 152310101172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
SPIRITUAL ASSESSMENT IN A PATIENT WITH LUNG CANCER

Analisa Jurnal Internasional


Noncommunicable Disease
diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
dosen pembimbing: Ns. Kholid Rosyidi MN, Skep., MNS

oleh
Salwa Nirwanawati
NIM 152310101172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Judul.................................................................................................................... 1
1.2 Penulis................................................................................................................. 1
1.3 Bulan/Tahun........................................................................................................ 1
1.4 Alamat Website.................................................................................................... 1
1.5 Abstract............................................................................................................... 1
1.6 Introduction......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN HASIL PENELITIAN.................................................................... 3
2.1 Konsep/Teori yang Digunakan............................................................................ 3
2.2 Metode yang Digunakan..................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN........................................................... 4
3.1 Hasil Penelitian yang Diperoleh.......................................................................... 4
3.2 Hal yang Mendukung Hasil Penelitian............................................................... 5
3.3 Hal Baru yang diperoleh dari Hasil Penelitian.................................................... 5
3.4 Keterbatasan Dalam Penelitian........................................................................... 5
3.5 Kemungkinan Penerapan di Indonesia................................................................ 5
3.6 Hal yang Mendukung Untuk Bisa Diterapkan.................................................... 6
3.7 Hal yang Menghambat Untuk Bisa Diterapkan.................................................. 6
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 7
4.1 Kesimpulan......................................................................................................... 7
4.2 Saran.................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 8
LAMPIRAN....................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul
Spiritual Assessment In A Patient With Lung Cancer

1.2 Penulis
Tami Borneman, RN, MSN, CNS, FPCN

1.3 Bulan/Tahun
November atau Desember 2014

1.4 Alamat Website


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4530115/pdf/jadp-05-448.pdf

1.5 Abstract
Analisa sejarah spiritual dan penyediaan perawatan spiritual untuk pasien kanker paru
sangat penting yang merupakan aspek perawatan holistik. Praktisi tingkat lanjut harus mampu
memberikan perawatan untuk pasien di luar penyakit mereka, termasuk menangani aspek
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Idealnya, tokoh agama bersertifikat dewan harus
menjadi melakukan penilaian spiritual yang lebih dalam tidak hanya pada dokter. Peletian ini
menggunakan alat divalidasi yaitu FICA cara sederhana bagi Advanced Practitioner (AP)
untuk melakukan berpusat pada pasien sejarah spiritual untuk mendapatkan informasi penting
tentang keprihatinan spiritual, metode penanganan spiritual sebelumnya, dan membutuhkan
sumber spiritual. Pada kondisi seperti ini keluarga tetap menjadi pendukung utama bagi
pasien. Pasien mengatakan, anak-anaknya mampu menunjukan makna hidup.

1.6 Introduction
Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian untuk pria dan wanita. Mereka yang
didiagnosis dengan kanker paru-paru lokal (- 15%) memiliki tingkat kelangsungan hidup 5
tahun sebesar 54% (American Cancer Society, 2014). Pada tahun 2004, National Consensus
Project (NCP) merilis pedoman perawatan nasional pertama untuk menilai kualitas perawatan
paliatif nasional pertama (NCP, 2013; Puchalski et al., 2009). National Quality Forum (NQF,

1
2006) merilis 38 pilihan praktik untuk menerapkan pedoman NCP. Baik NCP maupun NQF
menaruh elemen penting perawatan dalam domain kelima yaitu spiritual, eksistensial, dan
masalah agama. Penelitian ini bertujuan untuk memajukan kualitas asuhan spiritual di
Indonesia pada perawatan paliatif. Para ahli menyimpulkan, "Spiritualitas adalah aspek
kemanusiaan yang mengacu pada jalannya individu mencari dan mengungkapkan makna dan
tujuan dan cara mereka mengalami keterhubungan mereka untuk saat ini, untuk diri sendiri,
untuk orang lain, untuk alam, dan untuk yang signifikan atau suci "(Puchalski et al., 2009).
Untuk melakukan penelitian ini, keluarga harus menyetujui sebagai penjembatan
keluarga yang mengalami penyakit kanker tersebut. Idealnya, hanya pendeta bersertifikat
dewan yang melakukan penilaian spiritual, seperti itu tidak didasarkan pada serangkaian
pertanyaan. Pasien yang memiliki kanker cenderung membutuhkan dialog dan pendengaran
yang lebih dalam dan juga persepsi pendeta dan pengolahan informasi mengandung obyektif
dan aspek interpretif (Fitchett, 2002). Unutk menilai keberhasilan perawatan paliatif pada
kanker dibutuhkan perawatan kesehatan yang profesional dengan pelatihan ekstensif dan
pendidikan pastoral klinis yang dapat dilakukan dengan penilaian alat spiritual FICA terdiri
dari empat domain yaitu iman, pentingnya spiritualitas, komunitas, dan mengatasi kebutuhan
spiritual.

2
BAB II
TINJAUAN HASIL PENELITIAN

2.1 Konsep/Teori yang Digunakan


Sesuai dengan penerapan jurnal penyakt tidak menular, peneliti menggunakan variable
spiritual untuk mengukur tingkat penerimaan pasien pada penyakitnya. Berdasarkan teori
Fetzer, (1999) yang dimodifikasi dari penelitian Bakhri, (2011) pengukuran variable spiritual
dengan skala religiusitas yang disesuaikan dengan subjek penelitian. Teori ini menggunakan
12 aspek yaitu: Daily spiritual experiences (pengalaman beragama seharihari), Meaning
(kebermaknaan hidup), Values (agama sebagai sebuah nilai), Beliefs (meyakini ajaran agama),
Forgiveness (memaafkan), Private religious practices (melakukan ibadah secara menyendiri),
Religious/spiritual coping (agama dugunakan untuk mengatasi masalah), Religious support
(dukungan dari penganut sesama agama), Religious/spiritual history (sejarah keberagamaan),
Commitment (komitmen dalam beragama), Organizational religiousness(mengikuti
organisasi/kegiatan keagamaan), Religious preference (meyakini agama yang dipilih).

2.2 Metode yang Digunakan


Penelitian ini melakukan analisa pada sejarah spiritual pasien dan keluarga terdekat.
Titik awal dokter menyediakan tempat untuk dialog dengan pasien dengan waktu yang
pendek. Pertanyaan yang digunakan dengan berbagai kompleksitas namun memberikan
konsistensi untuk mengevaluasi pasien dalam kebutuhan spiritual. Alat FICA digunakan,
dikembangkan oleh Puchalski dan rekan pada tahun 1996 dan kemudian divalidasi pada tahun
2010 (Puchalski, 2006; Borneman, Ferrell, & Puchalski, 2010). Alat FICA terdiri dari empat
domain yaitu iman, pentingnya spiritualitas, komunitas, dan mengatasi kebutuhan spiritual.
Praktisi tingkat lanjut mungkin sudah tahu jawaban atas beberapa pertanyaan singkat FICA
dari percakapan sebelumnya, tapi melalui alat secara sistematis dapat mengurangi
kemungkinan hilangnya informasi penting serta klarifikasi informasi lainnya.

3
BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Penelitian yang Diperoleh


Dari hasil wawancara pasien mengunakan alat ukur FICA, maka didapatkan
1. "F": Iman, kepercayaan, atau makna dalam hidup
Pasien memiliki agama Katolik namun tidak melakukan kegiatan sesuai keagamaanya.
Pasien lebih menggunakan sistem kepercayaan budaya daripada yang pribadi. Dia juga
menyebutkan anggota keluarganya, terutama anak-anaknya, memberikannya makna hidup.
Hasil permintaan pasien dapat memberikan informasi yang mungkin bisa membantu dengan
intervensi semacam itu seperti meninggalkan warisan Sebagai anak muda, hidup pasien
berpikir adanya perubahan sekejap. Pasien mengalami kanker paru-paru stadium 4, traumatis
peristiwa hidup bisa menghancurkan fundamental seseorang keyakinan tentang keamanan
dunia, berpisah hubungan, merusak citra diri seseorang, melemahkan perasaan seseorang
sistem kepercayaan, menodai iman seseorang, dan mendorong seseorang ke dalam krisis
eksistensial (Herman, 1997).
2. "I": Pentingnya iman atau kepercayaan pada kehidupan pasien
Pasien merasa ambivalen tentang iman dan agama dan tidak yakin apakah dia percaya
pada kehidupan setelah kematian. Meski tak banyak yang diketahui tentang budaya Katolik
nya, pasien menyatakan bahwa di masa lalu, dia tidak meminta Tuhan untuk
menyelamatkannya karena berdasarkan kekejaman yang telah dia lihat dan alami. Dari analisa
tersebut AP menyimpulkan adanya tanda-tanda kemarahan atau dendam terhadap Tuhan.
3. "C": Komunitas (agama, spiritual, lainnya)
Pasien tidak menyebutkan teman atau komunitas pendukung selain keluarganya. Ada
rasa kehilangan dengan potensi ketidakmampuan untuk mencegahnya. AP memberikan saran
untuk menerima adanya pekerja sosial dan seorang pendeta.
4. "A": Bagaimana pasien menginginkan perawatan kesehatan profesional untuk memenuhi
kebutuhan spiritual
Pasien tidak menyebutkan apapun tentang iman atau agama diluar ambivalensinya. Me
tidak semua orang menerima adanyana pendeta untuk membantu masalah spirititualnya dalam
perawatan paliatif. SEperti hanya pasien dalam penelitian ini tidak bisa mengandalkan orang
lain. Dia telah melihat terlalu banyak nyawa yang diperlakukan sebagai komoditas yang
terbuang yang mana tidak ada perlindungan. Kepercayaan ini lah yang mungkin menjadi
masalah baginya.
3.2 Hal yang Mendukung Hasil Penelitian

4
Melakukan penelitian sejarah spiritual dan penyediaan perawatan spiritual untuk pasien
kanker paru-paru merupakan aspek penting perawatan holistik. Praktisi tingkat lanjut harus
memberikan perawatan bagi pasien di luar penyakit mereka, termasuk menangani aspek fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual mereka. Idealnya, pendeta bersertifikat dewan harus menjadi
satu-satunya dokter yang melakukan penilaian spiritual yang lebih dalam, namun
menggunakan alat yang divalidasi seperti FICA menjadi cara sederhana bagi AP untuk
melakukan sejarah spiritual yang berpusat pada pasien untuk mendapatkan informasi penting
mengenai masalah spiritual, metode penanganan spiritual sebelumnya, dan membutuhkan
sumber spiritual.

3.3 Hal Baru yang diperoleh dari Hasil Penelitian


Tidak hanya memberikan perawatan penyembuhan penyakit pada pasien, melainkan
juga menangani aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual mereka. Pasien diajak untuk dapat
mengenal mengenai masalah spiritual, metode penanganan spiritual sebelumnya, dan
kebutuhan sumber spiritual yang diharapkan.

3.4 Keterbatasan Dalam Penelitian


Penelian tidak dijelaskan secara eksplisit pada aspek spiritual atau umum, ini
menunjukkan kompleksitasnya dari kehidupan nyata dan latar belakang pasien. Dalam
komunitas iman dan apakah pasien aktif dalam keyakinannya atau tidak. AP tidak mampu
menelusuri tentang waktu dan frekuensi konsentrasi yang dimiliki pasien dan keluarga.
Namun, peneliatian berakhir karena pasein menolak kunjungan dari pendeta, walaupun pasien
menyadari akan sumber daya yang ada.

3.5 Kemungkinan Penerapan di Indonesia


Spiritual care merupakan hal yang penting bagi pasien kanker. Namun pelayan
keperawatan masih terfokus pada aspek fisik, sehingga data mengenai kebutuhan spiritual
pasien kanker di Indonesia belum komprehensif. Perawat memiliki peran sebagai care
provider. Dalam menunaikan perannya perawat harus melihat pasien sebagai satu kesatuan
yang holistik. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan spiritual pada pasien, salah satunya adalah melalui kajian kebutuhan spiritual.
Kebutuhan religi atau keagamaan menjadi kebutuhan spiritual yang paling banyak dibutuhkan

5
oleh pasien kanker. Religi merupakan kebutuhan spiritual yang dianggap paling penting dan
paling banyak dibutuhkan oleh pasien, sehingga pemenuhan kebutuhan ini perlu diperhatikan
oleh perawat.

3.6 Hal yang Mendukung Untuk Bisa Diterapkan


Penyakit kanker berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan penderita, baik fisik,
psikologis, social, maupun spiritual. Pasien dengan kondisi terminal seperti ini, hal yang
dianggap sangat berharga adalah spiritual. Penyembuhan mengacu pada kemampuan
seseorang mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan, koneksi, makna, dan tujuan hidup dalam
penderitaan maupun rasa sakit yang dialami.

3.7 Hal yang Menghambat Untuk Bisa Diterapkan


Upaya pemenuhan kebutuhan spiritual pasien diawali dengan kajian kebutuhan spiritual.
Berdasarkan kajian tersebut perawat dapat mengetahui kebutuhan spiritual mana yang perlu
dan belum terpenuhi pada pasien, karena spiritual bagi setiap orang berbeda, tergantung dari
cara pandang dan latar belakang seseorang. Perbedaan konsep spiritual dipengaruhi oleh
budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan persepsi seseorang tentang hidup dan
kehidupan.

BAB IV
PENUTUP

6
4.1 Kesimpulan
Mengetahui sejarah spiritual dan penyediaan perawatan spiritual pada pasien kanker
paru sangat penting yang merupakan aspek perawatan holistik. Praktisi tingkat lanjut harus
mampu memberikan perawatan untuk pasien di luar penyakit mereka, termasuk menangani
aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Melalui validasi yaitu alat ukur FICA merupakan
cara sederhana bagi Advanced Practitioner (AP) untuk melakukan penelitian berpusat pada
sejarah spiritual pasien untuk mendapatkan informasi penting tentang keprihatinan spiritual,
metode penanganan spiritual sebelumnya, dan kebutuhkan sumber spiritual.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis merumuskan saran untuk berbagai pihak
diantaranya:
a. Pihak tenaga kesehatan, dengan hasil pembahasan ini, diharapkan tenaga kesehatan dapat
menggalang asuhan keperawatan untuk memberikan intervensi dan pemulihan pada klien.
b. Pihak masyarakat, diharapkan dapat menerapkan intervensi yang tetah diajarkan tenaga
kesehat dalam terciptanya masyarakat yang mandiri perawatan keluarga.
c. Pihak penulis, diharapkan dapat mengembangkan jiwa kepenulisan dan menambah
wawasan terhadap metode asuhan keperawatan penyakit tidak menular pada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Nuraeni, A., Nurhidayah, i., Hidayati, n., dkk. 2015. Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker.
Volume 3 Nomor 2. Diakses dari
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/101/97. [Sitasi 18 Oktober 2017].
Bakhri. 2011. Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas Terhadap Motivasi Berprestasi
Karyawan Kogas Strategic Alliance. Jakarta : Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.
7
Borneman T., RN, MSN, CNS, FPCN. 2014. Spiritual Assessment In A Patient With Lung
Cancer. Spiritual Assessment, Vol. 5, No. 6, pp. 448-453. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4530115/pdf/jadp-05-448.pdf.. [Sitasi
29 September 2017].

Anda mungkin juga menyukai