Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TANGGUNG JAWAB SUAMI DAN ISTRI DALAM PANDANGAN ISLAM

Kelompok 9 :

Ivan Abdurrosyid A. P. A. (21030117130113)


Ahmad Fauzan (21030117130116)
Hesti Noviska Darmayanti (21030117130118)
Adela Damika Putri (21030117130119)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Banyaknya sekarang ini masyarakat Indonesia yang terlantar, banyak
anak-anak yang tidak jelas lagi siapa orang tuanya, bahkan wanita- wanita
janda sekarang ini banyak kita temukan di sekitar kita. Pernikahan usia dini
sudah banyak terjadi. Anak-anak bangsa yang masih berseragam sudah banyak
yang menikah. Apakah mereka sudah tau apa yang seharusnya mereka lakukan
dalam berkeluarga? Apakah mereka sudah tau apa saja tanggung jawab yang
harus diemban oleh seorang suami? Apakah mereka sudah tau apa saja
tanggung jawab yang harus diemban oleh seorang istri?
Pernikahan di usia muda mengakibatkan banyak dampak negatif. Misalnya
seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA sudah
menikah, pasti di awal memang belum dirasakan susahnya. Hari demi hari,
kebutuhan semakin banyak, pekerjaan tidak jelas, bahkan ada juga yang tidak
bekerja. Tentu saja kondisi seperti ini membuat suasana tidak enak. Akibatnya,
banyaklah kewajiban - kewajiban yang tidak terlaksana baik sebagai seorang
suami, maupun seorang istri.
Dalam hal ini, orang tua juga memiliki peran yang sangat penting.Orang
tua juga harus pandai-pandai mendidik anaknya agar tidak terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Pergaulan bebas itu juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya pernikahan usia muda.Karena pernikahan usia muda
itu nanti, banyaklah yang belum mengerti ataupun belum faham tentang
keluarga dan apa saja tanggung jawabnya.
Selain itu, banyak juga kita lihat anak-anak sekarang sudah banyak yang
terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Banyak sekarang anak-anak yang tidak
bersekolah, sekarang hidup dalam dunia kebodohan. Anak-anak zaman
sekarang berpikir bahwa pendidikan itu tidak penting. Kita tidak bisa
menyalahkan mereka kalau mereka berbuat hal-hal yang tidak bagus. Ini
merupakan kelalaian besar yang sudah dilalaikan oleh orang tua. Orang tua
yang seharusnya mendidik anaknya ataupun keluarganya agar tetap berada di
jalan yang benar.
Banyak sekarang suami maupun istri yang tidak tau tanggung jawabnya.
Banyak juga yang tau, tapi tidak mau mengerjakannya. Sesungguhnya hal
seperti itulah yang menyebabkan keluarga itu hancur. Sebenarnya, tidak
menghiraukan tanggung jawab seorang suami maupun seorang istri merupakan
sesuatu hal yang sudah lazim di mata kita. Akan tetapi, kalau dibiarkan terus
menerus akan menjadi kebiasaan buruk bagi kita semua.

2.2 Rumusan masalah


1. Apa saja tanggung jawab seorang suami terhadap anak ?
2. Apa saja tanggung jawab seorang suami terhadap istri ?
3. Apa saja tanggung jawab istri terhadap suami ?

2.3. Tujuan
1. Mengetahui tanggung jawab seorang suami terhadap anak ?
2. Mengetahui tanggung jawab seorang suami terhadap istri ?
3. Mengetahui tanggung jawab istri terhadap suami ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa saja tanggung jawab seorang suami terhadap anak ?


Seorang suami adalah pemimpin di tengah keluarganya dan dia akan
ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya." Sebagaimana hadits shahih dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka dia bertanggung jawab untuk
mendidiknya dan mendidik isterinya serta anak-anaknya. Siapa yang lalai dalam
hal ini, kemudian sang isteri dan anak-anaknya berbuat maksiat, maka dia
berdosa, karena sebabnya adalah karena dia tidak mendidik dan mengajarkan
mereka. Jika dia tidak lalai dalam mendidik anak dan kemudian keluarganya
melakukan sebagian kemaksiatan, maka dia tidak berdosa. Akan tetapi, dia tetap
diwajibkan mengingatkan mereka setelah terjadi kemaksiatan tersebut agar
mereka meninggalkan perkara-perkara yang bertentangan dengan syariat.
Syekh Saleh Al-Fauzan hafizhahullah berkata,
"Pendidikan terhadap anak-anak hendaknya dimulai pada usia
mumayyiz/tamyiz1. Awali dengan pendidikan agama, berdasarkan sabda Nabi
shallallahu alaihi wa sallam.

"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat pada usia tujuh tahun dan
pukullah pada usia sepuluh tahun. Pisahkan tempat tidur di antara mereka." (HR.
Abu Daud)

Jika sang anak telah mencapai usia mumayyiz/tamyiz, maka ketika itu,
bapaknya diperintahkan untuk mengajarkannya dan mendidiknya dengan cara
mengajarkannya Al-Quran dan beberapa hadits-hadits. Juga hendaknya dia
mengajarkan sang anak hukum-hukum syariat yang sesuai dengan usia anak-

1Mumayyiz atau tamyiz adalah anak yang sudah mencapai usia dimana seorang anak sudah mulai bisa
membedakan mana hal yang baik atau bermanfaat baginya dan mana hal yang buruk atau membahanyakan
dirinya.
Sumber : Muhammad Amin: Pengertian Mumayyiz dan Balig
http://fiqihislamm.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-mumayiz-dan-balig.html diakses tanggal: 26 September
2017.
anak, misalnya mengajarkannya bagaimana berwudu, bagaimana shalat,
kemudian mengajarkannya zikir untuk tidur, ketika bangun tidur, ketika makan,
minum. Karena, jika anak sudah mencapai usia mumayyiz/tamyiz, maka dia
sudah dapat memahami perintah dan larangan. Kemudian hendaknya dia juga
dilarang dari perkara-perkara yang tidak layak sambil menjelaskan bahwa hal-
hal tersebut tidak dibolehkan melakukannya, seperti dusta, namimah2, dan
lainnya. Sehingga dia terdidik dengan benar dan meninggalkan keburukan sejak
kecil. Ini perkara yang sangat penting dan sering dilalaikan sebagian orang tua.

Banyak orang-orang yang tidak memperdulikan urusan anak-anaknya dan


tidak memberinya arahan yang benar. Mereka biarkan saja anaknya tidak
mengerjakan shalat tanpa mengarahkannya. Mereka biarkan anaknya tumbuh
dalam kebodohan dan perbuatan yang tidak baik serta bergaul dengan orang-
orang yang buruk, hilir mudik di jalan-jalan dan mengabaikan pelajaran mereka
atau perbuatan - perbuatan negatif lainnya yang terjadi di tengah para pemuda
muslim akibat kelalaian orang tuanya. Mereka akan ditanya tentang masalah ini,
karena Allah menyerahkan tanggung jawab terhadap anak-anaknya di pundak
mereka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Perintahkan anak-
anak kalian untuk melakukan shalat pada saat usia mereka tujuh tahun, dan
pukulah mereka pada usia sepuluh tahun." Ini merupakan perintah dan tugas bagi
orang tua. Maka siapa yang tidak memerintahkan anak-anaknya melakukan
shalat, dia telah bermaksiat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
melakukan perbuatan yang diharamkan serta meninggalkan kewajiban yang
diperintahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

2Namimah artinya adu domba yaitu usaha untuk membuat orang lain saling bermusuhan.
Sumber : Arif Fadholi: Ananiah, Ghabab, Hasad, Ghibah, Namimah
http://ariffadholi.blogspot.co.id/2012/09/ananiah-ghabab-hasad-ghibah-namimah.html diakses tanggal: 26
September 2017.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang orang-orang yang dia pimpin."
(HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagaian orang tua, ironisnya, sibuk dengan urusan dunianya dan tidak
memperdulikan anak-anaknya. Mereka tidak menyisihkan waktunya untuk
anak-anaknya. Akan tetapi seluruh waktunya hanya untuk dunia. Ini merupakan
bahaya yang besar dan banyak terjadi di negeri-negeri Islam yang dampaknya
sangat negatif terhadap pendidikan anak-anak mereka. Maka sesungguhnya
mereka tidak mendapatkan kebaikan, baik untuk agama maupun dunianya.

2.2 Apa saja tanggung jawab seorang suami terhadap istri ?

Berikut adalah tanggung jawab suami terhadap istri :

1. Memimpin istri

Para suami wajib memimpin istri selama istri tetap bersamanya.Memimpin


istri harus dilakukan sesuai ketentuan yang digariskan oleh syariat islam. Oleh
karena itu, para suami wajib mengetahui tanggung jawabnya terhadap istri
sehingga dapat memenuhi kewajiban untuk memimpin istrinya.

2. Memberi nafkah

Suami tetap berkewajiban memberi nafkah kepada istrinya walaupun


dirinya mendapatkan penghasilan sedikit. Tidak ada alasan bagi suami untuk
tidak memberi nafkah kepada istrinya karena pendapatannya yang sedikit. Jika
dengan pendapatannya yang sedikit suami ternyata tidak memberi nafkah
kepada istrinya, dia berdosa karena mengabaikan kewajiban ini.

3. Menyediakan rumah

Suami hendaknya menyadari tanggung jawabnya dalam menyediakan


rumah bagi istrinya.Sebaliknya,istri dapat menuntut suaminya jika ternyata tidak
disediakan rumah. Dalam menuntut rumah yang menjadi haknya ini, hendaklah
istri memperhatikan tingkat kemampuan riil suami agar tidak memberatkannya.

4. Memperlakukan istri dengan sopan dan hormat


Suami hendaknya menyadari bahwa memperlakukan istri dengan sebaik-
baiknya adalah kewajiban yang Allah perintahkan kepada diri mereka yang
berarti merupakan tanggung jawab terhadap istri. Bila hal ini tidak dilakukan,
berarti ia telah melakukan perbuatan dosa yang berhak mendapatkan siksa dari
Allah.

5. Menasehati istri dengan baik

Suami berkewajiban dan bertanggung jawab selalu memberi nasehat yang


baik kepada istrinya. Dengan nasehat ini, diharapkan istri dapat mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk guna menjauhkan diri dari hal-hal yang
dimurkai Allah dan menjalankan hal-hal yang diridhoinya.

6. Menyuruh istri sholat

Jika kita mau mengingat tanggung jawab suami menegakkan agama dalam
keluarga adalah sangat tepat para suami menyuruhnya sholat. Dengan sholat ini,
jalan lapang menuju rumah tangga yang penuh cinta, kasih, dan kemesraan bisa
terwujud.

7. Menyuruh istri berjilbab

Karena begitu besar peran pakaian dalam kehidupan, para suami


khususnya diperintahkan untuk benar-benar menjaga istri dan wanita-wanita
yang berada dibawah kekuasaannya agar tetap mengenakan pakaian taqwa.
Mereka wajib menyuruh wanita-wanita tersebut untuk mengenakan jilbab sesuai
dengan tuntunan islam.

8. Sabar menghadapi kekurangan istri

Suami wajib menyadari dan menutup kekurangan istrinya selama


kekurangan istri tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian dalam kehidupan
berumah tanggan, terutama tidak sampai menyebabkan rusaknya agama suami.
Jika ternyata menyebabkan kerusakan agama suami,sehingga suami terjerumus
kedalam hal-hal yang haram, suami tidak boleh lagi meneruskan atau
mempertahankan perempuan tersebut sebagai istrinya.

9. Melarang istri memakai perhiasan keluar rumah


Suami tidak boleh merasa segan melarang istrinya keluar dengan memakai
perhiasan sebab hal tersebut merupakan perintah agama. Dengan
memperhatikan peringatan Nabi saw tersebut, istri kelak selamat dari laknat
Allah swt dan suami pun selamat dari ancaman siksa di akhirat.

10. Mengurus anak-anak istri

Laki-laki yang menikahi perempuan yang punya anak dari suami


sebelumnya dan anak tersebut tinggal serumah dengannya, wajib memberi
nafkah dan mengurus kepentingannya. Jika ia melanggar ketetapan ini,anak
tersebut mempunyai hak untuk menuntutnya.

2.3 Apa saja tanggung jawab istri terhadap suami ?


Berikut beberapa tanggung jawab istri terhadap suami
1. Menghayati fungsi istri terhadap suami.
Hadis Rosullullah SAW. :
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, Bahwa Rasullallaah SAW. bersabda :
Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita
shalihah. ( HR. Muslim )
Jadi, Fungsi wanita yang menjadi istri haruslah dapat mengfungsikan
dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri harus selalu
menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada
suaminya
2. Menjadi wakil suami dalam keluarga.

Hadis Rosullallah SAW. :

Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah SAW. Bersabda : Setiap orang di
antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas
umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami
penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas
kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya
(Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya. ( HR.
Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi )

Setiap istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya di rumah dan


diluar rumah, istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku
pemimpin rumah tangga, ia tidak boleh melampaui batas sebagai wakil ini,
karena itu, istri harus meminta persetujuan suami bila melakukan tindakan
penting dalam rumah tangganya. Karena istri menjadi wakil suami, maka
segala tindakan istri dalam mengurus rumah tangga suami, dalam
menggunakan uang belanja, mengurus anak dan mengawasi pembantu rumah
tangga, semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada suami.

3. Mentaati perintah suami dalam kebenaran.

Istri diwajibkan mentaati suaminya selama perintah perintah itu benar,


jika istri diperintah oleh suami untuk membuat makanan, mencuci pakaiannya,
disuruh menjaga rumah dengan baik atau memelihara kebersihan rumahnya,
dll, tetapi ia tidak mau, maka istri telah durhaka terhadap suaminya.( Bila istri
tidak sanggup melaksanakannya, harus terus terang kapada suaminya, jangan
diam saja ( agar tidak durhaka terhadap suami ), karena suami mengaggap istri
itu mampu mengerjakannya )

4. Meringankan beban mahar suami.

Hadis Rasullallah SAW :


Wanita yang paling baik ialah wanita yang maharnya paling sedikit. ( HR.
Thabarani ). Karena itu, bila istri mengetahui bahwa suaminya merasa berat
dalam melunasi pembayaran mahar yang masih terhutang, maka sangat
dianjurkan istri meringankannya, Caranya bisa dengan mengurangi atau
menghapuskannya sama sekali, tapi perlu diperhatikan bahwa suami tidak
boleh berusaha menekan istrinya agar membebaskannya dari kewajiban
membayar maharnnya.

5. Meringankan beban belanja suami.


Seorang istri yang baik tidak boleh memaksa suami untuk memberinya
belanja lebih dari kemampuan konkret sang suami. Jadi, jangan memaksa
suami mencari hutang dan meminjam kekanan - kiri untuk memenuhi hasrat
sang istri dalam menutup belanja keluarganya yang telah ditargetkan setiap
bulannya. Bila istri sanggup untuk bekerja (dengan ijin suami), maka
hendaknya ia membantu suaminya untuk meringankan beban nafkah suami
(Akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala kekeluargaan dan pahala
sedekah).

6. Membantu kehidupan agama suami.

Seorang istri mempunya kewajiban berdakwah. Orang yang paling utama


didakwahi adalah suaminya sendiri. Karena itu tugas seorang istri membantu
kehidupan beragama suaminya adalah fardhu ain. Istri adalah seorang yang
paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan
dengan ketentuan Islam.
Bila suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri banyak tahu, maka
ia wajib mengajari suaminya, karena itu istri wajib terus menerus belajar agama
agar dapat membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama atau
menyuruh (dengan baik / halus) kepada suami untuk mempelajari juga tentang
agama.

7. Membantu jihad suami.

Setiap orang Islam wajib melakukan jihad3bila Islam terancam oleh


pihak lain. Jihad ini menjadi tanggung jawab setiap laki-laki mukmin, bila
wanita muslimah telah bersuami dan suaminya ingin berjihad, maka sang istri
wajib membantu jihad suaminya (Jika kamu menghendaki keridhaan Allah dan
Rasul-Nya serta kebahagian negri akhirat, maka sesungguhnya Allah
menyediakan bagi siapa saja yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar).

3Jihad adalah mencurahkan segala kemampuan manusia dalam suatu tujuan.


Sumber : redaksi : Pengertian, Macam, Tujuan dan Hukum Jihad
https://al-badar.net/pengertian-macam-tujuan-dan-hukum-jihad/ diakses tanggal: 26 September 2017.
(Jihad dalam menegakkan Agama Allah merupakan kewajiban yang
harus diutamakan lebih dahulu dan lebih di utamakan daripada kewajiban
kepada keluarga).

8. Keluar rumah harus minta ijin suami.

Istri yang taat kepada suaminya tentu tidak merasa tertekan atau
terpenjarakan dirumah bila ia mengikuti tuntutan Islam dalam berumah tangga,
seorang istri yang shalihah justru menemukan ketentraman batin dan kepuasan
rohaniah dengan mematuhi ketentuan berkeluarga Islami.

9. Merawat suami ketika sakit.

Istri merawat suaminya selama sakit adalah tanggung jawab istri, sebab
pengabdian istri kepada suaminya tidak terukur kebaikannya sebelum ia
membuktikan kesetiaan, kesabaran dan keteguhan dalam merawat suaminya
selama sakit, bahkan Rasullullah SAW. Semasa sakitnya meminta dirawat
dirumah Aisyah, istri tercintanya.

10. Mengalah kepada suami.

Allah SWT. Berfirman :


Dan jika seorang istri khawatir suaminya nusyuz4 atau bersifat acuh, maka
tidak mengapa mereka mengadakan perdamaian sungguh-sungguh dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka ), sekalipun nafsu manusia itu tabiatnya
kikir. Dan jika kamu berlaku baik (kepada istrimu) dan bertakwa, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan ( QS. An
Nisaa :128 )
Ayat ini menerangkan sikap yang harus diambil oleh seorang istri bila ia
melihat sikap nusyu suaminya, seperti Tidak melaksanakan kewajibanya
terhadap dirinya sebagai mestinya, tidak memberi nafkah, tidak menggauli
dengan baik, berkurang rasa cita dan kasih sayang, dll, yang mungkin

4Nusyud yaitu meninggalkan kewajiban bersuami istri


Sumber : Ahmad Zainuddin : Pengertian Nusyuz
http://pengertiankomplit.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-nusyuz.html/ diakses tanggal: 26 September
2017.
ditimbulkan oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak, jadi hendaklah
istri mengadakan musyawarah dengan suami, mengadakan pendekatan
perdamaian disamping berusaha mengembalikan cinta dan kasih sayang
suaminya yang telah pudar. Hal ini tidak berdosa jika istri bersifat mengalah
kepada suaminya, seperti bersedia beberapa haknya dikurangi dan sebagainya.
Agar si suami ingat kembali akan kewajiban-kewajibannya yang telah
ditentukan.

11. Menutup dirinya dari laki-laki lain.

Hadis Rasullullah SAW. :


Rasullullah SAW. Bersabda : Istri-istri kalian yang tebaik ialah istri yang
peranak ( banyak anak ), besar cintanya, pemegang rahasia, kesatria membela
keluarga, patuh kepada suaminya, membentengi diri dari laki-laki lain, taat
pada perintah suaminya, bila bersendirian dengan suaminya, ia pasrahkan
dirinya sepenuhnya sesuai dengan keinginan suaminya dan tidak bersikap
kepada suaminya laksana sesama laki-laki. ( HR.Thusi )
Ciri istri yang bertanggung jawab terhadap suaminya adalah sebagai
berikut :
1. Banyak anaknya
2. Besar cintanya kepada suaminya
3. Kuat memegang rahasia suami
4. Tabah menghadapi penderitaan keluarga
5. Menyerahkan diri kepada suaminya lahir dan batin
6. Pandai bersolek untuk suaminya
7. Membentengi dirinya dari laki-laki lain.
Seorang istri muslimah wajib membatasi dirinya dalam bergaul dengan
orang lain, ia hanya boleh menampakkan dirinya secara bebas hanya kepada
suaminya, walaupun ia berada dalam rumah, tetapi bila ada orang lain bukan
mahramnya, ia tetap harus menutup dirinya dengan pakain muslimah dan
terhadap anak kandungnya sendiri, tidaklah dibenarkan menampakkan
auratnya yang dapat menimbulkan rangsangan.
12. Tidak berkhianat terhadap suami.

Tindakan istri berkhianat terhadap suaminya adalah seperti: serong,


curang, menyembunyikan sesuatu dari pengetahuan suaminya, keluar rumah
tanpa ijinnya, bertemu laki-laki lain pada saat suaminya tidak ada, dll. Oleh
karena itu istri yang baik agar tidak berkhianat kepada suami: para istri jangan
menjadi mata-mata orang lain terhadap suaminya. Jika istri tidak sependapat
dengan suaminya dalam suatu urusan, hendaklah ia nyatakan pendapat
pribadinya dengan terus terang agar dapat dipertimbangkan oleh suami.
Jangan menyebar cacat-cela suami kepada siapapun, sekalipun kepada
keluarga dan saudara-saudara istri sendiri, yang akibatnya membenci
suami anda sendiri. Hindari diri dari menjadi musuh dalam selimut
terhadap suami sendiri. Sebab perbuatan seperti itu di murkai oleh Allah.
Rasullullah SAW. Bersabda : Musuhmu yang terbesar adalah istrimu
yang setempat tidur denganmu dan hamba sahayamu. (HR. Dailamy)
Perbanyaklah amala shalih, karena kelak di akhirat suami tidak bisa
menolong istri dan istripun tidak bisa menolong suami dari siksa Allah SWT,
jangan sekali-kali menggantungkan nasib diakhirat anda pada suami, walaupun
anda yakin suami anda orang shalih.
Pegang teguhlah rahasia suami walaupun anda dalam kesulitan yang
berat, karena teguh pada kebaikan adalah sifat yang istri shalih dan dijamin
Allah dengan pahala surga.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Tanggung jawab seorang suami terhadap anak adalah bertanggung jawab
untuk mendidiknya dan mengingatkannya jika bertentangan dengan
syariat.
2. Tanggung jawab seorang suami terhadap istri yaitu
Memimpin istri
Memberi nafkah
Menyediakan rumah
Memperlakukan istri dengan sopan dan hormat
Menasehati istri dengan baik
Menyuruh istri sholat
Menyuruh istri berjilbab
Sabar menghadapi kekurangan istri
Melarang istri memakai perhiasan keluar rumah
Mengurus anak-anak istri
3. Tanggung jawab istri terhadap suami yaitu
Menghayati fungsi istri terhadap suami.
Menjadi wakil suami dalam keluarga.
Mentaati perintah suami dalam kebenaran.
Meringankan beban mahar suami.
Meringankan beban belanja suami.
Membantu kehidupan agama suami.
Membantu jihad suami.
Keluar rumah harus minta ijin suami.
Merawat suami ketika sakit.
Mengalah kepada suami.
Menutup dirinya dari laki-laki lain.
Tidak berkhianat terhadap suami
DAFTAR PUSTAKA

Thalib Muhammad.2002.40 Tanggung Jawab Suami terhadap Istri.Bandung:


Maalimul Usroh.
Thalib Muhammad.2002.40 Tanggung Jawab Istri terhadap Suami.Bandung:
Maalimul Usroh.
Al 'Aydrus, Muhammad Shulfi . 2013.Tanggung Jawab Istri terhadap Suami.Sa
Saiful Anwar. 2015. Makalah Tanggung Jawab Istri dan Suami.
Diakses dari: http://saiful321anwar.blogspot.co.id/ pada 26 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai