Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM SMPN 3 SAKETI

(DOKUMEN 1)

Disusun oleh :
Tim Pengembangan Kurikulum SMPN 3 SAKETI

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG


DINAS PENDIDIKAN

SMPN 3 SAKETI
2013/2014

1
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 SAKETI
Jl.Desa Sodong-Kadubera Km.3,5 Desa Langensari Kec. Saketi,
42273

LEMBARAN PENGESAHAN
KURIKULUM SMPN 3 SAKETI 2013/2014

Saket, Juli 2013


Mengetahui Kepala Sekolah
Ketua Komite

ENDI EFENDI AINA MULYANA, M.PD


NIP. 197102222000031003

Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Pembina
Kabupaten Pandeglang

ABDUL AZIS, SH _________________________


NIP. 19600105 1982111001 NIP

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang
sebelumnya bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan dilakukannya penyempurnaan kurikulum ini
mengacu pada Undang undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional dan pasal 35 ayat 1 tentang standar nasional pendidikan berkenaan
dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga perlu segera
dilaksanakan, mengingat mutu pendidikan kita di segala jenjang dan satuan
pendidikan terus merosot. Dari berbagai analisis diyakini bahwa salah satu
faktor penyebab masalah tersebut adalah terpusatnya pengambilan keputusan
dalam bidang pendidikan sehingga sering terjadi kebijakan yang dikeluarkan
tidak sesuai dengan kondisi daerah atau sekolah setempat.
Bentuk kebijakan dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
lahirnya manajemen berbasis sekolah (MBS) di mana warga sekolah diberi
kewenangan lebih besar dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam arti penjabaran
lebih lanjut Kurikulum Nasional maupun pelaksanaannya di sekolah.
Kewenangan sekolah dalam mengelola kurikulum ini diwujudkan pada
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai
penjabaran kurikulum nasional. Pengembangan silabus dan pelaksanaannya di
sekolah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan
3
kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
suatu proses pembelajaran.
Menghadapi globalisasi dan modernisasi yang sedang bergulir dewasa
ini pengelolaan pendidikan senantiasa harus tanggap dan mampu menyusun
strategi demi terwujudnya pendidikan yang bermakna, efisien, relevan, dan
bermanfaat, serta berdaya saing tinggi. Untuk menyikapi hal tersebut, satuan
pendidikan di SMP Negeri 3 Saketi berupaya menyusun strategi yang dapat
menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas yang dilandasi Keimanan
dan Ketakwaan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Strategi pengelolaan pendidikan ini akan berjalan dengan baik apabila
mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhinya yaitu faktor sosial,
ekonomi, keadaan geografis, keamanan, perkembangan Iptek, dan lain-lain.
Berikut ini berbagai gambaran hasil analisis faktor kondisi tersebut.
SMP Negeri 3 Saketi berada di Kabupaten Pandeglang Propinsi
Banten. Letak sekolah berada di lingkungan pemukiman warga masyarakat dan
berbatasan dengan perkebunan kelapa Sawit PTPN IX Bojong Datar, dan
merupakan salah satu sekolah yang dikembangkan dari sekolah Satu Atap
(Satap) SD-SMP Langensari 2 dan mengalami perubahan pada pada tahu
2007 menjadi SMP Negeri 3 Saketi melalui SK Bupati Pandeglang Nomor 02
Tahun 2007 tanggal 08-02-2007.
Minat masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri 3 Saketi dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dari tahun
ke tahun mengalami penambahan, mulai tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah,
tahun pelajaran 2006/2007, tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa 130
orang, Tahun pelajaran 2008/2009 menjadi 174 orang, dan tahun 2009/2010
menjadi 182,. tahun pelajaran 2010/2011, tahun pelajaran 2011/2012 dan tahun
pelajaran 2012/2013 berjumlah Peningkatan ini sangat signifikan sebagai
tanda kepercayaan masyarakat semakin meningkat. Siswa yang berasal dari
desa-desa lain mulai bertambah. Hai ini juga sebagai gambaran perkembangan
kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan semakin tinggi.

4
Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 3 Saketi memiliki
pandangan bahwa SMP Negeri 3 Saketi memiliki pelayanan yang memadai dari
berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar
siswa. Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah keluaran (out put)
siswa yang bermutu. Dari berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada,
optimalisasi potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Saketi diberdayakan agar
harapan warga masyarakat dan siswa dapat terwujud.
Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar termasuk kategori ekonomi
lemah, dengan profesi sebagaian besar sebagai petani sehingga partisipasi
masyarakat dalam membantu sekolah masih jauh dari harapan bahkan ada
yang sama sekali tidak mampu memberikan sumbangan. Mata pencaharian
masyarakat antara lain berprofesi sebagai pedagang, petani, buruh, PNS, dan
wiraswasta.
Kondisi nyata di SMP Negeri 3 Saketi masih belum sepenuhnya
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang belum terpenuhi
terkait dengan ketersediaan akses pendidikan, peningkatan pelayanan mutu
pendidikan, dan peningkatan mutu implementasi MBS. Selain itu belum
terpenuhinya kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai. Ketersediaan
akses pendidikan berkaitan dengan kecukupan sarana dan prasarana
pendidikan untuk peningkatan mutu layanan bagi siswa. Dalam bidang sarana
pendidikan, peralatan pendidikan yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Saketi belum
memenuhi SPM misalnya; sarana peribadatan, peralatan untuk kegiatan olah
raga, peralatan laboratorium IPA, Perpustakaan, alat peraga IPS, Kesenian,
Matematika dan lain sebagainya.
Media pembelajaran multi media sampai saat ini belum dimiliki, misalnya
jumlah komputer yang ada sementara ini belum memenuhi standar , itupun
digunakan diruang TU, yang seharusnya perbandingan antara perangkat
dengan siswa 1:20. Jumlah buku perpustakaan yang sementara ini rasionya
masih 1:70 perlu ditingkatkan kestandar minimal yaitu 1:20. Dalam bidang
prasarana pendidikan, masih belum memiliki ruang Laboratorium IPA,
Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Ruang Keterampilan, dll. Juga
masih diperlukan penambahan ruang kelas baru disamping untuk

5
mempersiapkan kebutuhan program moving kelas juga untuk memenuhi
kekurangan yang sementara ini tersedia 6 ruang kelas yang dibutuhkan.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan
mutu proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam bidang mutu proses,
sekolah masih perlu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), mengembangkan strategi pembelajaran, pengembangan berbagai
teknik penilaian, peningkatan profesionalisme guru,dan pengembangan alat
penilaian.
Dalam peningkatan mutu implementasi MBS SMP Negeri 3 Saketi masih
perlu meningkatakan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, orang tua
siswa, masyarakat, dan komite sekolah. Juga berupaya melaksanakan
pedoman pengelolaan sekolah dengan tertib, dan melaksanakan pengawasan
baik internal mapun eksternal. Dalam hal pengadaan dana, sekolah masih
memerlukan dana yang cukup besar yang terkait dengan keperluan investasi
pendidikan dan dana operasional sekolah baik yang bersumber dari APBN,
APBD, dan Masyarakat terutama Orang Tua Siswa.
Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di SMP Negeri 3
Saketi diharapkan mampu menjadi sekolah rintisan SSN, bahkan mudah-
mudahan menjadi sekolah SSN pada akhirnya menjadi SBI. Sejak dini SMP
Negeri 3 Saketi i berupaya memberikan pelayanan secara optimal melalui
ketersediaan berbagai sarana prasarana, tenaga pendidik, dan tata usaha serta
kondisi lingkungan yang memadai, kondusif dan nyaman. Dengan demikian
layanan pendidikan diberikan secara optimal, transparan, akuntabel,
demokratis, efisien, efektif sehingga berdampak pada output (keluaran) yang
bermutu, bermoral tinggi, dan memliki life skill tinggi dan daya saing tinggi.
Harapan yang dicita-citakan oleh SMP Negeri 3 Saketi Insya Allah dapat
tercapai dengan usaha yang optimal dan pemenuhan kekurangan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan , melaksanakan kegiatan peningkatan mutu
proses dan hasil belajar, dan meningkatkan mutu implementasi MBS untuk
meningkatkan pencitraan publik melalui kinerja yang baik, dengan inayah Allah
cita-cita atau tujuan akan terwujud.

6
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003., tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),(15); Pasal 5 ayat (1),
(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal
8 ayat (1), (2),(3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16
ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3);
Pasal 20.
3. Permendiknas No. 19/2008 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan
Pendidikan,
4. Permendiknas No. 20/2008 tentang Standar Penilaian,
5. Permendiknas No. 24 / 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi. Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan
struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiapsemester dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Tentang
Standar Kompetensi Lulusan. SKL merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun
2006.

7
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 06 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Permendiknas No. 24 tahun 2006

C. Tujuan Pengembangan KTSP


KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan di SMP Negeri 3 Saketi.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,
dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari kedelapan
Standar Nasional Pendidikan tersebut, Standar Isi (SI), Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
D. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungan SMP Negeri 3 Saketi Beragam dan terpadu
2. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
4. Menyeluruh dan berkesinambungan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
8
BAB II
VISI, MISI , TUJUAN DAN PROFIL SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. VISI SEKOLAH :
AKBAR (Aktif, Kreatif,Bersih, Antusias, Religius)

C. MISI SEKOLAH
1. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh
komponen sekolah terutama para siswa
2. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keterampilan siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat
dibanggakan.
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga keceerdasan siswa terus diasah agar terciptanya
kecerdasan intelektual dan emosional yang mantap.
4. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang
tinggi terhadap ajaran agama (Religi) sehinggan tercipta
kematangan dalam befikir dan bertindak.

D. TUJUAN SEKOLAH
1. Tujuan Umum
Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
Mewujudkan Visi dan Misi Sekolah
Mewujudkan SMP Negeri 3 Saketi menjadi Sekolah potensial

9
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus SMP Negeri 3 Saketi merupakan penjabaran dari visi dan
misi sekolah agar komunikatif dan dapat diukur dengan tujuan sebagai
berikut:
Memiliki pemahaman dan landasar akhlakul karimah yang
merupakan implementasi keimanan dan ketaqwaan.
Memiliki kualifikasi pengajar yang telah layak sesuai dengan
bidangnya, kualifikasi minimal S1.
Memiliki sarana/prasarana fasilitas sekolah yang lengkap sesuai
standar.
Menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Meningkatkan kesejahteraan personil sekolah.
Berbudaya lingkungan.
Meningkatkan kerjasama dan disiplin seluruh warga sekolah.
Membimbing siswa agar tekun beribadah dalam kehidupannya
sehari-hari.
Memberikan pendidikan yang seimbang (kognitif, afektif, dan
psikomotor ) melalui pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler
dan pembiasaan.
Membiasakan untuk hidup sehat jasmani, rohani, maupun pikiran.
Memberikan keterampilan dasar sesuai situasi dan kondisi
lingkungan sekolah.
Membimbing dan mempersiapkan siswa untuk dapat meneruskan ke
jenjang pendidikan menengah untuk hidup di masyarakat.
Mendidik siswa untuk bersikap jujur, amanah, berani, bertanggung
jawab serta cinta tanah air.
Menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman
Memberikan pelayanan pendidikan secara optimal.
10
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada di
sekolah.
Memperbaiki dan melengkapi seluruh sarana dan prasarana sekolah
secara bertahap dan berkelanjutan.
Menyusun RAPBS/RKAS dan merealisasikannya secara transparan,
dengan prinsip-prinsip efektif, efesien dan kauntabel.
Mendorong peran serta masyarakat yang lebih besar dalam
membantu kegiatan pendidikan di sekolah ini.
Mengoptimalkan peran Komite Sekolah dalam peningkatan mutu
pelayanan dan pengawasan pendidikan.
Berusaha menata manajemen dan administrasi sekolah secara baik.

11
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu


VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2
Kesehatan
10.Teknologi Informasi dan 2 2 2
Komunikasi
B. Muatan Lokal
1. BTQ 2 2 2
2. Bahasa Sunda 2 2 2
C. Pengembangan Diri: 2*) 2*) 2*)
Jumlah 36 36 36

B. MUATAN KURIKULUM

1. MATA PELAJARAN WAJIB


Mata pelajaran pelajaran wajib dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ini adalah Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia,

12
Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani, dan Teknologi informasi dan komunikasi.
2. MUATAN LOKAL
Muatan lokal yang wajib diikuti oleh peserta didik adalah Baca Tulis Al
Quran (BTQ) sedangkan muatan lokal pilihan adalah Bahasa Sunda.

3. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI


Pengembangan diri diarahkan kepada memberikan pelayanan untuk
peserta didik baik individu / kelompok agar berkembang secara optimal
dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karir; melalui proses
pembiasaan, pemahaman diri, dan lingkungan serta pemanfaatannya
untuk mencapai kesempurnaan perkembangan diri.
Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Saketi
dibagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan pengembangan diri
terprogram dan kegiatan pengembangan diri tidak terprogram
1. Kegiatan pengembangan diri terprogram
a. Pramuka
b. Pencak Silat
2. Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram, terdiri dari:
a. Kegiatan Rutin :Upacara, Senam
b. Kegiatan Spontan: Membiasakan : -salam, - membuang sampah
pada tempatnya, - membiasakan berpakaian rapih membiasakan
senyum.
c. Kegiatan Keteladanan : memberi contoh berpakaian rapih, tepat
waktu, tidak merokok, hidup sederhana.

4. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Pengaturan beban belajar didasarkan pada sistem paket seperti yang
ditetapkan oleh BSNP.
Rincian :

13
1) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
2) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur 10 s/d 30 Jam Pelajaran per mata pelajaran per semester.

5. KETUNTASAN BELAJAR

KETUNTASAN BELAJAR TAHUN 2013/2014


SEMESTER 1 DAN 2

Kelas / KKM
Mata Pelajaran
No VII VIII IX
1 Pendidikan Agama 76 76 78 78 80 80
2 Pendidikan Kewarganegaraan 76 76 78 78 80 80
3 Bahasa dan Sastra Indonesia 78 78 80 80 85 85
4 Bahasa Inggris 75 75 77 77 79 79
5 Matematika 75 75 77 77 79 79
6 IPA 75 75 77 77 79 79
6 IPS 76 76 75 75 75 75
8 Seni Budaya 78 78 75 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olah Raga 78 78 75 75 75 75
9
dan Kesehatan
Teknologi Informasi dan 76 76 75 75 75 75
10
Komunikasi
11 BTQ 78 78 82 82 86 86
12 Bahasa Sunda 76 76 80 85 75 75

6. KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN

1. Kenaikan Kelas
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Siswa
dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai
14
kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil belajar (HB),
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua
mata pelajaran.
b. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama apabila
memperoleh nilai kurang dari kategori baik (55) pada kelompok mata
pelajaran agama, peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih
dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai
pada batas akhir tahun ajaran, dan angka ketidakhadiran lebih dari
20%,
c. Jika karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan
fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu
mencapai kompetensi yang ditargetkan.
d. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua
indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah
dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

2. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 62 ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga
dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. Lulus ujian nasional.

7. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)

15
Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah sudah
tercakup pada pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Artinya materi
kecakapan hidup akan diperoleh oleh peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dilaksanakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas melalui berbagai metoda, strategi, dan pendekatan
pembelajaran.

16
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 SAKETI
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berisi komponen yang
harus dilaksanakan dan dicapai dalam proses belajar mengajar yang
meliputi visi, misi dan tujuan sekolah; struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan, silabus dan RPP.
2. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disusun dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah, peserta didik dan
lingkungan.

B. Saran
1. Sejalan dengan otonomi sekolah dan manajemen berbasis sekolah, maka
Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hendaklah menjadi
pedoman dan arah dalam pengelolaan sekolah terutama pengelolaan
proses belajar dan mengajar guna tercapainya tujuan yang sudah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan KTSP perlu dukungan dari
semua komponen dan stakeholder sekolah dalam bentuk partisipasi aktif,
kreatif dan inovatif.

18

Anda mungkin juga menyukai