Makalah Tentang Karya Ilmiah
Makalah Tentang Karya Ilmiah
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat
menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input makanan. Ilmu dan pengetahuan yang
merupakan makanan tersebut akan diolah dan dicerna oleh alat pencernaan, yaitu di
dalam otak manusia. Dari hasil proses pencernaan akan diperoleh kesimpulan baru,
wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam
memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di-recall jika
sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam
memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori
tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan
lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat
penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan
lagi dan dirangkai atau dikombinasikan menghasilkan pemahaman baru yang lebih
mendalam.
1
dasar teori penulisan karya ilmiah sebagai output ilmu pengetahuan yang seharusnya
dipahami oleh tiap-tiap mahasiswa kalangan akademis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik
dan benar. Sementara menurut UM dalam Lindawati (2009:34) Karya Ilmiah adalah karya
tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman
atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.
Karya ilmiah (scientific paper) juga merupakan laporan tertulis yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan tulisan yang sangat
perlu dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :
3
Publikasi hasil penelitian / kegiatan ilmiah
Hasil penelitian yang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi kalangan
akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terus-
menerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan
sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan masyarakat
Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan menjadi sia-sia
jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan ilmuwan secara eksklusif.
Padahal tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan
keilmuan hendaknya disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga
seiring berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
b. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.
c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4
d. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
e. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,
terurut, dan tertib.
f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.
h. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara
cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.
i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
j. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
5
2.2. Prinsip-prinsip Karya Ilmiah
Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau nonilmiah,
terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip karya ilmiah tersebuat,
yaitu :
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak mengemukakan
pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan mengesampingkan
perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan
fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan rasio atau
dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara penulisannya.
4. Dedukatif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan. Dalam
penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk mengutarakan
pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan) untuk menuntun penelitian
dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah data terkumpul, peneliti mempelajari
datanya satu per satu, peneliti mengemukakan penemuannya melalui pendekatan
induktif (Hardjodipuro, 1982).
Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi dari hasil-
hasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya ilmiah terdiri dari
beberapa jenis, antara lain :
Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar, dan sebagainya. Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang
paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan umumnya kontroversial. Dari
pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari
6
karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang
digunakan lebih santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan
penyelesaian yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan
penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti pada makalah,
laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan artikel tidak ditandai
dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai dengan peralihan paragraf.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan karya
ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian). Biasanya, makalah
dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri untuk kemudian dibacakan di
muka aumum atau dimuat pada suatu media cetak. Makalah hampir sama dengan
artikel. Hal yang membedakan terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus
aktual dan kontroversial, serta sistematika yang lebih baku.
Laporan
Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah
untuk jenjang diploma III (DIII).
Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan
laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil diganti
dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen pembiayaan; bab
penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila penelitian
tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman abstract atau
intisari.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk
meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi
kepustakaan).
7
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih jauh.
Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan kenyataan-kenyataan itu
dengan dasar logika. Artinya ia harus memandangnya dari konstruksi sebab-akibat.
Tidak sekedar mengetahui kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam
hubungan sebab-akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat,
diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak mungkin
diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan kenyataan dan peristiwa
belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu.
Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika skripsi
tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud untuk
memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil. Akan tetapi
persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut ini: (1) Baik skripsi
maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2)
Baik skripsi maupun tesis mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi
syarat-syarat untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada
8
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum
dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan
melalui metodologi yang benar.
Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya (langsung
dan sebagai pendukung) trhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat dielaborasi
dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang diselidiki dalam hubungannya
dengan hipotesa yang sejalan dengan proses pembuktian. Data yang dapat
dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi. Dalam hal ini tesis berbeda dengan
laporan. Lain dari itu tesis harus memiliki masalah yang jelas yang akan
ditanganipenulis karangan tesis itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan
dirumuskan dengan tepat. Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis
tersebut harus memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah
itu.
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti dapat
menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu metode
dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam perumusah kesimpulan,
maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan kepada pembuktian-
pembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya. Untuk mencapai
kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif, yaitu dengan melalui
penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula dengan metode deduktif, yaitu
dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau generalisasi substantif.
9
Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita ketahui,
istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis didefinisikan sebagai
sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan yang dikembangkan dan
dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi. Dari pandangan ini, sebuah tesis
adalah percobaan pemecahan untuk masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan
sebagai karangan formil yang fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen
logis yang mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk
suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang
disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis
sendiri.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru
yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S
III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Fungsi disertasi adalah untuk
menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu subyek atau pokok
karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak
begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik,
penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai
alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani
pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan
bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah.
Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan intelektuil.
Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran, penyelidikan,
renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau pemikiran yang dapat
diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan dirinya dengan jaminan tentang
kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi
dapat disusun.
10
disertasi sedikit banyak adalh karangan formil dalam analisa, interpretasi, penilaian,
dan penjelasan pokok, subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat
bermaksud untuk menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat.
Sebuah disertasi dapat berbentuk kritik, nrmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif.
Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi
dari premise kepada kesimpulan.
11
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir,
2007:41).
a) Membaca Tulisan Ilmiah
Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure unsure
kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraph.
Kesatuan beberapa huruf membentuk kata, kesatuan beberapa kata membentuk
kalimat dan kesatuan beberapa kalimat membentuk paragraph, dan kesatuan
beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan).
Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu
memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu telah diuraikan
tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar paragraph. Maksud utama
membaca paragraph sebuah tulisan adalah untuk mengetahui gagasan/ide pokoknya.
Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur berpikir penulis. Cara menentukan
ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada pada kalimat utama) yang diulangi
kembali diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti diikuti kata ganti
penunjuk pada kalimat kalimat penjelas.
12
Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati tentang
jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan mangapa dan
bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah popular deskriptif yang
disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah dengan
msalah yang muncul dan pemecahan masalah itu.
Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan membaca,
perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman gagasan/ide pokok dalam
paragraph sebagaimana tulisan ilmiah.
13
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:
Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan baku.
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut
jargon ilmiah yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang sama bidang
ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus yang
hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya ilmiah.
a. Halaman Judul
Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang dibuat.
Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan menganalisis, jangkauan
14
wilayah, domain penelitian, waktu dan metode yang dipakai serta kesimpulan yang
didapat.
BIDANG KEGIATAN
Diusulkan Oleh :
PALEMBANG
2013
b. Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan sebagai
bukti pengesah suatu karya ilmiah.
15
Contoh Lembar Pengesahan :
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioetanl Sebagai
Energi Alternatif
2. Bidang Kegiatan : ( X ) Gagasan Tertulis ( ) Penelitian
16
c. Kata Pengantar
Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada siapapun yang
terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah penulis tersebut. Contoh
kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar makalah ini.
d. Daftar Isi
Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca mengetahui
klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan.
e. Daftar Tabel
Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk memudahkan
penelurusan tabel terkait.
f. Bab I Pendahuluan
Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya
Latar belakang, merupakan diskripsi masalah, data awal yang mendukung adanya
masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan apa yang mendorong peneliti
memilih topik penelitian ini. Contoh latar belakang dapat dilihat pada bab
pendahuluan makalah ini.
Rumusan masalah, ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan dibahas dalam
karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan pengkhususan masalah
utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Contoh rumusan masalah dapat
dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
Batasan masalah, ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab, jika tidak
dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan penulis, baik dari
segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu.
Contoh batasan masalah :
Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat karya
ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah yang
berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata tulis ilmiah
yang dikaji antara ,ain :
1. Unsur-unsur karya ilmiah.
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
3. Pembentukan paragraf.
17
Tujuan dan manfaat
Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena tertentu.
Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan
dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan
manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan dan manfaat dapat dilihat pada bab
pendahuluan makalah ini.
18
temuan ini penting, dan bagaimana temuan ini berkontribusikan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penelitian apa yang harus
dilakukan kemudian. Simpulan dan saran dapat dilihat pda karya ilmiah terlampir.
k. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Berikut ini merupakan contoh dari
bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian
dan lain sebagainya.
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet
Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com, diunduh 3
August 2008).
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
l. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke
dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung
(misalnya daftar riwayat hidup), diagram, atau maupun berupa gambar. Contoh
lampiran dalam karya tulis dapat dilihat dalam karya ilmiah terlampir.
Hal yang sering menjadi kendala dalam menulis karya ilmiah bagi sebagian besar
kaum pelajar adalah memunculkan ide. Sebenarnya, ide bisa diperoleh di mana saja, dari apa
saja. Ada berbagai alternatif yang dapat menjadi sumber ide. Beberapa di antaranya adalah observasi
dan mencermati kejadian melalui eksporasi langsung atau media massa. Ketika berekplorasi, akan
ditemukan berbagai masalah yang perlu diselesaikan, atau hal-hal yang harus dijawab dan
dibuktikan. Hal ini dapat menjadi dasar bagi dilaksanakannya penelitian untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi, atau menjawab pertanyaan yang ada. Menulis karya ilmiah dapat dimulai dari :
19
a. Penentuan topik
Dalam suatu tulisan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan
oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat
dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah tulisan, misalnya:
pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan,
ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,
seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang
tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan
tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi tulisan akan
dilakukan dengan terpaksa.
20
Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan
semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara
melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di
luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering
menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
b. Penentuan Tema
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan
jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas
akan menghasilkan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang
penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat
dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan
atau gaya bahasa dan tulisannya.
c. Judul
Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul
karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses
penulisan ada kemungkinan judul berubah.
21
d. Mengenali Target Pembaca
Untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca, perlu dibuat asumsi
tingkat pengetahuan target pembaca tulisan tersebut. Untuk tugas akhir, cukup aman
mengasumsikan target pembacanya adalah sesama mahasiswa dari jurusan yang
sama.
e. Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
mencari informasi/data dari kepustakaan;
menyusun daftar angket;
melakukan wawancara;
melakukan pengamatan di lapangan;
melakukan percobaan di laboratorium.
f. Seberapa Panjang?
Meskipun kadang disebutkan dalam panduan penulisan laporan tugas akhir
(skripsi, thesis, desertasi), jumlah halaman hanya lah merupakan petunjuk tentang
kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Pada umumnya tidak ada
ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan tugas akhir. Kuncinya, pastikan
tiap kalimat berguna bagi pembaca.
22
(1) Tahap Persiapan (prapenulisan)
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang
dihadapi, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya
masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
23
(4) Tahap Verifikasi/ Evaluasi.
Tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap
iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan. Setelah data disusun
lalu diadakan pengetikan data (penelitian).
h. Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan
bahasa berikut:
penyusunan paragraf,
penerapan kalimat baku,
penerapan diksi/pilihan kata, dan
penerapan EYD.
24
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sumber belajar yang tersedia di jaringan
internet belumlah terlalu banyak. Pada umumnya sumber belajar yang tersedia ditulis dalam
bahasa Inggris. Meskipun sebagian besar informasi itu ditulis dalam bahasa Inggris, dalam
peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia, informasi informasi itu tetap saja sangat
berarti dan dapat dimanfaatkan. Misalnya, informasi tentang peningkatan kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara umum. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran dewasa ini, penggunaan internet sangat dianjurkan untuk memperkarya
wawasan pengetahuan sivitas akademika.
Membaca referensi, baik berupa buku, tulisan ilmiah, maupun tulisan yang diakses
dari internet, perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk menulis. Dalam kegiatan membaca
untuk menulis ini, pembaca perlu mencatat beberapa hal penting yang akan mungkin
diperlukan saat menulis.
Hal-hal yang perlu dicatat oleh seorang pembaca dalam kegiatan membaca referensi
adalah a) keterangan lengkap tentang sumber, b) informasi-informasi penting terkait dengan
topik bacaan, dan c) kutipan-kutipan pernyataan pakar yang dianggap perlu.
Keterangan lengkap tentang sumber, antara lain. Mencakup: nama penulis (orang
atau lembaga), tahun penulisan/tahun terbit/nama kota, nama penerbit(bila diterbitkan),
alamat website/situs dan tanggal akses (bila tulisan diakses dari internet). Keterangan
lengkap tentang sumber dipandang perlu dicatat dalamkegiatatn menulis ilmiah pernyata-
pernyataan yang dimuat harus dapat dipertanggungjawabkan dengan jalan mencantumkan
sumbernya.
Hal lain ytang perlu dicatat dalam membaca referensi adalah infirnmasi-informasi
penting terkait dengan topik bacaan. Informasi-informasi ini akan berguna untuk
melengkapi dan mengembangkan gagasan-gagasan penulis dalam kegiatan menulis.
Selanjutnya, hal yang perlu dicatat adalah kutipan-kutipan pernyataan pakar yang
dianggap perlu untuk mendukung data. Hal ini dilakukan untuk memperkuat gagasan-
gagasan penulis dalam kegiatan menulis ilmiah dan untuk menghindari penjiplakan. Untuk
lebih memahami penggunaan kutipan, baik falam kegiatan membaca untuk menulis maupun
menulis karya ilmiah, berikut akan dibahas tentang kutipan.
25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Karya ilmiah merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Berdasarkan
bentuknya, karya ilmiah terdiri dari artikel, makalah, laporan, proposal penelitian, skripi,
tesis, dan disertasi. Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki struktur
umum antara lain :
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN BAB III METODE PENULISAN
KATA PENGANTAR 3.1
DAFTAR ISI 3.2
DAFTAR TABEL
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB I PENDAHULUAN 4.1
1.1 Latar Belakang Masalah 4.2
1.2 Pembatasan Masalah BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1.3 Tujuan dan Manfaat 5.1
5.2
BAB II LANDASAN TEORI/
TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
2.1 LAMPIRAN
2.2
Dalam menulis karya ilmiah, hal yang sering menjadi kedala bagi sebagian besar
kaum pelajar adalah memuncul ide. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah khusus yang
dapat membantu penulisan karya ilmiah. Langkah ini dapat dimulai dari observasi terhadap
lingkungan, eksplorasi, ataupun sosialisasi untuk menemukan topik. Selanjutnya, topik
tersebut digunakan lebih spesifik menjadi tema dan dikhususkan membentuk sebuah judul.
26
proses pengumpulan data hingga penyusunan terkait dengan kedalaman dan keluasan materi
yang dikehendaki. Keluasan materi ini berkaitan dengan seberapa panjang suatu tulisan
harus di buat. Pada umumnya, tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan.
Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca. Tahap akhir dari penulisan karya
ilmiah adalah pemeriksaan hingga dapat dipublikasikan kepada pembaca.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain :
Untuk lebih memahami struktur tiap jenis karya ilmiah, sebaiknya pembaca menelusuri
materi lebih lanjut dalam buku-buku ataupun referensi lain karena contoh yang diberikan
dalam makalah ini hanya berupa struktur secara umum yang sering dipakai dalam
penulisan makalah.
Untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik, tidak cukup hanya dengan mengetahui
teori-teori penulisan karya ilmiah saja, namun juga harus disertai dengan latihan.
Sebagai kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan ilmu
pengetahuan, semestinya ilmu yang diperoleh disempurnakan dengan produk-produk
tulisan, misalnya karya ilmiah, sebagai output dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh.
27