Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Aktivitas kepenulisan tak bisa dilepaskan dari rangkaian aktivitas pembelajaran.


Bagi para penuntut ilmu, menulis adalah salah satu cara mengakselerasi peningkatan
pemahaman karena menulis berarti menuangkan kembali semua ilmu dan pengetahuan
tentang suatu tema yang pernah ditampung dalam pikiran.

Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat
menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input makanan. Ilmu dan pengetahuan yang
merupakan makanan tersebut akan diolah dan dicerna oleh alat pencernaan, yaitu di
dalam otak manusia. Dari hasil proses pencernaan akan diperoleh kesimpulan baru,
wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam
memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di-recall jika
sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam
memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori
tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan
lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat
penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan
lagi dan dirangkai atau dikombinasikan menghasilkan pemahaman baru yang lebih
mendalam.

Bagaimana dengan kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan


ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan akademik dan ilmiah mereka? Semestinya itu
semua disempurnakan dengan produk-produk tulisan sebagai output dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh. Dalam hal
ini, tulisan ilmiahlah salah satu produknya.

Penulisan karya ilmiah memerlukan persyaratan formal dan materiil. Persyaratan


formal menyangkut kebiasaan yang harus diikut dalam penulisan, sedangkan persyaratan
materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila
isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan. Dalam makalah ini, akan dibahas dasar-

1
dasar teori penulisan karya ilmiah sebagai output ilmu pengetahuan yang seharusnya
dipahami oleh tiap-tiap mahasiswa kalangan akademis.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

a. Apakah karya tulis ilmiah itu?


b. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah serta prinsip-prinsip karya ilmiah tersebut?
c. Bagaimana sistematika struktur karya ilmiah?
d. Bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan makalah ini yaitu:

a. Mengetahui apa itu karya tulis ilmiah.


b. Mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.
c. Memahami sistematika struktur karya ilmiah.
d. Memahami langkah-langkah penulisan karya ilmiah.

Manfaat penulisan makalah ini antara lain :

a. Memberikan pemahaman mengenai karya ilmiah.


b. Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, khususnya
materi Menulis Karya Ilmiah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Karya Ilmiah

Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik
dan benar. Sementara menurut UM dalam Lindawati (2009:34) Karya Ilmiah adalah karya
tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman
atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.

Karya ilmiah (scientific paper) juga merupakan laporan tertulis yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan tulisan yang sangat
perlu dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :

Aktualisasi diri dalam proses pembelajaran


Aktivitas belajar bukan hanya terpaku dengan mengumpulkan ilmu pengetahuan dan
wawasan semata. Namun, hal yang penting dalam pembelajaran adalah praktek dan
implementasi ilmu yang telah diperoleh agar mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul. Untuk
itu, dibutuhkanlah pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau
permasalahan yang timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan
dilahirkan banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai
persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib, sistematis dan
dapat dipertanggung jawabkan.

3
Publikasi hasil penelitian / kegiatan ilmiah
Hasil penelitian yang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi kalangan
akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terus-
menerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan
sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan masyarakat
Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan menjadi sia-sia
jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan ilmuwan secara eksklusif.
Padahal tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan
keilmuan hendaknya disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga
seiring berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.

Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Mengacu kepada teori


Artinya karya ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /
kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori antara lain:
Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
Digunakan untuk menjelaskan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

b. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.

c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

4
d. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.

e. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,
terurut, dan tertib.

f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.

g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.

h. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara
cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.

i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.

j. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.

5
2.2. Prinsip-prinsip Karya Ilmiah
Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau nonilmiah,
terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip karya ilmiah tersebuat,
yaitu :
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak mengemukakan
pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan mengesampingkan
perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan
fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan rasio atau
dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara penulisannya.
4. Dedukatif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan. Dalam
penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk mengutarakan
pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan) untuk menuntun penelitian
dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah data terkumpul, peneliti mempelajari
datanya satu per satu, peneliti mengemukakan penemuannya melalui pendekatan
induktif (Hardjodipuro, 1982).

2.3. Jenis-Jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Bentuknya

Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi dari hasil-
hasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya ilmiah terdiri dari
beberapa jenis, antara lain :

Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar, dan sebagainya. Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang
paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan umumnya kontroversial. Dari
pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari

6
karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang
digunakan lebih santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan
penyelesaian yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan
penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti pada makalah,
laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan artikel tidak ditandai
dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai dengan peralihan paragraf.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan karya
ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian). Biasanya, makalah
dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri untuk kemudian dibacakan di
muka aumum atau dimuat pada suatu media cetak. Makalah hampir sama dengan
artikel. Hal yang membedakan terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus
aktual dan kontroversial, serta sistematika yang lebih baku.
Laporan
Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah
untuk jenjang diploma III (DIII).
Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan
laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil diganti
dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen pembiayaan; bab
penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila penelitian
tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman abstract atau
intisari.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk
meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi
kepustakaan).

Penulisan skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak


mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk
mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak

7
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih jauh.
Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan kenyataan-kenyataan itu
dengan dasar logika. Artinya ia harus memandangnya dari konstruksi sebab-akibat.
Tidak sekedar mengetahui kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam
hubungan sebab-akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat,
diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak mungkin
diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan kenyataan dan peristiwa
belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu.

Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan


persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak bermaksud untuk
memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan masalah itu tidak
diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan sampai. kepada perumusan
kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat mengemukakan kenyataan peristiwa
yang diolah dari laporan yang sah dengan sistimatis dan dengan maksud untuk
mengemukakan masalah-masalah yang akan dianalisa dengan dasar-dasar logika.
Mengemukakan dan mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu pekerjaan
yang mudah. Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti turunnya nilai skripsi,
dan tentu saja nilai nalisa skripsi itu. Untuk mengemukakan kenyataan peristiwa,
masalah-masalah, dan analisa diperlukan suatu sistimatika formil dan disiplin
teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa sebuah skripsi sama pentingnya dengan nilai
masalah dan nilai analisa dalam tesis.
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru
dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih
mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih
gelar magister.

Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika skripsi
tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud untuk
memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil. Akan tetapi
persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut ini: (1) Baik skripsi
maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2)
Baik skripsi maupun tesis mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi
syarat-syarat untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada
8
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum
dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan
melalui metodologi yang benar.

Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan bahwa


dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan tetapi di
samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis dan skripsi terdapat
perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara tesis dan skripsi:
(1) Tesis bermaksud dan didorong oleh tujuan untuk memecahkan persoalan yang
dikemukakannya, sedangkan skripsi tidak berdasarkan tujuan untuk memecahkan
masalah itu; (2) Analisa yang terdapat di dalam karangan tesis bertujuan untuk
mengambil kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi, hukum, atau tesis,
sedangkan skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil, generalisasi, hukum, atau
tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih luas dari pada skripsi.

Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya (langsung
dan sebagai pendukung) trhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat dielaborasi
dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang diselidiki dalam hubungannya
dengan hipotesa yang sejalan dengan proses pembuktian. Data yang dapat
dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi. Dalam hal ini tesis berbeda dengan
laporan. Lain dari itu tesis harus memiliki masalah yang jelas yang akan
ditanganipenulis karangan tesis itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan
dirumuskan dengan tepat. Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis
tersebut harus memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah
itu.
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti dapat
menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu metode
dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam perumusah kesimpulan,
maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan kepada pembuktian-
pembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya. Untuk mencapai
kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif, yaitu dengan melalui
penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula dengan metode deduktif, yaitu
dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau generalisasi substantif.

9
Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita ketahui,
istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis didefinisikan sebagai
sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan yang dikembangkan dan
dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi. Dari pandangan ini, sebuah tesis
adalah percobaan pemecahan untuk masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan
sebagai karangan formil yang fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen
logis yang mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk
suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang
disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis
sendiri.

Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru
yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S
III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Fungsi disertasi adalah untuk
menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu subyek atau pokok
karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak
begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik,
penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai
alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani
pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan
bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah.

Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan intelektuil.
Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran, penyelidikan,
renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau pemikiran yang dapat
diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan dirinya dengan jaminan tentang
kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi
dapat disusun.

Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan terhadap


masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam pembuktian. Esensi
sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris, deduksi dan kesimpulan. Sebuah

10
disertasi sedikit banyak adalh karangan formil dalam analisa, interpretasi, penilaian,
dan penjelasan pokok, subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat
bermaksud untuk menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat.
Sebuah disertasi dapat berbentuk kritik, nrmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif.
Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi
dari premise kepada kesimpulan.

Penulis disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari pemikiran


logis yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata pengantar buku
disertasi, Risk, Uncertainty and Profit, tulisan Frank H. Knight, yang mendapat
hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan: Adalah, sedikit yang secara fundamentil
baru di dalam buku ini. la menggambarkan suatu percobaan untuk menyata-kan
prinsip-prinsip esensiil dari doktrin ekonomi konvensionil lebih tepat, dan untuk
menunjukkan implikasi-implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah dikerjakan
sebelumnya. Yaitu obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan kembali; ia
adalah suatu studi dalam teori murni. dalah tidak tepat jika di dalam tesis,
penulis yang bersangkutan, mengadakan spekulasi bahwa dalam suatu saat per-
ekonomian liberalistis akan mendekati perekonomian sosialistis dan sebaliknya
perekonomian sosialistis akan mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi sebuah
disertasi dapat mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan apakah
perekonomian liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling mendekat. Dalam
diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang timbul dari segala bukti yang
ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada kesimpulan yang definitif melalui
proses penalaran dan logika yang datang dari premise Perbedaan antara tesis dan
disertasi bukan terletak pada jenis karangan tetapi pada tingkat yang perlu dicapai.
Perbedaan itu akan tampak pula dalam hasil yang dicapi oleh tesis dan skripsi,
seperti halnya hasil yang perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi,
tesis dan disertasi mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian
adalah lebih jauh dan yang sebelumnya.

2.4. Jenis-jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Pembacanya


Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat dibedakan atas
a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya ilmiah biasa adalah karya
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu/ professional, sedangkan karya

11
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir,
2007:41).
a) Membaca Tulisan Ilmiah
Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure unsure
kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraph.
Kesatuan beberapa huruf membentuk kata, kesatuan beberapa kata membentuk
kalimat dan kesatuan beberapa kalimat membentuk paragraph, dan kesatuan
beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan).
Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu
memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu telah diuraikan
tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar paragraph. Maksud utama
membaca paragraph sebuah tulisan adalah untuk mengetahui gagasan/ide pokoknya.
Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur berpikir penulis. Cara menentukan
ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada pada kalimat utama) yang diulangi
kembali diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti diikuti kata ganti
penunjuk pada kalimat kalimat penjelas.

b) Karya ilmiah populer


Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah yang
ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah popular (Amir, 2007:41).
Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993: 1) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah
popular adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan penuturan yang mudah
dimengerti.
Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan
menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh orang
kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam
penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana daripada tulisan ilmiah
biasa.
Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama, tulisan ilmiah
popular deskriptif yang membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta
begitu saja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk pembaca. Tulisan ilmiah
popular seperti ini biasanya membeberkan fakta apa adanya, atau penemuan
mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak mempersoalkan bagaimana jalannya
proses penemuan atau hakikat hal yang dibeberkan itu.

12
Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati tentang
jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan mangapa dan
bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah popular deskriptif yang
disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah dengan
msalah yang muncul dan pemecahan masalah itu.
Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan membaca,
perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman gagasan/ide pokok dalam
paragraph sebagaimana tulisan ilmiah.

Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni


Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulisan
ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.

Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:


Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang
dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di
bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap
terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut
sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan
terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok
tertentu.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
Gaya penulisan tidak baku.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk aspek
intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang bersangkutan.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis
agar pembaca melakukan tindakan tertentu.

13
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:
Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan baku.
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut
jargon ilmiah yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang sama bidang
ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus yang
hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji

2.5. Sistematika Struktur Karya Ilmiah

Karya ilmiah memiliki kerangka yang merupakan pengelompokan dan pengamatan


jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan. Adapun kerangka karya ilmiah,
yaitu :

HALAMAN JUDUL BAB III METODE PENULISAN


LEMBAR PENGESAHAN 3.1
KATA PENGANTAR 3.2
DAFTAR ISI
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
DAFTAR TABEL
4.1
BAB I PENDAHULUAN 4.2
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Pembatasan Masalah BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1.3 Tujuan dan Manfaat 5.1
5.2
BAB II LANDASAN TEORI/ TINJAUAN
PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
2.1 LAMPIRAN
2.2

Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya ilmiah.

a. Halaman Judul
Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang dibuat.
Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan menganalisis, jangkauan

14
wilayah, domain penelitian, waktu dan metode yang dipakai serta kesimpulan yang
didapat.

Contoh Halaman Judul :

USULAN PROGRAM KREAKTIVITAS MAHASISWA

PENGELOLAAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOETANOL


SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIFF

BIDANG KEGIATAN

PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Diusulkan Oleh :

Eka Febriyanti NIM 0611 3040 1011 Tahun Angkatan 2011

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2013

b. Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan sebagai
bukti pengesah suatu karya ilmiah.

15
Contoh Lembar Pengesahan :

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioetanl Sebagai
Energi Alternatif
2. Bidang Kegiatan : ( X ) Gagasan Tertulis ( ) Penelitian

3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa


4. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Fitria Puspasari
b. NIM : 0611 3040 1013
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Politeknik : Politeknik Negeri Sriwijaya
5. Anggota Pelaksana : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Idha Silviyati, ST
b. NIP : NIP. 19610704 198903 2 002
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jl. Lunjuk Jaya, Gg. Melati, No. 45, RT. 50, Palembang
08127104759

Palembang, 22 Oktober 2010


Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Kimia Polsri Ketua Pelaksana Kegiatan

Ir. Robert Junaidi, M.T Fitria Puspasari


NIP. 196007 1991 031001 NIM. 0609 3040 0369

Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya Dosen Pendamping

RD. Kusumanto, S.T., M.M Idha Silviyati, S.T


NIP. 196603111992031004 NIP. 19610704 198903 2 02

16
c. Kata Pengantar
Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada siapapun yang
terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah penulis tersebut. Contoh
kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar makalah ini.

d. Daftar Isi
Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca mengetahui
klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan.

e. Daftar Tabel
Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk memudahkan
penelurusan tabel terkait.

f. Bab I Pendahuluan
Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya

Latar belakang, merupakan diskripsi masalah, data awal yang mendukung adanya
masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan apa yang mendorong peneliti
memilih topik penelitian ini. Contoh latar belakang dapat dilihat pada bab
pendahuluan makalah ini.
Rumusan masalah, ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan dibahas dalam
karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan pengkhususan masalah
utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Contoh rumusan masalah dapat
dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
Batasan masalah, ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab, jika tidak
dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan penulis, baik dari
segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu.
Contoh batasan masalah :
Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat karya
ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah yang
berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata tulis ilmiah
yang dikaji antara ,ain :
1. Unsur-unsur karya ilmiah.
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
3. Pembentukan paragraf.

17
Tujuan dan manfaat
Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena tertentu.
Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan
dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan
manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan dan manfaat dapat dilihat pada bab
pendahuluan makalah ini.

g. Bab II Landasan Teori/ Tinjauan Pustaka


Landasan teori/ tinjauan pustaka ataupun telaahan pustaka merupakan paparan
tentang kerangka acuan atau objek yang digunakan dalam memecahkan masalah.
Bab ini berisi gambaran teori-teori yang pernah ada yang berkaitan dengan masalah
yang digarap, mengemukakan asumsi-asumsi dasar sebagai landasan berpikir, dan
hipotesis bila ada. Contoh telaahan pustaka dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

h. Bab III Metode Penulisan


Paparan mengenai apa yang dilakukan dalam suatu penelitian (langkah-langkah)
yang dilakukan sebelum melakukan suatu penelitian dan dikemas dalam bagian
metode penelitian. Atau dapat berupa prosedur pengumpulan, pengolahan, dan
analisis data dalam suatu karya tulis. Contoh metode penulisan dapat dilihat dalam
karya ilmiah terlampir.

i. Bab IV Analisis dan Sintesis


Jawaban terhadap pertanyaan apa yang dikemukakan umumnya dibahas dalam
bagian temuan atau hasil. Hasil-hasil penelitian harus mampu berfungsi sebagai alat
pembuktian. Contoh analisis dan sintesis dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

j. Bab V Simpulan dan Saran


Simpulan merupakan pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan
secara menyeluruh. Saran merupakan pernyataan yang bertujuan untuk
penyempurnaan hasil akhir penyelidikan.
Simpulan memuat hasil sesuai dengan tujuan penelitian, penulis harus dapat
menjelaskan kepentingan akan temuannya, bukan merupakan pengulangan yang
telah dibahas pada bagian pembahasan, harus menceritakan pada pembaca mengapa

18
temuan ini penting, dan bagaimana temuan ini berkontribusikan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penelitian apa yang harus
dilakukan kemudian. Simpulan dan saran dapat dilihat pda karya ilmiah terlampir.

k. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Berikut ini merupakan contoh dari
bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian
dan lain sebagainya.
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet
Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com, diunduh 3
August 2008).
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.

l. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke
dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung
(misalnya daftar riwayat hidup), diagram, atau maupun berupa gambar. Contoh
lampiran dalam karya tulis dapat dilihat dalam karya ilmiah terlampir.

2.6. Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah

Hal yang sering menjadi kendala dalam menulis karya ilmiah bagi sebagian besar
kaum pelajar adalah memunculkan ide. Sebenarnya, ide bisa diperoleh di mana saja, dari apa
saja. Ada berbagai alternatif yang dapat menjadi sumber ide. Beberapa di antaranya adalah observasi
dan mencermati kejadian melalui eksporasi langsung atau media massa. Ketika berekplorasi, akan
ditemukan berbagai masalah yang perlu diselesaikan, atau hal-hal yang harus dijawab dan
dibuktikan. Hal ini dapat menjadi dasar bagi dilaksanakannya penelitian untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi, atau menjawab pertanyaan yang ada. Menulis karya ilmiah dapat dimulai dari :

19
a. Penentuan topik
Dalam suatu tulisan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan
oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat
dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah tulisan, misalnya:
pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan,
ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.

Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,
seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang
tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan
tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi tulisan akan
dilakukan dengan terpaksa.

2.Topik harus diketahui oleh penulis

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai


pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat
mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara
melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian
lapangan.

3. Topik yang dipilih sebaiknya:

Tidak terlalu baru


Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali
penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang
akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang
diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah
populer.

20
Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan
semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara
melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di
luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering
menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

b. Penentuan Tema

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan
jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas
akan menghasilkan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang
penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat
dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan
atau gaya bahasa dan tulisannya.

c. Judul

Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul
karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses
penulisan ada kemungkinan judul berubah.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:


1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu (bersifat
provokatif);
3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu
panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul harus
memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variahel
terikat).

21
d. Mengenali Target Pembaca
Untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca, perlu dibuat asumsi
tingkat pengetahuan target pembaca tulisan tersebut. Untuk tugas akhir, cukup aman
mengasumsikan target pembacanya adalah sesama mahasiswa dari jurusan yang
sama.

e. Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
mencari informasi/data dari kepustakaan;
menyusun daftar angket;
melakukan wawancara;
melakukan pengamatan di lapangan;
melakukan percobaan di laboratorium.

f. Seberapa Panjang?
Meskipun kadang disebutkan dalam panduan penulisan laporan tugas akhir
(skripsi, thesis, desertasi), jumlah halaman hanya lah merupakan petunjuk tentang
kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Pada umumnya tidak ada
ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan tugas akhir. Kuncinya, pastikan
tiap kalimat berguna bagi pembaca.

g. Penulisan dan Penyusunan Data


Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara
berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat). Seperti layaknya
pelukis yang memiliki imajinasi lukisan, penulis memiliki banyak gagasan dalam
menuliskannya. Kendati secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tapi
wujud yang akan dihasilkan sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam
mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya
sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Namun, begitu ide
tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit,
dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa monoton, pilihan
katanya (diksi) kurang tepat dan tidak kena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya
kering. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penyusunan sebuah
tulisan memuat empat tahap, yaitu:

22
(1) Tahap Persiapan (prapenulisan)
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang
dihadapi, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya
masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.

(2) Tahap Inkubasi


Tahap inkubasi adalah ketika penulis memproses informasi yang dimiliki
sedemikian rupa hingga ditemukan pemecahan masalah atau jalan keluar
yang dicari. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami
telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali
terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah
sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan
pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik
sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini
seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar
mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang
dipikirkannya. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar penulis
tersebut sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk
segera menetas.

(3) Tahap Iluminasi


Tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan
datang tiba-tiba dalam pikiran. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu,
bisa datang ketika duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang
berbelanja, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang
muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang
kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Seringkali
orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Secara kognitif, apa yang
dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang
dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap
referensi kognitif seseorang

23
(4) Tahap Verifikasi/ Evaluasi.
Tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap
iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.

Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan. Setelah data disusun
lalu diadakan pengetikan data (penelitian).

h. Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan
bahasa berikut:
penyusunan paragraf,
penerapan kalimat baku,
penerapan diksi/pilihan kata, dan
penerapan EYD.

2.7. Mengakses Informasi dari Internet

Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah


menyebabkan terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI
tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam
memanfaatkannya. TI memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global
dari dan ke seluruh penjuru dunia.
TI dapat digunakan untuk mencari beragam sumber belajar yang ada di jaringan
internet. Sumber belajar yang ada di jaringan internet memungkinkan penggunanya untuk
dapat memperoleh informasi dari berbagai bidang pengetahuan, dari berbagai penjuru dunia,
dari berbagai jenis tulisan (buku, artikel, majalah, surat kabar, iklan, dll), dari informasi
terkini (paling mutakhir). Meskipun dalam lingkup yang sangat luas, pencarian informasi
dari internet dapat dilakukan dengan mudah melalui mesin mesin pencari informasi
(search engine).

24
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sumber belajar yang tersedia di jaringan
internet belumlah terlalu banyak. Pada umumnya sumber belajar yang tersedia ditulis dalam
bahasa Inggris. Meskipun sebagian besar informasi itu ditulis dalam bahasa Inggris, dalam
peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia, informasi informasi itu tetap saja sangat
berarti dan dapat dimanfaatkan. Misalnya, informasi tentang peningkatan kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara umum. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran dewasa ini, penggunaan internet sangat dianjurkan untuk memperkarya
wawasan pengetahuan sivitas akademika.

2.8. Catatan Penting dalam Membaca Referensi

Membaca referensi, baik berupa buku, tulisan ilmiah, maupun tulisan yang diakses
dari internet, perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk menulis. Dalam kegiatan membaca
untuk menulis ini, pembaca perlu mencatat beberapa hal penting yang akan mungkin
diperlukan saat menulis.
Hal-hal yang perlu dicatat oleh seorang pembaca dalam kegiatan membaca referensi
adalah a) keterangan lengkap tentang sumber, b) informasi-informasi penting terkait dengan
topik bacaan, dan c) kutipan-kutipan pernyataan pakar yang dianggap perlu.
Keterangan lengkap tentang sumber, antara lain. Mencakup: nama penulis (orang
atau lembaga), tahun penulisan/tahun terbit/nama kota, nama penerbit(bila diterbitkan),
alamat website/situs dan tanggal akses (bila tulisan diakses dari internet). Keterangan
lengkap tentang sumber dipandang perlu dicatat dalamkegiatatn menulis ilmiah pernyata-
pernyataan yang dimuat harus dapat dipertanggungjawabkan dengan jalan mencantumkan
sumbernya.
Hal lain ytang perlu dicatat dalam membaca referensi adalah infirnmasi-informasi
penting terkait dengan topik bacaan. Informasi-informasi ini akan berguna untuk
melengkapi dan mengembangkan gagasan-gagasan penulis dalam kegiatan menulis.
Selanjutnya, hal yang perlu dicatat adalah kutipan-kutipan pernyataan pakar yang
dianggap perlu untuk mendukung data. Hal ini dilakukan untuk memperkuat gagasan-
gagasan penulis dalam kegiatan menulis ilmiah dan untuk menghindari penjiplakan. Untuk
lebih memahami penggunaan kutipan, baik falam kegiatan membaca untuk menulis maupun
menulis karya ilmiah, berikut akan dibahas tentang kutipan.

25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Karya ilmiah merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Berdasarkan
bentuknya, karya ilmiah terdiri dari artikel, makalah, laporan, proposal penelitian, skripi,
tesis, dan disertasi. Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki struktur
umum antara lain :

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN BAB III METODE PENULISAN
KATA PENGANTAR 3.1
DAFTAR ISI 3.2
DAFTAR TABEL
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB I PENDAHULUAN 4.1
1.1 Latar Belakang Masalah 4.2
1.2 Pembatasan Masalah BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1.3 Tujuan dan Manfaat 5.1
5.2
BAB II LANDASAN TEORI/
TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
2.1 LAMPIRAN
2.2

Dalam menulis karya ilmiah, hal yang sering menjadi kedala bagi sebagian besar
kaum pelajar adalah memuncul ide. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah khusus yang
dapat membantu penulisan karya ilmiah. Langkah ini dapat dimulai dari observasi terhadap
lingkungan, eksplorasi, ataupun sosialisasi untuk menemukan topik. Selanjutnya, topik
tersebut digunakan lebih spesifik menjadi tema dan dikhususkan membentuk sebuah judul.

Seorang penulis harus mengenali target pembaca untuk memaksimalkan manfaat


tulisan bagi pembaca. Dalam penulisannya nanti, hal ini akan sangat membantu dalam

26
proses pengumpulan data hingga penyusunan terkait dengan kedalaman dan keluasan materi
yang dikehendaki. Keluasan materi ini berkaitan dengan seberapa panjang suatu tulisan
harus di buat. Pada umumnya, tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan.
Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca. Tahap akhir dari penulisan karya
ilmiah adalah pemeriksaan hingga dapat dipublikasikan kepada pembaca.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain :
Untuk lebih memahami struktur tiap jenis karya ilmiah, sebaiknya pembaca menelusuri
materi lebih lanjut dalam buku-buku ataupun referensi lain karena contoh yang diberikan
dalam makalah ini hanya berupa struktur secara umum yang sering dipakai dalam
penulisan makalah.
Untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik, tidak cukup hanya dengan mengetahui
teori-teori penulisan karya ilmiah saja, namun juga harus disertai dengan latihan.
Sebagai kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan ilmu
pengetahuan, semestinya ilmu yang diperoleh disempurnakan dengan produk-produk
tulisan, misalnya karya ilmiah, sebagai output dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh.

27

Anda mungkin juga menyukai