Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan Minum Obat
Diperkirakan bahwa 50% pasien dengan terapi jangka lama tidak meminum obat sesuai
yang dianjurkan. Dan diperkirakan bahwa lebih dari 30% pasien masuk rumah sakit karena
ketidakpatuhan. Dalam sebuah studi dikatakan bahwa sebanyak 91 % pasien transplantasi ginjal
yang tidak patuh mengalami penolakan organ atau kematian dibandingkan dengan 18% pasien
yang patuh.
Alasan utama tidak tercapainya tujuan pengobatan yaitu (pertama) kurangnya kepatuhan
terhadap self management seperti, diet, olahraga, dan penggunaan obat sesuai yang diresepkan
dan (kedua) penundaan atau tidak ada tindakan untuk meningkatkan cara pengobatan pada
pasien yang kurang terkontrol. Gagalnya pengobatan pada penyakit kronik, 50% nya disebabkan
oleh ketidakpatuhan dan sering menyebabkan perkembangan penyakit, gangguan fungsi yang
sebenarnya dapat dihindari, rawat inap, dan kematian serta meningkatkan biaya kesehatan di
Amerika .
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menilai penyebab ketidakpatuhan dan banyak faktor
yang telah teridentifikasi. Faktor-faktor yang berbeda berhubungan dengan penyakit yang
berbeda, untuk contohnya biaya merupakan masalah di USA (karena pasien harus membayar
untuk pengobatan/asuransi) tetapi jarang terjadi di UK. Alasan ketidakpatuhan umumnya dibagi
dua kelompok:
kombinasi atau tablet satu kali sehari untuk pengobatan yang diharapkan akan lebih mudah untuk
diminum. Ada bukti yang menyatakan bahwa kepatuhan berkurang jika frekuensi dosis lebih dari
tiga kali sehari, tetapi tidak ada data yang mendukung untuk satu kali atau dua kali sehari. Pasien
lebih memilih produk kombinasi atau dosis satu kali sehari, tetapi pilihan tentu saja tidak
berhubungan dengan kepatuhan. Faktanya pemberian dosis satu kali sehari cendrung
menyebabkan hasil teraupetik yang buruk karena missing satu dosis berarti missing terapi untuk
satu hari.
Gejala Putus Zat adalah gejala yang terjadi akibat penghentian atau pengurangan dosisnya.
Keadaan ini menimbulkan gejala fisik yang tidak enak berupa kejang, mual, muntah, gemetar,
gelisah, berkeringat, dan sebagainya. Berat ringan gejala putus bergantung jenis zat, dosis, dan
lama penggunaan.Makin tinggi dosis narkoba yang disalahgunakan dan makin lama
penyalahgunaannya, makin kuat gejala sakitnya.