Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Teknik Lontar Martil - Salah satu nomor lomba atletik yang juga sering
diperlombakan baik di ajang nasional ataupun internasional adalah nomor lempar.
Yang termasuk dalam nomor lempar adalah olahraga lempar lembing , tolak peluru,
lempar cakram dan lontar martil. Nah pada kesempatan kali ini Artikel Penjas
mencoba menjelaskan tentang Teknik Dasar Lontar Martil.

Beberapa keterangan umum dalam pelatihan lontar martil :

a) Jarak yang diperoleh dalam lontar martil sangat tergantung pada kecepatan
gerak dan sudut pada saat martil tadi terlepas dari tangan.
b) Untuk mendapatkan kecepatan gerak yang maksimum dari martil, atlet
hendaknya menggunakan gerakan rotasional dengan kaki kiri sebagai
sumbu menyilang lingkaran.
c) Biasanya dapat dilakukan 3 rotasi atau putaran.
d) Pada waktu berputar, martil dan pelontarnya berputar dengan sumbu yang
melintasi bagian tubuh atlet yang kontak dengan tanah.
e) Martil berputar dengan bentuk spiral.
f) Untuk meningkatkan kecepatan linear martil, atlet harus menambah jarak
sumbu dengan cara merentangkan tangan selurus mungkin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lontar Martil

Lontar Martil merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang sering
diperlombakan pada even-even olahraga baik ditingkat nasional maupun
internasional. Beberapa keterangan umum dalam pelatihan lontar martil :

a) Jarak yang diperoleh dalam lontar martil sangat tergantung pada kecepatan
gerak dan sudut pada saat martil tadi terlepas dari tangan.
b) Untuk mendapatkan kecepatan gerak yang maksimum dari martil,
hendaknya menggunakan gerakan rotasional dengan kaki kiri sebagai
sumbu menyilang lingkaran.
c) Biasanya dapat dilakukan 3 rotasi atau putaran.
d) Pada waktu berputar, martil dan pelontarnya berputar dengan sumbu yang
melintasi bagian tubuh yang kontak dengan tanah.
e) Martil berputar dengan bentuk spiral.

Untuk meningkatkan kecepatan linear martil, yakni harus menambah jarak


sumbu dengan cara merentangkan tangan selurus mungkin.

Nomor lontar martil berbeda dengan nomor lempar yang lain dari sisi alat dan
teknik yang digunakan oleh pelontar untuk memperbesar jarak lontaran. Teknik
modern untuk melontar martil masih dalam penelitian intensif. Teknik melontar
yang saya gunakan telah dikembangkan dari hasil pengamatan pada pemegang
rekor dunia yang sebelumnya, Jud Logan, clan Al Shoterman selama bertahun-
tahun. Selain itu, juga saya kembangkan dari hasil pengalaman pribadi clan juga
hasil dari lawatan bermacam-macam klinik Stewart Togher, seorang pelatih
nasional Amerika Serikat, dan Yuriy Sedych, pemegang rekor dunia saat ini.
B. Tehnik Dasar Lontar Martil

Ada beberapaTeknik Dasar Lontar Martil yang harus dikuasai oleh seorang
pelempar diantaranya Posisi awalan dan ayunan, putaran dan transisi, fase akhir,
dan lemparan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan Teknik Dasar Lontar
Martil tersebut :

a) Beberapa tahap gerakan lontar martil :

1. Posisi Awal dan Ayunan

Teknik dasar lontar martil dengan awalan dimulai dengan cara martil
dipegang pada bagian handle dengan menggunakan tangan kiri kemudian ditutup
dengan tangan kanandan posisi kedua ibu jari menyilang. Kepala martil boleh
ditempatkan di atas tanah sebelah kanan atau dibelakang si pelempar kemudian
pelempar dapat mengayunkan martil sebagi ayunan permulaan. Titik terendah dari
ayunan permulaan adalah hanya ketika martil melewati bagian kanan dari kaki
kanan.

2. Putaran dan Transisi

Ketika martil mencapai titik terendah pelempar mulai pivot di atas timit
tungkai kiri dan ujung telapak kaki kanan. putaran dibuat di atas tumit dan kaki kiri
sampai mengahadap ke arah depan dari lingkaran dan kemudian dilanjutkan dengan
memutarnya kembali di atas telapak kaki bagian depan sampai kembali ke arah
semula. Tubuh bagian bawah membawa tubuh bagian atas bergerak ke depan,
dengan tangan kiri menutup dada, dan selama tungkai bergerak, martilpun terus
bergerak. Kaki kanan meninggalkan tanah ketika kaki kiri selesai dengan gerakan
tumitny, berat badan dipindahkan ke tungkai kiri dan seterusnya.

3. Fase Akhir

Beberapa saat sebelum putaran berakhir atau sebelum martil mencapai titik
terendah, pelempar sudah mulai menarik martilnya, mempercepat jalannya martil
saat bergerak ke arah bawah dan mencoba untuk mempercepat gerakan kedua
tungkai dalam upaya mempercepat gerakan kedua tungkai dalam upaya
mempercepat putaran tubuh bagian bawah.

4. Lemparan

Teknik dasar lontar martil pada tahap ini dilakukan dengan meluruskan
kedua tungkai dengan kuat, badan lebih dibusungkan lagi dengan kepala direbahkan
ke arah belakang atau dengan posisi tertengadah, ketika martil telah ditempatkan
pada dudut trayektorinya, pelempar harus melihat ke arah lemparan, kemudian
mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangan kedua matanya
mengikuti jalannya martil sebelum mengganti posisi kedua tungkainya.

b) Tahapan Lontar Martil

1. Memegang Martil

Tehnik memegang martil merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan


dalam cabang lontar martil.

Petunjuk pelaksanaan :

a. Martil dipegang dengan dua tangan.


b. Untuk melindungi tangan, biasanya tangan kiri pelontar menggunakan
sarung tangan.
c. Tungkai martil terletak pada sendi jari-jari tangan kiri dan jari-jari tangan
kanan diatasnya.

2. Tahap Ayunan
Petunjuk pelaksanaan :
a. Ayunan pendahuluan dimulai dari suatu posisi dibelakang lingkaran dengan
punggung menghadap ke lingkaran untuk melontar.
b. Kaki hendaknya dibuka secukupnya dengan kepala martil terletak ditengah
dibelakang sebelah kanan.
c. Gerakan melingkar dimulai dengan memutar tubuh menghadap ke kiri dan
pada saat itu juga mengangkat lengan dan punggung.
d. Kedua lengan mengayun martil selebar mungkin, lengan harus tetap lurus
sampai satu titik tinggi diatas bahu kiri.
e. Setelah mencapai titik tertinggi tadi, siku ditekukan dan punggung diputar ke
belakang begitu gerakan kebawah martil dimulai.
f. Selama gerakan mengayun, titik tertinggi martil dibiarkan terletak di kiri
belakang dan titik terendah didepan kanan.
g. Berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki lain, mendahului perpindahan
arah martil.

3. Tahap Melontar
Petunjuk pelaksanaan :
a. Tahap melontar dimulai ketika martil mencapai titik tertinggi dalam putaran
martil.
b. Ketika martil melampaui titik terendah, tubuh harus mulai berhenti berputar
dan mulai mengangkat ke atas.
c. Tenaga angkatan ini didapat dengan cara meluruskan kaki kiri sekuat tenaga,
juga punggung, lengan dibiarkan pasif.
d. Tarikan yang kuat oleh lengan kiri melengkapi pelepasan martil ini melalui
bahu kiri.
e. Kedua kaki harus terpantang kokoh diatas tanah pada saat martil dilepaskan.

C. Tehnik Lempar Martil Beserta Gambarnya

Posisi awal untuk lontar martil adalah pelontar memegang pegangan martil
dengan tangan kiri, tangan kanan menutupi jari-jari tangan kiri (gambar 13.6).
Tidak seperti pada lempar cakram ataupun tolak peluru, kaki kiri pada lontar martil
berada pada posisi 0. Lontar martil memaksimalkan untuk tetap berada di diameter
lingkaran karena kaki kiri selalu menapak di tanah. Bahu pelontar berputar sekitar
15 ke kanan. Kaki dibuka dengan jarak sekitar 45 sampai 80 cm.

1.a

1.b

1.c
Putaran awal dengan posisi tubuh yang benar pada awal putaran merupakan
langkah awal untuk mendapatkan kecepatan lontaran yang maksimal. Gerakannya
meliputi lengan, batang tubuh, dan kaki. Gerakan martil berbentuk elips sempurna.
Saat kedua tangan, dengan lengan lurus, bergerak dari kanan ke kiri terjadi juga
perpindahan berat. Alur martil adalah digerakkan ke kiri dan kemudian ke atas. Siku
menekuk saat martil mendekati posisi 75. Ibu jari mengarah ke dahi, di luar bahu
kanan. Di titik ini martil diambil clan diarahkan (gambar 1.a). Gerakan ini berlanjut
hingga dua sampai tiga putaran awal. Martil harus selalu dalam kedaan bergerak
cepat.

Putaran awal berakhir saat badan terulur 90 ketika kedua kaki menempel
di tanah. Gerakan ini menjadi tanda untuk memulai gerakan pertama (gambar 1.b).
Pelontar mengarahkan pandangan ke arah martil sepanjang waktu ini. Pergelangan
kaki kiri dikendorkan dan tumit menempel di tanah. Kaki kanan sejajar dengan kaki
kiri dan pusat tekanan berada di kaki kanan.

Posisi martil pada 90 setinggi bahu, dengan lengan lurus dengan tanah dan
lutut menekuk kira-kira 15. Martil, tangan, kepala, lutut kiri dan kaki kiri berada
dalam satu arah (gambar 1.c). Posisi ini dinamakan fase dukungan ganda dan awal
dari fase dukungan tunggal. Martil bergerak cepat di posisi 90 naik ke atas (gambar
2.a).

Pelontar memiliki dua tujuan saat meng-gunakan fase dukungan tunggal


(single-support phase), yaitu:

1. mengurangi kecepatan,

2. menjaga jarak.
Kesuksesan saat melontar martil ditentukan dari gerakan tubuh pelontar yang tepat
saat melontar martil di jalurnya.

2.a

2.b

2.c
Saat tahapan dukungan tunggal, kecepatan putaran panggul harus melebihi
kecepatan putaran bahu dan martil. Untuk melakukannya, kaki kanan dimajukan ke
arah jalur lontaran. Kaki kiri menyentuh tanah dan beri tekanan pada bagian
samping kaki hingga mencapai pusat kaki. Gerakan melengkung ini terns dilakukan
hingga sampai pada posisi melontar. Kaki kanan tidak pernah melebihi bidang kiri.
Di sinilah fase kedua dimulai dan martil, tangan, lutut kanan, serta kaki kanan
melakukan putaran (Gambar 2. b).

Dari arah pandang 90, pastikan bahwa kaki kanan berada tepat di belakang
kaki kiri. Ini adalah posisi ideal, dinamakan under-turning (putaran ke dalam).
Posisi kaki juga bisa sejajar. Posisi yang paling buruk adalah ketika kaki kanan
berada di depan kaki kiri. Posisi ini dinamakan overturning (putaran keluar/
terbalik) (gambar 2.c). Patokan hitungan putaran adalah gerakan kaki kanan. Titik
tertinggi dari martil adalah posisi 180. jumlah putaran bisa tiga atau empat kali.
Saat melakukan putaran keempat, awali dengan putaran jari kaki. Dalam setiap
putaran, sudut lontaran akan meningkat saat jumlah jarak tiap-tiap putaran
menurun. Gerakan terakhir tidak ber-beda dengan putaran-putaran sebelumnya,
hanya lutut membentuk posisi 90.

Anda mungkin bertanya, apa keunggulan melakukan putaran empat kali


dibanding-kan dengan putaran sebanyak tiga kali? Jawabannya adalah putaran jari
kaki yang benar untuk menurunkan kecepatan putaran pelontar martil lebih mudah
untuk dilaksanakan. Pendapat sebaliknya adalah saat pelontar menggunakan tiga
putaran, langkah awalnya harus cepat serta teknik dan ritmenya harus benar.
Banyak pelatih yang mengatakan bahwa putaran keempat dapat meningkatkan
kecepatan.
D.

Anda mungkin juga menyukai