Anda di halaman 1dari 6

Analisis SWOT Usaha Peternakan Sapi Perah di Boyolali

Sub sektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan peternakan secara operasional

diawali dengan pembentukan / penataan kawasan melalui pendekatan system dan usaha

agribisnis. Pembangunan kawasan agribisnis berbasis peternakan adalah merupakan salah satu

alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan

pembangunan peternakan yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Susu

sebagai salah satu produk peternakan merupakan sumber protein hewani yang semakin

dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan susu tersebut dilakukan peningkatan populasi, produksi dan produktifivitas sapi perah.

Saat ini sebagian peternakan sapi perah telah dikelolah dalam bentuk usaha peternakan sapi

perah komersial dan sebagian lagi masih berupa peternakan rakyat yang dikelolah dalam skala

kecil, populasi tidak terstruktur dan belum menggunakan sistem breeding yang terarah.

Analisis SWOT yang menggambarkan situasi berhubungan dengan perkembangan komersial

industri peternakan sapi perah di Boyolali. Analisis SWOT merupakan salah satu analisis yang

sering digunakan untuk mengetahui strategi yang dipakai oleh praktisi usaha, termasuk praktisi

usaha peternakan ternak perah. Dalam analisis ini ada beberapa hal pokok yang dicermati, yaitu

kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat).

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Internal (IFAS) 1. Temperatur/ suhu di 1. Skala pemilikan
daerah Boyolali ternak kecil
sangat cocok untuk 2. Kurangnya bibit
pemeliharaan sapi unggul Dukungan
perah. modal usaha belum
2. Semangat beternak memadai
sapi perah tinggi 3. Dukungan SDM
3. Memelihara ternak bidang peternakan dan
merupakan bagian veteriner belum
dari budaya memadai
4. Ketersediaan air 4. Integrasi lintas
cukup tinggi sektoral belum
5. Memiliki lembaga terpadu
koperasi
6. Upah pekerja masih
rendah
7. Ketersediaan hijauan
cukup banyak
External

Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)


1. Pasar domestik 1. . Perawatan ternak 1. Meningkatkan
dan global yang besar agar terhindar dari IPTEK untuk
akibat pertumbuhan penyakit sehingga meningkatkan potensi
penduduk dan dapat meningkatkan genetik sapi perah.
kesadaran akan gizi produktivitas 2. Kemudahan modal
2. Kemudahan dalam 2. Memanfaatkan yang diberikan
pemasaran susu kelompok-kelompok pemerintah untuk
peternak, koperasi mendukung usaha
susu atau KUD, balai peternakan sapi perah
IB dan IPS sesuai
dengan fungsinya.

Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi WT


1. Banyak pesaing 1. Memperbaiki sistem 1. Menghidupkan
yang tumbuh di pemeliharaan dalam kembali penyuluhan
bidang usaha sapi usaha sapi perah yang ada di daerah
perah 2. Menyediakan pakan Boyolali
2. Kurangnya hijauan yang awet
penyuluhan untuk cadangan pakan
3. Perubahan
musim
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja
manajemen dalam suatu periode tertentu.

James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan


penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan
rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk bentuk rasio keuangan :

Analisis Rasio Keuangan

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis
rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan
perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada
dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di
masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu
dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan,
baik daftar neraca maupun laba rugi.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan


Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima
kelompok, yaitu :

Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva
atau kekayaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat
imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity
ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
Baca: Definisi Rasio Likuiditas
Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai
berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia

Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)


Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Aktiva Lancar Persediaan


Quick Ratio = --------------------------------- x
Hutang Lancar

2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Rumusnya

Harga Pokok Penjualan


Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
Persediaan

b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)


Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh
aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva

3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi
(dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah:

Baca: Pengertian Rasio Solvabilitas Jenis Tujuan dan


Manfaatnya
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

Total hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
Modal Aktiva

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan
kreditor dengan pemilik perusahaan.

Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri

4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Baca: Pengertian Rasio Profitabilitas


a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.

Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua
biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah penjualan.

Laba setelah pajak


Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi
semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Laba setelah pajak


Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

Daftar Pustaka Makalah Analisis Rasio Keuangan

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung

Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai