Tiket Masuk Kimia Dasar Asidi Alkalimetri - PRINT
Tiket Masuk Kimia Dasar Asidi Alkalimetri - PRINT
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
A. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?
Analisis volumetri atau volumetri adalah cabang kimia analitik di mana
pengukuran volume adalah operasi utama dan terakhir. Dalam volumetri, reaktan diambil
dalam bentuk larutan dan volume larutan standar (larutan yang diketahui konsentrasinya)
yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya, dengan volume larutan yang tidak diketahui
(larutan yang konsentrasinya akan ditentukan). Konsentrasi dapat diketahui dengan
menggunakan rumus Normalitas (Sukarti, 2008).
3. Jenis asam apa yang dominan terdapat pada asam cuka perdagangan? Tuliskan
persamaan reaksinya dengan NaOH!
Asam asetat atau asam etanoat merupakan jenis asam yang paling dominan pada
asam cuka. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan (Watson,
2007).
Persaman reaksinya:
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
(Watson, 2007).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
B. TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dasar titrasi
Prisip dasar titrasi ialah memperoleh larutan baru dengan cara
mereaksikan sejumlah volume tertentu larutan standar yang diketahui
konsentrasinya ke larutan lain dengan menambahkan larutan standar dan
memerlukan indikator untuk melihat hasilnya. Titrasi atau disebut juga volumetri
merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan banyak digunakan
untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan (Wiryawan,
2007).
`Pengertian asidi-alkalimetri
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunaka
n larutan baku basa. Sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi
basa dengan menggunakan larutan baku asam (Sukarti, 2008).
C. DIAGRAM ALIR
Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M
HCl Pekat
Dihitung konsentrasinya
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Na2B4O.10H2O
Dilarutkan
Dihomogenkan
Diambil 10 mL
Dilakukan duplo
Dihitung M HCl
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
NaOH
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Dilakukan duplo
Dihitung M NaOH
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Asam Cuka
Dilakukan duplo
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
D. PEMBAHASAN
ANALISA PROSEDUR
berupa larutan standar NaOH sebesar 0,1 M. Memasukkan larutan standar NaOH
0,1 M ke dalam buret yang selanjutnya digunakan untuk menitrasi asam okasalat.
5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan asam asetat
pada cuka
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang meliputi Cuka, Labu ukur,
Aquades, Pipet volume, Erlemenyer, Indikator pp, NaOH. Langkah selanjutnya
mengambil cuka sebanyak 10 mL, lalu memasukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
selanjutnya menambahkan aquades hingga mencapai tanda batas.
Menghomogenkan larutan cuka. Mengambil sebanyak 10 mL larutan cuka dan
memasukkannya ke dalam erlenmeyer. Menambahkan indikator pp sebanyak 2
3 tetes. Menitrasi larutan cuka dengan menggunakan larutan NaOH yang berada
di dalam buret. Mengamati hingga terjadi perubahan warna larutan dari jernih
menjadi ungu. Mencatat volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi larutan
cuka dan menghitung kadar asam asetat yang terkandung di dalam cuka.
Melakukan duplo.
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
ANALISA HASIL
Dalam pembuatan larutan HCL 0,1 M ini digunakan rumus persen mol dan
pengenceran
% 10
M=
m1 . V1 = m2 . V2
1,19 32 10 10,43 . V = 0,1 . 100
=
36,5 V = 0,96 mL
= 10,43 M
Sedangkan menurut literatur, menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32%
yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari
larutan HCl 32% dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran
larutan.
% 10
M1 =
32% 10 1,19
M1 = 36,5
M1 = 10,43
Titrasi 1 Titrasi 2
Ma . Va = Mb . Vb . Val b Ma . Va = Mb . Vb . Val b
M . 11,7 = 0,05 . 2 . 10 M . 11,1 = 0,05 . 2 . 2
M asam = 0,085 M M asam = 0,09 M
0,085 + 0,09
=
2
= 0,0875
1000
M NaOH =
. .
gr = 1000
0,1 . 40 . 100
= 1000
= 0,4 gram
Pada pembuatan larutan ini, kami mendapat hasil yang baik walaupun terdapat
kelebihan berat NaOH sebanyak 0,04 gram pada saat penimbangan. Hal ini terjadi
karena sulitnya memotong NaOH serta cepatnya larutan tersebut menghisap air
yang membuat NaOH mencair. Hal ini tidak begitus sesuai dengan literatur yang
kami gunakan (Wegner, 2008).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Dalam pembuatan larutan ini kami menghitung mol NaOH dengan rumus
Titrasi 1 Titrasi 2
0,05 . 2 . 10 = M . 11,2
0,05 . 2 . 10 = M . 11,2
M NaOH = 0,089 M M NaOH = 0,089 M
0,089 + 0,089
=
2
= 0,089
1000
M=
0,906
1000
1,51 = 60 10
Kadar (% b/v) = 10 100%
= 9,06%
gr = 0,906
Perhitungan:
Titrasi 1 Titrasi 2 = 2,3 ml
0,089 . 1,8 . 100 = M . 10
M asam = 1,6 M 0,089 . 1,6 . 100 = Ma . 10
M asam = 1,42 M
1,6 + 1,42
=
= 1,51
2
1000
M=
0,906
1000
1,51 = 60 10 Kadar (% b/v) = 10 100%
gr = 0,906
= 9,06%
BJ HCl 1,19
Kadar HCl 32%
Volume HCl yang dibutuhkan 0,96 mL
Perhitungan:
% 10
M=
1,19 32 10
= 36,5
= 10,43 M
MHCl pekat . VHCl pekat = MHCl . VHCl
10,43 . V = 0,1 . 100
V = 0,96 mL
Mengapa dalam pembuatan larutan standar HCl, BJ HCl harus diperhitungkan?
Karena dalam HCl berat jenis sangat mempengaruhi konsentrasi molaritas dalam
penentuan HCl pekat yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan standar HCl
(Khopkar, 2008).
Karena antara HCl dan boraks terjadi reaksi sempurna. HCl ( asam kuat ) akan
bereaksi dengan boraks (basa lemah ) membentuk garam yang bersifat asam.
Reaksi :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl ===> 2NaCl + 4H3BO3 +5H2O
Dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah itu akan lebih mudah diamati titik akhir
titrasinya. Pada percobaan ini, boraks merupakan larutan standar primer dan HCl
merupakan larutan standar sekunder. Hal ini disebabkan kerena :
-. Boraks adalah suatu garam yang bersifat basa lemah, sifatnya yang tidak mudah
teroksidasi, boraks cenderung stabil, selain itu juga boraks ditemukan dalam keadaan
murni, tidak korosif. Bobot ekivalen boraks tinggi, yaitu 123 g/aq.
-. HCl merupakan larutan gas Cl dalam air . Hal ini memungkinkan kelarutannya mudah
sekali berubah terhadap perubahan suhu, perubahan kelarutan tersebut akan
mempengaruhi konsentrasinya.
-. HCl yang digunakan yaitu berasal dari hasil pengenceran sehingga dimungkinkan
konsentrasi HCl yang didapat tidak tepat. Indikator yang paling tepat digunakan untuk
titrasi ini adalah indikator MO, range pH 3-4,5, karena range pH garam ( bersifat asam
) yang dihasilkan mendekati range pH dari indikator MO, sehingga indikator yang paling
tepat digunakan pada reaksi ini adalah MO (Tim Asisten, 2011).
Hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan konsentrasi NaOH yang nantinya akan
digunakan sebagai larutan standar, dan untuk menunjukkan apakah larutan NaOH ini
dapat bereaksi sempurna baik dengan asam lemah maupun kuat (Khopkar, 2008).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Volume Na-oksalat
BM Na-oksalat 381
Volume aquades
Volume larutan NaOH 0,1 M 11,2 ml dan 11,2 ml)
Molaritas larutan NaOH 0,089 M
Perhitungan: H2C2O4 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2O
.
.
=
2 .0,05 .10 2 .0,05 .10
M NaOH = 11,2
M NaOH = 11,2
= 0,089 M = 0,089 M
MNaOH = 0,089 + 0,089
2
= 0,089 M
Karena antara NaOH dan asam oksalat terjadi reaksi sempurna. NaOH ( basa kuat ) akan
bereaksi dengan asam oksalat (asam lemah ) membentuk garam yang bersifat basa.
Reaksi :
2NaOH + H2C2O4 ===> Na2C2O4 + 2H2O
Dari reaksi antara basa kuat dan asam lemah itu akan lebih mudah diamati titik akhir titrasinya.
Pada percobaan ini, asam oksalat merupakan larutan standar primer dan NaOH merupakan
larutan standar sekunder. Hal ini disebabkan kerena :
-. Asam oksalat adalah suatu asam lemah, sifatnya yang tidak mudah menguap, asam oksalat
cenderung stabil, selain itu juga asam oksalat ditemukan dalam keadaan murni. Mr asam
oksalat tinggi, yaitu 90
-. NaOH memiliki sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap H2O atau CO2 sehingga mudah
dilarutkan didalam air dan memiliki kestabilan rendah. Mr dari NaOH hanya 40 (Tim Asisten,
2011).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Indikator yang digunakan adalah indikator pp, sebab range pH indikator ini 8,5-10, mendekati
range pH garam basa yang dihasilkan, maka dengan indikator ini dapat menunjukkan titik akhir
titrasi yang terbentuk dan ditunjukan dengan perubahan warna (Tim Asisten, 2011).
Apakah prinsip analisis kadar total asam bisa digunakan untuk menentukan keasaman
produk pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!
Prinsip analisis kadar total asam dapat digunakan untuk menentukan keasaman produk
pangan, contoh nya adalah dalam proses pembuatan yoghurt (Irawati, 2008). Nilai total
asam yang diperoleh dari produk yogurt yang dianalisis harus memiliki persyaratan
standar mutu yogurt Indonesia yang harus dipenuhi seperti dalam SNI 01-2981-1992
yaitu 0.5-2.0% (b/b) (BSN, 2009).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
KESIMPULAN
Pada pratikum kali kali ini dapat disimpulkan bahwa titrasi adalah memperoleh
larutan baru dengan cara mereaksikan sejumlah volume tertentu larutan standar yang
diketahui konsentrasinya ke larutan lain dengan menambahkan larutan standar dan
memerlukan indikator untuk melihat hasilnya (Khopkar, 2008).
Tujuan pratikum ini adalah membuat larutan standar HCl 0,1 M, membuat larutan
standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4, melakukan standarisasi
larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakan larutan standar NaOH 0,1 untuk
menetapkan kadar asam asetat cuka perdagangan.
Dalam percobaan didapatkan larutan standar HCL 0,1 M dengan volume 0,96
ml. Untuk standarisasi HCL dengan boraks didapatkan konsentrasi boraks sebesar
0,0875 M. Pembuatan larutan standar NaOH diperoleh massa 0,4 gram. Untuk
standarisasi larutan NaOH diperoleh konsentrasi 0,089 M dan untuk kadar asam asetat
pada cuka adalah 9,06%.