CEDERA KEPALA
MAKALAH
Disusun Oleh:
Deri Ruli Ediana ( 4002160148 )
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Daryrat.
Makalah ini terwujud karena adanya pihak yang telah banyak membantu,
membimbing, serta memberi dorongan dan doa dalam menyelesikan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dan memberi masukan pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelompok umur produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas. Tidak hanya berakibat pada tingginya angka kematian pada korban
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa
dengan penanganan yang cepat dan akurat dapat menekan morbiditas dan
1
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa
serata notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai
B. Etiologi
2. Jatuh
3
3. Kekerasan
C. Manifestasi Klinis
4
12. Fraktur atau dislokasi, gangguan penglihatan, kulit : laserasi, abrasi,
perubahan warna, adanya aliran cairan (drainase) dari telinga atau hidung
(CSS), gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang,
kekuatan secara umum mengalami paralisis, demam, gangguan dalam
regulasi tubuh.
13. Afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, berbicara berulang
ulang.
14. Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
15. Cemas,delirium, agitasi, bingung, depresi, dan impulsif.
16. Mual, muntah, mengalami perubahan selera.
17. Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo,
sinkope, tinitus,kehilangan pendengaran. Perubahan dalam
penglihatan,seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang
pandang, fotopobia, gangguan pengecapan dan penciuman.
18. Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.
19. Pada kontusio, segera terjadi kehilangan kesadaran, pada hematoma,
kesadaran mungkin hilang, atau bertahap sering dengan membesarnya
hematoma atau edema intestisium.
20. Respon pupil mungkin lenyap atau segera progresif memburuk.
21. Perubahan prilaku, kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan
gerakan motorik timbul dengan segera atau secara lambat.
22. Hematoma epidural dimanifestasikan dengan awitan yang cepat.
Hematoma ini mengancam hidup dan dikarakteristikkan dengan
detoriorasi yang cepat, sakit kepala, kejang, koma dan hernia otak dengan
kompresi pada batang otak.
23. Hematoma subdural terjadi dalam 48 jam cedera dan dikarakteristikkan
dengan sakit kepala, agitasi, konfusi, mengantuk berat, penurunan tingkat
kesadaran, dan peningkatan TIK. Hematoma subdural kronis juga dapat
terjadi.
24. Perubahan ukuran pupil (anisokoria)
25. Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertenai, depresi pernapasan)
5
26. Apabila meningkatnya tekanan intracranial, terdapat pergerakan atau
posisi abnormal ekstrimitas
D. Pemeriksaan penunjang
E. Terapi Medis
1. Bedrest total
2. Pemberian obat-obatan
3. Observasi tanda-tanda vital (GCS)
6
Adapun prioritas perawatannya adalah :
1. Maksimalkan perfusi/ fungsi otak
2. Mencegah komplikasi
3. Pengaturan fungsi secara optimal/ mengembalikan ke fungsi
normal
4. Mendukung proses pemulihan koping klien/ keluarga
5. Pemberian informasi tentang proses penyakit, rognosis, rencana
pengobatan, dan rehabilitasi
F. Klasifikasi
7
G. Patofisiologi/Pathway
8
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Ilustrasi Kasus
Pasien Tn.X datang ke IGD dibawa oleh keluarganya pada jam 20 .30
wib tanggal 22 desember 2011. Pasien tabrakan dengan kendaraan bermotor
dengan penurunan kesadaran, terdapat hematome pada kepaladan krepitasi
pada paha bagian kanan sepertiga meial dextra dan wajah hematome,keluar
darah dari mulut, telinga dan hidung, pasien sesak.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway : Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan jalan
napas.
2) Breathing : Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman
pernapasan, irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan
otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung.
3) Circulation : Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan,
kapiler refill.
4) Disability : Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri.
5) Exposure : Suhu, lokasi luka.
b. Pengkajian Sekunder
1) Pemeriksaan fisik
Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene
stokes, biot, hiperventilasi, ataksik).
Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh
PTIK.
Sistem saraf : Kesadaran GCS, fungsi saraf kranial trauma yang
mengenai/meluas ke batang otak akan melibatkan penurunan
9
fungsi saraf kranial, fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan,
rasa baal, nyeri, gangguan diskriminasi suhu, anestesi,
hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.
Sistem pencernaan : bagaimana sensori adanya makanan di
mulut, refleks menelan, kemampuan mengunyah, adanya
refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar tanyakan
pola makan? Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi
natrium dan cairan.
Sistem perkemihan : retensi urine, konstipasi, inkontinensia.
Sistem musculoskeletal : kerusakan area motorik
hemiparesis/plegia, gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan
otot.
Psikososial : data ini penting untuk mengetahui dukungan yang
didapat pasien dari keluarga.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status
kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah
kejadian.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Haruslah diketahui apakah klien pernah mengalami
kecelakaan/cedera sebelumnya, atau kejang/ tidak. Apakah ada
riwayat penyakti baik yang berhubungan dengan system persarafan
ataupun sistemis lainya. Jika pernah kecelakaan bagimana
penyembuhannya. Bagaimana asupan nutrisi.
4) Riwayat Keluarga
Apakah ibu klien pernah mengalami preeklamsia/ eklamsia,
penyakit sistemis seperti DM, hipertensi, penyakti degeneratif
lainnya.
10
2. Analisa Data
menekan pusat
vasomotor
,cerebral posterior
,N III,serabut RAS
menekan untuk
pertahankan:
kesadaran,TD,HR
pusat nafas
terganggu
11
2 D O: trauma kepala Gangguan perfusi
jaringanserebral
-tingkat kesadaran sopor
kerusakan pada
-GCS 7(E 2,M3,V2)
tulang tengkorak
-akral dingin
penambahan
DS: volume intakranial
-keluarga mengatakan pada cavum
pasien masih belum sadar serebral
kompresi pada
vena sehingga
terjadi stagnasi
aliran darah
peningkatan TIK
penurunan aliran
darah ke otak
perubahan perfusi
jaringan serebral
12
3. Diagnosa Keperawatan
(perdarahan, hematoma).
Diagnosa lainnya:
penumpukan sputum.
13
4. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan
DX Intervensi Rasional
kriteria hasil
1. Kepala yang tidak posisi
1 Setelah dilakukan 1. Pertahankan kepala dan
netral dapat menekan
tindakan leher tetap posisi datar
JVP aliran darah ke otak.
keperawatan atau tengah ( posisi
selama 1x24 jam supinasi).
pola nafas dapat
2. Distres pernafasan dan
efektif dengan 2. Observasi fungsi
perubahan pada tanda
kriteria hasil : pernafasan, catat
vital dapat terjadi sebagai
frekuensi pernafasan,
Tidak ada akibat stress fisiologis
dispnea atau perubahan
penggunaan dan nyeri atau dapat
tanda-tanda vital.
otot bantu menunjukkan terjadinya
pernafasan. syok sehubungan dengan
Tidak sianosis hipoksia.
CRT < 3 detik 3. Sebagai pedoman
RR< 24x/menit 3. Evaluasi pergerakan kelancaran pola
dinding dada dan
Tidak pernafasan.
auskultasi bunyinya.
terpasang 4. Memberikan adekuat O2
4. Berikan terapi O2
oksigen dalam darah dan aliran ke
sebanyak 3 liter
Secret dan otak
lender 5. Sebagai alat bantu
5. Pemasangan gudele dan
berkurang supaya jalan napas tidak
lakukan penghisapan
tertutup
lendir
14
yaitu compos terhadap rangsangan tidak.
mentis cahaya
Tanda-tanda 5. Kolaborasi dalam 5. Untuk membantu proses
vital normal pemberian obat sesuai penyembuhan
TD indikasi
120/80Mmh 6. Anjurkan pada keluarga 6. Memberikan lingkungan
N : 90 x/menit untuk batasi pengunjung nyaman untuk
RR : 24 menghindari ketegangan
x/menit dapat mempertahankan
S : 37 C kita terjadinya
peningkatan TIK
7. Memberikan adekuat O2
7. Pemberian terapi O2 dan dalam darah dan aliran ke
penghisapan lendir otak
8. Lakukan pemasang NGT 8. Untuk mengurangi adanya
tekanan TIK
9. Lakukan pemasangan 9. Untuk memenuhi ADL
kateter dan mengetahui
keseimbangan cairan.
6. Evaluasi
15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa
diikuti terputusnya kontinuitas otak. (Muttaqin, 2008). Cidera kepala bisa
terjadi karena : kecelakaan lalu lintas, jatuh maupun kekerasan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salema Medika
https://www.scribd.com/document_downloads
https://www.academia.edu
iii