FLUIDISASI
FLUIDISASI
PENDAHULUAN
1
Dalam praktikum kali ini mahasiswa akan melakukan percobaan
fluidisasi ini sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa itu fluidisasi, faktor-
faktor yang mempengaruhi fluidisasi serta kelebihan dan kekurangan dari
fluidisasi tersebut bila diaplikasikan ke dalam bidang perindustrian.
2
I.3. Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui cara kerja dari fluidisasi
2. Dapat mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi pada saat percobaan
3. Dapat mengetahui cara kerja alat manometer.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam
tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret ( drag force ) pada
partikel dan memberikan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan
naik jika kecepatan superficial naik ( kecepatan superficial adalah kecepatan
aliran jika tabung kosong ).
4
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada
gambar berikut ini:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel padatan tetap diam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.
5
unggun sama atau homogeny sehingga ekspansi pada setiap partikel
padatan seragam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.
6
Gambar II.1.8. Fenomena chanelling fluidization
7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida
melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian
partikel akan terbawa aliran fluida dan berekspansi mencapai nilai
maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.
(1)
7
Pada gambar II.1.2., terlihat bahwa perbedaan tekanan sepanjang unggun
secara linear berbanding lurus dengan laju alir volumetrik selama fluidisasi
belum tercapai.
(2)
8
(3)
p = densitas partikel
f = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun ( yaitu benda-
benda yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun )
Permukaan akan tetap horizontal bahkan dalam unggun yang miring
Solid dapat mengalir melalui bukaan di kolom sama seperti liquid
Unggun memiliki tekanan statis karena gravitasi, nilainya sebesar ogh
Ketinggian antara dua unggun terfluidisasi yang serupa sama dengan
tekanan statik mereka.
9
fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar
tetapi seragam pada kecepatan tinggi. ( McCabe, 1985:151 )
(4)
10
kolom yang digunakan berdiameter kecil dengan hamparan zat padat
yang tebal, gelembung itu mungkin berkembang hingga memenuhi
seluruh penampang. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu
bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-akan
tersumbat. Peristiwa ini disebut penyumbatan ( slugging ). ( McCabe,
1985:151 )
(5)
11
meningkat melalui unggun dan pecah pada permukaan unggun dan akan
tejadi splashing dimana partikel unggun akan bergerak ke atas.
Seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida, perilaku gelembung
akan bertambah besar.
12
II.3. Sifat dan Karakteristik dari Partikel Unggun
a. Ukuran Partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran dan
mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung
ukuran partikel rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata
permukaan.
(6)
dimana: dp = diameter partikel rata-rata yang secara umum digunakan
untuk desain
dsv = diameter dari suatu bidang
b. Densitas Padatan
c. Penurunan Tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk
gas dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika
akselerasi penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan
dihasilkan dari static head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun
jika dibagi dengan tinggi padatan akan menghasilkan densitas
sesungguhnya dari unggun yang terfluidisasi. Formulanya dirumuskan
sebagai berikut:
13
(7)
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya penurunan tekanan ( pressure drop ) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena
selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan,
juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi
berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun
terfluidakan terutama dihitung berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan
untuk unggun diam, terutama oleh Balke, Kozeny, Carman, ataupun
peneliti-peneliti lainnya. Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan
hubuangan antara hilang tekan dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem
unggun diam diperoleh pertama kali pada tahun 1922 oleh Blake melalui
metode-metode yang bersifat semi empiris, yaitu dengan menggunakan
bilangan-bilangan tidak berdimensi. Untuk aliran laminer dengan
kehilangan energi terutama disebabkan oleh gaya viscous, Blake
memberikan hubungan :
(8)
dimana:
P/L = hilang tekan per satuan panjang/ tinggi unggun
gc = faktor gravitasi
= viskositas fluida
= porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan
volume ruang kosong didalam unggun dengan volume unggun
u = kecepatan alir superfisial fluida
S = luas permukaan spesifik partikel
d. Sphericity
Sphericity merupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari area
permukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi
dengan area permukaan partikel.
(9)
14
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai
sphericity sebesar 0.9 atau lebih.
( 10 )
Di mana bilangan Archimides ( Ar ) adalah :
( 11 )
Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara
menyamakan pressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan
luas dan diperoleh persamaan sebagai berikut.
( 12 )
Suku pertama persamaan Ergun dominan untuk aliran laminer sedangkan
suku kedua dominan pada aliran turbulen. Pengukuran Umf dapat diperoleh
dari grafik P vs Umf, yaitu sesuai titik potong atau antara bagian kurva
yang datar seperti yang digambarkan pada gambar II.1.10..
f. Kecepatan Terminal
( 13 )
Dalam aliran laminer dan mengikuti Hukum Stokes:
( 14 )
Jadi, kecepatan terminal untuk partikel tunggal berbentuk bulat adalah:
( 15 )
15
Dan untuk partikel besar dengan Cd = 0.43
( 16 )
Persamaan ini mengindikasikan bahwa untuk partikel yang berukuran kecil
viskositas merupakan faktor dominan setiap gas dan untuk partikel
berukuran besar densitas merupakan faktor yang terpenting. Kedua
persamaan di atas mengabaikan gaya antar partikel. Secara umum
kecepatan selip ( Uselip ) atau kecepatan efektif terminal untuk partikel
dalam suspensi( U*t ) adalah:
( 17 )
Kekosongan f( ) dari unggun yang terfluidisasi adalah fraksi mol yang
terjadi oleh gas. Fungsi t dapat dinyatakan dengan pendekatan Kozeny-
Charman berikut.
( 18 )
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu korelasi
Richardson-Zaki untuk partikel tunggal dalam suspensi, yaitu:
( 19 )
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan dari 2.4-
4.7.
g. Batas Partikel
Gaya antar partikel sering kali diabaikan dalam fluidisasi meskipun dalam
banyak kasus gaya ini lebih kuat dibandingkan hydrodinamic yang
digunakan dalam banyak korelasi. Gaya antar partikel yang berhubungan
16
atau berkaitan dengan unggun yang terfluidisasi, misalnya van der waals,
elektrostatik, dan kapilaritas.
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan
berada pada kondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas,
gaya seret, dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar
partikel tersebut.
Pada fluidisasi minimum partikel memperlihatkan pergerakan yang
minimal dan secara langsung unggun akan sedikit terangkat.
1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung yang
terbentuk menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas yang
tinggi diperoleh antara unggun dan permukaan yang dicelupkan.
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat
padat secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah
panas yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang
memiliki luas permukaan kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup
tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
17
2. Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar untuk
unggun yang besar dan dalam.
3. Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
4. Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi
kesulitan dalam mengubah skala kecil menjadi skala industri.
5. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
18
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
- Air
- Unggun Pasir
19
Keterangan gambar :
5. Manometer
III.4. Variabel
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
IV.2. Tabel Hasil Perhitungan
IV.3. Grafik
a. Grafik antara Laju Alir Volumetrik ( Q ) dengan Tinggi Unggun
Bergerak
14
12
Tinggi Unggun Bergerak
10
8
( cm )
0
0 50 100 150 200
Q ( cm3/dt )
22
b. Grafik antara N Re dengan Tinggi Unggun Bergerak
14
12
( cm )
6
4
2
0
0 20 40 60 80
Nre
12
10
8
( cm )
6
4
2
0
0 5000 10000 15000 20000 25000
Umf perhitungan ( cm/dt )
10
( cm )
0
0 10000000 20000000 30000000
Umf pengamatan ( cm/dt )
23
e. Grafik antara Laju Alir Volumetrik ( Q ) dengan P pengamatan
50
Perbedaan Tekanan
40
Pengamatan
30
20
10
0
0 50 100 150 200
Q ( cm3/dt )
10
8
( cm )
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Kecepatan Linier
( cm/dt )
IV.4. Pembahasan
Pada percobaan fluidisasi yang dilakukan terdapat 5 ( lima )
perlakuan yang dilakukan pada kran tengah, yaitu putaran kran pada
saat tertutup, , 1, 1, dan 2. Pada masing-masing keadaan ini
diukur tinggi perubahan unggun pasir, perubahan tekanan pada
manometer dan laju alir volumetrik yang terjadi.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan:
1. Pada grafik ( Gambar IV.3.1. ), dapat diketahui bahwa tinggi
unggun bergerak semakin besar dengan bertambahnya laju alir
24
volumetrik. Hal ini dipengaruhi oleh pengambilan volume air,
waktu, dan pengukuran tinggi unggun bergerak.
2. Pada grafik ( Gambar IV.3.2. ), dapat diketahui bahwa tinggi
unggun bergerak semakin besar dengan bertambahnya N Re . Hal
ini dipengaruhi laju alir linier dari masing-masing putaran kran.
3. Pada grafik ( Gambar IV.3.3. ), dapat diketahui bahwa tinggi
unggun bergerak semakin besar dengan bertambahnya kecepatan
minimum fluidisasi ( U mf ). Hal ini dipengaruhi oleh P dari
perhitungan.
4. Pada grafik ( Gambar IV.3.4. ), dapat diketahui bahwa tinggi
unggun bergerak semakin besar dengan bertambahnya kecepatan
minimum fluidisasi ( U mf ). Hal ini dipengaruhi oleh P dari
pengamatan.
5. Dari grafik ( Gambar IV.3.5. ), dapat diketahui bahwa P
pengamatan semakin besar dengan bertambahnya laju alir
volumetrik. Hal ini dipengaruhi oleh pengambilan volume air
dan waktu pada saat percobaan.
6. Dari grafik ( Gambar IV.3.6. ), dapat diketahui bahwa Vo
pengamatan semakin besar dengan bertambahnya tinggi unggun
bergerak. Hal ini sama seperti yang terjadi pada grafik Q vs.
tinggi unggun bergerak yang sama-sama bertambah tinggi
seiring bertambahnya tinggi unggun bergerak.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Adapun dari percobaan fluidisasi yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Semakin besar putaran kran, maka kecepatan laju alir linier / laju
alir volumetriknya semakin besar pula.
2. Kecepatan laju alir linier / laju alir volumetrik dipengaruhi oleh
volume air yang terambil dan waktu pada saat percobaan.
3. Semakin besar putaran kran juga akan mengakibatkan bilangan
Reynold ( N Re ), P ( perbedaan tekanan ), dan U mf ( kecepatan
minimum fluidisasi ) semakin besar pula.
4. Semakin besar laju alir volumetriknya ( Q ) maka akan
mempercepat proses terfluidisasinya unggun pasir tersebut.]
V.2. Saran
26