Teguh Yuono
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Email : younoteguh.ty@gmail.com
Received Date: 18 Juli2017 Approved Date: July 20, 2017
ABSTRAK
1. PENDAHULUAN kabupaten).
Latar Belakang Di masyarakat agar efisien dalam
pembangunan jalan memilih konstruksi jalan
Jalan sebagai bagian sistem
beton, dengan pertimbangan dapat
transportasi nasional punya peran penting
dilaksanakan dengan peralatan sederhana
dalam mendukung bidang ekonomi, sosial
dan dapat dikerjakan sendiri oleh
dan budaya. Dengan tersedianya jalan, dapat
masyarakat secara bergotong-royong. Jalan
menjadi penghubung antar wilayah yang
beton yang dibangun masyarakat, dengan
pada akhirnya perekonomian dapat bergerak
campuran semen, pasir, kerikil dan air
lebih baik.
dengan perbandingan campuran 1 semen : 3
Jalan dipedesaan berfungsi sebagai
pasir : 5 kerikil. Jalan yang dibangun dengan
penghubung antar desa atau ke lokasi
tebal perkerasan jalan beton 10 cm dan dan
pemasaran, sebagai penghubung hunian,
tanpa tulangan. Hasil yang dicapai
serta penghubung desa ke pusat kegiatan
diharapkan berkualitas baik dan dapat
yang lebih tinggi tingkatannya (kecamatan/
bermanfaat bagi lalu lintas masyarakat. perkerasan jalan tidak lagi mampu
Pada kenyataannya dijumpai adanya mendukung beban lalu lintas. Untuk itu
jalan beton yang tidak dapat berfungsi secara perlu adanya perkuatan struktur dari
baik, terjadi kerusakan seperti : rusaknya perkerasan dengan cara pemberian
tepi slab beton, retak-retak pada slab beton, pelapisan ulang atau perbaikan kembali
kerusakan tektur permukaan, kondisi butiran perkerasan yang ada.
permukaannya lepas, amblas, dan gompal. 2. Kerusakan fungsionaladalah kerusakan
Dibutuhkan evaluasi terhadap konstruksi pada permukaan jalan yang dapat
jalan beton, salah satunya terkait kekuatan menyebabkan terganggunya fungsi jalan.
beton yang dihasilkan sehingga dapat Pada kerusakan fungsional, perkerasan
mengatur lalu lintas apasajakah yang dapat jalan masih mampu menahan beban yang
melewati jalan yang dibangun tersebut. bekerja namun tidak memberikan tingkat
Berbagai metode pengujian kuat tekan kenyamanan dan keamanan seperti yang
beton, salah satunya dengan hammer test, diinginkan. Untuk itu lapisan permukaan
pemilihan metode pengujian dengan perkerasan harus dirawat agar permukaan
hammer test dikarenakan tidak berdampak kembali baik.
pada kerusakan pada konstruksi yang ada.
Dari latar belakang tersebut dapat Tipe-tipe Kerusakan Perkerasan Kaku
dirumuskan masalahnya, sebagai berikut :1). Kerusakan perkerasan beton sering
Bagaimana tipe-tipe kerusakan jalan beton terjadi akibat turunnya kualitas bahan.
yang telah dikerjakan oleh masyarakat. Kerusakan ini, adalah akibat dari hancurnya
2).Bagaimana kekuatan jalan beton yang beton, karena menggunakan campuran dari
dibangun. material yang daya tahan terhadap
Tujuan dari penelitian ini adalah perubahan iklim kurang baik. Perkembangan
1).mengidentifikasi kerusakan jalan beton retak sering terjadi
yang dibangun oleh masyarakat, 2).
Mengetahui kekuatan jalan beton yang
dihasilkan.
Hammer test
Kerusakan perkerasan jalan beton dapat
terjadi karena hasil pelaksanaan
menghasilkan beton dengan mutu atau
kualitas yang kurang baik. Untuk
mengevaluasi mutu beton yang dihasilkan Gambar 2. Lokasi penelitian
salah satunya dengan Hammer Test.
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan Pengumpulan Data
mutu beton tanpa merusak beton. Disamping Pengumpulan data dalam penelitian
itu dengan menggunakan metode ini akan ini meliputi data primer maupun data
diperoleh cukup banyak data dalam waktu sekunder yang nantinya digunakan sebagai
yang relatif singkat dengan biaya yang bahan penelitian.
murah Data primer, didapatkan dengan
melakukan survei lapangan, meliputi :
3. METODE PENELITIAN data dimensi jalan;
Lokasi Penelitian data kekuatan jalan beton;
Lokasi yang dijadikan sebagai objek data jenis-jenis kerusakan jalan;
penelitian ini jalan beton di Desa Sapen Sedangkan data sekunder didapatkan
Kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo dari pihak-pihak terkait
yang melaksanakan pembangunan jalan (pelaku/masyarakat, konsultan dan DPU),
beton pada 2011. meliputi :
data struktur perkerasan;
data desain campuran; dan
data waktu pelaksanaan.
Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah:
1. Alat ukur panjang, lebar dan dalam
kerusakan perkerasan jalan
menggunakan meteran rol 35m,
meteran 5 m, pengaris.
2. Alat ukur kuat tekan perkerasan beton
menggunakan hammet test.
Gambar 1. 3. Alat penanda segmen jalan
Kabupaten lokasi penelitian menggunakan cat pilok.
4. Alat dokumentasi kerusakan perkerasan
jalan menggunakan kamera digital.
Adapun perlengkapan penunjang
lainnya, antara lain : alat tulis dan
kalkulator.
Teknis Analis Data demensi perkerasan jalan dan ukuran
Guna mempermudah proses slab beton.
penelitian, maka penelitian ini dibagi b. Pengumpulan data primer dengan
dalam beberapa tahapan: penelusuran jalan, pengamatan kondisi
1. Tahapan Persiapan perkerasan, pengukuran kerusakan
Meliputi kegiatan identifikasi dan jalan, pencatatan dan dokumentasi
perumusan masalah, studi literatur dan untuk mengetahui tipe-tipe kerusakan
pengkajian teori serta persiapan dan tingkat kerusakan.
peralatan-peralatan yang dibutuhkan di c. Pengumpulan data primer dengan
lapangan. pengujian dengan hammer test untuk
2. Tahapan Pengumpulan Data mengetahui kuat tekan beton.
Kegiatan pengambilan data primer dan
data sekunder. HASIL PENELITIAN
3. Tahapan Penelitian dan Analisis Analisis tipe-tipe kerusakan jalan
Kerangka pikir tahapan penelitian dapat Berdasarkan data hasil penelitian di
dilihat pada Gambar 3di bawah ini. lokasi penelitian. Ditemukan tipe-tipe
kerusakan jalan beton sebagai berikut :
1) Penurunan atau patahan (settlement atau
faulting);
2) Pelat terbagi (divided slab);
3) Retak sudut (corner cracking);
4) Retak memanjang (longitudinal
cracking);
5) Retak melintang (transversal craking);
6) Kerusakan penutup sambungan (joint
seal damage);
7) Gompal sambungan (spalling joint);
8) Lepasnya agregat (scaling);
9) Agregat licin (polished aggregate);
10) Pemompaan (pumping).
yang murah 2
3
19
20
19
20
20
25
21
25
22
23
20
18
20
20
20
23
20
23
19
25
20.00
22.20
4 24 20 23 24 24 21 23 23 24 24 23.00
R> (R 6),
5 21 21 21 20 21 20 20 20 21 21 20.60
data di
6 23 18 22 18 20 19 18 21 20 21 20.00 buang
7 21 22 24 20 21 22 22 21 23 21 21.70
8 19 19 21 20 20 21 19 21 19 21 20.00
9 22 24 22 20 18 20 20 21 23 23 21.30
10 24 20 22 19 20 21 22 22 21 22 21.30
Tabel 2 Kuat tekan beton hasil beberapa saran dan masukan demi
pengujian angka pantul jalan beton perbaikan ke depan:
1. Kegiatan pembangunan jalan
No
Lokasi
R
Faktor Koreksi
Alat
R Koreksi
Kuat Tekan (kg/cm2)-
dari grafik
Sta lingkungan dengan perkerasan beton
1 20.11 1.03 20.7 109.80 0 - 25 yang dilakukan dengan model
2 20.00 1.03 20.6 108.40 25 - 50
3 22.20 1.03 22.9 140.60 50 - 75
pemberdayaan masyarakat mestinya
4 23.00 1.03 23.7 151.80 75 - 100 tetap dilakukan sesuai kaidah yang
5 20.60 1.03 21.2 116.80 100 - 125
disaratkan Dinas Pekerjaan Umum,
6 20.00 1.03 20.6 108.40 125 - 150
7 21.70 1.03 22.4 133.60 150 - 175 sehingga kerusakan dapat dicegah atau
8 20.00 1.03 20.6 108.40 175 - 200 diminimalisir.
9 21.30 1.03 21.9 126.60 200 - 225
10 21.30 1.03 21.9 126.60 225 - 238
2. Perbaikan kerusakan jalan beton agar
Rata-rata kuat tekan beton 123.10 selalu di sesuaikan dengan tipe dan
Dari hasil pengujian Hammer test tingkat kerusakannya.
diperoleh data rata-rata kuat tekan beton di
semua lokasi yaitu 123,10 kg/cm2. Karena 6. DAFTAR PUSTAKA
dibawah 125 kg/cm2 maka secara kualitas Hary Christady Hardiyatmo. 2007.
betonnya bukan beton struktur tapi rabat Pemeliharaan Jalan Raya,
beton, sehingga dimungkinkan akan terjadi Yogyakarta: Gadjah Mada
kerusakan apabila perkerasan jalan University Press.
menerima beban diatas 125 kg/cm2. Ari Suryawan. 2009. Perkerasan Jalan
Beton Semen Portland (Rigid
5. KESIMPULAN DAN SARAN Pavement). Yogyakarta: Beta
Kesimpulan Offset Yogyakarta.
Austroads. 1987. A Guide to the Visual
Berdasarkan dari hasil analisa dan
Assesment of Pavement Condition.
pembahasan dapat disimpulkan: Sydney.
1. Terjadi M.Y.Shahin,1994. Pavement Managemen
10tipekerusakanperkerasanjalanbeton, for Airports, Roads, and Parking
meliputi: penurunan atau patahan Lot, Chapman & Hall
(settlement atau faulting), pelat terbagi Pd-T-14-2003. 2003. Perencanaan
(divided slab), retak sudut (corner Perkerasan Jalan Beton Semen.
cracking), retak memanjang Departeman Permukiman dan
(longitudinal cracking), retak melintang Prasarana Wilayah.
(transverse craking), kerusakan Pd-T-05-2004-B. 2004. Pelaksanaan
penutup sambungan (joint seal Perkerasan Jalan Beton Semen.
damage), gompal sambungan (spalling Departeman Permukiman dan
joint), lepasnya agregat (scaling), Prasarana Wilayah.
agregat licin (polished aggregate), Dirjen Bina Marga, 1990. Petunjuk
pemompaan (pumping). Pelaksanaan Perkerasan Kaku
2. Hasil pengujian dengan hammer test (Beton Semen),
maka didapat kekuatan tekan No.009/T/BNKT/1990.
perkerasan jalan beton rata-rata adalah AASHTO, 1993. American Association of
123,10 kg/cm2. Hal ini menunjukkan State Highway and Transportation
pelaksanaan pekerjaan menghasilkan Officials, Guide for desigh of
beton mutu rendah (dibawah 125 pavement structures.
kg/cm2). R.Sagel, P.Kole, Gideon Kusuma, 1993.
Pedoman Pengerjaan Beton,
Saran Erlangga.
Berdasarkan hasil analisa dan ACI, American Concrete Institute.
pembahasan, maka dapat disampaikan
Yoder & Witczak, 1975. Principles of BIODATA PENULIS
Pavement Design. Teguh Yuono, Alumni S1 Teknik Sipil
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
nomor 34 tahun 2006 tentang (1999), Pascasarjana (S2) Magister Teknik
Jalan. Sipil KonsentrasiTeknik Rehabilitasi dan
Sagel, Kole, Gideon Kusuma, 1994. Pemeliharaan Bangunan Sipil Universitas
Pedoman Pengerjaan Beton. Sebelas Maret Surakarta (2016), Dosen
Jakarta: Erlangga. Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Arthur Wignallet al, 2003. Proyek Jalan Teknik Universitas Tunas Pembangunan
Teori dan Praktek: Erlangga. Surakarta
Undang-Undang No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan.