Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas diterbitkannya
Buku Pedoman Pengorganisasia Rekam Medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang
merupakan buku pendamping dari pedoman rekam medis. Pedoman rekam medis ini
memuat informasi tentang Organisasi yang digunakan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Hasan Sadikin Bandung.
Penerbitan buku Pedoman Pengorganisasian Rekam Medis bertujuan agar dapat
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan rekam medis oleh berbagai pihak dan
berbagai disiplin ilmu untuk kepentingan kelancaran pelayanan kesehatan, pendidikan
dan penelitian sesuai dengan Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Harapan kami, dengan terbitnya buku Pedoman ini akan terciptanya isi rekam
medis yang berkualitas sehingga dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan
kesehatan terutama dalam menunjang Patient Safety dan jaminan kepastian hukum baik
untuk pasien maupun RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan buku pedoman ini.

Bandung, Agustus 2012


Direktur Utama

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
B.Tujuan 1
C.Ruang Lingkup 1
D.Sasaran 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT 2
A.Sejarah Rumah Sakit 2
B.Tanah dan Bangunan 3
C.Landasan Hukum 3
D.Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi 5
1.Kedudukan 5
2.Tugas Pokok 5
3.Fungsi 5
BAB III VISI, MISI & TUJUAN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG 7
A.VISI 7
B.MISI 7
C.TUJUAN 8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT 9
A.Ketentuan 9
B.Susunan Organisasi 12
BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI REKAM MEDIS 14
A.VISI 14
B.MISI 14
C.TUJUAN 14
BAB VI STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA 16

2
BAB VII URAIAN JABATAN 17
A.Uraian Tugas 17
B.Kompetensi Jabatan 21
BAB VIII POLA KETENAGAAN & KUALIFIKASI PERSONIL 23
A.Ketenagaan Instalasi Rekam Medis 23
B.Standar Kompetensi Ka Instalasi 23
BAB IX TATA HUBUNGAN KERJA 28
BAB XI PENCATATAN & EVALUASI 29
A.Pencatatan 29
B.Evaluasi 29
BAB XII PENUTUP 30

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi Jabatan (Hard Skill) 23


Tabel 2. Standar Kompetensi Dasar (Soft Skill) 24
Tabel 3. Definisi Operasional Standar Kompetensi Dasar 24
Tabel 4. Standar Kompetensi Bidang (Soft Skill) 25
Tabel 5. Definisi Operasional Standar Kompetensi Bidang 25
Tabel 6. Standar Kompetensi Jabatan Ka. Sub Instalasi 26

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor pendukung yang sangat penting untuk keberhasilan
pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit ditentukan oleh sumber daya
informasi rekam medis yang berkualitas dan bermutu. Karena rekam medis yang
bermutu merupakan cerminan kegiatan pelayanan yang berlangsung di rumah
sakit tersebut. Disamping itu rekam medis mempunyai aspek kegunaan
administrasi, legal, financial, riset, edukasi, dan dokumentasi. Oleh karena itu
untuk menghasilkan sumber daya tersebut perlu dilakukan manajemen
pengelolaan rekam medis profesional dan didukung oleh sumber daya yang
profesional dan mencukupi.

B. Tujuan
Dengan adanya pedoman ini diharapkan menjadi panduan dalam tata
laksana organisasi Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
sehingga tercapai kelangsungan penyelenggaraan organisasi yang terarah,
efisien dalam menunjang pencapaian visi dan misi rumah sakit

C. Ruang Lingkup
Pedoman ini merupakan panduan organisasi secara intern di lingkungan
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

D. Sasaran
Sasaran penggunaan pedoman ini meliputi seluruh penyelenggaraan
pelayanan rekam medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sejak
diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuis telah mengalami berbagai perubahan. Perubahan
tersebut antara lain terjadi dalam aspek manajemen, penampilan fisik, dan
aspek lainnya sehingga mendorong peningkatan kinerja RSHS secara
keseluruhan.
Pada tahun 1992 ketika ditetapkan sebagai RS Swadana terjadi peningkatan
kinerja di RSHS. Namun pada tahun 1998 status RSHS berubah lagi menjadi
Institusi Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada periode ini
RSHS menghadapi hambatan birokrasi khususnya dalam pengelolaan keuangan
sehingga menyebabkan banyak keterlambatan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Pada bulan Desember tahun 2000, RSHS memperoleh peluang kembali
untuk melakukan perubahan dalam manajemen rumah sakit sejalan dengan
penetapan RSHS sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) melalui Peraturan
Pemerintah No. 119 tahun 2000.
Berdasarkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan medis
spesialistik dan subspesialistik luas, RSHS pada tahun 2004 ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Kelas A.
Dengan keluarnya UU BUMN No. 1 tahun 2004, status Perjan tidak ada lagi,
sehingga RSHS kembali mengalami perubahan status. Sejak tanggal 13 Juni
2005 berdasarkan Kepmenkes No. 1243/MENKES/SK/VIII/2005, RSHS secara
resmi ditetapkan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Status sebagai institusi yang melaksanakan PPK BLU baru secara resmi
dimulai pada tahun 2006 dengan melaksanakan kegiatan-kegiatannya

6
berdasarkan pada Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun 2006 yang
mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) RSHS 2001-2006.
Dengan berakhirnya Renstra RSHS 2001-2006, pada tahun 2007 dibuat
Renstra baru, periode 2007-2011 dengan melakukan perubahan visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi dan program disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang
mempengaruhi RSHS.

E. Tanah dan Bangunan


RSHS berdiri di atas tanah seluas 89.048 m2 yang terletak di Jalan Pasteur
No. 38 Bandung dengan luas bangunan pada tahun 2010 mencapai (109.763)
m2. Luas bangunan tersebut berkurang karena pada tahun 2009 terdapat
pembongkaran Gedung Cempaka yang dialihkan ke Gedung Kemuning dan
Gedung Fakultas Kedokteran. Bangunan-bangunan yang terletak di Jalan
Pasteur No. 38 Bandung tersebut dipergunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan, penunjang, administrasi perkantoran, pendidikan dan lain-lain. Di
samping itu, RSHS memiliki juga tanah seluas 1.848 m2 di luar kompleks rumah
sakit yang dipergunakan untuk gedung rumah dinas sebanyak 7 buah dengan
luas bangunan 490 m2, sehingga total luas bangunan yang dimiliki RSHS adalah
109.763m2.

F. Landasan Hukum
Dengan status sebagai institusi yang menerapkan PPK-BLU, terhitung
tanggal 1 Januari 2006 landasan hukum yang dipergunakan oleh RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung adalah:
a. UU RI No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
c. Peraturan Pemerintah RI No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
d. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP).
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1243/MENKES/SK/ VIII/2005 tentang

7
Penetapan 13 (Tiga Belas) eks Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (Perjan)
menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLU).
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER/XII/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
g. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 07/PMK.02/2006 tentang Persyaratan
Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
h. Peraturan Menteri Keuangan No. 08/PK/02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU
i. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 09/PMK.02/2006 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum.
j. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Gaji Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai BLU.
k. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 361/MENKES/SK/V/2006 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan Pimpinan dan Dewan Pengawas Rumah
Sakit Badan Layanan Umum.
m. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 703/MENKES/SK/IX/2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada Instansi Pemerintah
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di Lingkungan
Departemen Kesehatan.
n. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1081/MENKES/SK/IX/2007 tentang
Susunan dan Uraian Jabatan di Lingkungan Departemen Kesehatan.

8
G. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi

1. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1673/MENKES/PER /XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSHS
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen
Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. RSHS dipimpin
oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama.
RSHS dikatagorikan sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi
sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa
Barat. RSHS juga berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National
Center of Excellence) dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan
sebagai satu-satunya penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir
di Indonesia.

2. Tugas Pokok
RSHS mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta upaya
lainnya sesuai kebutuhan.

3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSHS menyelengarakan fungsi:
a. Pelayanan Medik dan Penunjang Medik.
b. Pelayanan Keperawatan dan Asuhan Keperawatan.
c. Pelayanan Rujukan.
d. Pelayanan Umum dan Operasional Penunjang Non Medik.
e. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.
f. Pelayanan Administrasi dan Keuangan.

9
g. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kesehatan serta Pengembangan
Sumber Daya Manusia
h. Penelitian dan Pengembangan

10
BAB III
VISI, MISI & TUJUAN
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Visi pada hakekatnya adalah impian atau keinginan yang ingin diwujudkan
dalam kurun waktu tertentu. Misi adalah penjabaran lebih lanjut dari visi berupa cara
untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sedangkan tujuan merupakan target yang
harus dicapai dalam waktu yang lebih pendek dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari impian.
Penetapan visi, misi dan tujuan merupakan petunjuk kearah kemana sebuah
organisasi akan bergerak. Misi organisasi merupakan salah satu legitimasi
eksistensi atau keberadaan organisasi yang di dalamnya organisasi terkandung
sejumlah informasi organisasi dan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan tujuan adalah sasaran-sasaran yang menjadi pilihan organisasi itu
sendiri serta mempertajam fokus terhadap target-target yang lebih spesifik. RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung merumuskan hal hal yang mengarah kepada
penentukan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan cita cita organisasi dalam
perumusan visi, misi dan tujuan rumah sakit pada tahun 2012-2016.

A. VISI

Menjadi Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia yang Unggul dalam Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian

H. MISI

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan


terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.

11
I. TUJUAN
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai standar,
berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan di tingkat
regional.
2. Terwujudnya RSHS sebagai Model Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia
3. Terwujudnya rumah sakit berbasis penelitian (research based hospital)
4. Meningkatnya cost recovery rumah sakit untuk menuju kemandirian

12
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

A. Ketentuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER
/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung, RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. RSHS
dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama. Struktur Organisasi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagaimana yang tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1673/Menkes/Per/XII/2005 tanggal 27
Desember 2005 adalah sebagai berikut :

13
14
15
B. Susunan Organisasi
Secara garis besar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
(Permenkes) No. 1673/MENKES/PER/XII/2005, RSHS dipimpin oleh seorang
kepala yang disebut Direktur Utama dengan susunan organisasi sebagai
berikut:
a. Direktorat Medik dan Keperawatan
b. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
c. Direktorat Keuangan
d. Direktorat Umum dan Operasional.

Susunan Direksi RSHS adalah sebagai berikut:


1. Direktur Utama : dr. H. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG
2. Direktur Medik & Keperawatan : dr. Rudi Kurniadi Kadarsah, Sp.An,MM,M.Kes.
3. Direktur SDM & Pendidikan : Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K), M.Epid,
MH.Kes
4. Direktur Keuangan : dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K), M.Kes
5. Direktur Umum & Operasional : dr. Edi Sampurno, Sp.P, MM

Selain itu, dalam Permenkes tersebut terdapat pula tiga komite yang
memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit, yaitu:
a. Komite Medik
b. Komite Etik dan Hukum

16
c. Komite Mutu dan dan Keselamatan pasien (K3).

Dalam melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan


pengawasan pelaksanaan tugas-tugas rumah sakit, Direktur Utama dibantu oleh
Ketua Satuan Pemeriksa Interen (SPI). Struktur organisasi RSHS juga
dilengkapai dengan Dewan Pengawas, terdiri dari seorang ketua dan empat
orang anggota. Untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas diangkat
seorang Sekretaris Dewan Pengawas.

17
BAB V
VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI REKAM MEDIS

Instalasi Rekam Medis merupakan salah satu bagian yang ada dalam
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dalam tugas
dan fungsinya Instalasi Rekam Medis menyelenggarakan kegiatan operasional
pengelolaan rekam medis pasien rawat jalan, gawat darurat maupun rawat inap
dalam ruang lingkup rumah sakit. Dalam perkembangan Instalasi Rekam Medis tidak
saja menjalankan kegiatan pengelolaan rekam medis, tetapi juga melayani
kebutuhan kegiatan magang/PKL,dan penelitian bagi lingkungan internal maupun
Instansi pendidikan atau Rumah Sakit diluar RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Sebagai unit organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, maka penentuan arah
keberhasilan dirumuskan dalam suatu visi, misi dan tujuan Instalasi Rekam Medis
yang mengacu pada visi, misi dan tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

A. VISI
Menjadi rekam medis berbasis teknologi di Indonesia

J. MISI
Menyelenggarakan pengelolaan rekam medis yang bermutu dan berkualitas,
terintegrasi baik rawat jalan, gawat darurat maupun rawat inap

K. TUJUAN
1. Terselenggaranya pelayanan pendaftaran pasien secara cepat dan tepat
guna menunjang pelayanan prima.
2. Menunjang kelancaran dalam pelayanan pasien yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Mengolah data pelayanan rumah sakit menjadi informasi bermakna dan
bernilai keilmuan untuk berbagai kepentingan.

18
4. Terjaganya keamanan dan kerahasiaan data pelayanan pasien dari pihak
yang tidak berwenang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku.

19
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh Kepala Instalasi
Rekam Medis yang membawahi 7 Sub Instalasi, yaitu :
1. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Jalan
2. Sub Instalasi Rekam Medis Gawat Darurat
3. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Inap
4. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Inap Khusus Pav. Parahyangan
5. Sub Instalasi Rekam Medis Gedung Kemuning
6. Sub Instalasi Pengolahan Data dan Pelaporan
7. Sub Instalasi Pelayanan Surat Keterangan Medis

20
BAB VII
URAIAN JABATAN

A. Uraian Tugas
NAMA JABATAN : KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS
UNIT KERJA : DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN
IKHTISAR JABATAN :
a. Membuat dan mengevaluasi sistem, Pedoman, SPO, Juknis kegiatan
pelayanan rekam medis, meliputi penerimaan pasien, pencatatan,
pengelolaan data medis, penyimpanan dan pengambilan data medis.

b. Membagi tugas, memberikan petunjuk serta menyelia pelaksanaan tugas


bawahan, mengatur shift dinas, jadwal cuti, libur, membuat permintaan
kebutuhan sumber daya, ATK, ART, kebutuhan lain untuk pelaksanaan
kegiatan Instalasi Rekam Medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

c. Melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Rekam Medis dalam


merencanakan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi
kebutuhan sumber daya yang dipergunakan.

d. Membuat laporan kinerja pelayanan rumah sakit, sebagai dasar


perencanaan, mengolah data menjadi informasi sebagai penunjang
pengambilan keputusan manajemen.

HASIL KERJA :
a. SPO, Juknis kegiatan penerimaan, pencatatan, pengelolaan data medis,
penyimpanan dan pengambilan data medis.
b. Uraian tugas bawahan.
c. Jadwal dinas shift, daftar cuti, libur.
d. Petunjuk kerja bawahan.
e. Supervisi pelaksanaan tugas bawahan.
f. Laporan intern dan ekstern yang sudah tercetak.
g. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan Instalasi Rekam Medis.

21
h. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan rekam
medis.
i. Laporan dan informasi kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAHAN KERJA :
a. Kebijakan, pedoman, Juknis Depkes RI.
b. Kebijakan pengelolaan SDM RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
c. Informasi langsung tak langsung tentang kegiatan bawahan.
d. Rekapitulasi seluruh kegiatan rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap.
e. Surat tugas dari manajemen.
f. Informasi pengajuan usulan, jadwal dinas dan cuti di Instalasi Rekam Medis.
g. Laporan kasus yang menyangkut pelayanan terhadap pasien dari bawahan.

PERANGKAT KERJA :
a. Komputer & ATK.
b. Telepon.

SIFAT JABATAN :
Jabatan Fungsional yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu :
Senin Kamis : jam 07.05 - 15.30
Jumat : jam 07.15 16.00.

URAIAN TUGAS :
Menyusun sistem dan SPO, tentang :
a. Penerimaan pasien.
b. Pencatatan rekam medis.
c. Pengelolaan data medis.
d. Penyimpanan berkas rekam medis.
e. Pengembalian dan pendistribusian berkas rekam medis.
f. Membuat dan mengevaluasi sistem penerimaan pasien rawat jalan dan rawat
inap.
g. Membuat dan mengevaluasi prosedur pencatatan rekam medis..

22
h. Merencanakan dan menetapkan formulir rekam medis.
i. Merencanakan dan mengevaluasi sistem dan prosedur penyimpanan berkas
rekam medis.
j. Merencanakan dan mengevaluasi sistem dan prosedur peminjaman dan
pendistribuasian berkas rekam medis.
k. Merencanakan dan membuat kriteria dalam rangka retensi berkas rekam
medis.
l. Memeriksa kebenaran kode penyakit dan kode tindakan medis.
m. Membuat dan menyajikan laporan kegiatan medis rumah sakit untuk
kepentingan manajemen maupun pihak lain yang berkepentingan.
n. Membuat laporan dan analisa data morbiditas, mortalitas dan tindakan
operasi.
o. Melaksanakan penilaian terhadap rekam medis in aktif untuk menilai berkas
rekam medis bernilai guna atau tidak.
p. Merencanakan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
q. Membuat jadwal kerja, mengatur shift dinas, jadwal cuti dan libur.
r. Membuat permintaan kebutuhan sumber daya, ATK, ART, kebutuhan lain
untuk pelaksanaan kegiatan Instalasi Rekam Medis di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.
s. Membuat laporan intern dan ekstern rumah sakit secara berkala serta
analisanya.
t. Membuat uraian pekerjaan bagi bawahan.
u. Mengawasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
v. Memeriksa laporan kegiatan kunjungan rawat jalan, inap dan penunjang
sebagai bahan pelaporan dan analisa.
w. Menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Instalasi Rekam Medis
sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan.
x. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung atau yang
terkait dengan kegiatan Instalasi Rekam Medis.

23
TANGGUNG JAWAB :
1. Ketepatan dan kesesuaian rencana dan tata kerja di Instalasi Rekam Medis.
2. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan:
Pendaftaran Dan Registrasi
Assembling dan indeks kode penyakit.
Statistik dan pelaporan rumah sakit.
Penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis.Yang sesuai
dengan SPO, Juknis yang ditetapkan
3. Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya dengan
realisasi.
4. Kebenaran dan ketepatan laporan kepada managemen

WEWENANG :
1. Menilai, menegur dan memotivasi bawahan di Instalasi Rekam Medis.
2. Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan Instalasi Rekam Medis.
3. Meminta arahan dari atasan.
4. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.

NAMA BAWAHAN LANGSUNG :


1. Ka. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Jalan
2. Sub Instalasi Rekam Medis Gawat Darurat
3. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Inap
4. Sub Instalasi Rekam Medis Rawat Inap Khusus Pav. Parahyangan
5. Sub Instalasi Rekam Medis Gedung Kemuning
6. Sub Instalasi Pengolahan Data dan Pelaporan
7. Sub Instalasi Pelayanan Surat Keterangan Medis

KORELASI JABATAN :
NO JABATAN UNIT ORGANISASI DALAM HAL
K.Ka. Instalasi Rekam Medis Direktorat Medik dan
1 Pelaporan dan Pengarahan
Keperawatan

24
Pengkoordinasian
2 Ka. Seksi Rekam Medis Bidang Medik
Pengadaan Sumber Daya
Ka. Sub Instalasi Penugasan
3 Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
Ka. Sub Instalasi Penugasan
6 Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
8 Ka. Sub Instalasi Penugasan
Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
9 Ka. Sub Instalasi Penugasan
Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
Ka. Sub Instalasi Penugasan
10 Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
Ka. Sub Instalasi Penugasan
11 Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan
Ka. Sub Instalasi Penugasan
12 Instalasi Rekam Medis
Peng. Rekam Medis Rawat Jalan Pengkoordinasian kegiatan

KONDISI LINGKUNGAN KERJA :


NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja : Ruang pengolahan data rekam Diruang tertutup dan berAC
medis
2 Tempat kerja : Admission Dan Registasi Diruang terbuka, umum dan berAC

RESIKO BAHAYA :
NO ASPEK FAKTOR
1 Stress Manajerial Tanggung jawab dan beban pelaksanaan tugas

L. Kompetensi Jabatan

SYARAT JABATAN :
NO JENIS PELATIHAN PENGALAMAN
PENDIDIKAN
1 Pelatihan ICD 10 - Pengalaman di Rekam Medis
Minimal Pelatihan Pelaporan Rumah Sakit min 5 tahun.
DIV/S1Rekam Pelatihan manajerial rumah sakit
Medis.

UPAYA FISIK :

25
1. Duduk : sering
2. Berdiri : sering
3. Berjalan : sering
4. Memegang : sering

KONDISI FISIK :
1. Jenis Kelamin : Laki-laki/wanita
2. Berbadan : sehat jasmani dan rohani
3. Umur minimal : 35 tahun

26
BAB VIII
POLA KETENAGAAN & KUALIFIKASI PERSONIL

A. Ketenagaan Instalasi Rekam Medis

NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 Sarjana Kesehatan Masyarakat (MIK) 1
2 Sarjana Administrasi 3
3 Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan 37
4 Sarjana Muda Hukum 2
5 D 3 Lain-lain 1
6 SMA 14
JUMLAH 58

M. Standar Kompetensi Ka Instalasi

GOLONGA
PENGALAMAN
NJABATAN PENDIDIKAN N DIKLAT
KERJA
O /PANGKAT
.
1. Kepala Instalasi Minimal S1 Penata - Sekurang-
Rekam Medis Muda Tk1 / kurangnya 5
atau yang Ill-b Tahun
disetarakan
2 Ka. Sub Minimal DIII Sekurang-
Instalasi Rekam Medis kurangnya 3
atau yang tahun
disetarakan
Tabel 1. Standar Kompetensi Jabatan (Hard Skill)

27
TINGKAT
NO KOMPETENSI DASAR
1 Integriras 1
2 Kepemimpinan 1
3 Perencanaan dan Pengorganisasian 1
4 Kerjasama 1
5 Feksibilitas 1
Tabel 2. Standar Kompetensi Dasar (Soft Skill)

KOMPESENSI
NO DEFINISI OPERASIONAL
DASAR
1 Integriras Suatu kualitas pribadi yang mencerminkan
kecerdikan,kesungguhan,keutuhan, dan kesediaan untuk
bertindak serta berlaku bijak dalam mengemban tugas demi
kepentingan dan kemaslahatan bersama.
2 Kepemimpinan Kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain
dengan tujuan agar mereka mengikuti /mendukung rencana
kerja organisasi
3 Perencanaan Perencanaan dan Pengorganisasian (PP) Kemampuan untuk
dan merumuskan rencana/program kerja dalam rangka mencapai
Pengorganisasi tujuan organisasi
an
4 Kerjasama Kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi
5 Feksibilitas Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif
dalam situasi dan kondisi yang berbeda
Tabel 3. Definisi Operasional Standar Kompetensi Dasar

28
NO KOMPETENSI DASAR
1 Mengembangkan Orang Lain (MOL) 1
2 Berorientasi pada Kualitas (BpK) 1
3 Mengarahkan/Memberi Perintah (MMP) 1
4 Keahlian Teknis/Profesional/- Manajerial (KTPM) 1
5 Pengambilan Keputusan (PK) 1
6 Komunikasi (K) 1
7 Komitmen terhadap Organisasi (KtO) 1
Tabel 4. Standar Kompetensi Bidang (Soft Skill)
Keterangan tabel :
Angka 1, artinya bahwa pejabat setingkat Eselon IV harus memiliki kompetensi tingkat 1,
yaitu memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik.

NO. KOMPESENSI DASAR DEFINISI OPERASIONAL


1 Mengembangkan Orang Melakukan upaya untuk mendorong pengembangan orang lain agar
Lain (MOL) bekerja lebih optimal
2 Berorientasi pada Melaksanakan tugas secara teliti berdasarkan prosedur yang berlaku dan
Kualitas (BpK) mempertimbangkan aspek dari pekerjaan
3 Mengarahkan/Memberi Kemampuan memberikan perintah dan mengarahkan orang lain agar
Perintah (MMP) bekerja sesuai dengan posisi dan kewenangannya.
4 Keahlian Penguasaan bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaannya dan
Teknis/Profesional/- memiliki motivasi untuk mengembangkan/memberikan pengetahuan
Manajerial (KTPM) kepada orang lain
5 Pengambilan Melakukan identifikasi terhadap masalah dalam pekerjaan dan
Keputusan (PK) menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan
6 Komunikasi (K) Menyampaikan informasi/pendapat kepada pihak lain dan membantu
mereka untuk memahami informasi/pendapat yang disampaikan.
7 Komitmen terhadap Kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan perilaku dengan
Organisasi (KtO) mengutamakan kepentingan organisasi dalam rangka mewujudkan visi
dan misi organisasi

29
Tabel 5. Definisi Operasional Standar Kompetensi Bidang

JABATAN PENDIDIKAN GOLONGAN DIKLAT PENGALAMAN


NO. /PANGKAT KERJA
1. Ka Sub Instalasi minimal minimal Penata Pelatihan berpengalaman
D3/diutamakan D4 Muda / IIIA perencanaan sebagai staf
sesuai bidang sesuai dengan
urusannya bidang tugasnya
minimal 3 tahun
Tabel 6. Standar Kompetensi Jabatan Ka. Sub Instalasi

KOMPESENSI DASAR DEFINISI OPERASIONAL


NO.
1 Kesetiaan
Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945
Selalu menjunjung tinggi kehormatan negara dan pemerintah.
2 Prestasi Kerja Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk-beluk bidang
tugasnya.
Mempunyai keterampilan yang baik dalam melaksanakan
tugasnya
Selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya
Mempunyai kesegaran jasmani dan dan rohani yang baik
Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna
Mencapai hasil kerja rata-rata yang ditentukan baik dalam arti
mutu maupun dalam arti jumlah.
3 Tanggung Jawab Menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya
Berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan
Mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri
sendiri, orang lain atau golongan
Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya
pada orang lain
Berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan
yang dilakukannya.
Menyimpan dan atau memelihara dengan sebaik-baiknya barang-

30
barang milik negara yang dipercayakan kepadanya
4 Ketaatan Mentaati peraturan perundang-undangan dan atau peraturan
kedinasan yang berlaku
Mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang
berwenang dengan baik
Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
bidang tugasnya
Bersikap sopan dan santun

5 Kejujuran Melaksanakan tugas dengan ikhlas


Tidak pernah menyalahgunakan wewenang
Melaporkan hasil kerjanya kepada atasanya menurut keadaan
yang sebenarnya
6 Kerjasama Mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya
dengan bidang tugasnya
Menghargai pendapat orang lain
Dengan cepat dapat menyesuaikan pendapatnya dengan
pendapat orang lain, apabila ia yakin bahwa pendapat orang lain
itu benar
Mampu bekerjasama dengan orang lain menurut waktu dan
bidang tugas yang ditentukan
Bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari
orang lain
Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun
ia tidak sependapat

7 Prakarsa Tanpa menunggu petunjuk petunjuk atau perintah dari atasan,


mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang diperlukan
dalam melaksanakan tugasnya tetapi tidak bertentangan dengan
kebijaksanaan umum pimpinan.
Berusaha mencari tata kerja baru dalam mencapai dayaguna dan
hasilguna yang sebesar-besarnya.
Berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan

31
berguna kepada atasan, baik diminta atau tidak diminta atau tidak
diminta atau yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas.
Tabel 7. Definisi Operasional Standar Kompetensi Koordinator

BAB IX
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
dengan unit kerja lain yang berhubungan dalam pelaksanaan kegiatan atau
hubungan kedinasan tergambar dalam matrik tata hubungan kerja sebagai berikut :

SMF

Bidang/Bagian

Instalasi Rekam Medis Instalasi

Komite

Tim

32
BAB XI
PENCATATAN & EVALUASI

A. Pencatatan
Pencatatan setiap kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk lebih tertib
administrasi dan secara tidak langsung evaluasi mutu pelayanan dapat terukur.
Pencatatan mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tertulis
secara terperinci dan lengkap.
Pencatatan yang lengkap dan akurat akan menjadi bahan pelaporan kegiatan
Instalasi Rekam Medis setiap bulannya di laporakan kepada Direktur Medis dan
Keperawatan. Pada akhir Tahun Anggaran kegiatan direkapitulasi menjadi
Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medis.

Pelaporan kegiatan meliputi :


1. Pelaporan Internal
2. Pelaporan Eksternal

N. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk memantau pelaksanaan kegiatan Instalasi Rekam
Medis dan kemudian hasil evaluasi kegiatan tersebut merupakan data awal
untuk kegiatan perencanaan Program Instalasi Rekam Medis.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh
Kepala Instalasi Rekam Medis untuk mengetahui kegiatan yang telah dilakukan
sesuai dengan perencanaan dan pencapaian target yang telah ditentukan. Hasil
evaluasi ini diinformasikan kepada staf yang terkait untuk dilakukan perbaikan-
perbaikan atau upaya pemecahan masalah.
Instalasi Rekam Medis selain melaksanakan kegiatan pelayanan dan
pengelolaan rekam medis juga melaksanakan evaluasi kinerja mutu. Upaya
evaluasi kinerja mutu diantaranya mengadakan rapat konsolodasi intern yang

33
dilakukan secara rutin dan sewaktu waktu (insidentil) yang membahas
permasalahan serta rekomendasi pemecahannya.

34
BAB XII
PENUTUP

Seiring dengan perkembangan zaman, maka masyarakat semakin kritis


dengan pelayanan yang bermutu, untuk itu Instalasi Reka Medis dituntut untuk
selalu memberikan pelayanan yang bermutu serta profesional.
Dalam upaya mencapai pelayanan dan pengelolaan rekam medis yang
bermutu dibutuhkan pengelolaan manajemen yang prima serta tenaga yang
profesional yang ditunjang oleh sarana dan prasarana, yang memadai.
Diharapkan pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Instalasi
Rekam Medis dalam peningkatan mutu pelayanan.

35

Anda mungkin juga menyukai