Aspek Spiritual Dalam Keperawatan PDF
Aspek Spiritual Dalam Keperawatan PDF
A. PENGERTIAN
Aspek spiritual meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan spiritual),
kepercayaan dan agama.
1. Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa
dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta
2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau
seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami tempat
seseorang dalam kehidupan atau dapat dikatakan bagai mana seseorang
melihat dinnya dalam hubungannya dengan lingkungan
3. Agama, merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur,
mempunyai keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya berhubungan
dengan kemaflan, perkawinan dan keselamatan dan mempunyai aturan-aturan
tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan
keputusan bagi yang menjankannya.
C. ASPEK SPIRITUAL
Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari
kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta
mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha esa.
D. DEMENSI SPIRITUAL
Menurut Kozier, Erb. Blais & Wilkinson, 1995 Murray & Zontner, 1993,
mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan dalam menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghathpi
kematian.
Mickley 1992, mengemukakan bahwa demensi spiritual meliputi: demensi
ekstensial dan agama.
Demensi ekstensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan. Maksudnya
hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan baik eksternal maupun
eksternal (hablum minannas), sedangkan demensi agama berfokus pada
hubungan seseorang dengan tuhannya (hablum minallah)
Teori Stoll, 1989 konsep spiritual mencakup 2 demensi yaitu demensi vertical yaitu
hubungan dengan tuhan yang maha esa atau yang maha tingi yang menuntun
kehidupan seseorang, sedangkan demensi horizontal yaitu hubungan seseorang
dengan din sendiri, orang lain dan Iingkungan, kedua demensi tersebut
dilaksanakan secara kontinyu
E. KEBUTUHAN SPIRITUAL
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf (pengampunan),
mencintai, menjalin hubungan penuh nasa percaya path tuhan. Kebutuhan spiritual
juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencarai anti dan tujuan hidup, kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai, rasa keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan
dan mendapatkan maaf.
F. KARAKTERISTIK SPIRITUAL
Aspek spiritual tidak terlepas dari hubungan dengan diri sendiri (kekuatan
alaxn/self-relisnce), yang meliputi: pengetahuan diri dan sikap seseorang,
sedangkan hubungan dengan alam dapat berkomunikasi dengan alam sekitarnya
yang menjadi acuan kita untuk ingat kepada Allah.
Hubungan dengan orang lain (harmonis atau sportif), hubungan ini berupa
hubungan timbale balik (saling membutuhkan)
Contoh: kamu dikatakan pandai karena ada yang bodoh. Meyakini kehidupan dan
kematian
Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis
Contoh: konflik dengan orang lain, resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan
dan friksi.
Hubungan dengan ketuhanan, hal ini menunjukan seseorang apakah masuk
agamis atau tidak agamis
1. Merumuskan tujuan positif didunia atau kehidupan
2. Mengembangkan arti penderitaan
3. menjalin hubungan positif dan dinamis
4. membina integritas personal dan merasa diri berharga
5. merasa kehidupan terarah melalui harapan
6. mengembangkan hubungan antar manusia yang positif
G. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spiritual sesuai dengan perkembangan dan tugas tumbuh
kembangnya:
1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun)
Rasa percaya kepada yang mengasuh
Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual
Mulai meniru kegiatan ritual
2. Pra Sekolah (3-5 tahun)
Dipengaruhi oleh sikap orang tua
Meniru apa yang dia lihat
Sering bertanya tentang moralitas dan agama
Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya
Meyakini orang tua seperti tuhan
3. Usia Sekolah (6-21 tahun)
Mengharapkan tuhan akan menjawab doa
Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak
selalu doanya terkabulkan
Mulai dapat mengambil keputusan
Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain
Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama
4. Dewasa
Mulai menyadani arti agama setelah mendapat pertanyaan dati anak atau
generasi yang Iebih muda
Mengingatkan kembali pengajaran agama dan orang tuanya dulu
5. Usia Pertengahan dan Lansia
Lebih banyak waktu untuk benibadah
Perasaan kehilangan karena pension
Berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga
Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak