Anda di halaman 1dari 9

ACARA 5

GEOPROCESSING

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan beberapa cara geoprocessing

II. ALAT DAN BAHAN


Alat
- Hardware : PC
- Software : ArcGIS 10.1
Bahan
- Geodatabase : peta dasar, peta tematik
- Data Praktikum SIG 1 : PL Sedayu

III. DASAR TEORI


Geoprocessing adalah kumpulan fungsi fungsi yang terhubung dengan
sistem arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis
layer-layer input, geoprocessing ada 6 fungsi yakni Dissolve, Merge, Clip,
Intersect, Union, dan Assign Data. Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga
digunakan sebagai pelengkap dari fungsi Buffer. Pengaktifan geoprocesing wizard
sekaligus akan menampilkan dialog box geoprocessing yang terdiri dari 6 fungsi
seperti Disolve, Merge, clip, intersect, union, dan assign.
1. Disolve Features Based on Atribute Fungsi pertama yang terdapat pada fungisi
geoprocessing wizard dalam geoprocessing dialog box adalah fungsi dissolve,
dimana fungsi dissolve disini akan menggabungkan object-object dalam sebuah
layer atau theme yang mempunyai karakteristik maupun nilai dan isi field
tertentu yang sama.
2. Merge Theme Together Pada fungsi Merge ini adalah menggabungkan
beberapa theme shp dalam satu file shp dengan mengambil susunan table dari
salah satu peta yang digabungkan. Fungsi ini sangat penting sebab sangat
meudahkan pengguna untuk menggabungkan beberapa theme shp menjadi satu
kesatuan tanpa harus add file pada setiap sesi pembuka dan memanggil file yang
memang terdiri dari banyak sheet sheet. Yang paling penting nama theme yang
akan digabungkan mempunyai karakteristik sama (polygon) Pada pelaksanaan
merge shp file terutama polygon, sebaiknya lakukan merge 2 file dahulu yang
di merge kemudian add file lain nya dan merge lagi dengan theme shp hasil
merge yang pertama, sebab banyak kasus yang menyebutkan sering terjadi
kegagalan dalam me merge file 3 sekaligus.
3. Clip One Theme Based Another Clip , digunakan untuk memotong atau
memisahkan peta berdasarkan object yang di clip, terhadap object yang lebih
besar, intinya fungsi clip disini adalah menampilkan fokus object terhadap peta
dasar yang besar, misalkan ingin menampilkan peta jalan atau sungai saja dalam
suatu wilayah kabupaten atau propinsi atau kabupaten sedangkan jalan atau
sungai tersebut adalah sebuah obyek yang besar dalam suatu propinsi atau
sebuah negara
4. Create Buffer Dalam bahasan ini kita coba mengetengahkan fungsi buffer,
fungsi buffer adalah untuk memisahkan zona tengah antara object yang di
buffer, misalnya jalan atau sungai,atau area, Pembuatan buffer tidak sebatas
pada jalan maupun sungai, bahkan sebuah bangunan atau kawasan dapat di buat
buffernya, yang terpenting mengetahui berapa batas luar dari kawasan tersebut
akan di buffer sehingga tidak terjadi pencaplokan areal, karena hal ini juga
biasanya menyangkut dengan regulasi dan peraturan.

IV. LANGKAH KERJA

Buffer dan overlay

Membuat peta jarak terhadap tempat sampah dan jarak terhadap sungai

Setelah semua peta dasar dan peta tematik selesai didigitasi dan isikan
atribut maka langkah selanjutnya adalah membuat buffering pada sungai dan lokasi
tempat sampah

a. Add dta titik lokasi tempat sampah dan sungai

b. Dari ArcToolbox pilih Analysis tools dan klik multiple ring buffer

c. Pada dialog multiple ring buffer diisi distance 500 dan 750, menentukan lokasi
penyimpanan -> OK
d. Add data administrasi kecamatan Sedayu

e. Jika sudah overlay hasil buffer tempat sampah dengan daerah kajian

Dari Arctoolbox -> Analysisi tools -> overlay -> union

f. Mengisi tabel dialog union dengan hasil buffer tempat sampah dan juga
administrasi sedayu sebagai input, menentukan lokasi penyimpanan -> OK

g. Dan diperoleh hasil seperti ini

h. Kemudian potong hasil union dengan batas administrasi kecamatan sedayu


dari index Arctoolbox tulis clip dan klik.
i. Mengisikan hasil union sebagai input dan admiistrasi sedayu sebagai clip
featurenya.menentukan lokasi penyimpanan -> OK

j. Menklik kanan layer peta hasil clip dan pilih open atribute table. Mengisikan
distance yang belum terisi dan buat skor sesuai ketentuan

k. Melakukan hal yang sama pada featuredataset sungai sehingga terbentuk peta
jarak terhadap sungai

Overlay polygone dan dissolve

a. Add data tekstur tanah, kerapatan vegetasi, penggunaan lahan, jarak terhadap
sungai dan jarak terhadap sampah yang sudah di skoring,
b. Jika sudah dari Arctoolbox -> analysis tools => overlay => Intersect

c. Mengisikan semua parameter yan digunakan, kemudian menentukan lokasi


penyimpanan => OK

d. Open atribute pada layer intersect dari option => add field

e. Mengisi nama total skor dengan tipe short integer


f. Membuat add field kembali, diisi nama keterangan dengan type text

g. Membuka atribut kemudian klik kanan total_skor => field calculator,


kemudian jumlah semua skor

h. Mengisi keterangan menggunakan Query dengan ktentuan sebagai berikut

Total skor 0 5 = tidak rawan


Total skor 6 10 = sedang
Total skor > 10 = rawan

i. Pilih peta hasil intersect sebagai input feature kemudian tentukan lokasi
penyimpanan dan centang dissolve field untuk keterangan (field yang berisikan
tingkat kerawanan leptospirosis) OK
j. Setelah dilakukan gradasi warna maka hasilnya sebagai berikut :

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Geodatabase (email)
2. Print Screen Intersect (terlampir)
3. Print Screen Dissolve (terlampir)

VI. PEMBAHASAN

Setelah semua peta tematik selesai di digitasi dan telah memiliki atribut,
selanjutnya yaitu dilakukan proses geoprocessing. ArcGIS meneyediakan fasilitas
Geoprocessing yang terdiri dari komponen Buffering yaitu merge, Union dan Clip,
serta komponen Overlay yaitu Intersect, dan Dissolve. Pada tahap Buffering
dilakukan proses penggabungan atau Union antara peta tematik (sungai dan tempat
sampah) dengan peta daerah kajian. Dalam penggabungannya, peta tempat
sampah, peta sungai dan peta administrasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,
hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam hasil akhir Buffer
karena peta tempat sampah dan peta sungai memiliki jenis digitasi yang berbeda
(titik dan garis).
Intersect merupakan penggabungan dari beberapa peta tematik dan peta
daerah kajian yang terdiri dari peta penggunaan lahan, peta persebaran tempat
sampah dan peta sungai yang telah selesai di buffer (Clip), peta kerapatan vegetasi,
dan peta tekstur tanah. karena merupakan penggabungan dari beberapa peta, maka
hasil akhir dari tahap intersect ini berupa satu peta dengan simbol-simbol yang
sangat rumit. Simbol-simbol tersebut berasal dari penggabungan semua simbol
yang saling tumpang tindih (Overlay) dari semua peta yang diintersect. Selain itu,
karena merupakan penggabungan dari peta yang telah memiliki atribut dan score,
maka peta hasil intersect memiliki data atribut yang jumlahnya banyak. Data-data
atribut tersebut merupakan gabungan dari semua data atribut peta-peta yang di
intersect. Semua peta yang diintersect telah memiliki score pada tiap-tiap data
atributnya, sehingga untuk pemberian score pada peta hasil intersect dilakukan
dengan penjumlahan semua score. Dari score-score tersebut dapat klasifikasikan
tingkat kerawanan Leptospirosis di daerah Sedayu yang diindikasikan dengan
lokasi persebaran tempat sampah, sungai, tingkat penggunaan lahan, kerapatan
vegetasi dan tekstur tanah di daerah Sedayu.
Pengklasifikasian tingkat kerawana Leptospirosis dilakukan dengan
pemberian keterangan yaitu; Rawan, Sedang, Tidak Rawan. Karena hanya terdiri
dari tiga jenis klasifikasi, maka pada saat dissolve peta yang awalnya memiliki
simbol-simbol yang sangat rumit menjadi suatu peta klasifikasi yang simpel. Hal
ini dikarenakan pada tahap dissolve data atribut yang digunakan merupakan data
atribut untuk kolom keterangan yang berisi data klasifikasi dan hanya terdapat tiga
jenis klasifikasi. Oleh karena itu, pada peta dissolve terdapat kenampakan berupa
poligon-poligon dengan klasifikasi-klasifikasi tertentu yang jika dilakukan gradasi
warna akan terlihat adanya perbedaan warna sesuai dengan tingkat kerawanan
Leptospirosinya.
Geoprocessing harus dilakukan tahap per tahap dan harus sesuai dengan
urutan pemrosesannya, misal; dalam tahap buffering tahap pertama yang dilakukan
adalah merge, kemudian union dan Clip, setelah itu dapata dilakukan overlay
dengan melakukan intersect terlebih dahulu kemudian dapat dilakukakan Dissolve.
Urutan dari tahap-tahap tersebut berpengaruh terhadap hasil akhir (output), karena
hasil dari tahap sebelumnya akan dijadikan input untuk pemrosesan selanjutnya.
Jika terjadi kesalahan pada tahap-tahap sebelumnya, maka peta akhir yang
dihasilkan akan mengalami kesalahan pula, sehingga harus \dilakukan pemrosesan
ulang. Yang menjadi kelemahan dari geoprocessing adalah pengguna harus
menghafal urutan-urutan dalam melakukan geoprocessing dan jika terjadi
kesalahan maka pengguna harus mengecek di bagian mana yang terjadi kesalahan
dan harus memperbaiki kesalahan tersebut dengan melakukan pemrosesan ulang.
Selain itu, kelemahan dari geoprocessing adalah peta akhir (peta dissolve) dengan
input yang berbeda relatif akan menghsilkan output (peta akhir) yang berbeda pula,
hal ini terutama dikarenakan adanya perbedaan pada digitasi. Kelebihan dari
geoprocessing adalah tahap pemrosesannya skematik, sehingga hasil akhirnya
terstruktur dengan baik.

VII. KESIMPULAN
1. Geoprocessing terdiri dari proses penggabungan beberapa input yang
kemudian menghasilkan output baru. Geoprocessing memiliki lima fungsi
yaitu merge, union, clip, intersect dan dissolve.
Geoprocessing memiliki tahap yang skematik, dengan demikikian maka
kelemahannya adalah dalam melakukan pemrosesan harus memperhatikan
baik-baik tahap prosesnya, dan harus memastikan bahwa hasil dari proses
sebelumnya benar untuk menghasilkan output yang sesuai, serta memiliki
kelebihan berupa hasil akhir atau output yang terstruktur dengan baik.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Dulbahri. 1993. Sistem Informasi Geografi. Yogyakarta: PUSPICS Fakultas


Geografi UGM : Yogyakarta.

Purwanto, Taufik Hery, dkk. 2007.Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografis.


Laboratorium SIG Fakultas Geografi UGM : Yogyakarta.

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=798:
sistem-informasi-geografis-sig&catid=25:industri&Itemid=14 tanggal akses
04/12/2013 jam 14.26 WIB

Anda mungkin juga menyukai