Mengetahui,
Abstrak
Gas engine compressor merupakan sistem terintegrasi
yang saling berhubungan. Gas engine merupakan sistem
pembakaran yang memanfaatkan bahan bakar gas yang dikonversi
menjadi sistem mekanik. Sistem mekanik ini dijadikan sebagai
penggerak kompresor. Kompresor sendiri berperan sebagai aktuasi
kompresi gas sehingga menjadi gas bertekanan. Kompresor juga
berperan sebagai penyalur gas yang telah dikompresi. Gas engine
compressor memiliki life time tertentu terhadap waktu atau tingkat
kegagalan yang cukup besar. Untuk mengetahui tingkat kegagalan
tersebut dibutuhkan metode FMEA. Failure Mode & Effect
Analysis (FMEA) memberikan data kuantitaif berupa nilai RPN
yang dapat menentukan kondisi atau kerusakan alat tersebut.
Perhitungan RPN didapatkan dari RPN = Occ*Det*Sev. Dimana
Occ merupakan ranking kemungkinan gagalnya suatu alat, Det
merupakan ranking dari metode yang di deteksi, dan Sev hasil
akhir/kemungkinan terburuk. Dari gas engine compressor didapat
nilai RPN terbesar pada piston dan oil filter dengan nilai masing-
masing sebesar 567 dan 504. Dan dari nilai RPN tersebut dabat
diambil kesimpulan perlu adanya pengadaan dan perawatan rutin
pada piston dan oil filter.
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
USE OF FMEA (FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS)
TO REDUCE DAMAGE
IN SUB SYSTEM GAS ENGINE COMPRESSOR
IN PT PERTA DATA GAS UNIT SEMARANG
Abstract
Gas engine compressor is an interconnected integrated
system. Gas engine is a combustion system that utilizes gas fuel
that is converted to mechanical system. This mechanical system is
used as a compressor drive. The compressor itself acts as the
actuation of gas compression so that it becomes a pressurized gas.
The compressor also acts as a compressed gas dealer. Gas engine
compressor has a certain life time against time or failure rate is
large enough. To know the level of failure is required FMEA
method. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) provides
quantitative data in the form of RPN values that can determine the
condition or damage of the equipment. RPN calculation is obtained
from RPN = Occ * Det * Sev. Where Occ is the ranking of the
probable failure of a tool, Det is the ranking of the detected
method, and sev the worst / worst result. From the gas engine
compressor obtained the largest value of RPN on pistons and oil
filters with the value of each of 567 and 504. And from the value of
the RPN dabat concluded the need for procurement and regular
maintenance of pistons and oil filters.
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
KATA PENGANTAR
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN I
LEMBAR PENGESAHAN II
ABSTRAK........................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................ 2
1.3 Materi ................................................................... 2
1.4 Realisasi Jadwal Pelaksanaan .............................. 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR GAMBAR
xv
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR TABEL
xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Kegiatan kerja praktek merupakan salah satu kegiatan peserta
didik untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan hardskill
maupun soft skill peserta didik dalam dunia industri. Berdasarkan
hal tersebut, maka secara garis besar tujuan dari kegiatan kerja
praktek di PT. Perta Daya GAS (PDG) ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan
pemahaman dalam hal struktur organisasi serta proses
bisnis di PT. Perta Daya GAS (PDG).
b. Mempelajari Analisa FMEA pada Gas engine compressor
K-101 K-110.
1.3 Materi
Materi dari kerja praktek ini didasarkan pada kurikulum yang
ada di Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS. Adapun mater-materi yang
didapatkan oleh peserta didik pada kerja praktek kali ini yaitu:
Materi I
Materi ini merupakan materi dalam rangka menjawab dari
tujuan pertama yaitu untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan pemahaman dalam hal struktur organisasi serta
proses bisnis PT. Perta Daya GAS (PDG) Materi yang diperlukan
adalah sebagai berikut:
3
Studi Literatur
P&ID CNG plant &
2 check list and
inspection equipment
4 Penyusunan Laporan KP
Penyerahan Draft
5
Laporan KP
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
6
b. Utility power
Unit dimana pusat fasilitas penyuplai daya listrik
untuk plan CNG Perta Daya Gas (PDG) baik arus kuat
maupun arus lemah. Utility power didukung dengan
adanya Gas Engine Generator (GEG) MWM terdapat 2
unit generator yang beroperasi secara bergiliran.
c. Utility water
Utility water merupakan pengolahan serta penyedia
kebutuhan air pada plan CNG Perta Daya Gas (PDG).
Terdapat beberapa sistem yang membutuhkan suplai air
diantaranya;Heat Exchanger, Cooling Water, Hydran
pipe, dll
f. Heat exchanger
Proses pertukaran panas untuk menaikan temperatur
CNG sebelum masuk ke kompresor.
g. CNG cooler
Proses pendinginan CNG sebelum di salurkan ke
Indonesia Power sebagai bahan bakar.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
11
12
a. Cylinder block
Merupakan bagian dasar dari suatu mesin (engine). Cylinder
block adalah komponen utama yang menunjang daya tahan
mesin daya tahan mesin dasar untuk off-highway engine
Infracore dan on-highway diesel.
b. Crank shaft
Crank shaft (poros engkol) merupakan komponen utama yang
berguna untuk menahan kecepatan putaran tinngi serta beban
yang berlebih agar kondisi mesin tetap terjaga
keseimbangannya.
c. Piston & connecting rod
Komponen yang menjaga akselerasi suatu mesin agar tetap
bekerja. Piston berada didalam liners dan bergerak ke atas dan
kebawah karena adanya tekanan proses pembakaran.
Connecting rod merupakan penghubung antara piston dan
crank shaft. Connecting rod memberikan gerakan mekanik
yaitu maju.
d. Liners
Merupakan bagian mesin yang memerlukan presisi tinggi serta
perawatan rutin. Liners menjagabagian dalam mesin agar
sepenuhnya tertutup dan melindungi bagian mesin, seperti;
block silinder, piston dll.
e. Ring kits
Ring kits dipasang pada piston untuk menjaga agar mesin tetap
tertutup rapat dan meminimalisir kebocoran.
f. Filters
Filter digunakan sebagai penyaring kotoran atau material yang
tidak dibutuhkan dalam mesin. Filter terdiri dari beberapa
kertas penyaring dengan penyaringan sekian mikron. Adanya
filter sangat berperan penting dalam jangka panjang kinerja
mesin.
g. Water pump
Mengalirkan air pada heat exchanger guna pertukaran panas
antara gas yang telah dikompresi dengan air.
h. Gasket
Gasket menjaga mesin agar benar-benar tersegel dan
mencegah air pendingin dan oli mesin bocor.
14
i. Cam shaft
Bagian inti yang harus memiliki presisi tinggi. Cam chaft
berfungsi sebagai penentu tenaga mesin, mengendalikan usaha
mesin.
j. Main bearing & thrust bearing
Pada bagian ini harus tahan terhadap perubahan beban tanpa
mengalami mesin aus.
k. Oil cooler
Melalui pendinginan oli, memungkinkan mesin
mempertahankan suhu yang konsisten. Proses oil cooler
dilakukan pertukaran panas antara oli panas dengan air dingin.
l. Turbo Chargers
Turbo chargers bertindak sebagai semacam pompa udara yang
memberi tekanan pada intake untuk meningkatkan tenaga
mesin, torsi dan konsumsi bahan bakar.
m. Fuel injection pump
Merupakan kunci dari gas engine, dimana gas di kompresi
pada tekanan tinggi dan disalurkan ke nozzle.
n. Starters
Mesin tidak dapat menyala sendiri, maka perlu adanya starter
guna menempatkan mesin dalam keadaan operasi, starter
memutar connecting rod dengan paksa.
o. Generator
Generator merupakan penyedia daya pada mesin pada
pengoperasiannya. Sesuai dengan peforma dan kapasitas
mesin.
p. Air compressor
Merupakan suku cadang terpenting dalam pemnuyedian udara/
gas terkompresi. Gas yang terkompresi guna menjadi bahan
bakar mesin.
q. Steering pumps
Steering pump menciptakan tekanan minyak untuk pegangan
listrik. Secara berkala menghasilkan dan memasok tekanan
minyak pada mesin.
16
i. Valves
Untuk pengaplikasian non-lubricanted, bagian hisap dan
discharge valves memnetukan kinerja kompresor yang
beroperasi dengan pelat katup disk berlubang tanpa terdapat
bagian geser apapun.
j. Piston rod packings
Piston rod packing dipilih berdasarakan pengoperasian dan
tekanan yang dianjurkan, untuk pengoperasian pada tekanan
rendah dan sedang, bahan self-lubricating (fiiled Teflon resin)
digunakan untuk both lubricated dan non-lubricated.
k. Multi-bolt designed nut
Kwangshin menyesuaiakan desain multi-bolt nut ke ujung
pistah dan crosshead. Mur multi-baut yang dirancang dapat
menghasilkan ketegangan baut yang lebih tinggi daripada
metode baut lainnya hanya menggunakan kunci-pas torsi
standar.
l. Main bearings
Bantalan tahan lama yang disediakan untuk crankshaft tipe
simetris dengan lapisan logam cor.
m. Pressures
Untuk proses tekanan menengah terdapat besi tuang
Sedangkan untuk tekanan tinggi datas atau silinder baja tuang
600 bar terdapat baja tempa.
n. Corrosive Gases
Ketika terdapat komponen korosi karena adanya gas, beberapa
komponen/part tersebut harus terbuat dari bahan anti korosi.
o. Pneumatic Barring Devices
Sebuah pneumatic bearing merupakan komponen yang
didesain untuk melindungi dan mempermudah
pengkompresian kompresor.
p. Capacity Control
Untuk menghindari kegagalan pengisian saat kompresi
Untuk menjaga stabilitas saat kompresi
Untuk start secara sempurna dan saat kompresi di
discharge
q. Cylinder unloading
23
Selain itu terdapat pula langkah dasar dalam proses FMEA yang
dilakukan oleh tim desain for six sigma (DFSS) adalah:
a. Membangun batasan proses yang dibatasi oleh struktur
proses.
b. Membangun proses pemetaan dari FMEA yang
mendiskripsikan proses produksi secara lengkap dan alat
penghubung tingkat hirarki dalam struktur proses dan
ruang lingkup.
c. Melihat struktur proses pada seluruh tingkat hirarki
dimana masing- masing parameter rancangan
didefinisikan.
d. Identifikasi kegagalan potensial pada masing-masing
proses.
e. Mempelajari penyebab kegagalan dari pengaruhnya.
Pengaruh dari kegagalan adalah konsekuensi langsung dari
bentuk kegagalan pada tingkat proses berikutnya, dan puncaknya
ke konsumen. Pengaruh biasanya diperlihatkan oleh operator atau
sistem pengawasan. Terdapat dua hal utama penyebab pada
keseluruhan tingkat, dengan diikuti oleh pertanyaan seperti:
a. Apakah variasi dari input menyebabkan kegagalan ?
b. Apakah yang menyebabkan proses gagal, jika diasumsikan
input tepat dan sesuai spesifikasi ?
c. Jika proses gagal, apa konsekuensinya terhadap kesehatan
dan keselamatan operator, mesin, komponen itu sendiri,
proses berikutnya, konsumen dan peraturan ?
25
No 1 No effect
Very slight 2 Very slight effect on
componenet or system
performance
Slight 3 Slight effect on
component or system
performance
Minor 4 Minor effect on
component or system
performance
Moderate 5 Moderate effect on
component or system
performance
Significant 6 Component or system
performance degraded
but still safe and
operable
Major 7 Componenet or system
performance
severelyaffected but still
safe and functionabel.
System impaired
3.2.3 Occurrence
Occurrence adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut
akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama masa
penggunaan produk. Dengan memperkirakan kemungkinan
occurrence pada skala 1 sampai 10. Pada Tabel 3.1 berdasarkan
standar AIAG mendeskripsikan proses sistem peringkat.
Karena peringkat kegagalan jatuh antara dua angka skala. Standar
menilai dengan cara interpolasi dan pembulatan nilai Occurrence.
3.2.4 Detection
Nilai Detection diasosiasikan dengan pengendalian saat ini.
Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan
mengendalikan / mengontrol kegagalan yang dapat terjadi.
Penentuan rating deteksi dilakukan dengan melihat efektifitas
metode deteksi dalam mendeteksi penyebab kegagalan yang
potensial.
Yang dimaksud metode deteksi adalah metode yang
digunakan untuk mendeteksi potensi kegagalan dan terjadinya
kegagalan setelah kegagalan terjadi. Kemampuan metode dalam
mendeteksi potensi kegagalan dan terjadinya kegagalan akan
menentukan ratingnya. Semakin besar kemungkinan kemampuan
deteksinya semakin kecil ratingnya.
Pendeteksian dihilangkan dari perhitungan RPN, karena nilai
Detection akan ditetapkan dengan nilai 1 untuk semua kegagalan.
Dengan asumsi bahwa kemungkinan pendeteksian telah
diinterpretasikan ke dalam kemungkinan kejadian
31
RPN (OCC*DET*SEV) by
Responsible
441
480
V-BELT 504
384441
441
TAPPET ; VALVE 441504
384
384 504
SEAT GASKET 504
441504
384 504
504
SCREW 504
504567
504567
RING SEAL 504567
441 567
PUMP ASS'Y,OIL 384 504
504
480 567
O-RING 441504567
384
432
MIXER ASS'Y ; FUEL 384441
384
384
384
384
HOSE,AIR 336 504
384
384 504
GEAR 567
384 504
384
GASKET,COOLING 336 432
336
378
378 504
FINAL FILTER 384
384
384
COVER GASKET 288 378 504
378 504
384 480
CARTRIDGE 384 504
432 567
432
BOLT,HEX ; EXHAUST 336 504
384 504
BEARING 384 504
384 504
504
0-RING 378 504
0 200 400 600
33
35
38
39
DAFTAR PUSTAKA