Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT

Di susun oleh :
1. Alfi Kusumawardhani 0621.12.041
2. Arisda Luni 0621.12.021
3. Desma Tasmalia 0621.12.040
4. Gita Latifah Serviyanti 0621.12.029
5. Hani Feorani 0621.12.046
6. Iman Maulana 0621.12.020
7. Intan Mustabsyiroh 0621.12.038
8. Muhammad Nur Kholis 0621.12.047

Tanggal percobaan : 4 Nopember 2012

Asisten Dosen :
1. Muhammad Nasrudin,S.Si
2. Rissa Ratimanjari,S.Si

LAPORAN FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan

Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :


1. Mempelajari dan menggunakan alat alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian

I.2 Dasar Teori

Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara yaitu pengukuran
langsung (untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung.
Pengukuran langsung merupakan metode statis yaitu dengan melakukan
pengukuran dimensi (panjang, lebar, tinggi, diameter dan sebagainya)
terhadap benda, sedangkan pengukuran tak langsung merupakan metode
dinamis dengan menggunakan prinsip archimides sebagai acuannya.
Volume benda padat dapat ditentukan dengan mengurangi massa benda di
udara dengan massa benda di dalam air dan massa jenis zat padat dapat
ditentukan dari volume dan massa zat padat tersebut.
Alat yang digunakan dalam pengukuran :

a. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam benda. Rahang luar
untuk mengukur diameter luar benda. Sedangkan penduga digunakan
untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong
memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu
skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau
0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01 cm.
b. Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang
memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur
panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan
bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup
dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada
setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit
dengan skala putar.

c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu
benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada.
Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).Alat untuk mengukur
massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan,
neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi
penggunaan yang berbeda-beda.

Hukum Archimedes

Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam


fluida (air/gas) akan mendapat gaya keatas sebesar besar zat cair yang
dipindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 212 SM) yang disebut
Hukum Archimedes.
FA = Vb .f.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
f : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila di ukur dalam


air dibandingkan di udara karena dalam air benda mendapat gaya keatas.
Sementara ketika diudara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Wu = mg
Ketika di dalam air benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan
dengan
Ws = Wu - Fa
Keterangan :
Ws = berat semu (N)
Wu = berat sesungguhnya (N)
Fa = gaya angkat ke atas (N)

Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung. Definisi gaya apung
adalah gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih
gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dan
permukaan atas.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

II.1 Alat yang Digunakan


1. Jangka Sorong
2. Mikrometer Skrup
3. Neraca Teknis
4. Bejana Gelas
5. Thermometer
6. Bangku penumpu

II.2 Bahan yang Digunakan


1. Balok Almunium
2. Silinder Besi
3. Kunci
BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Cara Statis

1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan
(dua kali pengukuran). Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel
masing-masing tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomor 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali
saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.

III.2 Cara Dinamis

1. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.


2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam
seluruhnya di dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda
tidak mengenai dasar bejana.
4. Dicatat suhu air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang
lain.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1 Data Pengamatan

Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan


tanggal 4 Nopember 2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)
Sebelum percobaan 75,5 Hg 26oC 75 %
Sesudah percobaan 75,5 Hg 26oC 72 %

1. Cara Statis
a. Balok Almunium
Massa = 12,1 gram

No p (cm) l (cm) t (cm) V (cm3) (gr/cm3)


1. 3,070 1,530 0,996 4,678 2,586
2. 3,070 1,530 0.996 4,678 2,586
X 3,070 1,530 0.996 4,678 2,586
x 0,0025 0,0025 0,0025

Pelaporan ketidakpastian

(p p) = (3,070 0,0025) cm
(l l) = (1,530 0,0025) cm
(t t) = (0,996 0,0025) cm
Tingkat kepercayaan 100%
b. Silinder Besi
Massa = 61,4 gram

No D (cm) r (cm) t (cm) V (cm3) (gr/cm3)


1. 1,580 0,790 4,040 7,924 7,748
2. 1,580 0,790 4,040 7,924 7,748
X 1,580 0,790 4,040 7,924 7,748
x 0,0005 0,0005 0,0005
Pelaporan ketidakpastian

(d d) = (1,580 0,0005) cm
(t t) = (4,040 0,0005) cm
Tingkat kepercayaan 100%

2. Cara Dinamis
Mudara Mair Volume
No Benda
(gram) (gram) (cm3) (g/cm3)
1. Kunci 13,6 11,55 2,05 6,63

Ketelitian neraca teknis = 0,1 gram


x = x 0,1 gram = 0,05 gram
Ketelitian neraca analitik = 10 mg = 0,01 gram
x = x 0,01 gram = 0,005 gram

Pelaporan ketidakpastian sebagai berikut :


(mu m) = (13,6 0,05)gram
(ma m) = (11,55 0,005)gram
Tingkat kepercayaan 100%

Literatur massa jenis ()


p aluminium = 2,7 g/cm3
p besi = 7,8 g/cm3
p tembaga = 8,9 g/cm3
p kuningan = 8,6 g/cm3
IV.2 Perhitungan
a. Cara Statis
1) Balok Almunium
Massa = 12, 1 gram
Volume dan massa jenis (p) percobaan 1 dan 2 :
Volume = p x l x t
= 3,070 cm x 1,530 cm x 0,996 cm = 2,586 cm3
massa 12,1 g
p 3
2,586 g/cm 3
volume 4,678 cm
x panjang, lebar dan tinggi balok alluminium :
1
x x ketelitian alat (jangka sorong)
2
1
x 0,005 cm
2
0,0025
* x adalah ketidakpas tian pembacaan alat

Ketelitian Balok
pliteratur - ppercobaan

Ketelitian 1 - x 100%

pliteratur
2,7 g/cm 3 - 2,586 g/cm 3
1 - x 100%

2,7 g/cm 3
95,78 %
2) Silinder Besi

Massa = 61, 4 gram


Volume dan massa jenis Silinder Besi pada percobaan 1 dan 2 :
Volume silinder besi Volume tabung
r2 t
22
x (0,790) 2 x(4,040)
7
7,924 cm3
massa
Massa jenis ( p )
volume
61,4 gram

7,924 cm 3
7,748 gram/cm 3
x diameter dan tinggi silinder besi
1
x x ketelitian alat (mikromete r skrup)
2
1
x 0,001 cm
2
0,0005 cm
* x adalah ketidakpas tian pembacaan alat
Ketelitian Silinder (Besi)

pliteratur - p percobaan
Ketelitian 1 - x 100%

p literatur
7,8 g/cm - 7,748 g/cm 3
3
1 - 3
x 100%

7,8 g/cm
99,33 %
b. Cara Dinamis

Volume benda (kunci)


Volume massa udara - massa air
13,6 gram - 11,55 gram
2,05 gram
2,05 cm 3
* massa jenis air 1 gram/cm 3
Massa jenis (p) benda
massa benda
Massa jenis ( p)
volume benda
13,6 gram

2,05 cm 3
6,63 gram/cm 3

pliteratur - p percobaan
Ketelitian 1 - x 100%

pliteratur
7,8 g/cm 3 - 6,63 g/cm 3
1 - 3
x 100%

7,8 g/cm
85,00%
BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan


suatu besaran tertentu. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan alat pengukur.
Setiap alat ukur mempunyai ketelitian yang berbeda-beda. Misalnya jangka
sorong memiliki ketelitian 0,1mm sementara mikrometer sekrup mempunyai
ketelitian 0,01mm. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil pengukuran
antara alat yang satu dengan yang lainya. Dalam alat ukur yang mempunyai
ketelitian yang tinggi terdapat skala nonius. Skala nonius adalah skala yang lebih
kecil dari skala utama. Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki
ketelitian yang lebih tinggi karena jarak antaraskala akan lebih kecil.
Suatu pengukuran akan selalu dihinggapi ketidakpastian. Hal ini terbukti
saat melakukan percobaan. Setelah dilakukan pengukuran ternyata menghasilkan
data yang beragam. Namun pada percobaan kali ini hanya dilakukan dua kali
ulangan, dan kedua data menunjukkan hasil yang sama, sehingga dapat dikatakan
tingkat kepercayaan akan data tersebut adalah 100 %. Tetapi sebenarnya setiap
pengukuran yang dilakukan berkali-kali pasti memiliki nilai ketidakpastian.
Adapun sebab-sebabnya antara lain :
1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan alat
ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem.
3. Adanya ketidakpastian titik nol.
4. Keterbatasan pengamat.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran dimensi (untuk yang bentuknya beraturan) dan untuk yang ukurannya
tidak beraturan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Cara pengukuran
dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur
panjang, lebar dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan
massa benda tersebut (untuk massa benda cukup menimbang satu kali saja). maka
setelah diketahui volume dan massa jenis benda padat tersebut maka massa jenis
zat padat tersebut dapat diketahui. Sehingga dapat diketahui pula bahan tersebut
terbuat dari bahan apa.Sedangkan untuk prinsip Archimedes disebut juga dengan
cara dinamis yaitu dengan mencelupkan zat padat di luar zat cair yang diketahui
massa jenisnya. Dengan menimbang zat padat di luar zat cair dan di dalam zat
cair maka volume zat padat dapat ditentukan.

Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa dibagai
volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis sebuah benda kita
perlu dua alat ukur, yaitu alat ukur massa (neraca) dan alat ukur volume
(penggaris untuk benda yang teratur bentuknya atau gelas ukur).

Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan


benda langsung ke dalam gelas ukur.

Contoh:
Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 50,4 ml. Setelah
sebuah benda dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 54,4 ml. Jadi
volume benda tersebut adalah 54,4 ml 50,4 ml atau 4,0 ml

Teori ketidakpastian dilakukan karena :


1. Keterbatasan alat
2. Kemampuan membaca atau kesalahan penglihatan
Pengukuran benda ada 2 cara, yaitu :
1. Cara statis
Syarat :
- benda harus beraturan
- tidak elastis
2. Cara dinamis
Syarat :
- benda tidak beraturan
- elastis
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka


dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda


sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar
suatu benda.
Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis
dan dinamis.
Ketelitian pengukuran secara statis lebih besar dari pada cara dinamis.
Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil balok 2,586 kg/m3,
silinder 7,748 kg/m3 dan kunci 6,63 kg/m3. Dan setelah dibandingkan
dengan literatur maka balok terbuat dari alluminium, silinder dari besi
dan kunci dari besi.
1.1. Saran

Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk


memahami dulu konsep besaran dan satuan.
Sebaiknya pengukuran diakukan pengukuran sebanyak lebih dari dua kali
dari sudut yang berbeda agar mendapat hasil maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas.


Erlangga. Jakarta

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana.
Jakarta

Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
LAMPIRAN

Tugas Akhir

1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
melainkan dengan mikrometer skrup?
Jawab :
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang
tipis, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka
sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda
dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan,
sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar
suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.

2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam ketelitian 1 %?


Jawab :
Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena
massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.

3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!


Jawab :
Dengan cara statis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk teratur, dihitung dengan
menghitung volume benda secara matematis (contoh, tabung rumus
volumenya r2t)
Dengan cara dinamis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur, contoh : kunci.
Yaitu, dengan menghitung volume fluida yang dipindahkan ketika benda
dimasukkan kedalam fluida tersebut. (menghitung massa benda di udara
dan massa benda di fluida, volume benda merupakan selisih massa di
udara dan massa di fluida).

4. Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
Jawab :
Cara statis memiliki pengamatan teliti. karena pengukuran dengan cara ini
memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki
ketelitian yang signifikan.
5. Tentukan massa jenis benda-benda padat tersebut?
Jawab :
Massa jenis benda yang diukur adalah
Balok
massa 12,1 g
p 3
2,586 g/cm 3
volume 4,678 cm
Silinder
massa
Massa jenis ( p )
volume
61,4 gram

7,924 cm 3
7,748 gram/cm 3
Kunci
m m udara 13,6
p 6,63
v m udara m air 2,05

6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!


Jawab :
Literatur massa jenis ()
p aluminium = 2,7 g/cm3
p besi = 7,8 g/cm3
p tembaga = 8,9 g/cm3
p kuningan = 8,6 g/cm3
maka, balok merupakan alluminium, silinder merupakan besi dan kunci
merupakan besi.

7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah 6?


Pada temperatur ruang (26 oC), volume
Balok, volume = 4,678 cm3
Silinder, volume = 7,924 cm3
Kunci, volume = 2,05 cm3
8. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!
Dengan cara mencelupkan benda yang akan diukur volumenya ke
dalam wadah berisi air yang telah dicatat volum ea walnya dan volume
benda dapat dilihat dari besar perubahan volume air dalam wadah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai