Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Dunia yang Berbohong

Cerpen Karangan: Rivani Gunawan

Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Islami (Religi)

Lolos moderasi pada: 9 October 2017

Apa yang terngiang dalam benak kita jika bumi datar..?

Itulah yang kupikirkan sembari duduk dengan secangkir kopi di depanku. Baru-baru ini kabar tentang
bumi datar sudah beredar di seluruh pelosok negeri, bukan hanya di Indonesia kupikir, bahkan mungkin
sampai ke penjuru dunia. Wah.., aku bergumam apakah ini bisa kupercaya atau tidak?. Ini membuat
rasa penasaranku bangkit. Aku menulusuri jejak-jejak misteri yang penuh dengan rasa penasaran. Aku
bahkan mengatakan pada ibu.

Bu, bagaimana jika bumi ini datar? pertanyaan dari rasa penasaran dan kebingungan yang mendalam
dan tak sengaja aku lontarkan pada ibu. Pikirku konyol, ridho Allah itu ridho orangtua. Aku bodoh
sekali, kenapa kutanyakan pada ibu, mana bisa ibu menjawab pertanyaan yang bahkan saintis susah untuk
menjawabnya.

Ngomong apa kamu nak, wong anak SD juga tahu bumi itu bentuknya bulat. Yah jelaslah orang dari
dulu pelajarannya bumi itu ya bulat. Tapi tak kusangka ibu melanjutkan kata-katanya.

Kalo kamu mau tau lebih, kamu baca Al Quranmu itu. Kamu cari jawabannya di sana.

Benar juga kata ibu, aku harus mencarinya di Al Quran, jawabannya mungkin ada di sana. Bukankah
Abu Bakar berkata ketika untaku hilang, maka aku akan mencarinya di Al Quran.

Oke.., ini langkah awalnya, Al Quran. Kitab berisi Informasi yang otentik yang pernah ada. Aku
menghabiskan makan siangku cepat-cepat, kemudian kembali ke kamar. Aku langsung merai Al Quran
dan kubaca sejenak beberapa ayat yang menerangkan tentang bumi. Beberapa ayat yang ku dapatkan
berbicara mengenai bumi yang dihamparkan. Namun aku masih belum memahami hamparan yang
dimaksudkan seperti apa.

Kemudian aku membuka laptop, dan aku mencari seorang diri tentang misteri alam yang baru-baru ini
menjadi isu hangat. Beberapa situs yang kutemukan berisi tentang pertanyaan apakah bumi bulat atau
datar. Dan beberapa situs tentang kebohongan sejarah yang mengatakan bahwa bumi itu bulat.

Kebohongan? Maksudnya berarti apa yang kita pelajari dari SD sampai SMA itu salah?. Sejarah telah
membohongi kita?.

Aku keluar rumah, kulihat langit penuh dengan bintang yang gemerlapannya menyimpan sebuah misteri.
Lalu aku melihat tempatku berdiri, apakah tempatku berdiri ini berbentuk bulat atau datar (Flat). Aku
merenung dengan penuh rasa penasaran Ya.. Allah sesungguhnya aku tak ada apa-apanya dihadapan-Mu.
Masih banyak misteri dari ciptaanmu yang belum aku ketahui.
Aku termenung sejenak. Timbul di dalam kepalaku bahwa sejarahlah yang harus bertanggung jawab atas
ini semua. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang penuh dengan kebohongan teknologi
Astronomi barat. Teknologi yang membuat kita bisa masuk ke dalam lubang kesesatan yang jauh dari Al
Quran dan agama.

Esoknya, aku pergi ke warnet untuk mencari refrensi tenang rasa penasaranku. Setelah beberapa lama aku
mencari, ternyata aku berhasil mendapatkan fakta sejarah yang membuatku tercengang. Ternyata sejarah
Galileo yang dihukum mati karena dia mengungkapkan teori bahwa bumi itu berbentuk bulat. Galileo
Nampak seperti orang yang menjadi korban. Namun menurut yang aku baca, Galileo dibunuh karena dia
tak bisa menungkapkan teorinya. Hal serupa terjadi juga pada Aristoteles.

Kutelusuri sejarah lainnya, sejarah tentang seorang Neil Armstrong, orang pertama yang berhasil pergi ke
bulan. Satu lagi sejarah terungkap, ternyata Neil Armstrong tak pernah pergi kebulan. Itu hanya sejarah
yang dimanipulasi Amerika pada saat perang dingan berlangsung. Pada masa perang dingin, ada dua
kekuatan besar yang muncul, Amerika dan Uni Soviet. Negara besar ini melakukan apapun untuk
memenangkan kontestasi perang dingin dengan berbagai cara. Termasuk dengan menggunakan
kebohongan bahwa Neil Armstrong pernah singgah di bulan.

Dua hari kemudian aku mencari informasi terkait dengan ini, aku berjalan menelusuri terotoar pinggir
jalan. Entah kenapa semenjak kutemukan rahasia yang mengejutkan itu, perasaanku selalu saja tak enak.
Aku merasa seseorang di suatu tempat mengawasiku. Seseorang yang tak pernah kulihat, yang ingin
menangkapku. Ah.. ini hanya perasaankku saja pikiran untuk menenangkan diriku sejenak.

Aku melanjutkan perjalananku, kali ini akan kubongkar rahasia yang berabad-abad lalu menjadi
kebohongan nyata. Akan kuungkap sejarah sesungguhnya.

Itu dia orangnya..!

Ya.. anak itu telah mengetahui rahasianya

Jadi, apa yang harus kita lakukan, bos?

Kita bungkam mulutnya, supaya tak ada orang yang mengetahui rahasia itu

Oke bos

Rahasia aku temukan kembali. Aku merasa diriku seperti detektif dalam novel yang selalu kubaca. Sang
pengungkap rahasia yang bertopang hanya pada satu kebenaran.

Aku merebahkan seluruh tubuhku ke tempat tidur. Memalingkan wajahku ke jendela. Perlahan mataku
mulai berat, sekilas aku mendengar suara bisik-bisik dari jendela. Namun tak begitu jelas. Aku ingin
bangun melihatnya, namun tubuhku mulai berat. Seperti mati rasa.

Dia telah mengetahui rahasia kita.

Rahasia berabad-abad tahun yang lalu nenek moyang kita rahasiakan.


Aku bangun dari tidurku. Namun aku sudah tak di kamar lagi. Sekarang aku berada di sebuah ruangan
yang gelap dengan cahaya lampu di samping kiriku. Dan ada dua orang yang wajahnya tak jelas karena
lampu itu hanya menyinari wajahku. Aku tersadar mendapati tanganku diikat oleh dua tali pada sebuah
kursi yang kududuki.

Dalam keadaan lemah aku bertanya pada mereka. Di mana aku? Siapa kalian?

Mereka pun tertawa terbahak-bahak. Kami adalah banyanganmu. Kamu tahu apa yang telah kau perbuat
anak muda?. Aku menggelengkan kepala, karena memang benar aku tak tahu apa yang telah kuperbuat.

Kau jangan pura-pura bodoh. Aku memata-mataimu sudah tiga minggu, dan aku tahu persis apa yang
sedang kau cari.

Perlu kamu tahu anak muda. Orang kedua melanjutkan. Kau telah membongkar rahasia sejarah yang
selama ini disembunyikan dari dunia. Rahasia yang telah lama didoktrinkan kepada manusia supaya
mereka tak mengetahui rahasia yang terpendam dari bumi ini.

Dari alurnya berbicara aku menyadari bahwa dia sedang membicarakan mengenai sejarah yang selama ini
berbohong.

Kenapa kalian peduli dengan hal itu?. Sebenarnya siapa kalian ini?!. Aku bertanya dengan emosi yang
mendalam kepada mereka.

Bukk!. Mereka melancarkan pukulan ke arah mukaku. Dalam keadaan lemah seperti ini aku tak bisa
berbuat apa-apa ditambah lagi tangan dan kakiku yang terikat.

Aku harus mencoba melarikan diri dari sini. Aku harus memberitahu seluruh dunia tentang prestasi yang
kudapat ini.

Cerpen Karangan: Rivani Gunawan

Facebook: Rivani Gunawan

Nama : M. Fikri Hidayatullah

Anda mungkin juga menyukai