Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AGAMA HINDU

Jalan Untuk Mencapai Moksa

OLEH :

1. Arijaya Utama (02)


2. Ayu Rai Sukma (03)
3. Dewi Oktarini (08)
4. Dian Lestari (10)
5. Dwi Aprilia (12)
6. Melly Genitri (20)

SMA NEGERI 2 KUTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


Dalam kehidupan kita saat ini juga dapat untuk mencapai moksa yang disebut
denganJiwan Mukti (Moksa semasih hidup), bukan berarti moksa hanya dapat dicapai
dan dirasakan setelah meninggal dunia, dalam kehidupan sekarangpun kita dapat
merasakan moksa yaitu kebebesan asal persyaratan2 moksa dilakukan, jadi kita
mencapai moksa tidak menunggu waktu sampai meninggal.
Mencapai Moksa.
Untuk mencapai moksa seseorang harus mempunyai persyaratan2 tertentu sehingga
proses mencapai moksa dapat berjalan sesuai dengan norma2 ajaran agama Hindu.
Dalam mencapai Moksa dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Dharma.
Dalam ajaran agama Hindu yang terdapat dalam Catur Parusanta dijelaskan bahwa
tujuan dari kehidupan adalah bagaimana untuk menegakkan Dharma, setiap tindakan
harus berdasarkan kebenaran tidak ada dharma yang lebih tinggi dari kebenaran. Dalam
Bagawad Gita disebutkan bahwa Dharma dan Kebenaran adalah nafas kehidupan.
Krisna dalam wejangannya kepada Arjuna mengatakan bahwa dimana ada Dharma,
disana ada Kebajikan dan Kesucian, dimana Kewajiban dan Kebenaran dipatuhi disana
ada kemenangan. Orang yang melindungi dharma akan dilindungi oleh dharma maka
selalu tempuhlah kehidupan yang suci dan terhormat.
Dalam zaman edan saat ini semua orang mengabaikan kebenaran, orang sudah
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, krisis moral sudah meraja lela
dimana mana, kebenaran dan keadilan sudah langka, orang sudah tidak mengenal
budaya malu, semua perbuatannya dianggap sudah benar dan normal. Sebenarnya
Dharma tidak pernah berubah, Dharma telah ada pada zaman dahulu, zaman sekarang
dan zaman yang akan datang, ada sepanjang zaman tetapi setiap zaman mempunyai
karateristik lain2 dalam melakukan latihan kerohanian (spiritual). Untuk Kerta Yuga
latihan kerohanian yang baik adalah melakukan Meditasi, untuk Treta Yuga latihan
kerochanian yang baik adalah dengan melakukan Yadnya atau kurban, untuk Dwapara
latihan kerochanian yang baik adalah dengan melakukan Yoga yaitu upacara pemujaan
dan untuk Kali Yuga latihan kerochanian yang baik adalah dengan m elakukan Nama
Smarana yaitu mengulang ngulang atau menyebut nama Tuhan yang suci.
2. Pendekatan kepada Yang Widhi Wasa
Untuk mendekatkan diri kehadapan Yang Widhi Wasa ada beberapa cara yang
dilakukan Umat Hindu yaitu cara Darana (menetapkan cipta), Dhyan a (memusatkan
cipta), dan Semadi (mengheningkan cipta). Dengan melakukan latihan rochani ,
terutama dengan penyelidikan bathin, akan dapat menyadari kesatuan dan menikmati
sifat Tuhan yang selalu ada dalam diri kita. Apabila sifat2 Tuhan sudah melekat dala m
diri kita maka kita sudah dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa sehingga segala
permohonan kita akan dikabulkan dan kita selalu dapat perlindungan dan keselamatan.
3. Kesucian.
Untuk memperoleh pengetahuan suci, dan menghayati Yang Widhi Wasa dalam
keberagaman dinyatakan dalam doa Upanishad yang termasyur : Asatoma Satgamaya,
Tamasoma Jyothir Gamaya, Mrityorma Amritan Gamaya yang artinya, Tuntunanlah
kami dari yang palsu ke yang sejati, tuntunlah kami dari yang gelap ke yang terang,
tuntunlah kami dari kematian ke kekekalan.
Setiap kita melakukan kegiatan2, kita biasakan untuk memohon tuntunan kehadapan
Yang Widhi Wasa agar kita selamat dan selalu dilindungi. Pekerjaan apapun kita
lakukan, apabila kita bekerja demi Tuhan dan dipersembahkan kehadapan Yang Widhi
Wasa, maka pekerjaan tersebut mempunyai nilai yang sangat tinggi. Dengan
menghubungkan pekerjaan tersebut dengan Yang Widhi Wasa, maka ia menjadi suci
dan mempunyai kemampuan dan nilai yang tinggi.
Tujuan dari kehidupan kita adalah agar atman terbebas dari triguna dan menyatu
dengan Para atman. Didalam Weda disebut yaitu Moksartham Jaga Dhitaya Ca Iti
Dharmah yang artinya adalah tujuan agama (Dharma) kita adalah untuk mencapai
moksa (moksa artham) dan kesejahteraan umat manusia (jagadhita).
Ciri2 orang yang telah mencapai jiwatman mukti adalah.
1. Selalu mendapat ketenangan lahir maupun bathin.
2. Tidak terpengaruh dengan suasana suka maupun duka.
3. Tidak terikat dengan keduniawian.
4. Tidak mementingkan diri sendiri, selalu mementingkan orang lain (masyar akat
banyak).
Untuk mencapai moksa juga mempunyai tingkatan2 tergantung dari karma
(perbuatannya) selama hidupnya apakah sudah sesuai dengan ajaran2 agama Hindu.
Tingkatan2 seseorang yang telah mencapai moksa dapat dikatagorikan sebagai berikut.
1. Apabila seorang yang sudah mencapai kebebasan rochani dengan meninggalkan
mayat disebut Moksa.
2. Apabila seorang yang sudah mencapai kebebasan rochani dengan tidak
meninggalkan mayat tetapi meninggalkan bekas2 misalnya abu, tulang disebut Adi
Moksa.
3. Apabila seorang yang telah mencapi kebebasan rochani yang tidak meninggalkan
mayat serta tidak membekas disebut Parana Moksa.
Catur Marga.
Untuk mencapai Moksa beberapa cara yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat dan
bidang yang digeluti saat ini yang disebut dengan Catur Marga ada juga yang
menyebutkan dengan Catur Yoga yaitu empat jalan yang ditempuh untuk mencapai
Moksa. Adapun keempat Catur Marga terdiri dari :
1. Jnana Marga Yoga.
Pada saat sekarang peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat
menentukan dalam pembangunan nasional disamping ilmu pengetahuan lainnya. Setiap
negara akan berusaha sekuat tenaga dengan menggunakan resource yang ada untuk
berkompetisi dalam bidang IPTEK, siapa yang menguasai IPTEK maka merekalah yang
menguasai dunia ini. Kata Jnana artinya adalah kebijaksanaan filsafat atau
pengetahuan, Yoga berasal dari urat kata YUJ yang artinya menghubungkan diri.
Jadi Janana Marga Yoga artinyga jalan untuk mencapai persatuan atau pertemuan
antara Atman dengan Paramatman (Tuhan) berdasark an atas pengetahuan
(kebijaksanaan filsafat) terutama mengenai kebenaran dan pembebasan diri dari ikatan
duniawi (maya). Dalam kehidupan ini kita memilih profesi pekerjaan kita sesuai
dengan bakat yang diberikan oleh Sangyang Widhi Wasa dan latar belakang pendidikan
kita atau pekerjaan yang sangat menarik yang kita geluti saat ini, sebab bakat yang
diberikan oleh Tuhan adalah anugrah yang sangat tinggi nilainya yang merupakan hasil
Karma kita dahulu sebelum kita Reinkarnasi sebagai manusia. Apabila kita ing in
mengabdi kan diri dibidang ilmu pengetahuan, perlu diperhatikan adalah ilmu
pengetahuan yang dapat membantu umat manusia dalam mengatasi kehidupan ini.
Sebagai ilustrasi dapat disampaikan sebagai berikut.
Pada zaman sekarang banyak manusia mengalami kes ulitan dalam mengatasi penyakit,
banyak penyakit yang belum diketemukan obatnya seperti AID, lever hati, tumor,
kanker dan lain lainnya. Perkembangan ilmu kedokteran tidak dapat mengejar penyakit
2 yang timbul dalam masyarakat, peralatan rumah sakit masih menggunakan peralatan
tradisional sehingga angka kematian di negara kita sampai sekarang masih cukup
tinggi.
Para dokter yang bergerak dibidang kesehatan harus terus menerus melakukan
penelitian atau Research And Development (R&D) sehingga semua kesulitan
masyarakat dapat diatasi dengan baik dan murah dengan diketemukan obat2 yang
mujarab. Seseorang yang mempunyai profesi dalam bidang kedokteran ini disebut
dengan Jnana Marga Yoga dimana ilmu yang diabdikan demi kepentingan umat
manusia.
2. Karma Marga Yoga.
Cara atau jalan untuk mencapai moksa (bersatunya Atman dengan Brahman), dengan
selalu berbuat baik, tetapi tidak mengharapkan balasan atau hasilnya untuk
kepentingan diri sendiri (amerih sukaning awah) disebut Karma Marga Yoga. Dalam
Karma Marga Yoga, kita sebagai umat Hindu setiap tindak tanduk kita melakukan
karya harus demi kepentingan masyarakat banyak dan jangan ada suatu keinginan
untuk menikmati hasilnya, sebab kalau kita selalu berpikir hasilnya akan timbul
keterikatan2, kalau keterikatan2 telah tumbuh dalam jiwa kita, maka ketenangan akan
menjauh dari kenyataan, sehingga jiwa kita akan diracuni oleh Sad Ripu yaitu enam
musuh utama manusia yang terdiri dari Kama, Lobha, Mada, Moha,Kroda, Matsarya
(napsu, loba, kemarahan, kemabukan, kebingungan,iri hati). Didalam Bhagawad Gita
disebutkan bahwa berulang kali Krisna berkata kepada Arjuna, lakukan tugasmu,
lakukanlah pekerjaan yang benar tetapi jangan ingin menikmati hasil pekerjaan itu.
Tujuan Krisna memberikan wejangan kepada Arjuna agar jangan meli
hat hasil nya adalah, kita sebagai pelaku benar2 dalam bekerja semua perbuatan kita
yaitu karma diubah menjadi Yoga sehingga kegiatan tersebut membawa kita menuju
persatuan dengan Tuhan maka ini disebut dengan Karma Marga Yoga. Apabila
seseorang sudah dapat melakukan pekerjaan tanpa melihat hasilnya maka ia akan
menjadi orang yang benar2 bijaksana (Stithaprajna), yang tidak terpengaruh dengan
keadaan suka dan duka atau gembira dan sedih.
Perbuatan adalah karma , setiap orang lahir dari karma, hidup dalam ka rma dan mati
dalam karma, karma sumber dari baik dan buruk dosa atau kebajikan, laba atau rugi,
kebahagiaan atau kesedihan, sebenarnya karmalah penyebab kelahiran, maka karma
dalam kehidupan merupakan masalah yang sangat penting.
3. Bakti Marga Yoga.
Jalan atau cara untuk mencapai moksa atau kebebasan, yaitu bersatunya Atman dengan
Tuhan dengan melakukan sujud bakti kehadapan Yang Widhi Wasa. Bakti adalah cinta
yang mendalam kepada Tuhan, bersifat tanpa pamerih sedikitpun dan tanpa keinginan
duniawi apapun juga. Bagi umat Hindu untuk melakukan Bakti Marga Yoga dengan
menyanyikan nama2 Tuhan secara ber ulang2, bergaul dengan orang2 Suci yang
mempunyai bakti, konsentrasi pikiran setiap saat kepada Tuhan, dan jalan Bakti ini
adalah yang paling mudah dilakukan. Seperti setiap hari kita melakukan Trisandya
dengan mengucapkan Gayatri Mantra tiga kali sehari.
Untuk menanamkan rasa Bakti kehadapan Yang Widhi Wasa , sebaiknya anak mulai
kecil dididik mengucapkan Mantra Gayatri dengan memberi penjelasan makna dan arti
masing2 bait, sehingga meresap dalam pikiran mereka dan dapat menuntun ajaran2
kebenaran (Dharma). Kalau belum hafal sebaiknya dibaca saja dan usahakan dengan
suara yang lembut sehingga benar2 meresap dalam hati sanubari kita dan bayangkan
Brahman ada dalam pikiran dan renungkan secara terus menerus selama melagukan
Gayatri Mantra Dengan selalu melantunkan Gayatri Mantra terus menerus , maka kita
seolah olah menyatu dengan Tuhan atau bersatunya Atman dengan Tuhan., sehingga
kita mendapat ketenangan, kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan.Dalam
melakukan Bakti Marga Yoga terutama upacara piodalan di Pura2 diseluruh Indonesia,
masyarakat Hindu sudah mempunyai cara upacara bakti (persembahyangan) secara
baku, dimanapun kita melakukan persembahyangan sudah te rsusun sama, dan Mantra
Gayatri selalu dilantunkan sebelum persembahyangan dimulai.
Pada saat Pendeta melakukan upacara piodalan juga dinyanyikan lagu2 warga sari
sebagai pemujaan kehadapan Yang Widhi Wasa yang mempunya makna adalah agar
sebelum persembahyangan dimulai kita sudah mulai rasakan menyatunya Atman
dengan Brahman.
4. Raja Marga Yoga.
Jalan untuk mencapai moksa menurut agama Hindu dapat dilakukan melalui Tapa,
Brata, Yoga, dan Semadi. Untuk mengendalikan diri dengan melakukan latihan2 untuk
mengatasi Sadripu disebut dengan Tapa, Brata, sebab apabila Sadripu kita sudah dapat
kendalikan maka jalan mencapai moksa lebih mudah. Disamping mengendalikan Sad
Ripu, kita juga melakukan latihan2 untuk dapat menyatukan Atman dengan Tuhan yang
disebut dengan Yoga dan Semadi, dengan melakukan konsentrasi yang setepat tepatnya
dalam ketenangan dan suasana syandu sempurna sehingga kita dapat menyatu dengan
Tuhan.
Sebagai ilustrasi dapat diceritrakan sebagai berikut.
Didalam suatu pesraman di Hutan rimba ada seorang resi yang bernama Resi Suka yang
memberikan dharma wecana kepada murid2nya yaitu yoga, semadi diantara murid2 nya
ada seorang raja bernama raja Jenaka.Raja Jenaka disamping mempunyai kerajaan yang
sangat besar dan kaya juga berkeinginan belajar spiritu al (Yoga,semadi) kepada Resi
Suka yang sangat terkenal ilmu spiritualnya. Banyak ujian2 yang diberikan kepada para
siswanya agar dapat mencapai moksa dalam kehidupan ini dengan meninggalkan
keduniawian dengan melepaskan semua keterikatan2 sehingga Atman me nyatu dengan
Brahman.Pada suatu hari Resi Suka agak terlambat memberikan dharma wecana
sehubungan Raja Jenaka ada keperluan kerajaan yang sangat mendesak yang tidak
boleh diwakili. Resi Suka dengan sengaja menunggu Raja Jenaka, ingin menguji
kesabaran para muridnya apakah dapat mengekang sad ripu sebagai dasar pelajaran
Yoga.
Dari pengamatan Resi Suka banyak para muridnya gelisah dan gusar dan kadang2
timbul marah tidak sabar menunggu sampai ada yang protes bahwa pelajaran dimulai
saja, mengapa kita di beda2kan orang biasa dengan raja Setelah raja datang dharma
wecana baru dimulai dan resi Suka memberikan wejangan, kita harus dapat
mengendalikan sad ripu sehingga kita dapat ketenangan bathin. Setelah dharma wecana
selesai maka pelajaran dilanjutkan dengan yo ga, semadi, dan pelajaran ini harus
dilakukan dengan konsentrasi pikiran secara penuh.
Dengan suasana hening sepi hanya suara jengkrik yang kedengaran, para muridnya
sedang asyik melakukan yoga semadi, tiba2 Resi dengan berteriak bahwa sedang ada
kebakaran di kota kerajaan, murid2nya pada bubar berlari lari pergi ke kota kerajaan
ingin menyelamatkan harta dan rumahnya yang kebakaran. Tetapi raja Jenata tidak
bergeming sedikitpun, dia telah masuk dalam keadaan Semadi, beliau berbahagia
dalam Atman.
Resi mengamati wajah raja dengan perasaan sangat gembira. Setelah beberapa murid2
yang lari kembali bahwa dikota tidak ada kebakaran dan resipun memberikan
penjelasan arti dari peristiwa tersebut. Penundaan mulainya dharma wecana adalah
untuk menghormati raja, karena beliau telah menghapuskan keakuannnya
kebanggaannya dan mempunyai kerendahan hati dan melatih mengendalikan sadripu
dan berhasil dengan baik dan ini perlu dicontoh oleh semua muridnya. Dan peristiwa
kebakaran di kota kerajaan sebenarnya tidak pernah t erjadi, peristiwa kebakaran adalah
rekayasa Resi dan ini merupakan ujian dari Resi Suka.Kalau mau berhasil sebagai
seorang spiritual (Yogi) harus berani melepaskan semua keduniawian yaitu
keterikatan2, tanpa ada kemauan untuk menghilangkan keterikatan2 ini tidak mungkin
tercapai tujuannya yaitu sebagai seorang Yogi.
Semua latihan2 ini membutuhkan ketekunan, tulus iklas, kesujudan iman dan tanpa
pamerih. Pada akhir2 ini banyak generasi muda sudah melakukan latihan2 Yoga dan
Semadi, dan buku2 penuntun untuk yang baru memulai belajar Yoga dan Semadi sudah
cukup banyak beredar di toko2 buku, dan suasana ini sangat membantu bagi umat
hindu untuk belajar masalah spiritual melalui Raja Marga Yoga.
Diantara keempat Marga Yoga tersebut diatas semuanya adalah sama tid ak ada yang
lebih tinggi kedudukannya, umat Hindu dapat memilih dari keempat Marga Yoga
tersebut tergantung dari bakat masing2 dan jalan yang satu akan berhubungan dengan
yang lain semuanya akan mencapai tujuan yang sama yaitu Moksa.
Penutup.
Menjalankan Spiritual dalam kehidupan sehari hari sering mengalami kendala, banyak
pertanyaan2 yang timbul terutama generasi muda, apakah kita melakukan kegiatan
spiritual harus mengurangi kegiatan untuk mencari harta yaitu bekerja (karma). Ada
juga yang berpendapat bahwa melakukan kegiatan spiritual sebaiknya dilakukan
setelah MPP (masa persiapan pensiun) disamping banyak waktu juga tanggung jawab
atau kewajiban sudah berkurang. Pada saat bekerja aktif dimana ada suatu jabatan tidak
memungkinkan untuk melakukan kegiatan spiritual karena disibukkan dengan
pekerjaan2 yang kadang menyimpang dari Dharma akibat tugas yang membutuhkan
untuk mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan atasan (manajemen. Pada hal
pada saat menjabatlah memanfaatkan kesempatan untuk menegakkan Dh arma yaitu
kebenaran2, setiap keputusan yang diambil harus menguntungkan masyarakat banyak.
Kadang2 banyak orang yang tidak sabar dalam mengumpulkan harta dalam bidang
pekerjaannya dengan mengambil jalan pintas yaitu KKN (korupsi, kolusi, nep
otisme), pada hal dalam mengumpulkan harta tidak harus ber KKN banyak jalan atau
cara yang ditempuh asal mau sabar dan tetap berlandaskan Dharma. Banyak orang kaya
tanpa KKN tetapi mereka berhasil dalam bidang profesinya dan hasil kekayaannya
mereka manfaatkan untuk orang banyak dengan mendirikan Yayasan untuk orang yang
tidak mampu (fakir miskin) atau mendirikan Sekolah2 yang dapat menunjang
Pendidikan bangsa demi masa depan rakyat Indonesia.
Untuk mencapai moksa dapat memilih diantara Catur Marga Yoga apakah melalui
Jnana Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Bakti Marga Yoga dan Raja Marga Yoga
sesuai dengan kemampuan serta bidang yang digeluti saat ini Pada saat perang Berata
Yuda selesai dimana kemenangan berada dipihak Pandawa, semua musuh2 sudah kalah
perang tinggal Pendawa yang hidup. Yudistira sebagai pemimpin Pandawa memutuskan
pergi kehutan untuk mengasingkan diri dengan maksud mendekatkan diri kehadapan
Yang Widhi Wasa dengan Raja Marga Yoga salah satu Catur Marga Yoga. Arjuna
sebagai orang yang bijaksana yang mempun yai Visi dan Misi jauh kedepan
menganjurkan kepada Prabu Yudistira agar kembali untuk memimpin kerajaan, siapa
yang akan memimpin kerajaan, seandai nya semua keluarga Pandawa pergi kehutan,
padahal untuk mencapai kemenangan perang Brata Yuda dalam menegakk an Dharma
sudah banyak pengorbanan baik jiwa maupun raga, banyak pahlawan2 yang telah
berguguran dalam perang.
Untuk mencapai moksa tidak harus pergi kehutan melakukan Semadi, Yoga, didalam
kerajaanpun dengan berbuat dan menegakkan kebenaran yaitu Dharma dapat mencapai
Moksa.
Keterikatan adalah Moha, kebebasan adalah Moksa, selama kita masih menderita
keterikatan, Moksa tidak mungkin dapat dicapai. Kadang2 kita agak sulit melepaskan
keterikatan2, dan ini memerlukan latihan2 secara rutin. Untuk mengendalika n Sad Ripu
saja tidak mudah, membutuhkan kesabaran dan ketekunan dan kita selalu melakukan
introspeksi terhadap diri kita sendiri sampai dimana kita telah melakukan latihan2.
Apalagi kita akan melakuan Catur Marga Yoga memang membutuhkan mental yang
tangguh tidak mudah menyerah dan kita harus tahu kemampuan kita terutama bakat
yang dikarunia oleh Yang Widhi Wasa sehingga dalam melaksanakan salah satu Catur
Marga kita tidak mendapat halangan atau kendala sehingga dengan waktu yang relatif
singkat kita sudah dapat melakukan dengan sempurna walaupun belum mencapai
Moksa tetapi kita sudah rasakan hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai