Panniculitis Ossificans
Oleh:
Dita Nurfitri Zahir, S.Ked
04084821618187
Pembimbing :
Dr. Kemas H.M. Sani, Sp.Rad
DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017
2
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
Panniculitis Ossificans
Oleh :
Dita Nurfitri Zahir, S.Ked
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di Bagian/Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah
Sakit Muhammad Hoesin Palembang.
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat
dengan topik Panniculitis Ossificans sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) di Bagian/Departemen Radiologi RSMH Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kemas H.M. Sani Sp.Rad
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan
penyusunan referat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga referat ini dapat memberi manfaat bagi yang
membacanya.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
tulang normal. Ini disebabkan karena terjadinya osifikasi yang abnormal sehingga
terbentuk penulangan pada jaringan subkutan atau jaringan adiposa. Penyakit ini
jarang terjadi, tetapi dapat dideskripsikan dengan baik berdasarkan gejala klinis,
Osifikasi heterotropik terjadi sebagai akibat dari trauma akut atau kronik dan
juga dapat timbul di sekitar sendi pada gangguan neurologis. Panniculitis osfikans
mengenai panniculitis osifikans masih sangat minim. Oleh karena itu, pembahasan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada keadaan normal, sistema tulang merupakan suatu sistem organ yang
resorpsi tulang. Komposisi tulang terdiri dari air sebanyak 25%, substansi organik
30% dan substansi anorganik sebanyak 45%. Substansi anorganik itu berupa
Terdapat tiga jenis sel yang berperan dalam metabolisme tulang, yaitu:
2. Sel osteosit, yaitu sel yang berasal dari osteoblas, pada awalnya berada di
3. Sel osteoklas, merupakan sel yang berfungsi dalam proses resorpsi tulang dan
kartilago.
Klasifikasi tulang dewasa menurut bentuknya terdiri atas tulang panjang, tulang
pipih dan tulang pendek. Tulang panjang secara topografi dibagi menjadi 3 bagian
yaitu, epifise, metafise dan diafise. Diantara epifise dan metafise akan terdapat garis
berkembang menjadi tulang keras. Terdapat dua jenis proses pembentukan tulang,
yaitu: a. Osifikasi endokondral: pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
6
tulang panjang; b. Osifikasi intramembranosus: pembentukan tulang dari mesenkim,
membelah diri membentuk sel-sel tulang muda yang disebut osteoblas. Osteoblas
yang terbentuk, kemudian mensekresi matriks tulang yang disebut osteoid kedalam
ruang interseluler yang kaya akan serabut kolagen. Selanjutnya, proses yang terjadi
adalah pembentukan pembuluh darah pada jaringan tulang yang akan berfungsi untuk
membawa kalsium dan fosfat. Kalsium dan fosfat ini kemudian mengendap pada
sebuah jalinan tulang seperti jala yang disebut trabekula. Trabekula berproses
Kebanyakan tulang rangka manusia terutama tulang pendek dan tulang panjang
osifikasi dimulai di tiga pusat, yaitu satu daerah tengah yang akan membentuk bagian
diafisis, yang lain pada kedua ujung tulang yang akan membentuk epifisis. Osifikasi
merupakan pola tulang yang akan dibentuk. Jadi pembentukan tulang keras berasal
dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga
yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk
osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah
dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan
7
Panniculitis ossificans ditandai dengan adanya osifikasi heterotropik atau
pengerasan ektopik non neoplastik yang terjadi pada jaringan lemak subkutan.
terjadi penumpukan kalsium saja tetapi tidak terbentuk proses osifikasi atau
merupakan deposit fokal dari tulang yang terdiferensiasi dengan baik bersifat primer
maupun sekunder yang dihubungkan dengan lesi neoplastik atau lesi inflamasi
sebelumnya. Osteoma cutis terbentuk di dermis, jaringan subkutan, dan atau otot
pada epikranium seperti pada region frontal, kulit kepala, dan wajah. Secara
didalamnya.
Proses osifikasi ini dapat terjadi ditempat lain selain jaringan subkutan, antara
lain yang paling sering terjadi pada jaringan otot rangka atau yang biasa disebut
dengan myositis ossificans. Sekitar lebih dari 50% kejadian dihubungkan dengan
adanya riwayat trauma sebelumnya ataupun penyakit lain dengan keluhan berupa
nyeri. Panniculitis ossificans lebih sering ditemukan pada wanita dan terletak di
ekstremitas atas.
Lesi progresif biasanya sekitar 3-6 cm dengan pusat eritem dan pinggir tegas.
Hasil pemeriksaan mikroskopis tergantung kepada usia lesi dan berdasarkan hasil
pemeriksaan radiologis. Pada tahap awal, lesi tersebut berupa seluler dengan jaringan
8
Pada daerah perluasan lesi osifikasi ditemukan gambaran kalsifikasi. Pada lesi matur
jaringan dermis dan subkutan akibat adanya deposit kalsium. Pada gambaran juga
Nampak dilatasi dan insufisiensi dari vena perforantes yang terdapat pada jaringan
ossificans menunjukkan gambaran hiper ekoik berbentuk oval atau nodul fusiformis
atau struktur hiperekoik yang diikuti gambaran acoustic shadow seperti pada (gambar
2).
9
Gambar 2. Gambaran Osteoma Cutis
lesi dan proses osifikasi secara jelas, CT-Scan adalah pemeriksaan yang dipilih
karena lesi tersebut sensitive terhadap kalsium. Pemeriksaan CT-Scan lebih sensitif
Pada lesi imatur yang masih dalam tahap osifikasi akan menunjukkan tanda uptake
radionuklir. Pada lesi dengan osifikasi yang komplit, akumulasi radionuklir akan
10
BAB III
KESIMPULAN
tulang normal. Ini disebabkan karena terjadinya osifikasi yang abnormal sehingga
terbentuk penulangan pada jaringan subkutan atau jaringan adiposa. Proses osifikasi
sebelumnya. Panniculitis ossificans lebih sering ditemukan pada wanita dan terletak
di ekstremitas atas.
hiperekoik pada jaringan dermis dan subkutan akibat adanya deposit kalsium.
11
DAFTAR PUSTAKA
Clarke B (2008) Normal bone anatomy and physiology. Clin J Am Soc Nephrol
3:S131S139.
Wiley, John and Sons. 2011. Journal of clinical ultrasound. Post traumatic myositis
ossificans : sonographic findings.
12