Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOLOGI FISIK

TEKTONIK DI NTT

OLEH:
Benedikta T. Ch Bay
NIM: 1406100034

Fakultas Sains dan Teknik


Universitas Nusa Cendana
Kupang
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Siklus Petrologi ini, sebagai tugas untuk ujian akhir semester mata kuliah Geologi
Fisik.
Tertima kasih kepada teman-teman dan juga orang tau atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Isi dan tampilan makalah ini saya sajikan dengan format yang ringan tetapi
berkualitas. Dengan demikian makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat
yang besar. Kritik dan saran selalu saya harapkan.
Semoga segala usaha penulisan dalam menghimpun dan menyusun makalah
yang sederhana ini tidak menjadi sia-sia, tetapi membawa manfaat yang besar bagi
pembaca. Dan saya harap jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
ini,mohon dimaklumi.

Terimakasih.

Kupang, Januari 2015


DAFTAR ISI

Halaman judul .....................................................................

Kata Pengantar .................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................... 2

A. Kondisi Geologi ........................................................ 2


B. Kondisi Geomorfologi .............................................. 3
C. Proses Pembentukan Tektonik di NTT ..................... 5
D. Patahan dan Sesar di NTT ........................................ 5
E. Gunung-gunung yang berada di NTT ....................... 6

BAB III KESIMPULAN ..................................................... 8

Daftar Pustaka ..................................................................... 9


BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan tektonik di Indonesia yang merupakan bagian
dari lempeng mikro sunda diawali dengan pemisahan benua raksasa Gondowa
yang berada di belahan bumi selatan yang dilanjutkan dengan pergeseran pada
akhir tahun 126 juta tahun yang lalu. Selanjutnya pada akhir tahun kapur 65
juta tahun yang lalu mulsi terlihst bentuk lempeng mikro sunda yang
merupakam gabungan dari Sumatera, Semenanjung Malaka, sebagian besar
Kalimantan dan sebagian Jawa. Lempeng mikro ini sudah sejak awal
merupakan bagian dari benua asia.
Indonesia dikenal sebgai wilayah yang merupakan tatanan geologi
yang unik dan rumit. Keunika dan kerumitan kondisi geologi ini sudah banyak
diuraikan oleh para peneliti terdahulu dengan berbagai pendekatan konsep
tektonik klasik. Konsep tektonik klasik adalah konsep yang berpandangan
bahwa terbentuknya geosinkln sa,pai pegunungan terjadi pada tempat yang
tetap (Sudrajat,1997)
Namun pada dasarnya konfigurasi tektonik saat ini merupakan
representasi dari hasil pertemuan konvergen 3 lempeng sejak zaman Neogen.
Pulau-pulau di Nusa Tenggara sering disebut sebagai kepulauan sunda kecil.
Evolusi setiap pulau di Nusa Tenggara cukup kompleks dan sering menjadi
perdebatan para ahli geologi, ada yang berpendapat bahwa Sumba berasal dari
Sundaland dan yang berpendapat bahwa Sumba berasal dari Australia. Pulau-
pulau di Nusa Tenggara harus debedakan antara pulau-pulau continental.
Pulau-pulau oseanik merupakan pulau-pulau yang muncul dari kerak
samudera yang terisolasi dari kerak kontinen sebagai hasil subduksi oseani ke
oseanik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kondisi Geologi dan Morfologi Nusa Tenggara Timur
2. Proses Pembentukan Tektonik Nusa Tenggara Timur
3. Patahan dan Sesar Nusa Tenggara Timur
4. Gunung-gunung yang berada di Nusa Tenggara Timur
C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini dilakukan untuk mengetahui proses pembentukan
tektonik Nusa Tenggara Timur dan juga untuk mengetahui sesar-sesar yang
berada pada Kepulauan tersebut. Juga untuk mengtahui seluru kondisi
tektonik Nusa Tenggara Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONDISI GEOLOGI
Nusa Tenggara Timur berada diantara timur pulau Jawa dan kepulauan
Banda terdiri dari pulau-pulau kecil dan lembah sungai. Secara fisik dibagian
utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian Timur berbatasan dengan
Kepulauan Banda, bagiian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia. Secara geologi Nusa Tenggara Timur
berada pada busur Banda. Rangkaian pulau ini dibentuk oleh pegunungan
vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan pegunungan di Nusa
Tenggara Timur dibangun tepat di Zona Subduksi Indo-Australia oada kerak
samudera dan dapat diinterpretasikan kedlaman magmanya kira-kira mencapai
165-200 km sesuai dengan peta tektonik Hamilton (1979). Lempeng
tektomikkepulauan Indonesia terletak di penggabungan tiga lempeng utama
tersebut menimbulkan kompleks tektonik khususnya diperbatasa lempeng
yang terletak di timur Indonesia.
Sebagian bear bsur dari kepulauan Nusa Tenggara Timur dibentuk
oleh zona subduksi dari lempeng Indo-Australia yang berda tepat dibawah
busur Sunda-Banda selama diatas kurun waktu tertier yang mana subbduksi
ini debentuk didalam busur volkanik kepulauan Nusa Tenggara. Bagaimana
pun juga ada perbedaan hubunga dari analisi kimia diantara batuan volkank
pada kepualaun Nusa Tenggara. Busur volkanik pada bagian timr wilayah
sunda secara langsung dibatasi oleh kerak samudera yang keduanya memiliki
karakteristik kimia yang membedakannya dari lava pada bagian barat busur
Nusa Tenggara. Menurut Hamilton dibagian barat barisan pegunungan Nusa
Tenggara dibentuk pada masa Zenozoic.
Batuan volkanik didlam busur Banda dari kepulauan Nus Tenggara
yang diketahui lebih tua dari batuan pada awal meocine, ditemukan pada
kedlaman 150 km dibawah zona gempa. Wilayah seismic di Jawa terbentang
pada kedlalam maksimal 600 km ini merupakan indikasi dari subduks dari
sub-ocean lithosper milik lempeng Ausralia. Yang terletak dibawah busur
Banda. Pada awal Pleistosen di sebang timur menunjukkan adanya tabaraka
dari Timor dengan Alor dan Wetar, stelah semua lautan dimusnahkan olej
zona subduksi. Ukuran daro deretan kepualauan volkanik perlahan-lahan akan
semkain kecil dari timur pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores, Wetar sampai
Banda. Penurunan ini sangat terlihat nyata pada bagian timur Wetar,
kemungkin ini karena pantulanjumlah subduksi dari kerak samudera yang
secara tidak langsung gerakannya berupa dip-slip dibagian barat Wetar dan
gerakannya strike-slip dibagian timurnya.
Nusa Tenggara Bagian Timur

Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor,Kambing,Wetar,Romang


disebut orogene timor dengan pusat undasi di L.Flores. Evolusi orogenik
daerah Nusa Tenggraa bagian timur ini agak kompleks karena pada masa
Mosozoikum muda terjadi pada penggelombongan yang termasuk
sirkumAustralia mengasilkan busur dari dalam Pulau Sumba kearah timr laut
dan busur luar melalui Pulau Sawu kearah timur laut. Namun memasuki
perriode tertier daerah ini mengalami penggelombongan dengan puat undasi
di Laut Folres sebagai bagian dari system
B. KONDISI GEOMORFOLOGI
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak oada dua jalur geantiklinal,
yang merupakan perluasan busur Banda diseblah barat. Geantiklinal yang
membjur dari Timur sampai pulau-pulau
Romang,Wetar,Alor,Pantar,Lomblen,Solor,Adonara,Flores,Rinca,Komodo,Su
mbawa,Lo,buk dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-
pulau Timor,Rote,Sabu,Raijua dan Dana. Punggungan geatiklinal
tersebutbercabang didaerah Sabu. Salah satu cabangnya membentuk sebyah
ambang yang turun ke laut melewati Raijua dan Dana, berakhir kea rah
punggungan bawah laut selatan Jawa. Cabang lain merupakn rantai
penghubung dengan busur dalam yang melintasi daerah dekat sunda.

Palung Belakang
Disebelah Timur Flore dibentuk oleh bagian barat basin Banda
Selatan. Diseblah utara Flores dan Sumbawa trbentang Laut Flores, yang
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
Laut Flores Barat Laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal
yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangalan Sunda
Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di seblah
selatan volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi walanae.
Sedangkan dasarnya terletak disepanjang patai utara Laut Flors yang
merupak bagian terdalam (-5140).
Laut Flores Timur terdiri dari pegunungan dan palung diantaranya yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut
Batu Tara.
Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju
Busur Dlam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal.
Selat diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadilebih dalam kearah
Timur. Struktur umum Lombok disebelah utara merupak zona volkanis
dengan volkan aktif Rinjani (zone Solo), daratan rendah Mataram (subzone
Blitar). Deselatan berupa pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan
breksi volkanis. Bali dipesahakan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali
sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian terluas dari volkan-
volkan. Kuarter yang masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan
muda di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit
dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Wati (213 m) yang dapat dibandingkan
dngan semnanjung Blambangan.
Palung antara dengan Sumb palung ini berada diantara busur dalam volknis
Jawa-B
Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian
terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang dua kearah timur dengan
menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan sumba. Cabang ini
merupakan penghung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin Sabu
anatar Flores Timur dan Rote. Lereng yang curam pada Wetar dan Basin Sabu
serta dasar laut yang datar menunjukkan danya penurunan permukaan bumi.
Sedangkan ujung timur dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti
sembul (horst) di Kisar dan Sumba. Kedua pulau tersebut secara morfologis
termasuk zone palung antara.
Busur luar pulau-pulau di Nusa Tenggara yang termasuk busur luar
adalah : Dana,Raijua,Sabu,Rote,Seman dan Timor. Punggungan dasar laut
dari selatan Jawa muncul sampai 1200m dibawah permukaan laut selanjutnya
turun kearah timur sampai 400m. palung natar tersebut sebagian terangkat.
Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi samapai pulau-pulau
Sabu,Dana,Raijua.
Palung Depan
Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di selatan terdapat
cekungan dalam utama yang membujur arah timur-barat, kedalamannya
7450m. palung depan jaw dari sistem pegununggan Sunda itu di bagian
selatan dibatasi oleh punggungan (1940m) terhadapap palung Timor. Palung
di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan bawah laut
yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang
dalamnya 3000-4000m. Dibagian timur palung Timor ini dibatasi dengan
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.
C. PROSES PEMBENTUKAN TEKTONIK NUSA TENGGARA TIMUR
Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses
pembentukan tektonik Indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang
lalu, Sulawesi,Halmahera, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia bagian timur
belum terlihat bentujnya, juga bgaian utara dari Kalimantan belum muncul.
Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara Sulawesi ulai terbentuk
bersamaan dengan jalur oviolit jamboles. Sedangkan jalur oviolit Sulawesi
timur masih berada di belahan bumi selatan.
Kepulauan Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geatiklin yang
merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiri
dari pulau: Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Loblen,
Solor,Adonara,Flores,Komodo,Sumbawa,Lombok dan Bali. Sedangkan busur
geaklinin dimulai dari Timur kebarat sebekah selatan terdiri dari: Timor,
Semau,Rote,Sabu,Raiujua dan Dana. Geatiklin tersebut bercabang dua
didaerah Sabu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi pulau Raijua
dan Pulau Dana.
Proses pembentukan global (More et al 1980), selanjutnya berperan
dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif
(Indonesia maritime continental active margin), dimana bagian luar Nusantara
merupakan perwujudan dari zona penunjaman (subduksi) dan atau tumbukan
(kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara yang akhirnya membentuk fisiografi
perairan di Indonesia.

D. PATAHAN DAN SESAR NUSA TENGGARA TIMUR


Wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya merupakan
bagian darikerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam
jalur pegunungan Mediterania dan berada pada zona pertemuan lempeng.
Pertemuan kedua lempeng ini bersifat konfergen dimana keduanya
bertumbukan dan slaha satunya yaitu lempeng Indo-Australia menyusup
kebawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dngan
danya palung lautan (oecenic trough), terbukti dengan ditemukannya palung
disebelah selatan Pulau Timor yang dekeal dengan Tomir through.
Pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia
mengkibatkan kepalauan Alor sebagai salah satu daerah yang memiliki tingkat
kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia berkaitan dengan altivitas benturan
lempeng (plate collision). Pergerakan lempeng ini menimbulkan struktur-
struktur tektonik yang merupakan ciri-ciri sistem subduksi yaitu Benioff
Zone, Palung Laut, Punggung Busur Luar, (outer arc basin), dan busur
pegunungan (volcanic arc).
Selain kerawanan seismik akibat aktivitas batuan lempeng, kawasan
Alor juga sangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik seir naik
belakang busur kepulauan yang populer dengan dekenal sebagai back arc
thrust. Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap
lempeng samudera Indo-Australia. Fenomena tumbukan busur benua (arc-
continent collision) diduga sebagai pengendali mekanisme deformasi sesar
naik ini.
Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa
mematikan karena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar.
Berdasarkan data sebagian besar gempa terasa hingga gempa yang merusak
yang mengguncang Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur
desebabkan oleh aktivitas penyusupan lempeng.
Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal12 Desember
1992 menyebabkan gempa Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami
yang menwaskan 2100 orang. Sesar ini juga diduga sebagai biang terjadinya
gempa besar di bali yang menewaskan 1500 orang pada tanggal 21 Januari
1917.
Sesar segmentasi timur dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar
Thrust) ysng membujur dari antara Pulau Alor hingga Pulau Romang.
Struktur inipun tak kalah berbahaya dari Flores Thrust dalam memproduksi
gemap-gempa besar dan merusak di kawasan Nusa Tenggara Timur,
khususnya Alor. Sebagai contoh bencana gempa bumi produk Wetar Thrust
dalah gempa Alor yang terjadi pada 18 April 1898 dan Gempa Alor 4 Juli
1991 yang menewaskam ratusan orang.
Adapun gempa Alor yang terjadi pada 12 November 2004 besar
kemungkinannya disebabkan oleh aktivitas Wetar Thrust. Disamping karena
episenternya yang memang berdekatan dengan Wetar Thrust gempa tersebut
juga memiliki kedalaman normal (dangkal).
E. GUNUNG-GUNUNG YANG BERADA PADA NUSA TENGGARA
TIMUR
Salat satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculanny
pada titik pertemuan lempengan lempengan bumi, yang saling menkan saat
saling mendekat dan gunung ini mengikat lempengan-lempengan tersebut.
Dengan sifat tersebut pegunungan dapat disamakan dengan paku yang
menyatukan kayu. Selain itu, tekana pegunungan pada kerak bumi ternyata
mencegah pengaruh aktivitas magma dipusat bumi agar tidak mencapai
permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri atas 3 pulau besar yakni
Flores,Sumba dan sebagian Pulau Timor serta pulau-pulau ini yang lebih kecil
seperti Komodo, Kepulauan Alor dan Solor, Rote,Sabu dll. Wilayah ini
merupakan wilayah vulkanis memiliki alam yang berbukit bukit dengan
iklimnya yang kering. Di Propinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 20 gunumg
api aktif yag tersebar di Pulau Flores,Lomblen,Adonara,Komba,Pantar yaitu:
Gunung Wai Sa No
Gunung Ra Na Kah
Gunung Inie Rie
Gunung Iy A
Gunung Cal Dera
Gunung Kelimutu
Gunung Egon
Gunung Ilimuda
Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi
Gunung Leroboleng
Gunung Riang Kotang
Gunung Paluweh
Gunung Iliboleng
Gunung Ililabalekan
Gunung Lewotolo
Gunung Iliwerung
Gunung Batu Tara
Gunung Sirung
Gunung Poco Leok Sunregion
BAB III
KESIMPULAN

Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda
terdir dari ulau-pulau kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan
dengan pulau Jawa, bagian timur berbatasan dengan Kepulauan Banda, bagian utara
dibatasi oleh Laut Flores dan bagian selatan berbatsan dengan Samudera Hindia.
Secara geologi Nusa Tenggara berada pada busur Banda.
Nusa Tenggara dapat dibagi menjadi 4 struktur tektonik yaitu busur belakang
yang terletak di Laut Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik
diantara Bali,Lombok,Komodo dll. Kepulauan Nusa Tenggara terletak pada dua jalur
geantiklin yang merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur
terdiri dari pulau-pulau : Romang,Wetar,Kambing,Alor. Pada umumnya struktur di
daerah penyelidikan sesar mendatar berarah barat-timur, meskipun ada yang berarah
timur laut-barat daya.
Daerah Nusa Tenggara termasuk dalam jalur pegunungan Mediterania dan
berada pada zona pertemuan lempeng/ pertemuan kedua lempeng ini bersifat
konvergen, dimana keduanya bertumbukan dan salah satunya yaitu lempeng Indo-
Australia menyusup kebawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini
ditandai dengan adanya palung lautan (oceanic through).
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim,G; Subardjosendjaja,P (2010). Tektonik dan Mineral di Indonesia, Badan
Meteorolpgi dan Geofisika.
http://nttprov.go.id/geologi-daerah
http://psg.bgl.esdem.go.id/189-dinamika-cekungan-tanimbar.html
http://gurugoebandung.blogspot.com/2010_11_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai