Tektonik NTT (Thita)
Tektonik NTT (Thita)
TEKTONIK DI NTT
OLEH:
Benedikta T. Ch Bay
NIM: 1406100034
Terimakasih.
Daftar Isi.............................................................................. ii
Palung Belakang
Disebelah Timur Flore dibentuk oleh bagian barat basin Banda
Selatan. Diseblah utara Flores dan Sumbawa trbentang Laut Flores, yang
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
Laut Flores Barat Laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal
yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangalan Sunda
Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di seblah
selatan volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi walanae.
Sedangkan dasarnya terletak disepanjang patai utara Laut Flors yang
merupak bagian terdalam (-5140).
Laut Flores Timur terdiri dari pegunungan dan palung diantaranya yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut
Batu Tara.
Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju
Busur Dlam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal.
Selat diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadilebih dalam kearah
Timur. Struktur umum Lombok disebelah utara merupak zona volkanis
dengan volkan aktif Rinjani (zone Solo), daratan rendah Mataram (subzone
Blitar). Deselatan berupa pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan
breksi volkanis. Bali dipesahakan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali
sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian terluas dari volkan-
volkan. Kuarter yang masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan
muda di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit
dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Wati (213 m) yang dapat dibandingkan
dngan semnanjung Blambangan.
Palung antara dengan Sumb palung ini berada diantara busur dalam volknis
Jawa-B
Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian
terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang dua kearah timur dengan
menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan sumba. Cabang ini
merupakan penghung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin Sabu
anatar Flores Timur dan Rote. Lereng yang curam pada Wetar dan Basin Sabu
serta dasar laut yang datar menunjukkan danya penurunan permukaan bumi.
Sedangkan ujung timur dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti
sembul (horst) di Kisar dan Sumba. Kedua pulau tersebut secara morfologis
termasuk zone palung antara.
Busur luar pulau-pulau di Nusa Tenggara yang termasuk busur luar
adalah : Dana,Raijua,Sabu,Rote,Seman dan Timor. Punggungan dasar laut
dari selatan Jawa muncul sampai 1200m dibawah permukaan laut selanjutnya
turun kearah timur sampai 400m. palung natar tersebut sebagian terangkat.
Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi samapai pulau-pulau
Sabu,Dana,Raijua.
Palung Depan
Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di selatan terdapat
cekungan dalam utama yang membujur arah timur-barat, kedalamannya
7450m. palung depan jaw dari sistem pegununggan Sunda itu di bagian
selatan dibatasi oleh punggungan (1940m) terhadapap palung Timor. Palung
di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan bawah laut
yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang
dalamnya 3000-4000m. Dibagian timur palung Timor ini dibatasi dengan
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.
C. PROSES PEMBENTUKAN TEKTONIK NUSA TENGGARA TIMUR
Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses
pembentukan tektonik Indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang
lalu, Sulawesi,Halmahera, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia bagian timur
belum terlihat bentujnya, juga bgaian utara dari Kalimantan belum muncul.
Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara Sulawesi ulai terbentuk
bersamaan dengan jalur oviolit jamboles. Sedangkan jalur oviolit Sulawesi
timur masih berada di belahan bumi selatan.
Kepulauan Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geatiklin yang
merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiri
dari pulau: Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Loblen,
Solor,Adonara,Flores,Komodo,Sumbawa,Lombok dan Bali. Sedangkan busur
geaklinin dimulai dari Timur kebarat sebekah selatan terdiri dari: Timor,
Semau,Rote,Sabu,Raiujua dan Dana. Geatiklin tersebut bercabang dua
didaerah Sabu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi pulau Raijua
dan Pulau Dana.
Proses pembentukan global (More et al 1980), selanjutnya berperan
dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif
(Indonesia maritime continental active margin), dimana bagian luar Nusantara
merupakan perwujudan dari zona penunjaman (subduksi) dan atau tumbukan
(kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara yang akhirnya membentuk fisiografi
perairan di Indonesia.
Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda
terdir dari ulau-pulau kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan
dengan pulau Jawa, bagian timur berbatasan dengan Kepulauan Banda, bagian utara
dibatasi oleh Laut Flores dan bagian selatan berbatsan dengan Samudera Hindia.
Secara geologi Nusa Tenggara berada pada busur Banda.
Nusa Tenggara dapat dibagi menjadi 4 struktur tektonik yaitu busur belakang
yang terletak di Laut Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik
diantara Bali,Lombok,Komodo dll. Kepulauan Nusa Tenggara terletak pada dua jalur
geantiklin yang merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur
terdiri dari pulau-pulau : Romang,Wetar,Kambing,Alor. Pada umumnya struktur di
daerah penyelidikan sesar mendatar berarah barat-timur, meskipun ada yang berarah
timur laut-barat daya.
Daerah Nusa Tenggara termasuk dalam jalur pegunungan Mediterania dan
berada pada zona pertemuan lempeng/ pertemuan kedua lempeng ini bersifat
konvergen, dimana keduanya bertumbukan dan salah satunya yaitu lempeng Indo-
Australia menyusup kebawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini
ditandai dengan adanya palung lautan (oceanic through).
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim,G; Subardjosendjaja,P (2010). Tektonik dan Mineral di Indonesia, Badan
Meteorolpgi dan Geofisika.
http://nttprov.go.id/geologi-daerah
http://psg.bgl.esdem.go.id/189-dinamika-cekungan-tanimbar.html
http://gurugoebandung.blogspot.com/2010_11_01_archive.html