Hand - Out Plaxis8 Intro PDF
Hand - Out Plaxis8 Intro PDF
HAND OUT
KOMPUTASI GEOTEKNIK
Katup
tertutup P
Piston
Muka air Piston
porous
Tanah
Jenuh Air Air
S=100%
Pembaca
tekanan
Pegas
P
P P
Katup
terbuka
Air
Air
Air
Air
Air
Kondisi tidak
1m b = 17,16 kN/m3 jenuh
Tegangan Total ( v)
adalah tekanan overburden yang bekerja searah gravitasi untuk suatu kedalaman z
akibat berat sendiri tanah termasuk air yang terkandung di dalam masa tanah
ditambah dengan beban yang bekerja dipermukaan tanah asli (misalnya air, timbunan
yang tak terbatas maupun timbunan yang terbatas sehingga menggunakan teori stress
distribution). Tegangan total (v) di titik A dapat dihitung dengan :
v = b x 1 + sat x 1
= 17,16 x 1 + 16,538 x 1
= 33,698 kN/m2
Tegangan Efektif (
v)
Tegangan efektif (v) di titik A dapat dihitung
dengan :
v = v u
= 33,698 10
= 23,698 kN/m2
2m
2m 2m 2m
4m 4m 4m
A A A
Dalam Gambar 2. jika beban aksial kolom berlebihan, kegagalan biasanya terjadi dalam
bentuk kegagalan geser. Jadi sebenarnya kekuatan struktur tanah yang utama merupakan
fungsi kekuatan gesernya. Kuat geser tanah dalam arah yang mana saja merupakan
tegangan geser maksimum yang dapat di kerahkan ke struktur tanah dalam arah tersebut.
Pada saat nilai tegangan geser mencapai maksimum, tanah dianggap telah mengalami
kegagalan, kekuatan geser tanah telah termobilisasi seluruhnya.
Beban
kolom
Kegagalan kapasitas
dukung tanah
Tahanan
geser
Tegangan
Normal
= c + tan
dengan,
= kekuatan geser (kN/m2).
c = kohesi (kN/m2).
= tegangan normal efektif (kN/m2).
= sudut geser dalam ().
tan = koefisien friksi.
Tanah non-kohesif
= tan
= c + tan
Tanah kohesif
c =c
Gambar 3. Kekuatan geser tanah.
Selain itu, kekuatan geser juga dapat dinyatakan dalam tegangan utama besar (1) dan
kecil (3) pada keadaan runtuh di titik yang ditinjau. Garis yang dihasilkan oleh persamaan
Coulomb di atas seperti pada Gambar 3, pada keadaan runtuh merupakan garis singgung
terhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan keadaan tegangan dengan nilai positif untuk
tegangan tekan seperti pada Gambar 4. Koordinat singgungnya adalah :
f = (1 - 3) sin 2
f = (1 + 3) + (1 - 3) cos 2
= 45 + /2
Selubung
f
kegagalan
f
3 3
f
1
c 2
3 f 1
Parameter kuat geser dapat ditentukan dari pengujian laboratorium pada benda uji yang
diambil dari lapangan (boring) . Pengujian geser yang akan dibahas dalam materi ini hanya
pengujian di laboratorium dengan uji geser langsung (direct shear test) seperti pada
Gambar 5.
Prinsipnya, setelah beban aksial diberikan ke sampel tanah, kotak geser segera diisi air
dengan muka air kira-kira rata dengan muka atas sampel tanah. Kemudian dilakukan
pergeseran dengan cepat, sehingga selama penggeseran berlangsung, air pori (u) tidak
sempat mengalir keluar. Kecepatan diambil 1.06 mm/menit. Penggeseran dilakukan
selama 6 menit, dan selama penggerseran berlangsung dicatat besarnya pergeseran
lateral dan penurunan sampel setiap 0,25 menit. Hasil pengujian kemudian di hitung dan
disajikan seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Hasil uji geser langsung untuk mendapatkan parameter geser c dan .
Sebelum memasuki materi tekanan lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah, ada
baiknya kita mengulang pengertian tekanan air. Apa yang Anda ingat tentang tekanan air ?
Jika tekanan air itu bekerja permukaan dinding seperti pada Gambar 7, bagaimana
menghitung besar dan distribusi tekanan lateral yang diterima oleh dinding ?
Sedangkan dalam tanah, perbandingan antara besaranya tekanan tanah lateral (h) dan
tekanan overburden-nya (v) dinyatakan dalam persamaan :
h = ko.v
dengan ko = koefisien tekanan tanah diam. Menurut Jacky (1944), ko = 1 sin untuk jenis
tanah granular.
v
z Garis selubung
kegagalan
h
h v
Gambar 8. Besarnya v dan h jika diplot dalam grafik kriteria kegagalan Mohr dan
Couloumb.
Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah aktif dan
nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah ka (Koefisien
tekanan tanah aktif).
h = ka.v
Pergeseran dinding
menyentuh selubung
akibatkan turun. kegagalan.
v z
hkritis
h v
Penyederhanaan bidang
keruntuhan
45+/2
Gambar 9. Jika besarnya v tetap dan h terus turun, maka lingkaran akan menyentuh
selubung kegagalan Mohr dan Couloumb.
Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah pasif dan
nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah kp (Koefisien
tekanan tanah pasif).
h = kp.v
2
Menurut Rankine, kp = tg (45+/2).
Asumsi : Muka tanah datar dan permukaan dinding halus.
Pergeseran dinding
akibatkan naik.
v z
h
menyentuh selubung
kegagalan.
h v hkritis
Penyederhanaan
bidang keruntuhan
45-/2
Gambar 10. Jika besarnya v tetap dan h terus naik, maka lingkaran akan menyentuh
selubung kegagalan Mohr dan Couloumb.
Di dalam air, untuk menghitung tekanan lateral yang bekerja pada sebuah dinding dapat
dihitung dengan h = v. Namun di dalam tanah, besarnya tekanan tanah lateral belum
tentu sama dengan tekanan overburden-nya atau h v. Perbedaan inilah yang
membuat perhitungan tekanan lateral (h) yang bekerja pada dinding untuk kondisi tanah
yang jenuh air (di bawah m.a.t) dihitung sendiri-sendiri, tekanan tanah lateralnya (h) dan
tekanan air (u) yang bekerja.
CONTOH SOAL :
Pada gambar di bawah ini, hitung besarnya tekanan tanah lateral (h) pada titik A :
v = b x 1 + sat x 1
Kondisi = 17,16 x 1 + 16,538 x 1
1m Pasir
b = 17,16 kN/m3
tidak jenuh = 33,698 kN/m2
1m Pasir u = w x 1 = 10 x 1
sat = 16,538 kN/m3 Kondisi
= 10 kN/m2
jenuh
A = 19
v = v u
= 33,698 10
= 23,698 kN/m2
ko = 1 sin
h = ko.v
---------- selesai untuk sesi ini, dilanjutkan perhitungan initial condition pada plaxis --------
Concrete
Matrial tipe : Non-porous
Failure Load unsat = 24 kN/m3
Eref = 2.107 kN/m2
(7,4.25) = 0,15
(0,4) (6,4.25) (8,4.25) (14,4)
(6,4) (8,4)
Clay
Material tipe : Drained unsat = 16 kN/m3
Eref = 5.103 kN/m2 sat = 18 kN/m3
= 0,35 kx = 0,001 m/day
cref = 5 kN/m2 ky = 0,001 m/day
= 20
(0,0) (14,0)
Hitunglah kapasitas dukung tanah pondasi telapak menerus dengan menampilkan kurva
load-displacement.
Langkah 1.
Klik menu File New, kemudian isilah menu General setting Project dan Dimensions.
Langkah 3.
Memasukan nilai parameter tanah lempung (clay) dan beton (concrete) dengan mengklik
toolbar Material sets. Kemudian dilanjutkan drag data set Clay dari jendela Material sets
ke area lapisan tanah yang diikuti oleh perubahan warna pada model geometri. Kemudian
dilanjutkan juga untuk material concrete.
Langkah 6.
Sebelum melanjutkan ke perhitungan, intial ground water dan intial effective stress state
harus ditentukan besarnya dengan mengklik toolbar Initial conditions. Langkah selanjutnya
menginput kedalaman m.a.t dengan Phreatic level dengan menggambar titik-titik
ketinggian dengan klik kiri kemudian jika telah selesai klik kanan. Kemudian klik General
water pressures (lingkaran hijau), hingga muncul jendela Water pressure generation, pilih
Phreatic level kemudian klik OK.
Langkah 7.
Langkah perhitungan dapat dimulai dengan klik toolbar Calculate. Dalam perhitungan ini
ada 3 tahapan yakni : tahap konstruksi, tahap pembebanan aksial -50 kN dan tahap
pembebanan hingga mencapai keruntuhan (misalnya 5 x beban yang terjadi).
Langkah 8.
Melihat hasil tiap tahap dengan mengklik Output
q = .Df
Df
Kapasitas dukung ultimit di bawah pondasi pelat menerus dapat dinyatakan dengan
persamaan Terzaghi (1943),
q = .Df
Df
qult = c Nc + q Nq + b N
, c, nilainya diambil di bawah pondasi.
dengan,
q = .Df
nilanya diambil di atas elevasi pondasi.
qult = c Nc + b N
= 5 x 17,69 + x 2 x (18-10) 4,97
= 128,21 kN/m2
Faktor aman (SF) = 3
qall = qult / SF
= 128,21 / 3 = 42,73 kN/m2
Studi kasus pada Sesi 2 adalah untuk kondisi material type adalah drained, jika kondisi
material type adalah undrained bagaimana pengaruh terhadap kapasitas dukung
tanahnya?
Langkah 1.
Buka file pada Sesi 1, kemudian ubahlah material type menjadi undrained, kemudian
langsung menuju ke toolbar Initial condition untuk mempertahankan bentuk mesh yang
ada. Kemudian langsung klik Calculate, pada jendela Plaxis Calculation klik Calculate ..
Concrete
Matrial tipe : Non-porous
Failure Load unsat = 24 kN/m3
Eref = 2.107 kN/m2
(7,4.25) = 0,15
(0,4) (6,4.25) (8,4.25) (14,4)
(6,4) (8,4)
Clay
Material tipe : Undrained unsat = 16 kN/m3
Eref = 5.103 kN/m2 sat = 18 kN/m3
= 0,35 kx = 0,001 m/day
cref = 5 kN/m2 ky = 0,001 m/day
= 20
(0,0) (14,0)
qall = qult / SF
= 41/ 3 = 13,66 kN/m2
Periksalah apakah kedalaman dan dimensi sheetpile telah mencukupi untuk menahan
galian pondasi basement sedalam 4 meter jika kedalaman m.a.t pada elevasi -2.00 m.
Langkah dalam proses calculation pada tahap 3 adalah dengan mengatur stage
construction dengan mengklik define. Pada proses generate water pressure aturlah
ketinggian m.a.t seperti pada gambar untuk memodelkan proses dewatering, dan
kemudian pasanglah close flow boundary pada sisi bawah dan kiri pada gambar.
Flow field
Groundwater head
Metode ORDINARY METHOD OF SLICE (OMS) termasuk cara yang praktis dan
fleksibel untuk perhitungan analisa kestabilan lereng (per meter tegak lurus bidang
gambar). Lereng dibagi menjadi beberapa irisan (slice) dengan arah vertikal, kemudian
tentukan posisi bidang longsornya yang berupa garis lengkung dengan jari-jari r. Pada
Gambar 1, untuk tiap-tiap irisannya, gaya yang melongsorkan lereng adalah w.sin.
Sedangkan yang menahan adalah kohesi tanah (c) ditambah dengan gesekan
(w.cos.tg) yang terjadi pada bidang longsornya.
Tanah c-
w
w.cos
w.sin
Bidang longsor
Gaya
penahan
Gambar 1. Resultan gaya yang bekerja untuk tiap-tiap irisannya
Dari berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi, dicari nilai FS-nya. Nilai FS
terkecil yang dihasilkan merupakan nilai FS minimumnya. Untuk mendapatkan nilai FS
minimumnya dalam waktu yang singkat, praktisi biasanya menggunakan software
SOLPE/W dari GEO-SLOPE International Ltd. Jumlah irisan adalah 30 irisan, dengan FS
minimum adalah 1,491 seperti pada Gambar 2.
Metode Analisis stabilitas lereng yang digunakan pada pelatihan ini adalah teknik
reduksi kekuatan geser metode elemen hingga (SSR-FEM). Kelebihan menggunakan
metode ini menurut Griffiths et al (1999) adalah :
1. Asumsi dalam penentuan posisi bidang longsor tidak dibutuhkan, bidang ini akan
terbentuk secara alamiah pada zona dimana kekuatan geser tanah tidak mampu
menahan tegangan geser yang terjadi.
2. Metode ini mampu memantau perkembangan progressive failure termasuk overall
shear failure.
= c + ( - u).tan
Dalam metode ini, parameter kekuatan geser tanah yang tersedia berturut-turut
direduksi secara otomatis hingga kelongsoran terjadi. Sehingga faktor aman (SF) stabilitas
lereng menjadi :
dengan,
cinput = kohesi tanah
input = sudut geser dalam tanah
creduksi = kohesi tanah tereduksi
reduksi = sudut geser dalam tereduksi
Langkah 2.
Pada menu calculation, isian menu calculation type adalah teknik reduksi kekuatan geser
metode elemen hingga (SSR-FEM) seperti pada Gambar 4.
Langkah 4.
Untuk mengetahui bidang longsor dapat dilihat pada Total Incremental Displacement dan
Shear Strain Incremental seperti pada Gambar 6.
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths D.V, Lane P.A, 1999, Slope Stability Analysis by Finite Elements, Geotechnique,
Vol 49 No.3.
Embankment setinggi 3,00 meter yang berdiri di atas tanah lunak tanpa upaya perkuatan
akan dievaluasi dengan FEM menggunakan software plaxis. Permodelan embankment
disajikan pada gambar di bawah ini dengan asumsi aliran air ekses pore pressure hanya
melalui 1 arah (vertikal ke atas). Penimbunan dilakukan dalam 3 tahap dimana tiap tahap
hanya dilakukan penimbunam setinggi 1,00 meter selama kurang lebih 5 hari. Jeda waktu
yang diberikan sebelum ke proses penimbunan selanjutnya adalah 200 hari.
(0,0) (60,0)
Tanah Keras
Pada generate water pressure, langkah untuk memodelkan arah aliran ekses pore
pressure maka diperlukan closed consolidation boundary pada lapisan tanah keras
yang dianggap kedap dan aliran arah horisontal.
Sedangkan pada generate initial stress, tanah timbunan dihilangkan untuk mendapatkan
kondisi initial (awal) stress sebelum dibangun embankment.
Stage construction dari kasus ini disajikan pada gambar di bawah ini dengan tipe kalkulasi
yang digunakan adalah Consolidation dan Phi/c Reduction. Besarnya faktor aman pada
stabilitas embankment di evaluasi pasca tiap tahapan penimbunan yang dilakukan selama
5 hari. Sedangkan pada phase ke-6 proses konsolidasi dilakukan hingga besarnya ekses
pore pressure minimum (tidak mencapai nol) guna mengetahui laju penurunan ekses pore
pressure terhadap waktu.
Penurunan Tanah Timbunan Tanpa Perkuatan pada Phase ke-6 : 0,85 meter.