Anda di halaman 1dari 42

JURUSAN TEKNIK SIPIL FT

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

HAND OUT
KOMPUTASI GEOTEKNIK

PENGENALAN SOFTWARE PLAXIS


SESI 1-6

REVISI OKTOBER 2011

HANGGORO TRI CAHYO A.


SESI 1 : Prinsip Tegangan Efektif dan Kuat Geser
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

A. PRINSIP TEGANGAN TOTAL, TEKANAN AIR PORI DAN TEGANGAN EFEKTIF

Katup
tertutup P
Piston
Muka air Piston
porous

Tanah
Jenuh Air Air
S=100%
Pembaca
tekanan
Pegas

(a) (b) (c)

P
P P
Katup
terbuka
Air
Air

Air
Air
Air

(d) (e) (f)

Gambar Kondisi Beban P Beban yang Beban yang


katup diterima oleh diterima oleh air
pegas
b tertutup 0 0 0
c tertutup 10 kg 0 10 kg
d terbuka 10 kg 4 kg 6 kg
e terbuka 10 kg 8 kg 2 kg
f terbuka 10 kg 10 kg 0
Beban P adalah analog dari Tegangan Total.
Beban yang dipikul pegas adalah analog dari Tegangan Efektif.
Beban yang dipikul air adalah analog dari Tekanan Air Pori.

Gambar 1. Prinsip tegangan efektif dalam mekanika tanah

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 1


Untuk memudahkan pengertian tegangan total, tekanan air pori dan tegangan efektif,
berikut akan disajikan definisi serta contoh cara perhitungannya :

Kondisi tidak
1m b = 17,16 kN/m3 jenuh

1m sat = 16,538 kN/m3


Kondisi jenuh
S=100%
A

Tegangan Total ( v)
adalah tekanan overburden yang bekerja searah gravitasi untuk suatu kedalaman z
akibat berat sendiri tanah termasuk air yang terkandung di dalam masa tanah
ditambah dengan beban yang bekerja dipermukaan tanah asli (misalnya air, timbunan
yang tak terbatas maupun timbunan yang terbatas sehingga menggunakan teori stress
distribution). Tegangan total (v) di titik A dapat dihitung dengan :
v = b x 1 + sat x 1
= 17,16 x 1 + 16,538 x 1
= 33,698 kN/m2

Tekanan Air Pori (u)


adalah tekanan air pori (pore pressure) pada kedalaman z yang mengisi rongga antar
butiran padat yang bekerja ke segala arah dengan kondisi hidrostatis. Tekanan air pori
(u) di titik A dapat dihitung dengan :
u = w x 1 = 10 x 1
= 10 kN/m2

Tegangan Efektif (
v)
Tegangan efektif (v) di titik A dapat dihitung
dengan :
v = v u
= 33,698 10
= 23,698 kN/m2

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 2


CONTOH SOAL :
Tentukan tegangan efektif (v) pada titik A untuk 3 kondisi muka air tanah (m.a.t) jika
diketahui : jenis tanah lempung kepasiran dengan sat = 20 kN/m3, b = 18 kN/m3. Berat
volume air (w) diambil 10 kN/m3. Diasumsikan tanah homogen dan tidak terjadi aliran air
(hidrostatis).

2m

2m 2m 2m

4m 4m 4m
A A A

KONDISI KONDISI KONDISI

B. PRINSIP KUAT GESER TANAH

Dalam Gambar 2. jika beban aksial kolom berlebihan, kegagalan biasanya terjadi dalam
bentuk kegagalan geser. Jadi sebenarnya kekuatan struktur tanah yang utama merupakan
fungsi kekuatan gesernya. Kuat geser tanah dalam arah yang mana saja merupakan
tegangan geser maksimum yang dapat di kerahkan ke struktur tanah dalam arah tersebut.
Pada saat nilai tegangan geser mencapai maksimum, tanah dianggap telah mengalami
kegagalan, kekuatan geser tanah telah termobilisasi seluruhnya.

Beban
kolom
Kegagalan kapasitas
dukung tanah

Tahanan
geser

Tegangan
Normal

Gambar 2. Kegagalan kapasitas dukung tanah

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 3


Kekuatan geser tanah ini tentunya hanya berasal dari struktur tanah saja, karena air pori
(u) tidak memiliki kekuatan geser. Tanah mendapatkan kekuatan gesernya berasal dari
friksi antar butiran (internal friction) dan kohesi tanah (cohesion) seperti pada persamaan
Coulomb :

= c + tan

dengan,
= kekuatan geser (kN/m2).
c = kohesi (kN/m2).
= tegangan normal efektif (kN/m2).
= sudut geser dalam ().
tan = koefisien friksi.

Tanah non-kohesif
= tan

= c + tan

Tanah kohesif
c =c


Gambar 3. Kekuatan geser tanah.

Selain itu, kekuatan geser juga dapat dinyatakan dalam tegangan utama besar (1) dan
kecil (3) pada keadaan runtuh di titik yang ditinjau. Garis yang dihasilkan oleh persamaan
Coulomb di atas seperti pada Gambar 3, pada keadaan runtuh merupakan garis singgung
terhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan keadaan tegangan dengan nilai positif untuk
tegangan tekan seperti pada Gambar 4. Koordinat singgungnya adalah :

f = (1 - 3) sin 2
f = (1 + 3) + (1 - 3) cos 2
= 45 + /2

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 4


Hubungan antara tegangan utama efektif pada keadaan runtuh dan parameter kuat geser
(c, ) merupakan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dapat dalam pers :

1 = 3 tan2 (45 + /2) + 2.c.tan (45 + /2)


Selubung
f
kegagalan
f
3 3

f


1
c 2
3 f 1

Gambar 4. Kondisi tegangan pada keadaan runtuh.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 5


C. PENGUJIAN KUAT GESER TANAH

Parameter kuat geser dapat ditentukan dari pengujian laboratorium pada benda uji yang
diambil dari lapangan (boring) . Pengujian geser yang akan dibahas dalam materi ini hanya
pengujian di laboratorium dengan uji geser langsung (direct shear test) seperti pada
Gambar 5.

Prinsipnya, setelah beban aksial diberikan ke sampel tanah, kotak geser segera diisi air
dengan muka air kira-kira rata dengan muka atas sampel tanah. Kemudian dilakukan
pergeseran dengan cepat, sehingga selama penggeseran berlangsung, air pori (u) tidak
sempat mengalir keluar. Kecepatan diambil 1.06 mm/menit. Penggeseran dilakukan
selama 6 menit, dan selama penggerseran berlangsung dicatat besarnya pergeseran
lateral dan penurunan sampel setiap 0,25 menit. Hasil pengujian kemudian di hitung dan
disajikan seperti pada Gambar 6.

Gambar 5. Alat uji geser langsung.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 6


= 37.23
c = 0 kg/cm2

Pengujian Tegangan Normal Tegangan Geser


(Kg/cm2) saat runtuh
(Kg/cm2)
1 0.25 0.17
2 0.50 0.41
3 1.00 0.75

Gambar 6. Hasil uji geser langsung untuk mendapatkan parameter geser c dan .

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 7


D. TEKANAN TANAH DIAM

Sebelum memasuki materi tekanan lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah, ada
baiknya kita mengulang pengertian tekanan air. Apa yang Anda ingat tentang tekanan air ?
Jika tekanan air itu bekerja permukaan dinding seperti pada Gambar 7, bagaimana
menghitung besar dan distribusi tekanan lateral yang diterima oleh dinding ?

Gambar 7. Tekanan air ke segala arah besarnya sama.

Sedangkan dalam tanah, perbandingan antara besaranya tekanan tanah lateral (h) dan
tekanan overburden-nya (v) dinyatakan dalam persamaan :

h = ko.v

dengan ko = koefisien tekanan tanah diam. Menurut Jacky (1944), ko = 1 sin untuk jenis
tanah granular.

v
z Garis selubung
kegagalan
h

h v

Gambar 8. Besarnya v dan h jika diplot dalam grafik kriteria kegagalan Mohr dan
Couloumb.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 8


E. TEKANAN LATERAL AKIBAT BERAT SENDIRI TANAH
E.1. TEKANAN TANAH AKTIF

Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah aktif dan
nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah ka (Koefisien
tekanan tanah aktif).
h = ka.v

Menurut Rankine, ka = tg2(45-/2).


Asumsi : Muka tanah datar dan permukaan dinding halus.

Pergeseran dinding

menyentuh selubung
akibatkan turun. kegagalan.

v z

hkritis
h v

Penyederhanaan bidang
keruntuhan

45+/2

Gambar 9. Jika besarnya v tetap dan h terus turun, maka lingkaran akan menyentuh
selubung kegagalan Mohr dan Couloumb.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 9


E.2. TEKANAN TANAH PASIF

Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah pasif dan
nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah kp (Koefisien
tekanan tanah pasif).
h = kp.v
2
Menurut Rankine, kp = tg (45+/2).
Asumsi : Muka tanah datar dan permukaan dinding halus.

Pergeseran dinding

akibatkan naik.

v z

h
menyentuh selubung
kegagalan.


h v hkritis

Penyederhanaan
bidang keruntuhan
45-/2

Gambar 10. Jika besarnya v tetap dan h terus naik, maka lingkaran akan menyentuh
selubung kegagalan Mohr dan Couloumb.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 10


F. TEKANAN TANAH LATERAL PADA KONDISI TANAH JENUH AIR

Di dalam air, untuk menghitung tekanan lateral yang bekerja pada sebuah dinding dapat
dihitung dengan h = v. Namun di dalam tanah, besarnya tekanan tanah lateral belum
tentu sama dengan tekanan overburden-nya atau h v. Perbedaan inilah yang
membuat perhitungan tekanan lateral (h) yang bekerja pada dinding untuk kondisi tanah
yang jenuh air (di bawah m.a.t) dihitung sendiri-sendiri, tekanan tanah lateralnya (h) dan
tekanan air (u) yang bekerja.

CONTOH SOAL :

Pada gambar di bawah ini, hitung besarnya tekanan tanah lateral (h) pada titik A :

v = b x 1 + sat x 1
Kondisi = 17,16 x 1 + 16,538 x 1
1m Pasir
b = 17,16 kN/m3
tidak jenuh = 33,698 kN/m2

1m Pasir u = w x 1 = 10 x 1
sat = 16,538 kN/m3 Kondisi
= 10 kN/m2
jenuh
A = 19
v = v u
= 33,698 10
= 23,698 kN/m2

ko = 1 sin

h = ko.v

---------- selesai untuk sesi ini, dilanjutkan perhitungan initial condition pada plaxis --------

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 11


SESI 2 : Perhitungan Kapasitas Dukung Tanah
Pondasi Telapak Menerus
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

Concrete
Matrial tipe : Non-porous
Failure Load unsat = 24 kN/m3
Eref = 2.107 kN/m2
(7,4.25) = 0,15
(0,4) (6,4.25) (8,4.25) (14,4)
(6,4) (8,4)

Clay
Material tipe : Drained unsat = 16 kN/m3
Eref = 5.103 kN/m2 sat = 18 kN/m3
= 0,35 kx = 0,001 m/day
cref = 5 kN/m2 ky = 0,001 m/day
= 20
(0,0) (14,0)

Hitunglah kapasitas dukung tanah pondasi telapak menerus dengan menampilkan kurva
load-displacement.

Langkah 1.
Klik menu File New, kemudian isilah menu General setting Project dan Dimensions.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 12


Langkah 2.
Menggambar model geometris dengan toolbar Geometry lines, kemudian dilanjutkan
memasukan kondisi batas dengan toolbar Standard fixities. Memasukkan pembebanan
dengan mengklik Point forces load system A pada pusat titik berat pondasi telapak
menerus.

Geometry Standard Point forces Material Generate Initial


line fixities load system A sets mesh conditions

Langkah 3.
Memasukan nilai parameter tanah lempung (clay) dan beton (concrete) dengan mengklik
toolbar Material sets. Kemudian dilanjutkan drag data set Clay dari jendela Material sets
ke area lapisan tanah yang diikuti oleh perubahan warna pada model geometri. Kemudian
dilanjutkan juga untuk material concrete.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 13


Langkah 4.
Sebelum langkah pembuatan mesh (finite element model), pastikan bahwa permodelan
yang dibuat telah benar.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 14


Langkah 5.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan mesh (finite element model), dengan mengkilik
toolbar Generate mesh kemudian klik Update. Untuk mengatur besar kecilnya mesh dapat
mengklik menu Mesh-Global coarseness kemudian pilih fine dan ulangi mengkilik toolbar
Generate mesh kemudian klik Update.

Langkah 6.
Sebelum melanjutkan ke perhitungan, intial ground water dan intial effective stress state
harus ditentukan besarnya dengan mengklik toolbar Initial conditions. Langkah selanjutnya
menginput kedalaman m.a.t dengan Phreatic level dengan menggambar titik-titik
ketinggian dengan klik kiri kemudian jika telah selesai klik kanan. Kemudian klik General
water pressures (lingkaran hijau), hingga muncul jendela Water pressure generation, pilih
Phreatic level kemudian klik OK.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 15


Kemudian klik toolbar lingkaran hijau tua (initial stresses and geometry configuration), klik
toolbar General initial stress sehingga muncul jendela K0-procedure untuk tiap lapisan
cluster yang ada.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 16


Kemudian klik OK dan jika jendela initial soil stresses muncul klik Update.

Langkah 7.
Langkah perhitungan dapat dimulai dengan klik toolbar Calculate. Dalam perhitungan ini
ada 3 tahapan yakni : tahap konstruksi, tahap pembebanan aksial -50 kN dan tahap
pembebanan hingga mencapai keruntuhan (misalnya 5 x beban yang terjadi).

Calculation type : Plastic calculation


Tahap 1 : Constr Footing Loading input : Staged construction
Klik Define untuk mengaktifikan pondasi
Calculation type : Plastic calculation
Tahap 2 : Load 1x Loading input : Staged construction
Klik Define untuk mengaktifikan beban P= -50kN
Calculation type : Plastic calculation
Tahap 3 : Load 5x Loading input : Total multipliers
Input values ; total multipliers -MloadA = 5

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 17


Kemudian klik Select point for curve untuk mendapatkan kurva load-displacement pada titik
yang ditinjau paling kritis (mis. pusat titik berat di dasar pondasi) kemudian klik update.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 18


kemudian klik Calculate untuk perhitungan, jika pada tahap ke 3 kondisi runtuh tidak
mencapai 5 x loading -50 kN maka perlu penurunan dengan melihat nilai Reached value
pada tabsheet Multipliers.

Langkah 8.
Melihat hasil tiap tahap dengan mengklik Output

Pada tahap ke-2 pembebanan P = -50kN :

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 19


b

q = .Df
Df

Pembebanan pondasi dan bentuk bidang geser yang terjadi.

Pada tahap ke-3 pembebanan hingga runtuh :

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 20


Langkah 9.
Menampilkan kurva load-displacement dengan toolbars Curve, kemudian pilih New chart
klik OK. Panggil file yang baru dibuat untuk proyek ini, kemudian pilih X-axis adalah
Displacemet dan Y-axis adalah Multiplier pada titik A yang ditinjau pada langkah no.7.
Pilih tipe yang ditampilkan adalah sum-Mload A, kemudian klik OK.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 21


Langkah 10.
Input beban pada pondasi adalah -50 kN, sehingga besarnya beban yang dapat dipikul
pada saat mencapai keruntuhan adalah -MloadA =4,5, Pultimate = 4,5 x -50 kN = -225 kN.
Besarnya kapasitas dukung tanah ultimate :

qult = Pultimate / B + concrete.th


= 225/2 + 24.0,25 = 118 kN/m2.
Faktor aman (SF) = 3
qall = qult / SF
= 118 / 3 = 39,33 kN/m2

Kapasitas dukung ultimit di bawah pondasi pelat menerus dapat dinyatakan dengan
persamaan Terzaghi (1943),

q = .Df
Df

qult = c Nc + q Nq + b N
, c, nilainya diambil di bawah pondasi.
dengan,
q = .Df
nilanya diambil di atas elevasi pondasi.

Untuk = 20 maka nilai Nc =17,69 ; Nq =7,44 ; N =4,97 karena Df = 0, rumus menjadi :

qult = c Nc + b N
= 5 x 17,69 + x 2 x (18-10) 4,97
= 128,21 kN/m2
Faktor aman (SF) = 3
qall = qult / SF
= 128,21 / 3 = 42,73 kN/m2

--------------- selesai untuk sesi ini -------------

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 22


SESI 3 : Perbandingan Kapasitas Dukung Tanah Pondasi
Telapak Menerus untuk Kondisi Drain dan Undrain.
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

Studi kasus pada Sesi 2 adalah untuk kondisi material type adalah drained, jika kondisi
material type adalah undrained bagaimana pengaruh terhadap kapasitas dukung
tanahnya?

Langkah 1.
Buka file pada Sesi 1, kemudian ubahlah material type menjadi undrained, kemudian
langsung menuju ke toolbar Initial condition untuk mempertahankan bentuk mesh yang
ada. Kemudian langsung klik Calculate, pada jendela Plaxis Calculation klik Calculate ..

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 23


Langkah 2.
Hasil perhitungan Plaxis menunjukkan bahwa dalam analisis undrain, beban hanya
didukung sepenuhnya oleh air, meskipun tanah lempung kaku namun tidak memiliki
kekuatan geser tanah. Pada analisis drain, beban sepenuhnya didukung oleh tanah.

Concrete
Matrial tipe : Non-porous
Failure Load unsat = 24 kN/m3
Eref = 2.107 kN/m2
(7,4.25) = 0,15
(0,4) (6,4.25) (8,4.25) (14,4)
(6,4) (8,4)

Clay
Material tipe : Undrained unsat = 16 kN/m3
Eref = 5.103 kN/m2 sat = 18 kN/m3
= 0,35 kx = 0,001 m/day
cref = 5 kN/m2 ky = 0,001 m/day
= 20
(0,0) (14,0)

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 24


Input beban pada pondasi adalah -50 kN, sehingga besarnya beban yang dapat dipikul
pada saat mencapai keruntuhan adalah -MloadA =1,4 (kurva 2), Pultimate = 1,4 x -50 kN =
-70 kN. Besarnya kapasitas dukung tanah ultimate :

qult = Pultimate / B + concrete.th


= 70/2 + 24.0,25 = 41 kN/m2.

Faktor aman (SF) = 3

qall = qult / SF
= 41/ 3 = 13,66 kN/m2

--------------- selesai untuk sesi ini -------------

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 25


SESI 4 : Penentuan Kedalaman Sheet pile Penahan Tanah
pada Galian Lempung Lunak
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

TAHAP 1 : PEMASANGAN SHEET PILE

(0,30) (10,30) (40,30)

(0,28) TAHAP 2 : PENGGALIAN 2 m (10,28) Clay - MC


Material tipe : Drained
TAHAP 3 : DEWATERING Eref = 6,35.103 kN/m2
(0,26) DAN PENGGALIAN 2 m (10,26)
= 0,35
cref = 25,4 kN/m2
= 1
Rinter = 0,5
unsat = 12 kN/m3
(10,15) sat = 16 kN/m3
kx = 0,001 m/day
ky = 0,001 m/day
(0,0) (40,0)

DATA PENAMPANG SHEET PILE

Mutu Baja = BJ-37


Tegangan ijin baja () = 1,6.105 kN/m2
Modulus penampang (W) = 2,06.10-3 kN3/m
Modulus elastisitas (E) = 2,06.108 kN/m2
Momen inersia (I) = 3.10-4 m4/m
Luas penampang (A) =1,99.10-2 m2/m

Angka poison () = 0,3


EA = 4,0994.106 kN/m
EI = 6,1800.104 kN.m2/m
Berat (w) = 1,532 kN/m/m

Periksalah apakah kedalaman dan dimensi sheetpile telah mencukupi untuk menahan
galian pondasi basement sedalam 4 meter jika kedalaman m.a.t pada elevasi -2.00 m.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 26


PERHATIAN PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAHAP 3 :
DEWATERING DAN PENGGALIAN 2 m

Langkah dalam proses calculation pada tahap 3 adalah dengan mengatur stage
construction dengan mengklik define. Pada proses generate water pressure aturlah
ketinggian m.a.t seperti pada gambar untuk memodelkan proses dewatering, dan
kemudian pasanglah close flow boundary pada sisi bawah dan kiri pada gambar.

close flow boundary

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 27


Kemudian klik generate water pressure, pilihlah groundwater calculation (steady state)
untuk menggambarkan arah aliran air di sekitar sheetpile yang diasumsikan impermiable.

Flow field

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 28


Untuk menanpilkan gambar groundwater head, klik menu stresses- groundwater head.

Groundwater head

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 29


SESI 5 : Analisis Stabilitas Lereng dengan Teknik Reduksi
Kekuatan Geser - Metode Elemen Hingga
(SSR-FEM)
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

A. METODE LIMIT-EQUILIBRIUM METHODS

Metode ORDINARY METHOD OF SLICE (OMS) termasuk cara yang praktis dan
fleksibel untuk perhitungan analisa kestabilan lereng (per meter tegak lurus bidang
gambar). Lereng dibagi menjadi beberapa irisan (slice) dengan arah vertikal, kemudian
tentukan posisi bidang longsornya yang berupa garis lengkung dengan jari-jari r. Pada
Gambar 1, untuk tiap-tiap irisannya, gaya yang melongsorkan lereng adalah w.sin.
Sedangkan yang menahan adalah kohesi tanah (c) ditambah dengan gesekan
(w.cos.tg) yang terjadi pada bidang longsornya.

Faktor aman (FS) = c.L + (w.cos. tg)


(w.sin)
dengan,
w = berat per irisan (ton)
= . Luas area irisan
= sudut geser dalam ()
c = kohesi tanah (ton/m2)
= berat volume tanah (ton/m3) r

Tanah c-
w
w.cos

w.sin


Bidang longsor
Gaya
penahan
Gambar 1. Resultan gaya yang bekerja untuk tiap-tiap irisannya

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 30


CONTOH SOAL :
Hitunglah faktor aman suatu galian basement sedalam 6 m dengan perbandingan
kemiringan lereng 1:1. Hasil penyelidikan tanah lempung E=4000 kN/m2 , =0,3, = 10,
c = 20 kN/m2, b=17,6 kN/m3, sat=18 kN/m3 dan muka air tanah sedalam 30 meter dari
muka tanah asli.

Dari berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi, dicari nilai FS-nya. Nilai FS
terkecil yang dihasilkan merupakan nilai FS minimumnya. Untuk mendapatkan nilai FS
minimumnya dalam waktu yang singkat, praktisi biasanya menggunakan software
SOLPE/W dari GEO-SLOPE International Ltd. Jumlah irisan adalah 30 irisan, dengan FS
minimum adalah 1,491 seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 31


B. ANALISIS STABILITAS LERENG METODE SSR-FEM

Metode Analisis stabilitas lereng yang digunakan pada pelatihan ini adalah teknik
reduksi kekuatan geser metode elemen hingga (SSR-FEM). Kelebihan menggunakan
metode ini menurut Griffiths et al (1999) adalah :

1. Asumsi dalam penentuan posisi bidang longsor tidak dibutuhkan, bidang ini akan
terbentuk secara alamiah pada zona dimana kekuatan geser tanah tidak mampu
menahan tegangan geser yang terjadi.
2. Metode ini mampu memantau perkembangan progressive failure termasuk overall
shear failure.

Berdasarkan persamaan tegangan geser tanah () Mohr-Coulomb (1776), kekuatan


geser tanah yang tersedia atau yang dapat dikerahkan oleh tanah adalah :

= c + ( - u).tan

Dalam metode ini, parameter kekuatan geser tanah yang tersedia berturut-turut
direduksi secara otomatis hingga kelongsoran terjadi. Sehingga faktor aman (SF) stabilitas
lereng menjadi :

Msf= tan input / tan reduksi


= cinput /creduksi

SF = Kekuatan geser yang tersedia


Kekuatan geser saat runtuh
= Nilai Msf pada saat kelongsoran.

dengan,
cinput = kohesi tanah
input = sudut geser dalam tanah
creduksi = kohesi tanah tereduksi
reduksi = sudut geser dalam tereduksi

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 32


Langkah 1.
Buatlah permodelan seperti pada Gambar 3 dengan data tanah seperti pada contoh soal.
Kemudian teruskan langkah hingga menu calculation.

Gambar 3. Permodelan lereng galian basement

Langkah 2.
Pada menu calculation, isian menu calculation type adalah teknik reduksi kekuatan geser
metode elemen hingga (SSR-FEM) seperti pada Gambar 4.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 33


Gambar 4. Isian menu pada Calculations.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 34


Langkah 3.
Untuk mengetahui nilai SF gunakan menu Curves dengan hasil nilai SF=1,440.seperti
pada Gambar 5

Gambar 5. Nilai SF stabilitas lereng

Langkah 4.
Untuk mengetahui bidang longsor dapat dilihat pada Total Incremental Displacement dan
Shear Strain Incremental seperti pada Gambar 6.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 35


Gambar 6. Letak bidang longsor lereng

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths D.V, Lane P.A, 1999, Slope Stability Analysis by Finite Elements, Geotechnique,
Vol 49 No.3.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 36


SESI 6 : Proses Penimbunan dan Faktor Aman
Stabilitas Timbunan Tanah di atas Lempung Lunak
Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES

Embankment setinggi 3,00 meter yang berdiri di atas tanah lunak tanpa upaya perkuatan
akan dievaluasi dengan FEM menggunakan software plaxis. Permodelan embankment
disajikan pada gambar di bawah ini dengan asumsi aliran air ekses pore pressure hanya
melalui 1 arah (vertikal ke atas). Penimbunan dilakukan dalam 3 tahap dimana tiap tahap
hanya dilakukan penimbunam setinggi 1,00 meter selama kurang lebih 5 hari. Jeda waktu
yang diberikan sebelum ke proses penimbunan selanjutnya adalah 200 hari.

Parameter Clay : Parameter Timbunan :


Model soil MC Undrained Model soil MC Drained
-4 -3
Kx=ky= 4.10 m/day Kx=ky= 10 m/day
3 3
unsat = 14 kN/m unsat = 16 kN/m
3 3
sat = 16 kN/m sat = 18 kN/m
2 2
c = 10 kN/m c = 39 kN/m
= 5 = 25
2 2
E=1000 kN/m E=14000 kN/m
= 0,3 = 0,3
(24,33) (37,33)
(0,30) m.a.t (19,30) timbunan (42,30) (60,30)

Tanah Lempung lunak

(0,0) (60,0)
Tanah Keras

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 37


Pada Kondisi Initial Condition

Pada generate water pressure, langkah untuk memodelkan arah aliran ekses pore
pressure maka diperlukan closed consolidation boundary pada lapisan tanah keras
yang dianggap kedap dan aliran arah horisontal.

Sedangkan pada generate initial stress, tanah timbunan dihilangkan untuk mendapatkan
kondisi initial (awal) stress sebelum dibangun embankment.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 38


Pada Langkah Calculation

Stage construction dari kasus ini disajikan pada gambar di bawah ini dengan tipe kalkulasi
yang digunakan adalah Consolidation dan Phi/c Reduction. Besarnya faktor aman pada
stabilitas embankment di evaluasi pasca tiap tahapan penimbunan yang dilakukan selama
5 hari. Sedangkan pada phase ke-6 proses konsolidasi dilakukan hingga besarnya ekses
pore pressure minimum (tidak mencapai nol) guna mengetahui laju penurunan ekses pore
pressure terhadap waktu.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 39


Proses penimbunan dan ekses pore pressure yang ditimbulkan

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 40


Faktor Aman Stabilitas Embankment Tiap Tahapan Penimbunan

Penurunan Tanah Timbunan Tanpa Perkuatan pada Phase ke-6 : 0,85 meter.

Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 41

Anda mungkin juga menyukai