Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Komunikasi dengan sesama makhluk hidup adalah hala yang sangat diperlukan untuk
menjalin hubungan yang harmonis. Hal ini sejalan dengan manusia sebagai makhluk
sosial yang harus berkontak dengan yang lain untuk bisa bertahan hidup. Komunikasi
sebagai alat dalam penyampaian maksud. Komunikasi juga sebagai alat memperlancar
kegiatan seperti berdagang, bekerja dll.
Komunikasi adalah hal yang mutlak dalam bersosial. Namun terkadang dalam
komunikasi itu muncul ungkapan-ungkapan yang berisi tentang pertanyaan. Ternyata
tidak hanya di dalam komunikasi sehari-hari saja terdapat ungkapan-ungkapan ini, di
dalam al-Quranpun terdapat kata-kata seperti itu. Kata atau ungkapan itu lebih di kenal
dengan sebutan lafadz istifham. Lafadz istifham ini tidak hanya mempunyai satu makna
tetapi berbeda-beda, begitu pula dengan macam-macamnya.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Istifham
Istifham berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata istafhama yang berarti istaudhaha.
Akar katanya adalah fahima yang berarti faham, mengerti, jelas. Akar kata ini mendapat
tambahan alif, sin, dan ta di awal kata yang salah satu fungsinya adalah untuk
meminta. Dengan demikian ia berarti permintaan penjelasan (thalabul fahmi).

Adapun pengertian istifham secara istilah adalah sebagai berikut; Al Zarkasi dalam
bukunya Al Burhan fi Ulumil Quran menjelaskan bahwa istifham ialah mencari
pemahaman tentang suatu hal yang tidak diketahui.

Dalam Al Mujam Al Mufashshal disebutkan bahwa istifham ialah mencari pemahaman


tentang hakekat, nama, jumlah serta sifat dari suatu hal. Dalam kitab Al Balaghatul
Wadhihah istifham didefinisikan : mencari pengetahuan tentang segala sesuatu yang
sebelumnya tidak diketahui.

Istifham dengan berbagai maknanya, memiliki satu maksud pokok yaitu mencari
pemahaman tentang suatu hal, seperti diungkapkan pengarang kitab Al Itqan fi Ulumil
Quran.[1]
1. Adawatul Istifham
Kata tanya atau Adawatul Istifham ini dalam pembagiannya dibagi menjadi
2.[2] Pertama, huruf Istifham yaitu berupa hamzah dan hal yang kedua-
duanya mempunyai arti apakah. Kedua, yaitu isim istifham dimana adawatul istifham ini
terdiri dari selain yang telah disebutkan. Isim istifham ini terdiri
dari ma (apa), man (siapa), kaifa (bagaimana), mata (kapan), ayyana (bilamana), anna(
dari mana), kam (berapa), aina (dimana), dan ayyu (apa,siapa).
Yang pertama adalah huruf istifham, ini ada dua.

Huruf hamzah (apakah)


Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan tentang hal apa atau siapa yang
jawabannya memerlukan ya atau tidak. Misalnya :








Artinya: Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah
yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan
selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa
yang bukan hakku.(QS. 5 : 116)

Lafadz hal (apakah)


Aawatul istifham ini dipakai untuk konfirmasi yang hanya memerlukan jawaban ya atau
tidak. Misalnya :





Artinya: Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. (QS. 76 : 1)

No 3 dan selanjutnya ini adalah isim Istifham

Lafadz ma (apa)
Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Misalnya :




Artinya: Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?. Mereka
menjawab, Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang me-laksanakan salat. (QS.
74 : 42-43)

Lafadz man (siapa)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan tentang mahkluk yang berakal.
Misalnya :







Artinya: Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah
melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 2 : 245)

Lafadz mata (kapan)


Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan waktu, waktu ini bisa lampau atau yang
akan datang. Misalnya :






Artinya: Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu.
Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan),
sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah
datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. 2:
214)

Lafadz ayyana (bilamana)


Adawatul istifham ini dipakai untuk menanyakan sesuatu berkenaan dengan waktu
mendatang. Misalnya :


Dia bertanya, Kapankah hari Kiamat itu? (QS. 75 : 6)

Lafadz kaifa (bagaimana)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan keadaan sesuatu. Misalnya :




Artinya: Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah
kamu?. (QS. 3 : 101)

Lafadz anna (dari mana)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan asal-usul. Misalnya :




Artinya: Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak,
padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai
usia yang sangat tua?. (QS. 19 : 8 )

Lafadz kam (berapa)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan jumlah atau bilangan. Misalnya :














Artinya: Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya)
telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, Bagaimana Allah
menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur? Lalu Allah mematikannya (orang
itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali.
Dan (Allah) bertanya, Berapa lama engkau tinggal (di sini)? Dia (orang itu) menjawab,
Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari. Allah berfirman, Tidak! Engkau telah
tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi
lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau
tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana
Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging. Maka
ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu.. (QS. 2 : 259).

Lafadz aina (dimana)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan tempat. Misalnya :


maka ke manakah kamu akan pergi?. (QS. 81 : 26).

Lafadz ayyu (apa,siapa)


Adawatul Istifham ini dipakai untuk menanyakan apa atau siapa. Misalnya :


..
Artinya: Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari
malapetaka), jika kamu mengetahui?(QS. 6 : 81 ).

1. Makna Istifham
Lafadz istifham itu mempunyai berbagai makna, sebagaimana telah di contohkan di
atas. Di antara para ahli berpendapat bahwa istifham yang terapat dalam Al-Quran
memberikan bahwa mukhatab (lawan bicara) sesungguhnya mengetahui apa yang di
tetapkan dan apa yang di nafikan, seperti dalam QS. 4 : 87 dan QS. 76 : 1.





Artinya : Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada
hari Kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya)
daripada Allah?





Artinya: Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Ayat-ayat diatas adalah sebuah pertanyaan yang tujuannya adalah mengingatkan
makhlukNya tentang apa yang telah mereka ketahui.[3]
Terkadang istifham sendiri keluar dari polanya sendiri dan mengandung dua makna
sekaligu, Yakni inkar dan taqrir. Seperti dalam Surat Al-Anam : 81







Artinya: Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah),
padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan
kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih
berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?

Di sisi yang lain orang-orang kafir tidak berhak mendapat jaminan keamanan, dan disisi
lain orang-orang yang beriman berhak mendapat jaminan keamanan.[4]
Dari sedikit penjelasan di atas tentang istifham, kita mengetahui bahwa Istifham atau
kata tanya ini tidak selalu perlu untuk di jawab. Adakalanya kata tanya itu sebagai
bentuk pengingat dari Alloh swt kepaa makhluknya yang lalai.

1. Pembagian istifham
Pembagian istifham secara umum dibagi dua yaitu istifham yang bermakna khabar dan
istifham bermakna insya[5]
Istifham bermakna al-khabar, ada dua
1. Istifham al-inkari yaitu :
apabila ada huruf nafyi yang jatuh setelah huruf istiham. contohnya QS. Al-
Ahqaf: 35

Terjemahannya: Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali orang-orang fasik

atau diatafkan dengan kalimat yang dinafikan, contoh QS. Al-Rum: 29

Terjemahan: Maka siapakah yang member petunjuk terhadaporang-orang yang telah


disesatkan oleh Allah, dan tidak ada seseorangpun yang menjadi penolong buat
mereka

2. Istifham al-taqriri: yaitu suatu pernyataan yang membawa seseorang kepada suatu
kepastian.[6]contoh, QS. Al-Fajr: 5

Terjemahan: Adakah pada demikian itu terdapat sumpah bagi orang-orang berakal
Ada beberapa macam istifham al-taqriri[7]
1. Sekedar penguat atau penetapan

2. Ungkapan kepastian yang mengandung kesombongan. Contoh QS. Al-Zukhruf,


51

Terjemahannya: Firaun berseru kepada kaumnya dan berkata: wahai kaumku


bukankah aku yang memiliki kerajaan mesir, dan sungai-sungai yang mengalir
dibawahku, apakah kamu tidakmelihat

3. Mengandung celaan. contoh, QS: al-Nasa: 97

Terjemahan: Mereka berkata bukankah bumi allah itu luas maka berhijralah

4. Mengandung Itab (teguran). Contohnya, QS. Al-hadid, 16

Terjemahannya: Belum tibakah waktunya orang-orang beriman untuk secara khusyu


mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diturunkan kepada mereka

5. Al-Tabkit (celaan). Contoh. QS Al-Maidah, 116

Allah berkata wahai Isa bin Maryam apakah kamu berkata kepada manusia jadikan
saya dan ibuku tuhan selain Allah

6. Al-Taswiyah yaitu ayat yang dimulai dengan lafaz , contoh,QS: Yasin, 10

Terjemahan: Sama saja buat mereka apakah kamau memberikan peringatan atau tidak
meraka tidak akan beriman.
7. Al-Tazim (pengagungan), contoh. QS. Al-Baqarah, 255

Terjemahan: Siapakah yang bias membeikan syafaat disisnya tanpa izin Allah

8. Al-Tahwil (mengintimidasi, menakut-nakuti), contoh, QS: Al-Haqqah, 1-3

, ,

Terjemahan: Hari kiamat ,apakah hari kiamat itu, tahukah kamu apakah hari kiamat itu

9. Al-Tashil dan Takhfif (memudahkan,meringankan). contoh, QS. Al-Nisa, 39

Terjemahan: Dan kenapa bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah swt
dan hari kemudian dan menginfakkan sebagian rezki yang telah diberikan Allah
kepadanya

2. Istifham bermakna al-Insya, ada beberapa macam:

a. Al-Amr bermakna perintah, contoh QS. Al-Nur, 22

Terjemahan: Apakah kamu tidak suka Allah mengampuni kamu

b. Al-Nahy bermakna larangan

Contoh, QS. Al-Infitar: 6

Terjemahannya: Wahai manusia apakah yang telah memperdaya kamu (sehingga


berbuat durhaka) terhadap tuhanmu yang mulia

c. Al-tahzr (peringatan)
Contoh, QS. Al- Mursalat,16

Terjemahannya: Bukankah kami telah membinasakan orang-orang terdahulu

d. Al-Tazkir (pengingat)

Contoh, QS. Yusuf, 89

Terjemahannya: Tusuf berkata: Tahukah kamu apa yang telah kamu perbuat terhadap
Yusuf dan saudaranya, karena kamu tidak menyadari akibat dari perbuatanmu

e. Al-Tanbih

Contoh,QS. Al-Fil: 1

Terjemahannya: Tidakkah engkau perhatikan bagaiman Allah membinasakan pasukan


bergajah

f. Al-Targib

Contoh,QS. Al-Saf: 10

Terjemahannya: Wahai orang-orang beriman maukah kamu saya tunjukkan sesuatu


perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih

g. Al-Tamanni (pengharapan)

Contoh, QS. Al-Aaraf:53

Terjemahannya: Maka apakah ada pemberi syafaat bagi kami yang akan memberi
pertolongan kepada kami
h. Al-Istibta

Contoh, QS. Al-Baqarah: 214

Terjemahannya: Rasul beserta orang orang beriman yang bersamanya bertanya kapan
datang pertolongan Allah, ketahuilah bahwa pertolongan Allah sudah dekat.

PENUTUP

Kata tanya atau dalam bahasa arab disebut Istifham merupakan ulumul Quran
yang sangat menarik untuk di kaji. Di dalam istifham ini terdapat bermacam-macam
kalimah dan tentunya berbeda-beda pula maknanya. Istifham dalam keberadaannya
dalam al-Quran adalah sebagai pengingat bagi mereka orang-orang yang lalai atas
perintahNya.

Namun kadang-kadang lafadz istifham ini keluar dari polanya yang biasa. Istifham
sendiri adalah kata tanya yang tidak selalu harus di jawab. Ada pula istifham yang
keberadaannya hanya untuk pengingat berita.

DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad. Al Quran dan Ulumul Quran, (Yogyakarta:PT. Dana Bhakti Prima
Yasa) 1998

Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Quran

http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/06/al-ziyadah-dalam-al-al-quran.html.
Istifham dalam Al-Quran, diposkan pada hari Minggu, 26 Juni 2011

Anda mungkin juga menyukai