Anda di halaman 1dari 57

URGENSI ILMU

PENGETAHUAN DALAM
ISLAM
Supriyadi
OUTLINE
• Kedudukan akal, indera dan wahyu
• Karakteristik dan klasifikasi ilmu
• Kewajiban menuntut ilmu
• Falsafah dasar iqra’

2
KEDUDUKAN AKAL, INDERA &
WAHYU
• Akal dan indera adalah piranti paling
akbar dalam membantu manusia
memakmurkan bumi ini dan dalam
melaksanakan tugas khilafah di atasnya.
• Wahyu ilahi (al-wahy al-ilàhy) adalah
sumber yang lebih tinggi dari keduanya
(meluruskan dua sumber tadi jika
keduanya menyimpang dari kebenaran
atau tersesat jalan.

3
• Kata akal (‘aql) dalam Alquran disebutkan
berulang sebanyak 49 kali. Kata kerja ta’qilun
terulang sebanyak 24 kali dan kata kerja ya’qilun
sebanyak 22 kali. Sedangkan kata kerja ‘aqala,
na’qilu, dan ya’qilu masing-masing satu kali
(Qardhawi, 2001).
• Dalam redaksi Alqur’an penyebutan afala ta’qilun
adalah menggunakan bentuk istifham inkari
‘pertanyaan negatif’ yang bertujuan memberikan
dorongan dan membangkitkan semangat. Kata
tersebut terulang 13 kali dalam Alqur’an.

4
َ َ‫ون ْال ِكت‬
َ ُ‫اب َأفَال تَ ْع ِقل‬
)٤٤( ‫ون‬ َ ‫• َأتَْأ ُم ُر‬
َ ُ‫ون النَّ َاس اِب لِْرِب ِّ َوتَن ْ َس ْو َن َأنْ ُف َسمُك ْ َوَأنْمُت ْ تَ ْتل‬
“Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebajikan, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri,
padahal kamu membaca al-kitab (Taurat)?
Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS Al-
Baqarah, 2: 44).
• Catt: Ayat di atas adalah firman Allah SWT
kepada bani Israel sekaligus kecaman
kepada mereka.

5
• Terminologi ta’qilun berulang dalam
Alqur’an beberapa kali dan
berkaitan dengan aya-ayat yang
Allah jelaskan serta harus
dipikirkan, baik ayat yang tertulis
maupun ayat yang tidak tertulis tapi
dapat dilihat.

6
َ ‫• َك َذكِل َ يُ َبنِّي ُ اهَّلل ُ ل اَي ته ل َعل تَ ْعقل‬
)٢٤٢( ‫ون‬ُ ِ ْ ‫مُك‬َّ َ ِ ِ ‫آ‬ ْ ‫مُك‬َ
“Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-
hukum-Nya) supaya kamu
memahaminya” (QS Al-Baqarah:
242).

7
ِ‫الآيَات‬ُ‫لَكُم‬‫بَيَّنَّا‬ْ‫ قَد‬
١١٨َ‫تَعْقِلُون‬ْ‫كُنْتُم‬ْ‫إِن‬
“ . . . sungguh telah Kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya”
(QS Ali Imran: 118).

8
َ ‫•قَ ْد بَيَّنَّا ل ا اَي ت ل َعل تَ ْعقل‬
)١٧( ‫ون‬ُ ِ ْ ‫مُك‬َّ َ ِ ‫آل‬ ُ ‫مُك‬َ
“ . . . sesungguhnya Kami telah
menjelaskan kepadamu tanda-tanda
kebesaran (Kami) supaya kamu
memikirkannya” (QS Al-Hadid, 57:
17).

9
• Redaksi yang positif dari term
ya’qilun datang dalam rangka
merenungkan ayat-ayat kauniyah
yang terpampang dalam galaksi,
benda mati, tumbuhan, hewan, dan
manusia. Seperti dalam firman Allah
SWT,

10
‫الف الل َّ ْي ِل َوالهَّن َ ِار َوالْ ُفكْل ِ الَّيِت جَت ْ ِري يِف الْ َب ْح ِر ِب َما ي َ ْن َف ُع النَّ َاس َو َما‬
ِ ‫الس َم َاو ِات َواأل ْر ِض َوا ْخ ِت‬ َّ ‫• ِإ َّن يِف َخلْ ِق‬
‫الس َح ِاب‬َّ ‫الس َما ِء ِم ْن َما ٍء فََأ ْح َيا ِب ِه األ ْر َض ب َ ْعدَ َم ْوهِت َا َوب َ َّث ِفهيَا ِم ْن ِلُك ِّ دَاب َّ ٍة َوتَرْص ِ ِيف ِّالِراَي حِ َو‬ َّ ‫َأنْ َز َل اهَّلل ُ ِم َن‬
)١٦٤( ‫ون‬ َّ َ ‫الْ ُم َس َّخ ِر بَنْي‬
َ ُ‫الس َما ِء َواأل ْر ِض آلاَي ٍت ِلقَ ْو ٍم ي َ ْع ِقل‬
• “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan” (QS Al-Baqarah, 2: 164).

11
‫الس َما ِء َم ًاء فَ ُيحْيِي ِب ِه األ ْر َض ب َ ْعدَ َم ْوهِت َا َّن يِف‬
َّ ‫• َو ِم ْن آاَي تِ ِه ُي ِريمُك ُ الْرَب ْ َق خ َْوفًا َو َط َم ًعا َويُِزَن ِّ ُل ِم َن‬
‫ِإ‬ )٢٤( ‫ون‬ َ ُ‫َذكِل َ آلاَي ٍت ِل َق ْو ٍم ي َ ْع ِقل‬
• “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya,
Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang mempergunakan
akalnya” (QS Ar-Rum, 30: 24).

12
ِ ‫• َوا ْخ ِت‬
‫الف الل َّ ْي ِل َوالهَّن َ ِار َو َما َأ ْن َز َل اهَّلل ُ ِم َن ال َّس َما ِء ِم ْن ِر ْز ٍق فََأ ْح َيا ِب ِه األ ْر َض‬
)٥( ‫ون‬ َ ُ‫ب َ ْعدَ َم ْوهِت َا َوتَرْص ِ ِيف ِّالِراَي حِ آاَي ٌت ِل َق ْو ٍم ي َ ْع ِقل‬
• “Dan pada pergantian malam dan siang
dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air
hujan itu bumi sesudah matinya; dan
pada perkisaran angin terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal” (QS Al-Jaatsiyah, 45: 5).
13
ُ ‫ات ِم ْن َأ ْعنَ ٍاب َو َز ْر ٌع َوخَن ِ ي ٌل ِص ْن َو ٌان َوغَرْي‬ ٌ ‫• َويِف األ ْر ِض ِق َط ٌع ُمتَ َج ِاو َر‬
ٌ َّ ‫ات َو َجن‬
‫ِص ْن َو ٍان ي ُْس َقى ِب َما ٍء َوا ِح ٍد َون ُ َف ِِّض ُل ب َ ْعضَ هَا عَىَل ب َ ْع ٍض يِف األلُك ِ َّن يِف َذكِل َ آلاَي ٍت‬
‫ِإ‬ )٤( ‫ون‬ َ ُ‫ِل َق ْو ٍم ي َ ْع ِقل‬
• “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian
yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS
Ar-Ra’d, 13: 4).

14
‫• َو َّن لَمُك ْ يِف األنْ َعا ِم لَ ِعرْب َ ًة ن ُ ْس ِقيمُك ْ ِم َّما يِف بُ ُطو ِن ِه ِم ْن بَنْي ِ فَ ْر ٍث َو َد ٍم ل َ َبنًا خَا ِل ًصا َسائِغًا‬
‫ون ِم ْن ُه َس َك ًرا َو ِر ْزقًا َح َسنًا َّن يِف‬ َ ‫يل َواأل ْعنَ ِاب تَتَّ ِخ ُذ‬ ِ ‫ َ)و ِم ْن ثَ َم َر ِات النَّ ِخ‬٦٦( ‫ِل ِإ َّلش ِارب َِني‬
‫ِإ‬ )٦٧( ‫ون‬ َ ُ‫َذكِل َ آلي َ ًة ِل َق ْو ٍم ي َ ْع ِقل‬
• ”Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu
minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang
mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat
minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik.
Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan” (QS An-Nahl, 16: 66 – 67).

15
• Allah SWT memberikan penghargaan kepada
ulul-albab dan kaum cendekiawan, atau kaum
intelektual.
• Allah memuji mereka dalam banyak ayat pada
surat-surat Makiyah dan Madaniyah.
• Term ulul-albab atau ulil-albab terulang di
dalam Alqur’an sebanyak 16 kali.
• Sembilan di antaranya terapat dalam Alqur’an
Maki dan tujuh lainnya dalam Alqur’an Madani.
• Di antara delapan yang Madaniyah, empat di
antaranya dengan redaksi memanggil.

16
ْ ‫• َولَمُك ْ يِف الْ ِق َص ِاص َحيَا ٌة اَي ُأويِل األلْ َب ِاب لَ َعلَّمُك‬
)١٧٩( ‫ون‬ َ ‫تَتَّ ُق‬
• ”Dan dalam qishash itu ada (jaminan
kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya
kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah, 2:
179).
17
• Secara lahir qishash adalah membunuh jiwa
seseorang. Tapi, mengapa dalam Alqur’an
qishash dikatakan sebagai kehidupan?
• Inilah yang dapat dipikirkan oleh ulul-albab,
satu jiwa dibunuh dengan qishash sehingga
dengannya masyarakat terpelihara hidupnya.
• Karena, dengan qishash tersebut akan
membuat orang takut melakukan kejahatan
pembunuhan, juga untuk menenteramkan hati
keluarga yang menjadi korban pembunuhan.

18
ِ ‫• َوتَ َز َّودُوا فَ َّن َخرْي َ َّالزا ِد التَّ ْق َوى َوات َّ ُق‬
‫ون اَي ُأويِل‬
‫ِإ‬
)١٩٧( ‫األلْ َب ِاب‬
• “Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku Hai orang-
orang yang berakal” (QS Al-Baqarah,
2: 197).
19
• Perbekalan yang biasa dikenal orang
adalah makanan dan minuman,
kemudian mengapa dalam ayat
tersebut dikatakan bahwa perbekalan
adalah takwa dan adalah sebaik-baik
perbekalan?
• Inilah yang dipikirkan oleh kaum ulul-
albab yang dipanggil untuk bertakwa.

20
ُ ‫• قُ ْل ال ي َ ْس َت ِوي الْ َخ ِب‬
ِ ‫يث َوا َّلطِي ُِّب َول َ ْو َأجْع َ َب َك َكرْث َ ُة الْ َخ ِب‬
َ‫يث فَات َّ ُقوا اهَّلل اَي‬
)١٠٠( ‫ون‬ ‫ح‬ ِ
‫ل‬ ْ
‫ف‬ ُ ‫ت‬ ْ َّ
َ ُ ‫ُأويِل األلْ َب ِاب ل َ َعل‬
‫مُك‬
• “Katakanlah: ‘tidak sama yang buruk
dengan yang baik, meskipun banyaknya
yang buruk itu menarik hatimu, maka
bertakwalah kepada Allah hai orang-
orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan’ “ (QS Al-Maa’idah, 5:
100).
21
• Banyak manusia hanya memperhatikan
kuantitas, tapi melupakan bagaimana hal itu
diperoleh dan bagaimana kualitasnya.
• Kaum ulul-albab-lah yang memberi perhatian
pada kualitas sesuatu.
• Oleh karena itu, mereka akan memberikan
perhatian pada sesuatu yang baik, meskipun
sesuatu itu sedikit.
• Karenanya, di sini Allah memerintahkan
kepada mereka untuk bertakwa dengan
harapan agar mendapatkan kemenangan dunia
dan akhirat.

22
KARAKTERISTIK & KLASIFIKASI
ILMU

23
Sumber & Metode Ilmu

• Sumber ilmu menurut konsep filsafat


Islam adalah ayat-ayat Allah SWT, yaitu
ayat-ayat yang terdapat dalam Alqur’an
dan ayat-ayat yang tersirat dan
terkandung dalam ciptaan-Nya (alam
semesta dan diri manusia sendir).
• Imam Al-Ghazali menjelaskan tentang
objek pemikiran ciptaan-ciptaan Allah
SWT terbagi menjadi beberapa bagian.

24
• Pertama, yang tidak diketahui wujudnya
dan tidak mungkin dipikirkan, sesuai
dengan firman Allah SWT,
َ ‫• َوالْ َخ ْي َل َوالْ ِبغَا َل َوالْ َح ِم َري ِلرَت ْ َك ُبو َها َو ِزينَ ًة َوخَي ْ لُ ُق َما ال تَ ْعلَ ُم‬
)٨( ‫ون‬
“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal
dan keledai, agar kamu menungganginya
dan (menjadikannya) perhiasan. Dan
Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya” (QS An-Nahl, 16: 8).

25
• Disarankan agar kajian lebih
dititikberatkan pada objek yang
dapat dilihat dan dicerna oleh akal,
yaitu apa-apa yangdapat ditangkap
denga indera penglihatan seperti
langit, bumi dan apa-apa yang ada di
antara keduanya.

26
• Metode dalam menggali ilmu adalah
dengan berpikir. Alqur’an menyebut kata
berpikir dengan kata fikr dan derivasinya
(Qardhawi, 2001).
• Menurut Raghib al-Ashfahani,”Pemikiran
adalah sesuatu kekuatan yang berusaha
mencapai suatu ilmu pengetahuan”. Dan
tafakur(berpikir) adalah bekerjanya
kekuatan itu dengan bimbingan akal dan
membedakannya dengan hewan.
Rasulullah SAW bersabda,

27
• Berpikir tidak hanya terbatas pada segi-
segi materil tetapi juga menyentuh sisi-
sisi naknawi (immateril).
• Berpikir yang immateril seperti tentang
hubungan suami-istri yang disebutkan
dalam Alqur’an sebagai salah satu tanda
kebesaran Allah SWT (QS Ar-Rum, 30:
21), tidur dan kematian (QS az-Zumar,
39: 42), dan tentang perumpamaan-
perumpamaan (QS al-Hasyr, 59: 21).

28
• Kedua, yang diketahui asalnya dan jumlahnya,
namun tidak diketahui secara terinci.
– Kita baru mengetahu detailnya setelah berpikir.
– Ada yang dapat diketahui dengan mata dan ada
yang tidak dapat dilihat dengan mata.
– Ada yang tidak dapat dilihat misalnya malaikat, jin,
setan, ‘Arsy, dan lain-lain.
– Disarankan agar kajian lebih dititikberatkan pada
objek yang dapat dilihat dan dicerna oleh akal,
yaitu apa-apa yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan seperti langit, bumi dan apa-apa yang
ada di antara keduanya.

29
• Menurut konsep filsafat Islam, ilmu dapat
diperoleh melalui dua jalan (Asy’arie, 2002) yaitu
jalan kasbi atau khushuli dan jalan ladunni atau
khuduri.
• Jalan kasbi atau khusuli adalah cara berpikir
sistematik dan metodik yang dilakukan secara
konsisten dan bertahap melalui proses
pengamatan, penelitian, percobaan dan
penemuan.
• Sedangkan ilmu ladunni atau kudhuri diperoleh
orang-orang tertentu dengan tidak melalui proses
ilmu pada umumnya, tetapi dari proses
pencerahan oleh hadirnya cahaya Ilahi dalam qalb.

30
ْ ‫• َوعَمَّل َ آ َد َم األمْس َ َاء لُك َّهَا مُث َّ َع َرضَ ه ُْم عَىَل الْ َمالئِ َك ِة فَ َقا َل َأنْ ِبئُويِن ِبَأمْس َ ا ِء َه ُؤال ِء ِإ ْن ُك ْنمُت‬
)٣١( ‫َصا ِد ِق َني‬
• “Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang
benar!" (QS Al-Baqarah, 2: 31).

31
• Selain bertafakur manusia juga
diajarkan untuk ber-tadzakkur.
• Tadzakkur (mengingat) adalah salah
satu tugas akal yang paling tinggi.
• Dan, dzakirah ‘ingatan’ adalah tempat
penyimpanan pengetahuan dan
informasi yang diperoleh manusia
untuk dipergunakan pada saat
dibutuhkan.
32
Perbedaan Tafakur dan
tadzakkur
• Tafakur dilaksanakan untuk menghasilkan
pengetahuan yang baru, sedangkan
tadzakkur dilaksanakan untuk
mengungkapkan kembali informasi dan
pengetahuan yang telah didapatkan
sbelumnya, yang terlupa atau terlalaikan.
• Alqur’an mengungkapkan kelalaian adalah
salah satu jenis kelupaan yang menyerang
banyak manusia sehingga ia melupakan
Rabb-nya yang menciptakannya dan
memberinya banyak nikmat, lahir dan batin.
33
Tujuan Ilmu
• Tujuan utama dari ilmu adalah untuk
membentuk akal ilmiah sebagaimana
dapat ditemukan dari fungsi Al-
Quran yang paling berharga dalam
wacana keilmuan adalah
pembentukan akal ilmiah.

34
• Ilmu dapat mencegah terjadinya akal
orang awam atau akal yang dipengaruhi
khurafat, yaitu akal yang membenarkan
segala sesuatu yang diajukan kepadanya
tanpa meneliti lebih lanjut.
• Bahkan, akal ini menerima apa adanya,
terutama jika yang mengajukan itu adalah
orang yang dianggap istimewa olehnya,
seperti nenek moyang, para pembesar,
dan pemimpin.

35
Sifat-sifat Akal Ilmiah
• Menolak keragu-raguan dalam perkara yang
pasti
• Tidak mengikuti hawa nafsu dan emosi dalam
lapangan ilmu pengetahuan
• Menolak taklid buta kepada bapak-bapak dan
nenek moyang
• Penolakan untuk tunduk terhadap tuan-tuan
dan pembesar-pembesar
• Beribadah dengan dimensi akal
• Tidak mengikuti dakwah tanpa dalil

36
• Sifat pertama dari akal ilmiah adalah menjauhkan
zhan ‘prasangka keraguan’ pada setiap perkara
yang sudah jelas diyakini kebenarannya.
• Seperti dasar akidah yang harus diyakini manusia
terhadap sifat wujud Allah SWT, adanya alam
semesta, manusia, dan kehidupannya tidak boleh
didasarkan atas keraguan. Sedangkan, dalam
permasalah furu’ (cabang) boleh memakai zhan
sebagai dasarnya, seperti dalam muamalah
sesama manusia.
• Dalam permasalahan inti (kulliyah al-kubro) harus
mengunakan keyakinan yang pasti. Oleh karena
itu, Al-Quran mengingkari kaum musyrik karena
ragu-ragu dalam permasalahan yang inti. Firman
Allah,

37
• 
‫الظنَّ ال ي ُْغ ِني ِم َن‬َّ َّ‫• َو َما َي َّت ِب ُع أَ ْك َث ُر ُه ْم إِال َظ ًّنا إِن‬
)٣٦( ‫ون‬ َ ُ‫ْال َح ِّق َش ْي ًئا إِنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم ِب َما َي ْف َعل‬
  •
• “Dan kebanyakan mereka tidak
mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka kerjakan”
(QS Yunus, 10: 36).
38
Tidak mengikuti hawa nafsu dan
emosi dalam lapangan ilmu
pengetahuan
• Menuruti kesenangan dan hawa nafsu dapat
menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
• Akal ilmiah juga menolak kesenangan yang
berlebihan seperti kecintaan, kebencian dan
amarah.
• Oleh karena itu, ada hadits yang mengatakan,
“Janganlah seorang hakim memutuskan sesuatu
saat diliputi amarah.”
• Karena, amarah akan menutup pintu kesadaran
seseorang dalam mempertimbangkan dimensi
yang berlainan sehingga akan menghasilkan
keputusan yang salah dan tidak bisa diterima.

39
َ َ‫ْت َم ِن ا َّت َخ َذ إِ َل َه ُه َه َواهُ َوأ‬
‫ضلَّ ُه هَّللا ُ َع َلى ِع ْل ٍم َو َخ َت َم َع َلى َسمْ ِع ِه َو َق ْل ِب ِه‬ َ ‫• أَ َف َرأَي‬
‫ص ِر ِه ِغ َش َاو ًة َف َمنْ َي ْه ِدي ِه‬ َ ‫َو َج َع َل َع َلى َب‬
)٢٣( ‫ُون‬ َ ‫ِمنْ َبعْ ِد هَّللا ِ أَ َفال َت َذ َّكر‬ •
• “Maka pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya
berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya
dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS Al-
Jaatsiyah, 45: 23).
40
Menolak taklid buta kepada
bapak-bapak dan nenek moyang
• Akal ilmiah dalam persepsi Al-Qur’an
adalah bentuk pemikiran yang menolak
kejumudan dan stagnasi budaya warisan.
• Dengan kata lain, tidak mengenal budaya
taklid atas apa yang telah dipercayai dan
dilakukan oleh nenek moyang tanpa
seleksi. Sebaliknya, meletakkannya dalam
kajian ilmiah untuk selanjutnya
diproyeksikan dalam kerangka kehidupan
masa mendatang. Allah SWT berfirman,

41
َ ُ ‫ان آ َباؤُ ه ُْم ال َيعْ ِقل‬
‫ون‬ َ ‫ِيل َله ُُم ا َّت ِبعُوا َم ا أَ ْن َز َل هَّللا ُ َقالُوا َب ْل َن َّت ِب ُع َم ا أَ ْل َف ْي َن ا َعلَي ِْه آ َبا َء َن ا أَ َو َل ْو َك‬
َ ‫• َوإِ َذا ِق‬
‫يل‬
)١٧٠( ‫ون‬ َ ‫َش ْي ًئا َوال َي ْه َت ُد‬
َ ُ ‫ي َفه ُْم ال َيعْ ِقل‬
‫ون‬ ٌ ‫ص ٌّم ُب ْك ٌم ُع ْم‬
‫ْي‬ ُ ‫ين َك َفرُوا َك َم َث ِل الَّ ِذي َي ْن ِع ُق ِب َم ا ال َيسْ َم ُع إِال ُد َعا ًء َونِدَ ا ًء‬ َ ‫• َو َم َث ُل الَّ ِذ‬
)١٧١(
• “Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa
yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab:
"(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan
tidak mendapat petunjuk?". Dan perumpamaan (orang-
orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti
penggembala yang memanggil binatang yang tidak
mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka
tuli, bisu dan buta, Maka (oleh sebab itu) mereka tidak
mengerti (QS Al-Baqarah, 2: 170-171).

42
Penolakan untuk tunduk
terhadap tuan-tuan dan
pembesar-pembesar
• Ucapan Nuh a. s.,
‫ص ْو ِني َوا َّت َبعُوا َمنْ َل ْم َي ِز ْدهُ َمالُ ُه َو َولَ ُدهُ إِال‬
َ ‫• َقا َل ُنو ٌح َربِّ إِ َّن ُه ْم َع‬
ً ‫َخ َس‬
)٢١( ‫ارا‬
• “Nuh berkata, "Ya Tuhanku,
sesungguhnya mereka telah
mendurhakaiku dan telah mengikuti
orang-orang yang harta dan anak-
anaknya tidak menambah kepadanya
melainkan kerugian belaka” (QS Nuh,
71: 21).
43
KEWAJIBAN MENUNTUT
ILMU

44
• Kata-kata ilmu (‘ilm) terdapat dalam surat
Makiyah dan Madaniyah secara seimbang
beberapa ratus kali disebutkan baik sebagai kata
benda, kata kerja, atau kata keterangan.
• Kata kerja ta’lamun ‘kamu mengetahui’ ditujukan
untuk orang kedua jamak, terulang sebanyak 56
kali.
• Ditambah tiga kali dengan redaksi fasata’lamun
‘maka kalian akan mengetahui’ sembilan kali
denga redaksi ta’lamu ‘kalian mengetahui’, 85
kali dengan redaksi ya’lamu ‘mereka
mengetahui’, tujuh kali dengan redaksi ya’lamu
‘mereka mengetahui’, dan sekitar 47 kali terulang
kata kerja ‘allama beserta kata jadiannya.

45
Penghargaan terhadap
Ilmu
• Lebih jelasnya, Al-Quran merupakan kitab
suci yang sangat menganjurkan manusia
untuk mempergunakan akal dan
pikirannya
• Allah SWT berfirman: Katakanlah hai
Muhammad: “Aku hanya menganjurkan
kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah
karena Allah berdua-dua atau bersendiri-
sendiri, kemudian berpikirlah” (QS 34:
36).
46
• Anjuran supaya manusia yang muslim
dan beriman untuk “berpikir” merupakan
sebuah gagasan besar bahwa Al-Quran
sangat menghargai ilmu pengetahuan.
• Berpikir dalam konteks yang lebih luas
adalah berkreasi dan berinovasi untuk
mencipkan perubahan-perubahan dan
perkembangan menuju kepada kehidupan
yang lebih baik dan lebih mulia.

47
• Al-Quran menilai, ilmu adalah adalah petunjuk
iman karena ilmu menuntun kepada keimanan
dan menunjukkannya.
‫• َو ِل َي ْعمَل َ اذَّل ِ َين ُأوتُوا الْ ِعمْل َ َأن َّ ُه الْ َح ُّق ِم ْن َرِب َِّك فَ ُي ْؤ ِمنُوا ِب ِه فَ ُت ْخب َِت هَل ُ ُقلُوهُب ُ ْم َو َّن اهَّلل َ لَهَا ِد اذَّل ِ َين‬
‫ِإ‬ )٥٤( ‫آ َمنُوا ىَل رِص َ ٍاط ُم ْستَ ِق ٍمي‬
• Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu,
‫ِإ‬
meyakini bahwa Al Quran itulah yang hak dari
Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati
mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah
adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus (QS Al-Hajj, 22:
45).

48
FALSAFAH DASAR IQRA’

49
• Iqra’ atau perintah membaca adalah
kata pertama dari wahyu pertama
yang diterima oleh Nabi Muhammad
saw.
• Kata iqra’ yang berasal dari kata
qara’a berarti “menghimpun”.

50
• Arti kata iqra’ yang diterjemahkan dengan
“bacalah” tidak harus diucapkan sehingga
harus terdengan orang lain.
• Ada banyak pengertian kata tersebut menurut
pengertian kamus-kamus bahasa antara lain,
menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya,
dan sebagainya, yang semuanya dapat
dikembalikan kepada hakikat “menghimpun”
yang merupakan arti akar kata tersebut.

51
• Perintah membaca, menelaah, meneliti,
menghimpun, dan sebagainya dikaitkan
dengan “bi ismi Rabbika” (dengan nama
Tuhanmu).
• Pengaitan ini menurut Shihab (2003)
merupakan syarat yang menuntut si
pembaca bukan saja melakukan bacaan
dengan ikhlas, tetapi juga antara lain
memilih bahan-bahan bacaan yang tidak
mengantarnya kepada hal-hal yang
bertentangan dengan “nama Allah” itu.

52
• Perintah membaca juga dirangkai dengan “wa
rabbuka al-akram” yang dimaknai bahwa Dia
(Tuhan) dapat menganugerahkan puncak dari
segala yang terpuji bagi segala hambanya
yang membaca.
• Membaca merupakan jalan yang mengantar
manusia mencapai derajat kemanusiaannya
yang sempurna. Membaca merupakan syarat
utama membangun peradaban. Maka, semakin
luas pembacaan akan semakin tinggi
peradaban, dan begitu pula sebaliknya.

53
REFERENSI
• Al-Qardlawiy, Y. (2001). Sunnah, ilmu
pengetahuan dan peradaban. Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya.
• Asy’arie, M. (2002). Filsafat Islam: Sunnah nabi
dalam berpikir. Yogyakarta: LESFI.
• Qardhawi, Y. (2001). Al-Qur’an berbicara
tentang akal dan ilmu pengetahuan
(Terjemahan A. H. Al-Kattani, I. Salim, &
Sochimi MH). Jakarta: Gema Insani Press.
• Shihab, M. Q. (2003). Membumikan Al-Quran:
Fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan.

54
End…

KUNTUM KHAIRU UMMATAN


(Kita adalah ummat terbaik) !!
So what ??

55
TUGAS MANDIRI
(Presentasi minggu depan)
• Kelompok 1
– “Sejarah Perkembangan Sains dalam Dunia
Islam”
• Kelompok 2
– “Para Cendekiawan Muslim Sedunia Sejak
Zaman Pertengahan hingga Saat Ini”
• Kelompok 3
– “Islam dan Globalisasi”
• Kelompok 4
– “Islam dan Benturan Peradaban”

56
• Kelompok 5
– “Islam dan Perkembangan Kontemporer”
• Kelompok 6
– “Islam versus Sekularisme, Pluralisme
dan Sekulerisme”
• Kelompok 7
– “Perkembangan Sains dan Teknologi
Dunia Islam Saat ini”

57

Anda mungkin juga menyukai