KKKLKL
KKKLKL
PENDAHULUAN
2. Shifttime
Karena proses produksi di PT. Pacific Medan Industri
berlangsung selama 24 jam, maka waktu kerja untuk karywan
yang bekerja pada proses pengolahan pabrik dibagi atas 3 shift
kerja.Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas
kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan.
Pembagian waktu kerja pada masing-masing shift tersebut
adalah:
Shift I : 06.30 14.30 WIB
Shift II : 14.30 22.30 WIB
Shift III : 22.30 06.30 WIB
2. Fasilitas
Untuk mendukung para karyawan bekerja lebih giat dalam
meningkatkan prestasinya, perusahaan memberikan insentif dan
fasilitas berupa:
a. Pemberian cuti
Perusahaan memberikan cuti kepada karyawan
berupa cuti tahunan, cuti sakit, cuti menikah, cuti
musibah dan lain-lain.
23
BAB III
LANDASAN TEORI
Jenis : Elaeis
Spesies : E. guineensis
menyebut trigliserida yang padat pada suhu udara biasa, sedangkan kata
minyak (oil) dipakai untuk menyebut senyawa yang cair pada suhu
tersebut. Perbedaan antara lemak dan minyak disebabkan karena
terdapatnya asam-asam lemak yang berbeda. Lemak mengandung sejumlah
besar asam-asam lemak jenuh yang terdistribusi diantara trigliserida-
trigliserida, sedangkan minyak memiliki sejumlah besar asam lemak tidak
jenuh. Adanya asam-asam lemak tidak jenuh akan menyebabkan lebih
rendahnya titik lincir (slip point) yaitu suhu dimana lemak atau minyak
mulai mencair. Pada umumnya, lemak diperoleh dari bahan hewani,
sedangkan minyak dari bahan nabati. Lemak dan minyak keduanya sama-
sama mengandung sejumlah kecil non-trigliserida, khususnya senyawa
kompleks asam lemak yang mengandung fosfat yang dinamakan fosfolipida.
Trigliserida dapat berbentuk cair atau padat, tergantung asam lemak yang
menyusunnya. Trigliserida akan berbentuk cair jika mengandung sejumlah
besar asam lemak tidak jenuh yang mempunyai titik cair rendah. Secara
alamiah, asam lemak jenuh yang mengandung atom karbon C1-C8 berbentuk
cair, sedangkan jika lebih dari C8 akan berbentuk padat.
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat. Hal ini
karena minyak sawit mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh
dengan atom karbon lebih dari C8. Warna minyak ditentukan oleh adanya
pigmen yang dikandung. Minyak sawit berwarna kuning karena
mengandung beta karoten yang merupakan bahan vitamin A.
Adapun sifat minyak dan lemak adalah sebagai berikut:
1. Kelarutan
Lemak dan minyak tidak larut dalam air. Namun begitu, karena
adanya suatu substansi tertentu, yang dikenal sebagai agensia pengemulsi,
dimungkinkan terbentuknya campuran yang stabil antara lemak dan air.
Campuran ini dinamakan emulsi. Emulsi ini dapat berupa emulsi lemak
dalam air; misalnya susu, atau air dalam lemak; misalnya mentega. Lemak
dan minyak larut dalam pelarut organik seperti minyak tanah, eter, dan
karbon tetraklorida. Pelarut-pelarut tipe ini dapat digunakan untuk
menghilangkan kotoran oleh gemuk pada pakaian.
23
2. Pengaruh panas
Jika lemak dipanaskan, akan terjadi perubahan-perubahan nyata
pada tiga titik suhu, yaitu:
A. Titik cair
Lemak mencair jika dipanaskan. Karena lemak adalah
campuran trigliserida, mereka mempunyai titik cair yang jelas
tetapi akan mencair pada suatu rentangan suhu. Suhu pada saat
lemak terlihat mulai mencair disebut titik lincir. Kebanyakan
lemak mencair pada suhu antara 30C dan 40C. Titik cair
untuk lemak adalah dibawah suhu udara biasa.
B. Titik asap
Jika minyak atau lemak dipanaskan sampai suhu tertentu,
maka akan mulai mengalami dekomposisi, menghasilkan kabut
berwarna biru atau menghasilkan asap dengan bau
karakteristik yang menusuk. Kebanyakan minyak dan lemak
akan mulai berasap pada suhu diatas 200C. Umumnya minyak
nabati mempunyai titik asap lebih tinggi daripada minyak
hewani. Dekomposisi trigliserida menghasilkan sejumlah kecil
gliserol dan asam lemak.
C. Titik nyala
Jika lemak dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi,
maka akan menyala. Suhu ini dikenal sebagai titik nyala.
Minyak yang terbakar jangan dimatikan dengan air karena
akan menyebarkan atau memperluas kebakaran. Matikan alat
pemanas dan oksigen dihentikan dengan menutup wadah
minyak yang terbakar dengan tutup atau selimut.
D. Plastisasi
Substansi yang mempunyai sifat plastis akan berubah
bentuknya jika ditekan, dan tetap pada bentuk terakhirnya
meskipun sudah tidak ditekan lagi dan tidak kembali ke bentuk
asalnya. Lemak bersifat plastis pada suhu tertentu, lunak, dan
23
mencapai 1000 ppm atau lebih,tetapi dalam minyak dari jenis tenera
lebih kurang 500-700 ppm.
Tabel 3.1 Spesifikasi minyak kelapa sawit mentah material dari proses
Refinery (CPO)
Trigliserida 95 %
Digliserida 2-6 %
Tabel 3.4 Spesifikasi minyak mentah inti sawit material dari proses
Refinery (PKO)
3. Aksi mikroba
Kerusakaan minyak oleh mikroba (jamur, ragi, dan bakteri)
biasanya terjadi jika masih terdapat dalam jaringan. Namun
minyak yang telah dimurnikan pun masih mengandung mikroba
10 organisme setiap gramnya. Dalam hal ini minyak dapat
dikatakan steril. Kerusakaan yang dapat ditimbulkan oleh
mikroba antara lain produksi asam lemak bebas, bau sabun dan
perubahan warna minyak.
4. Reaksi kimia
Kerusakan minyak kelapa sawit terutama disebabkan
karena faktor absorbsi dan kontaminasi, sedangkan aksi enzim
dan aksi mikroba selama ini kurang diperhatikan dan dapat
diabaikan. Hal ini disebabkan karena faktor penyebab tersebut
pengaruhnya memang kecil terhadap produk minyak kelapa
sawit.Faktor penyebab kerusakaan minyak kelapa sawit yang
perlu mendapat perhatian dan besar pengaruhnya yaitu
kerusakaan karena reaksi kimia yaitu hidrolisis dan oksidasi.
Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam
lemak bebas dan gliserol. Hal ini akan merusak minyak dengan
timbulnya bau tengik. Untuk mencegah terjadinya hidrolisis
maka kandungan air dalam minyak harus diusahakan seminimal
mungkin. Reaksi oksidasi minyak sawit akan menghasilkan
Aldehida dan keton. Adanya senyawa ini tidak disukai karena
menyebabkan ketengikan. pengaruh lain akibat oksidasi yaitu
perubahan warna karena kerusakan pigmen warna, penurunan
kandungan vitamin, dan keracunan. Salah satu cara yang biasa
dilakukan untuk menghambat reaksi oksidasi yaitu dengan
pemanasan (50-55C) yang mematikan aktivitas
mikroorganisme.
23
BAB IV
PROSES PRODUKSI
Shell
and tube
1 pH 5 max
2 kelembaban, % wt 15 max
Minyak panas
masuk
Minyak
panas keluar
4.2.2 Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses pemberian gas hidrogen pada minyak
dalam kondisi temperatur tinggi dan tekanan tertentu yang dibantu
dengan penambahan katalis nikel sehingga atom-atom hidrogen dapat
mengeleminasi atau menghilangkan ikatan rangkap (unsaturated)
sehingga minyak menjadi lebih jernih (saturated). Penggunaan nikel
katalis diperlukan sebagai katalisator agar reaksi berjalan lebih cepat
sehingga waktu yang digunakan lebih efisien.
Dengan hidrogenasi, maka terjadi penambahan atom hidrogen
kedalam ikatan rangkap asam lemak sehingga ikatan rangkap tersebut
berkurang atau ikatan rangkapnya terlepas. Perubahan jumlah ikatan
rangkap akan mengarah pada perubahan sifat fisik dan kimia minyak,
yang terlihat dari iodine value (IV), solid fat content (SFC) atau slip
melting point (SMP) produk. Indikator untuk mengetahui jumlah ikatan
rangkap pada minyak adalah Iodine Value (IV). Semakin rendah IV
maka semakin sedikit pula ikatan rangkap pada minyak, nilai titik leleh
atau melting point akan semakin tinggi yang dapat dilihat dari
kandungan lemak padat atau Solid Fat Content (SFC) hasil analisa
produknya nilai Slip Melting Point (SMP) menjadi naik, secara fisik
minyaknya menjadi lebih keras/solid.
Proses hidrogenasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Fully Hydrogenation adalah proses hidrogenasi untuk
menghilangkan ikatan rangkap secara keseluruhan. Target
penurunan IV maksimal hingga 0-2.
b. Partial Hydrogenation adalah proses hidrogenasi untuk
menghilangkan hanya sebagian ikatan rangkap.
23
Lye Filter
Lye Cooler
Elektrolizer
Seperator H2 dan O2
Analizer
Demister
Water Seperator
Buffer Tank
23
Dryer
Gas H2
Storange Tank
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kuliah kerja praktik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. PT. Pacific Medan Industri berdiri pada tahun 1998 berada di Jalan Pulau
Nias Selatan, Medan Sumatera Utara. Kapasitas produksi rata-rata
pertahun untuk proses Refinery dan proses Hydrogenasi yaitu masing-
masing 200 ton/hari dan 100 ton/hari, sedangkan produk sampingnya
adalah Palm Fatty Acid Destilate (PFAD).
2. Beberapa proses utama yang dijalankan di PT. Pacific Medan Industri
yaitu hydrogenation Plant, Margarine Plant, Molding Plant, PET Bottle
plant, Filling Plant, Can making & Printing Plant.
3. Pada proses hydrogenation Plant terdapat dua proses utama yaitu refenery
dan hidrogenasi serta satu proses penunjang yaitu pembuatan gas.
4. Tahapan-tahapan yang terjadi pada proses refinery adalah degumming,
bleaching, filtration, dan deodorizing.
5. PT. Pacific Medan Industri menghasilkan produk :
a. cooking oil seperti AVENA dan MADINA
b. Margarin
c. Cocoa Butter Substitute
d. Shortening
e. Vegetable ghee
5.2 Saran
Dari kuliah kerja praktik yang telah dilakukan dapat disarankan sebagai berikut:
4,137 Ton
0,1778 Ton
80%
6,26 Ton
Tank 301
254,01
246,97 Ton
4,923 Ton
23
Mass Balance
In = Out
Total masuk + OIP tgl 05/02/2016 = Total keluar + jumlah air yang menguap + OIP tgl 10/02/16 + others
258,3248 ton + 41,54 ton = 258,3308 ton + 0,69041 ton + 49,557 ton + 0,4287 ton
299,8648 ton 309,0069 ton
Catatan : Perhitungan neraca massa pada proses refinery tanggal 09/02/2016 s/d 10/02/2016 TIDAK BALANCE. Karena
Sounding tangki PFAD pada peralatan TIDAK AKURAT. Seharusnya PFAD yang dihasilkan adalah 11,40 Ton.
Penjelasan: % Free Fatty Acid CPO adalah 3,69% = 9,37 ton
% Free Fatty Acid PFAD adalah 82,9% , maka massa PFAD seharusnya yaitu : 9,37 ton = 11,40 Ton
0,829
Saran/Temuan :
1) Sebaiknya pada unit Deodorasi dipergunakan superheated steam 200oC, (bukan 170oC) sehingga kemampuan steam untuk
mengangkat fatty acid menjadi meningkat.
2) Pengukuran/perhitungan produk dari sounding/pengukuran tangki PFAD tidak teliti. %PFAD lebih tinggi dibandingkan
standar, kemungkinan disebabkan oleh kualitas superheated steam yang rendah.
3) Temperatur proses bleaching kurang tinggi sehingga mengakibatkan minyak BPO mempunyai Colour yang tinggi (15R/15Y)
, standar colour BPO yaitu 12 R max. Sebaiknya temperatur pada B09 adalah 120oC