PENDAHULUAN
Kota Pekanbaru merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Riau. Secara
geografis Kota Pekanbaru berada antara 101 14 - 101 34 Bujur Timur dan 0 25 - 0 45
.Lintang Utara serta diapit oleh Kabupaten Siak, Kampar dan Pelalawan. Luas wilayah Kota
Pekanbaru sebesar 632,26 km2 atau 0,71 persen dari total luas wilayah Provinsi Riau.Kota ini
merupakan kota perdagangan dan jasa termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan,
migrasi dan urbanisasi yang tinggi.Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi
kota dagang yang multi-etnik, keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai
kepentingan bersama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Kota Pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan dan 58 kelurahan untuk penduduk Kota
Pekanbaru tahun 2015 sebanyak 1.038.118 jiwa, Laju pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru
sebesar 2,63 persen pada tahun 2015 lebih tinggi dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 1,24
persen. Kepadatan penduduk di Kota Pekanbaru sebesar 1.642 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi
terdapat di Kecamatan Sukajadi sebesar 13.205 jiwa/km2 dengan luas 0,59 persen dari wilayah
Kota Pekanbaru. Sedangkan Kecamatan Rumbai Pesisir dengan luas 24,88 persen dari wilayah
Kota Pekanbaru memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu hanya 473 jiwa/km2.Untuk sara
prasarana yang ada di Pekanbaru ada beberapa kecamatan yang hamper sudah tercapai sarana
prasarannya namun masih banyak lagi yang Kecamatan yang memerlukan saran parasarannya
karena tidak semua kecamatan kebutuhan sarana prasarananya terpenuhi.
Kecamatan Rumbai Pesisir merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru,
terdiri atas 68 RW dan 289 RT. Luas wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir adalah 157,33 km2
dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut : Kelurahan Meranti Pandak : 3,88
km2,Kelurahan Limbungan : 2,48 km2 , Kelurahan Lembah Sari : 9,77 km2 ,Kelurahan Lembah
Damai : 4,32 km2 , Kelurahan Limbungan Baru : 2,09 km2 , Kelurahan Tebing Tinggi Okura :
134,79 km
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.3 Tujuan
TINJAUAN TEORI
Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan
hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan.
Menurut WHO Permukiman adalah Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas
dan pelayanan yang diperluhkan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan
rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kelompok dan individu.
Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia
yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga
memberikan kenyamanan kepada penghuninya. Permukiman (Settlement) merupakan suatu
proses seseorang mencapai dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee 1986).
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman, pendidikan
dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian
peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup.
Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu
mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi,
pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Sumaatmadja (1988) sebagai berikut:
Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan
prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal
yang bersangkutan.
2.2 Definisi Sarana Prasarana
Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau
masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan,
puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah.
Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak.
Setiap sarana umum tersebut memiliki fungsi masing-masing, Berikut ini beberapa fungsi sarana
umum tersebut.
Conyers, D. dan P. Hills (1984) merinci sarana/fasilitas permukiman dapat meliputi
diantaranya:
1. Fasilitas pelayanan ekonomi dan perdagangan, meliputi:
a. Warung/kios, merupakan unit usaha ekonomi skala terkecil;
b. Pertokoan, merupakan unit usaha ekonomi skala sedang - besar;
c. Pusat perbelanjaan skala lingkungan (toko dan pasar); dan
d. Pusat perbelanjaan dan niaga (toko + pasar + bank + kantor-kantor + industri kecil).
Secara umum Definisi sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana.
Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama
sarana dan prasarana adalah sebagai berikut :
Infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Sebagai suatu system, komponen infrastruktur pada
dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan
sifat dan karakternya, yaitu :
2.2.1 Rumah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman mendefinisikan bahwa :
1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga,
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,
Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah harus mempertimbangkan
faktor-faktor kehidupan manusianya, faktor alamnya dan pengaturan bangunan setempat.
1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau
keramik, dan atapnya berbahan genteng.
2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah bambu,
atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada gang-gang
kecil.
3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak
4. berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel
Hirarki
1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman
yang berada di dalam kota.
5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan
jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi,
Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada sistem jaringan primer dibedakan atas
arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer(PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN)
Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter.
Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata.
Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan
perkotaan tidak boleh terputus
Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata
Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15 (lima
belas) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6, 5 (enam koma lima)
meter
Persyaratan teknis jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih.
Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga
atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3, 5 (tiga koma lima) meter.
Jalan dengan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan sebagai jalan arteri
sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan sekunder
Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter.
Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas
rata-rata.
Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan tertentu harus dapat
memenuhi ketentuan
Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.
Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata
Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh)
kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7, 5 (tujuh koma lima) meter.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan
radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum
Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi harus memenuhi Permenkes No. 173/Menkes/Per/VII/1977. Sistem adalah
seperangkat elemen atau komponen yang saling bergantung atau berinteraksi satu dengan lain
menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Sinulingga,
2008)
Sungai
Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/
berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk
menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah
banjir.
Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan
sumber air sehingga terjadi pencemaran air
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut
Pola jaringan sistem perpipaan distribusi air bersih umumnya, dapat diklasifikasikan menjadi :
Sistem jaringan melingkar (Grid System/Loop).
Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada pola jalan yang ada dan jalan rencana,
topografi, pola perkembangan daerah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan. Gambar berikut
dapat memberikan ilustrasi tentang bentuk dan sistem jaringan pipa distribusi tersebut.
Bentuk perluasan kota yang tidak teratur, demikian pula jaringan jalannya tidak berhubungan
satu sama lain pada bagian tertentu.
Terdapat daerah pelayanan yang terpencil dan elevasi tanah yang bervariasi.
2. Sistem Pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompan digunakan di daerah yang tidak mempunyai beda
tinggi yang cukup besar dan relatif datar. Perlu diperhitungkan besarnya tekanan pada sistem
untuk mendapatkan sistem pemompaan yang optimal, sehingga tidak terjadi kekurangan tekanan
yang dapat mengganggu sistem pengaliran, atau kelebihan tekanan yang dapat mengakibatkan
pemborosan energi dan kerusakan pipa.
3. Sistem Kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem pemompaan.
Pada sistem kombinasi ini, air yang didistribusikan dikumpulkan terlebih dahulu dalam reservoir
pada saat permintaan air menurun. Jika permintaan air meningkat maka air akan dialirkan
melalui sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
Jenis-jenis sampah
A. Berdasarkan sumbernya:
1.Sampah alam
2.Sampah manusia
3.Sampah konsumsi
4.Sampah nuklir
5.Sampah industry
6.Sampah pertambangan
B. Berdasarkan sifatnya
FungsiDrainase
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air/banjir.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.
Macam-macamDrainase
a. MenurutSejarahTerbentuknya
1). DrainaseAlamiah( NaturalDrainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan bangunan penunjang seperti
bangunan pelimpah, pasanganbatu/beton, gorong-gorongdan lain lain.Saluran ini terbentuk oleh
gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentukjalan air yang permanen
seperti sungai.
2). DrainaseBuatan( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan
bangunan khusus seperti selokan pasanganbatu/beton, gorong-gorong, pipa-pipadan sebagainya.
b. MenurutLetakBangunan
1). DrainasePermukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
c. MenurutFungsi
1). Single Purpose,
yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau
jenis air buangan yang lainnyaseperti limbah domestik, air limbah industry dan lain lain.
yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur
maupun bergantian.
d. MenurutKonstruksi
1). Saluran Terbuka,yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). SaluranTertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
PolaJaringanDrainase
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
Gambar 2.PolaJaringanDrainaseSiku
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder)
yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.
Gambar 3 PolaJaringanDrainasePararel
Untuk daerah dimana sungai nya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
d. Alamiah
Sama seperti polasiku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
Gambar 5.PolaJaringanDrainaseAlamiah
e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
2.2.6 Sarana
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau
masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan,
puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah.
Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak.
Jenis sarana
Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah:
a) kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan administrasi kependudukan;
b) kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih (PAM), listrik (PLN),
telepon, dan pos; serta
c) pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos keamanan dan pos pemadam
kebakaran
Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Kelurahan (30.000 jiwa penduduk)
kantor kelurahan luas lahan min. 1.000 m2
pos kamtib luas lahan min. 200 m2
pos pemadam kebakaran luas lahan min. 200 m2
agen pelayanan pos luas lahan min. 72 m2
loket pembayaran air bersih luas lahan min. 60 m2
loket pembayaran listrik luas lahan min. 60 m2
telepon umum, bis surat
bak sampah besar luas lahan min. 60 m2
parkir umum luas lahan min. 500 m2 (standar satuan parkir = 25 m2)
Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor kelurahan
dengan kebutuhan gedung serba guna / balai karang taruna ini. Tempat sampah pada lingkup
Kelurahan berupa bak sampah besar, merupakan tempat pembuangan sementara sampah-sampah
dari lingkungan RW yang diangkut gerobak sampah, dengan ketentuan sebagai berikut; kapasitas
bak sampah besar minimal 12-15 m3 sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah RW ke
bak sampah Kelurahan) sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah Kelurahan ke TPA
kota) .
METODOLOGI
Data sekunder merupakan data yang merupakan dokumentasi salinan dan kutipan data
referensi-referensi.Dalam Penelitian ini data sekunder bersumber dari intansi pemerintah yang
terkait seperti Badan Pusat Statistic ,Kantor Kecamatan dan kantor kelurahan .Data yang
diperoleh merupakan data statistic Kecamatan Rumbai Pesisir dan data monografi kelurahan
Meranti Pandak serta refrensi-referensi untuk landasan teori
Data primer diperoleh secara langsung melalui informan atau responden melalui
wawancara secara mendalam ataupun dalam bentuk question secara observasi lapangan dalam
penilitian ini data primer diperoleh dengan cara melihat langsung fenomena dan fakta yang ada
di lapangan atau observasi fisik mengenai kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan
,rumah,jaringan air bersih ,sarana dan prasarana ,drainase serta mandi cuci kakus .Data mengenai
pengadaan serta pengolahan infrastruktur dapat diperoleh melalui wawancara secara mendalam
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket
cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden
yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban
yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara
tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum
wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin
tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek
apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam
poerwandari, 1998).
4.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Rumbai Pesisir mencapai 70.012 jiwa pada tahun 2013.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 2.309 jiwa dari tahun 2012. Kepadatan penduduknya
mencapai 445 jiwa/km2, dengan kelurahan terpadat yaitu Kelurahan Limbungan Baru yang
penduduk nya sebesar 20.618 jiwa, dengan kepadatan penduduk nya mencapai 9.865 jiwa /km2
dan Kelurahan Tebing Tinggi Okura merupakan penduduk paling sedikit yaitu sebesar 5.386
jiwa, dengan kepadatan penduduk nya sebesar 40 jiwa/km2 .Penduduk yang terdapat di
Kelurahan Meranti Pandak pada Februari 2016 dari daftra monografi jenis kelamin sebagai
berikut :
luas
wilaya jumlah penduduk menurut jenis jumlah
No Kelurahan jumlah
h kelamin (jiwa)
(Km2)
RT RW Laki-laki perempuan
Kondisi sarana dan prasaran untuk Kelurahan Meranti Pandak secara keseluruhan masih
banyak lagi yang membutuhkan sarana dan prasaran yang ada di beberapa RW yaitu RW 05,RW
12 DAN RW 04 ,khususnya untuk RW 05 yang banyak sekali sarana dan prasarana yang
dibutuhkan sedangkan untuk RW 04 hampir semua sudah terpenuhi tapi hanya pada factor jalan
yang kurang memadai yang masih tanah kuning untuk sebagian dan sebagian lagi sudah ada
yang terealisasi.Pada RW 12 untuk sumur bor masih kurang sedangkan pada jalan sudah
terealisasi pada tahun 2014 oleh dinas PU ,karena pada RW 05 ini daerah yang masih dibilang
kumuh .Untuk RW 05 untuk segi kebutuhan prasarana yang kurang yaitu untuk air bersih ,jalan
dan juga tempat TPS ,dari segi air bersih masyarakat RW 05 menggunakan sumur bor kemudian
sumur bor itu lah di aliran kerumah warga yang ada di sekitar sumur bor tersebut dan masih ada
juga beberapa warga yang kekurangan.Sedangkan jalan ,masih setapak dan belum ada
4.3.1 Rumah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman mendefinisikan bahwa :
1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga,
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,
A.Jenis Rumah
Jenis rumah yang ada di kelurahan Meranti Pandak di setiap RW memiliki jenis rumah
yang berbeda-beda untuk di Kelurahan Meranti Pandak pada RW 05 rata-rata jenis rumah yang
ada yaitu deret karena di daerah kebanyakan yang memiliki rumah tersebut orang pekerja di
pabrik karet ,banyak rumah yang ada disewakan .Para pemilik rumah deret tersebut banyak yang
tidak tinggal di RW 05 melainkan hanya untuk disewakan.Tapi ada beberapa rumah yang ada
dengan jenis rumah tunggal dengan beratap seng secara keseluruhan yang ada di RW 05 .
Pada RW 04 jenis rumah yang ada sangat beragam secara keseluruhan rumah yang ada di
RW 04 tunggal dan juga deret.masyarakat di RW 04 secara keseluruhan rumah mereka pribadi
tapi ada juga rumah yang disewakan .Dan rumah di RW 12 secara keseluruhan rumah tersebut
merupakan jenis rumah tunggal yang ada di daerah RW 05,yang merupakan rumah pribadi untuk
rumah deret dan juga couple ada beberapa sebagian yang di sewakan .
B.Type Rumah
Tipe rumah yaitu dibagi beberapa bagian yaitu besar,sedang dan kecil .Sebagian rumah
yang ada di RW 05 rumah berbagai macam tipe yang ada kebanyakan rumah bertipe sedang
yang ada di kelurahan Meranti Pandak tersebut .Dan juga ada tipe besar tapi hanya terdapat 1
C.Intensitas
Intensitas KDB ,KLB KDH yang ada di setiap rumah masyarakat tidak sesuia dengan ketentuan
yang ada
D.Tingkat Permanen
1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau
keramik, dan atapnya berbahan genteng.
2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah bambu,
atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada gang-gang
kecil.
3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak
berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes
Berdasarkan tingkat permanensi yang ada ,rumah yang ada di Kelurahan Meranti Pandak
yang ada di RW 05 tingkat permanensi secara keseluruhan rumah nya non permanen yang
rumahnya berdinding kayu dan juga atap nya dari seng ,ada beberapa rumah yang permanen
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Untuk jalan yang ada di kelurahan Meranti Pandak di setiap RW dari RW 05,RW 12 ,dan
RW 12 kondisi fisik jalan masih ada beberapa yang belum disemenisasi tapi ada juga beberapa
yang sudah di semenisasi untuk di beberapa RW tersebut ,secara keseluruhan jalan yang ada di
RW 12 dengan lebar jalan sekitar 2 meter,untuk di lingkungan sekitarnya ditiap gang yang ada
lebar jalan hanya 1.5 meter saja dengan jalan yang ada di gang sudah di semenisasi ,untuk jalan
yang menghubungkan dari RW 12 ke RW 04 masih belum di seminisasi dengan lebar jalan
sekitar 3,5 meter yang mengakibatkan pada hari hujan menjadi becek dan terjadinya genangan
air ,karena jalan yang masih tanah kuning.
Untuk di RW 05 kondisi fisik jalan hanya di depan kantor lurah saja yang jalan nya bagus
sedangkan disetiap gang kondisi jalan yang rusak dan ada yang tidak ada seminisasi ,sehingga
Akan tetapi untuk RW 04 semua jalan yang ada sudah semenisasi sehingga
mempermudah warga dalam mengakses jalan tersebut tapi ada sebagian jalan masih tanah
kuning dan belum di semenisasi sehingga pada saat hari hujan jalan mejadi becek dan
menimbulkan genangan .Lebar jalan lingkungan yang ada di RW 04 3.5 yang menghubungkan
antara permukiman sudah sesuai dengan kondisi jalan yang ada tapi masih perlu perbaikan lagi
untuk kondisi jalan yang ada .Untuk jalan tiap pergangnya juga sudah dengan lebar yang sesuai
,yang jadi permasalahan untuk RW 04 jalan masih banyak yang rusak sebagiannya dan sebagian
sudah baik .
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan
radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum
Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi harus memenuhi Permenkes No. 173/Menkes/Per/VII/1977.
Kondisi air bersih di Kelurahan Meranti Pandak sangat minim sekali dimana penyedian
air bersih kurang sebar merata di setiap RW .Kualitas air yang ada di setiap permukiman itu
sangat buruk hanya bisa di pakai untuk mandi,cucikakus saja namun untuk kebutuhan pokok
seperti memasak sangat membutuhkan air bersih perlu perhatian dari pihak pemerintah maupun
pihak swasta ,dari sebagian RW sudah menyediakan sumur bor yang digunakan oleh sebagian
Disebagian air bersih yang di bangun di setiap RW tidak dari pemerintah tapi dari calon
legislative sumber pelayan air bersih dari system pemompaan.Adapun system jaringan air yang
ada di Kelurahan Meranti Pandak merupakan system bercabang tapi ada beberapa kelemahan
dan juga keuntungan,keuntungan dari system bercabang ini yaitu tidak adanya endapan tapi
kelemahan nya boros,bisa di lihat di beberapa foto terdapat air yang keluar begitu saja dan tidak
di tampung di bak control.
Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Dari sanitasi itu sendiri pastinya akan menghasilkan limbah cair dan padat ,sedangkan
limbah cair itu terdiri dari grey water dan black water ,untuk grey water yaitu mandi dan cuci
sedangkan black water yaitu kakus dan septictank .Konsep dari dari grey water ini sebaik nya
setiap rumah tempat pengendapan untuk mengurangi detergen agar lingkungan tidak tercemar.
A.Sampah
Kelurahan Meranti Pandak hanya memiliki 1 TPS saja yang hanya terdapat di RW
05,sampah yang ada di RW 05 ini sangat banyak karena tidak terdapat tempat sampah yang
untuk menampung sampah tersebut,sehingga sampah yang terdapat disana di buang begitu saja
B.Sanitasi
4.3.5 Drainase
Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Klasifikasi (berdasarkan fungsi)
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air/banjir.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.
Kondisi eksisting drainase di Kelurahan Meranti Pandak tidak sesuai kapasitas debit air
yang tertampung didalamnya karena banyak sampah yang banyak di dalam drainase tersebut
yang tidak di bersihkan bahkan ukuran dari drainase tidak sesuai dengan standar dan sebagian
drainase dibuat kontruksi semen dan juga ada hanya dibuat dengan galian saja .Aliran drainase
yang tidak dibuat dengan semenisasi menyebabkan daerah tersebut pada hari hujan mengalami
genangan air ,dulu daerah Meranti Pandak sering terjadi banjir tapi sekarang tidak lagi karena
sudah ada pengerukkan parit yang di berada di samping jalan Yos Sudarso yang merupakan
aliaran kesungai siak.Saluran drainase yang ada di RW 05 rata-rata saluran drainase terbuka
dengan kedalam tidak sampai 1 meter karena banyaknya pengendapan tanah dan juga
penumpukan sampah yang menjadi air tidak mengalir pada saat hujan dan pada saat hujan yang
deras drainase tidak dapat menampung dan juga menimbulkan genangan air dan bau ,aliran
drainase semua nya dialirkan langsung ke sungai siak .Masih banyak drainase di RW 05 yang
terputus pada setiap rumah warga yang mengakibatkan menjadi genangan air .Pembuatan
draianse tidak sesuai standar yang ada dan banyak lagi draianse yang harus diperbaiki pada RW
05.
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau
masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan,
puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah.
Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak.
Jenis sarana
Sarana yang ada di Kelurahan Meranti Pandak masih ada yang kurang pada setiap RW nya
seperti ketersediaan posyandu dimana posyandu hanya terdapat posyandu dari 13 RW ,Kondisi
tiap-tiap posyandu sudah baik dalam memberi pelayanan kesehatannya di setiap posyandu setiap
bulannya .Tapi ada satu RW yang tidak memiliki posyandu yang menumpang di rumah warga
,sehingga membuat para warga kesulitan dalam pelayan kesehatan setiap bulannya.Posyandu
yang ada dibangun dari ajuan proposal yang diajukan oleh ketua RW ,pemerintah setempat tidak
memberikan bantuan pelayanan pembangunan posyandu .
Sekolah dasar yang ada di Kelurahan meranti Pandak hanya terdapat 5 sekolah dasar
,kondisi sekolahnya masih kekurangan dari segi fasilitas yang ada .sekolah terdapat di daerah
permukiman warga yang padat sehingga aktivitas yang ada terhambat karena sempitnya ruang
kegiatan siswa karena padatnya space antara sekolah dengan permukiman warga yang ada seperti
di SD 04.MDA yang ada di Kelurahan Meranti Pandak tergabung dengan masjid atau mushola
terdapat 5 MDA tidak semua MDA yang bergabung dengan masjid /mushola yang ada.Kondisi
MDA kurang dari segi fasilitasnya seperti kurangnya ruang dan fasilitas lainnya. Puskesmas
yang terdapat di Kelurahan Meranti Pandak tidak memiliki puskesmas masyarakat hanya pergi
berobat keluar dari Kelurahan mereka.Belum tersedianya puskesmas didaerah tersebut,tapi kalu
untuk Bidan ada terdapat di RW 12 ,masyarakat Kelurahan Meranti Pandak rata-rata pergi
kebidan yang terdapat di RW 12 .Untuk lapangan olahraga masih belum banyak terdapatnya
fasilitas olahraga di seiap RW hanya terdapat lapangan voli di RW 04 sedangkan yang lain tidak
ada ,hanya di sekolah saja yang memiliki lapangan itu pun tidak terlalu besar lapangan pada
setiap sekolah.
5.2 Saran
Dari segi pemerintah seharusnya memperhatikan dari segi sarana dan prasaran yang
berada di lingkungan kelurahan meranti pandak dimana dalam kondisinya sarana dan
prasarana tidak terpenuhi dengan baik.
serta masyarakat juga lebih memperhatikan dari segi drainase dan fasilitas yang ada dan
juga membantu merawat fasilitas yang sudah tersedia untuk menjadikan lingkungan
tersebut tidak kumuh lagi.
Dan juga pembangunan fasilitas juga harus didukung dari stakeholder yang ada sehingga
daerah tersebut tidak menjadi kumuh lagi.