Anda di halaman 1dari 78

Anak Cerdas ceria berakhlak

CERDAS, adalah konotasi untuk kepandaian akademik atau kecerdasan


iintelektual atau IQ.

CERIA, sikap yang riang, senang, suka-cita, mewakili KECERDASAN EMOSI


( EQ ) karena orang yang cerdas secara emosi, secara praktis penampilan yang
mudah dilihat adalah ceria.

BERAKHLAK, adalah orang yang ber-budi pekerti luhur, mengerti nilai hidup
dan moral atau sebutan lain untuk orang yang berkarakter, istilah untuk
kecerdasan spiritual ( ESQ )
ZAMAN BERUBAH

Setiap zaman memerlukan kecerdasan yang tinggi untuk tingkat


keberhasilan yang sama.

Lima puluh tahun yang lalu, seorang lulusan diploma bisa saja menjadi
terpandai di kecamatannya dan menjadi tokoh atau camat, sedangkan saat ini
banyak diploma menjadi buruh. Tahun 1945-1955 Indonesia dibuat terkagum-
kagum dengan Ir.Soekarno, seorang insinyur, dia manusia langka di Indonesia
saat itu, dan tidak heran jika banyak orang tua zaman itu ingin anaknya seperti
Soekarno, menjadi insinyur. Saat ini berapa ribu insinyur menganggur .

Dekade berikutnya banyak orang ingin menjadi dokter, tetapi saat ini
banyak insinyur dan dokter akhirnya setelah lulus kuliah memilih berdagang,
berpolitik ataupun profesi lainnya yang secara riil bisa membuat makmur atau
senang.

Ketika syarat minimal anggota DPR dan MPR tahun 2004 dibuat minimal
SMA maka banyak caleg YANG KELABAKAN bahkan dimana-mana merebak
ijasah palsu, karena hal itu bukan menjadi syarat pada zaman sebelumnya.

Zaman berubah, sekolah menjadi kewajiban, sekolah unggul dimana-


mana, jutaan orang menjadi sarjana bahkan doktor. Setiap level bidang
kehidupan mencari orang yang tepat dan profesional, setiap bidang kehidupan
memerlukan orang yang pandai. Office boy atau tukang sapu di perkantoran
saja minimal tamat SMA .

Karena itu, jika kita mau membangun sebuah generasi baru, jika kita ingin
anak-anak kita berhasil kehidupannya, tidak bisa tidak kita harus
menyekolahkan mereka, mendorong mereka untuk meraih tingkat pendidikan
yang tinggi dan semakin tinggi, semakin spesial dibidangnya .

Adakah harapan bagi mereka yang memiliki gelar dimasa datang ?


KEBERHASILAN
Sebenarnya untuk apa sih orang capek-capek sekolah? Supaya pandai..
untuk apa pandai ? bisa cari kerja ? Untuk apa kerja ? untuk dapat uang dan
bisa makan untuk berkarir, untuk masa depan singkatnya untuk berhasil. apa
sih berhasil itu ?

Berhasil adalah kalau orang bisa mencapai cita-citanya, lulus kuliah,


menjadi insinyur, dokter, pengacara atau gelar lainnya. Benar juga ini salah satu
aspek keberhasilan, tidak semua orang bisa berhasil menyelesaikan studinya.

Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, villa
dan tabungan masa depan, singkatnya bisa menjadi kaya. Ini juga salah satu
aspek keberhasilan, karena memang tidak semua orang bisa mencapai hal itu.
Berhasil membangun dunia usaha .

Orang lain mengemukakan orang berhasil adalah yang menikah dan


membangun keluarga yang bahagia. Rukun dengan anak dan istri, ada waktu
bersama dan waktu untuk liburan keluarga. Anak-anak yang baik dan hormat
kepada orang tua. Ini uga salah satu aspek keberhasilan. Yaitu berhasil
membangun keluarga.

Lain lagi sekelompok orang berkata, orang berhasil adalah orang yang
walaupun secara materi tidak berhasil, tetapi dia dapat mempengaruhi orang
banyak, hidupnya menjadi panutan dan teladan bagi banyak orang .

PENENTU KEBERHASILAN

DR. Daniel Golleman dari Amerika, bapak management modern,


mengatakan bahwa keberhasilan dipengaruhi oleh 20 % IQ/ II (Intelectual
Quotient atau Intelectual Intelligence) dan 80 % EQ/EI (Emotional Quotient
atau Emotional Intelligence) serta SQ/SI (Spiritual Quotient atau Spiritual
Intelligence).

Kebanyakan orang berhasil membangun suatu usaha, bukanlah para juara


kelas atau sekolah, tetapi yang temannya banyak, yang sewaktu kuliah banyak
berorganisasi, pandai bergaul dia memiliki kemampuan membangun jaringan
distribusi/pemasaran, pandai berbicara, melobi dan bersosialisasi dsb.

Jika konsentrasi kita sebagai pendidik dan orang tua adalah supaya anak-
anak kita berhasil kelak, maka sepatutnyalah kita memberikan porsi dan
perhatian pada EQ dan SQ yang mempengaruhi 80 % keberhasilan
mereka.
MULTIPLE INTELLIGENCE

MULTIPLE INTELLIGENCE atau kepandaian majemuk karena aspeknya


banyak, beberapa aspek kecerdasan dalam diri seseorang secara bersama-sama
membangun level kecerdasan orang tersebut, dan sekaligus membuat
kepribadian seseorang menjadi sangat unik dan tidak akan ada yang sama
persis, sekalipun dia anak kembar.

Setiap orang mempunyai kemampuan dan kombinasi kecerdasan yang


berbeda-beda. Ada yang mempunyai IQ yang tinggi, ada yang pandai
menyanyi, ada yang pandai melukis dan lain sebagainya.

Tingkat kemampuan seseorang dengan orang lain juga sangat berbeda.


Jangan sedih karena kemampuan anak kita dalam bidang tertentu agak kurang.
Tapi yang jelas, setiap orang mempunyai kepandaian atau ahli dalam bidang
tertentu. Prinsipnya Setiap Anak Pandai .

Kisah beberapa anak cacat, yang akhirnya meraih keberhasilan :

Ayah anak ini tidak bekerja dan tidak mempunyai latar belakang sekolah formal.
Sedangkan ibunya seorang guru. Ia lahir di Port Huron, Michigan dan
diperkirakan IQ nya 81 (bodoh). Anak ini di daftarkan ke sekolah 2 tahun lebih
lambat karena sakit jengkring (scarlet fever) dan infeksi pernafasan. Akibat
penyakit ini maka dia berangsur-angsur menjadi tuli. Dia dikeluarkan dari
sekolah setelah bersekolah selama 3 bulan, dan gurunya mengatakan bahwa dia
adalah anak yang terbelakang. Ia senang seluk beluk tentang mesin. Ia juga
suka bermain dengan api sampai-sampai membakar gudang ayahnya. Orang ini
cekatan tapi kalau dia berbicara tata bahasanya jelek sekali. Namun demikian
dia sangat ingin sekali menjadi ilmuwan atau seorang ahli perkeretaapian.
Tahukah anda, siapa anak ini ? Anak ini kemudian menjadi salah satu penemu
yang terbesar di dunia. Dia adalah Thomas A. Edison yang menemukan
lampu.
I. Kisah Sukses Seorang Multitalent

Ini bukan dongeng tetapi kisah nyata diawali ketika saya lahir 12
September 1963 di desa Karangpandan, lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah,
ditengah-tengah keluarga guru TK dan SD yang sangat sederhana, bahkan
boleh dibilang sangat miskin. Rumah gedhek, rumah dari bambu dengan tanah
liat. Tidur belasan tahun diatas dipan tempat tidur dari bambu dan tikar, tanpa
kasur. Waktu SD sempat berjualan es lilin dan mengantar goreng-gorengan ke
warung-warung untuk membantu orang tuanya mencari nafkah.

Orang menyebut saya sebagai Multi Talent, sejak SD hingga SMA selalu
juara kelas dan juga ketua kelas, selain mendapatkan kejuaran di beberapa
bidang seperti pidato, menggambar, mocopat (tembang/lagu dalam bahasa
daerah jawa) dan berbagai lomba lainnnya. Tahun 1981 menjadi Bintang
Pelajar no 1 di Kota Solo dan Tahun 1982 Pelajar Teladan no 1 di Kota Solo.
Itu membuat saya bisa masuk IPB tanpa test dan lulus sarjana Teknologi
Industri Tahun 1987.

Dalam bidang seni, saya memiliki bakat melukis sejak kecil. Ini saya
warisi dari Ayah saya, seorang budayawan kota Solo, Ayah seorang dalang,
seorang guru dan juga seorang pelukis di Kota Solo, beberapa kali saya
mengadakan Pameran Lukisan (ketika saya masih sekolah SMA) dan beberapa
Lukisan saya laku dijual, bahkan ketika kuliah di IPB bisa menjadi tambahan
penghasilan bagi saya.

Ketika selesai kuliah Tahun 1987 mulai bekerja di PT. Sugizindo, Pabrik
makanan bayi, di daerah Citeureup, Bogor, memulai bekerja dari bawah
dibagian supervisor packing line bagian mengepak kaleng susu ke dalam
carton. Lalu pindah bagian produksi sebagai supervisor.

Tahun 1990 menikah dan merantau ke Jakarta, mengadu nasib di


ibukota, sempat 2 tahun tinggal di rumah bedeng, rumah petak 30 m 2 di
daerah dekat kebun pisang di rumah-rumah yang sekarang kena gusuran
gedung-gedung bertingkat. Rumah petak dimana para office boy dan kaum
buruh layaknya tinggal, tanpa AC, tanpa kulkas dan tanpa mobil.

Tahun 1990 saya bergabung di Astra Export Company, selain


keuletan, kegigihan maka bakat dagang saya mulai kelihatan, dan sering
mendapat rewards karena dianggap mampu mengembangkan bisnis dibidang
footwear di Astra Export.

Tahun 1992 keluar dari Astra dan membuka perusahaan Trading,


bersama Bpk. Tanu Sutomo, PT.Ifaria Gemilang, yang pada awalnya
merupakan buying agent dan Trading 100% Export hingga 1996. Krisis ekonomi
Tahun 1996-1998 yang banyak bertumbangan bangkrut, justru menjadi
moment untuk PT.Ifaria Gemilang membuka usaha di Pasar dalam negeri,
diawali membuka retail, kemudian mencoba grosir, mail order dan direct
selling yang sempat jatuh bangun, gagal namun jiwa entreprenuer kami
teruji, kegigihan untuk terus mencoba, mencoba dan mengembangkan usaha
sehingga akhirnya menjadi sebuah usaha dengan sistem MULTI LEVEL
MARKETING dengan jaringannya IFA Club. Tahun 2006 sudah memiliki
member lebih dari 250.000 dengan depot di 106 kota, bergerak dalam produk
baju, busana muslim, sepatu dan sandal, asesoris, vitamin dan suplemen dan
usahanya berkembang hingga saat ini, dimana saya menjadi pendiri, owner dan
Presiden Komisaris.

Tahun 1997 saya mulai menjadi Produser kaset dan VCD lagu dan hingga
saat ini (2006) sudah 10 Album anak dan 2 album dewasa diluncurkan. Dalam
album HomPimpa dan Worship Kids serta Suara Pemulihan ada beberapa
lagu karangan saya sendiri, Sebuah bakat baru yang muncul belakangan
karena kesukaan akan anak-anak.

Tahun 2005, melalui PT. Happy Holy Kids yang baru didirikan akhir
Tahun 2004 diluncurkan 3 seri baru Happy Holy Kids koleksi lagu-lagu
khusus anak TK, dan saya tetap sebagai Produser, bahkan ikut aktif
mengarahkan dan mengedit lirik lagu demi lagu.

Bermula dari hobi, Tahun 1998 saya mulai melakukan shoting anak-anak
TK menyanyi, melakukannya sendiri secara sederhana editing film, membuat,
master VCD lagu anak-anak dan memproduksinya. Hoby ini berkembang dan
akhirnya mendirikan Production House SUARA PEMULIHAN yang
memproduksi beberapa volume kaset, CD, VCD dan buku.

Tahun 1998 saya juga mulai menulis buku, dan dalam waktu 6 tahun, di
Tahun 2004 sudah 19 buku saya tulis, dicetak dan menyebar di seluruh
Indonesia, dari Aceh hingga Papua dari Sangihe Talaud hingga ke Mentawai dan
Nias, melalui SUARA PEMULIHAN yang saya dirikan. Buku-buku saya tersebut
bias didapatkan di Gramedia, Kharisma serta beberapa toko lainya di seluruh
Indonesia, Buku saya MENDIDIK ANAK salah satu buku kelompok Psiokolgi
Populer, diterbitkan oleh GRAMEDIA. Setiap buku yang saya tulis, dalam
waktu 5 tahun penjualan perjudul mencapai minimal 20.000 examplar dan
untuk yang best seller hingga 45.000 s/d 50.000 examplar. Tahun ini akan terbit
3 judul buku lagi. Maka orang menyebut saya sebagai salah satu penulis buku
yang produktif.

Dalam berbagai seminar PERNIKAHAN mengenai perbedaan laki-laki


dan perempuan, seminar Multiple Intelligence dan topik-topik lainnya,
banyak orang menyangka bahwa saya seorang psiokolog, tetapi meleset, saya
insinyur Teknologi Industri, saya adalah orang yang mudah belajar hal-hal baru
secara autodidak dan berani mengajarkan kembali ke orang lain. Komentar
orang yang mengikuti seminar saya, mereka berkata bahwa saya berbicara
secara komunikatif sederhana, mudah dimengerti, kocak dan enak di dengar.
Orang menyebut saya punya talenta berbicara.

Tahun 2004 yang lalu, saya mendirikan perusahaan baru PT.Happy


Holy Kids, yang meliputi; Production House, yang memproduksi acara anak-
anak di Televisi, Event Organizer dan Trading serta HHK ONLINE (Web HHK;
www. happyholykids.com) untuk produk anak-anak, mulai dari Garment, Shoes
& Bags, Fancies & Asesories, Stationary, produk media seperti kaset, vcd, cd
interaktif untuk anak-anak bahkan rencana akan ekspansi ke makanan ringan,
minuman, permen, toys serta baby intems. Produknya tersebar di 500an lebih
outlet. Baik outlet milik sendiri, franchise, shop in shop ataupun konsinyasi di
Depstore, Hypermarket, Minimarket dll.

EO HHK menjadi penyelenggara dari HHK Awards, HHK Academy,


HHK Roadshow, HHK Charity dan HHK Off Air. Melalui perusahaan ini
seluruh aspek dari MULTIPLE INTELLIGENCE benar-benar saya kembangkan
secara maksimal.

Semua yang saya pegang dan usahakan berubah dan berhasil. Itulah
yang memberanikan saya menulis buku untuk bidang yang sebenarnya di luar
bidang saya, namun menjadi enak karena sangat praktis dan aplikatif. Saya
menulis Anak Cerdas ceria berakhlak atau Multiple Intelligence bukan
karna belajar psikologi tetapi karena saya adalah seorang yang intelligence-nya
multiple.

Buku ini lebih banyak merupakan kesaksian hidup seorang yang sukses
dalam berbagi aspek kehidupannya, dan mengajarkannya kepada yang lain.
Dalam bab-bab selanjutnya, saya akan saksikan berapa kunci sukses saya,
menggunakan sistematika multiple intelligence ini.

Ini bukan buku ilmiah, ini bukan teori, ini buku yang mengubah
paradigma .. mengubah kehidupan!!
II. Zaman berubah

Setiap zaman memerlukan kecerdasan yang lebih tinggi untuk


tingkat keberhasilan yang sama.

Lima puluh tahun yang lalu, seorang lulusan Diploma, bisa saja menjadi
terpandai dalam kecamatannya dan menjadi tokoh atau camat, sedangkan saat
ini banyak Diploma menjadi buruh, Tahun 1945-1955 Indonesia dibuat
terkagum-kagum dengan Ir.Soekarno, seorang insinyur, di manusia langka
disaat itu, dan tidak heran banyak orang tua zaman itu ingin anaknya seperti
Soekarno, menjadi insinyur, saat ini berapa ribu insinyur menganggur.

Dekade selanjutnya, banyak orang yang ingin menjadi dokter, tetapi saat
ini banyak insinyur dan dokter akhirnya setelah lulus kuliah memilih berdagang,
berpolitik ataupun profesi lainnya yang secara rill bisa membuat makmur dan
senang.

Ketika syarat minimal anggta DPR dan MPR RI tahun 2004 dibuat
minimal SLTA maka banyak Caleg yang kelabakan bahkan dimana-mana
merebak ijasah palsu, karena hal itu bukan menjadi syarat pada zaman
sebelumnya.

Zaman berubah, sekolah menjadi kewajiban, sekolah unggul dimana-


mana, jutaan orang menjadi sarjana bahkan doktor. Setiap level bidang
kehidupan mencari orang yang tepat dan professional, setiap bidang
kehidupan memerlukan orang yang pandai, Office Boy atau tukang sapu di
perkantoran saja minimal SMA. Karena itu jika kita mau membangun sebuah
generasi baru, jika kita ingin anak-anak kita berhasil kehidupannya, tidak
bisa tidak memang kita menyekolahkan mereka, mendorong mereka untuk
meraih tingkat pendidikan yang tinggi dan semakin tinggi, semakin special
dibidangnya. Adakah harapan bagi mereka yang tidak memiliki gelar dimasa
datang ? Baca saja terus buku ini hingga selesai!

III. Keberhasilan

Sebelum kita berbicara lebih jauh soal Anak Cerdas Ceria Berakhlak
atau Multiple Intellgence atau Kepandaian Majemuk, maka kita akan bahas
tentang keberhasilan.

Sebenarnya untuk apa sih orang capek-capek sekolah? Supaya pandai!


Untuk apa pandai? Bisa cari kerja? Untuk apa kerja? Untuk dapat uang dan
bisa makan! Untuk berkarier! Untuk masa depan! Singkatnya untuk berhasil!
Tetapi kita bertanya lebih jauh.. apa sih berhasil itu?

Berhasil adalah kalau orang bisa mencapai cita-citanya, lulus kuliah,


mejadi insinyur, dokter, pengacara atau gelar lainnya. Benar juga ini salah satu
aspek keberhasilan, tidak semua orang bisa berhasil menyelesaikan studinya.

Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, vila
dan tabungan masa depan, singkatnya bisa menjadi kaya, saya setuju saja, ini
salah satu aspek keberhasilan, karena tidak semua orang bisa mencapai hal itu.
Berhasil membangun usaha.

Orang lain mengemukakan orang berhasil adalah yang menikah dan


membangun keluarga yang bahagia, rukun dengan anak dan istri, ada waktu
bersama dan ada waktu untuk liburan keluarga. Anak-anak yang baik dan
hormat orang tua. saya juga setuju inilah salah satu aspek keberhasilan.
Berhasil membangun keluarga.

Lain lagi sekelompok orang berkata, orang berhasil adalah orang yang
walaupun secara materi bisa saja tidak berhasil, tetapi dia mempengaruhi
orang banyak, hidupnya menjadi panutan dan teladan bagi banyak orang.
Saya pun setuju inilah aspek keberhasilan.

IV. Penentu keberhasilan

Yang menarik dalam hal keberhasilan adalah, apapun aspek keberhasilan


tersebut, penelitiaan yang dilakukan oleh Prof.Dr.Daniel Golleman dari Amerika,
bapak management modern, mengatakan bahwa keberhasilan dipengaruhi oleh
20% IQ/II (Intelectual Quotient atau Intelectual Intelligence) dan 80%
EQ/EI (Emotional Quotient/Emotional Intelligence) serta SQ/SI (Spiritual
Quotient/Spiritual Intelligence)

Kebanyakan orang berhasil membangun usaha, bukanlah para juara


disekolah, tetapi yang temannya banyak, sewaktu kuliah banyak berorganisasi,
pandai bergaul, dan ketika dia membangun usaha, mampu membangun
jaringan distribusi, jaringan pemasaran karena kepandaiaanya bergaul atau
bersosialisasi.

Bukan orang yang jenius atau pandai otaknya yang mampu membangun
usaha dan mendapatkan pinjaman modal dari bank, tetapi yang mampu
berbicara, pandai melobi, pandai bergaul dan bersosialisasi.
Orang yang berhasil membangun keluarga bahagia bukanlah yang jenius.
Sering ketika suami dan isteri semua cerdas secara otak saja, akan banyak
bertengkar dan berdebat dan tidak bahagia. Butuh kecerdasaan dan emosi dan
kebaikkan, karakter dan nilai hidup yang merupakan bagian dari Spiritual
Intelligence untuk berhasil dalam pernikahan.

Jika konsentrasi kita sebagai pendidik dan orangtua adalah


supaya anak-anak kita berhasil kelak, maka sepatutnyalah kita
memberikan porsi dan perhatian pada EQ dan SQ yang
mempengaruhi 80% keberhasilan mereka.

Buku ini akan membahas lebih banyak mengenai kedua aspek ini, sedang
aspek lainnya sebagai pengetahuan saja.

V. Multiple Intelligence

Multiple Intelligence atau Kepandaian Majemuk Kenapa disebut


demikian? Karena kecerdasan atau kepandaian atau kepandaian itu dalam
aspeknya banyak, beberapa aspek kecerdasan dalam diri seseorang secara
bersama-sama membangun level kecerdasan orang tersebut, dan sekaligus
membuat kepribadian seseorang menjadi sangat unik dan tidak akan ada yang
sama persis, sekalipun dia anak kembar.

Dalam buku ini aspek demi aspek tersebut, saya akan bahas secara
sederhana, dengan penekanan penerapan/aplikasi apa yang penting bagi kita
para orang tua, guru, pendidik dan pelayan anak lainnya bersikap, mendidik dan
melakukan terapi pada anak-anak kita.

Ada berbagai buku Multiple Intelligence dan ada pengelempokan yang


berbeda-beda, ada yang 5,7 dan 8 jenis kecerdasan. Perbedaan ini wajar-wajar
saja, karena ilmu-ilmu sosial dan psikologi bukanlah ilmu pasti seperti 1 + 1
pasti 2, tetapi ilmu tentang konsep (sosial, psikologi dll), selalu berkembang
sesuai dengan pemahaman dan keadaan.

Saya bukanlah psikolog atau orang yang filosofis, saya seorang


pengusaha yang sukses, pembicara yang efektif, penulis buku yang produktif,
seniman yang karyanya laku dijual, gampangnya saya ini PRAKTISI, Karena itu
saya membagi-bagi kecerdasan majemuk kedalam berbagai bidang kehidupan,
supaya secara details kita mengetahui aspek-aspek yang membangun
kecerdasan dan saya tekankan aplikasi PRAKTIS supaya anak berhasil di masa
depan mereka.
Setiap orang mempunyai kemampuan dan kombinasi kecerdasan yang
berbeda-beda. Ada yang mempunyai IQ yang tinggi, ada yang pandai
menyanyi, ada yang pandai melukis, ada yang pandai musik, dan lain-lain.

Tingkat kemampuan seseorang pun berbeda-beda dengan orang lain.


Jangan sedih karena kemampuan anak kita dalam bidang tertentu agak kurang.
Tapi yang jelas, setiap orang pasti mempunyai kepandaian atau keahlian dalam
bidang tertentu, Bahkan saya lebih senang mengatakan SETIAP ANAK
PANDAI !.

Kalau kita perhatikan, orang-orang yang sukses belum tentu orang yang
pandai secara intelektual atau baik secara fisik. Banyak unsur-unsur yang
membuat seseorang berhasil dalam hidupnya. Berikut ini saya akan
menceritakan kisah dari beberapa anak cacat, yang akhirnya meraih
keberhasilan.

Ayah dari anak ini tidak bekerja dan tidak mempunyai latar belakang
sekolah formal, Sedangkan ibunya seorang guru. Ia lahir di Port Huron,
Michigan, dan diperkirakan IQ-nya 81 (bodoh). Anak ini didaftarkan kesekolah
dua tahun tahun lebih lambat karena penyakit jengkering (scarlet fever) dan
infeksi pernafasan. Akibat penyakit ini maka dia berangsur-angsur menjadi tuli.
Dia dikeluarkan dari sekolah setelah bersekkolah selama 3 bulan, dan gurunya
menyatakan bahwa dia adalah anak yang terbelakang. Ia senang seluk-beluk
tentang mesin. Ia juga suka untuk bermain dengan api dan pernah dia bermain
api sampai membakar gudang ayahnya. Orang ini cekatan tapi kalau dia
berbicara tata bahasanya jelek sekali. Namun demikian dia sangat ingin sekali
menjadi ilmuwan atau seorang ahli per-kereta-apian. Tahukah anda, siapa anak
ini ? Anak inii kemudian menjadi salah satu penemu yang terbesar di dunia.
Namanya : Thomas A. Edison yang menemukan lampu.

Ada seseorang Yunani yang melamar pekerjaan pada suatu kantor.


Pada saat wawancara, pewawancara senang dengan kepribadian orang ini dan
setuju kalau orang ini bekerja. Namun setelah ditanya, ternyata orang ini tidak
bisa membaca maupun menulis, Dia hanya bisa menulis namanya sendiri.
Padahal pekerjaan yang sedang dibutuhkan yaitu tukang ketik. Jadi terpaksa
lamaran orang ini ditolak.

Tentunya orang ini sedih karena tidak diterima kerja. Singkat cerita orang
ini pergi Ke Amerika dan tinggal disana. Di Amerika dia berusaha dan usahanya
terus meningkat sampai akhirnya dia menjadi seorang pengusaha yang berhasil.
Seorang wartawan ingin menuliskan tentang pengusaha yang berhasil ini. Saat
bertemu dan bincang-bincang, wartawaan ini berkata, Wah, Bapak ini luar
biasa sekali. Dalam keadaan tidak bisa membaca dan menulis begini, Bapak
bisa sukses dan menjadi seorang pengusaha. Kemudian Wartawan ini
melanjutkan : Apalagi kalau Bapak dari sejak kecil bisa membaca dan menulis,
pastilah Bapak akan jauh lebih berhasil dari sekarang. Mendengar pernyataan
wartawan ini, justru pengusaha ini mengelengkan kepalanya dan mengatakan,
Tidak, tidak ! Kalau saya bisa membaca dan menulis dari sejak kecil, saya tidak
akan menjadi pengusaha tapi saya akan menjadi tukang ketik.

Setiap kita pasti mempunyai kemampuan pada beberapa bidang tertentu.


Yang harus kita lakukan yaitu mengetahui dimana kemampuan kita dan
pakailah kemampuan tersebut serta kembangkana terus . Jangan terlalu
konsentrasi pada kelemahan kita. Charles Allen berkata : Ingatlah bahwa
Anda dibutuhkan. Paling tidak ada satu pekerjaan penting yang harus anda
kerjakan, dan pekerjaan itu tidak akan beres kalau bukan Anda yang
mengerjakannya.

Bob Butera, mantan presiden tim hockey New Jersey Devils, ditanyakan
pendapatnya tentang rahasia menjadi pemenang/orang yang berhasil. Ia
menjawab, Yang membedakan pemenang dengan pecundang adalah bahwa
pemenang itu selalu berkonsentrasi pada apa yang dapat diperbuatnya, bukan
pada apa yang tidak dapat diperbuatnya. Jika seorang adalah pencetak gol
yang hebat namun bukan pemain skate yang baik, kami suruh dia untuk hanya
memikirkan golnya saja, Jangan pernah memikirkan orang lain yang lebih
pandai main skate daripadanya.

Kenyataan dan sejarah membuktikan, justru orang-orang yang sukses


ternyata banyak kelemahan secara fisik. Sebuah penelitian terhadap tiga ratus
orang yang sangat sukses, mengungkapkan bahwa 25% punya cacat, seperti
kebutaan, ketulian, atau kelumpuhan anggota badan. Beberapa diantaranya :
F.Roosevelt lahir lumpuh, Hellen Keller buta sejak kecil, Glenn
Cunningham pernah terbakar sampai parah sehingga dokter mengatakan tidak
bisa berjalan lagi, tapi pada tahun 1934 dia membuat rekor dunia lari satu mil.

Juga tidak sedikit orang yang sukses justru mempunyai kondisi fisik yang
kurang menguntungkan dalam bidang yang diterjuninya itu. Tapi semua tidak
menghalangi keberhasilan mereka. Karena mereka tidak melihat kelemahan
mereka. Mereka memiliki kecerdasan di bidang lain menutupi kekurangan
mereka di sisi fisik. Biasanya yang cacat secara fisik memiliki kecedasan batin
(kita sekarang mengenalnya sebagai EQ dan ESQ) yang lebih kuat.

Ketika pianis besar Polandia, Ignace Paderewski mula-mula memilih


untuk belajar main piano, guru musiknya mengtakan mengatakan kepadanya
tangannya terlalu kecil untuk menguasai tuts piano. Ignace memiliki hati yang
besar !
Demosthenes adalah seorang yang gagap. Suatu ketika orang tuanya
meninggal. Untuk mewarisi harta dari orang tuanya, dia harus berbicara di
dewan kota. Karena dia tidak berani dan tidak bisa berbicara maka hartanya
jatuh ke orang lain. Dia bertekat untuk belajar berbicara di depan umum. Dia
mengisi mulutnya dengan batu-batu dan berjalan-jalan ditepi pantai sambil
berteriak kepada ombak sehingga, meski cacat, akhirnya ia menjadi seorang
ahli piano terkenal di Yunani.

Bagi Inggris, Nelson adalah seorang pahlawan laut terbesar. Tapi ia


tidak pernah bisa mengatasi mabuk lautnya yang menyerangnya ketika ia
pertama kali naik kapal dan terus menerus terjadi bila ia naik kapal.

1. Lingkungan Intelligence

Bagian pertama dari aspek kecerdasan adalah linguistic intelligence,


kecerdasan berbahasa. Bahasa sendiri memiliki beberapa hal seperti tata
bahasa, spelling atau pengejaan/pengucapan, tulis menulis, menulis halus,
tata cara menulis yang benar dan hal-hal lainnya (Hal-hal ini yang tentunya
harus diperhatikan oleh seorang guru bahasa). Namun menurut saya, sebagai
orang praktisi, pengusaha dan pemerhati masalah keluarga, yang penting dalam
kecerdasan bahasa yang berhubungan langsung dengan penentuan orang
tersebut akan berhasil atau tidak adalah aspek; berani berbicara, senang
berbicara, bicara yang komunikatif, senang membaca dan bukan membaca
indah, menulis cepat dan bukan menulis halus. Hal-hal inilah yang harus
diperhatikan oleh orang tua dan para pendidik bidang-bidang ilmu lainnya.

A. Berani Bicara

Mereka yang berhasil dalam kehidupan ini, adalah mereka yang


berani berbicara. Apa artinya seseorang pandai jika mereka tidak
berani bicara, maka siapa yang akan tahu kalau dia pandai ?

Ada perbedaan budaya di Asia dan Eropa atau Amerika, dalam hal
mendidik anak. Umumnya dia Asia jika orang tua marah, dan anak menjawab,
maka orang tua akan bertambah marah, membentak Diam Jangan melawan
kalau orang tua berbicara Sementara itu, justru hal sebaliknya di barat
mereka meminta anaknya untuk talk bahkan argue mereka meminta anaknya
untuk berbicara, memberikan alasan.

Kita sebagai orang tua dan juga sebagai guru, mari kita melatih anak-
anak kita menjadi anak-anak yang berani berbicara. Ajak murid-murid ataupun
anak anda untuk berdiskusi, belajar mengeluarkan pendapat, dengarkan
mereka. Kepribadian juga akan berkembang ketika orang didengar. Ada
kebahagiaan ketika orang didengar sehingga bukan hanya soal membuatnya
berani berbicara, sebenarnya hal yang lebih jauh terjadi, membuat seseorang
merasa diterima dan bahagia.

Saya (Jarot Wijanarko, Ir) bukanlah seseorang yang berbahasa Inggris


dengan baik. Spelling saya jelek, bahkan gramar/tata bahasa saya kacau.
Namun ketika saya tahun 1990 bergabung dengan Astra dan ditempatkan di
bagian Marketing Export, maka saya berhasil. Saya bisa mendapatkan buyer
dan order yang banyak, bahkan tahun 1992 saya membuka perusahaan sendiri
(PT.IFA = Indonesian Footwear Agencies), Trading Export dan terus
berkomunikasi dengan pembeli/buyer dari luar negeri.

Kenapa saya berhasil berhubungan, berkomunikasi dengan orang asing ?


Bukan karena bahasa Inggris saya bagus, tetapi karena saya berani
berbicara. Saya menjumpai bahwa mereka bisa memaklumi bahasa Inggris
saya yang parah. Saya sering menjumpai orang Indonesia yang lebih
perfectionist yang selalu mengoreksi bahasa Inggris saya, yang kacau
spelling bahkan gramar-nya. Saya ada rasa minder berbahasa Inggris di
hadapan orang Indonesia, tetapi justru tidak dengan orang asing.

Karena itu saya sarankan jika anakmu si kecil dengan bangga


menunjukkan kebolehannya berbahasa Inggris dan mengucapkannya
dengan spelling yang salah, biarkan saja. Jangan sedikit-sedikit
disalahkan, nanti dia akan malas, malu dan tidak berani berbicara.

Kisah Sigagap

Alkisah ada sebuah penerbit buku cerita yang susah menjual buku edisi
terbarunya. Sampai-sampai mereka pasang iklan untuk mencari
salesman/salesgirl untuk menjual buku tersebut. Banyak juga yang melamar
dan rata-rata pintar persuasi orang dan enak ngomongnya, cakep dan cantik
lagi. Tapi tetap saja mereka tidak berhasil.

Sampai suatu waktu ada orang gagap datang ke penerbitan tersebut


bermaksud melamar jadi salesmen. Pe pepPpper..misi., salam si gagap ke
penerima tamu. Ada perlu apa nih pak ? tanyanya. S..ss..saya
mm..mmmaummelammmarrr jaja jad..jjadi sales pak jawabnya terbat-bata.
Apa kamu yakin bisa ngejualin buku-buku ini ? yang normal, cakep, dan cantik
aja ngak gablek ngejualnya !!
Bbb..bbbisa pak, jawabnya yakin bangetmantap. Ya udah mulai besok
kamu coba jualin deh sepuluh buku dulu ya?

Esok harinya, ternyata nggak sampai setengah hari dia sudah kembali
lagi ke penerbitan untuk minta dibawain buku lagi karena kesepuluh buku
tersebut habis laku terjual. Dikasih lagilah dua puluh buku.dan nggak sampe
jam 4 sore udah balik dan laku juga semuanya. Begitu seterusnya sampe buku
tersebut menjadi best seller.

Wah kamu hebat banget yaminggu depan akan ada malam resepsi
penghormatan buat kamu dan kamu utarakan kepada para sales lain serta tamu
undangan yang datang apa kiat kamu dalam mencapai keberhasilan
ini.gimana, Ok kan ? Tanya direktur penerbitan. Te..Te..tte..terim..ma
kakakasih pak,

Pada saat malam resepsi tersebut sampailah waktu si gagap memberikan


sambutan sambil diiringi tepuk tangan riuh para tamu yang hadir.
Ayo dong bagi-bagi ke kita gimana sih caranya Anda berhasil ? seru
teman-temannya dari baris belakang.
Ssssederhahana kok, sssaya cu cu..ccum.cuman, belum
selesai dia berbicara, Apaan dong cepeten nih !! potong teman-temannya
lagi nggak sabar.
Ss..sa..sayacccuma..tt..ta..tanya ss saja ke ca..ca..ccalcalon
pembelinya, Ananda mmau bbbbbelibu..bukkku ini atau
mmau..ss..sss..saya ba ba..babacain ?

Banyak orang lebih lancar berbicara, tetapi malu, segan, sungkan dan
tidak berani berbicara, maka pastilah bukan orang yang akan berhasil. Aspek
bahasa yang penting adalah berani berbicara.

Kembali ke kisah hidup saya sendiri, saya orang kampung dari Jawa
tengah, yang Tahun 1990 merantau ke kota Jakarta, mengadu nasib. Sempat 2
tahun tinggal di rumah bedheng, rumah petak 30 meter persegi. Kenapa
akhirnya saya bisa punya perusahaan sendiri, menjadi pengusaha mulai
dengan usaha trading export, partner dan bisnis dengan luar negeri/orang
asing ? salah satu factor karena saya berani berbicara.

Semakin saya sering ke luar negeri dan menjumpai orang singapura,


orang india, Hongkong, Taiwan yang ternyata cukup banyak pengusaha disana
juga spellingnya cukup parah. Sangat kental logat suku-nya.

Terapi anak-anakmu/anak didikmu untuk BERANI berbicara,


dengan cara meminta mereka bercerita apa yang dialami hari itu,
mengemukakan pendapat pribadinya yang mungkin berbeda denga
orang tua. Sekolah bisa membuat cara belajar dimana murid-murid
justru yang mempresentasikan materi kepada teman-temannya dan
guru membahasnya.
B. Senang Bicara

Hal kedua dalam berbahasa, yang penting menurut saya adalah senang
berbicara Apa artinya orang tahu dan punya banyak ilmu tetapi tidak senang
berbicara. Siapa yang akan tau kalau dia pandai, dan apakah kepandainnya
berguna bagi orang lain ?

Saya berikan saja contoh dari diri saya sendiri. Saya bukan psikolog, saya
hanya tahu sedikit tentang psikologi, saya hanya tahu sedikit tentang multiple
intelligence tetapi saya membicarakannya dengan orang-orang apa yang saya
ketahui dengan antusias. Ilmu saya sedikit, banyak orang yang lebih tahu dari
saya namun merekapun merasa mendapat sesuatu/pengetahuan ketika
saya berbicara, karena penyampaian saya yang antusias dan aplikatif serta
praktis, maka orangpun ramai-ramai mengundang saya untuk seminar
multiple intelgence atau pernikahan dengan kemasan psikologi populer.

Apa yang terjadi dengan orang-orang yang pandai namun tidak berani
dan tidak senang berbicara? Dia akan duduk dibelakang mendengarkan orang
lain, sambil menjadi kritikus di dalam hatinya. Orang seperti ini bisa menjadi
orang yang kepahitan dalam hidupnya.

Demikian juga saya bukanlah orang yang tahu banyak tentang Theologia,
bahkan saya tidak sekolah Alkitab, saya bukan Pendeta, saya seorang
pengusaha, namun saya menerima undangan ceramah yang jauh lebih banyak
daripada mereka yang tahu hal itu. Salah satu sebabnya saya senang dan
berani berbicara. Karena senang maka antusias dan komunikatif sehingga
menjadi menarik.

Anak-anak bisa dilatih senang berbicara, jika kita orang tua bisa
menjadi teman bicara yang baik bagi mereka.

C. Teman Bicara yang baik

Orang yang berhasil adalah yang temannya banyak dan punya jaringan
luas. Salah satu kunci untuk membangun hubungan dengan orang lain adalah
menjadi teman bicara yang baik dan itu bisa diraih dengan:

1. Belajar menjadi pendengar yang baik.


2. Memberi komentar yang positif.
3. Jika harus memberi saran dan kritik, tetap mulai dengan mendengar
(langkah 1), komentar positif terlebih dahulu (langkah 2) dan barulah saran
atau kritik.
4. Beri prioritas dengan tidak berbicara dan sambil asyik menulis SMS atau
membaca lainnya.

Demikian juga dengan bidang-bidang keberhasilan lainnya. Siapakah


yang berhasil menikah? Bukan orang yang menguasai tata bahasa/ gramar dan
spalling dengan baik, tetapi yang bisa menjadi teman bicara yang baik.

Aspek kecerdasan berbahasa yang berhubungan erat dan


langsung dengan keberhasilan adalah kalau orang bisa jadi teman
bicara yang baik.

Melatih anak untuk berkomunikasi yang baik dalam arti menjadi teman
bicara yang baik, peran orang tua sangat penting dalam memberi contoh,
bagaimana suami dan istri menjadi teman bicara yang baik dan juga orang tua
menjadi teman bicara yang baik bagi anak-anak.

Jangan buru-buru marah, jangan buru-buru memotong


pembicaraan anak. Hargai ketika anak-anak berbicara dengan
mendengar dan memperhatikanya maka itu juga yang akan menjadi
polanya dalam berbahasa.

D. Bicara komunikatif

Semua masalah di dunia ini bisa diselesaikan dengan cara berkomunikasi.


Musyawarah, dialog, negosiasi adalah komunikasi. Banyak masalah di dunia ini
muncul, karena masalah komunikasi, salah komunikasi dan tidak adanya
komunikasi yang baik, atau bahkan tidak ada atau tidak mau berkomunikasi.

Berikut ini tips-tips sederhana bagaimana meningkatkan kemampuan


berkomuniksi, yang disampaikan oleh Dr.Ir.Fuxie dosen sosiologi dari
Universitas indonesia.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, ingatlah bahwa anda adalah


orang penting. Orang yang sedang Anda ajak berkomunikasi, itu pun juga
orang yang penting, karena dia pun ciptaan Tuhan. kalau sikap anda demikian,
maka anda akan bisa berkomunikasi kepada siapa pun dengan lancar. Kalau
orang yang anda ajak adalah orang yang statusnya tinggi (bos atau pun
pejabat), anda tidak perlu munduk-munduk atau pun menjilat dia. Sebaliknya
Anda juga tidak akan menekan orang yang rendah (walaupun tukang sapu
atau tukang parker), karena apapun kedudukan dia, dia juga orang yang
penting.
Berbicara dengan memandag mata dari lawan bicara anda. Kalau Anda
berbicara tapi mata anda tertunduk, ini mengisyaratkan bahwa anda minder.
jika anda mengalami kesulitan dalam memandang lawan bicara anda ikutilah
prosedur yang dikemukakan Zig Ziglar berikut ini.

Mulailah dengan proses melihat diri Anda sendiri pada mata Anda
berkesempatan di muka cermin. Anda juga harus menyisihkan waktu beberapa
menit setiap hari untuk tujuan khusus dengan sengaja melihat langsung mata
Anda.

Tahap kedua adalah kontak mata untuk pembinaan citra diri dengan
melibatkan anak-anak kecil. Kalau kesempatan muncul berbicaralah dan
bermainlah dengan anak-anak kecil dan lihatlah ke mata mereka sementara
anda melakukannya. Salah satu keuntungan sampingan yang sangat besar
disini adalah bahwa anak-anak akan lebih menyayangi anda dan penerimaan
mereka meningkatkan citra diri anda.

Tahap ketiga adalah berkonsentrasi untuk melihat kelompok sesama


anda dan rekan-rekan anda, di samping mereka yang mungkin bekerja pada
kedudukan yang lebih rendah. Pandanglah mereka pada mata mereka setiap
kali anda berkomunikasi dengan mereka. Ini akan meningkatkan citra anda.

Dan untuk tahap terakhir, yaitu melihat setiap orang yang anda ajak
berkomunikasi dan Anda beri salam, langsung pada mata mereka. Secara
keseluruhan prosedur ini sangat besar manfaatnya untuk membina citra diri
Anda, dan merupakan pembuat teman yang hebat sekali.

Jenis komunikasi lainnya yang harus juga Anda pelajari yaitu berbicara di
depan umum, Apakah anda takut, saat saya menyebutkan hal ini? Kalau anda
menjawab ya, maka Anda sama dengan kebanyakan orang didunia ini.
Menurut majalah Readers Digest, berpidato adalah ketekutan nomor satu di
Negara Amerika. Namun demikian, berpidato juga merupakan pembangun citra
diri yang hebat. Lain kali ada kesempatan berbicara didepan umum atau
kelompok, manfaatkan itu dengan sebaik-baiknya.

Latih anak-anak berani tampil di depan dalam acara-acara


disekolah, di gereja, mesjid atau Mall.
E. Senang membaca

Berbahasa, aspek penting lainnya adalah senang membaca. Kadang-


kadang karena anak diajar membaca terlalu dini, akhirnya bisa membaca tetapi
tidak suka membaca, bisa menulis tetapi tidak suka menulis.

Membaca, menambah ilmu pengetahuan. Waktu kita menjadi


sarjana, maka baru 10 % kapasitas otak kita yang terpakai untuk
ilmu pengetahuan. Manusia akan menjadi apa sesuai yang diisikan ke
otaknya, atau tidak menjadi apa-apa. Karena itu untuk saudara sendiri, isilah
waktumu dengan membaca banyak buku/majalah yang perlu, entah itu
buku/majalah psikologi, agama, pengetahuan politik, sosial atau hal lainnya.

Komik, novel dan cerpen yang banyak dibaca anak-anak dan juga orang
dewasa, dan menghabiskan waktu yang banyak, tetapi membaca hal-hal
demikian tidak menambah apa-apa di otak selain hanya untuk mengisi atau
lebih tepat saya beri istilah MEMBUANG WAKTU. (Hal yang sama dengan
menonton film hiburan, kartun hiburan dan games).

Didik anak-anak suka membaca dan membaca hal-hal yang perlu atau
paling tidak informasi atau ilmu pengetahuan, yang sesuai dengan usianya
misalnya Majalah anak. Majalah atau buku-buku tentang hoby, pesawat,
senjata dan hal-hal lainnya masih lebih baik dari pada komik, novel atau cerpen
karena ada informasi atau ilmu pengetahuan umumnya.

Manusia akan menjadi apa sesuai yang diisikan ke otaknya.


Atau tidak menjadi apa-apa karena otaknya tidak ada isinya apa-apa.
itulah perlunya membaca.

F. Menulis cepat

Aspek lain dari berbahasa, adalah menulis, dan bagian yang penting
dalam menulis untuk zaman ini, bukanlah menulis halus, menulis bagus, karena
sekarang semua surat menyurat menggunakan komputer bahkan tanpa kertas
karena surat menyurat dikirim via email atau di dalam kantor jaringan LAN.

Hal yang lebih mendesak, yang lebih perlu dan berhubungan dengan
keberhasilan seseorang adalah kemampuannya untuk menulis cepat. Dalam
menghadiri rapat-rapat dengan atasan, dengan orang penting, dalam seminar
dan pertemuan pertemuan penting, dalam mengisi formulir dan hal-hal lainya
maka yang diperlukan adalah menulis cepat.
Saya tidak bisa membayangkan seorang sekretaris yang cantik, dengan
tulisan rapi dan bagus, tetapi dalam setiap rapat selalu angkat tangan dan
meminta supaya direksi mengulang pernyataannya karena dia kelewatan
mencatatnya. Dia akan dipecat!

Saya menyarankan dalam pendidikan disekolah, atau orang tua


melatih anaknya, bukan lagi menulis halus yang ditekankan, tetapi
menulis cepat, anak-anak dilatih DI DIKTE dan mereka harus menulis
cepat, cepat dan lebih cepat lagi.

Saya bahkan mengusulkan kalau perlu semua anak SMP, SMA atau
Mahasiswa belajar STENO.

Kemampuan berbahasa, menulis cepat adalah aspek penting


yang berhubungan dengan keberhasilan seseorang.

G. Senang menulis

Aspek lain dalam berbahasa, adalah menulis dan yang penting bukan
menulis halus, membaca indah tetapi suka menulis. Saya sudah menulis 2 buku
psikologi populer tentang anak (Mendidik Anak dan Multiple Intelligence)
dan buku pernikahan, serta 19 buku berthemakan keluarga yang dikemas
secara rohani dan telah menjadi berkat bagi banyak orang. (Buku-buku saya
ada di Gramedia, Kharisma, Imanuel dll).

Saya sendiri melatih anak saya untuk menulis, mengarang cerita pendek,
cerita lucu dan memberikan mereka rewards pujian setiap kali mereka
membuatnya. Ini bukan soal bakat atau talenta ini sesuatu yang bisa dilatih,
jika ada kemauan. Awalnya, saya ini jangankan menulis buku, menulis agenda
atau things to do saja tidak pernah. Secara psikologis dalam test temperamen
dasar, saya 90% sanguinis, yang pelupa dan tak suka menulis.

Keberhasilan saya sekarang ini sebagai pengusaha Trading, Prouduction


House, Event Organizer dan Distributor juga sangat ditunjang oleh linguistic
intelligence yang saya miliki. Dengan senang menulis, saya membuat buku-
buku, berani dan senang berbicara, saya menjadi pembicara di seluruh propinsi
bahkan ke luar negeri, dengan demikian saya memiliki teman dan jaringan
dimana-mana, mereka memiliki image positif tentang saya karena apa yang
saya tulis atau saya sampaikan dalam seminar yang saya pimpin.

Kesenangan menulis seorang anak bisa dilatih, dengan


demikian kelak ia bisa menjadi seseorang yang lebih berarti dan
berguna dalam hidupnya dan menjadi lebih berhasil.
2. Mathematical Intelligence

A. Numerical Intelligence

Numerical Intelligence adalah kemampuan seseorang dalam olah


angka; seperti menambah, menjumlah, membagi, perkalian hingga ke olah
angka yang lebih kompleks seperti aritmatika, logaritma, kalkulus, aljabar yang
sekarang digabung dan disebut mathematika.

Kurikulum dan ilmu yang ada saat ini, dibidang ini saya yakin sudah
cukup memadai untuk bisa berhasil dalam hidup sehari-hari, bahkan pelajaran
yang kita dapat waktu sekolah, mungkin tidak semuanya kita pakai dalam
bekerja.

Dengan adanya kalkulator dan komputer yang merupakan alat bantu luar
biasa bagi manusia, maka orang bodoh pun bisa menghitung untuk keperluan
hidupnya sehari-hari. Karena itu aspek ini saya singgung singkat saja.

B. Logical Intelligence

Bagian lain dari aspek kecerdasan adalah Logical Intelligence adalah


kemampuan seseorang untuk berpikir sebabakibat jika..maka orang
dengan kemampuan logika yang tinggi, akan berhasil dalam bidang akademik
seperti fisika, kimia, dan bidang ilmu yang memang logis. Orang dengan
kecerdasaan dibidang ini cenderung mau hal yang praktis dan logis, susah
percaya dengan mimpi, nujum atau nubuatan, hal-hal gaib. Dalam agama dia
lebih suka pelajaran yang sistematis daripada yang kharismatis. Inipun ada
baiknya, karena menjaga kesehatan, radikalisme sempit. Logika sangat
diperlukan dalam hidup ini untuk berkerja dengan benar.

C. Analitical Intelligence

Analitical Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk menganalisa


sebuah permasalahan, mengurai sebab akibat dengan mempertimbangkan
segala aspeknya, situasi yang ada, dengan menggunakan segala data bahkan
memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan.

Sebagai pemimpin perusahaan, pemimpin lembaga dan politik


memerlukan kemampuan analisa yang tinggi untuk tetap bisa memimpin
lembaganya, dalam memimpin peperangan, kampanye politik, perang dagang/
persaingan usaha, maka akan dijumpai permasalahan yang lebih kompleks dan
kemampuan angka dan logika saja tidak cukup, memerlukan kemampuan
analisa.

Contoh kemampuan analisa yang paling mudah adalah jika seseorang


pandai bermain catur, maka dia memiliki kecerdasan analisa yang tinggi, dan
permainan catur bisa meningkatkan analisa seseorang.

Untuk terapi anak, selain main catur, maka permainan puzzle, dan
berbagai komputer games yang akhir-akhir ini keluar juga memerlukan
kemampuan analisa anak.

Secara umum, menurut saya, saat ini hampir semua sekolah, kurikulum
untuk aspek Mathematika, yang meliputi Numerical, Logical dan Analitical
Intelligence, sudah memadai dan lebih dari yang diperlukan untuk seseorang
hidup dan berkerja pada berbagai profesi secara umum, karena itu saya tidak
membahas terlalu jauh, bagaimana mengembangkan kemampuan anak dalam
hal ini, asal seseorang sekolah hingga SLTA apalagi kuliah Diploma atau
Sarjana, saya yakin mathematical intelligence-nya sudah cukup. melalui
sekolah, secara akademik aspek ini memadai.

3. Visual/Spacial Intelligence

Bagian lain dari aspek kecerdasan adalah spacial intelligence atau saya
lebih suka menggunakan visual intelligence, adalah kemampuan seseorang
menuangkan/memvisualisasikan, baik dalam bentuk gambar, design, grapis apa
yang ada dipikiran, di imaginasi, fantasi atau konsepnya. Kecerdasan ini juga
meliputi kemampuan seseorang untuk memahami konsep warna, komposisi,
design, seni dan juga aspek didalamnya yaitu kreatifitas serta memahami
konsep ruang.

A. Menggambar, warna dan komposisi

Anak-anak sejak dini perlu diberi kesempatan dan kebebasan dalam


berekspresi ketika mereka mewarnai dan menggambar. Dengan menggambar
maka anak dilatih memvisualisasikan/ mewujudkan apa yang ada di dalam
pikiranya. Belajar memadukan warna-warna yang serasi, meyusun warna
kontras dan memadukan dalam sebuah karya, selain mengembangkan
kemampuan otak kanannya, juga meningkatkan daya tangkap terhadap konsep-
konsep dimensi dan ruang.
B. Design dan Grafis

Jika kemampuan mewarna dan menggambar berkembang, maka bisa


ditingkatkan kemampuan membuat sesuatu / merancang sesuatu yang tidak
ada, sesuatu yang baru.

C. Kreatifitas

Ketika saya memimpin seminar Multiple Intelligence atau Mendidik


Anak di berbagai daerah, yang di ikuti oleh para guru PG-TK, SD, saya sering
meminta mereka menggambar dengan instruksi; gambarlah gunung, matahari,
sungai atau jalan dan 80% mereka menggambar 2 buah gunung, dengan
matahari ditengah gunung dengan jalan atau sungai keluar dari tengah gunung.
Mengapa bangsa kita tidak maju-maju? Karena anak-anak kita kurang kreatif,
bangsa ini kurang kreatif? Karena gurunya juga tidak kreatif!

Mereka yang bertahan adalah mereka yang melakukan improvisasi,


melakukan diversifikasi produk ataupun mengembangkan strategi marketing
untuk produk yang secara kreatif. Bangsa yang maju, perusahaan yang maju,
pribadi-pribadi yang maju adalah mereka yang inovatif, dan untuk itu semuanya
perlu kreatif!

Karena itu sejak anak usia dini, kembangkan kreatifitas anak, dengan
menggambar bebas dan semerdeka mungkin dalam hal ide. Beri kemerdekaan
menuangkan ide, anak-anak akan senang dengan menggambar bebas tidak
terpaku mengunakan kuas atau pensil, tetapi menggambar dengan tangan,
dengan jari, bahkan dengan kaki atau telapak tangan, dengan sendok atau
garpu, saya bahkan melihat bagaimana anak-anak begitu antusias melakukan
face atau body painting! Mereka melukis wajahnya bermain badut-badutan,
menggambar wajah sendiri atau wajah teman-temanya (tentunya dengan cat
yang non toxic/ tidak beracun dan bisa untuk wajah).

Bukan hanya dalam hal menggambar, tetapi juga dalam karya seni
lainnya, baik itu grafis, dekor, kolase, tempel-menempel, melipat kertas,
membuat satu barang dengan barang bekas atau karya apapun juga, dorong
dan pacu anak untuk berkreasi sebebas dan semerdeka mungkin!

4. Musical Intelligence

Aspek kecerdasan lainnya adalah musical intelligence kemampuan


seseorang dalam memahami suara dalam hal irama, birama, tangga nada,
ketukan atau gampangnya kemampuan seseorang dibidang musik. Seseorang
dengan musical intelligence yang tinggi akan mudah menyanyi, belajar dan
menghafal lagu-lagu baru, menyanyi dan mengambil suara dengan nada yang
pas.
Seseorang anak dengan musical intelligence akan merasa nyaman dengan
musik dan akan mudah belajar sambil mendengarkan music (bahkan sambil
medengar radio), sementara itu anak yang lain lebih mudah belajar jika sunyi
senyap dan merasa terganggu jika adik atau kakaknya belajar sambil menyetel
radio.

Orang tua perlu mengerti dan bijak, sehingga tidak marah dan
memerintahkan supaya radio-nya dimatikan, karena anak tersebut tidak bisa
belajar tanpa background musik. Terbaik jika mereka jika mereka belajar
dikamar yang terpisah. Yang harus sunyi bisa dalam kamar, sedangkan yang
lain bisa diruang tamu atau keluarga dan sambil mendengar musik.

Jika sejak dini anak diterapi musik, maka sebenarnya bakat musik bisa
muncul di semua anak, bahkan sekalipun yang secara genetik baik orang tua,
kakek nenek tidak ada yang menyukai musik. Karena jika seorang manusia
belajar sesuatu yang baru (misal musik) dengan senang hati, maka jaringan
yang baru di dalam otak, sambungan antar neuron bisa tersambung, sebuah
jaringan yang berfungsi mengenai bidang musik terbentuk. Konsep ini membuat
sebuah revolusi baru dalam pendidikan, bahwa bakat tidak hanya ditemukan
dan dikembangkan, tetapi BISA DICIPTAKAN. Asal pendidik mengerti dengan
benar cara-cara memotivasi, mendorong dan mendidik anak.

Cerdas Berkat Terapi Musik.

Kesaksian ini saya terima lewat email (kesaksian terbuka) : Dra lesye
Widodo, 23 tahun yang lalu mengandung anaknya yang pertama. Meski
kehamilan pertama, ia tak mau bermanja-manja apalagi bermalas-malas. Ia
tetap aktif memberi les piano klasik, aktivitas yang telah ditekuninya sejak
masih menjadi mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kala itu,
lesye sama sekali tak menyadari bahwa kegiatan musik yang ia lakukan itu akan
membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan
anaknya. Ia bilang, si sulung ini sejak kecil telah menunjukkan minat baca yang
besar. Prestasi belajarnya sejak SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi selalu
memuaskan. Kemampuannya dalam bidang matematika juga sangat menonjol.

Sebagai ibu, tentu saja ia bangga akan hal ini. Tapi pada saat yang
sama, ia pun bertanya-tanya: Dari mana anak ini memperoleh bakat
matematika, sebab saya sendiri tidak menyukai matematika? Bertahun-tahun,
ia tak kunjung menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Barulah ketika
mendapat tugas belajar ke Jerman pada tahun 1985-1987, ia dapatkan jawaban
itu. Asal tahu saja, lesye yang kala itu menjabat sebagai Kepala Poliklinik
Psikologi RSAB Harapan Kita, Jakarta mendalami bidang terapi musik, juga
bidak diagnostik perkembangan psikologis bayi sampai dengan usia balita.

Lewat pelatihan di Jerman itulah, ia mendapat pengetahuan penting


bahwa ternyata sudah ada Proses belajar sejak dalam kandungan. Jadi, rahim
ibu lebih menyerupai ruang kelas dan bukan sekedar ruang tunggu seperti
yang dikira selama ini.

Janin juga telah bisa mendengar secara jelas pada usia 5-6 bulan dalam
kandungan. Sehingga ia dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan
irama nada suara ibunya atau cara ibunya berbicara. Selain itu, janin-pun
mampu untuk belajar sedikit mengenai musik pada usia empat setengah bulan
(usia dimana telinga mulai terbentuk dan berfungsi). Artinya, secara pasti janin
dapat bereaksi terhadap bunyi dan melodi dengan cara berbeda-beda terhadap
ritme atau irama musik.

Misalnnya, jika diputarkan lagu dengan irama lembut, maka janin yang
sedang gelisah akan merasa tenang atau rileks. Sebaliknya, jika kita memutar
lagu-lagu dengan irama cepat dan menghentak seperti lagu rock, maka janin
yang paling tenang pun akan menendang-nendang serta aktif bergerak.

Janin dalam kandungan sudah memiliki perasaan, kesadaran


dan daya ingat. Dan yang tak kalah pentingnya, rangsangan suara
misalnya musik yang diperdengarkan kepada janin secara teratur dan
terus-menerus ternyata mampu memacu kecerdasanya.

Atas fakta-fakta ilmiah yang diberikan para ahli dari berbagai displin
ilmu itu serta juga didukung oleh pengalaman pribadi saya, maka saya sangat
bahagia apabila mendapat kesempatan berbicara di depan para calan ayah dan
calon ibu mengenai manfaat terapi musik selama kehamilan dan sesudah
melahirkan bagi kecerdasan anak. Saya yakin semua orang tua mendambakan
anak yang sehat jasmani dan cerdas otaknya, papar psikolog berusia 55 tahun
ini.

Dan ibu dua anak ini memang tak perlu susah-susah mencari
kesempatan untuk menularkan ilmunya kepada para calon orang tua. Sebagai
koordinator Parent Education Program (PEP) di RSAB Harapan Kita, setiap hari
ia didatangi oleh puluhan para calon orang tua yang ingin berkonsultasi
dengannya. Menjalin hubungan emosional. Diselenggarakan sejak tahun 1994,
PEP merupakan layanan khusus bagi suami istri yang akan menjadi orang tua.
Tujuannnya memberi pendidikan secara lengkap kepada para ibu yang sedang
hamil dan suaminya dalam persiapan kehamilan berikut persalinannya.
Sejumlah pakar berkumpul disini. Ada dokter kebidanan, dokter anak, dokter
gigi, psikolog, ahli farmasi, ahli gizi, ahli fisioterapi, bidan, ahli terapi musik dan
pekerja sosial.

Selain konsultasi, senam hamil, senam nifas, senam irama, dan lain-lain,
terapai musik merupakan salah satu program yang banyak diminati. Terapi
musik dimaksudkan untuk membuat rangsangan pada janin sejak dini serta
menjalin hubungan emosional antara ibu dengan janin yang dikandungnya. Kata
dia, terapi ini dapat diberikan pada usia kandungan 4,5 bulan.
Pertimbangannya, karena pada usia tersebut janin sudah bisa mendeteksi
bunyi-bunyian.

Dan di PEP, program ini menggunakan musik klasik gubahan komponis


besar asal Jerman. Wolfgang Amadeus Mozart. Mengapa Mozart ? Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur musik Mozart sesuai dengan pola sel
otak manusia. Musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari
lembut sampai keras, dari lambat sampai cepat, papar psiokolog yang telah
bergabung dengan RSAB Harapan Kita sejak 1979 ini.

Lalu, mengapa pula musik terutama musik Mozart bisa membuat otak
lebih cerdas ? ini, jelas lesye; Berkaitan dengan fungsi otak manusia. Seperti
diketahui, otak mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan
pesat sampai bayi lahir. Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan
fungsi akademik seperti kemampuan berbicara, tata bahasa, daya ingat dan
daya tangkap, logika, angka, analisis dan lain-lain. Sementara belahan otak
kanan berkaitan dengan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan,
gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan
orang lain, sosialisasi dan pengembangan kepribadian.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa belahan otak kanan nada kaitannya
dengan musik. Namun pada pelaksanaan terapi musik bagi ibu hamil,
perangsangan atau stimulasi mental (dengan musik atau cara-cara lain)
haruslah mencakup peningkatan perkembangan dari kedua belahan otak
tersebut Ini penting agar tercapai keseimbangan antara fungsi otak kiri dan
kanan. Keseimbangan ini akan membuat bayi atau anak kita tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang utuh, jelas wanita yang sejak 1992 lalu
dipercaya menjadi Kepala Unit Rehabilitasi Medik RSAB Harapan Kita.

Dalam kehidupan sehari-hari memang ada orang yang menunjukkan


ketidak seimbangan fungsi otak kanan dan kirinya. Ada yang fungsi otak kirinya
lebih menonjol. Misalnya ahli matematika yang tidak suka musik. Atau ahli
bedah yang muak melihat istrinya membaca novel atau membeli benda-benda
seni. Di sisi lain ada individu yang kemampuan otak kanannya lebih menonjol.
Contohnya, seseorang yang lebih suka melamun, membuat novel atau menulis
lagu sementara ia akan merasa pusing bila dihadapkan pada angka-angka
matematika, data statistik atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan
akademik.

Dalam pelaksanaannya, terapi musik sendiri membutuhkan konsentrasi.


Selain itu, para ibu hamil harus berada dalam kondisi serileks mungkin baik fisik
maupun mental. Karena itu idealnya, terapi ini dilakukan di satu ruangan khusus
dan dilakukan di bawah bimbingan ahli.

Di PEP, alunan musik klasik Mozart diperdengarkan setelah para ibu


mencapai tahap relaksasi. Para ibu hamil yang mengikuti terapi ini tiduran
selonjor di sofa khusus dengan jarak 1,5 meter dari sumber musik. Merekapun
dapat menikmati alunan musik dengan tenang dan santai. Lesye juga
menyarankan kepada para peserta terapi agar mendengarkan musik dan
menyanyi di rumah secara teratur minimal 10-15 menit setiap hari.

Memang, selain mendengarkan musik, para ibu hamil juga disarankan


untuk menyanyikan 2-3 lagu anak yang syairnya edukatif misalnya lagu Pelangi-
pelangi. Pada akhir lagu itu ka nada syair ciptaan Tuhan, Jadi sejak janin,
calon anak ini sudah mengenal Tuhan. Setelah bayi lahir, disarankan agar ibu
terus mendidik anaknya untuk mencintai musik. Sering-sering mengajak
bernyanyi atau membelikan kaset VCD lagu anak-anak yang edukatif. Akan lebih
bagus lagi bila sejak usia 5 tahun anak diajari memainkan alat musik. Penelitian
menunjukkan, anak yang pandai memainkan alat musik mempunyai daya
kreativitas dan keahlian yang tinggi. Demikian dr. lesye Widodo mengakhiri
kesaksiannya.

Melihat kesaksian yang saya terima diatas, terbukti kalau kita banyak
menyanyi, termasuk ibu-ibu yang sedang mengandung, mempunyai dampak
yang bagus bagi sang anak.

Atas pengertian seperti itulah, saya melalui PT.Happy Holy Kids,


mengeluarkan lagu-lagu pendidikan untuk TAMAN KANAK-KANAK, lagu-
lagu yang membawa pesan moral, humanis, persahabatan dan
pendidikan pengetahuan umum. Juga film Happy Holy Kids Mupet Show
yang juga berisi lagu-lagu sebagai terapi otak anak melalui musik yang kaya
dari sisi aransement musiknya. Karena memang dibuat oleh team yang
mengerti tentang pentingnya peran musik dalam kecerdasan anak , team yang
saya pimpin sendiri secara langsung. Hal ini saya lakukan karena saya prihatin
banyak lagu anak-anak dengan bit yang monoton dan menghentak-hentak
keras, serta lirik tanpa nilai edukasi, yang dibuat hanya dengan visi dagang
tanpa ada misi edukasi/pendidikan.

Kaset, CD dan VCD yang kami produksi bisa didapat di berbagai toko musik,
seperti Disk Tara, Pondok Pujian, ShoeCity, Depot/member MLM IFA, HHK
Outlet dan outlet-outlet musik di DEPTSTORE, diseluruh Indonesia. Atau
hubungi kami di; happyholykids@yahoo.com atau web kami;
www.happyholykids.com

5. Kinesthethic Intelligence

Bagian lain dari aspek kecerdasan adalah Kinesthethic Intelligence, yaitu


Kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuhnya secara tepat. Ada saat
harus lembut, pelan ada saat keras dan cepat. Menggerakkan tubuh sesuai yang
diinginkan.

Pemain olah raga, ketangkasan, pemain akrobat, penari, pemain ice


skating adalah orang-orang dengan kinestetik intelligence tingkat tinggi. Orang
yang tidak pandai secara akademik, bisa berhasil jika menekuni apa yang
dimiliki misalnya bidang-bidang tersebut.

Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali investor bahkan pengusaha


Indonesia yang memindahkan pabriknya ke China atau Vietnam. Mereka tetap
memelihara merek yang dimiliki dan meneruskan usaha retail, trading atau
distribusinya di Indonesia. Tentunya banyak sebab mengapa hal itu terjadi,
tetapi hal ini pernah terjadi beberapa waktu yang lalu, sebelum tahun 2000,
ketika di Indonesia BBM masih jauh lebih murah dari luar negeri. Suasana politik
dan keamanan masih sangat kondusif, belum ada terror bom. Saya bertanya
kepada teman-teman suplier dalam bisnis kami, mengapa mereka melakukan
hal itu ?

Mereka menjawab; upah buruh diluar memang lebih tinggi, tetapi


buruh-buruh disana sangat CEKATAN, sehingga PRODUKTIFITASNYA sangat
tinggi. Di Indonesia, tambah mereka, buruh bekerja sangat lambat sebentar
berhenti merokok, sebentar katanya sembahyang tetapi tidur, sebentar katanya
ke toilet tetapi merokok, dll.

Bangsa (dan juga pribadi) yang maju, yang akan menang dalam
persaingan global adalah bangsa yang CEKATAN. Menggerakkan tubuh
secara tepat atau memiliki kinesthetic intelligence yang tinggi.

Orang yang bekerja sehari-haripun memerlukan kecekatan. Apa arti


orang pandai, tetapi lamban, slow motion semuanya serba pelan, tidak
cekatan dan membuat orang lain gerah dengan leletnya orang tersebut. Saya
menjumpai orang-orang pandai namun ada halangan/kendala dalam berkarier,
karena kelambanannya yang mengganggu hubungannya dengan orang lain
yang merasa kesal dan jengkel melihat leletnya. Lamban membuat kesan
bodoh.
Untuk meningkatkan kecerdasan dalam hal ini, sejak usia anak dini anak
diajar bermain, berolah raga, bahkan sekarang di kota-kota besar muncul
kelompok bermain yang menekankan senam / gym untuk anak-anak yang
dirangkai dalam satu paket kurikulum permainan untuk menumbuh-
kembangkan kecerdasan anak, sebagai sebuah terapi sama halnya dengan
terapi musik untuk anak. Dunia seakan sedang berlomba melakukan berbagai
terapi untuk anak usia dini, untuk memunculkan sebuah generasi yang berhasil.
Yang akan mewarisi negeri.

6. Natural Intelligence

Natural Inteligence adalah kemampuan sesorang untuk berhubungan


dan menyesuaikan dengan alam. Kecerdasan ini sangat penting bagi manusia
purba yang memang hidup berkaitan erat dengan alam. Kecerdasan ini akan
membuat seseorang pada jaman itu untuk survival.

Pada zaman sekarang ini diperlukan agar manusia peduli dan menjaga
lingkungan, agar seluruh bumi bisa survive. Pada anak-anak bisa
dikembangkan dengan memelihara binatang, diajak menanam dan memelihara
tanaman, tour kekebun binatang dll. Aspek ini tidak saya bahas terlalu panjang.

7. Emotional Intelligence

Segala terapi dan mimpi untuk memunculkan generasi ANAK CERIA


BERAKHLAK, yang akan berhasil, sukses, mewarisi negeri akhirnya harus
menghadapi kenyataan bahwa keberhasilan akhirya dipengaruhi oleh 80%
kecerdasan emosi dan spiritual, karena itu kita akan fokuskan bahasan kita lebih
dan lebih pada aspek ini.

Bahkan begitu banyaknya aspek yang harus dibahas maka saya telah
menulis dan telah terbit buku setebal 168 halaman, khususnya dengan Thema
Mendidik Anak yang intinya ajaran & langkah praktis, bagaimana mendidik
anak untuk memunculkan sifat-sifat yang baik/bagaimana supaya anak cerdas
emosi dan cedas spiritual. (Diterbitkan dan diedarkan oleh GRAMEDIA dan
masuk dalam kelompok buku PSIKOLOGI POPULER). Anak baik tidak turun dari
langit tetapi dibentuk. Dapatkan buku tersebut, yang merupakan sumbangan
dari buku ini, dilengkapi dengan Tanya jawab, menjawab 68 pertanyaan dari
pada orangtua, pertanyaan yang sering muncul dalam berbagai seminar yang
saya pimpin di berbagai kota.
Dalam buku ini saya menekankan pengertian dari setiap aspek
kecerdasan dan contoh praktis dari setiap aspek, sehingga kita benar-benar
memahami kecerdasan secara keseluruhan, membuat kita memahami anak-
anak kita (maupun anak didik kita) satu persatu, tetapi bagaimana mendidiknya,
baca buku lanjutan dari buku ini.(Mendidik Anak)

Emotional Intelligence adalah kemampuan sesorang untuk menguasai


emosinya, berkomunikasi dengan diri sendiri serta bekomunikasi dengan orang
lain dan lingkungan.

Emotional Intelligence saya bagi menjadi dua yaitu Intra Personal


Intelligence dan Inter Personal Intelligence.

A. Intra Personal Intelligence

Intra Personal Intelligence adalah kemampuan seseorang bekomunikasi


dan memandang diri sendiri (Self Image), serta kemampuan seseorang
menggendalikan dirinya (Self Control). Orang yang cerdas dalam intra
personal, mendapat julukan orang yang dewasa atau matang.

a. Self Control

Kemampuan seseorang dalam menguasai diri, menguasai emosi,


tentunya sangat penting dalam keberhasilan hidup ini, bidang apapun
keberhasilan itu. Saya kembali keberbagai bidang dan definisi keberhasilan yang
sudah saya sebutkan diawal buku ini.

Berhasil adalah kalau orang bisa mencapai cita-citanya, lulus kuliah,


menjadi insinyur, dokter, pengacara atau gelar lainya. Berhasil sekolah. Saya
menjumpai ada orang-orang yang sebenarnya cukup pandai dan berhenti
sekolah bukan karena tidak ada biaya, tetapi karena tidak bisa mengendalikan
emosi, patah semangat tidak mau sekolah lagi karena merasa tertolak
disekolah, ada yang pindah terus sekolah karena bertengkar dengan
gurunya/dosenya karena merasa pandai (dan memang kenyataannya pandai)
dan akhirnya tidak menyelesaikan kuliahnya.

Sementara itu akhir-akhir ini mulai banyak berita anak-anak pandai yang
selalu rangking satu dan dijumpai bunuh diri karena rangking 2. Banyak anak-
anak pandai yang tidak bisa bergaul dan tidak bahagia karena selalu merasa
terancam dengan kepandaian orang lain, dibenci teman-temanya karena
kuper dan pinter untuk diri sendiri, mudah kesinggung, pemarah dan tidak mau
membantu temanya mengerjakan PR dan setelah lulus tidak berhasil dalam
bekerja.
Kenapa dia tidak berhasil dalam kerja? Bukankah dia pandai? Karena
tidak memiliki self control yang baik, maka ketika berkerja pun dia mengulang
kasusnya seperti dia kuliah dan bertengkar dengan dosen, maka ketika berkerja
pun dia melawan dan bertengkar dengan atasan, dan itu terjadi karena bekal
kepandaiannya yang melebihi orang lain, kepandaiannya yang melebihi
pimpinannya, tidak diimbangi dengan kecerdasan emosi self control
penguasaan emosinya.

Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, vila
dan tabungan masa depan singkatnya bisa menjadi kaya. Saya setuju saja ini
salah satu aspek keberhasilan, karena memang tidak semua orang bisa
mencapai hal itu. Berhasil membangun dunia usaha.

Siapakah mereka yang berhasil ? ( membangun usaha ?) kita akan


menjumpai bukan mereka yang pandai secara akademik, tetapi yang
mampu menguasai emosinya (self control) dengan baik.

Saya pernah mengenal seseorang yang pandai sekali dalam hal


matematika bahkan terdepan dalam bidang matematika ekonomi dalam cepat
hanya dalam hitungan menit dia akan menghitung, berapa harga jual untuk
mendapat untung sekian % untuk soal dan kondisi yang cukup rumit sekalipun.
Ada orang kedua, lain lagi yang harus mengunakan kalkulator dan kertas secara
perlahan-lahan dan membutuhkan 2 atau 3 hari itu pun jawabannya masih kira-
kira. Namun orang kedua ini begitu dewasa dan penyabar dengan senyum dia
melayani setiap pembeli, bahkan kadang kalau senggang dia antar sendiri
membawa barang kemobil pelangan. Dia akan sukses berdagang.

Apakah artinya orang bisa menghitung dengan cepat harga jualnya, jika
ketika ditawar secara alot oleh pembeli emosi dan marah? Dapatkah ia menjadi
pengusaha yang sukses?

Orang lain mengemukakan orang berhasil adalah yang menikah dan


membangun keluarga yang bahagia. Rukun dengan anak dan istri, ada waktu
bersama dan waktu untuk liburan keluarga. Anak-anak yang baik dan hormat
orang tua. Saya juga setuju inilah salah satu aspek keberhasilan. Berhasil
membangun keluarga. Siapakah yang berhasil membangun keluarga dan
bahagia ? bukan mereka yang lulus dengan NEM atau IP tinggi, tetapi yang
menguasai emosinya.

Orang pandai dan menikah, jika tidak memiliki kecerdasaan emosi, akan
bertengkar dengan dalil, prinsip dan kekeh ngotot dengan prinsipnya sendiri,
merasa benar sendiri dan tidak akan berhasil dalam membangun keluarga.
Tidak sedikit mereka yang bercerai, atau menenggelamkan diri di Lab, sibuk
terus melanjutkan studi ke S.2,S.3 bahkan beberapa bidang pelajaran dimasuki
dan mengambil kuliah 2 atau 3 jenis mata pelajaran dan semua mencapai
master dan itu dilakukan sebenarnya karena untuk mengisi waktu atau
kekosongan jiwa karena tidak merasa bahagia dan tidak betah dirumah. Orang
pandai bisa menikah tetapi tidak berhasil menikah dan ketika menikah masing-
masing sibuk dengan kepandaiannya.

Lain lagi sekelompok orang berkata, orang berhasil adalah orang


walaupun secara materi bisa saja tidak berhasil, tetapi dia mempengaruhi orang
banyak, hidupnya menjadi panutan dan teladan bagi banyak orang, saya pun
setuju inilah aspek keberhasilan.

Terlebih lagi dalam aspek ini, siapa yang akan menjadi panutan jika
bukan orang baik dan sabar. Orang yang dewasa dan matanglah yang akan
berhasil dalam bidang ini, apa artinya orang pandai teori agama atau Theologia,
jika dia mudah kesinggung, marah-marah, emosional, apakah dia akan jadi
panutan? Jangankan panutan, orang pun tidak akan memanggilnya untuk
berceramah. Inilah pentingnya self control bagian dari emotional intelligence.

b. SELF IMAGE atau CITRA DIRI.

Khusus sub-bab ini saya ambil materi dari buku CITRA DIRI, tulisan
teman saya Dr.Ir.Fuxie Msi, doktor sosiologi UI. Secara sederhana, defenisi citra
diri yaitu: Apa penilaian saya terhadap diri saya sendiri. Hal ini sangatlah
penting bagi diri kita sendiri. Bagaimana saya menilai diri saya sendiri sangatlah
menentukan banyak hal dalam hidup ini. Penilaian orang lain terhadap saya,
tidaklah sepenting apa penilaian saya tentang diri saya. Kehidupan saya sangat
tergantung kepada citra diri saya.

b.1. Batas Tertinggi

Citra Diri penting; Pertama, karena prestasi saya yang paling tinggi yang
bisa dicapai ditentukan oleh citra diri saya.

Suatu penelitian diadakan terhadap beberapa kutu loncat. Beberapa


kutu loncat ditaruh pada stoples yang ditutup. Kutu loncat mulai meloncat-
loncat didalam stoples. Dan karena ada tutupnya maka mereka tidak bisa
melompat lebih tinggi dari tutup tersebut. Jadi untuk sekian lama, mereka
hanya bisa melompat paling tinggi sebatas tutup tersebut. Mungkin mereka
berpikir, tidak mungkin melompat lebih tinggi karena ada penghalang, setelah
sekian lama, kemudian tutup tersebut dibuka. Apakah yang terjadi dengan kutu
loncat tersebut? Ternyata mereka tetap melompat paling tinggi sebatas tutup
tersebut! Walaupun tutup tersebut sudah dibuka, tetapi mereka tidak tahu
karena sudah terbiasa.
Sebenarnya mereka bisa melompat lebih tinggi, tetapi sekian lama
mereka dibatasi oleh tutup maka sudah tercipta suatu pikiran bahwa
mereka tidak mungkin melompat lebih tinggi. Itu sebabnya, walaupun tutup
stoplesnya sudah dibuka, tapi tutup yang ada pada pikiran mereka belum
dibuka. Supaya kutu tersebut bisa melompat lebih tinggi, maka harus ada yang
meyakinkan mereka bahwa mereka bisa melompat lebih tinggi;harus yang ada
membuka pemikiran mereka.

Keadaan seperti kutu loncat di atas banyak terjadi manusia. Sudah


sekian lama mereka dibatasi pada keadaan, latar belakang keluarga,
lingkungan, guru atau apa saja. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa mereka
tidak mungkin bisa lebih tinggi dari suatu prestasi tertentu. Itu sebabnya, saat
mereka hampir mencapai prestasi tersebut, mereka berpikir: Nah saya sudah
hampir mencapai batas kemampuan saya, jadi walaupun saya berusaha lagi,
saya sudah tidak akan bisa lebih tinggi lagi. Sebenarnya yang membatasi
prestasi mereka itu adalah pikiran mereka sendiri. Mereka bisa mencapai
prestasi lebih tinggi jika pikiran mereka berubah.

Ketika Victor Seribriakoff berumur 15 tahun, gurunya mengatakan


kepadanya bahwa dia tidak akan menyelesaikan sekolah dan bahwa dia
sebaiknya berhenti sekolah dan mempelajari sebuah ketrampilan. Victor
menerima nasihat itu dan selama 17 tahun berikutnya dia menjadi pengembara
yang melakukan berbagai pekerjaan serabutan. Dia diberitahu bahwa dia adalah
orang tolol dan selama 17 tahun dia bertindak selaku orang tolol. Setelah ia
berumur 32 tahun, perubahan yang menakjubkan terjadi. Dia menjalani suatu
test psikologi dan ternyata dia adalah jenius dengan I.Q. 161.

Sejak saat itu dia bertindak selaku orang jenius. Dia mulai menulis buku,
mendapatkan sejumlah hak patent dan menjadi usahawan yang sukses.
Mungkin peristiwa paling penting bagi orang yang tidak tamat sekolah ini adalah
terpilihnya dirinya menjadi ketua International Mensa Society. Mensa Society
hanya punya satu persyaratan bagi anggotanya, yaitu I.Q. minimal 140.

Victor tiba-tiba menjadi lebih efektif dan produktif. Mengapa ? Karena


sekarang dia melihat dirinya dengan cara yang berbeda. Sebelumnya dia
melihat dirinya sebagai orang yang bodoh, dan melihat ini mempengaruhi
tindakan dia dan dia pun bertindak bodoh. Tapi begitu cara berfikirnya berubah
(dia melihat dirinya sebagai seorang yang jenius), maka tindakannya pun
berubah pula.

Sekarang timbul pertanyaan dalam diri kita, Berapa banyak orang yang
serupa dengan Victor ? Yang sebenarnya adalah orang yang jenius tapi
bertindak bodoh karena ada orang yang mengatakan kepada dia bahwa dia
bodoh dan dia meyakininya. Jadi citra diri sangatlah menentukan batas tertinggi
dari prestasi seseorang.

Lomba lari 1 mil adalah lomba yang banyak menjadi perhatian orang.
Dulu, selama sekian masa, orang tidak bisa berlari sejauh 1 mil dalam waktu
kurang dari 4 menit. Selain itu muncullah pendapat-pendapat dan teori-teori
dari para ahli bahwa manusia memang tidak mungkin bisa berlari sejauh 1 Mil
dalam waktu kurang dari 4 menit. Dengan memakai bahasa ilmu pengetahuan,
mereka membuktikan bahwa memang manusia tidak mungkin melakukan hal
itu. Tapi untung, pada tahun 1954 ada seorang mahasiswa yang bernama
George Banister, dengan tidak memperdulikan pendapat serta teori para ahli,
dalam suatu perlombaan lari 1 mil dia berlari kurang dari 4 menit.

Setelah rekor tersebut pecah, maka banyak lagi orang-orang lain yang
bisa berlari kurang dari 4 menit bahkan mengalahkan rekor George Banister.
Sekarang paling tidak 336 orang yang berhasil mencapai kemampuan itu.
Kenapa sebelumnya orang-orang tidak bisa lari kurang dari 4 menit? Karena
mereka berpikir bahwa mereka tidak mungkin bisa melakukan hal itu. Itulah
yang membatasi mereka. Saat pembatas itu dicabut dari pikiran mereka, maka
mereka bisa melakukannya. Saya kenal beberapa orang yang sebenarnya
pandai, tapi hidupnya tidaklah sukses. Saat saya berbincang-bincang dengan
mereka, saya tahu apa yang membatasi mereka. Saya dapati bahwa mereka
memakai kepandaiannya justru untuk membuktikan kenapa mereka tidak bisa
melakukan ini dan itu. Jadi kepandaiannya bukannya dipakai untuk memajukan
diri, melakukan terobosan-terobosan, ataupun mencari kemungkinan-
kemungkinan baru; tapi malahan kepandaiaannya dipakai untuk membuktikan
dan menjelaskan kenapa mereka gagal.

Kumbang badak adalah serangga yang berbadan besar dan cukup


berat. Dia memiliki sayap yang kecil dan pendek serta tipis. Menurut ilmu
aerodinamika, dengan badan yang seberat itu dan sayap yang sependek itu,
tidaklah mungkin kumbang badak bisa terbang. Tapi untung kumbang badak
tidak mengerti aerodinamika, dan kumbang badak tetap bisa terbang.

b.2. Bagaimana Seserorang Membawakan Diri

Citra Diri Penting ? Kedua, citra diri sangat mempengarui bagaimana saya
membawakan diri saya.

Ada cerita tentang seekor induk ayam. Suatu hari induk ayam ini
menemukan sebutir telur. Telur ini adalah telur burung rajawali. Karena telur
tersebut mirip telur ayam maka dia mengerami telur ini sampai menetas.
Bersama dengan ayam-ayam yang lain raja wali yang dierami oleh induk ayam
ini hidup sebagai seekor ayam. Ayam-ayam yang lain mengais-ngais, dia pun
ikut mengais-ngais. Ayam-ayam yang lain mencari cacing dan mematok-matok.
Rajawali ini merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak enak pada dirinya. Dia
sulit sekali untuk mematok-matok karena paruhnya bengkok, tidak seperti ayam
yang lain. Dia pun sulit berlari karena sayapnya yang besar itu menghalangi dia
untuk lari cepat.

Suatu ketika dia datang kepada ibu-nya dan berkata, Ibu saya merasa kok
saya ini lain dengan kakak-kakak saya yang lain. Bentuk tubuh saya berbeda,
saya sulit lari ke sana-sini, lagi pula saya juga sulit untuk mengais-ngais
mencari makan. Saya mau bertanya, Saya ini ayam atau bukan sih? Ibu-nya
merangkul dia dengan wajah sedih dan berkata, Nak, walaupun kamu begini,
kamu adalah anak mama. Coba kamu belajar terus untuk mengais mencari
makan seperti kakak-kakakmu yang lain, pasti suatu ketika kamu akan bisa
seperti yang lain.

Karena ibu-nya mengatakan demikian, maka rajawali ini terus mencoba


untuk hidup seperti seekor ayam walaupun tetap dia merasakan ada sesuatu
yang tidak enak dalam dirinya.

Suatu ketika terdengar teriakan, Bersembunyi! Bersembunyi! Ada


badai!!! semua ayam lari tunggang langgang untuk mencari persembunyian.
ibu rajawali inipun berteriak kepada si Rajawali, Cepat-cepat masuk
bersembunyi ada badai. Si Rajawali pun cepat-cepat masuk kepersembunyian.
Di tempat persembunyian si Rajawali sempat mengintip keatas dan dia melihat
seekor burung yang besar, terbang kesana-sini. Dia bertanya kepada ibu-nya,
ibu,itu apa ya? Kok dia bisa terbang walaupun ada badai? Oh,itu adalah
burung Rajawali nak, jawab ibunya.Apakah kita juga bisa terbang? , kembali
si Rajawali bertanya. Dan ibunya menjawab, kita ini ayam, kita tidak mungkin,
kita bukan Rajawali. Kita harus terima kenyataan ini. Jangan berpikir yang
tidak-tidak nak.

Dengan demikian, semakin tertancaplah dipikiran si Rajawali bahwa dia


adalah seekor ayam, padahal sebenarnya dia adalah seekor rajawali. Karena dia
diberi-tahu bahwa dia adalah seekor ayam dan dia berada ditengah-tengah
ayam, maka dia pun berpikir dan bertingkah laku sebagai seekor ayam.

Sampai tiba saat ibu-nya dalam keadaan sekarat mau mati. Maka untuk
kesempatan terakhir sebelum ibu-nya meninggal, si Rajawali bertanya kepada
ibu-nya; ibu, mumpung ibu masih hidup, tolong beritahu saya, saya ini ayam
atau bukan? sebab saya merasa kok ada yang tidak pas didalam diri saya.
Ibunya mengenang penemuan telor dan sisa-sisa tenaga terakhir berkata,
Nak, sebenarnya kamu ini adalah ..aa. Baru berkata seperti itu,
meninggallah ibunya. Dengan ini maka si Rajawali itu menjalani sisa hidupnya
tetap menjadi seekor ayam. Sebagai seekor ayam, dia berprestasi buruk dalam
banyak hal dibandingkan dengan ayam-ayam yang lain. Sampai akhirnya dia
pun mati, dan dia pun mati menjadi seekor ayam.

Ini adalah cerita yang tragis, sebenarnya si Rajawali bisa hidup dengan
jauh lebih baik lagi, kalau dia tahu bahwa dia adalah seekor Rajawali. Tapi
sayang karena tidak ada yang memberitahukan bahwa dia adalah Rajawali. Jadi
dia tidak bisa hidup sebagai Rajawali.

Bagaimana kita melihat diri kita sendiri, maka begitu jugalah kelakuan
kita. Secara otomatis kelakuan kita akan mengikuti pandangan kita tentang diri
kita sendiri. Sehubungan dengan hal ini, orang tua harus berhati-hati dalam
mendidik anak. Jangan tanamkan pikiran yang negatif dalam diri anak terhadap
dirinya. Seorang anak kecil yang sering dikatai oleh orangtuanya dengan
sebutan: Kamu ini kok selalu nakal sih. coba sehari saja jadi orang baik.
Kalau pesan sejenis ini diterima terus oleh anak tersebut dari orang tuanya.
Maka hal ini membuat label nakal terpatri dalam benak anak tersebut. Dia
tumbuh dengan pikiran, Aku ini anak nakal. Jadi melakukan tindakan nakal
adalah hal yang wajar bagi saya, sebaliknya hal yang baik adalah tindakan
abnormal bagi saya. Tentunya dengan kondisi semacam ini, maka anak
tersebut akan lebih gampang untuk bertindak nakal.

Kalau saya memarahi anak saya, saya akan katakana demikian:


Kok kamu melakukan tindakan nakal begini, kamu kan anak yang
baik, anaknya papa dan mama. Anak baik tidak boleh melakukan hal
yang nakal ini. Apa yang akan tertanam dalam diri seorang anak
kalau dimarahi dengan cara seperti ini? Anak tersebut akan berpikir:
ini adalah perbuatan dari anak yang nakal, sedangkan saya bukanlah
seorang anak nakal. Jadi tindakan nakal ini adalah tindakan abnormal
bagi saya. Dengan demikian anak tersebut akan menghindari
perbuatan nakal tersebut.

Dalam menegur anak atau orang ataupun menyatakan kesalahan orang,


kita perlu berhati-hati. Prinsip yang benar yaitu: Nyatakan kesalahan
orang, tapi jangan memberi label yang buruk kepada orang tersebut.

Dengan perkataan lain: Bencilah perbuatan yang tidak benar, tapi


kasihilah orangnya.

Berapa banyak perselisihan didalam rumah tangga terjadi karena salah


satu atau kedua-duanya tidak tahu bagaimana cara menyatakan kesalahan.
Mereka bukannya menyatakan kesalahan, tapi justru menyerang orangnya.
Misalnya, si-suami masih tidur terus padahal sudah pukul 08:00 pagi dan sudah
beberapakali dibangunkan. Istri boleh menegur dengan mengatakan, Ayo
bangun, sudah siang. Nanti terlambat lho ke kantor.
Ini adalah teguran yang wajar. Tetapi akan menjadi masalah jika si istri
mengatakan, Ayo bangun!!! Dasar pemalas kamu!! Nah teguran ini langsung
menyerang kepada pribadi si-suami. Suami diserang dan diberi label sebagai
pemalas. Padahal antara beberapa kali bangun siang dengan pemalas.
Adalah dua hal yang berbeda.

Contoh yang lain lagi. Saat suami pulang kerja dan istirahat sambil
membaca Koran, si istri mengatakan banyak hal tentang ini dan itu. Suami yang
masih capek boleh mengatakan kepada istrinya . Ma,bagaimana kalau nanti
saja kita bicarakan itu setelah saya mandi dan makan malam . Ini adalah
jawaban yang wajar karena suami memang sedang capek, tapi akan jadi
masalah jika suami mengatakan, Jangan cerewet ah, saya lagi capek nih.
umumnya orang bisa menerima jika kesalahanya dinyatakan, tapi orang akan
tersinggung kalau pribadinya diserang dan diberi label yang buruk.

Demikian juga menegor anak, janganlah katakan: Dasar anak


goblok! Anak pemalas kamu itu memang anak kurang ajar ini
cara mendidik anak yang tidak benar, yang hanya akan merusak self
image atau Citra diri yang merupakan bagian dari kecerdasan Intra
Personalnya. Lebih baik katakan; Anak baik tidak boleh kurang ajar
Anak pandai tidak boleh malas dll.

b.3. Bagaimana Berhubungan dengan Orang Lain

Citra Diri Penting?; Ketiga, karena citra diri menentukan bagaimana saya
berhubungan dengan orang lain.

Cara saya memandang orang lain, cara saya berhubungan dengan orang
lain, dan cara saya memperlakukan orang lain, sangatlah dipengaruhi oleh citra
diri saya. Kalau saya mempunyai pikiran yang positif terhadap diri sendiri, maka
saya akan bisa berpikir positif terhadap orang lain. Kalau saya bisa menerima
diri saya sebagaimana adanya, maka saya pun bisa menerima orang lain
dengan keberadaan mereka masing-masing. Sebaliknya, orang yang merasa
dirinya rendah maka sangat sulit untuk menghargai atau menguji orang lain; dia
sendiri masih membutuhkan pujian dan penghargaan.

Secara umum kita tidak bisa mengasihi orang lain melebihi diri
kita sendiri. Kalau orang tidak bisa menerima dirinya, bagaimana
orang lain akan menerima dia.

Kalau kita masih membenci diri kita sendiri, bagaimana bisa kita
menerima orang lain. Kalau kita masih belum bisa menerima diri sendiri maka
kita tentunya sulit bisa menerima orang lain. Itu sebabnya orang yang
mempunyai citra diri buruk, sulit bergabung dengan orang lain maupun terlibat
dalam kelompok.

Kenapa tidak banyak orang menyukai kita? Kemungkinan besar


jawabanya : Karena kita sendiri kurang mengasihi diri kita sendiri. John Maxwel
dalam bukunya Mengembangkan Sikap Pemenang mengatakan,
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri mencerminkan bagaimana orang lain
memandang diri kita. Kalau kita menyukai diri kita, hal ini meningkatkan
kemungkinan bahwa orang lain akan menyukai kita. kebalikannya bagaimana
kita memandang orang lain, itu juga mencerminkan bagaimana orang
memandang dirinya sendiri.

Orang yang tidak jujur, biasanya orang menilai orang lain juga tidak jujur
dan selalu mudah curiga dengan orang dan sulit memberi kepercayaan kepada
orang lain. Artinya karena dia menilai dirinya (citra diri) tidak bisa dipercaya
maka dia juga tidak mempercayai orang lain. Jelas sekali, bahwa citra diri
menentukan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain.

Pengaruh citra diri ini pun akan nampak dalam hubungan antara atasan
dan bawahan, Seorang yang mempunyai citra diri baik, maka dia tidak akan
minder kepada orang lain termasuk kepada atasan ataupun kepada pejabat,
orang berpangkat dll. Ini bukan berarti sikap sombong, atau tidak hormat. Lain
halnya dengan orang yang punya citra diri buruk, ia akan merasa rendah diri
kalau berhubungan atau berkomunikasi dengan atasan, dan hal ini seringkali
membuat hubungan yang tidak lancar.

Sebaliknya terhadap bawahan, orang yang mempunyai citra diri buruk


akan sangat menekan bawahan dan bersikap; saya ini atasan sedangkan kamu
bawahan. Jadi, orang yang mempunyai citra diri buruk akan bersikap munduk-
munduk atau menjilat atasan, sedangkan terhadap bawahanya dia akan
menginjak-injak. Jadi bagaima seorang melihat dirinya sendiri dan bagaimana
dia menempatkan dirinya, sangatlah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
dia, yang tentunya sangat mempengaruhi keberhasilannya.

Itu sebabnya penting sekali kita mempunyai citra diri yang baik.
(disampaikan oleh Dr.Ir.Fuxie, dosen pasca sarjana FISIP UI, mengejar
Sosiologi Agama, Statistika Social dan Metode penelitian ilmu politik )

Bagaimana mendidik anak supaya memiliki pribadi yang baik, lebih jauh
saya tulis dalam buku saya MENDIDIK ANAK yang diterbitkan oleh
GRAMEDIA, setebal 168 halaman.
B. Inter Personal Intelligence

Inter Personal Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk


berkomunikasi dengan orang lain atau kemampuan seseorang untuk
bergaul/sosialisasi. Kemampuan seseorang untuk mengerti orang lain (empati)
dan memberikan respons (simpati) kepada orang lain.

a. Sosialisasi

Jika saya hadir dalam sebuah pertemuan reuni baik itu reuni SMA atau
reuni teman kuliah, maka saya menjumpai, mereka yang sekarang berhasil di
masyarakat, secara mencolok, bukan mereka yang dulu secara akademik bagus,
tetapi mereka yang pandai bergaul, khususnya jika itu bidang ekonomi, politik
dan sosial kemasyarakatan.

Untuk membangun jaringan usaha diperlukan pergaulan yang luas dan


banyak teman. Untuk mendapatkan kredit bank, bukan butuh NEM yang bagus
dan fotocopy transcript, tetapi kemampuan meloby, bergaul, jaringan dan
teman.

Saya menjumpai mereka mereka yang dulu aktif berorganisasi, baik


sebagai ketua himpunan mahasiswa, ketua klub olah raga atau kegiatan
kerohanian, mereka itulah yang berhasil ketika bekerja, karena kecerdasan
mereka dalam bergaul (inter personal intelligence), bertumbuh dengan hal itu.

Ironis jika banyak orang tua yang mencekcoki anak-anak sibuk dengan
less dan melarang anaknya bergaul atau membatasi pergaulan anaknya dalam
kelompok yang sangat eksklusif. Bisnis dalam kelompok eksklusif memang bisa
maju dan besar tetapi bisnis dalam kelompok yang lebih luas secara massal,
pastilah memiliki pasar yang lebih besar lagi.

Karena itu melalui buku ini saya mendorong saudara perluas


pergaulanmu. Pepatah berkata, Musuh satu orang terlalu banyak dan
teman seribu kurang! Saya mendorong para orangtua, dorong anak-
anakmu bergaul! Dekade kedepan, saya akan sangat mudah menemukan orang
pandai, karena sekolah semakin baik, fasilitas semakin lengkap, sekolah
unggulan, sekolah-plus, sekolah international berjamur. Akan sangat mudah
menemukan anak pandai, tetapi apakah kita akan menemukan anak yang
pandai bergaul secara luas?

Anak yang pandai bersosialisasi, dialah yang akan berhasil


dikemudian hari !
b. Empati dan Simpati

Empati, adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang lain,


sedangkan Simpati adalah bagaimana seseorang bisa memberikan respons
kepada orang lain secara baik.

Untuk mengembangkan inter personal intelligence yang terdiri


dari kemampuan sosialisasi yang dibangun oleh simpati dan
empati, maka anak-anak harus lebih banyak bermain, dan bermain
dengan TEMAN, bukan dengan barang, bukan komputer, bukan
nonton TV dan main play staysion, yang belakangan ini menyita ribuan
jam waktu anak-anak.

Ada baiknya hingga anak usia 6 tahun dirumah tidak usah ada play
staition (itulah yang saya lakukan di dalam keluarga saya sendiri), sehingga
dalam usia dini ketika pola-pla dasar emosinya sedang dibentuk, anak lebih
banyak bermain dengan TEMAN, sesama ANAK.

8. Spritual Intelligence

Saya mendefinisikan spiritual intelligence atau kecerdasan spritual


sebagai kemampuan seseorang untuk mengambil sebuah hikmah dari sebuah
kejadian. Atau kemampuan seseorang untuk mengerti kehendak Allah dari
sebuah peristiwa yang terjadi. Kemampuan seseorang untuk mengambil
pelajaran dari sebuah kejadian. Kemampuan seseorang untuk belajar hal yang
positif atas peristiwa yang negatif

Untuk memudahkan pengertian ini, saya berikan sebuah kisah nyata


yang pernah saya jumpai dari seseorang sahabat saya. Nama saya beri nama
samaran.

Ada seorang gadis miskin dari desa, katakan saja namanya Minah,
merantau mengadu nasib ke Jakarta dan berkerja kepada seseorang majikan
yang mempekerjakan beberapa pegawai dan juga satpam serta sopir. Beberapa
waktu kemudian, si majikan menemukan si minah hamil? Bagaimana mungkin
karena dia belum bersuami? Siapa menghamili dia? Suamiku? Si nyonya besar
cemas.

Selidik punya selidik, ternyata si-sopir yang menghamili si Minah, Sopir di


panggil, dan dia mengaku. Hanya saja besok harinya masalah muncul , karena
si sopir kabur, dia hanya mau menjawab tetapi dia tidak mau menanggung,
tinggallah siminah patah hati ditinggal pacar yang menggobral janji. Minah
kepahitan, kurang ajar juga itu si-kunyuk sopir. Tidak kuat menanggung
beban, minah pulang kampung dan banyak menggurung diri dirumah. Orang-
orang sekampung mulai mempergunjingkan, mana suaminya ndak pernah
muncul, sementara perutnya semakin besar. Pergunjingan semakin keras
setelah anaknya lahir, juga tetap tidak ada bapaknya. Selesai ASI, kebutuhan si
bayi akan susu dan lain-lain semakin besar, maka minah minta ijin orang tua,
menitipkan sibayi dengan orang tua dan Minah kembali merantau.

Kali ini dia merantau ke Jakarta dengan tambah pengalaman merawat


bayi, maka si minah, tidak lagi jadi babu tetapi menjadi suster. Karena suatu
hal, minah ganti merawat opa jompo dalam keluarga besar. Majikan ini adalah
saudara dari sahabat saya yang menceritakan kisah nyata ini kepada saya
(jarot).

Suatu ketika minah mengalami pencerahan secara agama, hidup


berubah, hati baru dan minah bisa mengampuni si-kunyuk-sopir. Wajahya
sudah berseri-seri karena sudah tidak kepahitan hati lagi. Suatu ketika sahabat
opa yang dirawatnya dari belanda datang berkunjung ke Indonesia menginap di
Opa sebulan penuh, maka bertambahlah pasien si Minah, namun Minah tetap
bersuka cita dan melayani mereka dengan penuh pengabdian. Teman si opa
sangat terkesan dengan pelayanan minah dan banyak foto bersama minah.

Beberapa bulan kemudian, Minah mendapat telephone dari belanda ada


yang mau menikahi minah (tentunya bukan si Opa Belanda, tetapi temanya).
Singkat cerita menikahlah si Minah dengan bule belanda dan hijrah ke Eropa.

Waktu sahabat saya beberapa waktu lalu ke Belanda dan mampir ke


rumah minah, dia menjumpai minah sudah seperti seorang Nyonya besar, dia
bermain piano lagu Indah Rencana-MU di rumah sendiri yang besar dan
mewah bersuamikan seorang yang mengasihi dan baik hati.

Minah saat dikunjungi dia mengatakan bahwa dia bersyukur kalau dulu
si-sopir-kunyuk itu tidak bertanggung jawab, Kalau dulu si-sopir-kunyuk itu
bertanggung jawab, maka dia sekarang telah menjadi istri sopir dan tinggal
dirumah bendheng Minah menyadari, bahwa Allah mempunyai rencana yang
tidak seperti kehendaknya, waktu kejadian itu terjadi, (peristiwa negatif)
sangat sakit mengalaminya, tetapi dia tidak bunuh diri karena dia tahu itu pasti
seijin Allah.

Kenyataannya, kenapa ada orang yang memerlukan waktu bertahun-


tahun untuk bersyukur? Memerlukan waktu bertahun-tahun baru mengerti
kehendak Allah, sementara ada orang yang begitu cepat bisa menangkap
sebuah hikmah? Apa yang mempengaruhi hal ini?
Orang akan semakin cerdas secara spiritual jika seseorang memiliki
INTEGRITAS dan KARAKTER, dan bukan ilmu agama. Ada orang yang
menguasai begitu banyak ilmu agama dan tidak berkarakter, uang jamaah atau
uang gereja atau uang vihara dikorupsi, bahkan Dana Abadi Umat (DAU) atau
dana hajipun di kemplang juga. Bukankah mereka yang korupsi adalah tokoh
agama yang memiliki ilmu agama? Orang yang berilmu agama bisa jadi teroris,
kenapa? Karena INTEGRITAS dan KARAKTER tidak dibangun seimbang dan isi
OTAK tentang ILMU AGAMA tidak bertumbuh seimbang dengan NILAI-NILAI
KEHIDUPAN.

Karena itu dalam buku ini (juga dalam Yayasan ANAK CERIA BERAKHLAK
ataupun PT.HAPPYHOLYKIDS) saya tidak membawa AGAMA atau IMAN, karena
itu hal dan hak asasi yang sangat pribadi, tetapi INTEGRITAS dan KARAKTER
seharusnya menjadi hasil sebuah AGAMA dan hasil dari kegiatan ibadah
seseorang. Buku ini membahas INTEGRITAS dan KARAKTER yang UNIVERSAL
dan bukan agama.

A. Integritas

Bagian dari Kecerdasan spiritual adalah Integritas. Integritas adalah


orang yang sama antara perkataan dan perbuatan. Orang dengan intergritas
yang tinggi berkomitmen untuk melakukan apa yang dikatakan, apa yang
dijanjikan. A adalah A dan B adalah B. Orang yang memiliki integritas,
melakukan apa yang dia ajarkan dan mengajarkan apa yang dia lakukan. Orang
yang sebaliknya disebut orang munafik.

Orang yang berhasil dalam bisnis bukan orang yang sekolah


bisnis dan lulus dengan suma cumlaude, tetapi mereka yang memiliki
integritas. Orang yang berhasil menikah dan bahagia bukanlah ahli
psiokologi/kejiwaan tetapi mereka yang memiliki integritas. Orang
yang berhasil mendidik anaknya bukanlah sarjana pendidikan yang
tahu ilmu mendidik anak tetapi adalah mereka yang memiliki
integritas. Apapun pengertian dan bidang keberhasilan itu, faktor
penentu utamanya sama, yaitu Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan
Spiritual dan bagian dari hal ini adalah INTEGRITAS.

Ada beberapa cara supaya anak memiliki integritas, misal ajari anak
menepati janji, jika dia ingkar janji ingatkan dan beri nasihat atau bahkan beri
pelajaran. Cara terbaik adalah memberi janji kepada anak dan tepati
janjimu, dengan demikian anak belajar bukan dari apa yang kita
ajarkan tetapi apa yang kita lakukan. Anak perlu contoh.

Jangan sekali-kali ajari anak berbohong, sekalipun itu untuk alasan dan
tujuan yang baik. Ada orang tua yang menyuruh anaknya mengatakan kepada
tamu yang datang untuk mengatakan Mama tidak ada karena orang tua tidak
mau bertemu dengan tamu tersebut. Jangan harap anakmu akan tumbuh
dengan memiliki integritas. Anak dengan cepat akan belajar bahwa bohong itu
boleh.

Jurus lain; buat peraturan atau game dalam keluarga dan tepati. Dalam
keluarga saya, misalnya, saya buat peraturan sebagai pengganti uang saku,
jika ulangan harian mendapat nilai 10, maka mendapat 25 ribu, nilai 8-9.9 lima
ribu, nilai 5-7 tidak mendapat apa-apa dan nilai dibawah 5 tabungan mereka
dipotong 50 ribu. Peraturan didiskusikan, dirubah sesuai dengan kesepakatan
lalu dilakukan dengan konsisten. Anak-anak belajar bahwa untuk mendapat
sesuatu harus berbuat sesuatu tidak ada minta-minta, tidak ada uang saku.

Anak belajar untuk secara jujur (jujur adalah karakter dasar yang
penting) melaporkan berapapun nilainya, lalu melakukan penghitungan. Jika
memiliki nilai jelek dan hingga lewat 1 minggu tidak melapor, maka ada
pemotongan nilai. Jika melapor, tidak akan dimarahi, hanya tabungan dikurangi
serta didiskusikan, kesulitan apa yang dihadapi sehingga nilainya jelek. Lalu
isteri saya yang sangat tekun mengajari anak mengerjakan PR, memberinya
pertanyaan-pertanyaan jika mereka sudah selesai belajar, supaya esoknya
mereka tidak jelek lagi.

Uang adalah alat motivator yang luar biasa, uang juga sekaligus
menguji integritas seorang manusia. Banyak orang kehilangan integritas ketika
berhadapan dengan uang. Karena itu saya pribadi, mendidik anak dalam hal
uang sejak dini, secara bertahap hingga ke penggunaan dan nilai hidup tentang
uang (Saya bahas lebih lengkap dalam buku Mendidik Anak) Kita bisa
melihat apakah anak-anak memiliki integritas dengan melaporkan secara jujur
semua nilai-nilai sekolah minggu itu, atau berbohong demi mendapatkan uang?

Pola ini sekaligus mengajarkan sebuah prinsip hidup adalah game, hasil
bukan utama, tetapi belajar untuk melakukan game melakukan hidup sesuai
peraturan game yang sudah disepakati bersama.

B. Karakter

1. Jujur

Untuk karakter ini saya sengaja memberikan poin untuk kejujuran


sebagai point NOL dan bukan SATU, maksud saya ini sebelum yang pertama,
inilah pondasi karakter, apa arti karakter rajin, ulet, tekun, sederhana, kalau
tidak jujur. Pujangga kuno, orang menyebutnya Nabi Solaiman atau Raja
Salomo menulis kitab orang bijak sebagai berikut:
Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi
orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman

Saya akan berikan kesaksian hidup saya. Banyak orang bertanya kepada
saya, bagaimana bisa memulai usaha? Bagaimana bisa, orang desa, miskin,
Tahun 1990 merantau ke Jakarta, tinggal dirumah bedheng dan sekarang
menjadi pengusaha, memiliki 2 perusahaan dan 42 sekolah?

Saya bekerja di PT.Astra Export Company, Tahun 1990-1992, awalnya


management tarinee lalu Marketing Export. Tugas saya mencari order dan
produk yang saya tangani Footwear. Saya pameran, mengunjungi buyer ke
luar negeri dan juga mencari supplier (Pabrik di Surabaya, Bandung dan
Jabotabek) dan mengurus order tersebut hingga terealisasi export, termasuk
melakukan quality control dan mengeluarkan sertificate of inspection bagi
supplier yang memproduksi.

Ketika order semakin besar, pencobaan mulai datang. Supaya suplier


mendapat order, maka mereka memberi saya komisi presentasi dari
omset/order yang saya berikan ke pabrik tersebut, dengan variasi 1 - 3 %, dan
ini jumlah yang cukup besar, karena dalam usaha export, tiapp bulan bisa 10-30
container dengan nilai ratusan ribu US $, sehingga 1% saja bisa mencapai 3
hingga 15 juta rupiah perbulan.

Setelah LC (Letter of Credit) cair, suplier menawarkan Pak, Komisinya


diberikan 1 atau 2 check? Maksudnya supaya saya bisa atur satu buat sendiri
dan 1 buat kantor. Ini pergumulan yang tidak mudah bagi saya, dimana saat itu
baru mulai hidup di Jakarta, tinggal di rumah bedheng, tidak punya mobil dan
tempat tinggal yang memadai. Keinginan untuk segera punya rumah dan mobil
besar sekali, maka check kosong dari suplier ini sangat menggoda. Saya
bertanya ke beberapa rohaniawan, bolehkah saya menerima komisi dari pabrik,
sebagai tanda terima kasih mereka karena diberi order? Kalau saya bertanya 5
orang akan ada 5 jawaban dan masing-masing berbeda. Teman-teman dikantor
sesama sales juga menerimanya dan menganggap itu hal yang wajar-wajar
saja.

Saya pernah menerima sekali, ketika order belum besar, dengan jumlah
komisi tidak lebih dari 1 juta rupiah, dan saya mengalami damai sejahtera. Kita
bisa saja mengeraskan hati dan membunuh suara hati nurani, tetapi bagi saya
itu tidak bisa. Saya sangat lapar dan haus akan hadirat Allah. Hal-hal semacam
itu sangat menggairahkan saya, dan itu hilang jika damai sejahtera tidak
memerintah hati.

Ketika saya bergumul boleh atau tidak? Apakah ini hanya karena prinsip
saya yang salah, pikiran saya keliru sehingga hati tidak merasa damai, atau
memang hal yang tidak boleh? Sesuai dengan iman dalam agama saya, dan
saya tampilkan disini yang ditulis oleh Salomo yang kenabiannya juga diakui di
dalam Islam sebagai Nabi Solaiman, jadi saya yakin kebenaran yang
terkandung ini universal untuk semua Agama. Agama mengajarkan etika dan
moral dan itulah yang terjadi dalam pergumulan hidup saya.

Hal-hal seperti itulah yang mengajar hati nurani saya, membangun


kecerdasan spiritual saya, yaitu karakter. Tentang iman saya yakin tiap
agama berbeda, tetapi kalau karakter saya yakin semua agama sama,
mengajarkan karakter-karakter yang baik, terutama KEJUJURAN.

Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan ALLAH dari
pada banyak harta dengan disertai kecemasan

Puisi Salomo atau Nabi Solaiman yang kenabiannya diakui oleh


beberapa agama samawi tersebut dan kisah yang saya sebutkan tadi,
berbicara dengan kuat dalam hati nurani saya, saya membandingkan mana
yang lebih berharga dalam hidup ini, uang yang disertai kecemasan, atau
hadirat Allah? Akhirnya saya memutuskan untuk tidak yang kedua kalinya
menerima komisi suplier.

Teman-teman dikantor sesama sales ada yang berkata; Jangan sok jadi
pahlawan, kapan lu punya mobil? Punya rumah? Rot jangan SOSIAL dan SO
SIAL, Rot..jujur sih jujur tetapi jangan goblok Rot semua orang juga
melakukannya, bahkan para atasan kita, jadi mereka juga memaklumi kalau
kita lakukan hal ini Memang kalau saya hitung-hitung, setahun bisa 50-100
juta (Tahun 1992 ini jumlahnya yang besar), maka 2 atau 4 tahun bisa beli
rumah dan mobil yang bagus. Sedangkan kalau dari gaji dan komisi resmi dari
kantor mungkin baru 10-20 tahun baru bisa membeli rumah.

Saya tetap menguatkan hati saya untuk TIDAK terhadap under table
commission komisi dari suplier ini dan semua check komisi dari suplier cukup
satu saja dan saya serahkan ke kantor semuanya. Ini membuat department
Footwear yang saya pegang sering menjadi best department dalam hal GP
(Gross Profit). Tapi ini justru membuat sales lain marah Rot gara gara kamu
begitu, saya juga dituntut untuk bisa GP besar dan minta komisi dari suplier
untuk kantor (Artinya membuat tidak bisa mengambil untuk diri sendiri). Saya
menyadari ternyata untuk hidup JUJUR dan BENAR juga tidak mudah, dijauhi
teman dan dimusuhi banyak orang. (Selama 3 tahun saya bekerja di ASTRA
EXPORT saya tidak punya sahabat karib yang cukup dekat dikantor). Sahabat
dekat sya kebanyakan teman-teman di yayasan sosial.

Hal ini berlangsung dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan,
semakin lama, omset makin besar, karena banyak buyer baru dari inggris,
Cheskoslovakia, Rusia, Belanda bahkan dari Emirat Arab, dan semakin besar
omsetnya, semakin menggoda komisi supliernya karena semakin besar
nilainya.

Begitu kuatnya pencobaan itu, akhirnya saya mengambil keputusan


untuk keluar dari suasana semacam itu, yang mungkin bagi orang lain adalah
tempat basah, namun bagi saya tempat pencobaan, maka saya memberanikan
diri untuk keluar dan membuka usaha sendiri di tahun 1992.

Saya bisa membuka usaha sendiri, karena ada buyer dari inggris,
RETAILS yang memiliki 60an outlet toko sepatu, memerlukan buying agent di
Indonesia, dan dia mendapat informasi mengenai hidup saya, kejujuran saya
dari beberapa pabrik Indonesia, RETAILS inilah yang memberikan usaha, order
bahkan modal awal sebagai pinjaman. Apa yang saya lakukan selama 3 tahun di
Astra dengan kejujuran, tidak menerima komisi suplier yang dibilang bodoh
oleh teman-teman dikantor, ternyata ada hasilnya. Ketika suplier tahu saya
keluar dari ASTRA. Maka mereka banyak yang membantu saya memulai usaha
dengan memberikan sample produk untuk ekspor, demikian juga ketika kami
mulai membuka grosir dan toko mereka berani memberikan barangnya dengan
konsinyasi, karena mereka PERCAYA dengan kami. Dan itulah modal awal saya
membuka usaha yaitu BISA DIPERCAYA atau KEJUJURAN.

Saya belajar prinsip hidup bahwa ternyata percaya masih ada


harganya dizaman ini, semakin langka orang yang bisa dipercaya,
semakin berharga orang tersebut. Modal bisa dicari, uang bisa diusahakan,
tetapi jika sudah tidak dipercaya, apa saja juga susah. Jika dipercaya, bahkan
tanpa punya uang, saya memulai usaha dengan tidak punya modal selain hidup
saya yang bisa dipercaya atau JUJUR.

1. Tabah atau Ulet

Ada orang pandai secara akademik, tetapi tidak ulet, mudah patah
semangat bahkan ada yang bunuh diri karena hanya rangking tiga dan bukan
juara satu. Ada orang yang pandai, tetapi tidak ulet, sehingga dengan sebuah
kegagalan saja, maka dia menghentikan usahanya atau ganti profesi yang lain,
maka dia tidak akan pernah berhasil. Karena keberhasilan diraih setelah melalui
beberapa kejadian gagal, maka seseorang seseorang belajar bisnis dari
kehidupan real, yang sering tidak ada dalam pelajaran kuliah. Tanpa ke-ulet-an,
ketabahan hampir-hampir mustahil untuk sebuah keberhasilan.

Dalam berbagai gejolak ekonomi, gejolak politik maupun sosial, dimana


ada kekacauan, kekalutan, maka tanpa ketabahanan akan banyak orang yang
akan berhenti bahkan trauma untuk membuat suatu usaha. Tetapi saya justru
menjumpai banyak kasus dimana saat-saat gejolak, saat-saat dimana hukum
dan teori ekonomi yang baku tidak berlaku, maka banyak orang yang tabah dan
tetap berusaha, justru mendapat pelipat gandaan mereka mengambil share
market yang ditinggal mereka yang tidak tabah. Setelah gejolak selesai, maka
peta ekonomi, peta kekuasaan berubah dan siapa yang berhasil? Bukan mereka
yang pandai, tetapi yang ulet dan tabah.

Kalau kita melihat kekisruhan PILKADA di Indonesia akhir-akhir ini,


banyak orang hanya siap untuk menang dan tidak siap untuk kalah, tidak bisa
menerima kekalahan, tidak tabah, lalu melakukan hal-hal yang sangat
memalukan sampai-sampai demo yang berakhir dengan kekerasan, merusak
kantor KPU kantor pemeritah dll.

Anak bisa dilatih ketabahannya dengan mendidik untuk menganggap


sebuah kegagalan adalah hal yang wajar dalam hidup ini. (lihat poin 2
selanjutnya, juga baca buku saya MENDIDIK ANAK)

2. Tidak takut gagal (oleh Dr.Ir.Fuxie Msi)

Berikut ini saya ambil tulisan dari Dr.Ir.Fuxie Msi: (buku CITRA DIRI)
sebenarnya kegagalan adalah hal yang biasa. Semua orang yang sekarang ini
yang hidupnya berhasil, adalah orang-orang yang pernah mengalami cukup
banyak kegagalan. Itu sebabnya seorang pemenang tidaklah perlu merasa
malu atau terpukul kalau mengalami kegagalan. Karena dia berpikir, Toh saya
pernah berhasil dan lain kali saya akan berhasil lagi, Tapi, orang yang punya
citra diri buruk menganggap peristiwa kegagalan adalah pukulan yang berat
bagi dirinya. Dia berpikir, Apa kata orang kalau mereka tahu bahwa saya
gagal. Itu sebabnya dia menghindari kegagalan.

Dia berupaya bagaimana caranya supaya saya tidak gagal. Dan karena
dia takut gagal maka cara yang paling gampang dan umum dilakukan yaitu :
tidak berani mencoba, maka orang tersebut tidak akan mengalami kemajuan
dan tidak akan berhasil. Tanpa dia sadari justru keputusan dia untuk tidak
berani membuat kegagalan adalah suatu bentuk kegagalan yang lebih besar
lagi. Seperti dikatakan oleh Elbert Hubbard, The greatest mistake a person
can make is to be afraid of making one. (kesalahan terbesar yang dibuat oleh
seorang yaitu: takut untuk membuat kesalahan.)

Peter F.Drucker yang disebut sebagai bapa manajement modern


mengatakan, The better a man is, The more mistakes he will make, for The
more Things he will try. I would never promote into a toplevel job a man who
was not making mistakes.. he is sure to be mediocre. (semakin baik
seseorang, maka semakin banyak kesalahan yang akan dia buat, karena
semakin banyak hal-hal yang akan dia coba. Saya tidak akan mau memberikan
jabatan pimpinan puncak kepada seseorang yang tidak berani melakukan
kesalahan pastilah dia orang yang biasa-biasa saja.)

Untuk hal ini kita harus membedakan peristiwa kegagalan dan orang
yang gagal (pecundang atau looser). Kalau seseorang mengalami ke-gagal-an,
bukan berarti dia adalah orang yang gagal. Itu adalah peristiwa gagal.
kalaupun dia menggalami beberapa kali kegagalan, itupun bukan berarti dia
orang yang gagal atau orang yang selalu gagal, Jangan mengeneralisasi-kan
kegagalan. Kalau seseorang mengalami kegagalan, katakana saja, saya belum
berhasil. Jangan mengatakan, saya ini orang yang selalu gagal. Saya pernah
mendengar seseorang yang mengalami beberapa kali kegagalan dan berkata,
Saya ini mesti saja gagal. Justru pas saya mau berhasil, mesti saja ada sesuatu
yang membuat saya gagal.memang saya orang yang selalu gagal.

Nah, sikap semacam ini membuat kegagalan sebagai status dia. Dia
sendiri yang membuat label orang yang gagal menjadi gelar dia. Pada saat dia
akan berhasil, dia berpikir Nah, sekarang apa lagi yang akan membuat saya
gagal. Karena dia mencari-cari apa yang membuat dia gagal, maka muncullah
apa yang dia cari tadi. Dan dia pun berkata, Betulkan apa yang saya pikirkan,
pasti ada saja yang membuat saya gagal. Ini adalah sikap yang tidak benar.
Kegagalan terjadi karena dia sendiri yang mencari-cari kegagalan. Kenapa dia
berbuat demikian ? karena dia percaya bahwa dia adalah orang yang gagal dan
tidak mungkin berhasil, inilah sikap dari orang yang mempunyai citra diri
rendah.

Banyak sikap orang besar dan berhasil yang kita kenal sekarang Ini,
adalah orang yang mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya. Namun
demikian, mereka bangkit lagi. Mereka berpikir bahwa kegagalan adalah suatu
pengalaman yang harus mereka lalui dalam hidup mereka. Mereka maju terus
memperbaiki diri dan berhasil.

Mari kita melihat cacatan kehidupan dari seseorang yang sering


mengalami kegagalan dalam hidupnya berikut ini :

*Tahun 1816 keluarganya diusir dari rumahnya.


*Tahun 1818 ibunya meninggal dunia.
*Tahun 1831 Gagal dalam bisnis.
*Tahun 1832 Kalah dalam pemilihan Anggota Dewan Legislatif. Ia kehilangan
pekerjaan, ia ingin sekolah hukum, tetapi tidak diterima.
*Tahun 1833 Meminjam uang untuk memulai bisnis, dan bangkrut pada tahun
yang sama, ia harus melunasi utangnya selama 17 tahun.
*Tahun 1834 Terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif.
*Tahun 1835 Bertunangan tapi kemudian tunangannya meninggal dunia dan
dia patah hati.
*Tahun 1836 Mengalami nervous breakdown dan harus berbaring selama 6
bulan.
*Tahun 1838 Ingin menjadi ketua Dewan Legislatif, tapi gagal.
*Tahun 1840 Ingin menjadi Elektor, tetapi gagal.
*Tahun 1842 Menikah, hanya satu dari 4 anak laki-lakinya yang hidup sampai
lewat 18 tahun.
*Tahun 1843 Ingin menjadi anggota Kongres, tetapi gagal.
*Tahun 1846 Berhasil menjadi anggota Kongres.
*Tahun 1848 Gagal untuk dipilih sebagai anggota Kongres.
*Tahun 1849 Melamar pekerjaan Land Officer,tetapi ditolak.
*Tahun 1854 ingin menjadi anggota senat,tetapi gagal.
*Tahun 1856 Mencalonkan diri untuk Wakil Presiden, hanya mendapat kurang
dari 100 suara.
*Tahun 1858 ingin menjadi anggota Senat lagi, tapi kalah.

Sebelum saya melanjutkan kisah hidup orang ini, saya mau


memberitahukan nama orang ini yaitu Abraham Lincoln. dan kemudian tahun
1860 dia mengikuti pemilihan Presiden Amerika dan terpilih menjadi Presiden,
Abraham Lincoln sering gagal, tapi sejarah mencatat bahwa dia bukanlah orang
yang gagal. Dia adalah orang yang TIDAK TAKUT GAGAL.

Satu kunci keberhasilannya yaitu ia tidak melihat kegagalan sebagai


suatu kejatuhan ataupun akhir dari segalanya. Tentang jalan hidupnya Lincoln
berkata: Jalan hidup saya jelek dan licin. Kaki saya sering kali tergelincir, tetapi
saya bangun kembali dan mengatakan kepada diri saya sediri, ini hanya
tergelincir saja bukan suatu kejatuhan.

Salah satu cara yang baik untuk menghadapi kegagalan yaitu dengan
tidak berusaha untuk menyembunyikannya. Dalam hidup, kita akan melakukan
satu atau dua kesalahan yang besar dan bahkan memalukan. Tendensi manusia
yaitu menyembunyikan atau merahasiakannya, supaya ia tidak di permalukan
atau ditolak.

Menyembunyikan kegagalan yang memalukan tidak akan


menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menambah beban hidup kita. Kita
menjadi tegang dan merasa takut kalau orang mengetahui rahasia hidup
dan kegagalan kita. Dengan demikian kita akan semakin menekan dan
menguburnya didalam kehidupan kita.

Ini bukan berarti bahwa kita perlu memberitahukan atau mengumumkan


kegagalan kita kepada setiap orang. Tetapi hal terbaik yang dapat kita lakukan
dalam menghadapi kegagalan yaitu belajar untuk menerimanya dan bertumbuh
dari kegagalan tersebut. Seseorang yang dewasa adalah seorang yang dapat
menerima kekurangan dan kegagalan hidupnya, dan terus maju.

Untuk anak-anak, didik anakmu untuk menerima kegagalan secara wajar,


jangan dimarahi jika anak gagal ketika ikut suatu lomba, juga jangan berdemo
ke panitia dan memperotes kekalahan anakmu, ini hanya membuat anakmu
belajar untuk tidak bisa menerima kegagalan. Beberapa anak tidak bisa
menerima kekalahan, akhirnya orang tua terpaksa memberi hadiah yang dibeli
sendiri dan meminta panitia untuk memberikan ke anaknya, seolah-olah
anaknya menjadi pemenang. Ini bukan mendidik yang baik.

3. Baik hati dan murah hati (Menciptakan Nilai)

Bagian dari kecerdasan Spiritual adalah karakter. Karakter yang cukup


penting diantaranya kebaikan hati. Dalam hidup ini ada beberapa hukum, dan
mereka menyebutnya hukum karma, hukum tabur-tuai dan ada juga yang
masih menyebutnya usaha membangun image yang dilakukan dengan
berbagai charity atau kegiatan-kegiatan sosial.

Namun disini saya mengatakan, segala kegiatan yang dilakukan jika


bukan atas dasar kebaikan hati, ada saatnya orang tersebut akan mengalami
kelelahan berbuat baik. Perbuatan baik untuk membangun image bukan
sebuah kebaikan tetapi sebuah ke-egois-an. Kebaikan yang sesungguhnya
memerlukan ketulusan motivasi dan itu benar-benar yang keluar dari hati
yang baik/kecerdasan spritual.

Saya membaca kisah-kisah orang yang berhasil secara jangka panjang


dan mengakhiri hidupnya dengan baik, dengan nama harum, tidak jatuh
kedalam kudeta atau bangkrut dimasa tua, bahkan mendapat semacam
keberuntungan yang cukup sering, adalah mereka-mereka yang miliki
kebaikan hati bahkan berbuat baik adalah tujuan hidupnya. Pengusaha
dengan karakter seperti ini, tidak hanya berpikir untung atau rugi, tetapi
memiliki kekuatan lebih dari motivasi berbuat baik. kebaikan hati ini
memperkuat ketabahan.

Air berkumpul air, minyak berkumpul minyak demikian kata pepatah.


Ada benarnya, hidup terus berjalan dan orang baik akan berkumpul orang baik,
orang pura-pura baik akan menyingkir sendiri dengan berjalanya waktu.
Akhirnya orang-orang yang baik berjejaring dan bertemu serta membuat hidup
mereka dalam bidang apa saja menjadi lebih berhasil karena faktor saling
memberi referensi yang berlangsung secara alami. Orang baik hati mungkin
tidak akan terlalu cepat menjadi kaya, tetapi keberhasilan adalah suatu yang
pasti, hanya masalah waktunya saja.
4. Ceria, smile dan humor

Bagian dari karakter adalah keceriaan smile dan rasa humor. Orang
yang tampil ceria yang biasanya juga antusias, membawa dan mewarnai
suasana disekitarnya, disukai banyak orang dan tentunya menunjang
keberhasilan yang lebih.

Kisah nyata ratusan tahun sebelum Masehi, ada seorang perantauan di


daerah Babel (sekarang disebut irak) dari kelompok warga minoritas perantauan
yang kebanyakan menjadi budak di Babel, pada zaman Raja Arthasasta
menjadi Raja. Ada seorang anak muda yang pekerjaanya menyampaikan
minuman kepada raja (semacam office boy, dikantor atau ajudan). Anak muda
ini bernama Nehemia. Alkisah suatu ketika Nehemia ini sedih dan itulah
pertama kali dalam hidupnya dia berkerja dan kelihatan sedih. Raja
menawarkan apa saja yang diminta oleh Nehemia supaya dia tidak bersedih
lagi. Rupanya keceriaan Nehemia sangat berarti bagi Raja Arthasasta (yang
mungkin saja setiap hari memimpin kerajaan dan stress, pusing, tegang).
Nehemia menanjak kariernya dan pernah menjadi bupati 2 kali priode, sebuah
jabatan yang cukup tinggi untuk orang perantauan.

Kita masih bisa melihat foto-foto Jimmy Carter, Donald Trump, Bill Gates
dan berbagai-bagai orang yang berhasil di dunia international. Di Indonesia ada
Soekarno dan Soeharto Presiden dengan masa jabatan 30an tahun atau
pengusaha Liem S Liong, Om Willieam Astra, dan masih banyak lagi yang
hampir selalu dengan wajah senyum. Demikian juga tokoh-tokoh agama,
misalnya saat ini A-A Gym yang terpopuler.

Kembangkan keceriaan dan rasa humor di dalam keluarga (juga di


kantor), maka hal itu juga akan segera menjadi karakter anak-anak kita. Ceria,
smile/senyum atau ramah tidak butuh bakat khusus, hanya butuh hati yang
gembira dan sedikit latihan untuk membiasakan.

5. Optimis

Bagian dari karakter adalah sikap optimis, orang yang selalu ada
pengharapan dalam berbagai situasi dan kondisi. Pengharapan ikut hadir dalam
memberi kekuatan atau ketabahan, bahwa suatu saat pengharapannya
terwujud, pengharapan membuat seseorang berbuat untuk mencapai
pengharapanya menjadi kenyataan.

Kita bisa melatih anak-anak (juga anak buah dikantor) memiliki


pengharapan dan sikap optimis yang kuat, dengan cara mengajari memiliki
target-target yang realistis, yang bisa dicapai, keberhasilan-keberhasilan kecil
dan mendorongnya untuk terus meningkatkan tahap demi tahap menaruh
pengharapan yang lebih tinggi. Jangan memberi anak target yang terlalu tinggi,
sehingga anak akan selalu gagal dan terbentuk sikap pesimis.

Saat ini (tahun 2006) ketiga anak saya, adalah para juara, anak pertama
selalu ranngking 1 sedang anak kedua dan ketiga rangking 5 atau 6. Anak
pandai, tidak turun dari langit, tetapi dididik. Anak saya yang nomor 2 pernah
rangking 18 (dari 20-25 anak/kelas). Saya menjanjikan jika dia rangking 15
besar mendapat hadiah, semester depan dia dapat rangking 12, saya rangsang
lagi kalau rangking 10 besar dapat hadiah, dia mencapai rangking 8. Sikap
optimisnya tumbuh karena saya tangtang jika 5 besar dan dia dapat 6 dan
semester berikutnya benar-benar bisa rangking 5. Setiap tahap dia merasa
sukses dan benar-benar menjadi anak yang optimis.

Sikap optimis, dari anak bisa ditumbuhkan dengan cara tidak


memarahinya jika dia mengalami sebuah peristiwa gagal. Bagi seorang
pemenang, bagi seorang optimis gagal adalah hal yang biasa, toh suatu saat
nanti dia pasti bisa/optimis akan berhasil.

C. Nilai Hidup

a. Konsep Kekayaan vs MELIMPAH.

Salah satu nilai hidup, misalnya bagaimana pandangan/nilai hidup kita


tenntang uang, kemewahan, kesederhanaan, nilai-nilai hidup tentang
penampilan yang akan mempengaruhi penggunaan keuangan dan bahkan
keberhasilan.

Saya berikan contoh konsep/nilai hidup saya tentang kekayaan/


kelimpahan. Satu gelas akan melimpah jika diisi se-ember air, sebaliknya satu
buah ember tidak akan melimpah jika diisi dengan satu gelas air. Jadi apa itu
kelimpahan? Kelimpahan itu lebih dari cukup, sehigga tumpah. Kelimpahan
artinya ada bagian dari berkat kita untuk orang lain. Dan sebenarnya itu tidak
tergantung jumlah yang kita miliki, tetapi tergantung ukuranya, gelas atau
ember, jika kita hidup dalam pola yang tidak melebihi ukuran kita, jika kita
selalu bisa menyisihkan bagian yang kita miliki untuk orang lain itulah
kelimpahan. jadi melimpah itu sebuah pola dan bukan seberapa banyak
harta kita. Dengan konsep ini, kita bisa bersyukur dan berbuat baik tanpa
menunggu menjadi kaya.

b. Mencukupkan dengan yang ada

Saya akan berikan kesaksian-kesaksian hidup saya sendiri supaya praktis


dan sederhana dalam menangkap arti melimpah ini. Tahun 1982 saya lulus
SMA, bisa masuk IPB karena tanpa test, karena saya menjadi juara 1 pelajar
Teladan kota Solo. Dengan latar belakang ekonomi yang saya miliki, orang tua
saya hanya mampu memberikan Rp.40.000,- dan itu untuk semuanya,
termasuk kost, jajan, fotocopy, makan, transportasi dan semua keperluan
lainnya.

Ketika tiba di Bogor, saya pertama menumpang di kakak kelas yang juga
berasal dari Solo dan setelah itu mulai mencari kost yang rata-rata waktu itu
sudah mencapai Rp.70.000,-/bulan, lalu bagaimana dengan transport dan
lainya?. Akhirnya saya menemukan rumah dipinggir sungai Ciliwung yang cukup
murah, hanya sekitar Rp.10.000,-/bulan, dan makan diluar atau masak sendiri.
Untuk menghemat, biasanya saya makan ke warung hanya memesan nasi,
sayur dan rendang kuahnya saja, atau opor kuahnya saja, sehingga praktis
hanya membayar nasi dan sayur. Selama kuliah saya hidup dengan sedemikian
sederhananya, Kemana-mana jalan kaki dan sambil berjalan menghafal
pelajaran kuliah, selain itu saya melukis dan memberikan less kepada anak
SMP atau SMA untuk mendapat tambahan pemasukan.

Bahkan selama saya kuliah saya bisa menolong orang lain, tidak ngebon
diwarung. semiskin-miskinnya kita selalu saja ada yang lebih miskin dari kita.
Kita bisa melimpah jika kita bisa MENCUKUPKAN dengan yang ada, dan berapa
pun jika dihabiskan ya habis dan kalau mau dicukup-cukupkan akan cukup. Kita
bisa menghabiskan Rp.500.000,- untuk sekali makan siang di hotel yang mewah
atau bisa juga mencukupkannya untuk makan sebulan. Beranikah kita hidup
dengan pola dan gaya sesuai pendapatan kita? Ini dipengaruhi oleh NILAI-NILAI
hidup kita sendiri yang harus kita bangun. Nilai hidup mempengaruhi ketabahan
dan keuletan.

c. Rumah petak

Saya pacaran sejak 1984 waktu kuliah di IPB, dan sejak 1987 masing-
masing bekerja, kami menabung untuk biaya pernikahan kami, sebuah upacara
pernikahan yang sangat sederhana di Solo. setelah menikah tahun 1990, saya
pindah dari bogor ke Jakarta, Istri saya sejak 1987 sudah kost di Jakarta dan
bekerja di HERO kantor pusat di jl. Gatot Subroto,Jakarta. Selesai pernikahan,
maka uang cash yang kami miliki saat itu tidak lebih dari Rp.800.000,- dan
kami belum kontrak rumah, belum beli peralatan rumah tangga dan lainnya.
(waktu itu kami buru-buru menikah Karena mertua mendadak mau segera ke
USA dalam waktu yang lama.)

Sempat terlintas untuk sementara meminjam uang dari mertua atau


kantor untuk kontrak rumah yang layak (toh kami berdua berkerja dan punya
gaji, jadi 6 atau 8 bulan pasti pinjaman bisa lunas) namun saya tidak mau,
karena memang prinsip hidup MENCUKUPKAN dengan yang ada saya pegang
sangat radikal. Maka dengan uang yang ada saya keliling kantor istri mencari
kontrakan, letih, capek dan hampir putus asa, akhirnya kami mendapatkannya
rumah petak rumah sederhana degan pintu dari papan kayu dengan harga
Rp,350,000,- untuk 6 bulan (harga tahun 1990-1992), rumah yang biasa dipakai
tukang bakso atau office boy. Kami beli ranjang bekas dan peralatan rumah
tangga lainnya yang sederhana. Kami tinggal disana 3 tahun supaya kami bisa
menabung untuk membeli rumah sendiri.

Sempat bergumul dalam hati, malu juga, berdua sarjana, ada kedudukan
dikantor, dan tinggal dirumah petak yang jangankan mobil, sepeda motor pun
tidak bisa masuk, karena ada parit yang harus dilompati, di belakang kebun
pisang dekat kuburan didaerah Casablanca, Kuningan. namun saya kuatkan hati
kami untuk apa malu dengan hidup apa adanya, kalau memang belum bisa
hidup di level yang lebih kenapa dipaksakan? Saya lebih senang hidup secara
sederhana namun dengan demikian saya bisa membantu adik-adik saya yang
masih sekolah dan yang penting tidak utang.

Sekali lagi kita harus merevisi konsep kita tentang MELIMPAH,


melimpah bukan karena banyak, melimpah karena kita bisa
MENCUKUPKAN dengan yang ada. Melimpah karena kita hidup sesuai
dengan ukuran kita saat itu, kalau penghasilan kita segelas, maka kita
hidup dalam pola gelas dan bukan ember.

Bagian terberat untuk mencukupkan dengan yang ada adalah hati kita,
ego kita, perasaan kita, kita malu jika dinilai miskin atau dinilai tidak diberkati,
kita malu memakai pakaian yang murah atau masuk warung tegal, mengapa
kita harus malu? Kalau saya lebih malu jika saya minta-minta atau pinjam sana
pinjam sini, kalau saya, lebih malu lagi jika gaya petentang petenteng namun
semua kredit dan credit card menumpuk tagihanya.

Jaman ini terlalu banyak orang tidak berani hidup apa adanya, orang
berani hutang bahkan KORUPSI, karena memang masyarakat telah mengukur
semuanya dengan materi. Apakah kita bisa mengatakan bahwa kita diberkati
jika kita mempunyai mobil, pakaian bagus, rumah bagus namun tidak ada
bagian dari yang kita miliki menjadi berkat bagi orang lain? Begitu banyaknya
yang kita beli untuk tampil diberkati, begitu banyaknya cicilan kredit, sehigga
tidak bisa menolong orang lain. Kita bisa menyebutnya kaya, namun yang pasti
tidak melimpah.

Jika kita hidup dengan pola melimpah, maka kita akan bahagia,
dimanapun level ukuran ekonomi kita saat itu. Kita tidak bahagia dan
melimpah menunggu setelah kita kaya, namun kita senantiasa
melimpah dan mengucap syukur, merasa cukup karena sebuah pola
hidup, sebuah prinsip hidup dan bukan karena jumlah kekayaan yang
dimiliki. Dengan nilai hidup seperti ini kita akan menjalani kehidupan
dengan lebih baik.

Integritas, karakter dan nilai hidup yang membangun Spiritual


Intelligence atau kecerdasaan spiritual atau saya sebut kecerdasan rohani
maka sesuai namanya, yang sangat mempengaruhi adalah ajaran-ajaran
AGAMA, karena itu sangat perlu di usia dini, anak-anak sudah diajak dan diberi
contoh oleh orang tuanya dengan beribadah dan, terlebih keteladanan dalam
hidup sehari-hari serta LINGKUNGAN KELUARGA. Karena keluarga itulah
lingkungan terdekat anak.

9. Intelligence lainya

Ada beberapa aspek kehidupan yang sepertinya tidak masuk dalam


aspek-aspek tersebut diatas, dan juga tidak ada dalam pengelompokan
intelligence pada buku-buku mengenai intelligence, tetapi saya mendapat
usulan yang cukup mengelitik ketika saya seminar Multiple Intelligence di
beberapa kota, untuk menambahkan aspek berikut.

Ada yang tidak setuju karena tidak ada bagian otak yang secara khusus
membangun fungsi ini. Namun ada yang bertanya, bagaimana jika beberapa
tahun kedepan pengetahuan akan otak manusia bertambah dan disadari bahwa
ada sebuah jaringan antar neuron dalam otak yang membangun fungsi ini?
Karena itu saya masukkan dalam buku ini, paling tidak jika secara ilmiah belum
bisa diterima, maka saya munculkan sebagai wacana saja.

A. Financial Intelligence (ke-9)

Financial Intelligence atau kecerdasan financial, adalah kemampuan


seseorang dalam mengatur, mengelola, melipatgandakan dan menggunakan
uang. Apakah orang yang pandai matematika akan pandai berdagang? Ini
bidang kecerdasan atau kehidupan? Jika kita mengatakan ini bidang kehidupan,
toh membutuhkan kecerdasan tertentu untuk membuat seseorang berhasil
dalam bidang ini. Karena itu saya akan membahas hal ini secara tersendiri,
khususnya aplikasi praktis, bagaimana mendidik anak-anak supaya memiliki
kecerdasaan financial ini.

Belakangan ini buku-buku R.T Kiyosakhi tentang uang, bagaimana


menjadi kaya dan cepat kaya melanda dunia, dan cukup banyak orang yang di
buka matanya melihat peluang.

Seperti ditulis didalam biografi saya serta sisipan buku didepan bahwa
saya sekarang seorang pengusaha, memiliki dua perusahaan (Pt.Ifaria
Gemilang dan Pt.Happy Holy Kids). Memiliki yayasan degan 50an cabang
sekolah, serta menulis 20an buku dan buku-buku saya laku dijual dimana-mana,
didistribusikan merata keseluruh Indonesia, memang saya belum berhasil
menjadi salah satu konglongmerat, tetapi dengan awal kehidupan saya dari
keluarga yang amat sangat miskin maka ini sudah sebuah lompatan besar.

Banyak orang bertanya, dari mana saya belajar dagang? karena


kuliahnya di IPB (Institute Pertanian Bogor), saya orang Jawa dan orang tua
guru serta kakek nenek petani kok bisa dagang? (bahkan ada yang
menyebutkan bahwa saya ini Taiwan banget, sementara istri saya yang
Tiongha lebih Jawani)

Saya akan berikan kisah saya sendiri sebagai kesaksian sederhana.


Karena keadaan ekonomi, tanpa sadar orang tua saya mendidik saya
kecerdasan financial dengan melatih/memaksa kami anak-anaknya berusaha/
dagang sejak kecil. Ketika saya SD saya berjualan es lilin. Sejak saya masih
SMP, orang tua saya memberi saya modal untuk membeli plastik gulungan, lalu
kami membuat alat las/potong plastik menjadi kantong-kantong plastik dan
saya menjualnya ke toko-toko. Selain itu sebelum saya kesekolah saya
mengantar goreng-gorengan yang dibuat orang tua kewarung-warung, pulang
sekolah mengambil sisa dan uangnya. Waktu SMA orang tua membuka strom
accu lalu kami kakak beradik yang mengelola.

Hari demi hari, minggu demi minggu kami mencari uang, mengumpulkan
dan menghitung secara sederhana untung atau rugi, mengalami suka cita ketika
ada hasil dari keringat sendiri dari hasil karya dan bukan hanya belas kasihan
orang lain. Tanpa sadar jiwa entrepreneur terbentuk dan tertanam dalam
hidup saya. Inilah warisan yang berharga dari orangtua saya, yang juga saya
akan wariskan kepada anak-anak saya. Hanya karena jaman dan situasi,
tentunnya dengan cara yang berbeda.

B. Sexual Intelligence? (ke-10)

Sexual Intelligence adalah kemampuan/kecerdasan seseorang dalam hal


sex, mencakup romantisme, instinct, kretifitas ( dalam hal pola, cara dan
gaya) dan sensifitas/kepekaan akan kebutuhan pasangan, kemampuan
seseorang untuk bermain sex/bercinta, sehingga keduanya/pasangan dan
dirinya mengalami kepuasan. Ukuranya sederhana, bukan soal kekuatan dan
otot, berapa lama bisa bertempur itu dengan mudah dicapai dengan obat kuat,
itu bukan sebuah kecerdasaan, bukan sebuah intelligence itu hanya
kekuatan. Ukuranya adalah mereka menikah, keduanya puas dan bahagia
( mampu mengatasi masa kejenuhan dan kepekaan dan kretifitas/kecerdasan).
Ukuran Sexual Intelligence mudah, namun hanya yang benar-benar
cerdas secara sexual akan mampu melakukanya. Orang bisa saja tidak kuat
secara sexual, hanya mampu bertempur jangka pendek, seorang sprinter
bukan marathon, namun karena dia seorang yang punya Sexual Intelligence
maka ia mampu bermain dengan baik, merangkai sex sebagai bagian dari
sebuah ritme hubungan, bagian dari cinta secara keseluruhan, mulai dari
berkomunikasi; ngobrol, memuji, menerima dan diterima, mengerti dan
dimengerti, keterbukaan dan membangkitkan gairah dan cinta pasangannya.

Jika saudara setuju, bahwa ini aspek tersendiri dalam kecerdasan


seseorang, dan jika saudara ingin mengetahui lebih lanjut bidang ini, maka saya
menulis buku tersendiri, setebal 112 halaman mengenai hal ini dengan judul
Pernikahan, atau lebih tajam lagi jika mengikuti seminar yang saya akan
adakan, khusus buat couples. Seminar khusus couples karena membahas
details sex, oral sex, onani, gaya dan posisi sex, serta frekuensi sex, bahkan
bagaimana bisa bertahan dari 3 menit menjadi 15 menit atau bahkan 30 menit.

C. Instinct Intelligence? (ke-11)

Salah satu aspek yang membangun kecerdasan seseorang yang


diusulkan (menjadi wacana) untuk menjadi salah satu aspek kecerdasan adalah
instinct. Ini adalah kecerdasan atau anugerah atau bakat/talenta? Yang pasti
ada orang-orang dengan instinct, kemampuan firasat, kemampuan untuk
bertindak bukan berdasar dari logika atau hitung hitungan untung rugi, bukan
dasar ekonomi atau matematika (mathematical intelligence), juga bukan apa
yang dilihat dan di imaginasikan (visual intelligence), tetapi suatu kemampuan
untuk bertindak berdasarkan dorongan hati nurani, instusi atau ada yang
mengatakan kepekaan indra ke enam.

Ada yang menggabungkan hal ini dalam spiritual intelligence, karena


aspek-aspek dalam spiritual intelligence seperti integritas, karakter dan nilai
hidup, serta kedekatan dengan tuhan, pasti akan berdampak pada kepekaan
instinct namun ada yang berpendapat itu hal yang terpisah, karena tidak
semua rohaniawan, orang yang belajar ilmu agama atau tokoh agama sekalipun
memiliki kepekaan hal ini.

Karena itu bisa dimasukkan sebagai kecerdasan ke 11. Jika tidak boleh,
karena menyalahi ilmu psikologi maka adalah sebuah kenyataan bahwa
instinct itu ada dan mempengaruhi keberhasilan seseorang.

Instinct ini bawaan, genetic, turunan atau bisa dilatih? Menurut saya,
sebenarnya instinct bisa dilatih, dengan cara setiap hari memberi waktu untuk
saat teduh atau meditasi bukan berarti ritual agama, teyapi menyediakan
waktu untuk berdiam diri, waktu untuk merenung melatih mendengar suara
hati nurani dalam setiap keputusan yang akan diambil. Keputusan Karena
suara hati dan bukan analisa pikiran. Semakin sering melatih maka akan
semakin peka dan kuat.

10. Aspek Penyusun Kepandaian

A. Genetik

Salah satu aspek yang membangun kecerdasan seseorang adalah


genetik atau keturunan. Sifat diturunkan oleh orang tua kepada anak,
termasuk kecerdasan. Tahun demi tahun Presentasi faktor genetik terhadap
kecerdasan anak berubah dan semakin diketahui luasnya berbagai jenis terapi,
berbagai gizi serta lingkungan terhadap kecerdasan, maka faktor genetik tinggal
40% saja. (Buku-buku puluhan tahun lalu mengatakan 70-80%)

Faktor genetik adalah faktor yang sudah tidak bisa diubah. Kita sudah
lahir. Karena itu saya tidak akan membahas aspek ini, selain genetik, maka
kecerdasan dipengaruhi oleh TERAPI, LINGKUNGAN dan GIZI, yang kita masih
ubah atau pengaruhi. Ketiga faktor inilah yang saya akan bahas lebih jauh
dalam buku ini.

B. Terapi

Terapi membangun kecerdasan seseorang. Seminar baru-baru ini yang


kami ikuti, ada beberapa hal penting, yang saya sederhanakan berikut ini;

a. Ketika manussia lulus sarjana, maka baru sekitar 5-10% saja otaknya
yang terpakai, yang berhubungan dengan pelajaran.

b. Dalam otak manusia ada milyaran neuron yang tersambung satu


dengan yang lainnya membangun banyak jaringan untuk banyak fungsi.

c. Ketika anak dimotivasi sedemikian rupa sehigga melakukan suatu hal


dengan senang hati, maka sebuah jaringan baru bisa terbentuk membagun
sebuah fungsi, sehingga presentasi otak yang terpakai semakin besar, anak
semakin besar, anak semakin cerdas, bahkan muncul sebuah paradigma baru,
yaitu bakat tidak hanya ditemukan dan dikembangkan, tetapi bisa diciptakan,

d. Otak manusia, baik secara fisik maupun secara psikologis, termasuk


kecerdasanya, bertumbuh luar biasa di 6 hingga 8 tahun pertama dan masih
bertumbuh hingga usia 18 tahun. Setelah usia 18 tahun IQ manusia relatif stabil
hingga usia 40 tahun, setelah itu bisa menurun hingga kematiannya.

e. Kecerdasaan emosi dan spiritual, terus berubah sepanjang hidup


manusia. Berubah, karena bisa semakin baik atau semakin buruk secara emosi
dan spiritual.

Dalam keseluruhan buku ini memuat saran saran bagaimana


memperlakukan anak supaya di setiap aspek, kecerdasan anak meningkat,
sedangkan buku saya MENDIDIK ANAK lebih menekankan pada pendidikan
yang lebih membentuk sifat, emosi dan karakter atau kecerdasan emosi dan
spiritual.

Karena kecerdasaan bisa berubah, maka terapi merupakan faktor yang


sangat mempengaruhi kecerdasan seseorang manusia. Berikut ini beberapa tips
yang perlu:

1. Terapi otak kiri dan otak kanan.

Otak kiri berkembang jika anak-anak dilatih untuk belajar angka,


matematika, logika dan analisa (misal main catur ataupun computer game).
Otak kiri mendapatkan porsi yang cukup melalui pelajaran akademik dalam
kurikulum pendidikan formal.

Otak kanan diterapi dengan berbagai less yang sekarang berkembang,


munculnya menghitung dengan metode bayangan. (membayangkan atau
imajinasi fantasi adalah kemampuan otak kanan). Otak kanan diterapi melalui
berbagai kegiatan seni, menggambar, mewarna, musik dan hal serupa.
Kebanyakan sekolah SD,SMP dan SMA kurang memiliki program dan kurikulum
dalam porsi yang cukup untuk bidang ini, karena faktor ketersedian fasilitas dan
prasarana.

Sebenarnya orang tua dengan mudah bisa mengembangkan kemampuan


anak, dalam bidang-bidang yang didominasi oleh otak kanan, seperti seni,
visual/spacial intelligence, asal bisa memberikan dorongan-dorongan yang
positif. karena itu saya akan berikan sebuah kisah nyata, untuk lebih mudah
mengerti, betapa pentingnya sebuah terapi, dalam bentuk praktisnya adalah
memberikan dorongan yang positif.

2. Dorongan yang positif

Hellen keller lahir pada tanggal 27 juni 1880 di Tasukambia di Alabama,


AS. Sewaktu ia berusia 19 bulan dia terjatuh dikamar mandi. Akibatnya dia buta
dan tuli seumur hidupnya. Orang tuanya ingin memperlakukan Hellen seperti
anak-anak normal lainnya. Akhirnya saat Hellen berumur 7 tahun, ayahnya
menyerahkan pendidikan Hellen kepada seorang guru yang datang
kerumahnya, guru itu bernama Annie Sullivan. Sullivan sangat terbeban
menolong orang yang cacat, dia pun hanya dapat melihat samar-samar karena
sakit yang dideritanya pada masa kanak-kanak.

Mula-mula Sullivan mengajarkan Hellen untuk makan memakai sedok


dengan rapih. Kemudian Hellen diajarkan nama tiap-tiap benda. Sullivan
menuliskan b.o.n.e.k.a dengan jarinya ditelapak tangan hellen, sementara itu
ia mengajak Hellen meraba boneka yang sedang didekapnya. Berulang-ulang
hal itu dilakukan. Kemudian Hellen pun menuliskan b.o.n.e.k.a ditelapak
tangan ibu Sullivan.

Pada suatu hari yang cerah, mereka pergi ke pompa air dihalaman. Di
sana ibu Sulvian memberinya sebuah gelas, lalu ditulisnya huruf g.e.l.a.s di
telapak tanganya. Setelah itu dipompanya air dan tangan Hellen diletakkannya
di bawah pancuran pompa. Air melimpah menimpa tangan Hellen. Kali ini ibu
Sullivan menuliskan a.i.r. kini, Hellen sadar bahwa wadah yang dipegangnya itu
adalah gelas, dan yang dingin itu adalah air. Setelah hafal banyak kata-kata,
lalu Hellen mulai belajar mengenal huruf braille. Hellen mulai belajar tentang
banyak hal yang ada di dunia yang tadinya belum diketahuinya. Ia sekarang
tahu tentang mimpi, cita-cita, dan kegembiraan.

Ketika Hellen berusia 10 Tahun, ia masuk sekolah Horseman. Letaknya


jauh dari rumah. Di sana dia akan berlatih berbicara dengan bibir. Menjelang
keberangkatannya, ia menuliskan sesuatu ditelapak tangan Hellen, Jaga dirimu
baik-baik. Maju terus ya, kami mencintaimu. Hellen pun mengambil tangan
ibunya, dan menuliskan Saya pergi Bu, doakan Hellen ya! ibunya tak dapat
menahan air matanya mengantar kepergian Hellen.

Di sekolah Harseman, mula-mula ia diajar metode latihan oleh Ibu


Sullivan. Dengan metode itu, ibu Sullivan memasukkan tanganya kedalam
mulutnya, sehingga pada saat berbicara, Hellen merasakan gerakan bibir dan
lidah. Hellen lalu memasukkan tangannya ke dalam mulutnya sendiri, dan dia
berusaha untuk berucap. Betapa inginya ia bisa berbicara, kata ibu Sullivan
terharu melihat kesungguhan Hellen. Hellen terus berlatih walau dengan susah
payah. Akhirnya sedikit demi sedikit ia bisa berbicara.

Liburan musim panas telah tiba, Hellen dan ibu Sullivian kembali pulang
kerumah setelah lama pergi, Hellen sudah rindu sekali dengan keluarganya dan
suasana dirumah. Ayah, ibu serta adiknya menjemput Hellen dengan perasaan
harap-harap cemas. Begitu sampai didepan rumah. Hellen langsung lari
mendapatkan ibunya. Ayah! Ibu! Saya pulang teriaknya sambil datang berlari.
Dari mata ibunya, mengalirkan air mata kebahagiaan. Hellen, panggil ibu sekali
lagi. ibu, ibu!, demikian Hellen memanggil ibunya lagi, mereka sangat terharu
bertemu dengan Hellen.

Dalam mempelajari sesuatu, Hellen harus berusaha berkali-kali


dibandingkan dengan orang biasa, tapi Hellen bertekad terus, setelah lulus
sekolah dia meneruskan ke perguruan tinggi di Radcliffe, ibu Sullivan menemani
Hellen selama kuliah dengan cara mengeja apa yang dikuliahkan pada tangan
Hellen, Singkat cerita pada tahun 1904 setelah mempelajari bahasa Jerman,
Yunani, Latin dan Perancis, Hellen Keller menjadi buta dan tuli yang pertama
yang menguasi 5 bahasa dan mendapatkan gelar sarjana, dan gelar sarjana ini
dia peroleh dengan gelar cum laude.

Dia menulis 14 buku, memberikan kuliah di perguruan tinggi,


mengunjungi Gedung Putih, dan berkeliling dunia mengunjungi 20 negara untuk
orang-orang yang cacat tubuh seperti buta, tuli, dan bisu serta memotivasi
mereka hidup.

Suatu waktu, Ratu Inggris Victoria, ketika menyematkan tanda


penghargaan Inggris yang tertinggi bagi orang asing, bertanya kepada Hellen
Keller, Bagaimana anda mendapatkan pencapaian yang menonjol dalam
kehidupan? Bagaimana anda menjelaskan kenyataan bahwa walaupun anda
tunanetra dan tunarungu, Anda bisa mencapai begitu banyak? Tanpa
keraguan barang sesaat, Hellen Keller mengatakan ; Kalau tidak ada Annie
Sullivan, nama Hellen Keller tetap tidak akan terkenal.

Hellen amat berterima kasih kepada ibu Sullivan, dan ia pun bertekad
akan berkerja mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang cacat seperti
yang dilakukan oleh gurunya ibu Annie Sullivan. Hellen Keller mempengaruhi
bejuta-juta orang setelah kehidupan disentuh oleh Annie Sullivan.

Banyak orang menceritakan kisah di atas, dan memilih Hellen Keller


sebagai lakon utama cerita tersebut. Tapi dalam buku ini saya menceritakan
kisah di atas dan menjadi Annie Sullivian sebagai lakon utamanya, yaitu orang
yang memberikan dorongan yang positif kepada orang lain.

Bagaimana Sullivan bisa memberikan dorongan dan merubah hidup


seseorang, meningkatkan kecerdasan dalam berbagai aspek mulai kecerdasaan
berbahasa dan terutama self-image/kecerdasan emosi seorang cacat?

Kuncinya menurut Sullivian adalah : memberikan rewards atau


imbalan atau pujian untuk sebuah kemajuan kecil saya yang positif.
Jangan menunggu sebuah perubahan besar dan baru memberikan pujian.
Dorongan dan pujian atau rewards itu merupakan terapi yang luar
biasa bagi seseorang, untuk melakukan sesuatu dengan senang, dan kalau
orang melakukan sesuatu dengan senang, maka sebuah jaringan baru di
otaknya bisa terbentuk, sebuah fungsi dibangun dan sebuah aspek kecerdasaan
dimunculkan
Saya berikan contoh ketiga anak saya sendiri, mereka bertiga pandai
bermain piano, padahal saya dan istri tidak berbakat bermain musik, kecuali
bermain gitar itu pun sangat basik, ala kadarnya dan sejak SMA sampai hari ini
tidak ada kemajuan. Namun kami memberi semangat, memotivasi dan
memberikan less piano untuk ketiga anak kami, mereka hampir menyerah tetapi
kami mendorong dan memberikan impian, waktu berjalan dan sangat terlambat
kemajuannya, tahun demi tahun, tetapi karena mereka kami motivasi, sehingga
akhirnya bisa menyenangi, bisa menikmati, sekarang mereka bertiga menjadi
pianis. Saya berjumpa dengan banyak orang tua yang memiliki kasus serupa.
Talenta dan bakat bukan hanya ditemukan dan dikembangkan, tetapi bisa juga
diciptakan.

C. Lingkungan

Salah satu aspek yang membangun kecerdasan seseorang adalah


lingkungan. Lingkungan yang positif, antusias, ceria mendorong kecerdasan
secara umum. Apalagi kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, maka
pembentuk utamanya adalah lingkungan sekolah dan terutama keluarga.

Lingkungan yang positif

Success Unlimited, Juli 1976, menceritakan kisah ini. Di Kib-butz di


Israel, evaluasi mengungkapkan bahwa IQ rata-rata anak Yahudi Timur 85 dan
anak-anak Yahudi Eropa 105. Ini membuktikan bahwa anak Yahudi Eropa
lebih cerdas dari pada anak Yahudi Timur. Benarkah demikian? Setelah 4 tahun
di Kibbutz, dengan tempat lingkungan yang positif dan motivasi yang bagus
sekali, pengabdian kepada belajar dan pertumbuhan hebat, kemudian IQ rata-
rata dari 2 kelompok anak Yahudi tersebut menjadi seimbang yaitu 105. Apakah
yang meningkatkan IQ dari anak-anak Yahudi timur? Lingkungan yang positif
tentunya.

Diantara lingkungan seseorang, maka orang-orang yang paling


berpengaruh terhadap citra diri orang tadi yaitu orang-orang yang dihormatinya.
Bagaimana sikap mereka, harapan mereka, serta keyakinan mereka terhadap
dia sangatlah mempengaruhi citra diri-nya dan pada akhirnya menentukan
keberhasilannya. Orang tua, guru, tokoh agama, serta tokoh panutan adalah
termasuk orang-orang ini.
Nell Mohny, dalam bukunya Beliefs Can Influence Attitudes, dengan
tegas melukiskan kebenaran ini. Mohney menceritakan sebuah eksperimen yang
dilangsungkan dikawasan Teluk San Fransisco. Kepala sekolah memanggil tiga
profesor bersama-sama dan berkata, Karena Anda sekalian adalah tiga
pengajar yang paling baik dalam sistem kita dan mempunyai keahlian yang
paling besar, Kami akan memberi anda 90 orang siswa ber-IQ tinggi. Kami akan
membiarkan anda memajukan para siswa ini tahun depan sesuai dengan
langkah mereka sendiri dan melihat berapa banyak yang bisa mereka pelajari.

Setiap orang bersukacita sekolah, para profesor maupun para siswa.

Dalam waktu satu tahun berikutnya profesor dan siswa menikmati


kegiatan mengajar-belajar sepenuhnya, Para profesor dengan antusias
mengajar siswa yang paling cerdas. Para siswa mengikuti pelajaran dengan
sungguh-sungguh, karena memetik keuntungan dari perhatian dan intruksi yang
cermat dari pengajar yang berkeahlian tinggi. Pada akhir eksperimen, para
siswa mencapai prestasi dari 20 sampai 30 persen melebihi siswa-siswa lainya
diseluruh sekolah.

Kepala sekolah memanggil para pengajar dan mengatakan kepada


mereka: Saya harus membuat pengakuan. Anda sekalian tidak mengajar 90
orang siswa yang kecerdasanya paling menonjol. Mereka siswa-siswa yang
biasa-biasa saja. Kami mengambil 90 siswa secara acak dari sistem kita dan
memberikannya kepada Anda.

Kemudian para pengajar berkata: Ini berarti bahwa kami pengajar


yang luar biasa. Kepala sekolah meneruskan, Saya punya pengakuan satu
lagi. Anda sekalian bukan pengajar yang paling cerdas. Nama-nama anda
adalah tiga nama pertama yang dicabut dari dalam topi. Para pengajar
bertanya, Apa yang membuat perbedaan? Mengapa ke 90 ini memperlihatkan
unjuk kerja dengan tingkat yang luar biasa sepanjang tahun?

Perbedaanya, tentu saja, adalah harapan para pengajar. Para pengajar


menganggap siswa-siswa tersebut pandai dan berharap mereka pandai, jadi
para pengajar pun memperlakukan mereka sebagai siswa-siswa yang pandai.
Hasilnya: mereka pun menjadi pandai.

D. Gizi

Salah satu aspek yang membangun kecerdasan seseorang adalah GIZI.


Kenapa demikian? Untuk mempermudah kita dalam hal ini, ada baiknya saya
jelaskan cara kerja otak manusia dan beberapa bagian otak yang berhubungan
dengan kecerdasan.
Otak manusia hanya 2% dari total berat badan, tetapi menyerap 20%
energi tubuh, karena inilah pusat kendali hidup manusia. Otak terdiri dari kira-
kira 100 milyar sel otak yang disebut NEURON. Neuron terdiri dari CELL BODY
(Badan Neuron) dan AXON (seperti tangan, yang meneruskan pesan-pesan dari
neuron ke neuron lain atau ke otot dll. AXON dibungkus oleh MYELIN
SHEATH. Ujung dari Axon, berupa terminal yang meneruskan pesan berupa
impuls listrik ke neuron penerima receftor melalui sebuah celah sempit yang
disebut SYNAPSE. Kawasan Synapse ini disebut TERMINAL SYNAPSE.
Neuron dan terminal synapse dibangun oleh lemak tidak jenuh yang
kaya akan AA dan DHA, sedangkan bungkus Axon (Meyelin sheath) dibentuk
oleh bahan yang kaya SPHINGOMYLIN. AA, DHA dan SPHINGOMYLIN
adalah bahan utama penyusun otak.

AA dan DHA yang juga dikenal dengan Omega-3 dan Omega-6 adalah
lemak tidak jenuh, sering disebut dengan asam lemak essensial, adalah lemak
yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi sangat dibutuhkan. Itulah
sebabnya kenapa GIZI mempengaruhi kecerdasan, karena otak disusun oleh
bahan-bahan tertentu yang ada dalam makanan tertentu.

Jika anak (dan juga ibu hamil dan menyusui) kekurangan gizi, maka
jumlah sel otak bayi bisa turun 15-20% yang tentunya menggangu
perkembangan otak dan pasti menurunkan kecerdasannya.

ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber AA dan DHA terbaik. Selain itu AA
dan DHA ada dalam ikan, khususnya ikan yang hidup di dalam laut dalam. Ikan
yang hidup jauh di dalam laut, dengan suhu sekitar nol derajat, memiliki lemak
yang tidak mudah membeku, lemak tidak jenuh lemak yang banyak
mengandung AA dan DHA, misal ikan Salmon. Juga dalam konsetrasi yang
tinggi pada minyak ikan dan ekstrak minyak hati ikan. Pengolahan ikan terbaik
supaya AA dan DHA tidak rusak, adalah dikukus atau tim.

Selain makanan sehat, juga harus seimbang, karena itu anak perlu juga
makanan dengan Protein yang cukup. Protein ada pada kacang-kacangan, telur,
ikan dan daging. Makanan disebut seimbang dengan komposisi karbohidrat 60-
70%, Lemak 20-25% dan Protein 15-20%. Lemak nabati seperti pada Alpukat
lebih baik dari lemak Hewani.
VI. Tanya Jawab

Berikut ini beberapa pertanyaan yang saya jumpai ketika saya


mengadakan Seminar Multiple Intelligence diberbagai kota di Indonesia:

1. Bagaimana peran orang tua supaya anak pandai?

Dari IQ, EQ dan SQ, orang tua lebih berperan dalam hal EQ dan SQ.
untuk IQ dimanapun anak kita sekolah, sebenarnya pada generasi ini kurikulum
yang sudah ada sangat memadai. Bahkan kurikulum di Asia, di indonesia ini
sangat maju. Jika saudara keluar negeri (Australia, Amerika dan Eropa) saudara
akan menjumpai anak kita yang kelas 2a SD bisa mengerjakan pelajaran
Matematika mereka yang kelas 3. Indonesia sering memenangkan olimpiade
bidang akademik. Namun dalam bidang seni dan kreatifitas, keberanian
berbicara, kemampuan berdebat, kemandirian mereka lebih maju.

Anak pandai secara akademik, seperti bahasa, matematika, analisa,


logika peran sekolah lebih utama. Peran orang tua adalah memotivasi anak
supaya anak mau belajar. Jaman sekarang, dengan lingkungan yang lebih baik.
Gizi masyarakat secara umum terus meningkat, kurikulum terus disempurnakan
maka sebenarnya hampir-hampir tidak ada anak bodoh kecuali kasus-kasus
khusus seperti auitis, idiot, adhd, down syndrom dan kebutuhan khusus atau
cacat.

Dalam buku saya MENDIDIK ANAK (112 halaman) saya bahas


secara details bagaimana mendidik anak, memotivasi anak,dll, namun dalam
buku ini saya jawab intinnya, peran penting orang tua yang utama adalah
bagaimana membuat anak mau belajar, mau mengerjakan PR-nya, bagaimana
membuat anak sadar bahwa sekolah, belajar adalah untuk kepentingan mereka
dan bukan untuk orang tuanya. Karena pengamatan saya, banyak anak
sebenarnya pandai, tetapi yang susah adalah maunya niatnya belajar dan
mengerjakan PR yang sangat rendah.

Beri perhatian pada buku agenda anak apakah ada PR dan apakah dia
sudah mengerjakan. Jika belum dampingi anak mengerjakan PR, jika sudah
berikan rewards. Dampingi anak untuk ulangan besok, berikan pertanyaan
untuk apa yang dia sudah pelajari, jika bisa menjawab berikan rewards atau
pujian, katakan hebat dll. Perhatikan dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan
tahun ke tahun (karena mendidik anak adalah proses yang panjang) sampai
pola pikir anak terbentuk.
Jika anak gagal, nakal, tidak mengerjakan PR, nilai sekolah jelek dan
sebagainya, maka jikalau marah, marahlah dengan benar, fokus dari didikan
adalah tetap anak. Jangan katakan ; Kalau kamu nilai jelek, mama malu ini
hanya membuat anak merasa bahwa urusan nilai adalah kepentingan orang tua
untuk menjaga nama besarnya. Lebih baik katakan Nak jika kamu nilai
jelek, dan tidak naik kelas, bagaimana jika teman-temanmu naik kamu tidak,
kamu malu tidak?

Anak pandai secara emosi dan spiritual peran orang tua lebih
utama, apalagi kecerdasan emosi dan spiritual terus berkembang.
Ketika otak sudah tidak bertambah besar, ketika IQ sudah tidak
berubah, maka emosi dan spiritual, self image (gambar diri), self
control (penguasaan emosi) terus berubah, baik kearah positif
ataupun negatif. Disinilah perlunya kita menyadari baik untuk diri
sendiri atau anak kita untuk membangun kepribadian,
mengembangkan kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual
(ESQ) anak.

Sekali lagi saya himbau, baca buku saya MENDIDIK ANAK, untuk
melengkapi buku ini.

2. Bapak mengajarkan anak supaya berani dan senang berbicara.


Bagaiman dengan anak yang memang pembawaanya diam?

Ada 4 temperamen dasar manusia, orang sanguinis akan banyak dan


senang berbicara, orang kolerik akan berani berbicara, sementara orang
plegmatik dan melankolik cenderung diam.

Temperamen bisa diubah (Baca buku T. La Haye yang terkenal


Tempramen yang diubahkan), bahkan bisa terjadi mutasi gen, kita perlu
menyadari kepribadian masing-masing anak, supaya kita bisa MENERIMA apa
adanya, tidak MENUNTUT terlalu keras, namun dengan KASIH kita bisa melatih,
mendorong dan memotivasi anak, apapun temperamen dasarnya, untuk
BERANI dan SENANG berbicara.

Jangan paksa terlalu keras, nanti dia trauma dan malu berbicara di
depan umum. Jangan memotong pembicaraan anak, belajarlah untuk
mendengar jika anak kebetulan bercerita atau mengadu jadilah pendengar
yang baik bagi anakmu, Jangan berharap perubahan itu datang dengan cepat
karena memang butuh waktu untuk sebuah perubahan.

Ada juga orang tua yang mengeluh karena anaknya terlalu cerewet.
(lebih banyak lagi suami atau istri yang mengeluh pasangannya banyak
berbicara). Jadi sering orang memandang miliknya banyak kekurangan dan
memandang milik orang lain (bisa anak, bisa pasangan) seolah-olah lebih baik.
Yang penting adalah ada kemajuan walau hanya sedikit. Terimalah anakmu apa
adaya dan bersyukurlah. Latihlah dengan tekun. Pada waktunya manusia akan
mencapai KEDEWASAAN dan menjadi imbang. Yang penting secara sadar kita
mengarahkan ke arah yang baik, karena itulah tugas kita sebagai orang tua.

3. Mengapa di PG & TK oleh pemerintah/PD & K dihimbau untuk


tidak mengerjakan 3M (Membaca, Menghitung dan Menulis)?

Lebih tegasnya, DILARANG mengajarkan 3M untuk anak PG & TK,


karena anak usia 0 hingga 6 tahun yang lebih banyak berkembang otak
kanannya, maka pelajaran seperti seni (mewarna, menggambar, musik, tari,
kolase, dll) latihan motorik halus dan kasar, olah raga, bermain dan sosialisasi
harusnya menjadi porsi yang lebih utama.

Masalahnya di indonesia, kebijakan di PG & TK yang sudah benar,


belum sejalan dengan kebijakan sekolah-sekolah SD, dimana waktu penerimaan
murid, anak ditest baca tulis. Atau jika waktu penerimaannya tidak ditest, tetapi
muatan kurikulum SD kelas 1, menuntut seorang anak bisa baca tulis, atau dia
akan kesulitan pelajarannya. Akhirnya orangtua (dan juga guru SD) melihat
anak yang kelas 1 SD belum bisa baca tulis nilainya jelek, anak yang sudah bisa
baca tulis waktu TK maka SD kelas 1-nya jauh lebih mudah bahkan mendapat
rangking.

Ini akhirnya membuat orang tua menuntut sekolah TK supaya anaknya


yang TK sudah bisa baca dan tulis. Penyelenggara TK (terutama yang tidak
memiliki SD sendiri) ingin lulusannya terkenal pintar, diterima ketika mencari SD
bahkan menjadi juara di SD, dengan mengajarkan baca tulis dan hitung (3M).

Sebenarnya belajar 3M untuk anak PG & TK bisa-bisa saja, yang


penting cara pembelajarannya. Jika cara belajar melibatkan penggunaan otak
kanan, maka itu akan terasa mudah bagi anak.

Jadi misal anak TK bahkan playgroup sekalipun, sudah bisa belajar


membaca dan menulis, tentunya dimulai dengan yang paling sederhana,
pengenalan dan menggunakan dunia anak, menggunakan cara dan media yang
melibatkan otak kanan, misal untuk anak Play Group mewarnai huruf atau kata
sambil mengenal huruf dan kata, menyanyikan lagu tentang pengenalan angka.

Untuk anak TK A, sudah bisa media yang lebih susah, namun dikemas
yang menarik dengan dunia anak, misalnya menghitung jumlah binatang atau
mainan. Jadi pelajaran menghitung dikemas dalam permainan. Bermain adalah
dunia anak kecil yang disukai anak, maka pelajaran akan mudah ditangkap
bahkan disukai.
Untuk anak TK B, bisa ditingkatkan lagi belajar 3M tetapi yang penting
tidak memaksa dan suasana TK secara umum menu utama adalah tetap
BERMAINN dan bukan SEKOLAH. Dalam suasana yang disukai anak, bermain,
menyanyi, menari interaksi maka pelajaran yang diberikan bisa diterima oleh
anak bahkan menjadi semacam terapi sehingga otak kanan dan kiri tumbuh
seimbang.

Anak jangan dipaksa dan jangan dijadikan ukuran kelulusan dan naik
kelas, karena 3M bagi anak PG & TK hanyalah pengenalan, jika di paksa maka
anak BISA membaca tetapi tidak SUKA membaca, BISA menulis tetapi tidak
SUKA menulis, seperti yang saya jelaskan dalam Linguistic Intelligence di bab
depan.

Kita harus sama-sama sadar, bahwa mendidik anak adalah


long march, jangka panjang, tidak perlu terburu-buru, biarlah anak
berkembang dengan tahapan-tahapan yang benar demi kesuksesan
jangka panjang. Dalam usia hingga 6 tahun yang terpenting justru
kecerdasan emosi dan sosial.

4. Jika anak tidak mampu bidang tertentu, apakah diarahkan kebidang


lain atau justru bidang tersebut diajarkan terus sebagai terapi
sehingga otaknya balance?

Jika anak tidak mampu bidang tertetu, maka bisa diterapi dibidang
tersebut, dengan memberikan dorongan, motivasi, janji-janji supaya anak
menyenangi bidang tersebut, karena segala sesuatu jika disenangi akan
menjadi mudah. Tentu saja untuk bidang tersebut, juga jangan berharap
anak menjadi ahli atau nilai 10, karena bidang tersebut anak lemah. Misal anak
yang benar-benar lemah dalam hal seni, menggambar misalnya, atau lemah
dalam bahasa dan kuat dalam hal matematika. (atau kebalikannya)

Maka terapi dibidang yang dia lemah, paling tidak dia bisa mencapai
nilai 6 supaya tetap bisa naik kelas, jangaan sampai tidak diterapi sama sekali
dan mendapat nilai 5 atau lebih jelek lagi.

Dalam hal jangka panjang, seperti jurusan sekolah yang dipilih, jurusan
saat kuliah nanti dan bidang perkerjaan yang akan ditekuni, maka arahkan
kebidang lain yang dia mampu dan kuat disitu. Setiap bidang kehidupan (entah
olah raga, seni, berbicara, dagang, mathematika, dll) bisa membuat seseorang
berhasil, asal dilakukan dengan sunguh-sunguh, tekun, ulet, konsisten, terus
menerus dan senang hati.
Jangan memaksa anak kuliah bidang yang tidak disukainya hanya
karena obsesi atau keinginan orang tua. Percuma, anak akan terpaksa, tidak
maksimal, bahkan besar kemungkinan setelah lulus nanti dia akan kembali
menekuni bidang yang dia mampu dan sukai.

5. Bapak menjelaskan arti dan kegunaan self control bagaimana


secara praktis supaya anak bisa memiliki self control yang tinggi dan
nanti dia bisa berhasil?

Ajar anak untuk menunda apa yang dia maui, misal jangan langsung
memberikan atau membelikan jika anak minta sesuatu, misal minta mainan.
Kita sekaligus bisa mengajarkan self control (kecerdasan emosi) dan juga
kecerdasan spiritualnya dengan meminta dia berdoa kepada Tuhan, minta
supaya papa-mamanya diberkati dan bisa membelikan apa yang dimaui.

Beberapa hari atau minggu atau bulan, (sesuai dengan apa dan nilai
yang diminta), jika akan memberikan, katakan bahwa Tuhan menjawab doamu,
bersyukur kepada Tuhan, sekarang papa-mama bisa membelikan.

Kadang anak memaksa meminta sesuatu dan jika tidak diberikan akan
menangis, berulah di Plaza, di Mall, di Toko, merengek bahkan menangis atau
bergulung-gulung dilantai meminta sesuatu. Orang tua merasa malu, lalu
menuruti kemauan anak, dan hal itu menjadi semacam ilmu modal bagi si
anak, jurus bagi si anak untuk mendapatkan sesuatu.

Orang tua tidak perlu malu untuk mendidik anaknya, dengan


mengatakan tidak untuk permintaan yang tidak perlu. Anak harus dididik
bahwa tidak setiap permintaan akan dipenuhi saat itu juga. Ini cara anak untuk
belajar untuk memiliki self control atau penguasaan diri. Memang mereka akan
menangis, sekali dua kali mungkin 7 kali tetapi tidak yang ke 8, itu wajar, anak
akan belajar dikemudian hari.

Jika anak berulah maka tetap didik dia walaupun di plaza atau tempat
umum, tetapi jangan kita yang mengomel dan memarahi dengan unsur
menyerang pribadi didepan umum, apalagi didepan teman-temanya.

Saya berikan contoh pengalaman saya sendiri. Suatu saat saya


membawa anak-anak saya ke Bintaro Plaza tidak jauh dari rumah saya, dan
anak saya minta eskrim, karena musim pancaroba banyak anak batuk dan pilek,
kami tau anak saya terkecil sensitif, jika makan es krim hampir pasti akan
batuk, maka kami tidak membelikannya, dan dia nangis gulung-gulung di plaza.

Sementara itu banyak orang yang mengenal saya dan lewat sambil
berkata: Slamat malam Pak Jarot Wahh saya bergumul, malu, karena saya
menulis buku dan memimpin seminar soal mendidik anak, seminar keluarga dll,
tetapi anak saya ber-ulah di plaza, Saya bergumul, ini tidak mudah bagi saya
dan saya putuskan supaya tetap TIDAK terhadap permintaannya, karena saya
lebih mencintai anak saya daripada reputasi saya.

Terus terang ini tidak mudah, sampai-sampai rasa-rasanya malas ajak


anak-anak ke plaza, nanti ber-ulah lagi dan bikin malu. Atau kalau mau
gampangnya, ya belikan saja apa yang dia minta dan beres, tidak akan muncul
masalah. Tetapi sebagai pendidik saya mengerti, menulis dan mengajarkan
prinsip menunda permintaan anak, untuk tujuan tertentu, dan ternyata ketika
diterapkan anak menangis dan ber-ulah. Saya tetap konsisten maka satu kali,
dua kali, lima kali, lama-lama anak mengerti pola yang kita ajarkan dan tidak
akan berulah lagi.

Anak-anak tumbuh menjadi anak yang manis dan baik, memiliki


penguasaan diri, bahkan kalau meminta sesuatu sangat sopan, atau kadang
dalam doa bersama, dalam doa keluarga, dia sampaikan keinginanya dalam
doa, sehingga kami orang tua yang justru terharu dan mengajaknya ke plaza
untuk membelikan, karena sudah beberapa hari dia berdoa memita hal yang
sama dalam doanya.

6. Jika seseorang memiliki self control yang kuat, apa tidak justru
terkesan tidak memilik drive tidak ada kemauan dan kegigihan?

Kita bisa dengan kepekaan kita, membedakan antara self control atau
penguasaan diri dengan anak yang tidak memiliki drive atau keinginan, Saya
tahu, kisah-kisah orang yang sukses adalah mereka-mereka yang memiliki
drive yang kuat, keinginan yang kuat, cita-cita yang membara, keinginan yang
gigih, dan itu juga suatu karakter yang harus dilatih.

Self Control atau penguasaan diri tidak harus bertentangan dengan


drive yang kuat. Penguasaan diri lebih banyak ditunjukan bagaimana
seseorang bisa menguasai dirinya terhadap sebuah keinginan atau terhadap
keadaan tertentu jika keinginannya yang kuat ternyata tidak terpenuhi.
Keinginan ini menyangkut segala keinginan hidup, entah itu uang, barang,
materi, keinginan mata, keinginan daging dan untuk orang dewasa keinginan
sex, dll.

Ada yang putus asa, menangis, tidak bisa mengendalikan diri, merusak
benda-benda dengan membanting atau cara lainnya, ada yang mengurung
dikamar atau memberontak kepada orang tua, atau dalam pernikahan dengan
memaksa pasangan. Drive yang terlalu kuat jika tidak diimbangi dengan self
control justru menjadi berbahaya. Banyak penjabat publik, tokoh masyarakat
atau tokoh partai bahkan tokoh agama jatuh, karena tidak memiliki penguasaan
diri.

Orang-orang sukses yang bertahan secara jangka panjang


adalah mereka-mereka yang memiliki penguasaan diri.

7. Belakangan banyak orang membeli gelar Master, Doctor dan


Professor, kenapa fenomena ini muncul?

Banyak orang merasa minder, dan minder ini sebenarnya salah satu
dari manifestasi citra diri (self image) yang rusak. Untuk menutupi mindernya,
untuk mengangkat gengsi dan wibawa, supaya dihormati orang, maka orang
membeli gelar, baik Master atau bahkan Doctor dengan berbagai cara dan
memang banyak lembaga dengan sangat mudah, tanpa kuliah, hanya membuat
beberapa tulisan atau menjawab pertanyaan yang tidak lebih dari proses
formalitas dan dapatlah dia gelar.

Bahkan fenomena ini sangat menyedihkan, begitu banyak orang


mencari ijasah palsu, banyak calon anggota legislatif atau pejabat harus
berurusan pengadilan bahkan lengser karena ijasah palsu, dan lebih
memalukan lagi, fenomena ini juga merasuki tokoh-tokoh agama. Tanpa kuliah
tiba-tiba mereka menyandang gelar master atau Doktor bahkan ada yang
Profesor dan menjadi pergunjingan kaum akademisi.

Bagi lembaga atau yayasan pemberi gelar, untuk meyakinkan orang,


mereka membangun link dengan lembaga luar negri (yang ternyata hanya
kantor di ruko, seperti kantor yayasan dan bukan lembaga pendidikan apalagi
university) inilah cara mudah mencari uang.

Bagi orang-orang yang membangun masa depan dengan etos kerja,


dengan karya, dengan bukti, mereka tidak memerlukan gelar, karena tanpa
gelarpun dihargai orang, nasihatnya didengar dan seminarnya dihadiri banyak
orang. Orang menghargai bukan karena gelar, tetapi kehidupannya sesuai
dengan yang diajarkan, sudah memberi bukti dengan kisah hidupnya atau
disegani karena hikmat/wisdom-nya.

8. Apa meningkatkan Multiple Intelligence ada tahap-tahapnya?

Kecerdasan majemuk, aspeknya begitu luas, namun secara umum,


anak lahir hingga usia 6 tahun, adalah masa perkembangan otak kanan, karena
itu masa-masa tersebut anak sebaiknya banyak bermain dan bermain dengan
teman/anak yang lain dan bukan dengan benda, itulah perlunya mereka masuk
Play Group atau Taman Kanak-Kanak karena kehidupan dikota kota-kota besar
anak-anak tidak banyak bermain dengan tetangga seperti dikampung-kampung
atau masa kita kecil dulu.

Anak usia 6 hingga 18 tahun otak secara fisik terus berkembang, maka
inilah masa anak SEKOLAH dan belajar secara AKADEMIK untuk meningkatkan
KECERDASAN INTELEKTUAL. Usia 18 tahun keatas secara fisik otak tidak
bertambah besar, tetapi tetap terus kuliah, ini semacam enter data ke otak.

Kecerdasan emosi dan spiritual, terus berubah sepanjang hidup


manusia, karena itu tidak ada berhentinya meningkatkan kecerdasan dalam hal
ini. Sejak sedini mungkin anak kita ajarkan budi pekerti, nilai-nilai hidup, moral
dan akhlak, dan terus hingga kita dewasa bahkan menjadi tua, kita bisa secara
sadar melatih diri kita, hidup kita semakin baik, mengolah hati kita semakin
murni dan tulus, baik dan jujur dan yang paling penting adalah takut akan
Tuhan berpikir tentang akhirat atau kekekalan karena itulah segala awal
hikmat (awal segala kecerdasan spiritual).

Cacatan :
Ada 68 pertanyaan lain dari para orang tua yang saya tulis dibuku setebal 168
halaman dengan judul : MENDIDIK ANAK yang diterbitkan GRAMEDIA.

VII. Renungan Kita

PRESTON-INGGRIS : Dua bocah yang masing-masing berusia 11


tahun yang menculik, menyiksa dan membunuh seorang bocah lain berumur
dua tahun dan masih belajar berjalan, James Bbulger, kamis kemarin dijatuhi
hukuman seumur hidup dipenjara khusus anak-anak. Perkiraan semula
hukuman yang akan dijatuhi hanya 20 tahun.

Kasus terjadi akhir Februari lalu itu mengejutkan publik dunia dan
dianggap sebagai kejahatan anak-anak paling kejam dalam kurun waktu dua
setengah abad ini. Hakim Morland memutuskan dua bocah itu, Robert
Thompson dan John Venables, yang memasuki sejarah kejahatan, kamis
kemarin, sebagai pelaku pembunuhan termuda di Inggris dalam waktu dua
setengah abad terakhir, dan kejahatan mereka sebagai Tindakan kejam yang
tiada bandingnya dan sadis , toh kedua bocah itu tetap saja nekad menyatakan
dirinya tidak bersalah atas tuduhan hakim.

Menteri dalam negeri Michael Howard, yang menyatakan ngeri atas


kasus itu, memutuskan untuk memenjarakan dua bocah itu dalam unit khusus
dan sebuah rencana hukuman akan dirancang, yang akan mentransfer mereka
kelembaga rehabilitasi kaum muda bila mereka tumbuh dewasa kelak. Paman
korban, Raya Mattnews usai mendengarkan keputusan hakim langsung
berteriak : Bagaimana sekarang rasanya, hei kamu bajingan cilik? Dua
bocah tersebut tampak terdiam, duduk tak bergeming mendengarkan putusan
hakim. Mereka menangis tetapi tangisnya tak digubris pengunjung.

Para pekerja sosial perawatan anak-anak segera mengawal keduanya


dengan cepat keluar dari ruang sidang, menuruni tangga gedung pengadilan
dan dimasukan kedalam mobil tahanan yang dikerumuni banyak orang.
Keduanya langsung dilarikan ke penjara dimana selama ini mereka mendekam
sejak peristiwa pembunuhan bulan Februari lalu.

Drama kejahatan yang terjadi di kota preston di inggris bagian utara


itu, telah menimbulkan kesedihan pada keluarga-keluarga korban dan
menimbulkan keprihatinan pada keluarga pelakunya. Namun berita itu muncul
sebagai berita utama di berbagai surat kabar diseluruh dunia.

Hakim Morland, yang menyatakan eksploitasi kekerasan dalam film


video boleh jadi bagian dari ulah kedua bocah itu, menghukum keduanya atas
titah Ratu Inggris. Dan hukuman seumur hidup terhadap pelaku kejahatan
termuda itu baru pertama kalinya dikeluarkan dalam sejarah inggris.

Ibu James, Denise Bulger, saking sedih dan marahnya atas kelakuan
dua bocah itu, mengharap mereka dimasukkan saja ke balik teralis besi campur
bersama narapidana dewasa. Saya anggap, kini mereka telah mulai masuk
pada bagian terberat dalam hidup ini, yakni dijebloskan dan terkunci dibalik sel.
Untuk apa yang telah mereka lakukan. mereka mesti dijebloskan didalam
sebuah sel bersama semua penjahat lain, saya tak urusan berapa usia mereka.

Ibu Thompson, ibu salah satu pelaku, masih tampak sulit menerima
kenyataan bahwa anaknya yang tampaknya montok dan berbola mata gelap itu,
yang wajahnya dipajang di halaman depan berbagai Koran edisi Kamis kemarin,
ternyata seorang pembunuh kejam. Dia (Thompson) memang telah
menceritakan kebohongan-kebohongan, namun dia juga mengungkapkan
kebenaran suatu hal sejak awal hingga akhir dia tidak membunuh bayi itu,
kata Anne Thompson kepada para wartawan setelah usainya persidangan yang
memakan waktu 17 hari itu. Selama masa persidangan itu, para pengunjung
pengadilan dibuat merinding bulu kuduknya saat mendengarkan runtutan
tragedi itu. (Baca Surat Merdeka 25 November 1993 Hlm XIV).

James Bulger diajak pergi meninggalkan ibunya yang lagi belanja


disebuah supermarket pinggiran kota Liverpool oleh Thompson dan Venables
(waktu itu usianya masih 10 tahun). Waktu itu ibunya sedang memilah milah
daging yang mau dibelinya. Mereka menyeret dan mendorong bocah yang lagi
belajar berjalan itu.
Sejak keluar dari supermarket, James Bulger meraung-raung mencari
ibunya. Namun di sepanjang jalur rel kereta api sejauh empat kilometer yang
sepi, James diseret dan ditendangi tanpa belas kasihan. Disana, menurut
kesaksian dalam masa persidangan selama 17 hari itu, Thompson maupun
Venables menghantamkan batu bata, batu, kayu dan potongan besi kearah
kepala James, James yang belum tau apa-apa masih terus ditendangi sekalipun
telah mandi darah. Mata bocah balita itu pun disiram cat dan ketika akhirnya
terbunuh, kedua bocah tersebut meletakkan mayat James diatas rel kereta api
yang mengakibatkan mayat itu terbelah dua bagian akibat terlindas kereta api
barang. Mayatnya ditemukan dua hari kemudian, dan kedua pelaku
pembunuhan itu ditangkap dirumahnya seminggu setelah kejadian. Keduanya
berhasil dilacak melalui rekaman video pemantau keamanan supermarket.

Pengacara Dominic Lloyd yang mewakili Thompson, menyatakan


bocah itu sekarang mulai menjalani hidup baru didalam kegelapan yang ia
ciptakan sendiri setelah pembunuhan itu. Dia memiliki kisah abadi, ketika
keduanya diangkut didalam mobil tahanan dan dilempari batu oleh massa ketika
hadir di pengadilan untuk sidang. Ia juga tak akan pernah lupa akan teriakan
cemoohan yang dilontarkan sesama bocah. Dia harus bahagia dimana dia
sekarang berada, karena tak langsung dihukum mati.

Para ditektif yang menginterogasi kedua bocah itu sebelum proses


pengadilan, menggambarkan mereka layaknya setan yang berulah dengan
membunuh orang hanya demi kesenangan semata.

Motif dan brutalitas pembunuhan tersebut telah mengundang reaksi


massa di inggris dan diluar negeri, di mana gambar-gambar rekaman kamera
pemantau keamanan yang menunjukkan James tengah digelandang dua bocah
itu menuju kematiannya, disiarkan di jaringan televisi multi internasional.

Serangan atas bocah itu yang tak jelas tujuannya tersebut telah
membangkitkan pertanyaan yang tak terjawab tentang kenakalan remaja dan
mengapa kejahatan semacam itu bisa terjadi.

Baik Robert Thompson maupun Jon Venables ternyata berasal dari dua
keluarga yang broken home. Dan memang sering melakukan tindak kriminal,
suka mengutil, suka berlagak jagoan, serta senang membolos sekolah.
Lingkungan tempat permainan keduanya memang buruk.

Setelah ayah Thompson meninggalkan ibunya dan enam saudaranya


yang lain dan setelah rumahya terbakar habis, mereka pindah kerumah
penampungan, dimana Robert Thompson kian jahat peragainya. Dia
mempencundangi adiknya sendiri, membangun reputasi sebagai pelajar yang
malas, suka memanipulasi dan secara alamiah liar. Para tetangganya
mengatakan Thompson suka menjerat burung-burung dan memenggal kepala
ungas tangkapanya itu. Ibunya kehilangan kendali dan akhirnya semua anaknya
terjerumus kejurang kegelapan.

John Venables dikenal disekolah sebagai bocah yang suka megganggu


dan mengacau. Dia suka memukul dari belakang, mengoyang kursi pelajar lain,
membuat suara gaduh, suka melukai diri sendiri dengan gunting, melukai
teman-temanya dan gurunya dipecundangi. Orang tuanya pun pasrah.
Thompson dan Venables memang rekan sekelas yang sehobi. Hari-hari ini pun,
rakyat inggris dihadapkan pada arus kemunkinan munculnya kejahatan anak-
anak lainya, yang muncul dari keluarga yang retak dan cerai.

Juga kekerasan yang banyak tersaji di TV, dalam permainan


video atau film video yang disebutkan hakim sebagai salah satu faktor
penyebabnya, mulai banyak disorot publik.
----------
Kisah ini saya dapat melalui email beberapa tahun lalu.

Cacatan 1 :
Itu adalah berita di inggris tahun 1993, dan sekarang (2006) kalau
saudara membaca surat kabar, tabloid, majalah baik nasional ataupun daerah,
maka kasus serupa ada dimana-mana. Saat ini begitu mudahnya anak-anak
bunuh diri, karena pertengkaran hal kecil saja, membunuh teman atau bahkan
memukuli neneknya hingga tewas dan berbagai cerita ngeri lainnya. Baru saja
di poso, sulawesi tengah, dengan mudahnya beberapa orang membantai 3
gadis pelajar smu hingga putus leher.

Ini generasi dimana anak pandai banyak, tetapi siapakah yang


berakhlak? Siapakah yang pandai menguasai emosinya? Untuk itulah
buku ini diterbitkan dan diseminarkan diberbagai kota di indonesia,
dan jangan menunda untuk membeli buku yang lebih penting lagi dari
buku saya yaitu MENDIDIK ANAK ada di GRAMEDIA di seluruh
indonesia.

Catatan 2 :
Atas kepedulian bahwa pengaruh media pada anak sangatlah
luar biasa, maka saya melalui YAYASAN ANAK CERIA BERAKHLAK dan
PT.Happy Holy Kids membuat FILM ANAK-ANAK yang membawa nilai-
nilai hidup, akhlak, budi pekerti sebagai media membangun
KECERDASAN anak dibidang EMOSI dan SPIRITUAL (Integritas dan
Karakter). HAPPY HOLY KIDS MUPET SHOW

Anda mungkin juga menyukai