BERAKHLAK, adalah orang yang ber-budi pekerti luhur, mengerti nilai hidup
dan moral atau sebutan lain untuk orang yang berkarakter, istilah untuk
kecerdasan spiritual ( ESQ )
ZAMAN BERUBAH
Lima puluh tahun yang lalu, seorang lulusan diploma bisa saja menjadi
terpandai di kecamatannya dan menjadi tokoh atau camat, sedangkan saat ini
banyak diploma menjadi buruh. Tahun 1945-1955 Indonesia dibuat terkagum-
kagum dengan Ir.Soekarno, seorang insinyur, dia manusia langka di Indonesia
saat itu, dan tidak heran jika banyak orang tua zaman itu ingin anaknya seperti
Soekarno, menjadi insinyur. Saat ini berapa ribu insinyur menganggur .
Dekade berikutnya banyak orang ingin menjadi dokter, tetapi saat ini
banyak insinyur dan dokter akhirnya setelah lulus kuliah memilih berdagang,
berpolitik ataupun profesi lainnya yang secara riil bisa membuat makmur atau
senang.
Ketika syarat minimal anggota DPR dan MPR tahun 2004 dibuat minimal
SMA maka banyak caleg YANG KELABAKAN bahkan dimana-mana merebak
ijasah palsu, karena hal itu bukan menjadi syarat pada zaman sebelumnya.
Karena itu, jika kita mau membangun sebuah generasi baru, jika kita ingin
anak-anak kita berhasil kehidupannya, tidak bisa tidak kita harus
menyekolahkan mereka, mendorong mereka untuk meraih tingkat pendidikan
yang tinggi dan semakin tinggi, semakin spesial dibidangnya .
Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, villa
dan tabungan masa depan, singkatnya bisa menjadi kaya. Ini juga salah satu
aspek keberhasilan, karena memang tidak semua orang bisa mencapai hal itu.
Berhasil membangun dunia usaha .
Lain lagi sekelompok orang berkata, orang berhasil adalah orang yang
walaupun secara materi tidak berhasil, tetapi dia dapat mempengaruhi orang
banyak, hidupnya menjadi panutan dan teladan bagi banyak orang .
PENENTU KEBERHASILAN
Jika konsentrasi kita sebagai pendidik dan orang tua adalah supaya anak-
anak kita berhasil kelak, maka sepatutnyalah kita memberikan porsi dan
perhatian pada EQ dan SQ yang mempengaruhi 80 % keberhasilan
mereka.
MULTIPLE INTELLIGENCE
Ayah anak ini tidak bekerja dan tidak mempunyai latar belakang sekolah formal.
Sedangkan ibunya seorang guru. Ia lahir di Port Huron, Michigan dan
diperkirakan IQ nya 81 (bodoh). Anak ini di daftarkan ke sekolah 2 tahun lebih
lambat karena sakit jengkring (scarlet fever) dan infeksi pernafasan. Akibat
penyakit ini maka dia berangsur-angsur menjadi tuli. Dia dikeluarkan dari
sekolah setelah bersekolah selama 3 bulan, dan gurunya mengatakan bahwa dia
adalah anak yang terbelakang. Ia senang seluk beluk tentang mesin. Ia juga
suka bermain dengan api sampai-sampai membakar gudang ayahnya. Orang ini
cekatan tapi kalau dia berbicara tata bahasanya jelek sekali. Namun demikian
dia sangat ingin sekali menjadi ilmuwan atau seorang ahli perkeretaapian.
Tahukah anda, siapa anak ini ? Anak ini kemudian menjadi salah satu penemu
yang terbesar di dunia. Dia adalah Thomas A. Edison yang menemukan
lampu.
I. Kisah Sukses Seorang Multitalent
Ini bukan dongeng tetapi kisah nyata diawali ketika saya lahir 12
September 1963 di desa Karangpandan, lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah,
ditengah-tengah keluarga guru TK dan SD yang sangat sederhana, bahkan
boleh dibilang sangat miskin. Rumah gedhek, rumah dari bambu dengan tanah
liat. Tidur belasan tahun diatas dipan tempat tidur dari bambu dan tikar, tanpa
kasur. Waktu SD sempat berjualan es lilin dan mengantar goreng-gorengan ke
warung-warung untuk membantu orang tuanya mencari nafkah.
Orang menyebut saya sebagai Multi Talent, sejak SD hingga SMA selalu
juara kelas dan juga ketua kelas, selain mendapatkan kejuaran di beberapa
bidang seperti pidato, menggambar, mocopat (tembang/lagu dalam bahasa
daerah jawa) dan berbagai lomba lainnnya. Tahun 1981 menjadi Bintang
Pelajar no 1 di Kota Solo dan Tahun 1982 Pelajar Teladan no 1 di Kota Solo.
Itu membuat saya bisa masuk IPB tanpa test dan lulus sarjana Teknologi
Industri Tahun 1987.
Dalam bidang seni, saya memiliki bakat melukis sejak kecil. Ini saya
warisi dari Ayah saya, seorang budayawan kota Solo, Ayah seorang dalang,
seorang guru dan juga seorang pelukis di Kota Solo, beberapa kali saya
mengadakan Pameran Lukisan (ketika saya masih sekolah SMA) dan beberapa
Lukisan saya laku dijual, bahkan ketika kuliah di IPB bisa menjadi tambahan
penghasilan bagi saya.
Ketika selesai kuliah Tahun 1987 mulai bekerja di PT. Sugizindo, Pabrik
makanan bayi, di daerah Citeureup, Bogor, memulai bekerja dari bawah
dibagian supervisor packing line bagian mengepak kaleng susu ke dalam
carton. Lalu pindah bagian produksi sebagai supervisor.
Tahun 1997 saya mulai menjadi Produser kaset dan VCD lagu dan hingga
saat ini (2006) sudah 10 Album anak dan 2 album dewasa diluncurkan. Dalam
album HomPimpa dan Worship Kids serta Suara Pemulihan ada beberapa
lagu karangan saya sendiri, Sebuah bakat baru yang muncul belakangan
karena kesukaan akan anak-anak.
Tahun 2005, melalui PT. Happy Holy Kids yang baru didirikan akhir
Tahun 2004 diluncurkan 3 seri baru Happy Holy Kids koleksi lagu-lagu
khusus anak TK, dan saya tetap sebagai Produser, bahkan ikut aktif
mengarahkan dan mengedit lirik lagu demi lagu.
Bermula dari hobi, Tahun 1998 saya mulai melakukan shoting anak-anak
TK menyanyi, melakukannya sendiri secara sederhana editing film, membuat,
master VCD lagu anak-anak dan memproduksinya. Hoby ini berkembang dan
akhirnya mendirikan Production House SUARA PEMULIHAN yang
memproduksi beberapa volume kaset, CD, VCD dan buku.
Tahun 1998 saya juga mulai menulis buku, dan dalam waktu 6 tahun, di
Tahun 2004 sudah 19 buku saya tulis, dicetak dan menyebar di seluruh
Indonesia, dari Aceh hingga Papua dari Sangihe Talaud hingga ke Mentawai dan
Nias, melalui SUARA PEMULIHAN yang saya dirikan. Buku-buku saya tersebut
bias didapatkan di Gramedia, Kharisma serta beberapa toko lainya di seluruh
Indonesia, Buku saya MENDIDIK ANAK salah satu buku kelompok Psiokolgi
Populer, diterbitkan oleh GRAMEDIA. Setiap buku yang saya tulis, dalam
waktu 5 tahun penjualan perjudul mencapai minimal 20.000 examplar dan
untuk yang best seller hingga 45.000 s/d 50.000 examplar. Tahun ini akan terbit
3 judul buku lagi. Maka orang menyebut saya sebagai salah satu penulis buku
yang produktif.
Semua yang saya pegang dan usahakan berubah dan berhasil. Itulah
yang memberanikan saya menulis buku untuk bidang yang sebenarnya di luar
bidang saya, namun menjadi enak karena sangat praktis dan aplikatif. Saya
menulis Anak Cerdas ceria berakhlak atau Multiple Intelligence bukan
karna belajar psikologi tetapi karena saya adalah seorang yang intelligence-nya
multiple.
Buku ini lebih banyak merupakan kesaksian hidup seorang yang sukses
dalam berbagi aspek kehidupannya, dan mengajarkannya kepada yang lain.
Dalam bab-bab selanjutnya, saya akan saksikan berapa kunci sukses saya,
menggunakan sistematika multiple intelligence ini.
Ini bukan buku ilmiah, ini bukan teori, ini buku yang mengubah
paradigma .. mengubah kehidupan!!
II. Zaman berubah
Lima puluh tahun yang lalu, seorang lulusan Diploma, bisa saja menjadi
terpandai dalam kecamatannya dan menjadi tokoh atau camat, sedangkan saat
ini banyak Diploma menjadi buruh, Tahun 1945-1955 Indonesia dibuat
terkagum-kagum dengan Ir.Soekarno, seorang insinyur, di manusia langka
disaat itu, dan tidak heran banyak orang tua zaman itu ingin anaknya seperti
Soekarno, menjadi insinyur, saat ini berapa ribu insinyur menganggur.
Dekade selanjutnya, banyak orang yang ingin menjadi dokter, tetapi saat
ini banyak insinyur dan dokter akhirnya setelah lulus kuliah memilih berdagang,
berpolitik ataupun profesi lainnya yang secara rill bisa membuat makmur dan
senang.
Ketika syarat minimal anggta DPR dan MPR RI tahun 2004 dibuat
minimal SLTA maka banyak Caleg yang kelabakan bahkan dimana-mana
merebak ijasah palsu, karena hal itu bukan menjadi syarat pada zaman
sebelumnya.
III. Keberhasilan
Sebelum kita berbicara lebih jauh soal Anak Cerdas Ceria Berakhlak
atau Multiple Intellgence atau Kepandaian Majemuk, maka kita akan bahas
tentang keberhasilan.
Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, vila
dan tabungan masa depan, singkatnya bisa menjadi kaya, saya setuju saja, ini
salah satu aspek keberhasilan, karena tidak semua orang bisa mencapai hal itu.
Berhasil membangun usaha.
Lain lagi sekelompok orang berkata, orang berhasil adalah orang yang
walaupun secara materi bisa saja tidak berhasil, tetapi dia mempengaruhi
orang banyak, hidupnya menjadi panutan dan teladan bagi banyak orang.
Saya pun setuju inilah aspek keberhasilan.
Bukan orang yang jenius atau pandai otaknya yang mampu membangun
usaha dan mendapatkan pinjaman modal dari bank, tetapi yang mampu
berbicara, pandai melobi, pandai bergaul dan bersosialisasi.
Orang yang berhasil membangun keluarga bahagia bukanlah yang jenius.
Sering ketika suami dan isteri semua cerdas secara otak saja, akan banyak
bertengkar dan berdebat dan tidak bahagia. Butuh kecerdasaan dan emosi dan
kebaikkan, karakter dan nilai hidup yang merupakan bagian dari Spiritual
Intelligence untuk berhasil dalam pernikahan.
Buku ini akan membahas lebih banyak mengenai kedua aspek ini, sedang
aspek lainnya sebagai pengetahuan saja.
V. Multiple Intelligence
Dalam buku ini aspek demi aspek tersebut, saya akan bahas secara
sederhana, dengan penekanan penerapan/aplikasi apa yang penting bagi kita
para orang tua, guru, pendidik dan pelayan anak lainnya bersikap, mendidik dan
melakukan terapi pada anak-anak kita.
Kalau kita perhatikan, orang-orang yang sukses belum tentu orang yang
pandai secara intelektual atau baik secara fisik. Banyak unsur-unsur yang
membuat seseorang berhasil dalam hidupnya. Berikut ini saya akan
menceritakan kisah dari beberapa anak cacat, yang akhirnya meraih
keberhasilan.
Ayah dari anak ini tidak bekerja dan tidak mempunyai latar belakang
sekolah formal, Sedangkan ibunya seorang guru. Ia lahir di Port Huron,
Michigan, dan diperkirakan IQ-nya 81 (bodoh). Anak ini didaftarkan kesekolah
dua tahun tahun lebih lambat karena penyakit jengkering (scarlet fever) dan
infeksi pernafasan. Akibat penyakit ini maka dia berangsur-angsur menjadi tuli.
Dia dikeluarkan dari sekolah setelah bersekkolah selama 3 bulan, dan gurunya
menyatakan bahwa dia adalah anak yang terbelakang. Ia senang seluk-beluk
tentang mesin. Ia juga suka untuk bermain dengan api dan pernah dia bermain
api sampai membakar gudang ayahnya. Orang ini cekatan tapi kalau dia
berbicara tata bahasanya jelek sekali. Namun demikian dia sangat ingin sekali
menjadi ilmuwan atau seorang ahli per-kereta-apian. Tahukah anda, siapa anak
ini ? Anak inii kemudian menjadi salah satu penemu yang terbesar di dunia.
Namanya : Thomas A. Edison yang menemukan lampu.
Tentunya orang ini sedih karena tidak diterima kerja. Singkat cerita orang
ini pergi Ke Amerika dan tinggal disana. Di Amerika dia berusaha dan usahanya
terus meningkat sampai akhirnya dia menjadi seorang pengusaha yang berhasil.
Seorang wartawan ingin menuliskan tentang pengusaha yang berhasil ini. Saat
bertemu dan bincang-bincang, wartawaan ini berkata, Wah, Bapak ini luar
biasa sekali. Dalam keadaan tidak bisa membaca dan menulis begini, Bapak
bisa sukses dan menjadi seorang pengusaha. Kemudian Wartawan ini
melanjutkan : Apalagi kalau Bapak dari sejak kecil bisa membaca dan menulis,
pastilah Bapak akan jauh lebih berhasil dari sekarang. Mendengar pernyataan
wartawan ini, justru pengusaha ini mengelengkan kepalanya dan mengatakan,
Tidak, tidak ! Kalau saya bisa membaca dan menulis dari sejak kecil, saya tidak
akan menjadi pengusaha tapi saya akan menjadi tukang ketik.
Bob Butera, mantan presiden tim hockey New Jersey Devils, ditanyakan
pendapatnya tentang rahasia menjadi pemenang/orang yang berhasil. Ia
menjawab, Yang membedakan pemenang dengan pecundang adalah bahwa
pemenang itu selalu berkonsentrasi pada apa yang dapat diperbuatnya, bukan
pada apa yang tidak dapat diperbuatnya. Jika seorang adalah pencetak gol
yang hebat namun bukan pemain skate yang baik, kami suruh dia untuk hanya
memikirkan golnya saja, Jangan pernah memikirkan orang lain yang lebih
pandai main skate daripadanya.
Juga tidak sedikit orang yang sukses justru mempunyai kondisi fisik yang
kurang menguntungkan dalam bidang yang diterjuninya itu. Tapi semua tidak
menghalangi keberhasilan mereka. Karena mereka tidak melihat kelemahan
mereka. Mereka memiliki kecerdasan di bidang lain menutupi kekurangan
mereka di sisi fisik. Biasanya yang cacat secara fisik memiliki kecedasan batin
(kita sekarang mengenalnya sebagai EQ dan ESQ) yang lebih kuat.
1. Lingkungan Intelligence
A. Berani Bicara
Ada perbedaan budaya di Asia dan Eropa atau Amerika, dalam hal
mendidik anak. Umumnya dia Asia jika orang tua marah, dan anak menjawab,
maka orang tua akan bertambah marah, membentak Diam Jangan melawan
kalau orang tua berbicara Sementara itu, justru hal sebaliknya di barat
mereka meminta anaknya untuk talk bahkan argue mereka meminta anaknya
untuk berbicara, memberikan alasan.
Kita sebagai orang tua dan juga sebagai guru, mari kita melatih anak-
anak kita menjadi anak-anak yang berani berbicara. Ajak murid-murid ataupun
anak anda untuk berdiskusi, belajar mengeluarkan pendapat, dengarkan
mereka. Kepribadian juga akan berkembang ketika orang didengar. Ada
kebahagiaan ketika orang didengar sehingga bukan hanya soal membuatnya
berani berbicara, sebenarnya hal yang lebih jauh terjadi, membuat seseorang
merasa diterima dan bahagia.
Kisah Sigagap
Alkisah ada sebuah penerbit buku cerita yang susah menjual buku edisi
terbarunya. Sampai-sampai mereka pasang iklan untuk mencari
salesman/salesgirl untuk menjual buku tersebut. Banyak juga yang melamar
dan rata-rata pintar persuasi orang dan enak ngomongnya, cakep dan cantik
lagi. Tapi tetap saja mereka tidak berhasil.
Esok harinya, ternyata nggak sampai setengah hari dia sudah kembali
lagi ke penerbitan untuk minta dibawain buku lagi karena kesepuluh buku
tersebut habis laku terjual. Dikasih lagilah dua puluh buku.dan nggak sampe
jam 4 sore udah balik dan laku juga semuanya. Begitu seterusnya sampe buku
tersebut menjadi best seller.
Wah kamu hebat banget yaminggu depan akan ada malam resepsi
penghormatan buat kamu dan kamu utarakan kepada para sales lain serta tamu
undangan yang datang apa kiat kamu dalam mencapai keberhasilan
ini.gimana, Ok kan ? Tanya direktur penerbitan. Te..Te..tte..terim..ma
kakakasih pak,
Banyak orang lebih lancar berbicara, tetapi malu, segan, sungkan dan
tidak berani berbicara, maka pastilah bukan orang yang akan berhasil. Aspek
bahasa yang penting adalah berani berbicara.
Kembali ke kisah hidup saya sendiri, saya orang kampung dari Jawa
tengah, yang Tahun 1990 merantau ke kota Jakarta, mengadu nasib. Sempat 2
tahun tinggal di rumah bedheng, rumah petak 30 meter persegi. Kenapa
akhirnya saya bisa punya perusahaan sendiri, menjadi pengusaha mulai
dengan usaha trading export, partner dan bisnis dengan luar negeri/orang
asing ? salah satu factor karena saya berani berbicara.
Hal kedua dalam berbahasa, yang penting menurut saya adalah senang
berbicara Apa artinya orang tahu dan punya banyak ilmu tetapi tidak senang
berbicara. Siapa yang akan tau kalau dia pandai, dan apakah kepandainnya
berguna bagi orang lain ?
Saya berikan saja contoh dari diri saya sendiri. Saya bukan psikolog, saya
hanya tahu sedikit tentang psikologi, saya hanya tahu sedikit tentang multiple
intelligence tetapi saya membicarakannya dengan orang-orang apa yang saya
ketahui dengan antusias. Ilmu saya sedikit, banyak orang yang lebih tahu dari
saya namun merekapun merasa mendapat sesuatu/pengetahuan ketika
saya berbicara, karena penyampaian saya yang antusias dan aplikatif serta
praktis, maka orangpun ramai-ramai mengundang saya untuk seminar
multiple intelgence atau pernikahan dengan kemasan psikologi populer.
Apa yang terjadi dengan orang-orang yang pandai namun tidak berani
dan tidak senang berbicara? Dia akan duduk dibelakang mendengarkan orang
lain, sambil menjadi kritikus di dalam hatinya. Orang seperti ini bisa menjadi
orang yang kepahitan dalam hidupnya.
Demikian juga saya bukanlah orang yang tahu banyak tentang Theologia,
bahkan saya tidak sekolah Alkitab, saya bukan Pendeta, saya seorang
pengusaha, namun saya menerima undangan ceramah yang jauh lebih banyak
daripada mereka yang tahu hal itu. Salah satu sebabnya saya senang dan
berani berbicara. Karena senang maka antusias dan komunikatif sehingga
menjadi menarik.
Anak-anak bisa dilatih senang berbicara, jika kita orang tua bisa
menjadi teman bicara yang baik bagi mereka.
Orang yang berhasil adalah yang temannya banyak dan punya jaringan
luas. Salah satu kunci untuk membangun hubungan dengan orang lain adalah
menjadi teman bicara yang baik dan itu bisa diraih dengan:
Melatih anak untuk berkomunikasi yang baik dalam arti menjadi teman
bicara yang baik, peran orang tua sangat penting dalam memberi contoh,
bagaimana suami dan istri menjadi teman bicara yang baik dan juga orang tua
menjadi teman bicara yang baik bagi anak-anak.
D. Bicara komunikatif
Mulailah dengan proses melihat diri Anda sendiri pada mata Anda
berkesempatan di muka cermin. Anda juga harus menyisihkan waktu beberapa
menit setiap hari untuk tujuan khusus dengan sengaja melihat langsung mata
Anda.
Tahap kedua adalah kontak mata untuk pembinaan citra diri dengan
melibatkan anak-anak kecil. Kalau kesempatan muncul berbicaralah dan
bermainlah dengan anak-anak kecil dan lihatlah ke mata mereka sementara
anda melakukannya. Salah satu keuntungan sampingan yang sangat besar
disini adalah bahwa anak-anak akan lebih menyayangi anda dan penerimaan
mereka meningkatkan citra diri anda.
Dan untuk tahap terakhir, yaitu melihat setiap orang yang anda ajak
berkomunikasi dan Anda beri salam, langsung pada mata mereka. Secara
keseluruhan prosedur ini sangat besar manfaatnya untuk membina citra diri
Anda, dan merupakan pembuat teman yang hebat sekali.
Jenis komunikasi lainnya yang harus juga Anda pelajari yaitu berbicara di
depan umum, Apakah anda takut, saat saya menyebutkan hal ini? Kalau anda
menjawab ya, maka Anda sama dengan kebanyakan orang didunia ini.
Menurut majalah Readers Digest, berpidato adalah ketekutan nomor satu di
Negara Amerika. Namun demikian, berpidato juga merupakan pembangun citra
diri yang hebat. Lain kali ada kesempatan berbicara didepan umum atau
kelompok, manfaatkan itu dengan sebaik-baiknya.
Komik, novel dan cerpen yang banyak dibaca anak-anak dan juga orang
dewasa, dan menghabiskan waktu yang banyak, tetapi membaca hal-hal
demikian tidak menambah apa-apa di otak selain hanya untuk mengisi atau
lebih tepat saya beri istilah MEMBUANG WAKTU. (Hal yang sama dengan
menonton film hiburan, kartun hiburan dan games).
Didik anak-anak suka membaca dan membaca hal-hal yang perlu atau
paling tidak informasi atau ilmu pengetahuan, yang sesuai dengan usianya
misalnya Majalah anak. Majalah atau buku-buku tentang hoby, pesawat,
senjata dan hal-hal lainnya masih lebih baik dari pada komik, novel atau cerpen
karena ada informasi atau ilmu pengetahuan umumnya.
F. Menulis cepat
Aspek lain dari berbahasa, adalah menulis, dan bagian yang penting
dalam menulis untuk zaman ini, bukanlah menulis halus, menulis bagus, karena
sekarang semua surat menyurat menggunakan komputer bahkan tanpa kertas
karena surat menyurat dikirim via email atau di dalam kantor jaringan LAN.
Hal yang lebih mendesak, yang lebih perlu dan berhubungan dengan
keberhasilan seseorang adalah kemampuannya untuk menulis cepat. Dalam
menghadiri rapat-rapat dengan atasan, dengan orang penting, dalam seminar
dan pertemuan pertemuan penting, dalam mengisi formulir dan hal-hal lainya
maka yang diperlukan adalah menulis cepat.
Saya tidak bisa membayangkan seorang sekretaris yang cantik, dengan
tulisan rapi dan bagus, tetapi dalam setiap rapat selalu angkat tangan dan
meminta supaya direksi mengulang pernyataannya karena dia kelewatan
mencatatnya. Dia akan dipecat!
Saya bahkan mengusulkan kalau perlu semua anak SMP, SMA atau
Mahasiswa belajar STENO.
G. Senang menulis
Aspek lain dalam berbahasa, adalah menulis dan yang penting bukan
menulis halus, membaca indah tetapi suka menulis. Saya sudah menulis 2 buku
psikologi populer tentang anak (Mendidik Anak dan Multiple Intelligence)
dan buku pernikahan, serta 19 buku berthemakan keluarga yang dikemas
secara rohani dan telah menjadi berkat bagi banyak orang. (Buku-buku saya
ada di Gramedia, Kharisma, Imanuel dll).
Saya sendiri melatih anak saya untuk menulis, mengarang cerita pendek,
cerita lucu dan memberikan mereka rewards pujian setiap kali mereka
membuatnya. Ini bukan soal bakat atau talenta ini sesuatu yang bisa dilatih,
jika ada kemauan. Awalnya, saya ini jangankan menulis buku, menulis agenda
atau things to do saja tidak pernah. Secara psikologis dalam test temperamen
dasar, saya 90% sanguinis, yang pelupa dan tak suka menulis.
A. Numerical Intelligence
Kurikulum dan ilmu yang ada saat ini, dibidang ini saya yakin sudah
cukup memadai untuk bisa berhasil dalam hidup sehari-hari, bahkan pelajaran
yang kita dapat waktu sekolah, mungkin tidak semuanya kita pakai dalam
bekerja.
Dengan adanya kalkulator dan komputer yang merupakan alat bantu luar
biasa bagi manusia, maka orang bodoh pun bisa menghitung untuk keperluan
hidupnya sehari-hari. Karena itu aspek ini saya singgung singkat saja.
B. Logical Intelligence
C. Analitical Intelligence
Untuk terapi anak, selain main catur, maka permainan puzzle, dan
berbagai komputer games yang akhir-akhir ini keluar juga memerlukan
kemampuan analisa anak.
Secara umum, menurut saya, saat ini hampir semua sekolah, kurikulum
untuk aspek Mathematika, yang meliputi Numerical, Logical dan Analitical
Intelligence, sudah memadai dan lebih dari yang diperlukan untuk seseorang
hidup dan berkerja pada berbagai profesi secara umum, karena itu saya tidak
membahas terlalu jauh, bagaimana mengembangkan kemampuan anak dalam
hal ini, asal seseorang sekolah hingga SLTA apalagi kuliah Diploma atau
Sarjana, saya yakin mathematical intelligence-nya sudah cukup. melalui
sekolah, secara akademik aspek ini memadai.
3. Visual/Spacial Intelligence
Bagian lain dari aspek kecerdasan adalah spacial intelligence atau saya
lebih suka menggunakan visual intelligence, adalah kemampuan seseorang
menuangkan/memvisualisasikan, baik dalam bentuk gambar, design, grapis apa
yang ada dipikiran, di imaginasi, fantasi atau konsepnya. Kecerdasan ini juga
meliputi kemampuan seseorang untuk memahami konsep warna, komposisi,
design, seni dan juga aspek didalamnya yaitu kreatifitas serta memahami
konsep ruang.
C. Kreatifitas
Karena itu sejak anak usia dini, kembangkan kreatifitas anak, dengan
menggambar bebas dan semerdeka mungkin dalam hal ide. Beri kemerdekaan
menuangkan ide, anak-anak akan senang dengan menggambar bebas tidak
terpaku mengunakan kuas atau pensil, tetapi menggambar dengan tangan,
dengan jari, bahkan dengan kaki atau telapak tangan, dengan sendok atau
garpu, saya bahkan melihat bagaimana anak-anak begitu antusias melakukan
face atau body painting! Mereka melukis wajahnya bermain badut-badutan,
menggambar wajah sendiri atau wajah teman-temanya (tentunya dengan cat
yang non toxic/ tidak beracun dan bisa untuk wajah).
Bukan hanya dalam hal menggambar, tetapi juga dalam karya seni
lainnya, baik itu grafis, dekor, kolase, tempel-menempel, melipat kertas,
membuat satu barang dengan barang bekas atau karya apapun juga, dorong
dan pacu anak untuk berkreasi sebebas dan semerdeka mungkin!
4. Musical Intelligence
Orang tua perlu mengerti dan bijak, sehingga tidak marah dan
memerintahkan supaya radio-nya dimatikan, karena anak tersebut tidak bisa
belajar tanpa background musik. Terbaik jika mereka jika mereka belajar
dikamar yang terpisah. Yang harus sunyi bisa dalam kamar, sedangkan yang
lain bisa diruang tamu atau keluarga dan sambil mendengar musik.
Jika sejak dini anak diterapi musik, maka sebenarnya bakat musik bisa
muncul di semua anak, bahkan sekalipun yang secara genetik baik orang tua,
kakek nenek tidak ada yang menyukai musik. Karena jika seorang manusia
belajar sesuatu yang baru (misal musik) dengan senang hati, maka jaringan
yang baru di dalam otak, sambungan antar neuron bisa tersambung, sebuah
jaringan yang berfungsi mengenai bidang musik terbentuk. Konsep ini membuat
sebuah revolusi baru dalam pendidikan, bahwa bakat tidak hanya ditemukan
dan dikembangkan, tetapi BISA DICIPTAKAN. Asal pendidik mengerti dengan
benar cara-cara memotivasi, mendorong dan mendidik anak.
Kesaksian ini saya terima lewat email (kesaksian terbuka) : Dra lesye
Widodo, 23 tahun yang lalu mengandung anaknya yang pertama. Meski
kehamilan pertama, ia tak mau bermanja-manja apalagi bermalas-malas. Ia
tetap aktif memberi les piano klasik, aktivitas yang telah ditekuninya sejak
masih menjadi mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kala itu,
lesye sama sekali tak menyadari bahwa kegiatan musik yang ia lakukan itu akan
membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan
anaknya. Ia bilang, si sulung ini sejak kecil telah menunjukkan minat baca yang
besar. Prestasi belajarnya sejak SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi selalu
memuaskan. Kemampuannya dalam bidang matematika juga sangat menonjol.
Sebagai ibu, tentu saja ia bangga akan hal ini. Tapi pada saat yang
sama, ia pun bertanya-tanya: Dari mana anak ini memperoleh bakat
matematika, sebab saya sendiri tidak menyukai matematika? Bertahun-tahun,
ia tak kunjung menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Barulah ketika
mendapat tugas belajar ke Jerman pada tahun 1985-1987, ia dapatkan jawaban
itu. Asal tahu saja, lesye yang kala itu menjabat sebagai Kepala Poliklinik
Psikologi RSAB Harapan Kita, Jakarta mendalami bidang terapi musik, juga
bidak diagnostik perkembangan psikologis bayi sampai dengan usia balita.
Janin juga telah bisa mendengar secara jelas pada usia 5-6 bulan dalam
kandungan. Sehingga ia dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan
irama nada suara ibunya atau cara ibunya berbicara. Selain itu, janin-pun
mampu untuk belajar sedikit mengenai musik pada usia empat setengah bulan
(usia dimana telinga mulai terbentuk dan berfungsi). Artinya, secara pasti janin
dapat bereaksi terhadap bunyi dan melodi dengan cara berbeda-beda terhadap
ritme atau irama musik.
Misalnnya, jika diputarkan lagu dengan irama lembut, maka janin yang
sedang gelisah akan merasa tenang atau rileks. Sebaliknya, jika kita memutar
lagu-lagu dengan irama cepat dan menghentak seperti lagu rock, maka janin
yang paling tenang pun akan menendang-nendang serta aktif bergerak.
Atas fakta-fakta ilmiah yang diberikan para ahli dari berbagai displin
ilmu itu serta juga didukung oleh pengalaman pribadi saya, maka saya sangat
bahagia apabila mendapat kesempatan berbicara di depan para calan ayah dan
calon ibu mengenai manfaat terapi musik selama kehamilan dan sesudah
melahirkan bagi kecerdasan anak. Saya yakin semua orang tua mendambakan
anak yang sehat jasmani dan cerdas otaknya, papar psikolog berusia 55 tahun
ini.
Dan ibu dua anak ini memang tak perlu susah-susah mencari
kesempatan untuk menularkan ilmunya kepada para calon orang tua. Sebagai
koordinator Parent Education Program (PEP) di RSAB Harapan Kita, setiap hari
ia didatangi oleh puluhan para calon orang tua yang ingin berkonsultasi
dengannya. Menjalin hubungan emosional. Diselenggarakan sejak tahun 1994,
PEP merupakan layanan khusus bagi suami istri yang akan menjadi orang tua.
Tujuannnya memberi pendidikan secara lengkap kepada para ibu yang sedang
hamil dan suaminya dalam persiapan kehamilan berikut persalinannya.
Sejumlah pakar berkumpul disini. Ada dokter kebidanan, dokter anak, dokter
gigi, psikolog, ahli farmasi, ahli gizi, ahli fisioterapi, bidan, ahli terapi musik dan
pekerja sosial.
Selain konsultasi, senam hamil, senam nifas, senam irama, dan lain-lain,
terapai musik merupakan salah satu program yang banyak diminati. Terapi
musik dimaksudkan untuk membuat rangsangan pada janin sejak dini serta
menjalin hubungan emosional antara ibu dengan janin yang dikandungnya. Kata
dia, terapi ini dapat diberikan pada usia kandungan 4,5 bulan.
Pertimbangannya, karena pada usia tersebut janin sudah bisa mendeteksi
bunyi-bunyian.
Lalu, mengapa pula musik terutama musik Mozart bisa membuat otak
lebih cerdas ? ini, jelas lesye; Berkaitan dengan fungsi otak manusia. Seperti
diketahui, otak mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan
pesat sampai bayi lahir. Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan
fungsi akademik seperti kemampuan berbicara, tata bahasa, daya ingat dan
daya tangkap, logika, angka, analisis dan lain-lain. Sementara belahan otak
kanan berkaitan dengan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan,
gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan
orang lain, sosialisasi dan pengembangan kepribadian.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa belahan otak kanan nada kaitannya
dengan musik. Namun pada pelaksanaan terapi musik bagi ibu hamil,
perangsangan atau stimulasi mental (dengan musik atau cara-cara lain)
haruslah mencakup peningkatan perkembangan dari kedua belahan otak
tersebut Ini penting agar tercapai keseimbangan antara fungsi otak kiri dan
kanan. Keseimbangan ini akan membuat bayi atau anak kita tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang utuh, jelas wanita yang sejak 1992 lalu
dipercaya menjadi Kepala Unit Rehabilitasi Medik RSAB Harapan Kita.
Melihat kesaksian yang saya terima diatas, terbukti kalau kita banyak
menyanyi, termasuk ibu-ibu yang sedang mengandung, mempunyai dampak
yang bagus bagi sang anak.
Kaset, CD dan VCD yang kami produksi bisa didapat di berbagai toko musik,
seperti Disk Tara, Pondok Pujian, ShoeCity, Depot/member MLM IFA, HHK
Outlet dan outlet-outlet musik di DEPTSTORE, diseluruh Indonesia. Atau
hubungi kami di; happyholykids@yahoo.com atau web kami;
www.happyholykids.com
5. Kinesthethic Intelligence
Bangsa (dan juga pribadi) yang maju, yang akan menang dalam
persaingan global adalah bangsa yang CEKATAN. Menggerakkan tubuh
secara tepat atau memiliki kinesthetic intelligence yang tinggi.
6. Natural Intelligence
Pada zaman sekarang ini diperlukan agar manusia peduli dan menjaga
lingkungan, agar seluruh bumi bisa survive. Pada anak-anak bisa
dikembangkan dengan memelihara binatang, diajak menanam dan memelihara
tanaman, tour kekebun binatang dll. Aspek ini tidak saya bahas terlalu panjang.
7. Emotional Intelligence
Bahkan begitu banyaknya aspek yang harus dibahas maka saya telah
menulis dan telah terbit buku setebal 168 halaman, khususnya dengan Thema
Mendidik Anak yang intinya ajaran & langkah praktis, bagaimana mendidik
anak untuk memunculkan sifat-sifat yang baik/bagaimana supaya anak cerdas
emosi dan cedas spiritual. (Diterbitkan dan diedarkan oleh GRAMEDIA dan
masuk dalam kelompok buku PSIKOLOGI POPULER). Anak baik tidak turun dari
langit tetapi dibentuk. Dapatkan buku tersebut, yang merupakan sumbangan
dari buku ini, dilengkapi dengan Tanya jawab, menjawab 68 pertanyaan dari
pada orangtua, pertanyaan yang sering muncul dalam berbagai seminar yang
saya pimpin di berbagai kota.
Dalam buku ini saya menekankan pengertian dari setiap aspek
kecerdasan dan contoh praktis dari setiap aspek, sehingga kita benar-benar
memahami kecerdasan secara keseluruhan, membuat kita memahami anak-
anak kita (maupun anak didik kita) satu persatu, tetapi bagaimana mendidiknya,
baca buku lanjutan dari buku ini.(Mendidik Anak)
a. Self Control
Sementara itu akhir-akhir ini mulai banyak berita anak-anak pandai yang
selalu rangking satu dan dijumpai bunuh diri karena rangking 2. Banyak anak-
anak pandai yang tidak bisa bergaul dan tidak bahagia karena selalu merasa
terancam dengan kepandaian orang lain, dibenci teman-temanya karena
kuper dan pinter untuk diri sendiri, mudah kesinggung, pemarah dan tidak mau
membantu temanya mengerjakan PR dan setelah lulus tidak berhasil dalam
bekerja.
Kenapa dia tidak berhasil dalam kerja? Bukankah dia pandai? Karena
tidak memiliki self control yang baik, maka ketika berkerja pun dia mengulang
kasusnya seperti dia kuliah dan bertengkar dengan dosen, maka ketika berkerja
pun dia melawan dan bertengkar dengan atasan, dan itu terjadi karena bekal
kepandaiannya yang melebihi orang lain, kepandaiannya yang melebihi
pimpinannya, tidak diimbangi dengan kecerdasan emosi self control
penguasaan emosinya.
Ada yang memberi kriteria, berhasil adalah orang yang bisa membangun
usaha, beromset banyak, untung berjibun dan bisa memiliki rumah, mobil, vila
dan tabungan masa depan singkatnya bisa menjadi kaya. Saya setuju saja ini
salah satu aspek keberhasilan, karena memang tidak semua orang bisa
mencapai hal itu. Berhasil membangun dunia usaha.
Apakah artinya orang bisa menghitung dengan cepat harga jualnya, jika
ketika ditawar secara alot oleh pembeli emosi dan marah? Dapatkah ia menjadi
pengusaha yang sukses?
Orang pandai dan menikah, jika tidak memiliki kecerdasaan emosi, akan
bertengkar dengan dalil, prinsip dan kekeh ngotot dengan prinsipnya sendiri,
merasa benar sendiri dan tidak akan berhasil dalam membangun keluarga.
Tidak sedikit mereka yang bercerai, atau menenggelamkan diri di Lab, sibuk
terus melanjutkan studi ke S.2,S.3 bahkan beberapa bidang pelajaran dimasuki
dan mengambil kuliah 2 atau 3 jenis mata pelajaran dan semua mencapai
master dan itu dilakukan sebenarnya karena untuk mengisi waktu atau
kekosongan jiwa karena tidak merasa bahagia dan tidak betah dirumah. Orang
pandai bisa menikah tetapi tidak berhasil menikah dan ketika menikah masing-
masing sibuk dengan kepandaiannya.
Terlebih lagi dalam aspek ini, siapa yang akan menjadi panutan jika
bukan orang baik dan sabar. Orang yang dewasa dan matanglah yang akan
berhasil dalam bidang ini, apa artinya orang pandai teori agama atau Theologia,
jika dia mudah kesinggung, marah-marah, emosional, apakah dia akan jadi
panutan? Jangankan panutan, orang pun tidak akan memanggilnya untuk
berceramah. Inilah pentingnya self control bagian dari emotional intelligence.
Khusus sub-bab ini saya ambil materi dari buku CITRA DIRI, tulisan
teman saya Dr.Ir.Fuxie Msi, doktor sosiologi UI. Secara sederhana, defenisi citra
diri yaitu: Apa penilaian saya terhadap diri saya sendiri. Hal ini sangatlah
penting bagi diri kita sendiri. Bagaimana saya menilai diri saya sendiri sangatlah
menentukan banyak hal dalam hidup ini. Penilaian orang lain terhadap saya,
tidaklah sepenting apa penilaian saya tentang diri saya. Kehidupan saya sangat
tergantung kepada citra diri saya.
Citra Diri penting; Pertama, karena prestasi saya yang paling tinggi yang
bisa dicapai ditentukan oleh citra diri saya.
Sejak saat itu dia bertindak selaku orang jenius. Dia mulai menulis buku,
mendapatkan sejumlah hak patent dan menjadi usahawan yang sukses.
Mungkin peristiwa paling penting bagi orang yang tidak tamat sekolah ini adalah
terpilihnya dirinya menjadi ketua International Mensa Society. Mensa Society
hanya punya satu persyaratan bagi anggotanya, yaitu I.Q. minimal 140.
Sekarang timbul pertanyaan dalam diri kita, Berapa banyak orang yang
serupa dengan Victor ? Yang sebenarnya adalah orang yang jenius tapi
bertindak bodoh karena ada orang yang mengatakan kepada dia bahwa dia
bodoh dan dia meyakininya. Jadi citra diri sangatlah menentukan batas tertinggi
dari prestasi seseorang.
Lomba lari 1 mil adalah lomba yang banyak menjadi perhatian orang.
Dulu, selama sekian masa, orang tidak bisa berlari sejauh 1 mil dalam waktu
kurang dari 4 menit. Selain itu muncullah pendapat-pendapat dan teori-teori
dari para ahli bahwa manusia memang tidak mungkin bisa berlari sejauh 1 Mil
dalam waktu kurang dari 4 menit. Dengan memakai bahasa ilmu pengetahuan,
mereka membuktikan bahwa memang manusia tidak mungkin melakukan hal
itu. Tapi untung, pada tahun 1954 ada seorang mahasiswa yang bernama
George Banister, dengan tidak memperdulikan pendapat serta teori para ahli,
dalam suatu perlombaan lari 1 mil dia berlari kurang dari 4 menit.
Setelah rekor tersebut pecah, maka banyak lagi orang-orang lain yang
bisa berlari kurang dari 4 menit bahkan mengalahkan rekor George Banister.
Sekarang paling tidak 336 orang yang berhasil mencapai kemampuan itu.
Kenapa sebelumnya orang-orang tidak bisa lari kurang dari 4 menit? Karena
mereka berpikir bahwa mereka tidak mungkin bisa melakukan hal itu. Itulah
yang membatasi mereka. Saat pembatas itu dicabut dari pikiran mereka, maka
mereka bisa melakukannya. Saya kenal beberapa orang yang sebenarnya
pandai, tapi hidupnya tidaklah sukses. Saat saya berbincang-bincang dengan
mereka, saya tahu apa yang membatasi mereka. Saya dapati bahwa mereka
memakai kepandaiannya justru untuk membuktikan kenapa mereka tidak bisa
melakukan ini dan itu. Jadi kepandaiannya bukannya dipakai untuk memajukan
diri, melakukan terobosan-terobosan, ataupun mencari kemungkinan-
kemungkinan baru; tapi malahan kepandaiaannya dipakai untuk membuktikan
dan menjelaskan kenapa mereka gagal.
Citra Diri Penting ? Kedua, citra diri sangat mempengarui bagaimana saya
membawakan diri saya.
Ada cerita tentang seekor induk ayam. Suatu hari induk ayam ini
menemukan sebutir telur. Telur ini adalah telur burung rajawali. Karena telur
tersebut mirip telur ayam maka dia mengerami telur ini sampai menetas.
Bersama dengan ayam-ayam yang lain raja wali yang dierami oleh induk ayam
ini hidup sebagai seekor ayam. Ayam-ayam yang lain mengais-ngais, dia pun
ikut mengais-ngais. Ayam-ayam yang lain mencari cacing dan mematok-matok.
Rajawali ini merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak enak pada dirinya. Dia
sulit sekali untuk mematok-matok karena paruhnya bengkok, tidak seperti ayam
yang lain. Dia pun sulit berlari karena sayapnya yang besar itu menghalangi dia
untuk lari cepat.
Suatu ketika dia datang kepada ibu-nya dan berkata, Ibu saya merasa kok
saya ini lain dengan kakak-kakak saya yang lain. Bentuk tubuh saya berbeda,
saya sulit lari ke sana-sini, lagi pula saya juga sulit untuk mengais-ngais
mencari makan. Saya mau bertanya, Saya ini ayam atau bukan sih? Ibu-nya
merangkul dia dengan wajah sedih dan berkata, Nak, walaupun kamu begini,
kamu adalah anak mama. Coba kamu belajar terus untuk mengais mencari
makan seperti kakak-kakakmu yang lain, pasti suatu ketika kamu akan bisa
seperti yang lain.
Sampai tiba saat ibu-nya dalam keadaan sekarat mau mati. Maka untuk
kesempatan terakhir sebelum ibu-nya meninggal, si Rajawali bertanya kepada
ibu-nya; ibu, mumpung ibu masih hidup, tolong beritahu saya, saya ini ayam
atau bukan? sebab saya merasa kok ada yang tidak pas didalam diri saya.
Ibunya mengenang penemuan telor dan sisa-sisa tenaga terakhir berkata,
Nak, sebenarnya kamu ini adalah ..aa. Baru berkata seperti itu,
meninggallah ibunya. Dengan ini maka si Rajawali itu menjalani sisa hidupnya
tetap menjadi seekor ayam. Sebagai seekor ayam, dia berprestasi buruk dalam
banyak hal dibandingkan dengan ayam-ayam yang lain. Sampai akhirnya dia
pun mati, dan dia pun mati menjadi seekor ayam.
Ini adalah cerita yang tragis, sebenarnya si Rajawali bisa hidup dengan
jauh lebih baik lagi, kalau dia tahu bahwa dia adalah seekor Rajawali. Tapi
sayang karena tidak ada yang memberitahukan bahwa dia adalah Rajawali. Jadi
dia tidak bisa hidup sebagai Rajawali.
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri, maka begitu jugalah kelakuan
kita. Secara otomatis kelakuan kita akan mengikuti pandangan kita tentang diri
kita sendiri. Sehubungan dengan hal ini, orang tua harus berhati-hati dalam
mendidik anak. Jangan tanamkan pikiran yang negatif dalam diri anak terhadap
dirinya. Seorang anak kecil yang sering dikatai oleh orangtuanya dengan
sebutan: Kamu ini kok selalu nakal sih. coba sehari saja jadi orang baik.
Kalau pesan sejenis ini diterima terus oleh anak tersebut dari orang tuanya.
Maka hal ini membuat label nakal terpatri dalam benak anak tersebut. Dia
tumbuh dengan pikiran, Aku ini anak nakal. Jadi melakukan tindakan nakal
adalah hal yang wajar bagi saya, sebaliknya hal yang baik adalah tindakan
abnormal bagi saya. Tentunya dengan kondisi semacam ini, maka anak
tersebut akan lebih gampang untuk bertindak nakal.
Contoh yang lain lagi. Saat suami pulang kerja dan istirahat sambil
membaca Koran, si istri mengatakan banyak hal tentang ini dan itu. Suami yang
masih capek boleh mengatakan kepada istrinya . Ma,bagaimana kalau nanti
saja kita bicarakan itu setelah saya mandi dan makan malam . Ini adalah
jawaban yang wajar karena suami memang sedang capek, tapi akan jadi
masalah jika suami mengatakan, Jangan cerewet ah, saya lagi capek nih.
umumnya orang bisa menerima jika kesalahanya dinyatakan, tapi orang akan
tersinggung kalau pribadinya diserang dan diberi label yang buruk.
Citra Diri Penting?; Ketiga, karena citra diri menentukan bagaimana saya
berhubungan dengan orang lain.
Cara saya memandang orang lain, cara saya berhubungan dengan orang
lain, dan cara saya memperlakukan orang lain, sangatlah dipengaruhi oleh citra
diri saya. Kalau saya mempunyai pikiran yang positif terhadap diri sendiri, maka
saya akan bisa berpikir positif terhadap orang lain. Kalau saya bisa menerima
diri saya sebagaimana adanya, maka saya pun bisa menerima orang lain
dengan keberadaan mereka masing-masing. Sebaliknya, orang yang merasa
dirinya rendah maka sangat sulit untuk menghargai atau menguji orang lain; dia
sendiri masih membutuhkan pujian dan penghargaan.
Secara umum kita tidak bisa mengasihi orang lain melebihi diri
kita sendiri. Kalau orang tidak bisa menerima dirinya, bagaimana
orang lain akan menerima dia.
Kalau kita masih membenci diri kita sendiri, bagaimana bisa kita
menerima orang lain. Kalau kita masih belum bisa menerima diri sendiri maka
kita tentunya sulit bisa menerima orang lain. Itu sebabnya orang yang
mempunyai citra diri buruk, sulit bergabung dengan orang lain maupun terlibat
dalam kelompok.
Orang yang tidak jujur, biasanya orang menilai orang lain juga tidak jujur
dan selalu mudah curiga dengan orang dan sulit memberi kepercayaan kepada
orang lain. Artinya karena dia menilai dirinya (citra diri) tidak bisa dipercaya
maka dia juga tidak mempercayai orang lain. Jelas sekali, bahwa citra diri
menentukan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain.
Pengaruh citra diri ini pun akan nampak dalam hubungan antara atasan
dan bawahan, Seorang yang mempunyai citra diri baik, maka dia tidak akan
minder kepada orang lain termasuk kepada atasan ataupun kepada pejabat,
orang berpangkat dll. Ini bukan berarti sikap sombong, atau tidak hormat. Lain
halnya dengan orang yang punya citra diri buruk, ia akan merasa rendah diri
kalau berhubungan atau berkomunikasi dengan atasan, dan hal ini seringkali
membuat hubungan yang tidak lancar.
Itu sebabnya penting sekali kita mempunyai citra diri yang baik.
(disampaikan oleh Dr.Ir.Fuxie, dosen pasca sarjana FISIP UI, mengejar
Sosiologi Agama, Statistika Social dan Metode penelitian ilmu politik )
Bagaimana mendidik anak supaya memiliki pribadi yang baik, lebih jauh
saya tulis dalam buku saya MENDIDIK ANAK yang diterbitkan oleh
GRAMEDIA, setebal 168 halaman.
B. Inter Personal Intelligence
a. Sosialisasi
Jika saya hadir dalam sebuah pertemuan reuni baik itu reuni SMA atau
reuni teman kuliah, maka saya menjumpai, mereka yang sekarang berhasil di
masyarakat, secara mencolok, bukan mereka yang dulu secara akademik bagus,
tetapi mereka yang pandai bergaul, khususnya jika itu bidang ekonomi, politik
dan sosial kemasyarakatan.
Ironis jika banyak orang tua yang mencekcoki anak-anak sibuk dengan
less dan melarang anaknya bergaul atau membatasi pergaulan anaknya dalam
kelompok yang sangat eksklusif. Bisnis dalam kelompok eksklusif memang bisa
maju dan besar tetapi bisnis dalam kelompok yang lebih luas secara massal,
pastilah memiliki pasar yang lebih besar lagi.
Ada baiknya hingga anak usia 6 tahun dirumah tidak usah ada play
staition (itulah yang saya lakukan di dalam keluarga saya sendiri), sehingga
dalam usia dini ketika pola-pla dasar emosinya sedang dibentuk, anak lebih
banyak bermain dengan TEMAN, sesama ANAK.
8. Spritual Intelligence
Ada seorang gadis miskin dari desa, katakan saja namanya Minah,
merantau mengadu nasib ke Jakarta dan berkerja kepada seseorang majikan
yang mempekerjakan beberapa pegawai dan juga satpam serta sopir. Beberapa
waktu kemudian, si majikan menemukan si minah hamil? Bagaimana mungkin
karena dia belum bersuami? Siapa menghamili dia? Suamiku? Si nyonya besar
cemas.
Minah saat dikunjungi dia mengatakan bahwa dia bersyukur kalau dulu
si-sopir-kunyuk itu tidak bertanggung jawab, Kalau dulu si-sopir-kunyuk itu
bertanggung jawab, maka dia sekarang telah menjadi istri sopir dan tinggal
dirumah bendheng Minah menyadari, bahwa Allah mempunyai rencana yang
tidak seperti kehendaknya, waktu kejadian itu terjadi, (peristiwa negatif)
sangat sakit mengalaminya, tetapi dia tidak bunuh diri karena dia tahu itu pasti
seijin Allah.
Karena itu dalam buku ini (juga dalam Yayasan ANAK CERIA BERAKHLAK
ataupun PT.HAPPYHOLYKIDS) saya tidak membawa AGAMA atau IMAN, karena
itu hal dan hak asasi yang sangat pribadi, tetapi INTEGRITAS dan KARAKTER
seharusnya menjadi hasil sebuah AGAMA dan hasil dari kegiatan ibadah
seseorang. Buku ini membahas INTEGRITAS dan KARAKTER yang UNIVERSAL
dan bukan agama.
A. Integritas
Ada beberapa cara supaya anak memiliki integritas, misal ajari anak
menepati janji, jika dia ingkar janji ingatkan dan beri nasihat atau bahkan beri
pelajaran. Cara terbaik adalah memberi janji kepada anak dan tepati
janjimu, dengan demikian anak belajar bukan dari apa yang kita
ajarkan tetapi apa yang kita lakukan. Anak perlu contoh.
Jangan sekali-kali ajari anak berbohong, sekalipun itu untuk alasan dan
tujuan yang baik. Ada orang tua yang menyuruh anaknya mengatakan kepada
tamu yang datang untuk mengatakan Mama tidak ada karena orang tua tidak
mau bertemu dengan tamu tersebut. Jangan harap anakmu akan tumbuh
dengan memiliki integritas. Anak dengan cepat akan belajar bahwa bohong itu
boleh.
Jurus lain; buat peraturan atau game dalam keluarga dan tepati. Dalam
keluarga saya, misalnya, saya buat peraturan sebagai pengganti uang saku,
jika ulangan harian mendapat nilai 10, maka mendapat 25 ribu, nilai 8-9.9 lima
ribu, nilai 5-7 tidak mendapat apa-apa dan nilai dibawah 5 tabungan mereka
dipotong 50 ribu. Peraturan didiskusikan, dirubah sesuai dengan kesepakatan
lalu dilakukan dengan konsisten. Anak-anak belajar bahwa untuk mendapat
sesuatu harus berbuat sesuatu tidak ada minta-minta, tidak ada uang saku.
Anak belajar untuk secara jujur (jujur adalah karakter dasar yang
penting) melaporkan berapapun nilainya, lalu melakukan penghitungan. Jika
memiliki nilai jelek dan hingga lewat 1 minggu tidak melapor, maka ada
pemotongan nilai. Jika melapor, tidak akan dimarahi, hanya tabungan dikurangi
serta didiskusikan, kesulitan apa yang dihadapi sehingga nilainya jelek. Lalu
isteri saya yang sangat tekun mengajari anak mengerjakan PR, memberinya
pertanyaan-pertanyaan jika mereka sudah selesai belajar, supaya esoknya
mereka tidak jelek lagi.
Uang adalah alat motivator yang luar biasa, uang juga sekaligus
menguji integritas seorang manusia. Banyak orang kehilangan integritas ketika
berhadapan dengan uang. Karena itu saya pribadi, mendidik anak dalam hal
uang sejak dini, secara bertahap hingga ke penggunaan dan nilai hidup tentang
uang (Saya bahas lebih lengkap dalam buku Mendidik Anak) Kita bisa
melihat apakah anak-anak memiliki integritas dengan melaporkan secara jujur
semua nilai-nilai sekolah minggu itu, atau berbohong demi mendapatkan uang?
Pola ini sekaligus mengajarkan sebuah prinsip hidup adalah game, hasil
bukan utama, tetapi belajar untuk melakukan game melakukan hidup sesuai
peraturan game yang sudah disepakati bersama.
B. Karakter
1. Jujur
Saya akan berikan kesaksian hidup saya. Banyak orang bertanya kepada
saya, bagaimana bisa memulai usaha? Bagaimana bisa, orang desa, miskin,
Tahun 1990 merantau ke Jakarta, tinggal dirumah bedheng dan sekarang
menjadi pengusaha, memiliki 2 perusahaan dan 42 sekolah?
Saya pernah menerima sekali, ketika order belum besar, dengan jumlah
komisi tidak lebih dari 1 juta rupiah, dan saya mengalami damai sejahtera. Kita
bisa saja mengeraskan hati dan membunuh suara hati nurani, tetapi bagi saya
itu tidak bisa. Saya sangat lapar dan haus akan hadirat Allah. Hal-hal semacam
itu sangat menggairahkan saya, dan itu hilang jika damai sejahtera tidak
memerintah hati.
Ketika saya bergumul boleh atau tidak? Apakah ini hanya karena prinsip
saya yang salah, pikiran saya keliru sehingga hati tidak merasa damai, atau
memang hal yang tidak boleh? Sesuai dengan iman dalam agama saya, dan
saya tampilkan disini yang ditulis oleh Salomo yang kenabiannya juga diakui di
dalam Islam sebagai Nabi Solaiman, jadi saya yakin kebenaran yang
terkandung ini universal untuk semua Agama. Agama mengajarkan etika dan
moral dan itulah yang terjadi dalam pergumulan hidup saya.
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan ALLAH dari
pada banyak harta dengan disertai kecemasan
Teman-teman dikantor sesama sales ada yang berkata; Jangan sok jadi
pahlawan, kapan lu punya mobil? Punya rumah? Rot jangan SOSIAL dan SO
SIAL, Rot..jujur sih jujur tetapi jangan goblok Rot semua orang juga
melakukannya, bahkan para atasan kita, jadi mereka juga memaklumi kalau
kita lakukan hal ini Memang kalau saya hitung-hitung, setahun bisa 50-100
juta (Tahun 1992 ini jumlahnya yang besar), maka 2 atau 4 tahun bisa beli
rumah dan mobil yang bagus. Sedangkan kalau dari gaji dan komisi resmi dari
kantor mungkin baru 10-20 tahun baru bisa membeli rumah.
Saya tetap menguatkan hati saya untuk TIDAK terhadap under table
commission komisi dari suplier ini dan semua check komisi dari suplier cukup
satu saja dan saya serahkan ke kantor semuanya. Ini membuat department
Footwear yang saya pegang sering menjadi best department dalam hal GP
(Gross Profit). Tapi ini justru membuat sales lain marah Rot gara gara kamu
begitu, saya juga dituntut untuk bisa GP besar dan minta komisi dari suplier
untuk kantor (Artinya membuat tidak bisa mengambil untuk diri sendiri). Saya
menyadari ternyata untuk hidup JUJUR dan BENAR juga tidak mudah, dijauhi
teman dan dimusuhi banyak orang. (Selama 3 tahun saya bekerja di ASTRA
EXPORT saya tidak punya sahabat karib yang cukup dekat dikantor). Sahabat
dekat sya kebanyakan teman-teman di yayasan sosial.
Hal ini berlangsung dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan,
semakin lama, omset makin besar, karena banyak buyer baru dari inggris,
Cheskoslovakia, Rusia, Belanda bahkan dari Emirat Arab, dan semakin besar
omsetnya, semakin menggoda komisi supliernya karena semakin besar
nilainya.
Saya bisa membuka usaha sendiri, karena ada buyer dari inggris,
RETAILS yang memiliki 60an outlet toko sepatu, memerlukan buying agent di
Indonesia, dan dia mendapat informasi mengenai hidup saya, kejujuran saya
dari beberapa pabrik Indonesia, RETAILS inilah yang memberikan usaha, order
bahkan modal awal sebagai pinjaman. Apa yang saya lakukan selama 3 tahun di
Astra dengan kejujuran, tidak menerima komisi suplier yang dibilang bodoh
oleh teman-teman dikantor, ternyata ada hasilnya. Ketika suplier tahu saya
keluar dari ASTRA. Maka mereka banyak yang membantu saya memulai usaha
dengan memberikan sample produk untuk ekspor, demikian juga ketika kami
mulai membuka grosir dan toko mereka berani memberikan barangnya dengan
konsinyasi, karena mereka PERCAYA dengan kami. Dan itulah modal awal saya
membuka usaha yaitu BISA DIPERCAYA atau KEJUJURAN.
Ada orang pandai secara akademik, tetapi tidak ulet, mudah patah
semangat bahkan ada yang bunuh diri karena hanya rangking tiga dan bukan
juara satu. Ada orang yang pandai, tetapi tidak ulet, sehingga dengan sebuah
kegagalan saja, maka dia menghentikan usahanya atau ganti profesi yang lain,
maka dia tidak akan pernah berhasil. Karena keberhasilan diraih setelah melalui
beberapa kejadian gagal, maka seseorang seseorang belajar bisnis dari
kehidupan real, yang sering tidak ada dalam pelajaran kuliah. Tanpa ke-ulet-an,
ketabahan hampir-hampir mustahil untuk sebuah keberhasilan.
Berikut ini saya ambil tulisan dari Dr.Ir.Fuxie Msi: (buku CITRA DIRI)
sebenarnya kegagalan adalah hal yang biasa. Semua orang yang sekarang ini
yang hidupnya berhasil, adalah orang-orang yang pernah mengalami cukup
banyak kegagalan. Itu sebabnya seorang pemenang tidaklah perlu merasa
malu atau terpukul kalau mengalami kegagalan. Karena dia berpikir, Toh saya
pernah berhasil dan lain kali saya akan berhasil lagi, Tapi, orang yang punya
citra diri buruk menganggap peristiwa kegagalan adalah pukulan yang berat
bagi dirinya. Dia berpikir, Apa kata orang kalau mereka tahu bahwa saya
gagal. Itu sebabnya dia menghindari kegagalan.
Dia berupaya bagaimana caranya supaya saya tidak gagal. Dan karena
dia takut gagal maka cara yang paling gampang dan umum dilakukan yaitu :
tidak berani mencoba, maka orang tersebut tidak akan mengalami kemajuan
dan tidak akan berhasil. Tanpa dia sadari justru keputusan dia untuk tidak
berani membuat kegagalan adalah suatu bentuk kegagalan yang lebih besar
lagi. Seperti dikatakan oleh Elbert Hubbard, The greatest mistake a person
can make is to be afraid of making one. (kesalahan terbesar yang dibuat oleh
seorang yaitu: takut untuk membuat kesalahan.)
Untuk hal ini kita harus membedakan peristiwa kegagalan dan orang
yang gagal (pecundang atau looser). Kalau seseorang mengalami ke-gagal-an,
bukan berarti dia adalah orang yang gagal. Itu adalah peristiwa gagal.
kalaupun dia menggalami beberapa kali kegagalan, itupun bukan berarti dia
orang yang gagal atau orang yang selalu gagal, Jangan mengeneralisasi-kan
kegagalan. Kalau seseorang mengalami kegagalan, katakana saja, saya belum
berhasil. Jangan mengatakan, saya ini orang yang selalu gagal. Saya pernah
mendengar seseorang yang mengalami beberapa kali kegagalan dan berkata,
Saya ini mesti saja gagal. Justru pas saya mau berhasil, mesti saja ada sesuatu
yang membuat saya gagal.memang saya orang yang selalu gagal.
Nah, sikap semacam ini membuat kegagalan sebagai status dia. Dia
sendiri yang membuat label orang yang gagal menjadi gelar dia. Pada saat dia
akan berhasil, dia berpikir Nah, sekarang apa lagi yang akan membuat saya
gagal. Karena dia mencari-cari apa yang membuat dia gagal, maka muncullah
apa yang dia cari tadi. Dan dia pun berkata, Betulkan apa yang saya pikirkan,
pasti ada saja yang membuat saya gagal. Ini adalah sikap yang tidak benar.
Kegagalan terjadi karena dia sendiri yang mencari-cari kegagalan. Kenapa dia
berbuat demikian ? karena dia percaya bahwa dia adalah orang yang gagal dan
tidak mungkin berhasil, inilah sikap dari orang yang mempunyai citra diri
rendah.
Banyak sikap orang besar dan berhasil yang kita kenal sekarang Ini,
adalah orang yang mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya. Namun
demikian, mereka bangkit lagi. Mereka berpikir bahwa kegagalan adalah suatu
pengalaman yang harus mereka lalui dalam hidup mereka. Mereka maju terus
memperbaiki diri dan berhasil.
Salah satu cara yang baik untuk menghadapi kegagalan yaitu dengan
tidak berusaha untuk menyembunyikannya. Dalam hidup, kita akan melakukan
satu atau dua kesalahan yang besar dan bahkan memalukan. Tendensi manusia
yaitu menyembunyikan atau merahasiakannya, supaya ia tidak di permalukan
atau ditolak.
Bagian dari karakter adalah keceriaan smile dan rasa humor. Orang
yang tampil ceria yang biasanya juga antusias, membawa dan mewarnai
suasana disekitarnya, disukai banyak orang dan tentunya menunjang
keberhasilan yang lebih.
Kita masih bisa melihat foto-foto Jimmy Carter, Donald Trump, Bill Gates
dan berbagai-bagai orang yang berhasil di dunia international. Di Indonesia ada
Soekarno dan Soeharto Presiden dengan masa jabatan 30an tahun atau
pengusaha Liem S Liong, Om Willieam Astra, dan masih banyak lagi yang
hampir selalu dengan wajah senyum. Demikian juga tokoh-tokoh agama,
misalnya saat ini A-A Gym yang terpopuler.
5. Optimis
Bagian dari karakter adalah sikap optimis, orang yang selalu ada
pengharapan dalam berbagai situasi dan kondisi. Pengharapan ikut hadir dalam
memberi kekuatan atau ketabahan, bahwa suatu saat pengharapannya
terwujud, pengharapan membuat seseorang berbuat untuk mencapai
pengharapanya menjadi kenyataan.
Saat ini (tahun 2006) ketiga anak saya, adalah para juara, anak pertama
selalu ranngking 1 sedang anak kedua dan ketiga rangking 5 atau 6. Anak
pandai, tidak turun dari langit, tetapi dididik. Anak saya yang nomor 2 pernah
rangking 18 (dari 20-25 anak/kelas). Saya menjanjikan jika dia rangking 15
besar mendapat hadiah, semester depan dia dapat rangking 12, saya rangsang
lagi kalau rangking 10 besar dapat hadiah, dia mencapai rangking 8. Sikap
optimisnya tumbuh karena saya tangtang jika 5 besar dan dia dapat 6 dan
semester berikutnya benar-benar bisa rangking 5. Setiap tahap dia merasa
sukses dan benar-benar menjadi anak yang optimis.
C. Nilai Hidup
Ketika tiba di Bogor, saya pertama menumpang di kakak kelas yang juga
berasal dari Solo dan setelah itu mulai mencari kost yang rata-rata waktu itu
sudah mencapai Rp.70.000,-/bulan, lalu bagaimana dengan transport dan
lainya?. Akhirnya saya menemukan rumah dipinggir sungai Ciliwung yang cukup
murah, hanya sekitar Rp.10.000,-/bulan, dan makan diluar atau masak sendiri.
Untuk menghemat, biasanya saya makan ke warung hanya memesan nasi,
sayur dan rendang kuahnya saja, atau opor kuahnya saja, sehingga praktis
hanya membayar nasi dan sayur. Selama kuliah saya hidup dengan sedemikian
sederhananya, Kemana-mana jalan kaki dan sambil berjalan menghafal
pelajaran kuliah, selain itu saya melukis dan memberikan less kepada anak
SMP atau SMA untuk mendapat tambahan pemasukan.
Bahkan selama saya kuliah saya bisa menolong orang lain, tidak ngebon
diwarung. semiskin-miskinnya kita selalu saja ada yang lebih miskin dari kita.
Kita bisa melimpah jika kita bisa MENCUKUPKAN dengan yang ada, dan berapa
pun jika dihabiskan ya habis dan kalau mau dicukup-cukupkan akan cukup. Kita
bisa menghabiskan Rp.500.000,- untuk sekali makan siang di hotel yang mewah
atau bisa juga mencukupkannya untuk makan sebulan. Beranikah kita hidup
dengan pola dan gaya sesuai pendapatan kita? Ini dipengaruhi oleh NILAI-NILAI
hidup kita sendiri yang harus kita bangun. Nilai hidup mempengaruhi ketabahan
dan keuletan.
c. Rumah petak
Saya pacaran sejak 1984 waktu kuliah di IPB, dan sejak 1987 masing-
masing bekerja, kami menabung untuk biaya pernikahan kami, sebuah upacara
pernikahan yang sangat sederhana di Solo. setelah menikah tahun 1990, saya
pindah dari bogor ke Jakarta, Istri saya sejak 1987 sudah kost di Jakarta dan
bekerja di HERO kantor pusat di jl. Gatot Subroto,Jakarta. Selesai pernikahan,
maka uang cash yang kami miliki saat itu tidak lebih dari Rp.800.000,- dan
kami belum kontrak rumah, belum beli peralatan rumah tangga dan lainnya.
(waktu itu kami buru-buru menikah Karena mertua mendadak mau segera ke
USA dalam waktu yang lama.)
Sempat bergumul dalam hati, malu juga, berdua sarjana, ada kedudukan
dikantor, dan tinggal dirumah petak yang jangankan mobil, sepeda motor pun
tidak bisa masuk, karena ada parit yang harus dilompati, di belakang kebun
pisang dekat kuburan didaerah Casablanca, Kuningan. namun saya kuatkan hati
kami untuk apa malu dengan hidup apa adanya, kalau memang belum bisa
hidup di level yang lebih kenapa dipaksakan? Saya lebih senang hidup secara
sederhana namun dengan demikian saya bisa membantu adik-adik saya yang
masih sekolah dan yang penting tidak utang.
Bagian terberat untuk mencukupkan dengan yang ada adalah hati kita,
ego kita, perasaan kita, kita malu jika dinilai miskin atau dinilai tidak diberkati,
kita malu memakai pakaian yang murah atau masuk warung tegal, mengapa
kita harus malu? Kalau saya lebih malu jika saya minta-minta atau pinjam sana
pinjam sini, kalau saya, lebih malu lagi jika gaya petentang petenteng namun
semua kredit dan credit card menumpuk tagihanya.
Jaman ini terlalu banyak orang tidak berani hidup apa adanya, orang
berani hutang bahkan KORUPSI, karena memang masyarakat telah mengukur
semuanya dengan materi. Apakah kita bisa mengatakan bahwa kita diberkati
jika kita mempunyai mobil, pakaian bagus, rumah bagus namun tidak ada
bagian dari yang kita miliki menjadi berkat bagi orang lain? Begitu banyaknya
yang kita beli untuk tampil diberkati, begitu banyaknya cicilan kredit, sehigga
tidak bisa menolong orang lain. Kita bisa menyebutnya kaya, namun yang pasti
tidak melimpah.
Jika kita hidup dengan pola melimpah, maka kita akan bahagia,
dimanapun level ukuran ekonomi kita saat itu. Kita tidak bahagia dan
melimpah menunggu setelah kita kaya, namun kita senantiasa
melimpah dan mengucap syukur, merasa cukup karena sebuah pola
hidup, sebuah prinsip hidup dan bukan karena jumlah kekayaan yang
dimiliki. Dengan nilai hidup seperti ini kita akan menjalani kehidupan
dengan lebih baik.
9. Intelligence lainya
Ada yang tidak setuju karena tidak ada bagian otak yang secara khusus
membangun fungsi ini. Namun ada yang bertanya, bagaimana jika beberapa
tahun kedepan pengetahuan akan otak manusia bertambah dan disadari bahwa
ada sebuah jaringan antar neuron dalam otak yang membangun fungsi ini?
Karena itu saya masukkan dalam buku ini, paling tidak jika secara ilmiah belum
bisa diterima, maka saya munculkan sebagai wacana saja.
Seperti ditulis didalam biografi saya serta sisipan buku didepan bahwa
saya sekarang seorang pengusaha, memiliki dua perusahaan (Pt.Ifaria
Gemilang dan Pt.Happy Holy Kids). Memiliki yayasan degan 50an cabang
sekolah, serta menulis 20an buku dan buku-buku saya laku dijual dimana-mana,
didistribusikan merata keseluruh Indonesia, memang saya belum berhasil
menjadi salah satu konglongmerat, tetapi dengan awal kehidupan saya dari
keluarga yang amat sangat miskin maka ini sudah sebuah lompatan besar.
Hari demi hari, minggu demi minggu kami mencari uang, mengumpulkan
dan menghitung secara sederhana untung atau rugi, mengalami suka cita ketika
ada hasil dari keringat sendiri dari hasil karya dan bukan hanya belas kasihan
orang lain. Tanpa sadar jiwa entrepreneur terbentuk dan tertanam dalam
hidup saya. Inilah warisan yang berharga dari orangtua saya, yang juga saya
akan wariskan kepada anak-anak saya. Hanya karena jaman dan situasi,
tentunnya dengan cara yang berbeda.
Karena itu bisa dimasukkan sebagai kecerdasan ke 11. Jika tidak boleh,
karena menyalahi ilmu psikologi maka adalah sebuah kenyataan bahwa
instinct itu ada dan mempengaruhi keberhasilan seseorang.
Instinct ini bawaan, genetic, turunan atau bisa dilatih? Menurut saya,
sebenarnya instinct bisa dilatih, dengan cara setiap hari memberi waktu untuk
saat teduh atau meditasi bukan berarti ritual agama, teyapi menyediakan
waktu untuk berdiam diri, waktu untuk merenung melatih mendengar suara
hati nurani dalam setiap keputusan yang akan diambil. Keputusan Karena
suara hati dan bukan analisa pikiran. Semakin sering melatih maka akan
semakin peka dan kuat.
A. Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang sudah tidak bisa diubah. Kita sudah
lahir. Karena itu saya tidak akan membahas aspek ini, selain genetik, maka
kecerdasan dipengaruhi oleh TERAPI, LINGKUNGAN dan GIZI, yang kita masih
ubah atau pengaruhi. Ketiga faktor inilah yang saya akan bahas lebih jauh
dalam buku ini.
B. Terapi
a. Ketika manussia lulus sarjana, maka baru sekitar 5-10% saja otaknya
yang terpakai, yang berhubungan dengan pelajaran.
Pada suatu hari yang cerah, mereka pergi ke pompa air dihalaman. Di
sana ibu Sulvian memberinya sebuah gelas, lalu ditulisnya huruf g.e.l.a.s di
telapak tanganya. Setelah itu dipompanya air dan tangan Hellen diletakkannya
di bawah pancuran pompa. Air melimpah menimpa tangan Hellen. Kali ini ibu
Sullivan menuliskan a.i.r. kini, Hellen sadar bahwa wadah yang dipegangnya itu
adalah gelas, dan yang dingin itu adalah air. Setelah hafal banyak kata-kata,
lalu Hellen mulai belajar mengenal huruf braille. Hellen mulai belajar tentang
banyak hal yang ada di dunia yang tadinya belum diketahuinya. Ia sekarang
tahu tentang mimpi, cita-cita, dan kegembiraan.
Liburan musim panas telah tiba, Hellen dan ibu Sullivian kembali pulang
kerumah setelah lama pergi, Hellen sudah rindu sekali dengan keluarganya dan
suasana dirumah. Ayah, ibu serta adiknya menjemput Hellen dengan perasaan
harap-harap cemas. Begitu sampai didepan rumah. Hellen langsung lari
mendapatkan ibunya. Ayah! Ibu! Saya pulang teriaknya sambil datang berlari.
Dari mata ibunya, mengalirkan air mata kebahagiaan. Hellen, panggil ibu sekali
lagi. ibu, ibu!, demikian Hellen memanggil ibunya lagi, mereka sangat terharu
bertemu dengan Hellen.
Hellen amat berterima kasih kepada ibu Sullivan, dan ia pun bertekad
akan berkerja mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang cacat seperti
yang dilakukan oleh gurunya ibu Annie Sullivan. Hellen Keller mempengaruhi
bejuta-juta orang setelah kehidupan disentuh oleh Annie Sullivan.
C. Lingkungan
D. Gizi
AA dan DHA yang juga dikenal dengan Omega-3 dan Omega-6 adalah
lemak tidak jenuh, sering disebut dengan asam lemak essensial, adalah lemak
yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi sangat dibutuhkan. Itulah
sebabnya kenapa GIZI mempengaruhi kecerdasan, karena otak disusun oleh
bahan-bahan tertentu yang ada dalam makanan tertentu.
Jika anak (dan juga ibu hamil dan menyusui) kekurangan gizi, maka
jumlah sel otak bayi bisa turun 15-20% yang tentunya menggangu
perkembangan otak dan pasti menurunkan kecerdasannya.
ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber AA dan DHA terbaik. Selain itu AA
dan DHA ada dalam ikan, khususnya ikan yang hidup di dalam laut dalam. Ikan
yang hidup jauh di dalam laut, dengan suhu sekitar nol derajat, memiliki lemak
yang tidak mudah membeku, lemak tidak jenuh lemak yang banyak
mengandung AA dan DHA, misal ikan Salmon. Juga dalam konsetrasi yang
tinggi pada minyak ikan dan ekstrak minyak hati ikan. Pengolahan ikan terbaik
supaya AA dan DHA tidak rusak, adalah dikukus atau tim.
Selain makanan sehat, juga harus seimbang, karena itu anak perlu juga
makanan dengan Protein yang cukup. Protein ada pada kacang-kacangan, telur,
ikan dan daging. Makanan disebut seimbang dengan komposisi karbohidrat 60-
70%, Lemak 20-25% dan Protein 15-20%. Lemak nabati seperti pada Alpukat
lebih baik dari lemak Hewani.
VI. Tanya Jawab
Dari IQ, EQ dan SQ, orang tua lebih berperan dalam hal EQ dan SQ.
untuk IQ dimanapun anak kita sekolah, sebenarnya pada generasi ini kurikulum
yang sudah ada sangat memadai. Bahkan kurikulum di Asia, di indonesia ini
sangat maju. Jika saudara keluar negeri (Australia, Amerika dan Eropa) saudara
akan menjumpai anak kita yang kelas 2a SD bisa mengerjakan pelajaran
Matematika mereka yang kelas 3. Indonesia sering memenangkan olimpiade
bidang akademik. Namun dalam bidang seni dan kreatifitas, keberanian
berbicara, kemampuan berdebat, kemandirian mereka lebih maju.
Beri perhatian pada buku agenda anak apakah ada PR dan apakah dia
sudah mengerjakan. Jika belum dampingi anak mengerjakan PR, jika sudah
berikan rewards. Dampingi anak untuk ulangan besok, berikan pertanyaan
untuk apa yang dia sudah pelajari, jika bisa menjawab berikan rewards atau
pujian, katakan hebat dll. Perhatikan dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan
tahun ke tahun (karena mendidik anak adalah proses yang panjang) sampai
pola pikir anak terbentuk.
Jika anak gagal, nakal, tidak mengerjakan PR, nilai sekolah jelek dan
sebagainya, maka jikalau marah, marahlah dengan benar, fokus dari didikan
adalah tetap anak. Jangan katakan ; Kalau kamu nilai jelek, mama malu ini
hanya membuat anak merasa bahwa urusan nilai adalah kepentingan orang tua
untuk menjaga nama besarnya. Lebih baik katakan Nak jika kamu nilai
jelek, dan tidak naik kelas, bagaimana jika teman-temanmu naik kamu tidak,
kamu malu tidak?
Anak pandai secara emosi dan spiritual peran orang tua lebih
utama, apalagi kecerdasan emosi dan spiritual terus berkembang.
Ketika otak sudah tidak bertambah besar, ketika IQ sudah tidak
berubah, maka emosi dan spiritual, self image (gambar diri), self
control (penguasaan emosi) terus berubah, baik kearah positif
ataupun negatif. Disinilah perlunya kita menyadari baik untuk diri
sendiri atau anak kita untuk membangun kepribadian,
mengembangkan kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual
(ESQ) anak.
Sekali lagi saya himbau, baca buku saya MENDIDIK ANAK, untuk
melengkapi buku ini.
Jangan paksa terlalu keras, nanti dia trauma dan malu berbicara di
depan umum. Jangan memotong pembicaraan anak, belajarlah untuk
mendengar jika anak kebetulan bercerita atau mengadu jadilah pendengar
yang baik bagi anakmu, Jangan berharap perubahan itu datang dengan cepat
karena memang butuh waktu untuk sebuah perubahan.
Ada juga orang tua yang mengeluh karena anaknya terlalu cerewet.
(lebih banyak lagi suami atau istri yang mengeluh pasangannya banyak
berbicara). Jadi sering orang memandang miliknya banyak kekurangan dan
memandang milik orang lain (bisa anak, bisa pasangan) seolah-olah lebih baik.
Yang penting adalah ada kemajuan walau hanya sedikit. Terimalah anakmu apa
adaya dan bersyukurlah. Latihlah dengan tekun. Pada waktunya manusia akan
mencapai KEDEWASAAN dan menjadi imbang. Yang penting secara sadar kita
mengarahkan ke arah yang baik, karena itulah tugas kita sebagai orang tua.
Untuk anak TK A, sudah bisa media yang lebih susah, namun dikemas
yang menarik dengan dunia anak, misalnya menghitung jumlah binatang atau
mainan. Jadi pelajaran menghitung dikemas dalam permainan. Bermain adalah
dunia anak kecil yang disukai anak, maka pelajaran akan mudah ditangkap
bahkan disukai.
Untuk anak TK B, bisa ditingkatkan lagi belajar 3M tetapi yang penting
tidak memaksa dan suasana TK secara umum menu utama adalah tetap
BERMAINN dan bukan SEKOLAH. Dalam suasana yang disukai anak, bermain,
menyanyi, menari interaksi maka pelajaran yang diberikan bisa diterima oleh
anak bahkan menjadi semacam terapi sehingga otak kanan dan kiri tumbuh
seimbang.
Anak jangan dipaksa dan jangan dijadikan ukuran kelulusan dan naik
kelas, karena 3M bagi anak PG & TK hanyalah pengenalan, jika di paksa maka
anak BISA membaca tetapi tidak SUKA membaca, BISA menulis tetapi tidak
SUKA menulis, seperti yang saya jelaskan dalam Linguistic Intelligence di bab
depan.
Jika anak tidak mampu bidang tertetu, maka bisa diterapi dibidang
tersebut, dengan memberikan dorongan, motivasi, janji-janji supaya anak
menyenangi bidang tersebut, karena segala sesuatu jika disenangi akan
menjadi mudah. Tentu saja untuk bidang tersebut, juga jangan berharap
anak menjadi ahli atau nilai 10, karena bidang tersebut anak lemah. Misal anak
yang benar-benar lemah dalam hal seni, menggambar misalnya, atau lemah
dalam bahasa dan kuat dalam hal matematika. (atau kebalikannya)
Maka terapi dibidang yang dia lemah, paling tidak dia bisa mencapai
nilai 6 supaya tetap bisa naik kelas, jangaan sampai tidak diterapi sama sekali
dan mendapat nilai 5 atau lebih jelek lagi.
Dalam hal jangka panjang, seperti jurusan sekolah yang dipilih, jurusan
saat kuliah nanti dan bidang perkerjaan yang akan ditekuni, maka arahkan
kebidang lain yang dia mampu dan kuat disitu. Setiap bidang kehidupan (entah
olah raga, seni, berbicara, dagang, mathematika, dll) bisa membuat seseorang
berhasil, asal dilakukan dengan sunguh-sunguh, tekun, ulet, konsisten, terus
menerus dan senang hati.
Jangan memaksa anak kuliah bidang yang tidak disukainya hanya
karena obsesi atau keinginan orang tua. Percuma, anak akan terpaksa, tidak
maksimal, bahkan besar kemungkinan setelah lulus nanti dia akan kembali
menekuni bidang yang dia mampu dan sukai.
Ajar anak untuk menunda apa yang dia maui, misal jangan langsung
memberikan atau membelikan jika anak minta sesuatu, misal minta mainan.
Kita sekaligus bisa mengajarkan self control (kecerdasan emosi) dan juga
kecerdasan spiritualnya dengan meminta dia berdoa kepada Tuhan, minta
supaya papa-mamanya diberkati dan bisa membelikan apa yang dimaui.
Beberapa hari atau minggu atau bulan, (sesuai dengan apa dan nilai
yang diminta), jika akan memberikan, katakan bahwa Tuhan menjawab doamu,
bersyukur kepada Tuhan, sekarang papa-mama bisa membelikan.
Kadang anak memaksa meminta sesuatu dan jika tidak diberikan akan
menangis, berulah di Plaza, di Mall, di Toko, merengek bahkan menangis atau
bergulung-gulung dilantai meminta sesuatu. Orang tua merasa malu, lalu
menuruti kemauan anak, dan hal itu menjadi semacam ilmu modal bagi si
anak, jurus bagi si anak untuk mendapatkan sesuatu.
Jika anak berulah maka tetap didik dia walaupun di plaza atau tempat
umum, tetapi jangan kita yang mengomel dan memarahi dengan unsur
menyerang pribadi didepan umum, apalagi didepan teman-temanya.
Sementara itu banyak orang yang mengenal saya dan lewat sambil
berkata: Slamat malam Pak Jarot Wahh saya bergumul, malu, karena saya
menulis buku dan memimpin seminar soal mendidik anak, seminar keluarga dll,
tetapi anak saya ber-ulah di plaza, Saya bergumul, ini tidak mudah bagi saya
dan saya putuskan supaya tetap TIDAK terhadap permintaannya, karena saya
lebih mencintai anak saya daripada reputasi saya.
6. Jika seseorang memiliki self control yang kuat, apa tidak justru
terkesan tidak memilik drive tidak ada kemauan dan kegigihan?
Kita bisa dengan kepekaan kita, membedakan antara self control atau
penguasaan diri dengan anak yang tidak memiliki drive atau keinginan, Saya
tahu, kisah-kisah orang yang sukses adalah mereka-mereka yang memiliki
drive yang kuat, keinginan yang kuat, cita-cita yang membara, keinginan yang
gigih, dan itu juga suatu karakter yang harus dilatih.
Ada yang putus asa, menangis, tidak bisa mengendalikan diri, merusak
benda-benda dengan membanting atau cara lainnya, ada yang mengurung
dikamar atau memberontak kepada orang tua, atau dalam pernikahan dengan
memaksa pasangan. Drive yang terlalu kuat jika tidak diimbangi dengan self
control justru menjadi berbahaya. Banyak penjabat publik, tokoh masyarakat
atau tokoh partai bahkan tokoh agama jatuh, karena tidak memiliki penguasaan
diri.
Banyak orang merasa minder, dan minder ini sebenarnya salah satu
dari manifestasi citra diri (self image) yang rusak. Untuk menutupi mindernya,
untuk mengangkat gengsi dan wibawa, supaya dihormati orang, maka orang
membeli gelar, baik Master atau bahkan Doctor dengan berbagai cara dan
memang banyak lembaga dengan sangat mudah, tanpa kuliah, hanya membuat
beberapa tulisan atau menjawab pertanyaan yang tidak lebih dari proses
formalitas dan dapatlah dia gelar.
Anak usia 6 hingga 18 tahun otak secara fisik terus berkembang, maka
inilah masa anak SEKOLAH dan belajar secara AKADEMIK untuk meningkatkan
KECERDASAN INTELEKTUAL. Usia 18 tahun keatas secara fisik otak tidak
bertambah besar, tetapi tetap terus kuliah, ini semacam enter data ke otak.
Cacatan :
Ada 68 pertanyaan lain dari para orang tua yang saya tulis dibuku setebal 168
halaman dengan judul : MENDIDIK ANAK yang diterbitkan GRAMEDIA.
Kasus terjadi akhir Februari lalu itu mengejutkan publik dunia dan
dianggap sebagai kejahatan anak-anak paling kejam dalam kurun waktu dua
setengah abad ini. Hakim Morland memutuskan dua bocah itu, Robert
Thompson dan John Venables, yang memasuki sejarah kejahatan, kamis
kemarin, sebagai pelaku pembunuhan termuda di Inggris dalam waktu dua
setengah abad terakhir, dan kejahatan mereka sebagai Tindakan kejam yang
tiada bandingnya dan sadis , toh kedua bocah itu tetap saja nekad menyatakan
dirinya tidak bersalah atas tuduhan hakim.
Ibu James, Denise Bulger, saking sedih dan marahnya atas kelakuan
dua bocah itu, mengharap mereka dimasukkan saja ke balik teralis besi campur
bersama narapidana dewasa. Saya anggap, kini mereka telah mulai masuk
pada bagian terberat dalam hidup ini, yakni dijebloskan dan terkunci dibalik sel.
Untuk apa yang telah mereka lakukan. mereka mesti dijebloskan didalam
sebuah sel bersama semua penjahat lain, saya tak urusan berapa usia mereka.
Ibu Thompson, ibu salah satu pelaku, masih tampak sulit menerima
kenyataan bahwa anaknya yang tampaknya montok dan berbola mata gelap itu,
yang wajahnya dipajang di halaman depan berbagai Koran edisi Kamis kemarin,
ternyata seorang pembunuh kejam. Dia (Thompson) memang telah
menceritakan kebohongan-kebohongan, namun dia juga mengungkapkan
kebenaran suatu hal sejak awal hingga akhir dia tidak membunuh bayi itu,
kata Anne Thompson kepada para wartawan setelah usainya persidangan yang
memakan waktu 17 hari itu. Selama masa persidangan itu, para pengunjung
pengadilan dibuat merinding bulu kuduknya saat mendengarkan runtutan
tragedi itu. (Baca Surat Merdeka 25 November 1993 Hlm XIV).
Serangan atas bocah itu yang tak jelas tujuannya tersebut telah
membangkitkan pertanyaan yang tak terjawab tentang kenakalan remaja dan
mengapa kejahatan semacam itu bisa terjadi.
Baik Robert Thompson maupun Jon Venables ternyata berasal dari dua
keluarga yang broken home. Dan memang sering melakukan tindak kriminal,
suka mengutil, suka berlagak jagoan, serta senang membolos sekolah.
Lingkungan tempat permainan keduanya memang buruk.
Cacatan 1 :
Itu adalah berita di inggris tahun 1993, dan sekarang (2006) kalau
saudara membaca surat kabar, tabloid, majalah baik nasional ataupun daerah,
maka kasus serupa ada dimana-mana. Saat ini begitu mudahnya anak-anak
bunuh diri, karena pertengkaran hal kecil saja, membunuh teman atau bahkan
memukuli neneknya hingga tewas dan berbagai cerita ngeri lainnya. Baru saja
di poso, sulawesi tengah, dengan mudahnya beberapa orang membantai 3
gadis pelajar smu hingga putus leher.
Catatan 2 :
Atas kepedulian bahwa pengaruh media pada anak sangatlah
luar biasa, maka saya melalui YAYASAN ANAK CERIA BERAKHLAK dan
PT.Happy Holy Kids membuat FILM ANAK-ANAK yang membawa nilai-
nilai hidup, akhlak, budi pekerti sebagai media membangun
KECERDASAN anak dibidang EMOSI dan SPIRITUAL (Integritas dan
Karakter). HAPPY HOLY KIDS MUPET SHOW