Anda di halaman 1dari 5

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON

JL. Terusan Sekar Kemuning No. 199 Evakuasi Cirebon telp. 0231 488123
Fax. 0231 www.stikesmahardika.ac.id email: akademik@stikesmahardika.ac.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


GASTROENTERITIS (GE)

Pokok bahasan : Gastroenteritis (GE)


Sub pokok bahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, penatalaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 11 Oktober 2017
Waktu : 16.23 16.53 WIB (30 menit)
Tempat : Ruang Pangeran Soka, Kamar 01, RSD Gunung Jati Kota Ciebon
Sasaran : Tn. A (29 tahun)
No. Medrek : 983XXX
Penyuluh : Khaedar Ali

A. Tujuan umum
Setelah mengikuti acara penyuluhan, sasaran mampu memahami penyakit gastroenteritis

B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan acara penyuluhan, sasaran mampu memahami :
1. Mampu memahami pengertian GE
2. Mampu memahami penyebab GE
3. Mampu memahami tanda dan gejala GE
4. Mampu memahami pencegahan GE
5. Mampu memahami penatalaksanaan GE

C. Metode dan media


Metode yang digunakan adalah ceramah dan taya jawab, media yang digunakan adalah
leaflet

D. Materi
(terlampir)
E. Kegiatan penyuluhan
NO. TAHAP/WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN SASARAN
1. Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan - Memperhatikan
diri
- Menjelaskan - Memperhatikan
maksud dan tujuan
- Membagikan - Menerima lefleat
leafleat dan memperhatikan

2. Pelaksanaan - Menjelaskan : - Memperhatikan


(15 menit) Pengertian,
penyebab, tanda
gejala, pencegahan
dan penatalaksanaan
pada GE

3. Evaluasi - Menanyakan - Menjawab


(5 menit) kembali kepada pertanyaan dengan
sasaran tentang kooperatif
materi yang telah
diberikan

4. Penutup - Menyimpulkan - Sasaran kooperatif


(5 menit) dengan seksama
hasil kegiatan
- Menutup kegiatan - Memperhatikan
- Mengucapkan salam - Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Apa penyebab GE
2. Apa saja tanda dan gejala GE
3. Bagaimana cara pencegahan pada GE
4. Bagaimana penatalaksanaan jika terkena GE

5. Hasil
1. Sasaran mampu menjawab penyebab GE dengan benar
2. Sasaran mampu menjawab tanda dan gejala GE dengan benar
3. Sasaran mampu menjawab cara pencegahan dengan benar
4. Sasaran mampu menjawab penatalaksanaan pada GE dengan benar
Lampiran 1 Materi Penyuluhan

GASTROENTERITIS

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah gangguan transportasi di usus yang menyebabkan
kehlangan banyak cairan dan elektrolit melalui feces (sodikin, 2012). Gastroenteritis
adalah penyakit yang terajdi akibat adanya peradangan pada saluran pencernaan yang
disebabkan oleh infeksi dengan gejala utama diare, muntah dan dehidrasi (cakawardi
ddk, 2011). Pada dasarnya diare diartikan sebagai peningkatan frekuensi buang air
besar dan konsistensi facec menjadi cair (dharmika, 2014). Diare akut adalah diare
yang terjadi secara mendadak pada orang yang sebelumnya sehat (cakrawardi, 2014).
Dari pendapat berupa para ahli dapat disimpulkan gastrroenteritis ialah gangguan
transportasi larutan di usus yang terjadi akibat peradangan pada saluran pencernaan
yang terjadi secara mendadak yang akibat infeksi dengan gejala diare muntah dan
dehidrasi.

B. Penyebab
Menurut Suriadi dan Yuliani (2006), penyebab gastroenteritis adalah sebagai berikut :
1. Faktor infeksi
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor infeksi dari bakteri ( escheichiacoli,
salmonella, sghela dll), virus (eviterovirus echovirus, human netrovirus) jamur
(candida eviteritis), parasit (grandia clambia), dan protoza.
2. Bukan faktor infeksi
Misalnya seperti : alergi makanan (susu, protein, keracunan makanan), gangguan
metabolik / mal absorbsi ( penyakit celiac), infeksi langsung pada saluran
pencernaan oleh makanan, obat-obatan (antibiotik), penyakit usus (colitus
ukeratuve crohn disease, enterocolitis), emosional stres da obstruksi usus.
3. Penyakit infeksi
Faktor selanjutnya adalah dari penyakit infeksi misalnya : infeksi saluran napas
atas, infeksi saluran kemih.
C. Tanda dan gejala
Menurut suriadi dan Yuliani (2006) , manifestasi dari gastroenteritis adalah
sebagai berikut : tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek, ubun-ubun dan mata
cekung menembus mukosa kering), keram abdominal, demam, mual dan muntah,
anoreksia lemah, pucat perubahan tanda vital, nadi dan pernapasan cepat, menurun
atau tidak ada peneluaran urine.

D. Pencegahan
1. Berikan oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia
berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat
ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang
rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan
yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila
penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan (Depkes,
2011).
2. Berikan obat zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana
ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel
usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare (Depkes, 2011).
3. Pemberian antibiotik sesuai atas indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare
pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera
(Depkes, 2011).
4. Pemberian pendidikan kesehatan
Menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mencuci tangan sebelum
makan, konsumsi sayuran dan buah , minum air putih yang cukup, cara memasak
daging dan sayur yang benar, mencuci tangan menggunakan sabut di air yang
mengalir dll (Depkes, 2011).
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastrenteritis menurut Mansjoer (2000) dalam pahlefi (2014) :
1. Diara membutuhkan pergantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologi tujuan
terapi obat dehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan yang hilang
sampaidiare berhenti jumlah cairan yang harus di beri sama dengan jumlah cairan
yang telah hilang melalui diare / muntah (previous water loss = PWL) ditambah
dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat urine dan pernapasan
(normal water loss = NWL) dan ditambah dengan banyaknya cairan ang hilang
melalui tinja dan muntah yang terus berlangsung (concomitent water loss = CWL)
jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi, BB dan umur.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari
efek buruk pada status gizi
3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin. Obat obatan anti
diare meliputi antimotilitis (misal : kaolin, antapulgit). Anti muntah termasuk
promeazim, klopromazin.

Referensi :
Cakrawardi, dkk. 2011. Pola Penggunaan Antibiotik Pada Gastroenteritis Berdampak
Diare Akut Pasien Anak Rawat Inap Dibalai Layanan Umum Rumah Sakit Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makasar Selama Tahun 2009. Majalah Farmasi Dan
Farmakologi. Vol. 15. No. 2. 69-72.
Dharmika. 2014. ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Pahlevi. 2014. Ketidakseimbangan Nutrisi Dari Kebutuhan Tubuh Pada An. A dengan
Gastroenteritis Akut di Ruang Cempaka RSUD dr. R Goeteg Troenadibrata
Purbalingga.
Sodikin. 2012. keperawatan Anak: Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.
Suriadi dan Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai