Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI BORAKS DALAM MAKANAN

(MAKALAH)

Makalah ini dibuat demi memenuhi tugas mid semester gasal


mata kuliah Ekotoksitologi

OLEH :
PALUPI RIZKI AMALIA PUTRI
(P17433110037)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
2011

KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehandirat Allah SWT, yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan tugas yang diberikan ini dengan penuh kelancaran. Tanpa rahmat dan hidayah-
Nya penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah yang berjudul IDENTIFIKASI
BORAKS DI LINGKUNGAN dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang boraks di dalam
lingkungan, khususnya dampak negatif boraks bagi kesehatan manusia yang akan kami sajikan
berdasarkan tinjauan pustaka yang telah penulis lakukan. Penulis menyelesaikan makalah ini
menemui banyak kesulitan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
tugas makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik
dalam bentuk materi maupun nonmateri. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah ekotoksitologi.
2. Orang tua kami atas ijin, support dan material sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami berharap
adanya kritik dan saran agar laporan ini dapat lebih mendekati sempurna dan bermanfaat bagi
segenap pembaca.
Purwokerto, 21 Oktober 2011
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Pengertian Boraks ............................................................................. 2

B. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan 3

C. Dampak Postif atau Manfaat Boraks dalam Makanan ..................... 4

D. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Boraks.. 5


E. Cara Identifikasi Boraks dalam Makanan......................................... 12

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 13


A. Simpulan ........................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

A. A. Latar Belakang

Dewasa ini boraks banyak sekali digunakan dalam industri makanan, seperti: dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, tahu, bakso, sosis, bahkan dalam pembuatan kecap.
Padahal zat kimia ini merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia sehingga
sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi jika
mengetahui barangtersebut mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua
orang mengetahui cara mendeteksi adanya kandungan boraks dalam bahan makanan dan
bahayanyha bagi kesehatan. Teridentifikasinya boraks pada makanan-makanan tersebut dapat
kita rasakan pula perbedaannya dengan makanan yang tidak menggunakan boraks, namun hal
tersebut tidak mutlak dan hanya sebagai perkiraan saja. Adapun gambar contoh boraks di pasaran
(Lampiran).
Kebanyakan masyarakat mengira bahwa identifikasi boraks dalam makanan yang dapat
dibuktikan kebenarannya, harus dilakukan di laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal,
padahal ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan tanpa harus melalui laboiratorium.
Penulis akan mengulas hal tersebut dalam makalah ini.

B. Tujuan
1. Memahami boraks berdasarkan pengertian dan asal katanya
2. Mengetahui dampak negatif atau bahaya boraks
3. Mengetahui dampak positif atau manfaat boraks
4. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks
5. Mengetahui cara mengidentifikasi boraks dalam makanan
BAB II
ISI
A. Pengertian Boraks

Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks merupakan kristal
lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks mempunyai nama lain
natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam
industri non pangan.
Karakteristik Boraks, antara lain:
- berbentuk kristal putih
- tidak berbau
- larut dalam air
- stabil pada suhu serta tekanan normal
- Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl.
Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi kesadahan
air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida
dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3)
merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat
dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat
juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,
kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan boraks sebagai
komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah telah melarang
penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988.

B. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan

Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur sebagai
bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu Boraks atau
Bleng. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat
buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam
tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan,
namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim metabolisme.
Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:
Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa
hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat
terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5
hari setelah pemaparan.
Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan
pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi
pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.

Dalam jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan
boraks, antara lain:
demam
anuria (tidak terbentuknya urin)
Koma
merangsang sistem saraf pusat
menimbulkan depresi
apatis
sianosis
tekanan darah turun
kerusakan ginjal
pingsan
kematian.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat


buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit.
Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan
testes (buah zakar).

Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram
perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat
menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai
10-20 gram atau lebih.

C. Dampak Positif atau Manfaat Boraks

Telah dibahas sebelumnya bahwa Boraks juga memilki dampak positif. Boraks
bermanfaat tentu saja selain makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan Mentri
Kesehatan yang telah melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks hanya boleh
digunakan pada selain makanan dan selain yang berhubungan dengan makanan (gelas, piring,
sendok, dlkl). Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan material, pembuatan bahan
bangunan, antiseptik, pembasmi serangga dll. Contoh pemanfaatan boraks pada selain makanan:
- Salah satu bahan untuk membuat keramik
- Campuran membuat kertas
- Pembasmi kecoa
- Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
- dll.
Namun, ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :
- Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
- Mengawetkan makanan
- Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
- dll

D. Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan Menurut

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya yang paling
mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu dengan
pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing dengan laboratorium,
maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode kunyit.

1. Identifikasi dengan pengamatan fisik

Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan
boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang, serta dapat
dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa diantara makanan yang
dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam makanan menurut bentuk fisiknya :
- Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan
tidak cepat putus.
- Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti
penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks.
Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang
mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke
bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari.
Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan
merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul
seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus
menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan
boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat,
natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.v

- Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam,
seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
- Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa
getir.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam
bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen
sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat
(boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama!
YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK
Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat
buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif.

Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap
dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram
perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat
menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai
10-20 gram atau lebih.

2. Identifikasi dengan pemeriksaan laboratorium

Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :


1. Metode Nyala Api
Alat :
- Cawan petri
- Pinset - Korek Api
- Furnace - Pipet Ukur
- Mortar dan Penggerus - Kompor
Bahan :
- H2SO4 10ml
- Metanol 2ml
- Air Kapur Jenuh
- Kertas Lakmus
Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan.
- Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample sebanyak 3 gram
sample.
- Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur jenuh hingga
suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
- Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
- tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi asam (lakmus
biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan. Jika nyala api berwarna
hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks

2. Metode Kertas Curcuma


Alat :
- Waterbath - Mortar dan penggerus
- Kompor - Pipet ukur
- Pemijar (Movel Furnace) - Rak Tabung Reaksi
- Cawan Porselin - Tabung Reaksi
- Corong - Sendok
- Pengaduk kaca - Timbangan

Bahan :
- Kertas Saring
- Kertas Curcuma
- Amonia
- Sample makanan
- Air kapur jenuh
- Kertas lakmus
- HCl 10%

Cara Kerja :
1. Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan dulu)
masukkan kedalam cawan porselin.
2. Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
3. Isatkan dalam waterbath.
4. Panaskan di atas kompor.
5. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
6. Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai menjadi asam,
saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air hasil saringan, jika kertas
curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan amoniak menjadi hijau biru tua maka
dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
3. Identifikasi dengan metode kunyit

Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui mengandung
zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara mendeteksi adanya
kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan masyarakat mengira bahwa mendeteksi
boraks harus di laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal. Hal ini membuat masyarakat
malas menguji dan langsung mengonsumsi barang yang dibeli. Padahal jika dapat mengetahui
cara yang benar dan mudah untuk mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan
untuk melakukan sendiri.
Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks adalah
kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep makanan.
Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat.
I. Alat dan bahan
- kunyit,
- kertas saring,
- serta sedikit boraks sebagai kontrol positif

II. Cara Kerja


- Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
- Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
- kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit berwarna kuning.
- Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan.
- Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
- Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu sendok
teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks,
- teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
- Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan dipergunakan
sebagai kontrol positif.
- Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
- Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik
- Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.
- Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka bahan makanan
tersebut mengandung boraks.
- Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak mengandung boraks.

Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat
dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh
berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit
merupakan detektor alami untuk boraks yang tepat. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan
makanan yang sering kita konsumsi. Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas
tubuh kita.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasrkan tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa boraks berasal
dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang mengandung unsur-unsur boron,
berwarna dan larut dalam air, sedangkan sifatnya adalah kumulatif yang memberi dampak
negative secara kronis, dan dalam dosisi tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, mencret,
kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal nonpangan, boraks memiliki beberapa manfaat,
antaralain :
- Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
- Mengawetkan makanan
- Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
- dll
Adapun manfaat bagi industry non pangan :
- Campuran membuat kertas
- Pembasmi kecoa
- Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
- dll.

Beberapa dampak negative pada makanan, ada beberapa cara yang dapat digunakan
antara lain, metode kertas curcuma, metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya Boraks
dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988.
B. Saran
Sebaiknya boraks tidak digunakan dalam makanan, karena dampak negatifnya kronis
dalam tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm
Yustina et al. 2009. Pengaruh bleng, air merang, dan STPP terhadap sifat organoleptik kerupuk
puli rambak. BPTP Jawa Timur
Saparinto, Cahyo dan Diana Hidayati. 2011.Bahan Tambahan Pangan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai