A. PP No 50 Tahun 2012
Pasal 5
Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku bagi perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang;
atau
Pasal 3 (1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.
(2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana di maksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh
pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
Pasal 7
(1) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
(2) Keputusan penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dimintakan
perpanjangan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk.
(3) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diajukan menurut
prosedur dalam pasal 4 ayat (1) dengan melampirkan:
b. Salinan keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja yang lama;
c. Surat pernyataan dari pengurus atau pimpinan instansi mengenai prestasi ahli
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersangkutan;
(4) Dalam keputusan penunjukan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
Tim Penilai dapat melakukan pengujian kembali tentang kemampuan pengetahuan
teknis keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 4
3. Jelaskan pengetahuan akademik bagi lisensi teknis K3 pestisida ? dan jelaskan dasar
hukumnya
Tenaga Kerja adalah yang dipekerjakan mengelola pestisida harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
4. Jelaskan pembagian bidang ahli di bidang Hygiene, industri dan kesehatan kerja. Jelaskan
dasar hukumnya.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan tenaga paramedis ialah tenaga paramedis yang ditunjuk atau
ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan atas petunjuk dan bimbingan
dokter perusahaan
5. Jelaskan ketentuan pembuatan pemasangan dan atau perubahan instalasi penyalur petir?
Jelaskan dasar hukumnya yang mengatur tersebut di atas
Pasal 2
(1) Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan atau standard yang diakui;
(2) Instalasi penyalur petir secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
b. ketahanan mekanis;
(4) Bagian-bagian instalasi penyalur petir harus memiliki tanda hasil pengujian dan atau sertifikat
yang diakui.
Pasal 6
(1) Pemasangan instalasi penyalur petir harus dilakukan oleh Instalasi yang telah
mendapat pengesahan dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya;
(2) Tata cara untuk mendapat pengesahan sebagaimana dimaksud ayat (1), diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri.
6. Jelaskan ketentuan pembuatan pemasangan pemakaian dan atau perubahan lift. Jelaskan
dasar hukumnya
BAB III
PEMBUATAN, PEMASANGAN, PERBAIKAN, PERAWATAN
DAN PERUBAHAN LIFT
Pasal 24
(1) Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana
yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Gambar perencanaan pembuatan lift sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
meliputi antara lain :
b. perhitungan kostruksi;
(3) Pembuatan lift sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat-
syarat teknis yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
berlaku atau Standar Internasional yang diakui.
(4) Gambar rencana pemasangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) antara
lain harus meliputi :
d. Diagram pengendali;
e. Rem pengaman;
f. Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya;
h. Konstruksi kereta;
(5) Menteri atau pejabat yang ditunjuk berwenang mengadakan perubahan teknis
atas gambar rencana yang diajukan.
Pasal 25
(1) pengurus yang menbuat, memasang,, memakai, meminta perubahan teknis dan atau
administrasi lift terlebih dahulu harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
Pasal 27
(1) teknisi yang mengerjakan pemasangan, perbaikan dan atau perawatan lift
harus memperoleh surat ijin operasi dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) surat ijin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5
(lima)
(3) surat ijin operasi diberikan setelah lulus dari bimbingan teknis yang
diselenggarakan perusahaan jasa Pembina keselamatan dan kesehatan kerja
atau Departemen Tenaga Kerja.
(4) Pelaksanaan bimbingan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur oleh
Direktur.
Pasal 28
Pengurus harus merawat lift secara teratur sesuai dengan pedoman dan
standar teknis perawatan secara teratur.
Pasal 29
Pasal 5 Pasal 8
Pasal 6
(1) Operator peralatan angkat meliputi operator dongkrak mekanik (lier), takal, alat
angkat listrikllift baranglpassenger hoist, pesawat hidrolik, pesawat pneumatik,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara, keran gantry,
keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, keran
sumbu putar, dan mesin pancang.
Operator pita transport meliputi operator eskalator, ban berjalan, dan rantai berjalan.
Pasal 10
Pasal.16
Operator alat angkutan jalan rei meliputi operator lokomotif dan lori.
7
Pasal 17
Operator alat angkutan jalan rel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun di bidangnya;
Operator Forklift
Pasal 14
(1) Operator forklift dan/atau lift truk kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a
harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLT Alsederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
(2) Operator forklift dan/atau lift truk kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf
b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SL TP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangny,i 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
8
Permenaker No 9 Tahun 2010
Pasal 12
Operator forklift dan /atau Iifttruk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. operator kelas I;
dan
b. operator kelas
II.Pasal 13
9
1. Sebutkan tugas kewajiban dan kewenangan ahli K3 beserta landasan
hukumnya
SESUAI DENGAN PERMENAKER NO. PER-02/MEN/1992 PASAL 9
Sesuai Kepmenaker No. 186/Men/1999,Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada pengurus/
pengusaha untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, melalui :
a) Pengendalian setiap bentuk energi
b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d) Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
1
0
f) Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
Pasal 5
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehata Kerja dapat :
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan
dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama sama
menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan kerja
Pasal 5
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan dijalankan
oleh seorang dokter yang disetuji oleh direktur
Pasal 3
(1) Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
(2) Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja, hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja.
(3) Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ayat (2) pasal ini meliputi usaha-usaha
pencegahan terhadap: kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan
pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.
Potensi Bahaya Besar (Jumlah Bahan Kimia ada yang sudah melebihi
NAK Chlroine dan Solar)
1
Kewajiban : 2
1. Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
2. Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
3. Sistem Kerja Shift min. 5 orang
4. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
5. Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar
6. Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan
modifikasi instalasi)
7. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia min. 6 bulan
sekali
8. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 2 tahun sekali
9. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1 tahun
sekali
1
3
PT Katiga Selamat bergerak di bidang manufacturing, mempunyai karyawan teta
terdiri dari 59 orang laki-laki dan 42 orang wanita. Di perusahaan tersebut
menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku, diantaranya Sodium Picramate
dengan kuantitas 110 ton per hari, belum ada P2K3 dab Ahli K3. Perusahaan
memakai listrik untuk penerangan dan mengoperasikan mesin2 produksi dengan
kapasitas 5 MW, menggunakan pesawat angkat angkut berupa 2 (dua) buah
forklift dengan kapasitas 10 ton dan 1 (satu) buah overhead crane dengan
kapasitas 20 ton, menggunakan 2 (dua) buah boiler yang terletak dalam satu
ruangan dengan kapasitas masing-masing 15 ton/jam. Perusahaan juga sedang
merenovasi gudang dengan menggunakan scaffolding setinggi 7,2 meter dengan
mempekejakan 35 orang pekerja bangunan dengan lama waktu pekerjaan 5
bulan.
Sebagai calon Ahli K3 Umum , bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-
syarat K3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
perusahaan tersebut terkait :
Diket:
3. Dalam hal penanggulangan kebakaran ditempat kerja sesuai KEPMENAKER No. 186 Tahun
1999 pasal 2 dan 3; Ahli K3 wajib membantu pengurus dalam hal:
a. Tersedianya sarana deteksi,alarm,pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta
pengendalian penyebaran asap
b. Menyiapkan buku penanggulangan keadaan darurat
c. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja
d. Melakukan pelatihan tanggap darurat
e. Mengevaluasi setiap pelatihan yang dilakukan untuk perbaikan kedepan
Sesuai pasal 8 ayat (1-3) UU no.1 tahun 1970, perusahaan wajib memeriksakan
kesehatan badan secara berkala pada dokter yg telah mempunyai sertifikat hiperkes
(higiene perusahaan kesehatan).
6. Dalam hal pemakaian Pesawat Uap, sesuai dengan UU uap 1930,wajib membantu agar
pesawat uap tersebut memiliki Akte Ijin dari Dinas setempat yang membidangi
Ketenagakerjaan dan membantu supaya para operatornya memiliki lisensi/SIO,minimal 2
orang operator kelas II dan 2 orang operator kelas I tiap shift. Membantu untuk
menjadwalkan pemeriksaan/pengujian secara berkala.
Karena jumlah tenaga kerjanya >100 orang dan mempunyai potensi bahaya yang tinggi,
maka perusahaan tersebut wajib menerapakan SMK3, sebagai diatur dalam UU No. 13 tahun
2003, PP.No. 50 tahun 2012.
1
6
1
7