Anda di halaman 1dari 14

PERHITUNGAN DOSIS OBAT

A.PENGERTIAN DOSIS OBAT


Dengan dosis obat dimaksud jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan

berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit

Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu

sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim

atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis

terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan

sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis

letal.

Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading

dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis

permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang

dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian

oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan

diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.

B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor-faktor penderita

seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu

dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor tersebut di bawah ini didapati sekaligus.

1.Faktor Obat:
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.

b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.

c. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.

2.Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:

a. Oral : dimakan atau diminum

b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb

c. Rektal, vaginal, uretral

d. Lokal, topikal

e. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dsb

3.Faktor Penderita:

a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik

b. Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar

c. Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormon

d. Ras : slow & fast acetylators

e. Toleransi

f. Obesitas : untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan

h. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit

hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat

C.KESALAHAN DOSIS/OVERDOSIS

1.Akibat kelebihan dosis:

a.pernapasan akan tertekan/sesak nafas

b.mual-mual/muntah
c.berkurangnya tingkat kesadaran

d.pusing

2.Penanganan kelebihan dosis sesuai dengan gejala misalnya sesak nafas dengan cara

penambahan oksigen.

D.Menghitung Dosis Maksimum

Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila

dikelompokkan bisa dibagi :

1.Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau

pengobatan untuk penyembuhan penyakit.

2.Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat

maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti

Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang

dewasa.

3.Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila

dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)

4.Dosis medicinalis yaitu dosis terapeutik = dosis lazim

5.Dosis permulaan yaitu initial dose

6.Dosis pemeliharaan yaitu maintenance dose

7.Dosis toxica = dosis sampai terjadi keracunan


8.Dosis Khusus

Dosis penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak dan persentase BB tanpa lemak

(BBTL)

BBTL = BB x (100 - % lemak)

9.Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)

Dosis diturunkan ( 75 % DD)

Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM)

10.Dosis penderita ginjal:

Ekskresi obat terganggu obat lebih lama di peredarah darah

Dosis dan interval obat harus diatur

11.Dosis dopamine

Salah satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik <70mmHg disertai dengan

tanda-tanda syok.

Rumus dopamine yaitu: Dosis X BB(kg) X 60/4000

Contoh:Pasien dengan tekanan darah 80/50mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamine dimulai dari

5mikrogram/kgBB/menit

Kita gunakan rumus praktik saja=5X50X60/4000=15000/4000=3.75 cc/jam

1.Cara Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep:

a. DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM,

tanyakan umurnya.

b. Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).
c. Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III, Ekstra

Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).

d. Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum :

jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%.

Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.

e. Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.

f. Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :

1). Rumus Young

Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :

(n/n + 12) x DM (dewasa) n = umur dalam tahun

2). Rumus Dilling

Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :

(n/20) x DvgM n = umur dalam tahun

Contoh:R/ Ekstrak Belladonce 0.12

Antipyrin 1,5

Lactosa q.s

m.f.pulv.No. XII

s.t.d.d.p.l.

Pro Ani (15)

Dengan DM:20mg/80mg

DM:1/4
Penyelesaian:

a.DM untuk umur 15 th:

Extr. Bellad 1 x p =15/20 x 20mg =15mg

1 hari=15/20 x 80mg=60mg

Antipyrin 1 x p =15/20 x 1 =0,75g=750mg

1 hari=15/20 x 4=3g=3.000mg

b.setiap bungkus mengandung : Extr. Bellad =0,12/12=0,01=10mg

Antipyrin = 1,5/12 =0,125 =125mg

c.pemakaian menurut resep :

Extr. Bellad : 1 x p =10mg<DM

1 hari = 3 x 10mg =30mg<DM

Antipyrin :1xp =125mg<DM

1 hari = 3 x 125mg=375mg<DM

3). Rumus Fried

Untuk umur <1tahun

(n/150) x DM n = umur bayi dalam bulan

4). Bila dalam berat badan

a. Rumus Clark

(Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)

b.Rumus Augeberger: { (1 BB+10) / 100 } x DM

Keterangan: BB = BB anak dalam Kg


Ilmu Farmasi : Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan
efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi
dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang
digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan)
sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum),
sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada
pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun
over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. :)
Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk
anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus, sperti dibawah ini:
BACA juga artikel : Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
Cara menghitung dosis untuk anak-anak :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus dilling (untuk anak Besar-sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan

2. Berdasarkan berat badan


Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai dengan kondisi
pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan
hitung dosis melalui berat badan
d. Rumus Thermich

n : berat badan dalam kilogram

3. Rumus untuk menentukan persentase DM obat

Persentase DM sekali :
Persentase DM sehari :

PERHATIAN !!!
Untuk lebih memahami silahkan kunjungi CONTOH SOAL dengan mengklik link artikel
dibawah ini :

Contoh Soal perhitungan dosis maksimum I serta persentase DM


Contoh Soal perhitungan dosis maksimum II serta persentase DM
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat
tradisional.
Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita lakukan jika kita sedang
sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang tidak beres dengan tubuh kita pasti
kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat untuk mengobati sakit yang kita derita.
Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalam tubuh kita itu? Oleh
karenanya paling tidak, kita harus tahu dulu bagaimana sebenarnya perjalanan panjang obat di
dalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek yaitu mengurangi rasa cemas, menghilangkan
rasa sakit, menyembuhkan penyakit dan membuat rasa nyaman, atau bahkan membuat fly alias
terbang ke angkasa. Selain manfaatnya, tentu kita juga harus tahu akibat buruknya jika
mengkonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.
Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu bekerja, dosis yang
harus kita konsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut, dan keadaan dari obat itu sendiri apakah
masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan. Sehingga kita akan terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan sepertihalnya over dosis, atau malah menimbulkan kekebalan
bagi penyakit yang kita derita atau bahkan dapat menimbulkan kematian bila salah dalam
mengkonsumsi obat.

BAB I
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram,
milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional).
Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang
memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik
terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading dose)
yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis
permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian
oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.

i
B. MACAM-MACAM DOSIS OBAT
1. Dosis Terapi
Dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan orang sakit
2. Dosis Maksimum
Batas dosis yang relatif masih aman diberikan pada penderita
Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari
membahayakan
3. DOSIS TOKSIK
Dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya keracunan obat
4. Dosis Lethalis (Lethal Dose),
Yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai
dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
5. INITIAL DOSE
Merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan tujuan agar
konsentrasi / kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal
6. LOADING DOSE
Dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam
cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis
7. MAINTENANCE DOSE
Dosis obat yang diperlukan untuk memelihara-mempertahankan efek klinik atau
konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.Diberikan dalam tiap obat untuk
menggantikan jumlah obat yang dieliminasi dari dosis yang terdahulu. Penghitungan dosis
pemeliharaan yang tepat dapat mempertahankan suatu keadaan stabil di dalam tubuh

C. CARA PERHITUNGAN DOSIS OBAT


Dosis maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60 tahun) untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian dosis harus lebih
kecil dari dosis maksimum..

Menurut buku Obat-Obat penting .


- 65- 74 tahun, dosis biasa - 10%
- 75-84 tahun, dosis biasa - 20%
- Diatas 85 tahun, dosis biasa 30%
Menurut buku ilmu resep
- 60 -70 tahun 4/5 dosis dewasa
- 70- 80 tahun 3/4 dosis dewasa
- 80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas dosis dewasa.

Perhitungan dosis anak berdasarkan usia


1. Rumus Young: n dosis dewasa
n+12
(n dalam tahun untuk anak usia di bawah 8 tahun).

2. Rumus Dilling: ndosis dewasa


20
(n dalam tahun anak di atas 8 tahun)
3. Rumus Fried : ndosis dewasa
150
(n dalam bulan)
4. Rumus Cowling: ndosis dewasa
24
(n adalah satuan tahun yang digenapkan ke atas)

5. Rumus Gaubius:
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa
0-1 tahun =1/12x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = x dosis dewasa
3

14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa


21-60 tahun = dosis dewasa

Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan


1. Rumus Clark (amerika)
Bobot badan anak (pon) x dosis dewasa
150
2. Rumus Themich Fier (Jerman)
Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
70
3. Rumus black (Belanda)
Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
62

Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh


1. UI Jakarta
Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa.
1,75
2. Rumus Catzel
Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa
Luas permukaan tubuh dewasa

Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)


- Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya pada
reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui
jumlah dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
- Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.

Contoh obat yang memiliki efek yang sama


- Atropin sulfat dengan ekstrak belladonae
- Pulvis opii dengan pulvis overi
- Kofein dan aminofilin
- Arsen trioxida dan Natrii arsenas

Menentukan keamanan dosis yangTUJUAN PERHITUNGAN DOSIS Menentukan apakah dosis yang
diberikan sudah tepat diberikan Menghitung jumlah obat yang harus diadministrasikan kepada pasien
Buku F.I III daftar dosis maksimum halaman 959-994.
http://khahyun.wordpress.com/2010/11/29/sediaan-oral/
Diktat Mata kuliah Farmasetik dasar. Penulis Dra.Gloria Martini,M.Si.,Apt.
http://slideplayer.info/slide/3954331/

DAFTAR PUSTAKA
1.Sumber:file://localhost/E:/DOSIS/Joey'%20B%20Menghitung%20Dosis%20Maksimum.mht

2.Sumber:file://localhost/E:/ti2k's%20blog_%20DOSIS%20OBAT.mht

3.Sumber:file://localhost/E:/dosisdr.%20Suparyanto,%20M.Kes_%20LABEL%20DAN

%20DOSIS%20OBAT.mht.

4. Craven, RF., Hirnle, CJ. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health and Function, 3rd

Ed., New York : Lippincott Pub.


5. Fulmer, T., Foreman, M., Zwicker, D. (2003). Medication in Older Adults, 1st Ed., Spiringer

Pub. Comp.

Anda mungkin juga menyukai