Anda di halaman 1dari 15

VALUASI EKONOMI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Manajemen Sumber Daya Alam

Oleh,

Riswan Rihardi 1602010128

Euis Marleni 1602010159

Didan Muhamad Faizal 1602010145

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PERJUANGAN

TASIKMALAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan

karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul Valuasi

Ekonomi: Dampak Pencemaran Lingkungan. Shalawat dan salam semoga

selamanya tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Makalah dengan judul Valuasi Ekonomi: Dampak Pencemaran

Lingkungan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia. Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang berdasarkan hasil

pemikiran dan hasil penelitian lapangan. Penulis menyadari bahwa makalah ini

tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Suci Putri Lestari, M.M. selaku dosen mata kuiah Manajemen Sumber

Daya Alam,

2. rekan-rekan satu perjuangan yang selalu memberikan motivasi dan dorongan

dalam proses penulisan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan harapan agar mahasiswa mengetahui

mengenai valuasi dampak pencemaran lingkungan,. Penyusun menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Akhir kata, penyusun sampaikan terimakasih

Tasikmalaya, 18 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENERIMAAN .......................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................

C. Tujuan Makalah ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

A. Pengertian Pencemaran Lingkungan ..........................................

B. Dampak Pencemaran Lingkungan terhadap Ekosistem air, darat

dan udara ..................................................................................

C. Pengendalian Pencemaran Lingkungan ......................................

D. Valuasi Ekonomi ........................................................................

E. Hubungan Valuasi Ekonomi dengan Pencemaran Lingkungan..

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ........................................................

A. Simpulan ....................................................................................

B. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam telah memberikan kontribusi besar

bagi perekonomian masyarakat, daerah maupun negara. Akan tetapi di sisi lain

kegiatan industri juga berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan akibat

pembuangan limbah dari hasil aktifitasnya.

Pencemaran lingkungan akan menimbulkan penurunan kualitas dan

produktivitas lingkungan dan ekosistem yang ada di darat maupun perairan. Jika

terus terjadi akumulasi pencemaran maka secara langsung maupun tidak langsung

akan mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal dan atau beraktifitas di

suatau kawasan tersebut. Sehingga cepat atau lambat akan mengancam

keberlanjutan aktifitas perekonomian di kawasan tersebut.

Besarnya dampak yang diakibatkan oleh pencemaran tersebut menuntut

kesadaran semua pihak (pengusaha, pemerintah dan masyarakat) untuk

mengendalikan pencemaran dan merehabilitasi kerusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh pencemaran. Sebagai langkah awal adalah mengidentifikasi

kondisi dan dampak pencemaran. Salah satunya adalah dampak pencemaran

terhadap perekonomian masyarakat. Selanjutnya adalah mengidentifikasi respons

dan persepsi masyarakat sebagai penderita dalam merehabilitasi kerusakan

lingkungan yang tercemar di sekitar.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?

2. Apa saja dampak pencemaran lingkungan terhadap ekosistem air, darat dan

udara?

3. Bagaimana cara pengendalian terhadap pencemaran lingkungan?

4. Apa yang dimaksud dengan valuasi ekonomi terhadap dampak pencemaran

lingkungan?

5. Bagaimana Hubungan antara valuasi ekonomi dengan dampak pencemaran

lingkungan?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan

untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian Pencemaran Lingkungan,

2. dampak pencemaran lingkungan terhadap ekosistem air, darat dan udara,

3. pengendalian terhadap pencemaran lingkungan,

4. valuasi ekonomi,

5. hubungan valuasi ekonomi dengan dampak pencemaran lingkungan.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan hidup didefinisikan sebagai peristiwa masuknya


mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Berdasarkan sumber daya sektor lingkungan, pencemaran
lingkungan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pencemaran air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya ke dalam air
sehigga menyebabkan kualitas air terganggu. Pencemaran udara adalah peristiwa
masuknya zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan udara dan
mengakibatkan kualitas udara menurun. Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.
yang diakibatkan oleh pemakaian pestisida yang berlebihan, buangan zat-zat
kimia limbah industri atau penambangan. Pencemaran suara adalah keadaan di
mana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu
kenyamanan lingkungan manusia.

B. Dampak Pencemaran Lingkungan terhadap Ekosistem air, darat dan


udara
Pencemaran lingkungan baik itu yang disebabkan oleh pencemaran air,
tanah, maupun udara dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Seperti
terganggunya keseimbangan lingkungan, berbagai zat pencemar dapat
menyebabkan punahnya berbagai spesies. Hal ini berakibat terjadinya perubahan
pola interaksi di dalam ekosistem, penggunaan insektisida yang tidak tepat dan
terus-menerus dapat memunculkan serangga yang resisten (kebal) terhadap
insektisida tersebut. Kesuburan tanah berkurang, penggunaan pupuk buatan dan
pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian jika tidak tepat akan menurunkan
produktivitas tanah dan mempengaruhi penyerapan unsur hara oleh tumbuhan.
Gangguan kesehatan, pencemaran biologi dapat mengakibatkan tersebarnya bibit
penyakit tertentu. Pencemaran udara dapat mengakibatkan penyakit pernapasan
dan sebagainya. Rusaknya lapisan ozon, penggunaan CFCs sebagai gas pendingin
menyebabkan gas tersebut menjadi polutan di udara karena tidak dapat diuraikan.
Gas ini masuk kedalam atmosfer dan akan merusak lapisan ozon. Lapisan ozon
berfungsi sebagai penyaring radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
matahari.

Berkaitan dengan pengaruh bahan pencemar lingkungan, Williams (1979)


mengelompokkan bahan pencemar menjadi tiga tipe, yaitu bahan patogenik,
estetik dan ekomorpik. Bahan pencemar yang bersifat pathogen (pathogenic
pollutants) adalah bahan pencemar yang dapat menyebabkan penyakit pada
menusia, misalnya pencemaran logam berat. Bahan pencemar yang berkaitan
dengan nilai keestetikan (aesthetic pollutants), yaitu bahan pencemar yang
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan yang tidak nyaman untuk indera
mata, telinga atau hidung, misalnya tumpukan sampah atau limbah organik.
Sedangkan bahan pencemar yang ekomorfik (ecomorphic pollutants) adalah
bahan pencemar yang menghasilkan perubahan sifat-sifat fisik lingkungan,
misalnya limbah air panas, minyak.

C. Pengendalian Pencemaran Lingkungan


Pencemaran air dapat dicegah dengan beberapa cara antara lain: tidak
membuang sampah di sungai / tempat aliran air atau di tempat aliran air, tidak
membung hasil limbah pabrik di sungai atau di tempat aliran air. Pencemaran
udara dengan mencegah penebangan hutan secara liar dan melakukan
penghijauan/reboisasi. Pencemaran tanah dapat dicegah dengan mengurangi
penggunaan pestisida bagi para petani. Pencemaran suara dapat dicegah salah
saatunya dengan memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Sedangkan dalam Teori Ekonomi Sumberdaya Alam, ada empat solusi yang
bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran atau eksternalitas negatif tersebut.
Pertama, dengan menginternalisasi biaya eksternalitas tersebut ke dalam biaya
produksi perusahaan. Hal ini akan menyebabkan biaya produksi dari perusahaan
menjadi lebih tinggi, dan harga jual produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
Sehingga hasil penjualan dari produk tersebut dapat dikompensasikan untuk
mengurangi dampak eksternalitas dari perusahaan tersebut. Kedua, adalah dengan
Coasian bargaining. Cara ini menurut Coase, antara masyarakat sekitar dengan
pemilik perusahaan harus melakukan perundingan antara kedua belah pihak.
Masyarakat meminta secara langsung kompensasi atas derita yang diterima akibat
akifitas yang dilakukan perusahaan. Dan perusahaan harus membayar sebesar
kerugian yang diterima oleh masyarakat tersebut. Solusi ini dianggap paling
efisien karena masyarakat bisa meminta sesuai dengan yang dideritanya tanpa
melalui perantara pihak ketiga (pemerintah). Ketiga yaitu melalui Govenrment
Intervention dan Command and Control (CAC). Cara ini yang umumnya terjadi di
Indonesia. Pemerintah yang selalu mengatasnamakan masyarakat untuk
memperjuangkan nasib masyarakat sekitar. Cara ini dianggap tidak efisien karena
memerlukan birokrasi yang panjang, yang tentu saja berpengaruh terhadap biaya
yang besar. Biaya ini selain dibebankan kepada negara, juga berpeluang
menggunakan uang hasil negosiasi. Keempat yaitu yang disebut dengan
Pigovian Tax. Cara ini menurut Pigou, pajak yang seharusnya dibayarkan kepada
pemerintah, harus diserahkan kepada masyarakat sekitarnya yang terkena dampak
eksternalitas tersebut.

D. Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi merupakan suatu satu cara yang digunakan untuk


memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumber
daya alam dan lingkungan terlepas baik dari nilai pasar (market value) atau non
pasar (non market value ). Tujuan dari studi valuasi adalah untuk menentukan
besarnya Total Economic Value (TEV) pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan.
Menurut Barbier et. al. (1997), ada 3 jenis pendekatan penilaian sebuah
ekosistem alam yaitu (1) impact analysis, (2) partial analysis dan (3) total
valuation. Pendekatan impact analysis dilakukan apabila nilai ekonomi ekosistem
dilihat dari dampak yang mungkin timbul sebagai akibat dari akifitas tertentu,
misalnya akibat reklamasi pantai terhadap ekosistem pesisir. Sedangkan partial
analysis dilakukan dengan menetapkan dua atau lebih alternatif pilihan
pemanfaatan ekosistem. Sementara itu, total valuation dilakukan untuk menduga
total kontribusi ekonomi dari sebuah ekosistem tertentu kepada masyarakat. Nilai
ekonomi (economic value) dari suatu barang atau jasa diukur dengan
menjumlahkan kehendak untuk membayar (CVM, Willingness To Pay,/WTP) dari
banyak individu terhadap barang atau jasa yang dimaksud.
Hasil dari valuasi dinyatakan dalam nilai uang (money terms) sebagai cara
dalam mencari preference revelation, misalnya dengan menanyakan "apakah
masyarakat berkehendak untuk membayar?". Lebih lanjut dinyatakan bahwa
penggunaan nilai uang memungkinkan membandingkan antara "nilai lingkungan
hidup (environmental values)" dan "nilai pembangunan (development values)".
Salah satu cara untuk melakukan valuasi ekonomi adalah dengan
menghitung Nilai Ekonomi Total (NET). Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai
ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna maupun
nilai fungsional yang harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan
pengelolaannya sehingga alokasi dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan
secara benar dan mengenai sasaran. NET atau Total Economic Value (TEV) dapat
ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut (CSERGE,
1994 dalam Irmadi, 2004):

TEV = UV + NUV = (DUV + IUV + OV) + (EV + BV)

Dimana:
TEV = Total Economic Value (Nilai Ekonomi Total)
UV = Use Values (Nilai Manfaat)
NUV = Non-Use Value (Nilai Bukan Manfaat)
DUV = Direct Use Value (Nilai Kegunaan Langsung)
IUV = Indirect Use Value (Nilai Kegunaan Tidak Langsung)
OV = Option Value (Nilai Pilihan)
EV = Exsistence Value (Nilai Keberadaan)
BV = Bequest Value (Nilai Warisan)
E. Hubungan Valuasi Ekonomi dengan Dampak Pencemaran Lingkungan
Keberadaan dan peningkatan aktivitas industri pengolahan akan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian daerah. Karena
aktivitas industri akan meningkatkan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan
masyarakat, tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi sekala kecil sebagai
pendukung industri, dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta
meningkatnya pembangunan imfrastruktur wilayah (kesehatan, pendidikan,
transportasi dan lain-lain).
Akan tetapi jika pengelolaan industri kurang memperhatikan lingkungan
terutama dalam pengelolaan limbah hasil aktivitas maka aktifitas tersebut akan
memberikan dampak negatif yang bersifat multieffect juga terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitarnya. Pengolahan limbah yang tidak memperhatikan
lingkungan akan menyebabkan pencemaran air, udara, tanah maupun suara.
Pencemaran tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem air, udara, tanah
maupun suara.
Untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari aktivitas
industri suatu kawasan, maka diperlukan suatu penilaian secara ekonomi melalui
metode valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi ini diperlukan untuk mengetahui
dampak dari pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu kawasan terutama
dampak pencemaran terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat. Valuasi ini
dilakukan sebagai upaya untuk penegakan keadilan terhadap masyarakat yang
notabene tergolong masyarakat miskin. Selain itu, respons (keinginan
berpartisipasi) masyarakat dalam upaya perbaikan kondisi lingkungan.
Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam valuasi ekonomi
sumberdaya alam adalah metode kontingan (Contingant Valuation Method
:CVM) merupakan pendekatan secara langsung, yang pada dasarnya menanyakan
kepada masyarakat berapa besarnya maksimum Willingness To Pay (WTP) untuk
manfaat tambahan dan atau berapa besarnya maksimum Willingness To Accept
(WTA) sebagai konpensasi dari kerusakan barang lingkungan. CVM memiliki
kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM seseorang
mungkin dapat mengukur utilitasnya dari penggunaan keberadaan barang
lingkungan, bahkan jika mereka sendiri tidak menggunakannya secara langsung
(Fauzi, A., 2004).
Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi
individu, kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah bahan mentah
dalam penilaian ekonomi (Pearce dan Moran, 1994). Pearce dan Moran (1994)
menyatakan kesediaan membayar dari rumah tangga ke i untuk perubahan dari
kondisi lingkungan awal (Q0) menjadi kondisi lingkungan yang lebih baik (Q1)
dapat disajikan dalam fungsi berikut:
WTP i = f (Q1 Q0 , P own,i, P sub,i, S i)

Dimana:
WPTi = Kesediaan membayar dari individu ke i
Pown = Harga dari penggunaan sumberdaya lingkungan
P sub,i, = Harga substitusi untuk penggunaan sumberdaya lingkungan
Si, = Karateristik sosial ekonomi individu

Diagram hubungan Valuasi ekonomi dengan dampak pencemaran


lingkungan:

Aktivitas Industri

Kesejahteraan Kualitas
Masyarakat Lingkungan

Partisipasi
Masyarakat

Ada/tidaknya WTP Besarnya Nilai WTP


BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pencemaran lingkungan hidup didefinisikan sebagai peristiwa masuknya


mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran dibagi menjadi 4 yaitu pencemaran air, tanah, suara
dan udara. Sedangkan Valuasi ekonomi merupakan suatu satu cara yang
digunakan untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan terlepas baik dari nilai pasar (market
value) atau non pasar (non market value ). Adapun kaitannya antara valuasi
ekonomi dengan dampak pencemaran lingkungan adalah bagaiman cara
masyarakat pemerintah ataupun perusahaan untuk membayar perbaikan
lingkungan akibat dampak pencemaran lingkungan dengan menggunakan
beberapa pendekatan penilaian ekosistem alam seperti (1) impact analysis, (2)
partial analysis dan (3) total valuation. Adapun cara untuk menghitung valuasi
ekonomi yaitu dengan menghitung Nilai Ekonomi Total (NET). Sedangkan
keinginan masyarakat untuk membayar terhadap pencemaran lingkungan di sebut
dengan WTP (Willingness To Pay), dan cara penghitungannya

B. Saran
Dalam makalah ini, penyusun berharap agar pembaca lebih khususnya kami

selaku penyusun makalah mengetahui dan bisa mempraktikkan bagaimana cara

melalukan pengendalian terhadap dampka pencemaran lingkungan.


LAMPIRAN

Artikel: Perairan Indonesia Rentan Terdampak

JAKARTA, KOMPAS Perairan Indonesia rentan terdampak pencemaran


minyak dari kegiatan eksplorasi ataupun pelayaran. Pencemaran dari aktivitas
pelayaran umumnya berasal dari kecelakaan akibat tabrakan kapal serta indikasi
kesengajaan, sebagaimana terjadi di perairan Batam dan Bintan setiap tahun.
Secara nasional, pencemaran limbah minyak ini belum mendapat perhatian
dibandingkan pencemaran akibat pembakaran hutan. Ini karena dampaknya kerap
bersifat lokal meski penyebabnya bisa dari perairan internasional, kata Kepala
Bidang Perlindungan Lingkungan Laut Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman Kus Prisetiahadi di Jakarta, Kamis (9/3). Perairan yang langganan
tercemar minyak ialah Bintan dan Batam, selain Karimun. Hampir setiap tahun
kawasan ini tercemar minyak, yakni di musim angin utara, saat arus laut
mengarah dari perairan Singapura ke Indonesia, ucapnya. Perairan lain yang
kerap tercemar akibat tumpahan minyak adalah Kepulauan Seribu, Indramayu,
dan Cilacap. Pencemaran di Kepulauan Seribu disebabkan eksplorasi minyak
lepas pantai. Sementara di Indramayu dan Cilacap, pencemaran berasal dari
kombinasi eksplorasi minyak dan pelayaran. Pada tahun 2009, nelayan Indonesia
dirugikan akibat pencemaran minyak di Laut Timor. Pencemaran itu disebabkan
sumur minyak Montara yang dikelola perusahaan Australia meledak. Pemerintah
pernah mengajukan ganti rugi 5 juta dollar Amerika Serikat, tetapi hingga kini
prosesnya belum selesai.

Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir Pusat Riset Kelautan


Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo mengungkapkan, ada
indikasi kuat pencemaran minyak di perairan Batam dan Bintan setiap tahun
disebabkan unsur kesengajaan. Kapal-kapal tanker yang masuk ke Singapura
wajib dalam kondisi bersih limbah, terutama minyak, dan mereka cenderung
membuangnya di perairan kita.
Untuk membuktikan praktik itu, menurut Kus, perlu ada operasi tangkap tangan.
Kemenko Kemaritiman sudah mengirim edaran kepada kementerian dan
lembaga terkait, ujarnya. Kerugian ekosistem Peneliti dari Pusat Kajian Sumber
Daya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor, Andan Handani, mengatakan,
pencemaran minyak bisa mengganggu kegiatan ekonomi. Hal itu juga
menimbulkan biaya pemulihan kerusakan ekosistem. Dalam kasus pencemaran
minyak di Batam, sejauh ini yang dihitung baru aspek kerugian ekonomi
disebabkan terganggunya aktivitas nelayan dan usaha pariwisata. Nilai
kerugiannya mencapai miliaran rupiah. Ini belum dihitung dari dampak
kerusakan terumbu karang ataupun mangrove mati akibat pencemaran, kata
Andan. Valuasi ekonomi dari kerusakan ekosistem kerap tak dihitung pada kasus
pencemaran atau perusakan lingkungan. Kalau kita peduli lingkungan pesisir,
valuasi ekonomi di berbagai unsur pendukung ekosistem harus dihitung.
Misalnya, nilai ekonomi jika mangrove dipertahankan atau dibandingkan jika
dihilangkan demi kepentingan pelabuhan, reklamasi, atau bahan penambangan
pasir, ucapnya. (AIK).

Solusi:
DAFTAR PUSTAKA

Repository. (2008) pdf valuasi-ekonomi-dampak pencemaran lingkungan [Online]


tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/9810/2/2008kus.pdf.
[22 September 2017]

Pranowo. (2017) kompas-perairan-indonesia-rentan-terdampak [Online] tersedia:

http://widodopranowo.id/home/kompas-perairan-indonesia-rentan-terdampak/.
[22 September 2017]

Anda mungkin juga menyukai