Oleh:
KELOMPOK 6
Ni Wayan Pertiwi Dharayanti 125020300111044
Anak Agung Paramita Okadevi 125020300111056
Irma Surya Frany 125020307111034
PENGUKURAN LABA
Perubahan Akuntansi
Standar akuntansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi, antara lain:
1) Perubahan prinsip akuntansi
2) Perubahan estimasi akuntansi
3) Perubahan entitas pelapor
4) Koreksi kesalahan
Pelaporan Perubahan Akuntansi.
a. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan prinsip terjadi ketika perusahaan berpindah dari satu prinsip
akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum
lainnya. Prinsip akuntansi mengacu pada standar dan praktik akuntansi yang
digunakan serta metode penerapannya.
b. Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa
depan yang tidak diketahui. Karena itu, estimasi akuntansi dapat berubah.
Persyaratan akuntansi dan pengungkapan yang harus dilakukan ketika terjadi
perubahan estimasi akuntansi adalah sebagai berikut:
- Penerapan prospektif perubahan diterapkan pada periode di mana
perubahan terjadi, dan bila memungkinkan, periode-periode masa depan
pada dan ketika suatu dampak terjadi (tidak ada penyajian kembali secara
retroaktif).
- Pengungkapan pada catatat mengungkapkan dampak perubahan
terhadap laba bersih dan laba sebelum pos luar biasa (termasuk laba per
lembar saham) hanya untuk periode berjalann, bahkan meskipun
perubahan tersebut memengaruhi periode mendatang.
Analisis Perubahan Akuntansi.
Beberapa hal yang hars dipertimbangkan seorang analis ketika menganalisis
perubahan akuntansi, adalah:
1) Perubahan akuntansi bersifat kosmetik dan tidak memiliki konsekuensi arus
kas.
2) Meskipun bersifat kosmetik, perubahan akuntansi terkadang dapat
mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik. Pada prinsipnya
perubahan akuntansi adalah perubahan yang akan mencerminkan realitas
ekonomi yang lebih baik.
3) Seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba dan manipulasi laba.
4) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi terhadap
perbandingan lintas waktu. Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan
(terutama yang lintas waktu) dilakukan dengan seperangkat aturan yang
konsisten.
5) Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak perubahan akuntansi
terhadap laba ekonomi dan laba tetap. Untuk mngestimasi laba tetap, analis
dapat menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode yang abru
dan mengabaikan dampak kumulatif. Sedangkan untuk mengestimasi laba
ekonomi periode berjalan, dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut
diperhitungkan.
Seorang analis harus mengevaluasi keandalan perubahan untuk dapat
mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik.
Pos Khusus
Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau
jarang terjadi, tetapi bukan keduanya. Dilaporkan pada baris yang terpisah sebelum
laba dari usaha yang masih berlangsung. Pos khusus merupakan pos tidak rutin yang
tidak memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Pos
khusus bersifat tidak berulang yang paling umum dan penting. Dua jenis utama pos
khusus adalah penurunan nilai aset dan beban restrukturisasi.
Penurunan Nilai Aset
Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang.
Aset jangka panjang dikatakan mengalami penurunan nilai jika nilai wajarnya (nilai
pasar atau nilai setelah digunakan perusahaan) lebih rendah dibanding dengan nilai
tercatat (nilai buku pada neraca). Terdapat dua tahap prosedur untuk menentukan
jumlah penurunan nilai (1) nilai aset akan diakui ketika nilai tercatat aset lebih
rendah dari taksiran arus kas masa depan aset tersebut yang tidak didiskonto, (2)
setelah persyaratan pertama terpenuhi, nilai kerugian dihitung dari selisih nilai buku
aset dan nilai wajarnya.
Penurunan Nilai Aset Lainnya.
Aset lain yang juga biasanya mengalami penurunan nilai adalah piutang, persediaan,
dan goodwill. Jika nilai persediaan dan piutang dapat diukur dengan layak,
penghapusan nilai goodwill merupakan hasil dari proses penilaian sehingga terkadag
bersifat subjektif.
Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan strategi
perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti dengan reorganisasi besar-besaran,
termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kontraktual, penghentian lini
produk, perampingan karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset
yang sering kali bersamaan dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan,
dan tenaga kerja.
Analisis Pos Khusus
Manajemen Laba dan Pos Khusus.
Sebagian besar pos khusus, baik itu frekuensi maupun besarannya merupakan
pengurang laba. Proporsi perusahaan yang melaporkan pos-pos pengurang laba
semakin meningkat. Motivasi dari pelaporan pos khusus adalah biaya yang
dibebankan satu kali yang tidak menjadi perhatian para investor berdasarkan asumsi
beban tersebut tidak berulang sehingga tidak akan terjadi lagi di masa depan. Jika
analis mengklasifikasikannya sebagai pos sementara (tidak berulang), dampaknya
pada harga saham akan sangat berkurang. Penting untuk menyelidiki perusahaan
yang berulang kali melakukan beban satu kali guna menentukan apakah beban ini
sebenarnya merupakan hasil dari strategi manajemen laba.
Penyesuaian Laporan Laba Rugi.
Beban restrukturisasi biasanya berdampak pada beberapa tahun yang berbeda,
seorang analis sering kali perlu melihat laporan tahun sebelumnya untuk dapat
memperkirakan dampak pengalokasian beban restrukturisasi di masa lalu dalam
menentukan laba tetap.. Berbeda dari laba tetap, di mana seorang analis harus
menghitung profitabilitas normal perusahaan, penghitungan laba ekonoi akan
melibatkan pengukuran pengaruh seluruh peristiwa yang terjadi dalam periode
tersebut terhadap ekuitas. Artinya, seluruh jumlah biaya khusus dimasukkan saat
menentukan laba ekonomi.
Penyesuaian pada Neraca.
Berbeda dengan laba yang terdistorsi oleh biaya yang dibebankan satu kali, beban ini
akan meningkatkan kemampuan neraca untuk mencerminkan realitas usaha dengan
melaporkan aset yang mendekati nilai realisasi bersihnya. Terdapat dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Sebagian beban restrukturisasi sering kali berbentuk persediaan. Artinya,
pengaruh pada aset dan kewajiban akan tercermin secara bertahap ketika
biaya aktual terjadi. Lalu apakah neraca memasukkan keseluruhan persedaan
ini atau sisa saldo cadangan restrukturisasi yang tersisa (yang mencerminkan
biaya yang belum terjadi) disajikan sebagai pengurang ekuitas? Bergantung
dari tujuan analisis. Jika analisis mempertimbangkan skenario kelangsungan
usaha, maka neraca lebih baik menyajikan persediaan karena akan
mencerminkan gambaran aset jangka pajang dan kewajiban yang lebih
realistis. Tetapi, jika tujuannya untuk menentukan nilai likuidasi perusahaan,
lebih baik menutup kerugian dengan menyajikan restrukturisasi persediaan
sebagai pengurang ekuitas.
2) Penghapusan aset akan menyebabkan bias konservatif dalam penyajian aset
dan kewajiban.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Penyesuaian analitis kadangkala memodifikasi laba dengan menggunakan
informasi pengakuan pendapatan.
BIAYA BUNGA
Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk
pendanaan melalui utang. Beban yang terkait dengan akun diskon utang yang
diamortisasi sepanjang masa pengeluaran utang akan menambah biaya bunga efektif.
Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset. Tujuan
kapitalisasi bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan (2)
mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas
tersebut.
Menganalisis Bunga
Akuntansi kapitalisasi bunga masih diperdebatkan karena ada pendapat yang
mengatakan bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu
dikapitalisasi. Perlu diingat bahwa kapitalisasi bunga tercakup dalam biaya aset dan
menjadi beban melalui penyusutan dan amortisasi. Untuk menilai dampak
kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis harus mengetahui jumlah kapitalisasi
bunga saat ini yang dibebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi. Namun
dalam praktiknya, pengungkapan jumlah ini tidak diwajibkan sehingga analisis
menjadi tidak sempurna.
PAJAK PENGHASILAN
DAFTAR PUSTAKA