Anda di halaman 1dari 23

Makalah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan


yang dibina oleh
Bapak Achmad Zaky,SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA

Oleh:
KELOMPOK 6
Ni Wayan Pertiwi Dharayanti 125020300111044
Anak Agung Paramita Okadevi 125020300111056
Irma Surya Frany 125020307111034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

PENGUKURAN LABA

Konsep Laba- Pengulangan


Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi perusaahan. Tujuan
utama laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan
komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Sebagai pengulangan terdapat
dua konsep altrnatif laba, yaitu laba ekonomi dan laba tetap.
- Laba ekonomi mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama
satu periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode
ditambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa
depan.
- Laba tetap adalah suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang diharapkan akan
diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan mempertimbangkan kondisi
usahanya saat ini. Laba tetap atau yang disebut dengan laba berulang mirip
dengan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dipertahankan, dimana
perhitungannya menjadi tugas utama analis
Jika laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap
merupakan proporsi langsung dari nilai perusahaan.
Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi maupun
laba tetap. Laba akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi
akuntansi karena diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan,
manajemen laba, dan kesalahan estimasi. Karena alasan tersebut, laba akuntansi yang
divisualisasikan terdiri atas tiga komponen, yaitu:
(1) Komponen yang tetap atau berulang, di mana setiap dolar nilainya akan sama
dengan 1/r dolar nilai perusahaan.
(2) Komponen sementara, di mana setiap dolar sebenarnya sama dengan satu dolar
nilai perusahaan.
(3) Komponen yang tidak relevan terhadap nilai, yaitu yang tidak relevan untuk
valuasi.
Tugas utama analis adalah mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari laba
yang dilaporkan.

Mengukur Laba Akuntansi


Dua komponen utama laba akuntansi adalah pendapatan dan keuntungan serta
beban dan kerugian. Dua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan dan Keuntungan
Pendapatan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang
akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih
berlangsung. Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai dan
arus kas prospektif seperti penjualan kredit.
Keuntungan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang
berasal dari transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktivitas
usaha perusahaan yang masih berlangsung.
Pendapatan diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha.
Sebaliknya, keuntungan tidak berulang. Perbedaan ini penting bagi analis,
khususnya ketika menentukan laba yang berkelanjutan. Metode pengakuan
pendapatan dapat memengaruhi laba yang dilaporkan secara signifikan.
b. Beban dan Kerugian
Beban merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas keluar yang akan terjadi,
atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari aktivitas usaha
perusahaan yang masih berlangsung.
Kerugian merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari
aktivitas sampingan atau insidental suatu perusahaan.
Masalah penting pada beban dan kerugian adalah penangguhan biaya atau
alokasi sepanjang beberapa periode. Biaya ini secara sistematis akan
dialokasikan ke periode-periode mendatang.

Alternatif Kalsifikasi Pengukuran Laba


Laba diklasifikasikan ke dalam dua dimensi utama, yaitu laba operasi dan
non-operasi, serta laba berulang dan tidak berulang. Sering kali dua dimensi ini
digunakan secara bersamaan. Misalnya, pos tidak berulang seperti kerugian
persediaan akibat kebakaran merupakan kerugian operasi. Begitu pula pos non-
operasi seperti beban bunga yang sifatnya berulang.
- Klasifikasi operasi dan non-operasi bergantung pada sumber pendapatan
atau beban, apakah muncul dari operasi perusahaan yang masih berlangsung
atau dari transaksi-transaksi efek atau aktivitas pendanaan.
- Klasifikasi berulang atau tidak berulang bergantung pada perilaku
pendapatan atau beban, apakah diharapkan akan terus terjadi atau hanya satu
kali.
a. Laba Operasi dan Non-Operasi
Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. Tiga aspek penting laba operasi,
adalah sebagai berikut:
1) Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi.
2) Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan
hanya untuk pemilik utang dan ekuitas, sehingga pendapatan dan beban
pendanaan (terutama beban bunga) akan dikeluarkan ketika mengukur laba
operasi.
3) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang masih
berlangsung, sehingga laba atau rugi yang berkaitan dengan operasi yang
dihentikan akan dikeluarkan dari laba operasi.
Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak
termasuk dalam laba operasi. Laba ini berguna ketika menganalisis laba non-
operasi untuk memisahkan komponen yang berkaitan dengan aktivitas
pendanaan dari yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
Implikasi analisis.
Kegunaan laba operasi muncul dari satu tujuan penting dalam pendanaan
perusahaan, yaitu keinginan untuk memisahkan keputusan investasi dan operasi,
seperti penganggaran modal, dari keputusan pendanaan seperti kebijakan
dividen.
b. Laba Berulang dan Tidak Berulang
Klasifikasi laba berulang dan tidak berulang berasal dari kebutuhan untuk
menentukan komponen laba tetap dan sementara.
Pengukuran laba akuntansi alternatif. Laporan laba rugi menyajikan tiga
pengukuran laba alternatif antara lain:
1) Laba Bersih
Laba bersih dianggap sebagai hasil akhir pengukuran laba, meskipun pada
kenyataannya tidaklah demikian.
2) Pendapatan komprehensif
Masalah pada laba bersih diatasi dengan pendapatan komprehensif.
Pendapatan komprehensif mencerminkan hampir seluruh perubahan pada
pada ekuitas yang tidak berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau
penerbitan saham).
3) Laba dari operasi yang masih berlangsung
Laba ini merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa,
dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian operasi.
Karena alasan tersebut, laba dari operasi yang masih berlangsung sering
disebut laba sebelum pos luar biasa, laba sebelum penghentian operasi, atau
laba sebelum dampak kumulatif perubahan akuntansi dan kombinasinya.
Banyak analis menghitung pengukuran laba lain yang disebut laba inti.
Laba inti merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan seluruh pos tidak
berulang.
Implikasi analisis.
Standar akuntansi mewajibkan pengukuran laba alternatif sehingga para pemakai
laporan keuangan dapat mengidentifikasi komponen laba yang berkelanjutan dan
yang tidak. Pengukuran alternatif laba akuntansi ini menjadi titik awal analisis
akuntansi yang lebih terperinci yang dibutuhkan dalam memperkirakan laba
yang dapat dipertahankan.
c. Pendapatan Komprehensif
Apabila angka laba pada total baris terbawah terkait dengan ekuitas di
dalam neraca atau laba baris terbawah mencerminkan seluruh perubahan ekuitas
pemegang saham yang berasal dari transaksi selain transaksi pemilik, maka
artikulasi ini disebut artikulasi surplus bersih. Pembuat standar kemudian
memperkenankan komponen tertentu pendapatan komprehensif menjadi
penyesuaian langsung ekuitas tanpa melalui laporan laba rugi, yang
penyesuaiannya disebut dengan surplus kotor. Adanya surplus kotor berasal dari
kekhawatiran tentang ketidakstabilan laba yang berlebihan jika seluruh
perubahan terhadap ekuitas mengalir melalui laporan laba rugi. Namun ada
banyak pemakai laporan keuangan yang khawatir dengan memperkenankan
perubahan terhadap ekuitas dilakukan tanpa melalui laporan laba rugi akan
mengurangi keandalan laba akuntansi.
Mengukur Pendapatan Komprehensif. Pendapatan komprehensif dihitung
dnegan menyesuaikan laba bersih dengan pos surplus kotor yang jika
digabungkan akan menjadi pendapatan komprehensif lainnya. Pendapatan
komprehensif lain terdiri atas empat komponen, antara lain:
1) keuntungan atau kerugian kepemilikan yang berasal dari perubahan nilai
wajar (pasar) efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi,
2) keuntungan dan kerugian translasi valuta asing,
3) perubahan status pembiayaan kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam
laba bersih, dan
4) keuntungan atau kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari
bagian efektif lindung nilai arus kas (transaksi derivatif).
Jumlah pendapatan komprehensif dinyatakan setelah pajak.
Implikasi Analisis.
Pentingnya pendapatan komprehensif bagi analisis laporan keuangan timbul
karena pendapatan komprehensif merupakan perkiraan akuntansi atas laba
ekonomi. Beberapa analis berpendapat bahwa laba bersih lebih penting dari
pendapatan komprehensif karena laba bersih memiliki dasar transaksi, sementara
laba komprehensif tidak. Namun pendapat ini tidaklah sepenuhnya benar karena
laba bersih memiliki banyak komponen yang sifat keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi yang tidak berdasarkan transaksi. Beberapa analis juga
berpendapat bahwa seluruh komponen pendapatan komprehensif lain tidak
relevan karena tidak terus terjadi. Terdapat pula penelitian oleh
Dhaliwal,Trezevant, dan Subramanyam pada tahun 2000 yang menunjukkan
bahwa satu-satunya komponen pendapatan komprehensif lain yang relevan
untuk penilaian ekuitas adalah keuntungan atau kerugian kepemilikan atas efek
yang dapat dijual dan belum direalisasi, dan bahkan ini hanya berlaku untuk
lembaga keuangan.

POS YANG TIDAK BERULANG

Pos Luar Biasa


Pos luar biasa merupakan keuntungan dan kerugian akibat penghapusan utang
lebih awal. Pos luar biasa lainnya adalah kerugian akibat bencana alam dan
penyerahan aset. Proporsi perusahaan yang melaporkan pos luar biasa telah
mengalami penurunan secara signifikan dikarenakan keuntungan dan kerugian yang
berhubungan dengan penghapusan utang harus bersifat tidak lazim dan jarang terjadi
agar dapat digolongkan sebagai pos luuar biasa. Pos luar biasa diklasifikasikan
secara terpisah pada laporan laba rugi.
Akuntansi Pos Luar Biasa.
Terdapat dua persyaratan pos luar biasa, yaitu:
- Sifat yang tidak lazim, merupakan suatu peristiwa atau transaksi tidak
normal dan tidak berhubungan, atau hanya kebetulan berhubungan dengan
aktivitas rutin dan umum perusahaan.
- Jarang terjadi, merupakan suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya
tidak diharapkan akan terjadi dalam jangka pendek
Pos luar biasa dilaporkan setelah pajak dan juga setelah laba operasi yang masih
berlangsung. Ketika perusahaan melaporkan pos luar biasa, laba operasi yang masih
berlangsung disebut laba sebelum pos luar biasa. Setiap pos yang tidak lazim atau
jarang terjadi (tetapi tidak keduanya) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pos luar
biasa.
Analisis Pos-pos Luar Biasa.
Pos luar biasa bersifat tidak berulang seorang analis akan mengeluarkan pos lar biasa
ketika menghitung laba tetap. Pos luar biasa juga dikeluarkan ketika melakukan
perbandingan antarwaktu atau antarperusahaan. Pos ini sifatnya sementara tetapi
mampu menghasilkan biaya atau keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu,
analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba
ekonomi. Pos luar biasa sering kali bersifat operasional, namun pos ini berbeda dari
pendapatan atau beban operasional normal karena tidak berulang.
Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan dapat berasal dari lini produk atau divisi yang dilepas.

Akuntansi Operasi yang Dihentikan


Akuntansi dan pelaporan operasi yang dihentikan dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
1) Laporan laba rugi tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya akan disajikan
kembali setelah mengeluarkan dampak operasi yang dihentikan dari pos yang
menentukan laba dari operasi yang masih berlangsung.
2) Keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan
dilaporkan secara terpisah setelah dikurangi pajak dan dikeluarkan dari laba
usaha yang masih berlangsung.
Laba usaha yang masih berlangsung disebut laba sebelum operasi yang
dihentikan jika perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan. Keuntungan
atau kerugian penghentian usaha (untuk tahun berjalan dan dua tahun
sebelumnya) dilaporkan ke dalam dua kategori, yaitu:
1) Laba atau rugi segmen yang dihentikan sampai manajemen menentukan
tanggal penghentian.
2) Keuntungan dan kerugian akibat pelepasan, termasuk laba atau rugi selama
periode antara.
Analisis Operasi yang Dihentikan.
Untuk tujuan analisis, seluruh dampak operasi yang dihentikan harus dikeluarkan
dari laba berjalan dan masa lalu. Aturan ini berlaku tanpa melihat apakah tujuan
analisis adalah menghitung laba ekonomi atau tetap atau menghitung laba operasi
atau non-operasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan dua
tahun sebelumnya karena perusahaan diwajibkan menyajikan kembali laporan
laba rugi dan melaporkan laba atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah.
Dengan memperhatikan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis harus
mengeluarkan aset dan kewajiban operasi yang dihentikan dari neraca (jika
belum dikeluarkan). Jumlah aset dan kewajiban umumnya diberikan dalam
catatan kaki pengungkapan. Namun, keuntungan atau kerugian kumulatif atas
operasi yang dihentikan seharusnya tidak dikeluarkan darri ekuitas.

Perubahan Akuntansi
Standar akuntansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi, antara lain:
1) Perubahan prinsip akuntansi
2) Perubahan estimasi akuntansi
3) Perubahan entitas pelapor
4) Koreksi kesalahan
Pelaporan Perubahan Akuntansi.
a. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan prinsip terjadi ketika perusahaan berpindah dari satu prinsip
akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum
lainnya. Prinsip akuntansi mengacu pada standar dan praktik akuntansi yang
digunakan serta metode penerapannya.
b. Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa
depan yang tidak diketahui. Karena itu, estimasi akuntansi dapat berubah.
Persyaratan akuntansi dan pengungkapan yang harus dilakukan ketika terjadi
perubahan estimasi akuntansi adalah sebagai berikut:
- Penerapan prospektif perubahan diterapkan pada periode di mana
perubahan terjadi, dan bila memungkinkan, periode-periode masa depan
pada dan ketika suatu dampak terjadi (tidak ada penyajian kembali secara
retroaktif).
- Pengungkapan pada catatat mengungkapkan dampak perubahan
terhadap laba bersih dan laba sebelum pos luar biasa (termasuk laba per
lembar saham) hanya untuk periode berjalann, bahkan meskipun
perubahan tersebut memengaruhi periode mendatang.
Analisis Perubahan Akuntansi.
Beberapa hal yang hars dipertimbangkan seorang analis ketika menganalisis
perubahan akuntansi, adalah:
1) Perubahan akuntansi bersifat kosmetik dan tidak memiliki konsekuensi arus
kas.
2) Meskipun bersifat kosmetik, perubahan akuntansi terkadang dapat
mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik. Pada prinsipnya
perubahan akuntansi adalah perubahan yang akan mencerminkan realitas
ekonomi yang lebih baik.
3) Seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba dan manipulasi laba.
4) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi terhadap
perbandingan lintas waktu. Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan
(terutama yang lintas waktu) dilakukan dengan seperangkat aturan yang
konsisten.
5) Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak perubahan akuntansi
terhadap laba ekonomi dan laba tetap. Untuk mngestimasi laba tetap, analis
dapat menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode yang abru
dan mengabaikan dampak kumulatif. Sedangkan untuk mengestimasi laba
ekonomi periode berjalan, dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut
diperhitungkan.
Seorang analis harus mengevaluasi keandalan perubahan untuk dapat
mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik.

Pos Khusus
Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau
jarang terjadi, tetapi bukan keduanya. Dilaporkan pada baris yang terpisah sebelum
laba dari usaha yang masih berlangsung. Pos khusus merupakan pos tidak rutin yang
tidak memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Pos
khusus bersifat tidak berulang yang paling umum dan penting. Dua jenis utama pos
khusus adalah penurunan nilai aset dan beban restrukturisasi.
Penurunan Nilai Aset
Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang.
Aset jangka panjang dikatakan mengalami penurunan nilai jika nilai wajarnya (nilai
pasar atau nilai setelah digunakan perusahaan) lebih rendah dibanding dengan nilai
tercatat (nilai buku pada neraca). Terdapat dua tahap prosedur untuk menentukan
jumlah penurunan nilai (1) nilai aset akan diakui ketika nilai tercatat aset lebih
rendah dari taksiran arus kas masa depan aset tersebut yang tidak didiskonto, (2)
setelah persyaratan pertama terpenuhi, nilai kerugian dihitung dari selisih nilai buku
aset dan nilai wajarnya.
Penurunan Nilai Aset Lainnya.
Aset lain yang juga biasanya mengalami penurunan nilai adalah piutang, persediaan,
dan goodwill. Jika nilai persediaan dan piutang dapat diukur dengan layak,
penghapusan nilai goodwill merupakan hasil dari proses penilaian sehingga terkadag
bersifat subjektif.
Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan strategi
perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti dengan reorganisasi besar-besaran,
termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kontraktual, penghentian lini
produk, perampingan karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset
yang sering kali bersamaan dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan,
dan tenaga kerja.
Analisis Pos Khusus
Manajemen Laba dan Pos Khusus.
Sebagian besar pos khusus, baik itu frekuensi maupun besarannya merupakan
pengurang laba. Proporsi perusahaan yang melaporkan pos-pos pengurang laba
semakin meningkat. Motivasi dari pelaporan pos khusus adalah biaya yang
dibebankan satu kali yang tidak menjadi perhatian para investor berdasarkan asumsi
beban tersebut tidak berulang sehingga tidak akan terjadi lagi di masa depan. Jika
analis mengklasifikasikannya sebagai pos sementara (tidak berulang), dampaknya
pada harga saham akan sangat berkurang. Penting untuk menyelidiki perusahaan
yang berulang kali melakukan beban satu kali guna menentukan apakah beban ini
sebenarnya merupakan hasil dari strategi manajemen laba.
Penyesuaian Laporan Laba Rugi.
Beban restrukturisasi biasanya berdampak pada beberapa tahun yang berbeda,
seorang analis sering kali perlu melihat laporan tahun sebelumnya untuk dapat
memperkirakan dampak pengalokasian beban restrukturisasi di masa lalu dalam
menentukan laba tetap.. Berbeda dari laba tetap, di mana seorang analis harus
menghitung profitabilitas normal perusahaan, penghitungan laba ekonoi akan
melibatkan pengukuran pengaruh seluruh peristiwa yang terjadi dalam periode
tersebut terhadap ekuitas. Artinya, seluruh jumlah biaya khusus dimasukkan saat
menentukan laba ekonomi.
Penyesuaian pada Neraca.
Berbeda dengan laba yang terdistorsi oleh biaya yang dibebankan satu kali, beban ini
akan meningkatkan kemampuan neraca untuk mencerminkan realitas usaha dengan
melaporkan aset yang mendekati nilai realisasi bersihnya. Terdapat dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Sebagian beban restrukturisasi sering kali berbentuk persediaan. Artinya,
pengaruh pada aset dan kewajiban akan tercermin secara bertahap ketika
biaya aktual terjadi. Lalu apakah neraca memasukkan keseluruhan persedaan
ini atau sisa saldo cadangan restrukturisasi yang tersisa (yang mencerminkan
biaya yang belum terjadi) disajikan sebagai pengurang ekuitas? Bergantung
dari tujuan analisis. Jika analisis mempertimbangkan skenario kelangsungan
usaha, maka neraca lebih baik menyajikan persediaan karena akan
mencerminkan gambaran aset jangka pajang dan kewajiban yang lebih
realistis. Tetapi, jika tujuannya untuk menentukan nilai likuidasi perusahaan,
lebih baik menutup kerugian dengan menyajikan restrukturisasi persediaan
sebagai pengurang ekuitas.
2) Penghapusan aset akan menyebabkan bias konservatif dalam penyajian aset
dan kewajiban.

PENGAKUAN PENDAPATAN
Penyesuaian analitis kadangkala memodifikasi laba dengan menggunakan
informasi pengakuan pendapatan.

Panduan Pengakuan Pendapatan


Dari perspektif analisis, pengakuan pendapatan akrual yang tidak layak dapat
menyebabkan dua hal yang tidak diinginkan, yaitu :
a. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya atau terlambat, maka
pendapatan akan diakui pada periode yang salah.
b. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya adanya kepastian realisasi
yang layak, maka pendapatan dapat diakui pada satu periode dan kemudian
dibatalkan atau dibalik pada periode lain maka laba periode pertama
dinyatakan terlalu tinggi dan periode berikutnya terlalu rendah.
Ketidakpastian Penagihan Pendapatan
Perusahaan menyisihkan suatu cadangan untuk piutang tak tertagihuntuk
mencerminkan ketidakpastian penagihan piutang dari penjualan kredit. Jika tidak
terdapat keyakinan yang wajar mengenai ketertagihan piutang, praktik memberikan
prosedur umum untuk menangguhkan pengakuan pendapatan hingga kas tertagih.
Pengakuan Pendapatan Jika Terdapat Hak Untuk Mengembalikan
Jika kondisi tersebut dipenuhi, pendapatan penjualan dan biaya penjualan
diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan taksiran pengembalian dan beban
terkait; jika tidak dipenuhi, pengakuan pendapatan ditangguhkan.
Pendapatan Franchise
Standar akuntansi untuk franchisor mewajibkan bahwa pendapatan komisi
franchise dari penjualan franchise diakui hanya ketika seluruh jasa yang material dan
kondisi yang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilakukan atau dipenuhi
oleh franchisor.
Perjanjian Pembiayaan Produk
Perjanjian pembiayaan produk merupakan perjanjian yang melibatkan
transfer atau perolehan persediaan oleh sponsor yang (meskipun seringkali
menyerupai penjualan pendapatan) secara substansi yang merupakan perangkat
pembiayaan persediaan.
Pendapatan Kontrak
Berdasarkan metode akuntansi presentase penyekesaian yang digunakan
untuk kontrak jangka panjang, penjualan dan laba kotor diakui saat pekerjaan
dilakukan berdasarkan hubungan antara biaya akrual yang terjadi dengan taksiran
biaya penyelesaian total. Penjualan dan laba kotor disesuaikan secara prospektif
berdasarkan revisi estimasi biaya kontrak total dan nilai kontrak. Taksiran kerugian
dicatat saat dapat diidentifikasi. Klaim kepada pelanggan diakui sebagai pendapatan
saat klaim dibayar. Jumlah piutang yang masih belum dibayar setelah satu tahun
tidak signifikan.
Pendapatan yang Belum Diterima
Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti ontrak jaminan produk dan
kontrak pemeliharaan piranti lunak pendapatan sering kali ditagih dimuka . Dalam
konsisi seperti ini , pendapatan diakui secara proposional sepanjang keseluruhan
periode kontrak . Meskipun pendapatan dapat direalisasi, pendapatan tidak dpat
diakui sampai periode kontrak berakhir . Jumlah pendapatan yang masih belum
diakui muncul di dalam neraca sebagai kewajiban yang disebut pendapatan yang
belum diterima (unaerned revenue).

Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan merupakan titik kritis penentuan laba, maka harus ada metode
yang memastikan bahwa metode tersebut mencerminkan realita ekonomi secara
layak.
Mengetahui adanya masalah pengakuan pendapatan, SEC menyatakan pendapat
bahwa adanya ketidakpastian signifikan terkait dengan kemampuan penjual untuk
merealisasikan pembayaran yang tidak tunai yang berasal dari transaksi yang
seringkali terjadi jika pembeli memiliki modal sedikit, atau banyak kewajiban, atau
jika aktiva pembeli sebagian besar berasal dari penjual. Karakteristik ini
menimbulkan kerugian apakah pendapatan layak diakui.

BEBAN YANG DITANGGUHKAN

Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang ditangguhkan


karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode masa depan. Motivasi
untuk menangguhkan biaya adalah agar dapat mengaitkan biaya dengan manfaat
yang diharapkan. Motivasi ini mendasari kapitalisasi seluruh aktiva jangka panjang.

Penelitian dan Pengembangan


Aktivitas penelitian dapat bertujuan untuk menemukan sesuatu, dan aktivitas
pengembangan sebenarnya merupakan bagian dari penelitian. Aktivitas penelitian
dan pengembangan tidak termasuk perubahan operasi saat ini yang rutin dan berkala,
penelitian pasar, dan aktivitas pengujian.
Akuntansi Penelitian dan Pengembangan
Karakteristik aktivitas litbang menimbulkan kesulitan dalam akuntansi, maka
adanya kewajiban perusahaan untuk membebankan biaya litbang saat terjadi. Hanya
biaya material, peralatan, dan fasilitas yang memiliki kegunaan alternatif di masa
depan (pada proyek litbang atau yang lainnya) yang dikapitalisasi sebagai aktiva
berwujud.
Analisis Penelitian dan Pengembangan
Apa yang dapat kita asumsikan dengan aman adalah membebankan
pengeluaran litbang menghasilkan neraca yang lebih konservatif. Kemungkinan
hanya ada sedikit kejutan tidak enak dari aktivitas litbang yang dilakukan dengan
perlakuan akuntansi saat ini. Namun analisis kita harus menyadari bahwa dengan
kurangnya informasi mengenai potensi manfaat, kita juga tidak menyadari akan
poteni kerugian yang memaksa perusahaan untuk menghabiskan banyak dana pada
proyek litbang yang sangat menjanjikan namun kegagalannya tidak terelakkan.

Piranti Lunak Komputer


Pengembangan software komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak
sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang yang biasa. Pengembangan software
untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas saat ini yang mengarah pada
pendapatan saat ini dan masa depan.
software untuk distribusi merupakan persediaan dan dibebankan terhadap pendapatan
sebagai harga pokok penjualan.

Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan


Risiko pada indutri pertambangan terkait dengan ketidakpastian, dan untuk
penentuan laba, ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan.
Masalahnya adalah apakah biaya eksplorasi dan pengembangan secara layak ditaksir
akan tertutup oleh penjualan sumber daya alam, akan dibebankan saat terjadi atau
dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang taksiran masa manfaat masa depan.
Akuntansi Industri Pertambangan
FASB menyarankan akuntansi succesful efforts untuk perusahaan minyak dan gas
alam. Perlakuan ini mengarahkan bahwa biaya eksplorasi dikapitalisasi saat terjadi
sampai jumlah maksimum tertentu. Jumlah ini ditentukan oleh nilai sekarang
cadangan perusahaan.
Baik perusahaan publik atau perusahaan lain diwajibkan untuk mengungkapkan
metode akuntansi untuk biaya yang berasal dari aktivitas penghasil minyak dan gas
dan cara disposisi kapitalisasi biaya tersebut.
Implikasi Analisis Industri Pertambangan
Dua metode yang biasa digunakan, dan variasi pada metode ini, dapat secara
signifikan menghasilkan hasil berbeda, antara lain : akuntansi succesful effort,
mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan khusus
yang
ditemukan sebelum biaya eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi, sebaliknya
akuntansi full cost memperkenankan perusahaan untuk mengklasifikasikan aktivitas
eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil sebagai aktiva.

KOMPENSASI UNTUK KARYAWAN

Tinjauan Atas Kompensasi Tambahan Untuk Karyawan


Tekanan sosial, kompetisi, dan langkanya karyawan yang berbakat telah
menimbulkan kompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji. Beban yang dapat
diidentifikasi ini tidak menimbulkan masalah pengakuan akuntansi dan akrual.
Kompensasi tambahan lain, karena sifatnya yang dapat berubah atau kontinjen, tidak
dapat sesuai dengan pengakuan akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa dari
kompensasi tambahan beserta akuntansinya dijelaskan berikut :
a. Kontrak kompensasi tangguhan
Merupakan perjanjian untuk membayar karyawan masa depan, beberapa
dengan syarat tertentu. Akuntansi umumnya mewajibkan bahwa paling tidak
nilai sekarang kompensasi tangguhan ini diakui secara sistematis dan rasional
sepanjang periode karyawan bekerja dimulai dari penandatanganan kontrak.
b. Hak apresiasi saham
Merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang diberikan kepada
karyawan. Akuntansi memberikan metode untuk mengalokasi beban sepanjang
periode pemberian jasa perubahan harga pasar dari satu periode ke periode lain
tercermin sebagai penyesuaian beban kompensasi.
c. Kompensasi saham junior
Memberikan karyawan hak untuk membeli saham jenis tertentu pada harga
pasar (yang ditentukan oleh apraisal independen) yang lebih rendah dari harga
saham perusahaan karena tidak memiliki hak suara, dividen, atau hak likuidasi.

Opsi Saham Karyawan


Kompensasi Karyawan Berbasis Saham
Kompensasi karyawan berbasis saham atau kadang kala disebut hak saham
karyawan, merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling terkenal, ada banyak
alasan, yaitu :
(a) Untuk meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan pada
perusahaan dan karenanya menyatukan insentif karyawan dan perusahaan.
(b) Sarana untuk menarik karyawan yang berbakat dan giat berusaha.
(c) Memberikan kompensasi kepada karyawan tanpa perlu mencatat biaya.
(d) Merupakan bentuk kompensasi karyawan, namun tidak memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.
Karakteristik Kompensasi Berbasis Saham
Kompensasi karyawan berbasis saham merupakan perjanjian kesempatan
yang diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya bahwa karyawan dapat
membeli sejumlah tertentusaham perusahaan pada harga tertentu atau setelah
melewati suatu tanggal tertentu di masa depan.
Biaya ekonomi dan manfaat ESO
Manfaat maupun biaya kompensasi karyawan berbasis saham, antara lain :
(a) Manfaat kompensasi karyawan berbasis saham
Adalah potensi kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari dampak insentif terhadap
perilaku karyawan.
(b) Biaya kompensasi karyawan berbasis saham
Terletak pada potensi dampak ilusinya. Yaitu, saat eksekusi, kompensasi karyawan
berbasis saham memindahkan kekayaan dari pemegang saham kepada karyawan
dengan mendilusi kepemilikian pemegang saham sekarang dalam perusahaan.
Akuntansi dan Pelaporan ESO
Terdapat dua masalah akuntansi utama yang terkait dengan kompensasi karyawan
berbasis saham kompensasi karyawan berbasis saham yaitu :
(a) Dilusi laba per saham
(b) Pengakuan biaya kompensasi karyawan berbasis saham
Pengungkapan Opsi Saham Karyawan
Untuk mentaati SAFS No.123, perusahaan yang menawarkan program kompensasi
berdasarkan saham harus menetukan nilai wajar opsi. Perusahaan kemudian harus
memutuskan apakah akan menggunakan metode nilai wajar dan mengakui beban
dalam laporan laba rugi, atau menggunakan pendekatan nilai instrinsik serta
mengungkapan dalam catatan proforma dampaknya terhadap laba bersih an laba per
saham (jika disajikan).
Tanpa memperhatikan apakah metode nilai instrinsik atau nilai wajar yang
digunakan, pengungkapan penuh tentang status program tersebut harus dibuat pada
akhir periode penyajian, termasuk jumlah saham menurut opsi, rata-rata tertimbang
untuk harga opsi untuk kategori tersebut, rata-rata tertimbang nilai wajar opsi yang
dihibahkan selama tahun berjalan, dan rata-rata umur sisa kontraktual opsi yang
beredar.

Analisis Kompensasi Karyawan Berbasis Saham


Biaya kompensasi karyawan berbasis saham merupakan biaya sesungguhnya, namun
laba akuntansi tidak mengakui biaya ini (ingat rekomendasi SFAS 123, namun tidak
mewajibkan, pengakuan amortisasi biaya opsi pada laba akuntansi).

BIAYA BUNGA

Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan


kelebihan kas yang dibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau
dipinjamkan. Asal mula munculnya bunga ialah karena adanya risiko kredit atau
utang yang tidak dapat dibayar. Beban bunga ditentukan oleh tingkat bunga, pokok
pinjaman, dan jangka waktu.

Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk
pendanaan melalui utang. Beban yang terkait dengan akun diskon utang yang
diamortisasi sepanjang masa pengeluaran utang akan menambah biaya bunga efektif.

Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset. Tujuan
kapitalisasi bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan (2)
mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas
tersebut.

Menganalisis Bunga
Akuntansi kapitalisasi bunga masih diperdebatkan karena ada pendapat yang
mengatakan bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu
dikapitalisasi. Perlu diingat bahwa kapitalisasi bunga tercakup dalam biaya aset dan
menjadi beban melalui penyusutan dan amortisasi. Untuk menilai dampak
kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis harus mengetahui jumlah kapitalisasi
bunga saat ini yang dibebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi. Namun
dalam praktiknya, pengungkapan jumlah ini tidak diwajibkan sehingga analisis
menjadi tidak sempurna.

PAJAK PENGHASILAN

Memahami akuntansi pajak penghasilan penting untuk keberhasilan analisis laporan


keuangan.

Akuntansi Pajak Penghasilan


Perbedaan Temporer dan Tetap
Kompleksitas akuntansi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk
menghitung laba kena pajak (untuk tujuan menghitung utang pajak) didasarkan pada
peraturan pajak yang berlaku. Aturan ini berbeda dalam beberapa hal dengan
peraturan umum yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan (GAAP atau
IFRS). Aturan pajak umumnya lebih mendekati akuntansi berbasis kas. Karena
alasan tersebut, laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda
dari laba kena pajak menurut aturan pajak. Atas hal tersebut, perusahaan membuat
dua pembukuan akuntansi, satu untuk pelaporan keuangan, dan satu untuk akuntasi
pajak.
Perbedaan antara laba pajak dan GAAP atau IFRS dibagi menjadi dua, yaitu
perbedaan temporer yang merupakan perbedaan waktu dalam mengakui pos-pos
tertentu, dan perbedaan tetap yang merupakan perbedaan fundamental dalam
memperlakukan pos-pos tertentu.
Pajak Tangguhan
Perbedaan temporer merupakan perbedaan sementara yang diharapkan akan
balik di masa depan. Hal ini menyebabkan laba setelah pajak yang tidak stabil. Untuk
menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi antarperiode yang dikenal
sebagai penyesuaian pajak tangguhan. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan (deffered
tax assets) atau kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liabilities). Apa yang
ditunjukkan oleh kewajiban (aset) pajak tangguhan adalah pembayaran pajak aktual
akan secara proporsional lebih tinggi (lebih rendah) di masa depan karena
pembayaran pajak secara proporsional lebih rendah (lebih tinggi) di masa lalu.
Kewajiban pajak tangguhan
Laba komersial > laba pajak
Pembayaran di masa lalu < pembayaran di masa depan
Aset pajak tangguhan
Laba komersial < laba pajak
Pembayaran di masa lalu > pembayaran di masa depan

Pengungkapan Pajak Penghasilan


Biasanya terdapat cacatan kaki setelah laporan di buat. Fungsi dari catatak kaki atas
laporan keuangan ini ialah memberikan informasi atas baik perbedaan temporer
maupun perbedaan tetap.

Analisis Pajak Penghasilan


Penyesuasian Laporan Keuangan
Aset (kewajiban) pajak tangguhan bukanlah aset (kewajiban) sebenarnya karena
tidak memberikan manfaat masa depan atau menimbulkan kewajiban masa depan
apapun kepada perusahaan sesuai arti dari aset maupun kewajiban. Oleh sebab itu,
analis mengeluarkan pos ini dari neraca ketika melakukan analisis rasio, misalnya
menghitung rasio solvabilitas atau likuiditas.
Menghitung Nilai Sekarang Aset dan Kewajiban Pajak Tangguhan
Aset (kewajiban) pajak tangguhan mencerminkan potensi arus kas masa depan yang
timbul dari pembalikan perbedaan temporer. Namun pembalikan ini dapat terjadi
beberapa tahun kemudian dimana nilai sekarang dampak arus kas akan jauh lebih
kecil daripada yang tercatat pada neraca. Oleh karena itu, beberapa analis
merekomendasikan aset atau kewajiban pajak tangguhan dihitung nilai sekarangnya.
Meramal Arus Kas dan Laba Masa Depan
Pertama analis melihat perbedaan tetap dalam laporan menurut komersial dan pajak.
Dalam hal ini, analis melihat tarif pajak efektif perusahaan selama beberapa tahun
terakhir untuk menentukan komponen tetapnya. Tarif pajak ini membantu analis
mengidentifikasi dampak pajak dari setiap tambahan dolar laba. Lalu analis melihat
perbedaaan temporer dalam laporan menurut komersial dan fiskal yang berguna
dalam peramalan arus kas. Adanya kewajiban (aset) pajak tangguhan dalam jumlah
besar menunjukkan pembayaran pajak perusahaan di masa mendatang kemungkinan
akan lebih tinggi (lebih rendah) daripada cadangan pajaknya. Namun, agar informasi
ini dapat digunakan dalam peramalan arus kas, kita perlu memperkirakan kapan
pembalikan diharap akan terjadi.
Menganalisis Perbedaan Tetap dan Temporer
Analis harus mengevaluasi alasan mengapa tarif pajak efektif berbeda dari tarif pajak
wajib dengan melihat komponen yang menyebabkan perbedaan tersebut. Tarif pajak
wajib merupakan tarif yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang
berlaku di negara yang bersangkutan.Sedangkan tarif pajak efektif dipergunakan
untuk menilai berapa besar sebenarnya nilai persentase pajak yang harus dibayar oleh
Wajib Pajak.
Analis juga harus mengevaluasi kemungkinan pembalikan penangguhan dan
memperkirakan seberapa cepat pembalikan diharapkan akan terjadi.
Manajemen Laba dan Kualitas Laba
Analis harus berhati-hati dalam melihat setiap perubahankhususnya
penurunanpenyisihan penilaian karena hal tersebut bisa jadi merupakan usaha
untuk melakukan manajemen laba. Sedangkan dalam mengevaluasi kualitas laba, hal
yang biasa dilakukan analis ialah membandingkan antara laba menurut komersial
dengan laba menurut pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam, K.R. Wild, John J. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10


(Buku1). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai