PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Undang-Undang no. 13 Tahun 2003, tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan
kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapinya.
Menurut data International Labor Organitation (ILO) pada yang diterbitkan dalam
peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Se dunia pada 28 April 2010, tercatat
setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan terjadi sekitar 270
juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia. Sedangkan menurut data
Kemenakertrans, angka kecelakaan kerja pada tahun 2009 mencapai 96.513 kasus,
sedangkan pada semester I tahun 2010 angka kecelakaan kerja mencapai 53.267 kasus.
Hampir 70 % kecelakaan kerja didominasi kecelakaan di jalan raya saat pergi maupun
pulang dari tempat kerja. Setiap tahun ditargetkan angka kecelakaan kerja 50 % lebih
sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Suma’mur, penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah karena
adanya kondisi yang tidak aman dan tindakan tidak aman dari pekerja. Khusus
mengenai tindakan tidak aman sangat erat kaitannya dengan faktor manusia atau
terjadi karena kesalahan manusia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Patrick
Sherry, 80-90 % penyebab kecelakaan kerja berkaitan dengan human error atau faktor
perilaku pekerja. Pekerja cenderung untuk berperilaku dengan mengabaikan
keselamatan walaupun itu sangat berguna untuk kepentingannya sendiri. Misal saja
dalam melaksanakan tugasnya pekerja seringkali tidak mengikuti Standard Operating
Procedure (SOP) dan hanya bekerja berdasarkan pengalamannya saja. Atau masalah
lain adalah pekerja seringkali tidak mau menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang sudah disediakan dengan berbagai alasan (Syaaf, 2008).
Persepsi terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan supaya
karyawan terjaga dan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Persepsi disini
tidak lepas dari respon kognitif yang mana suatu bentuk usaha untuk memahami
pertama apa yang dipikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus
persuasif, dan kedua bagaimana fikiran serta proses kognitif yang berkaitan
menentukan apakah mereka mengalami perubahan sikap dan sejauh mana perubahan
itu terjadi. (Greenwald, 1968; Petty, Ostrom & Brock, 1981: Baron & Byne) dalam
(Azwar, 2002:67). Karyawan merasa puas bila dalam melakukan suatu pekerjaan
terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya
2
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa resiko pekerja atau individu dalam
melakukan tugas mereka “terancam” keselamatan dan kesehatannya. Dengan
mengamati data kecelakaan di atas terlihat bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada karyawan belum berjalan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Irwanto (1988:76) berpendapat mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi persepsi anatara lain :
a. Perhatian yang selektif
Setiap individu akan menerima banyak rangsang dari lingkungannya. Namun
demikian, ia harus memusatkan perhatiannya pada rangsanganrangsangan
tertentu saja agar objek-objek atau gejala-gejala lain tidak tampil.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik
perhatian.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Setiap individu mempunyai nilai dan kebutuhan yang tidak sama.
d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya.
5
c. Proses Penutupan (closure)
Proses penutupan merupakan proses untuk melengkapi atau menutupi jurang
informasi yang ada. Kecenderungan seseorang merasa sudahmengetahui
keseluruhan, merupakan suatu hal yang penting dalam proses
6
Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik,
mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan/ keahlian,dan
stres serta motivasi yang tidak cukup.
b. Faktor kerja/ lingkungan.
Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa
pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan
penyalahgunaan.
7
Menurut Budiono dkk, (2003:99), faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain :
a. Beban kerja.
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
b. Kapasitas kerja.
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
c. Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik
maupun psikososial.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Aspek dan Faktor yang
mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain lingkungan
kerja, alat kerja dan bahan, cara melakukan pekerjaan, beban kerja kapasitas
kerja dan lingkungan kerja.
8
b. Proses belajar
Melibatkan kemampuan membuat informasi melalui proses persepsual menjadi
punya arti dan makna bagi proses pemilihan tindakan.
c. Pemecahan masalah
Melibatkan proses dimana seseorang dihadapkan untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan dan perilaku berikutnya.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) merupakan pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan
perusahaan yang bertujuan supaya karyawan terjaga dan terjamin keselamatan dan
kesehatan kerjanya yang dikuti beberapa aspek-aspek didalamnya meliputi proses
kognisi, proses belajar dan pemecahan masalah.Adapun aspek persepsi terhadap
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang lain, meliputi persepsi terhadap
lingkungan kerja, persepsi terhadap alat kerja dan bahan dan persepsi terhadap cara
melakukan pekerjaan,
9
BAB III
STUDI KASUS
Berikut beberapa jurnal mengenai persepsi karyawan terhadap resiko kecelakaan kerja :
10
lapangan atau berkaitan dengan
mesin cukup diruang kontrol,
pekerja yang memiliki masa
kerja terbilang baru harus selalu
diperhatikan agar kecelakaan
kerja akibat perilaku tidak aman
dapat terkendali begitupun yang
memiliki masa kerja lama atau
sebaiknya dilakukan rotasi
pekerjaan.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
Daftar Pustaka
Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Cetakan V. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Chandra Dinal. 2006 Hubungan antara Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Stres Kerja bagian Weaving II PT. Batam Textile
Industry Ungaran. Falkultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Kurnia. Ahmad. 2012. Materi Pendukung Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja-Pertemuan 02-A. Materi Kuliah. (Http:// Repository.binus.ac.id. (Online).
Diakses tanggal 02 Januari 2013.
Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Cetakan Kelima. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Cetakan Ketiga Belas. Jakarta :
PT. Toko Gunung Agung.
Shidding, Solihin. dkk 2013. Hubungan Persepsi K3 Karyawan dengan Perilaku Tidak Aman
di bagian Produksi Unit IV PT. Semen Tonasa .Fakultas Kesehatan masyarakat
Universitas hasanuddin
Syaaf, Fathul Masruri. 2008. Analisis Perilaku Berisiko (At-Risk Behavior) pada Pekerja
Unit Usaha Las Sektor Informal di Kota X Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia: Depok.
Putri, Anisa. 2015. Analisis Pengaruh Persepsi, Sikap, Pengetahuan, dan Tempat Kerja
terhadap Prilaku Keselamatan Karyawan (Studi pada Perusahaan PT MuliGlass
Container Division). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dipenogoro
13
14