Anda di halaman 1dari 7

TAKE HOME EXAM

PAPER

diajukan guna melengkapi tugas Matakuliah Valuasi dan Komersialisasi


Teknologi

Disusun Oleh :

Nama : ANGGA RUSTAM AHMADI


NIM : 141710301049
Kelas / Angkatan : TIP – B / 2014
Dosen Pengampu : Dr. Yuli Wibowo, S.TP., M.Si.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
2017
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
===============================================================
UJIAN KOMPETENSI

Mata Kuliah : Valuasi dan Komersialisasi Teknologi


Jenis Ujian : Dikerjakan di rumah (take home exam)
Waktu Pengumpulan : Kamis, 29 Desember 2017
Dosen Pengampu : Dr. Yuli Wibowo, STp., MSi.

Petunjuk:

Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan cermat, kemudian jawablah semua
pertanyaan tersebut melalui email: yuliwibowo.ftp@unej.ac.id

Pertanyaan:

1. Strategi komersialisasi teknologi dapat dilakukan melalui pendekatan konsep


market pull dan technology push.
a. Jelaskan persamaan dan perbedaan konsep market pull dan technology
push dalam konteks strategi komersialisasi teknologi.
b. Berikan contoh konkrit penerapan konsep strategi market pull dan
technology push.

2. Beberapa bentuk strategi untuk melakukan komersialisasi teknologi


diantaranya mencakup menciptakan usaha baru, lisensi, penjualan dan joint.
Menurut saudara, manakah dari beberapa bentuk strategi tersebut yang
dianggap paling efektif! Jelaskan argumentasi saudara!

3. Inkubator bisnis mempunyai fungsi untuk mengembangkan bisnis suatu usaha


komersial pada fase start-up.
a. Bagaimana mekanisme kerja suatu inkubator bisnis
b. Jelaskan hak dan kewajiban inkubator bisnis dan tenant-nya dalam proses
inkubasi bisnis.

--- Good Luck ---


YW
JAWABAN

1.)
a. ~ Berikut ini adalah perbedaan antara konsep market pull dan technology push
dalam konteks strategi komersialisasi teknologi :

 Market pull : Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan


pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar &
umpan balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need
Pull akan menuju pada terbentuknya incremental innovation.
 Technology Push : Produk baru diperoleh dari teknologi produksi,
penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan
sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau
teknologi baru didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang
tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru
tersebut. Technology Pushakan menuju kepada radical innovation.

~ berikut ini adalah persamaan antara konsep market pull dan technology
push dalam konteks strategi komersialisasi teknologi :

 Sama sama dari hasil inovasi riset sebuah teknologi untuk kebutuhan
pasar
 Sama – sama merupakan proses interaktif dan iteratif dalam proses
praktiknya, proses pembelajaran (learning process) yang merupakan
bagian penting dalam proses sosial.
 Sama – sama ketika semakin dipahami bahwa inovasi pada umumnya
tidak terjadi dalam situasi yang terisolasi. Model ini sering juga disebut
dengan model feedback-loop atau chain-link atau model inovasi
interaktif atau non-linier.

b. Berikut ini adalah beberapa contoh kongkret dari market pull dan technology
push dalam konteks strategi komersialisasi teknologi :
Market Pull Technology Push
1. WIFI (Wireless Fidelity) 1. Teknologi 4G
2. SmartTV 2. Processor Intel pada Smartphone
3. Sel Surya 3. Browser
4. Ultra book (Computer Portable) 4. Android

2.)
Dari beberapa bentuk strategi untuk melakukan komersialisasi teknologi
diantaranya mencakup menciptakan usaha baru, lisensi, penjualan dan joint,
berikut ini adalah tanggapan menurut saya terkait strategi yang dianggap efektif :

= LISENSI

Lisensi tidak bisa dilepaskan dan bisa dikatakan sangat erat kaitannya
dengan sebuah citra dari produk baru itu sendiri. Persepsi dari seorang konsumen
terhadap produk baru sangat dipengaruhi oleh citra merek produk itu sendiri
bukan dan tidak harus selalu usahanya yang baru melainkan hasil produknya yang
perlu difokuskan. Jika perusahaan mempunyai nama merek yang ber-ekuitas
merek tinggi, maka biaya peluncuran penjualan produk baru suatu perusahaan
tersebut juga akan cenderung lebih rendah.

Citra merek juga bisa menekan persepdi konsumen terhadap resiko


mencoba produk yang bersangkutan. Terlebih lagi, citra merek dapat pula
meningkatkan ekspektasi distributor terhadap kesuksesan item produk baru. Maka
Konseskuensinya upaya dalam pemasaran (maksudnya adalah penjualan) yang
diperlukan tidak terlalu besar dalam mendorong pencobaan produk baru tersebut
dan memperoleh tempat di rak pajang distributor.

Strategi kedua (dalam hal ini yaitu Lisensi) terkait komersialisasi


teknologi tidak bisa terlepas fungsinya yaitu untuk mengangkat status / potensi
yang ada pada produk teknologi tersebut (dengan cara : inovasi, variasi, dan
pengembangan dari teknologi itu sendiri) untuk menjadi sebuah teknologi yang
lebih unggul. Maksudnya adalah sebuah teknologi yang memiliki unsur
keterbaruan dan kemutakhiran dan berpotensi untuk mendapatkan HAKI (Hak
Atas Kekayaan Intelektual).

3.)
a. Untuk mekanisme kerja daripada inkubator bisnis sebagai berikut :

 Berawal dari fasilitas kantor dari lembaga inkubator, yang mana dilakukan
pemenuhan diri guna meningkatkan fasilitas kantor yang dapat diakses
bersama.
 Kemudian masuk ke space & share untuk para tenant, hal ini dimaksudkan
agar tesedianya tempat dan fastel bagi para tenant dan sebagai tempat
menuangkan ide / gagasan dan inovasi industri kreatif bagi para tenant
(peserta inkubasi)-nya.
 Setelah itu dilakukanlah proses inkubasi (dalam hal ini yaitu services /
sebuah pendampingan) untuk para tenant. Hal ini bertujuan sebagai media
konsultasi manajemen, sarana layanan pendampingan secara Full-time,
dan dalam kurun waktu tertentu bisa lepas dari proses inkubasi.
 Akan tetapi sebelum proses inkubasi diberikan modal usaha terlebih
dahulu, dengan beberapa kontrak perjanjian yang disepakati bersama oleh
lembaga inkubator dengan para tenant-nya. Adapun hal ini supaya
tersedianya seed capital star up dan sebagai media fasilitasi melalui
program CSR dan lembaga keuangan.
 Setelah dilakukannya proses inkubasi, masuklah ke tahap pengembangan
dan mandiri. Dalam hal ini hal – hal yang dilakukan adalah memperluas
akses jaringan kemitraan dengan pengusaha antar tenant dan meningkatkan
kualitas standard mutunya.
 Tidak hanya sampai pada itu saja, setelah proses inkubasi pun masih ada
program lainnya (pasca inkubasi) yaitu : pelepasan tenant UMKM Mandiri
& berkembang.
b. Berikut ini adalah hak dan kewajiban dari tenant dan lembaga inkubator itu
sendiri :
- PARA LEMBAGA INKUBATOR –

Hak untuk para lembaga inkubator :


 Mendapatkan timbal balik yang sepadan hasil dari proses inkubasi
 Mendapatkan sarana dan prasarna yang lebih memadai
 Mendapatkan fasilitas yang dibuthkan
 Mendapatka layanan yang terpadu juga
 Dan lain sebagainya.

Kewajiban untuk para lembaga inkubator :


 Wajib mendampingi proses inkubasi kepada para tenent-nya
 Wajib melakukan layanan 7 S (space, share, services, support, skill
development, seed capital, synergy)
 Wajib meningkatkan kemandirian sumber pendanaan riset dari
komersialisasi HAKI
 Mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha yang tangguh, kreatif, dan
professional (PBBT / NTBF)
 Wajib memperkuat daya saing industri dalam negeri menuju ekonomi
berbasis inovasi
 Wajib meningkatkan alih teknologi hasil riset lembaga penelitian untuk
meningkatkan daya saing perusahaan baru berbasis inovasi teknologi

- PARA TENANT -

Hak untuk para tenant :


 Tenant berhak memperoleh fasilitas menggunakan secara wajar dan
bertanggung jawab
 Berhak memperoleh pelayanan yang sama dan adil
 Berhak mendapatkan pendampingan (max. 4 jam) dalam satu bulan
 Berhak mengubah interior di ruangan kerja, setelah dapat ijin dari
pengelola lembaga inkubator
 Berhak menempelkan stiker berupa logo, slogan, dan atau identitas
perusahaan selama tidak mengganggu tampilan
 Berhak menambah sarana dan prasarana tambahan di ruang tenant maupun
di workshop-nya setealh dapat ijin dari pengelola lembaga
 Berhak menggunakan peralatan yang ada di fasilitas workshop selama
masih tertuang dalam perjanjian penggunaan
 Berhak menggunakan fasilitas inkubator dari waktu / jam yang secara
umum diberikan setelah mendapat ijin dari pengelola.

Kewajiban para tenant :


 Tenant wajib bebeas dari tindakan tercela dan melanggar hukum yang
berlaku di Indonesia dan bersedia untuk mematuhi peraturan dan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pengelola lembaga inkubator
 Tenant wajib melaksanakan prosesdur K3 – LL (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta Lindungi Lingkungan) dan juga program HSE
(Health, Safety, and Environment)
 Wajib menjaga sikap, tindakan, tata krama dan perilaku baik di dalam
maupun di luar lingkungan inkubasi
 Wajib melaporkan rencana penggunaan alat / mesin tambahan dan
kegiatan yang sekiranya akan mengganggu ketertiban umum kepada
pengelola inkubator
 Wajib menjadga dan memelihara peralatan dan fasilitas yang telah
diberikan oleh pengelola inkubator, dan wajib mengganti jika nantinya
terjadi kerusakan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya
 Wajib menyampaikan / melaporkan perkembangna kegiatannya secara
formal dalam rapat dan secara tertulis dalam laporan triwulan tenant
 Wajib bertanggungjawab untuk setiap operasi perpindahan yang mungkin
melibatkan area umum atau fasilitas inkubator.

Anda mungkin juga menyukai