Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

EKONOMI MANAGERIAL

Video:

Korporasi Penggenggam Dunia

“Strategi Unit Bisnis dan Implikasi Manajerial pada Perusahaan


Nestle”

Dosen :

Dr. I Made Artha Wibawa SE.,MM.

Oleh Kelompok 7 :

I Komang Sumerta 1680611006

Luh Ayu Mulyaningsih 1680611013

I Gst Agung Natha Prasetya 1680611020

I Nyoman Widana Yasa 1680611028

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Magister Manajemen

2017

I
DAFTAR ISI..............................................................................I
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Pokok Masalah...................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI......................................................3
2.1 Strategi...............................................................................3
2.2 Manajemen Strategis..........................................................7
BAB III PEMBAHASAN............................................................14
3.1 Konsep Strategi Nestle.......................................................14
3.2 Implikasi Manajerial Nestle..................................................25
BAB IV KESIMPULAN.............................................................27
4.1 Kesimpulan.........................................................................27
REFERENSI.............................................................................28

I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nestlé adalah sebuah perusahaan multinasional di Vevey, Swiss yang


bergerak dalam bidang makanan. Nama Nestle diambil dari seorang ahli farmasi
yang berhasil menciptakan produk makanan berbasis susu khusus bayi yang
kesulitan mengkonsumsi ASI yaitu Henry Nestle. berhasil menciptakan makanan
pendamping bagi bayi yang tidak mendapat cukup ASI. Farine Lactee´ berhasil
menyelamatkan banyak jiwa bayi pada saat itu dan Nestlé pun mendapatkan
kepercayaan masyarakat. Henri Nestlé kemudian memanfaatkan nama keluarganya
menjadi logo perusahaannya. Dalam dialek Jerman Swiss, "Nestlé" berarti sarang
burung kecil (little nest). Logo itu menjadi lambang rasa aman, kasih sayang,
kekeluargaan dan tradisi.
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok
lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya seperti air mineral,
kopi, produk susu, makanan bayi, dan lain-lain. “Good Food, Good Life‟ merupakan
slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan
yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang
sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi
demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik
Perusahaan ini menghasilkan makanan dan minuman seperti makanan bayi,
susu, kopi, cokelat, dan lain-lain. Perusahaan ini masuk dalam bursa saham SWX
Swiss Exchange. Pada tahun 1842, Henry Nestle membeli salah satu industri yang
paling progresif dan lincah pada region itu pada masa tersebut. Ia juga terlibat dalam
memproduksi minyak kacang (digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak),
minuman keras, rum, dan cuka. Ia juga mulai mempruduksi dan menjual air mineral
bergas dan lemonande, meskipun pada tahun-tahun krisis dari 1845 dan 1847
Nestle menghentikan produksi air mineralnya.

Perusahaan ini menghasilkan makanan dan minuman seperti makanan bayi,


susu, kopi, cokelat, dan lain-lain. Perusahaan ini masuk dalam bursa saham SWX
Swiss Exchange. Pada tahun 1842, Henry Nestle membeli salah satu industri yang
paling progresif dan lincah pada region itu pada masa tersebut. Ia juga terlibat dalam
memproduksi minyak kacang (digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak),
minuman keras, rum, dan cuka. Ia juga mulai mempruduksi dan menjual air mineral
bergas dan lemonande, meskipun pada tahun-tahun krisis dari 1845 dan 1847
Nestle menghentikan produksi air mineralnya.
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan
cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya
yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas
(borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang
mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih
pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global
yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana
mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik
dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara
ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu
organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial
di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.

Menurut Rahmat Dwi Jatmiko (2004, p135) strategi bisnis adalah


serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang
dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan
kompetitif dengan mengeksploitasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau
produk individual dan spesifik. Strategi pemasaran merupakan salah satu cara
dalam mengenalkan produk kepada konsumen,dan hal ini menjadi penting karena
akan berhubungan dengan laba yang akan dicapai oleh perusahaan. Strategi
pemasaran akan berguna secara optimal bila didukung oleh perencanaan yang
terstruktur baik dalam segi internal maupun eksternal perusahaan.

1.2 Pokok Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan pokok


masalah dalam makalah sebagai berikut :

1. Analisis Strategi unit bisnis pada perusahaan Nestle


2. Implikasi Manajerial unit bisnis perusahaan Nestle

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategia” yang awalnya


bermakna seni seorang panglima yang biasanya diguna kan dalam peperangan.
Diartikan sedemikian rupa karena kata strategi memang lazim digunakan dalam
peperangan. Dalam abad modern ini, penggunaan istil ah strategi tidak lagi terbatas
pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah
digunakan secara luas dan dalam semua bidang ilmu. Secara umum, strategi
diartikan sebagai cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli
dalam buku karya mereka masing-masing. David menyatakan bahwa strategi adalah
individu yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan sebuah
organisasi. Strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan
mengatur informasi (2015:43). Kuncoro mengemukakan, strategi sebagai suatu
proses, yang meilputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan.
Tahapan utama proses manajemen strategi umumnya mencakup analisis situasi,
formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi kinerja. Strategi juga bersifat
kontekstual, harus sesuai (Fit) dengan kompetensi ini dan tantangan yang dihadapi
(2010:15) Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
serangkaian rancangan jangka panjang yang diimplementasikan dalam seluruh
proses bisnis organisasi untuk menghadapi persaingan dan mencapai visi
perusahaan.

2.1.1 Tingkatan Strategi


Wheelen dan Hunger mengemukakan ada beberapa tingkatan dalam strategi
untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang
sesuai dengan perkembangan perusahaan (2008:15), yaitu :
1. Strategi Korporasi (Corporate Strategy)

Merupakan strategi yang mencerminkan seluruh arah


perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan
bagi perusahaan secara keseluruhan dan bagi manajemen
berbagai macam bisnis lini produk.
- Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu:

a. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang


sedang dilaui perusahaan.

b. Strategy Stabilitas (Stability Strategy)

Strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang


sedang dihadapi oleh suatu perusahaan.
c. Retrenchment Strategy
Strategi yang diterapkan untuk memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

2. Strategi Bisnis (Business Strategy)

Merupakan strategi yang digunakan pada tingkat produk atau


unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada
perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifikasi
atau segmen pasar tertentu.

- Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi


tingkat bisnis ini, yaitu:
a. Strategi Kepemimpinan Biaya

b. Strategi Diferensiasi

c. Strategi Fokus

strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer
yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak atau
mengelola bisnis bersangkutan.

2.1.2 Jenis-jenis Strategi

David mengemukakan beberapa strategi alternatif yang dapat


diambil oleh perusahaan (2015:137-147) yaitu:

1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke Depan (Forward Integration)

Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki


atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat
ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang
menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara mendirikan
situs Web untuk menjual produk-produk mereka secara
langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan
gejolak di sejumlah industri.

b. Integrasi ke Belakang (Backward Integration)

Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencoba memiliki


atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok.
Strategi ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok
saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)

Integrasi Horizontal adalah strategi mencoba memiliki atau


meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Salah satu tren
yang paling penting dalam manajemen strategis ini adalah
banyaknya pengguna integrasi horisontal sebagai strategi
pertumbuhan.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Strategi penetrasi pasar (market penetration) berusaha


meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang
sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar.
Strategi ini sering digunakan sendiri atau dikombinasikan
dengan strategi lainnya.
Strategi penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah
jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan
promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya
publisitas
b. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar (market development) terdiri dari


upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke
wilayah geografis baru.
c. Pengembangan Produk (Product Development)

Pengembangan produk (product development) adalah


strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang
sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan
biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi Terkait (Diversifikasi Konsentris)

Strategi diversifikasi konsentris biasanya dilakukan dengan


menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait
b. Diversifikasi Tidak Terkait (Diversifikasi Horizontal)

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan
yang sudah ada disebut Diversifikasi Horisontal (horizontal
diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi
konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan
yang sudah ada.

4. Strategi Defensif

a. Rasionalisasi Biaya (Retrenchment)

Rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan


restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk
meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang
menurun.
Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn-around) atau
reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya dirancang
untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.
b. Divestasi (Divestiture)

Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut


divestasi(divestiture). Divestasi sering digunakan untuk
meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk
akuisisi atau investigasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat
menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh
untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau
tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.
c. Likuidasi (Liquidation)

Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan


secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi
merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa
merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.

2.2 Manajemen Strategis


Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja sebuah organisasi dalam
jangka panjang. Manajemen strategis membutuhkan seluruh fungsi
manajemen, yaitu: strategi sebuah organisasi harus direncanakan,
diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikontrol. Lebih jauh Thomas
Wheelen menyatakan dengan jelas bahwa manajemen strategis adalah
perkembangan dari strategi-strategi di masa lalu yang lebih berorientasi
ke dalam perusahaan itu sendiri. Dengan manajemen strategis, sebuah
perusahaan harus melihat ke luar untuk mengenali peluang dan
ancaman.
Desmidt dan Heen menyatakan bahwa manajemen strategik
adalah kesatuan proses manajemen pada suatu organisasi yang
berulang-ulang dalam menciptakan nilai serta kemampuan untuk
menghantar dan memperluas distribusinya kepada pemangku
kepentingan ataupun pihak lain yang memiliki kepentingan lain kepada
pemangku kepentingan (2010.p9).
David menyatakan bahwa manajemen strategis didefinisikan
sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsional
yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya (2015:39)

2.1.1 Tahap-tahap dalam Manajemen Strategis


David mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam manajemen
strategis terdiri dari 3 tahap, yaitu Perumusan strategi, Pelaksanaan
strategi, dan Evaluasi strategi (2015:39-40).
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi


organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat
sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan memilih strategi
tertentu untuk digunakan.
2. Pelaksanaan Strategi (Strategy Implementation)

Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasarn


tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat
dilaksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan
budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi
yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran,
penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem
informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan
dengan kinerja organisasi. Pelaksanaan strategi sering dianggap
sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis
menuntut disiplin, komitmen, dan pengorbanan pribadi.
Keberhasilan pelaksanaan strategi bergantung pada kemampuan
manajer untuk memotivasi para karyawan.
3. Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)

Merupakan tahap akhir dalam manajemen strategis. Para


manajer harus benar- benar mengetahui alasan strategi-strategi
tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini,
evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi.
Semua strategi dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal
dan internal selalu berubah.
3 Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi, yaitu:

a. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang


menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan
sekarang ini.

b. Mengukur kinerja

c. Melakukan tindakan-tindakan korektif.


Kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi dalam organisasi
besar terjadi pada tiga tingkat hirarki, yaitu: tingkat korporat, divisi, atau unit
bisnis strategis dan fungsional. Dengan membina komunikasi dan interaksi
antara para manajer dan karyawan lintas tingkat hirarki tersebut, manajemen
strategis membantu perusahaan untuk berfungsi sebagai tim yang kompetitif

2.3.1 Analisis Internal

David menyatakan bahwa semua organisasi memiliki kekuatan dan


kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada bisnis yang sama kuatnya atau
sama lemahnya di semua area. Kekuatan/kelemahan internal, ditambah dengan
peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, memberi landasan
untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi diterapkan dengan tujuan
untuk mendayungkan kekuatan serta mengatasi kelemahan internal (2015:188).
Gambar Model Lima Kekuatan Porter
1. Persaingan antar perusahaan saingan

Persaingan antar perusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat


dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan
dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi
yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan dalam strategi oleh satu
perusahaan bisa jadi ditanggapi dengan langkah balasan, seperti:
- Penurunan harga

- Peningkatan kualitas

- Penambahan fitur

- Penyediaan layanan

- Perpanjangan garansi

- Pengintensifan iklan

Intensitas persaingan antar perusahaan sejenis cenderung meningkat ketika


jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dengan hal ukuran dan
kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri itu menurun, dan ketika
potongan harga menjadi lazim (David, 2015:240).

2. Potensi masuknya pesaing baru

Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industi


tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Terdapat
berbagai hambatan bagi masuknya perusahaan baru, seperti kebutuhan untuk
mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk teknologi dan trik-trik
praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, kurangnya
akses ke bahan mentah dan lain sebagainya. Terlepas dari banyaknya
hambatan bagi masuknya perusahaan baru tersebut, perusahaan baru kadang
masuk ke industri dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah,
dan sumber pemasaran yang substansial. Oleh karenanya, tugas penyusun
strategi adalah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi
masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan saingan baru, menyerang

balik jika diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada
(David, 2015:240-241).

3. Potensi pengembangan produk pengganti

Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan


produsen produk- produk pengganti di industri lain. Hadirnya produk-
produk pengganti itu meletakkan batas tertinggi (platfon) untuk harga yang
dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti.
Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah
ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya
peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa
diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih
produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar (David, 2015:241).

4. Kekuatan tawar pemasok

Kekuatan penawaran pemasok mempengaruhi intensitas


persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar
pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti
yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat
tinggi. Akan menguntungkan kepentingan baik pemasok maupun produsen
untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang
baik, pengembangan layanan baru pengiriman yang tepat waktu, dan
biaya persediaan yang lebih rendah, sehingga meningkatkan profitabilitas
jangka panjang dari semua pihak yang berkepentingan (David, 2015:241-
242).

5. Kekuatan tawar konsumen

Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli


dalam volume besar, kekuatan penawaran mereka dapat
merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri. Kekuatan penawaran konsumen bisa lebih
tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi.
Jika demikian, konsumen seringkali dapat menegosiasikan harga jual,
cakupan garansi, dan paket-paket aksesoris dalam pengertian yang luas
(David, 2015:242).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Konsep Strategi

Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang


terdesentralisasi, dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di
masing-masing unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai
dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit
bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang
bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh competitive
advantage.

Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu
periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle.
Strategi perusahaan disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan.
Perusahaan seperti Nestle yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya
memiliki dua tingkatan strategi:

a. Strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan pada


upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti.

b. Strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan


diusahakan termasuk pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis
perusahaan tersebut.

Satu hal yang perlu dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis,
perusahaan induk tidak terlibat langsung dalam persaingan. Strategi korporasi
berpeluang sukses jika memberi perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan
tiap unit bisnis. Diversifikasi akan menambah biaya dan hambatan bagi unit bisnis
yang sudah ada. Hambatan dan biaya tersembunyi (hidden costs) yang dibebankan
kepada unit bisnis, secara terencana harus dapat dikurangi. Pemegang saham
memiliki kesiapan untuk melakukan diversifikasi sendiri dengan memilih portofolio
bisnis yang resiko dan return-nya sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini
menandakan strategi korporasi tidak dapat sukses kecuali ia dapat memberikan
tambahan nilai bagi shareholders, dan industri di mana unit bisnis baru yang
dibentuk memiliki struktur yang mendukung dihasilkannya return yang lebih tinggi
dari biaya modal.

Pertimbangan lain dalam membangun strategi korporasi adalah apakah unit


bisnis baru dapat menghasilkan keunggulan bersaing dari hubungannya dengan
unit-unit bisnis lain atau dengan induk perusahaan. Ada empat konsep strategi
korporasi yang telah banyak diaplikasikan: portfolio management, restructuring,
transferring skills, dan sharing activities. Portfolio management mendasarkan pada
sejumlah asumsi vital. Diversifikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti
akuisisi, merger, atau membangun unit bisnis baru (greenfield company).
Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang
tidak terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi
kesulitan akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi.

Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim


manajemen, mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau
menjual/menutup unit-unit yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan
kompetensi inti unit bisnis terkait. Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses
aktif untuk mengubah strategi atau operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam
suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer ketrampilan harus spesifik dan dapat
dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam sharing activities antar unit
bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara bersama.

Pada tataran global, variabel penentu keunggulan bersaing sangat berbeda


dari persaingan domestik. Untuk dapat sukses di arena bisnis global, pertama
perusahaan Nestle perlu mengubah diri menjadi pelaku usaha internasional
(multidomestic competitor), yang memungkinkan anak-anak perusahaan Nestle
(subsidiaries) dapat bersaing secara independen di berbagai pasar domestik.
Selanjutnya, perusahaan induk berevolusi menjadi organisasi global (global
competitor) yang mampu mengadu seluruh system produk dan posisi pasarnya
melawan berbagai pemain global lainnya. Tantangan bagi global competitor adalah
membangun dan sekaligus menerapkan strategi korporasi yang dilandasi oleh
pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu terus diupayakan sehingga perusahaan
memiliki keungulan global.

Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek


monolitik, dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara
investasi finansial yang ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang
hendak dicapai dari investasi ini. Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik
memakai satu nama merek yang sama untuk berbagai produk, nilai merek (brand
value) dari merek yang sukses diharapkan bisa dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama
merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap
pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.

A. Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang.
Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat
usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang
adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan
mencapai daya saing strategis.

Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan


eksternal adalah dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan
(monitoring), peramalan (forecasting), dan penilaian (assessing).
Lingkungan Makro

Pada lingkungan makro terdiri dari faktor teknologi, pemerintah, ekonomi,


kebudayaan, dan faktor demografi. Pada lingkungan ini Nestle selalu memanfaatkan
faktor-faktor tersebut untuk menyusun sebuah strategi pemasaran di setiap negara.

1. Teknologi

Salah satu dimensi dalam analisis lingkungan adalah trend perubahan


teknologi atau penerapan teknologi yang berkembang di pasar atau industri yang
selanjutnya akan mempengaruhi strategi. Perubahan teknologi akan menghadirkan
peluang dan sebaliknya adanya alternatif teknologi baru juga akan menghadirkan
ancaman.

Oleh karena itu PT.Nestle membuat suatu teknologi yang selalu baru tetapi
selalu memperhatikan lingkungan yang sehat. Dampak teknologi baru Nestle adalah
merupakan masalah penting yang dapat menjaga eksistensi di pasar dunia saat ini
serta mendukung kualitas dari produk Nestle. Kadang-kadang teknologi baru justru
menjadi masalah kritis untuk mengatasi transisi perubahan ke teknologi baru Nestle
selalu memberi pelatihan-pelatihan kepada karyawan-karyawannya terlebih dulu.

Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka


dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan
seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh competitive advantage. Sebelumnya Nestle
telah menerapkan corporate intranet pada tahun 1997, yang bertujuan mendukung
lima kegiatan bisnisnya yaitu purchasing, marketing, business intelligence, teknologi,
dan manajemen sumberdaya manusia. Corporate intrenet ini dikenal dengan Nestle
Intranet Kit Assistant (NIKITA).

NIKITA ini merupakan software yang dikembangkan oleh Nestle sendiri dan
menjadi blueprint bagi pengembangan proyek intranet selanjutnya. Sistem ini
digunakan lebih dari 80.000 karyawan Nestle di seluruh dunia. Email merupakan
sarana interaksi yang fundamental di Nestle dan sudah menjadi budaya kerja di
Nestle untuk berinteraksi antar departemen dengan hanya menggunakan email.
Pemberitahuan, berita-berita penting, instruksi, dan komunikasi bisnis biasa
menggunakan media email. Oleh karena itu intrenet dan email merupakan
kebutuhan pokok Nestle dan membuat komunikasi menjadi lebih cepat dan efisien.

Dengan makin ketatnya persaingan di industri bisnis makanan, maka Nestle


membutuhkan dukungan teknologi informasi yang bisa menyatukan semua bisnis
unit.Perubahan teknologi Nestle tidak sekaligus langsung berpengaruh dalam suatu
produk nya tetapi masih perlu waktu. Biasanya pemanfaat berjalan dari sebagian
pasar atau produk, tidak langsung seluruh produk akan berubah tapi secara tahap
demi tahap.

2. Pemerintah
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam kehidupan Nestle.
Pemerintah biasanya berfungsi sebagai wasit dan memastikan aturan berjalan
dengan semestinya. Dalam peran ini pemerintah akan mengeluarkan aturan-aturan
perundangan yang akan mempengaruhi kehidupan PT.Nestle sendiri.

Melalui perusahaan negara, pemeintah menjadi pesaing langsung Nestle


yang kebetulan berada pada bidang usaha yang sama. Manajer perusahaan Nestle
harus memahami proses pengambilan keputusan pemerintah. Meskipun pemerintah
diharapkan menjadi wasit yang adil, tetapi pengambilan keputusan akan diwarnai
oleh pembenturan kepentingan. Dengan demikian manajer Nestle dapat melakukan
antisipasi yang tepat.

3. Ekonomi

Evaluasi strategi termasuk mempertimbangkan tentang ekonomi, terutama


inflasi dan dasar kondisi kesehatan ekonomi yang diukur dari tingkat pengangguran
dan pertumbuhan ekonomi. Investasi pada Nestle padat modal membutuhkan waktu
yang tepat pada situasi ekonomi yang sehat daripada saat ekonomi lesu. Biasanya
dalam kenyataan lapangan cukup dengan melihat kondisi ekonomi pada umunya
akan dapat mengukur kesehatan ekonomi industri individual.

4. Kebudayaan

Bahwa arah perubahan budaya dapat mendatangkan ancaman dan peluang


sepanjang ada kesuaian dengan perusahaan. Pendirian cabang pabrik Nestle harus
memperhatikan budaya perusahaan yang berlaku di suatu negara. Selain itu
perusahaan Nestle selalu bisa melihat kebudayaan masyarakat yang berkembang di
suatu Negara sehingga Nestle dapat mencocokkan produknya dengan sebuah
negara dan dapat menentukan strategi harga yang baik serta cocok untuk Negara
tersebut .

5. Demografi

Trend demografi dapat menjadi kekuatan utama yang mendasari kekuatan


pasar. Beberapa variabel demografi meliputi umur, pendapatan, pendidikan dan
letak gerografi. Hal itu berarti bahwa ada pasar bagi produk Nestle untuk masuk
tanpa harus membangun kepercayaan terhadap suatu merk. Populasi tehnis
bertambah secara cepat dan mendukung semua perusahaan dan industri
mempengaruhi dengan baik garis besar strategi perusahaan.

Contohnya Populasi Asia dan AS sekitar 5 juta orang di AS akan bertambah


165 % pada tahun 2000. Hal ini juga yang selalu menjadi faktor pertimbangan
perusahaan untuk memasarkan produknya ke suatu negara, banyaknya populasi di
suatu negara berarti peluang untuk Nestle untuk bisa lebih berkembang di suatu
negara tersebut. Nestle pun selalu melakukan riset ke sebuah negara dengan
melakukan survey populasi, pendapatan per kapita, umur, jenis kelamin, serta umur.
Untuk pendapatan perkapita di suatu negara dapat menjadi tolak ukur untuk
menentukan harga dari produk Nestle secara tepat.

Lingkungan Mikro

1. Persaingan Antar Industri

Nestle semakin besar dan agresif dengan temuan-temuan jenis produknya.


Tak kurang ada puluhan produk yang diluncurkan Nestle dengan ratusan jenis.
Hampir semua produk itu sukses dipasar, tentu saja karena didukung distribusi yang
kuat dan konsep pemasaran yang jitu.

Sebagai produsen makanan dan minuman terkemuka, Nestle sangat jeli


menyuguhkan produk-produk yang disenangi konsumennya. Terbukti penggalian
jenis produk berdasarkan rasa (taste) dari berbagai negara sukses berat. Strategi
pemasaran dengan konsep Emotional Marketing boleh dibilang sukses besar.
Konsep yang menggangkat emosi konsumen sehingga terjadi kedekatan dengan
produk tersebut. Sebagai produsen makanan dan minuman, Nestle nyaris
melenggang sendirian tanpa pesaing. Kemunculan berbagai merek lain, tak mampu
menggoyahkan kedudukan Indofood sebagai produsen terbesar. Produk-produk lain
hanya memperebutkan 25 persen pasar yang disisakan Nestle.

Dari banyak pesaing terbesar Nestle di antaranya adalah Unilever karena


perusahaan ini mempunyai variant yang begitu banyak di pasaran dan telah lama
berada di pasaran dunia, hal ini tidak membuat PT.Nestle kehilangan motivasi untuk
tetap bisa bertahan serta berkembang di pasaran dunia tapi hal ini membuat Nestle
menjadi lebih solid dalam melakukan pembaruan guna membuat Nestle tetap
bertahan juga semakin bisa merajai pasar makanan dan minuman dunia.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, PT.Nestle yakin bahwa


dominasi pasar produknya, akan dikuasai produk-produk Nestle. Sebab, perusahaan
pioner makanan dan minuman itu sudah memiliki brand dan juga rasa yang cocok
dengan sebagian besar lidah masyarakat Indonesia bahkan dunia. Namun demikian,
persaingan bisnis sejenis ini tak akan berhenti. Karena produsen lain melihat
peluang besar di sektor usaha ini. Hal ini tentu menguntungkan konsumen karena
semakin mempunyai berbagai pilihan.

2. Pendatang Baru
Perputaran uang di bisnis susu formula mencapai Rp 6 triliun setahun.
Sepertiganya milik kelas premium dan sisanya kelas biasa. Di kelas premium
persaingan sangat ketat. Di kelas biasa, Pada Nestle untuk produk susu mempunyai
angka penjualan mencapai hampir 50%. Sisanya, tentunya dibagi dengan pemain
lain seperti Sari Husada atau Friesche Flag, produsen susu Bendera sebenarnya
dapat menlakukan persaingan terhadap produk susu keluaran Nestle.

Kontribusi penjualan susu di seluruh dunia cukup lumayan untuk


menggembungkan kas Nestle. Susu formula milik Nestle yang tergolong kelas
menengah ini adalah Lactogen. Pendatang baru untuk jenis produk susu Nestle
mempunyai pesaing yaitu PT Sari Husada. Produsen susu anak SGM, Lactamil, dan
Vitalac ini dalam setahun bisa memproduksi susu sebanyak 41.500 ton. Dari jumlah
itu, Untuk keperluan produk sendiri sebanyak 80% Angka penjualannya pun terus
meningkat. Pada 2003 lalu, angka penjualannya mencapai Rp 1,1 triliun, meningkat
dari Rp 1,02 triliun tahun sebelumnya. Adapun laba bersihnya mencapai Rp 220,6
miliar. Jadi, sepanjang tahun 2003 pertumbuhan volume bertambah sebesar 16%.
”Laba bersih bertumbuh sebesar 24,4. Produk Sari Husada seperti Vitalac adalah
sekelas dengan Dancow milik Nestle. Semula keduanya memang rukun-rukun saja.
Bahkan saling berbagi pasar. Namun, sejak awal 2004, Sari Husada pun tak malu
lagi membikin produk yang bersaing seperti Vitalac 1, 2, dan 3, SGM 1,2 ,3, dan 4,
serta Vitalac LF (Lactosa Free) itu berimpit ketat dengan produk Nestle seperti
Dancow dan Lactogen.

3. Pembeli

Sebagai perusahaan multinasional Nestle mempunyai pangsa pasar yang


besar ini di tunjukkan dari banyaknya jenis-jenis produk yang di pasarkan oleh
Nestle, seperti kopi, coklat, sereal, susu dll. Dengan banyaknya produk Nestle maka
akan berimbas pada banyak nya konsumen Nestle, karena di setiap produk Nestle
yang dikeluarkan maka produk tersebut selalu mempunyai target pasarnya sendiri.

Nestle selalu menuai sukses di setiap negara karena Nestle selalu


memperhatikan kecocokan lidah dari para konsumennya, di setiap negara produk
Nestle mempunyai rasa, kemasan dan harga yang berbeda. Ini semua Nestle
lakukan karena di setiap negara pasti selalu ada perbedaan pada selera seperti
pada rasa dan harga. Jadi Nestle mempunyai komitmen untuk bisa menyesuaikan
produknya di setiap negara berbeda agar produknya dapat di terima serta di nikmati
oleh konsumen sehingga timbul kepuasan.

4. Produk Pengganti

Sebenar nya di pasar dunia Nestle telah menjadi raja di produk makanan,
tetapi para kompetitor selalu melakukan perubahan serta mengembangkan produk-
produknya untuk dapat bisa menyaingi Nestle. Tetapi sejauh ini Nestle selalu bisa
selangkah lebih maju dari kompetitornya dengan cara membuat produk-produk baru
yang di butuhkan masyarakat luas, Nestle dalam mengeluarkan produk nya selalu
melihat dulu kebutuhan apa yang di inginkan oleh para konsumennya. Sehingga
produk kompetitor-kompetitornya seperti Unilever dapat di saingi oleh produk Nestle
dengan cepat, Selama ini Nestle selalu dapat memenuhi kebutuhan konsumennya
dengan beragamnya produk Nestle yang di keluarkan.

B. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan Internal adalah faktor-faktor yang muncul dari dalam perusahaan


itu sendiri. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan masalah dalam perusahaan
yang menyangkut kinerja perusahaan seperti faktor penjualan, pemasaran, sumber
daya keuangan, sumber daya manusia, dan penelitian dan pengembangan.

1. Penjualan
Raksasa makanan global Nestle penjualannya dalam sembilan bulan pertama tahun
ini merosot 2,3 persen menjadi 79,5 miliar franc (52,6 miliar euro, 78,9 miliar dolar
AS), akibat franc Swiss yang menguat. Dampak mata uang mengambil 5,2 persen
dari penjualan untuk sembilan bulan pertama tahun ini, pertumbuhan organik
termasuk dampak dari akuisisi dan fluktuasi mata uang - berdiri di 3,6 persen untuk
periode tersebut walau pun begitu Raksasa makanan ini sempat mencatat laba
setahun penuh 18 milyar franc pada tahun 2008.
Sejauh ini penjualan produk Nestle cukup baik di seluruh dunia kita bisa mengambil
contoh penjualan produk Nestle di China. Penjualan Nestle di China telah naik 12%-
13% ketimbang 2008. Tahun lalu, Nestle China mampu membukukan penjualan
hingga 2,23 miliar Swiss Franc atau US$ 2,1 miliar. Jumlah ini setara 2% penjualan
Nestle global sepanjang 2008. Hal ini terjadi tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah
China yang memberikan sejumlah subsidi untuk menggenjot konsumsi dalam negeri
membuat penjualan Nestle S.A. melejit. Tak mengherankan, produsen makanan dan
minuman terbesar dunia ini pun menargetkan, penjualan mereka di China tahun ini
bisa naik hingga 20% dibandingkan tahun lalu.
Nestle mampu memanfaatkan kebijakan populer Pemerintah China ini dengan
sangat baik. Saat ini, Nestle China mengoperasikan 21 pabrik dan menjual berbagai
produk makanan dan minuman. Kopi, bouillon, susu, dan es krim adalah produk
makanan yang paling laku di negeri semiliar penduduk itu. Makanya, Nestle pun tak
segan membangun satu pabrik bouillon terbesar di dunia. Pabrik yang melahap
investasi 320 juta yuan ini mampu memproduksi 100.000 ton bouillon per tahun.
Pembuatan pabrik bouillon adalah salah satu cara Nestle menambah kapasitas
produksi produk-produk utama. Kebijakan ini sekaligus menegaskan bahwa akuisisi
perusahaan makanan bukan prioritas.

Selain produk utama, Nestle pun menawarkan produk baru seperti susu cair
dari bahan tradisional China. Peluncuran produk ini dilakukan setelah Pemerintah
China menemukan kandungan melamin dalam susu cair produksi 22 perusahaan,
termasuk China Mengniu Dairy Co, produsen susu cair terbesar di China.

2. Pemasaran

Nestle telah membangun distribution channel sendiri yang menyediakan


produk-produknya untuk dibeli dimanapun dan kapanpun konsumen mau
membelinya. Penjualan dari konvektorinya tergantung pada banyaknya persediaan,
dengan market research menunjukan lebih 60 seluruh pembelian terlihat.
Konsukuensinya, Nestle mencoba menyalurkan kesemua outlet sebisa mungkin lalu
semua penjual dan retailer channel. Selain itu Nestle mempunyai strategi marketing
mix yang bagus sehingga dalam pemasarannya di lapangan Nestle tidak
mendapatkan kesulitan yang besar.Iklan membawa peran penting untuk
pertumbuhan brand Nestle. Oleh sebab itu Nestle menyebarkan iklan-iklannya ke
seluruh dunia untuk melonjakkan penjualan produk Nestle sendiri. Selain itu Nestle
memasarkan produknya melalui database Nestle, database ini menggunakan satu
kode produk tunggal, sehingga pembeli produk Nestle di satu negara dapat membeli
produk yang sama dari divisi Nestle di negara lain. Seluruh database Nestle
disentarlisasikan di 6 pusat data, dan dapat diakses lewat internet. Nestle juga dapat
mengetahui berapa banyak pembelian yang dilakukan oleh satu account, proses
negosiasi dilakukan tersentalisasi, sehingga memberikan volume yang lebih besar
per satu purchase order, dengan demikian lebih effisien. Pembelian lintas negara
menjadi lebih mudah dikoordinasikan.

3. Sumber Daya Keuangan

Pengaturan sumber keuangan Nestle di atur oleh sistem informasi yang


jelas, dengan menggunakan sistem informasi yang di kembangkan oleh Nestle maka
data sumber keuangan Nestle di berbagai cabang Nestle yang tersebar di hampir
seluruh dunia dapat terkontrol dengan baik oleh kantor pusat. Laporan keuangan
Nestle di laporkan oleh setiap cabang nya dalam jangka waktu seminggu sekali,
dengan di lakukan hal ini Nestle pusat dapat mengontrol dengan baik keuangan nya
dan dapat menghindari terjadi nya rentang kontrol dalam memanajemen
keuangannya.Nestle pun selalu melakukan pemantaun-pemantauan ke setiap
cabangnya dengan terus melakukan pemantaun selain ingin mengontrol kinerja
perusahaannya tetapi juga agar dapat menanamkan persatuan yang kuat di tiap
kantor cabang Nestle yang tersebar di hampir bagian wilayah negara.

4. Sumber Daya Manusia


Nestle tentunya membutuhkan sumber daya dalam bentuk antara lain SDM,
infrastruktur hingga know-how (pengetahuan). Manajemen bertanggung jawab
dalam menyediakan sumber daya ini, sehingga mereka membentuk tim logistik
tersendiri untuk memberi dukungan cukup pada tim yang mengimplementasikan
pada Nestle. Tim logistik umumnya dipimpin oleh manajemen puncak yang
berperan sebagai mediator antara manajemen puncak dan tim. Ia juga dipercaya
dan bertanggung jawab dalam menyediakan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam waktu yang tepat, saat yang tepat dan kuantitas yang tepat pula,
sehingga kinerja perusahaan dapat terjalin dengan baik pula.
Manajemen puncak juga membantu dalam mengumpulkan dukungan yang
dibutuhkan dan kerjasama dari karyawan, yang terkadang bersikap negative
terhadap Perusahaan. Manajemen puncak Nestle biasanya adalah mereka yang
terdiri dari orang yang berpengalaman dan memahami seluk beluk bisnis tersebut,
mengerti apa yang bekerja dan tidak, dan bisa menangani ketidakpuasan
karyawan. Oleh karena itu, mereka sudah terbiasa dalam menangani isu-isu yang
menjadi hambatan bagi implementasi Nestle. PT Nestle sendiri selalu melakukan
open recruitment yang berbeda di setiap cabang-cabangnya, perusahaan
memprioritaskan orang-orang asli yang tinggal di negara tersebut hal ini agar
mendapatkan sumber daya manusia yang cocok dengan budaya perusahaan yang
berlaku di negara tersebut. Tetapi perusahaan juga selalu mendatangkan tenaga
ahli yang berasal dari negara yang berbeda hal ini di sebabkan karena sumber
daya manusia tiap negara memiliki perbedaan.

5. Penelitian Dan Pengembangan

Sebelum mengeluarkan produk nya Nestle pasti melakukan survey dan


penelitian produknya kepada pasar agar dapat di ketahui kekuatan dan kelemahan
produk tersebut dan agar nantinya saat produk Nestle yang akan di keluarkan dapat
di terima oleh para konsumen. Nestle selalu melakukan uji produk nya ke pasaran
sebelum benar-benar memasarkan nya ke pasaran luas. Selain selalu melakukan
penelitian di pasaran produk Nestle telah melalui uji penelitian dan pengembangan
sebelumnya oleh para ahli yang ada dalam perusahaan Nestle, produk yang telah
lulus uji itu harus memenuhi semua syarat uji kelayakan agar saat di konsumsi oleh
konsumen produk Nestle tidak menyebabkan sesuatu yang bersifat negatif. Semua
proses ini pada akhirnya bertujuan agar timbul kepercayaan dari para konsumen
kepada produk Nestle. Para tenaga ahli pun selalu mengupayakan pengembangan
pada produk-produk Nestle agar tidak di anggap kuno dan selalu dapat menjaga
kelangsungan perusahaan di pasar dunia.

C. Analisis Swot
Deskripsi

Untuk dapat melakukan persaingan di pasar dunia sebuah perusahaan


multinasional seperti Nestle harus melakukan analisa produknya sendiri dengan
melakukan penelitian dan survey dengan akurat, analisa-analisa tersebut meliputi
SWOT (strength, weaknes, opportunities, threats).

1. Strenght

Sangat penting untuk setiap objek pasar perusahaan adalah berkemampuan


bekerjasama dalam bisnis. Dengan menggunakan analisis SWOT yang sederhana
meningkatkan perusahaan dan setiap direksi yang ingin dipimpin. Kemampuan
perusahaan untuk memposisikan produknya tergantung pada kemampuan dan
kepuasan konsumen dalam kebutuhannya. Ini adalah nilai yang terkandung dalam
pemasaran, termasuk penjualan dan pembagian pasar, analisis dari kompetisi,
penjualan dan keuntungan untuk masa depan dan analisis perubahan perilaku
konsumen.

Nestle secara kooperatif adalah produsen brand makanan terbesar dan terbaik.
Dengan kualitas tinggi selama bertahun-tahun Nestle tetap mempertahankan
kualitas produknya menghadapi kompetitor lain tapi tetap menjaga keseimbangan.
Nama yang global bisa menjadi penghargaan produksi dan pembelian skala
ekonomi serta meningkatnya dunia travel, secara instan dapat disadari pentingnya
produk. Dengan portofolio produk termasuk didalamnya 8 dari 30 penjualan brand
konvektori, seperti Quality Street, Aero, Smarties, Polo, dan Rowntree’s fruit
Pastilles, Milky Bar dan After Eight, dan sangatlah penting bahwa objek pemasaran
pada setiap produk harus kompatibel pada seluruh objek perusahaan. Seperti
kelompok atau individual, setiap produk punya karakter, kekuatan, kelemahan dan
konsekuensi, objek pemasaran dari setiap produk harus dispesialisasikan.

Keunggulan dari Nestle selama 50 tahun menjadi brand makanan terbaik dan
menjadi brand minded bagi konsumen. Ketika konsumen menikmati produk Nestle
maka strapline ‘Have a break have Nestlet’ akan menjadi jaringan semantiknya.
Bentuk dan rasanya juga mengikuti di daerah mana dia diproduksi, kemudian telah
berhasil selama 50 tahun masuk dalam jajaran makanan kecil favorit di dunia.
Bermacam-macam variasi diluncurkan yang membuat Nestle mencapai sukses.

2. Weakness
Produk Nestle hampir tidak ditemui kekurangannya karena selalu
memperhatikan perubahan permintaan pasar dan selera konsumen. Mengikuti
kebutuhan konsumen merupakan hal terpenting untuk kesuksesan perusahaan.
Namun jika dikaji lebih dalam lagi kekurangan Nestle dalam segi promosi yang pada
tahun 1999 yang membuat penjualan anjlok. Dari data yang didapat dari lapangan
diketahui bahwa pada masa itu remaja kurang menyukai Nestle dan lebih menyukai
brand lain yang menurut mereka lebih cocok akan jiwa mereka.

Untuk mengatasi hal ini Nestle membuat keputusan memluncurkan produk


baru yang lebih berjiwa muda. Dan setelah tahun 1999 produk ini dilucurkan
perubahan penjualan mengalami peningkatanan yang sangat signifikan
membuatnya kembali masuk dalam jajaran produk chocolate crispy terbaik.
Berdasarkan pengalaman itu Nestle mempromosikan produknya melaui dua media
seperti yang sudah dibahas diatas. Bagaimanapun Nestle menjadi dibawah
peningkatan tekanan dengan munculnya produk baru pesaing yang akan bertarung
dalam pembagian pasar.

3. Opportunities

Perubahan pada selera konsumen memberikan peluang yang baik bagi


Nestle untuk membuat varian baru bagi konsumennya, untuk melihat peluang bisnis
yang ada dibutuhkan kepekaan membaca perubahan lingkungan eksternal. Survey
lapangan menjadi cara yang paling baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi,
konsumen selalu ingin diperhatikan dan sifatnya variabel atau tidak tetap. Peluang
ada sekarang ini menuntut Nestle untuk terus memperbaharui produknya tapi tetap
berpegangan pada prinsipnya dengan mempertahankan keadaan atau karakter
produk asli yang selalu menjadi ciri khas dari produk Nestle dengan produk lainnya.

Selain itu nama besar Nestle juga sudah menjadi salah satu peluang yang
baik untuk produk Nestle karena faktor brand minded konsumen itu tadi yang
menyebabkan konsumen akan tetap membeli Nestle dimana dan kapan pun juga.
Selalu memperhatikan objek pasar dimana bisanya produk ini dipasarkan karena
mengharapkan keuntungan jangka panjang otomatis objek pasar tetap ada dan
harus berkembang. Dengan brand yang paten dengan strapline ‘Have a break have
a Nestle’ mencoba menjangkau semua kalangan menutup segala kemungkinan
pesaing untuk kelengahan dari segala aspek.

4. Threats
Pada kasus Nestle mengalami pendomplengan nama oleh Danone
menyamai brand ini dengan nama Cit Cat, ini menjadi kelengahan Nestle dan
ancaman reputasi Nestle. Kondisi ini jelas sangat mengganggu karena brand ini
yang memakai duluan adalah Nestle ini tantangan yang cukup berat sehingga
dilakukan usaha pengajuan banding ke Dirjen HAKI khususnya ke direktorat
mereknya. Dalam pengajuan gugatan Cit Cat dikenai gugatan itikad buruk memakai
brand yang sama dengan milik Nestle . Ancaman-ancaman seperti ini yang bisa
mempengaruhi usaha berusaha menyamakan brand membuat konsumen
terpengaruhi dan menjadikan kompetitor yang tidak sehat.

Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan tersebut perlu dilakukan


orientasi ulang kenapa produk Nestle bisa mempunyai kompetitor yang namanya
hampir sama. Dari tinjauan tesebut dapat diketahui bahwa begitu suksesnya Nestle
sehingga kompetitor berusaha menyamainya. Manajemen yang baik juga
mendukung kekuatan dari brand itu, perencanaan usaha yang baik akan membuat
Nestle mencapai sukses dan keuntungan maksimum.

Penemuan baru akan mengembangkan suatu produk jadikan kompetitor


sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas suatu produk. Agar produk lain
jauh tertinggal digunakanlah Marketing Plan yang terarah dan terfokus sehingga
jatuhnya produk itu tepat, intinya kondisi yang ada disekitar usaha menjadi bahan
cermatan dan dipahami mencoba mengatasi tantangan itu juga bisa dihindari.

Pembahasan

Nestle menggunakan analisis SWOT dalam produk-produknya agar dapat


terus meningkatkan serta melakukan perbaikan-perbaikan kearah yang lebih positif
terhadap kualitas produk dan pelayanan Nestle kepada masyarakat seluruh dunia.
Dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan serta tantangan yang akan
di hadapi Nestle maka ini akan menjadi strategi yang akan di bangun nantinya oleh
Nestle serta dengan mengetahui SWOT tersebut perusahaan dapat menciptakan
ide-ide positif sehingga Nestle dapat terus eksis serta dapat bersaing dengan
kompetitor-kompetitor lainnya di pasar internasional, selain itu PT.Nestle dapat terus
mewujudkan mimpi-mimpinya kedepan.

3.2 Implikasi Manejerial Nesle

Dari sisi manajerial, diharapkan dapat memberikan masukan bagi


perusahaan-perusahaan dalam memformulasikan dan mengimplementasikan
berbagai macam strategi bisnis untuk meningkatkan pangsa pasarnya, seperti :

a. Untuk menarik konsumen melalui brand image, perusahaan harus cukup


cerdas untuk mengkomunikasikan brand image dari perusahaan
tersebut, karena brand image memiliki pengaruh yang cukup signifikan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, misalnya jika
target market yang dituju adalah anak muda, maka perusahaan harus
lebih mengkomunikasikan produk dengan cara yang “segar” dan tidak
monoton, misalnya melalui TVC yang kreatif, desain/layout yang menarik
perhatian.
b. Variabel price memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Perusahaan harus sangat teliti dalam menentukan harga
produk di pasar, karena price biasanya adalah salah satu alasan yang
membuat mengapa memilih suatu produk (Cheng-Wen Lee dan Chi-
Suon Liao, 2009)

c. Kualitas juga sangat penting bagi konsumen untuk memutuskan


membeli suatu produk, hal ini bisa dilihat bahwa dari penelitian ini
menunjukkan hasil yang cukup signifikan, bahkan quality merupakan
variabel yang paling dominan, oleh karena itu perusahaan tidak hanya
dituntut untuk memberikan harga yang kompetitif namun juga harus
tetap memikirkan kualitas dari produk. Perusahaan dapat menyediakan
informasi mengenai kualitas dari produk-produk yang ditawarkan melalui
media-medianya, sehingga konsumen mendapatkan informasi yang
cukup tentang kualitas dari produk tersebut.

d. Untuk menarik konsumen melakukan purchase decision melalui sales


promotion, perusahaan harus pintar dalam membuat suatu program,
misalnya dengan mengadakan program “free refill”, tentu membuat
konsumen yang sedang makan di restoran akan lebih tertarik untuk
membeli produk tersebut, karena sales promotion menarik minat
konsumen untuk repeat purchase (Peattie & Peattie, 1993).
BAB IV

KESIMPULAN

Dari data-data yang di peroleh dapat diambil kesimpulan mengenai studi


kasus pada perusahaan Nestle ini, kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Nestle meluncurkan produk andalannya berupa sereal sarapan untuk anak,


makanan bayi yaitu nasi beras merah dan susu nestle beras merah, serta makanan
bayi dengan banyak pilihan rasa, Susu Bear Brand yang terbuat dari susu sapi segar
yang disterilkan dan dikemas dalam bentuk kaleng dengan berta bersih 195 gr, susu
untuk anak-anak yang beraneka rasa. Nestle juga memproduksi coklat yang enak-
enak, dan tanpa bahan pengawet serta tanpa pemanis buatan.

2. Nestle penjualannya dalam sembilan bulan pertama tahun 2009 merosot 2,3
persen menjadi 79,5 miliar franc (52,6 miliar euro, 78,9 miliar dolar AS), akibat franc
Swiss yang menguat. Dampak mata uang mengambil 5,2 persen dari penjualan
untuk sembilan bulan pertama tahun ini, pertumbuhan organik termasuk dampak
dari akuisisi dan fluktuasi mata uang -- berdiri di 3,6 persen untuk periode tersebut
walau pun begitu Nestle sempat mencatat laba setahun penuh 18 miliar franc pada
tahun 2008.

3. Nestle meluncurkan proyek GLOBE (Global Business Excellence) yang


merupakan proyek terbesar Nestle selama 135 tahun berdirinya perusahaan ini.
Tujuan dari proyek GLOBE adalah meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis Nestle
di seluruh dunia.

4. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnis Nestle di seluruh dunia maka Nestle
memakai sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas
bisnis agar diperoleh competitive advantage. Semua ini bertujuan mendukung lima
kegiatan bisnisnya yaitu purchasing, marketing, business intelligence, teknologi, dan
manajemen sumberdaya manusia. Corporate interenet ini dikenal dengan Nestle
Intranet Kit Assistant (NIKITA).
REFERENSI

1. http://dianermadewi.blogspot.co.id/2013/03/manajemen-strategi-perusahaan-
nestle.html
2. http://herisllubers.blogspot.co.id/2013/05/implikasi-manajerial-implikasi.html
3. http://www.gomarketingstrategic.com/2016/05/pengertian-bisnis-dan-strategi-
bisnis.html
4. https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2015-1-00286-MN
%20Bab2001.pdf
5. http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab5/BAB%205%20-%20revisi_21.pdf
6. Hunger, David K dan Thomas L. Wheelen. Manajemen Strategis. Penerbit
Andi. Yogyakarta
7. Kuncoro, Mudrajad 2010, Masalah, Kebijakan, dan Politik, Ekonomika
Pembangunan. Penerbit Erlangga. Jakarta
8. David.F.R. 2015, Manajemen Strategis. Penerbit Erlangga. Jakarta
9. Heene, A. & Desmidt, S. 2010, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik,
PT Refika Aditama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai