Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Teknik Kimia I

“Sedimentasi”

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi fluid


jernih (supernatant) dan slurry yang mengandung padatan jauh lebih tinggi.larutan
suspensi terdiri dari campuran fase cair dan fase padat yang berssifat settleable
(dapat diendapkan karena perbedaan densitas antara keduanya). Proses
sedimentasi dapat dilakukan secara batch dan continue. Proses batch sering
digunakan dalam proses komersil dengan mempertimbangkan kecepatan
pengendapan terminal dari partikel-partikelnya. Proses pengendapan terbagi
menjadi dua bagian, yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan
konsentrasi partikel terbesar dan supernatant adalah cairan yang bening.

Dalam percobaan sedimentasi terdapat prosedur dalam percobaannya yaitu


pertama membuat slurry, mencampur tepung tapioka dan air dengan konsentrasi
yag teah ditentukan. Aduk larutan sampai homogen, masukkan dalam gelas ukur
sampai volumenya mencapai 500 ml. Catat tinggi permukaan slurry dan tinggi air
setiap selang waktuyang telah ditentukan. Hingga tercapai tinggi permukaan
slurry atau endapan yang konstan. Kemudian catat pula tinggi slurry setelah
selang waktu yang sudah di tentukan hingga terjadi critical setling point.
Kemudian buat grafik hubungan antara tinggi permukaan dengan waktu.

Adapun tujuan dalam percobaan kali ini yaitu pertama, untuk menentukan laju
pengendapan slurry per satuan waktu. Kedua, untuk merancang continous
thickener berdasarkan data hasil percobaan yang telah diperoleh. Ketiga, untuk
membuat grafik hubungan antara laju pengendapan slurry terhadap konsentrasi
larutan.

I.2. Tujuan Percobaan

Page | 1
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

1. Untuk menentukan laju pengendapan slurry per satuan waktu.


2. Untuk merancang continous thickener berdasarkan data hasil percobaan
yang telah diperoleh.
3. Untuk membuat grafik hubungan antara laju pengendapan slurry terhadap
konsentrasi larutan.

I.3. Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengetahui konsep sedimentasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses sedimentasi.
3. Agar praktikan dapat mengetahui hukum-hukum yang mempengaruhi
proses sedimentasi.

Page | 2
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Sedimentasi adalah proses pengendapan material padat dari cairan, biasanya
udara atau air, dari larutan suspensi. Selama ini, proses sedimentasi yang paling
umum dikenal adalah pengendapan partikel padat dalam medium cair. Persamaan
kecepatan pengendapan dirumuskan oleh G.G. Stokes pada tahun 1851 adalah
titik awal untuk setiap diskusi tentang proses sedimentasi. Stokes menunjukkan
bahwa kecepatan terminal suatu bola dalam cairan berbanding lurus dengan
perbedan densitas atntara padatan dengan cairan, dengan kuadrat jari-jari bola,
untuk gravitasi, berbanding terbalik dengan viskositas suatu cairan atau fluida.
Ketika konsentrasi suatu suspensi rendah, jarak antara partikel lebih besar jika
dibandingkan dengan ukuran partikel. Kecepatan pengendapan suau partikel
dalam keadaan tersebut disebut free settling. Pengendapan suatu partikel dalam
cairan merupakan metode dasar yang paling sering digunakan dalam menentukan
suatu ukuran partikel. Sedangkan pada saat konsentrasi tinggi, kondisi dalam
suspensi jauh berbeda, terutama dalam kecepatan fluida yang tinggi digantuikan
oleh partikel yang mengendap dan pola dari aliran juga diubah. Proses ini dikenal
sebagai hindered settling dan biasa ditemukan dalam industri yang memisahkan
suatu padatan dan cairan dalam larutan suspensi dengan bantuan thickener.
Thickener dapat diartikan sebagai penghilangan sebagian cairan dari suatu
suspensi, yang biasa kita kenal yaitu pulp yang terdiri dari campuran padatan
halus dan cairan. Langkah awal pengunaan thickener adalah dengan menyiapkan
suatu tangki yang diisi denan unmpan sampai tangki penuh. Padatan yang
menendaap turun ke bawah dan cairan keluar dari atas, keudian padta yang
tertinggal atau mengendap dibuang dan prosenya terus berulang (kontinyu).
Pengendapan seperti itu biasa dilakukan dengan sejumlah tangki sehingga proses
tetap berjalan kontinyu.
(Bustos, 1999)

Pemisahan suatu padatan dari larutan suspensi sLam cairan dengan bantuan
gaya gravitas disebut sedimentai. SEDIMENTASI MERUpakan salah satu proses

Page | 3
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

yang paing banyak digunakan dalam pengolahan ai. Metode yang paling
sederhana dalam menghilangkan kotoan adalah dengan cara sedimentasi. Air
diiarkan diatm atau bergerak dengan perlahan melewati tangi sampai kotoran
mengendap dibagian bawah dan relativitas air jernih ini diambil dari atas.
Banyaknya kotoran atau endapan yang tertahan tergantung waktu pengendapan,
Ukuran partikel dan suhu air.
Free settling menngacu pada proses dimana jatuhnya atau turunnya suatu
partikel akibat gaya gravitasi melalui fluida stationer tidak terpengaruh oleh
dinding dan faktor benturan dengan partikel yang lain. Saat konsentrasi dari
partikel dalam larutan suspensi besar, maka partikel yang satu dengan partikel
yang lain akan saling berdekatan sehingga akan mempengaruhi pergerakan atau
kecepatan masing-masing partikel . Ketika suatu partikel saling berdekatan satu
sama lain , maka proses tersebut disebut hindered settling. Hindered settling,
kecepatan pengendapannya di bawah free settling. Hindered settling dapat
ditemukan pada proses sedimentasi. Oleh karena itu, partikel akan mengendap
melalui larutan suspensi dalam cairan.

II.1.1 Sedimentasi Batch


Mekanisme pengendapan yang terbaik dalam skala laboratorium adalah cara
batch dengan bantuan gelas ukur.

Gambar
1.
Sedimentasi Batch (Uji Pengendapan secara batch)

Page | 4
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah gelas ukur yang berisikan slurry dengan
konsentrasi dan jenis partikel yang seragam. Semua partikel mulai mengendap
dan mendekati kecepatan terminal pengen dapan dibawah kondisi hindered
settling. Pada zona D terdiri dari partikel yang berat sehingga lebih cepat
mengendap. Tepat diatas zona D terdapat suatu lapisan yang disebut zona C. Zona
C adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi
berbeda. Batas antara C dan D biasanya terlihat jelas dan ditandai dengan saluran
vertikal-vertikal dimana cairan meningkat dari zona bawah D akibat kompresi.
Diatas zona C adalah zona B yang berisi konsentrasi partikel yang seragam. Di
atas zona merupakan zona liquid jernih.
Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah.
Tinggi dari zona D dan A bertambah, sedangkan zona B berkurang dan zona C
tetap konstan. Akhirnya zona B,C hilang dan semua padatan berada di zona D.
Saat ini cairan dan padatan terdapat batas yang disebut zona jernih.
(Gavhani,2009)
Sebelum operasi secara kontinyu dianggap, konsep umum operasi diperoleh
dari sedimentasi batch sederhana. Tingkat penurunan terlihat antara cairan bening
dan slurry yang mengandung partikel disebut laju sedimentasi . Percobaan
dilakukan pda suhu yang sama untuk menghindari bergeraknya fluida atau
konveksi arena perbedaan massa jenis akibat perbedaan suhu. Di awal sedimentasi
batch konsentrasi suatu padatan sama diseluruh silinder, setelah proses berjalan,
seluruh partikel jatuh ke fluida pada kecepatan maksimum.
(Brown, 1958)

II.1.2 Continous Thickener


Pemisahan suatu slurry encer oleh gaya gravitasi menjadi cairan bening dan
slurry dengan konsentrasi zat padat yang lebih besar disebut sedimentasi. Pada
umumnya thickener dilengkapi dengan pengaduk radial yang digerakkan dengan
lambat dari suatu proses sentral.Terdapat tiga daerah utama dalam continous
thickener yaitu daerah klasifikasi, dimana liquida jernih keluar sebagai aliran

Page | 5
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

overflow, daerah suspension settling dan daerah thickener dalam perhitungan


diameter thickener dipergunakan persamaan :
Q
V=
Ap .............……………(1)

Dimana :
V = velocity (m/s)
Q = debit( m3/s)
Ap = Luas permukaan (m2)
Sehingga diperoleh persamaan continous thickener adalah
x=
4A
π√ .............……………(2)
Dimana :
D = Diameter (m)
Ap = Luas Permukaan (m2)
Menghitung tinggi continous thickener dengan persamaan :
Qt
h=
A
.............……………(3)

II.1.3 Penentuan Kecepatan Pengendapan


Pada titik ini, ketinggiannya adalah Z1 dan Z2 adalah intercept dari tangen
kurva, sehingga

Z 1−Z 2
V 1= .............……………(4)
t 1−0

Dimana :
V1 = Kecepatan Pengendapan (cm/menit)
Z2 = Tinggi slurry (cm)
Z2 = Tinggi liquida jernih (cm)
t1 = Waktu (menit)
Konsentrasi C1 merupakan konsentrasi rata-rata dari suspensi. Jika z2 adalah
tinggi slurry, maka C1 dapat dihitung dengan rumus :
C1 Z 1 = C o Z o .............……………(5)

Page | 6
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Dimana :
Co = konsentrasi slurry awal (kg/m3)
Zo = tinggi total (m)

II.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi


Faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. Flokulasi
Proses pengendapan dengan lambat agar campuran koagulan dan air baku
dapat mengendap dengan cepat.
2. Medium
Semakin besar wadah yang digunakan, semakin banyak jumlah slurry yang
didapatkan.
3. Ukuran partikel
Semakin kecil partikel, semakin lama proses pengendapan.
4. Konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi mempengaruhi proses pengendapan.
5. Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan, semakin banyak endapan yang
dihasilkan.
6. Diameter
Semakin besar diamater maka akan mempengaruh tinggi slurry.
(Tim Dosen, 2017)

II.2 Sifat Bahan


1. Tepung Tapioka
A. Sifat fisika
a. Bentuk amorf
B. Sifat Kimia
a. Rumus Molekul : (C6H10O5)X
b. Berat Molekul : 162.14 gr/mol

Page | 7
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

c. Spesific Gravity : 1.50


d. Kelarutan : tidak larut dalam air, alkohol dan
eter
(Perry, 1997, “Tepung Tapioka”)

2. Aquadest
A. Sifat fisika
a. Tidak berwarna
b. Berbentuk cairan
c. Dalam wujud padat , berbentuk hexagonal
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Berat molekul : 18.016 gr/mol
c. Titik lebur : 0O C
d. Titik didih :100 O C
e. Spesific Gravity : 1.00 (liquid) dan 0.915 (es)

(Perry, 1997, “Tepung Tapioka”)

II.3 Hipotesa
Dalam percobaan sedimentasi, ada hal yang mempengaruhi
yaitu konsentrasi dan waktu. Semakin besar konsentrasi suatu
zat padat maka semakin rendah kecepatam pengendapannya.
Semakin lama waktu pengendapan, maka endapan yang
dihasilkan semakin banyak.

Page | 8
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

II.4 Diagram Alir

Page | 9
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air
2. Tepung Tapioka

III.2 Alat yang Digunakan


1. Beaker Glass
2. Gelas Ukur
3. Neraca Analitik
4. Spatula
5. Penggaris
6. Stopwatch
7. Kaca Arloji

III.3 Gambar Alat

Beaker Glass Gelas Ukur


Penggaris Stopwatch

Spatula Neraca Analitik Kaca Arloji

III.4 Rangkaian Alat

Page | 10
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

III.5 Prosedur Percobaan


1. Timbang tepung tapioka dengan variabel 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%
2. Lalu larutkan ke dalam air hingga 500 ml, aduk hingga homogen.
3. Ukur tinggi pengendapan ditiap waktu 40, 50, 60, 70 menit.
4. Catat tinggi Z2 (dasar endapan hingga permukaan endapan) dan Z 1
(permukaan endapan hingga permukaan air) menggunakan penggaris
hingga critical settling point.
5. Ulangi percobaan sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan.

Page | 11
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Tinggi slurry dengan konsentrasi tepung tapioka 7% (35
gram)
T (menit) Z0 (cm) Z1 (cm) Z2 (cm) Z3 (cm)
40 25 22,1 2,8
50 25 22,1 2,9
60 25 22,1 2,9 2,6
70 25 22,1 2,9
̴ 25 22,1 2,5

Tabel 2. Tinggi slurry dengan konsentrasi tepung tapioka 8% (40


gram)
T (menit) Z0 (cm) Z1 (cm) Z2 (cm) Z3 (cm)
40 25 21,8 3,2
50 25 21,7 3,3
60 25 21,7 3,3 3
70 25 21,7 3,3
̴ 25 22,2 2,8

Tabel 3. Tinggi slurry dengan konsentrasi tepung tapioka 9% (45


gram)
T (menit) Z0 (cm) Z1 (cm) Z2 (cm) Z3 (cm)
40 25 21,5 3,5
50 25 21,4 3,6
60 25 21,4 3,6 3,3
70 25 21,4 3,6
̴ 25 21,7 3,3

Tabel 4. Tinggi slurry dengan konsentrasi tepung tapioka 10% (50


gram)
T (menit) Z0 (cm) Z1 (cm) Z2 (cm) Z3 (cm)
40 25 21,5 3,5 3,3
50 25 21,4 3,6
60 25 21,4 3,6

Page | 12
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

70 25 21,4 3,6
̴ 25 21,7 3,3

IV.2 Perhitungan, Grafik, dan Pembahasan


Tabel 5. Perhitungan C1,Q,A,D dan H pada konsentrasi 7% (35 gram)
C0 C1
z0 z3 Q A D H v
(m z1 z2 (gr (gr
(c (c (cm3/ (cm (c (c (cm/m
enit (cm) (cm) /ml /m menit) 2) m) m) enit)
m) m)
) l)
0,0 0, 5,7 19,
40 25 22,2 2,8 2,6 12,5 25,7 0,485
7 6 2 4
0,0 0, 26,0 5,7 19,
50 25 22,1 2,9 2,6 50 1
7 6 4 5 2
0,0 0, 26,0 19,
60 25 22,1 2,9 2,6 50 5,7 1,92
7 6 4 2
0,0 0, 26,0 5,7 19,
70 25 22,1 2,9 2,6 50 1,92
7 6 4 5 2
0,0 0, 5,6
∞ 25 22,5 2,5 2,6 50 25 20 2
7 7 4

22.25

22.2

22.15 f(x) = - 0x + 22.29


Tinggi Slurry (Z2, cm) R² = 0.6
22.1 Linear ()

22.05
30 40 50 60 70 80
Waktu Pengendapan slurry (t, menit)

Page | 13
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Grafik 1. Hubungan antara waktu pengendapan (t,menit) dengan tinggi slurry


(Z2 , cm) untuk konsentrasi 7%.

Pada grafik di atas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-40 sebesar
2,8 cm. Pada menit ke-50 diperoleh tinggi slurry sebesar 2,9 cm. Pada
menit ke-60 diperoleh sebesar 2,9 cm, dan menit ke-70 sebesar 2,9 cm.
Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin lama
waktu pengendapan, maka semakin tinggi slurry yang dihasilkan.

2.5

2
f(x) = - 66.58x + 42.1
1.5 R² = 1

Kecepatan Pengendapan (v, cm/menit) 1

0.5 Linear ()

0
0.62
0.6 0.64
Konsentrasi Slurry (C1, gr/ml)

Grafik 2. Hubungan antara konsentrasi slurry 7% (C1, gr/ml) dengan


kecepatan pengendapan (V, cm/menit).

Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,625 gr/ml didapat kecepatan


pengendapan sebesar 0,485 cm/menit. Ketika konsentrasi 0,603 gr/ml
diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,92 cm/menit. Pada konsentrasi
0,603 gr/ml berikutnya didapat kecepatan pengendapan sebesar 1,92
cm/menit. Dan pada konsentrasi 0,603 gr/ml yang selanjutnya diperoleh
kecepatan pengendapan sebesar 1,92 cm/menit. Dari grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil konsentrasi, maka semakin kecil pula
kecepatan pengendapannya.

Tabel 6. Perhitungan C1,Q,A,D dan H pada konsentrasi 8% (40 gram)

Page | 14
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

t C0 C1
z0 z3 Q A D H v
(m z1 z2 (gr (gr
(c (c (cm3/ (cm (c (c (cm/m
eni (cm) (cm) /ml /m
m) m) menit) 2) m) m) enit)
t) ) l)
0,0 0, 18,
40 25 21,8 3,2 3 12,5 26,8 5,8 0,465
8 62 6
0,0 0, 18,
50 25 21,7 3,3 3 50 27,1 5,8 1,84
8 60 4
0,0 0, 18,
60 25 21,7 3,3 3 50 27,1 5,8 1,84
8 60 4
0,0 0, 18,
70 25 21,7 3,3 3 50 27,1 5,8 1,84
8 60 4
0,0 0, 19,
∞ 25 22,2 2,8 3 50 25,7 5,7 1,94
8 71 4

21.55
21.5
21.45 f(x) = - 0x + 21.59
Tinggi Slurry (Z2, cm) 21.4 R² = 0.6

21.35 Linear ()
21.3
30 40 50 60 70 80
Waktu Pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 3. Hubungan antara waktu pengendapan (t,menit) dengan tinggi slurry


(Z2 , cm) untuk konsentrasi 8%.

Pada grafik di atas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-40 sebesar
3,2 cm. Pada menit ke-50 diperoleh tinggi slurry sebesar 3,3 cm. Pada
menit ke-60 diperoleh sebesar 3,3 cm, dan menit ke-70 sebesar 3,3 cm.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu
pengendapan, maka semakin tinggi slurry yang dihasilkan.

Page | 15
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

f(x) = - 74.48x + 48.33


1.5
R² = 1
1
Kecepatan Pengendapan (v, cm/menit)
0.5
Linear ()
0
0.66
0.62
Konsentrasi Slurry (C1, gr/ml)

Grafik 4. Hubungan antara konsentrasi slurry 8% (C1, gr/ml) dengan


kecepatan pengendapan (V, cm/menit).

Pada grafik diatas, ketika konsentrasi 0,625 gr/ml didapat kecepatan


pengendapan sebesar 0,465 cm/menit. Ketika konsentrasi 0,606 gr/ml
diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,84 cm/menit. Pada konsentrasi
0,606 gr/ml berikutnya diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,84
cm/menit. Dan pada konsentrasi 0,606 gr/ml yang selanjutnya diperoleh
kecepatan pengendapan sebesar 1,84 cm/menit. Dari grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil konsentrasi, maka semakin kecil pula
kecepatan pengendapannya.

Tabel 7. Perhitungan C1,Q,A,D dan H pada konsentrasi 9% (45 gram)

t C0 Q
z0 z3 C1 A D H v
(m z1 z2 (gr (cm3
(c (c (gr/ (cm (c (c (cm/m
eni (cm) (cm) /ml /meni
m) m) ml) 2) m) m) enit)
t) ) t)
0,0 27, 5,9
40 25 21,5 21,5 3,5 3,3 12,5 12,5 18
9 7 4
0,0 28, 5,9
50 25 21,4 21,4 3,6 3,3 50 50 17,8
9 0 8
0,0 28, 5,9
60 25 21,4 21,4 3,6 3,3 50 50 17,8
9 0 8
0,0 28, 5,9
70 25 21,4 21,4 3,6 3,3 50 50 17,8
9 0 8

Page | 16
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

0,0 27, 5,8


∞ 25 21,7 21,7 3,3 3,3 50 50 18,4
9 1 8

f(x) = - 0x + 21.89
R² = 0.6
Tinggi Slurry (Z2, cm)

Linear ()

30 40 50 60 70 80

Waktu Pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 5. Hubungan antara waktu pengendapan (t,menit) dengan tinggi slurry


(Z2 , cm) untuk konsentrasi 9%.

Pada grafik di atas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-40 sebesar
3,5 cm. Pada menit ke-50 diperoleh tinggi slurry sebesar 3,6 cm. Pada
menit ke-60 diperoleh sebesar 3,6 cm, dan menit ke-70 sebesar 3,6 cm.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu
pengendapan, maka semakin tinggi slurry yang dihasilkan.

Page | 17
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

2
f(x) = - 72.6x + 45.84
1.5
R² = 1

1
Kecepatan Pengendapan (v, cm/menit)
0.5
Linear ()
0
0.64
0.6
Konsentrasi Slurry (C1, gr/ml)

Grafik 6. Hubungan antara konsentrasi slurry 9% (C1, gr/ml) dengan


kecepatan pengendapan (V, cm/menit).
Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,642 gr/ml didapat kecepatan
pengendapan sebesar 0,45 cm/menit. Ketika konsentrasi 0,625 gr/ml
diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,78 cm/menit. Pada konsentrasi
0,625 gr/ml berikutnya diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,78
cm/menit. Dan pada konsentrasi 0,625 gr/ml diperoleh kecepatan
pengendapan sebesar 1,78 cm/menit. Dari grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil konsentrasi, maka semakin kecil pula
kecepatan pengendapannya.

Tabel 8. Perhitungan C1,Q,A,D dan H pada konsentrasi 10% (50


gram)
t C0 C1
z0 z3 Q A D H v
(m z1 z2 (gr (gr
(c (c (cm3/ (cm (c (c (cm/m
eni (cm) (cm) /ml /m menit) 2) m) m) enit)
m) m)
t) ) l)
0, 29,0 6,0 17,
40 25 21,1 3,9 3,5 0,1 12,5 0,43
6 6 8 2
0, 29,4 6,1
50 25 21 4 3,5 0,1 50 17 1,7
6 1 2
0, 29,0 6,0 17,
60 25 21,1 3,9 3,5 0,1 50 1,72
6 6 8 2
0, 29,0 6,0 17,
70 25 21,1 3,9 3,5 0,1 50 1,72
6 6 8 2

Page | 18
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

0, 27,1 5,8 18,


∞ 25 21,7 3,3 3,5 0,1 50 1,84
7 7 8 4

f(x) = 0x + 21.02
R² = 0.07

Tinggi Slurry (Z2, cm)

Linear ()

30 40 50 60 70 80

Waktu Pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 7. Hubungan antara waktu pengendapan (t,menit) dengan tinggi slurry


(Z2 , cm) untuk konsentrasi 10%.

Pada grafik di atas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-40 sebesar
3,9 cm. Pada menit ke-50 diperoleh tinggi slurry sebesar 4 cm. Pada menit
ke-60 diperoleh sebesar 3,9 cm, dan menit ke-70 sebesar 3,9 cm. Dari
grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu
pengendapan, maka semakin tinggi slurry yang dihasilkan.

Page | 19
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

f(x) = - 25.58x + 17.69


1.5
R² = 0.1
1
Kecepatan Pengendapan (v, cm/menit)
0.5
Linear ()
0
0.66
0.62
Konsentrasi Slurry (C1, gr/ml)

Grafik 8. Hubungan antara konsentrasi slurry 9% (C1, gr/ml) dengan


kecepatan pengendapan (V, cm/menit).

Pada grafik diatas, ketika konsentrasi 0,641 gr/ml diperoleh kecepatan


pengendapan sebesar 0,43 cm/menit. Ketika konsentrasi 0,625 gr/ml
diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,7 cm/menit. Pada konsentrasi
0,641 gr/ml berikutnya diperoleh kecepatan pengendapan sebesar 1,72
cm/menit. Dan pada konsentrasi 0,641 gr/ml didapat kecepatan
pengendapan sebesar 1,72 cm/menit. Dari grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil konsentrasi, maka semakin kecil pula
kecepatan pengendapannya.

Page | 20
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1 Endapan yang paling tinggi, yaitu sebesar 4 cm didapatkan pada larutan
tepung tapioka 10% dengan waktu pengendapan selama 50 menit,
sedangkan endapan paling rendah sebesar 2,5 cm dengan waktu
pengendapan selama waktu tak hingga pada larutan tepung tapioka 7%.
2 Semakin besar konsentrasi larutan tepung tapioka, semakin lama laju
pengendapannya.
3 Semakin lama waktu pengendapannya, semakin banyak slurry yang
didapatkan.

V.2 Saran

1 Sebaiknya praktikkan memahami tentang prosedur dan perhitungan pada


praktikum ini sebelum melaksanakan praktikum.
2 Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menimbang tepung tapioka.

Page | 21
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

1 Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengukur ketinggian slurry.


DAFTAR PUSTAKA

Bustos, Maria,dkk.1999.”Sedimentation and thickening”.Amerika : Springer-scien


ce-bussiness-Media.
Brown,G.G.1958.”Unit Operation”. New York : John willey and sons.
Gavhane,K.A.2009.”Unit Operation I”.India : Nirali Prakashan.
Perry,R.H.1997.”Perry’s Chemical Engineer’s handbook 7cd Mc Graw Hill
Book”. New York : Company Inc.
Tim Dosen.2017.” Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia I Sedimentasi”.
Surabaya:Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Page | 22
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

APPENDIX

Perhitungan Berat zat terlarut


a. Konsentrasi 7% volume 500 ml
Berat zat terlarut
%C=
v pelarut x ρ pelarut
Berat zat terlarut
7=
500 ml x 1 gr /ml

Berat zat terlarut = 35 gram


b. Konsentrasi 8% volume 500 ml
Berat zat terlarut
%C=
v pelarut x ρ pelarut
Berat zat terlarut
8=
500 ml x 1 gr /ml

Berat zat terlarut = 40 gram


c. Konsentrasi 9% volume 500 ml
Berat zat terlarut
%C=
v pelarut x ρ pelarut
Berat zat terlarut
9=
500 ml x 1 gr /ml

Berat zat terlarut = 45 gram


d. Konsentrasi 10% volume 500 ml
Berat zat terlarut
%C=
v pelarut x ρ pelarut
Berat zat terlarut
7=
500 ml x 1 gr /ml

Berat zat terlarut = 50 gram

Perhitungan pada konsentrasi 7% (35 gram) tepung tapioka

Page | 23
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

1. Mencari tinggi total (Z0)

Z0 = Z1+Z2

= 22,2 +2,8

= 25 cm

2. Mencari konsentrasi awal (C0)

W
C0= Volume

35
= 500

= 0,07 gr/ml

3. Mencari C1

Z0
xC 0
C1= Z2
25
x 0.07
= 2,8

= 0,625 gr/ml
4. Mencari kecepatan (V)

Z 1−Z 2
V = ∆t
22,2−2,8
= 40

= 0,485 cm/menit
5. Mencari debit (Q)

Vol
Q = ∆t

= 12,5 cm3/menit
6. Mencari luas permukaan partikel (A)

A = Q/V
= 12,5/0,485

Page | 24
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

=25,7732 cm2

7. Mencari diameter

D = √ 4. A
π

= 5,72993 cm

8. Mencari ketinggian (h)

Q . delta t
h=
A

= 12,5. 40/ 5,72993


= 19,4 cm

Page | 25
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai