BAB 2
PEMERIKSAAN BAHAN CAMPURAN
2.1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang bahan-bahan campuran yang akan
digunakan dalam pembuatan beton. Beton adalah material bangunan yang paling
banyak digunakan di bumi yang terdiri dari campuran semen, pasir, air dan kerikil
atau batu pecah. Beton terdiri dari bahan pengikat dan bahan tambahan. Secara
kebahasaan kata beton dalam bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari
bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin
concretus yang memiliki pengertian tumbuh bersama atau menggabungkan jadi
satu.
Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland
atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau
tanpa bahan tambahan yang membentuk masa yang padat (SNI 03 – 2847 – 2002).
Semen ialah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur
(gamping) sebagai bahan utama dan lempung atau tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk, yang berfungsi
sebagai bahan pengikat, bahan-bahan yang lain adalah bahan-bahan tambahan.
Segera setelah dilakukan pencampuran, campuran ini menjadi kenyal dan harus
dituang dalam bentuk-bentuk yang disebut papan betonan atau cetakan.
Kerikil adalah butiran mineral alami yang kadang-kadang mengandung
partikel quartz dan feldspar yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton dan juga sebagai penguat yang berpengaruh dalam gradasi
butirannya (variasi besar butiran). Pasir adalah material yang sebagian besar
terdiri dari material quartz dan feldspar, pasir diperoleh dari dalam tanah, pada
dasar sungai atau tepi laut.
Air diberikan kepada bahan dasar pembuat beton untuk membuat reaksi
dengan semen sebagai pencampur material pada campuran beton. Menurut
7
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
SNI-03-2847-2002 pasal 5.4 dapat diketahui mengenai syarat air yang layak
digunakan untuk beton. Air campuran beton berfungsi untuk melangsungkan
proses hidrasi antara air dan semen juga dianggap sebagai katalisator dalam
proses pembuatan beton.
Tujuan pemeriksaan bahan-bahan campuran adalah untuk mengetahui
apakah bahan-bahan tersebut dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
atau tidak, serta untuk mendapatkan informasi penting yang kemudian dapat
diaplikasikan dalam hal perencanaan beton dengan mutu yang sudah ditetapkan
sehingga didapatlah beton yang efektif, efisien dan berkualitas baik.
Beton sebagai salah satu bahan komposit, tentunya amat dipengaruhi
oleh sifat-sifat agregat. Beton akan bermutu tinggi apabila agregat yang
digunakan juga berkualitas tinggi. Tidak setiap agregat dapat langsung digunakan,
sehingga diperlukan adanya suatu kontrol terhadap kualitas dan berbagai perilaku
agar diperoleh beton dengan mutu baik.
Selain agregat, air dan semen yang merupakan pasta pengikat antar
butiran agregat patut pula dipertimbangkan kelayakannya didalam penggunaannya
sebagai bahan campuran dalam beton. Sebagai contoh, air yang akan digunakan
sebagai bahan campuran beton harus memenuhi berbagai persyaratan yang telah
ditentukan.
8
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kehalusan semen adalah
sebagai berikut :
1. Saringan no. 100
2. Saringan no. 200
3. Timbangan
4. Kuas
5. Sieve shaker
6. Pan dan cover
7. Cawan
9
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Saringan No. 100 dan (d) : Sieve Shaker
Saringan No. 200 (e) : Pan dan Cover
(b) : Timbangan (f) : Cawan
(c) : Kuas
Pemeriksaan Hasil
Cawan + semen yang tertahan di saringan no. 100 (W3) (gr) 174,90
Cawan + semen yang tertahan di saringan no. 200 (W4) (gr) 251,90
2.2.1.6 Perhitungan
Perhitungan kehalusan semen menggunakan rumus sebagai berikut :
W3 W1
F1 = 100%
W2
W4 W1
F2 = 100%
W2
174,90 173,60
F1 = 100%
500
= 0,26%
251,90 173,60
F2 = 100%
500
= 15,66%
11
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.2.1.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat
dilihat bahwa persentase semen yang tertahan di saringan no. 100 adalah 0,26%
dan semen yang tertahan di saringan no. 200 adalah 15,66%.
12
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan pemeriksaan pH air adalah
sebagai berikut :
1. Gelas ukur 25 ml
2. Kertas lakmus
3. Cawan
Keterangan :
(a) : Gelas Ukur (c) : Cawan
(b) : Kertas Lakmus
13
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.1.6 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan nilai pH air sebesar 7,50 untuk air dari
sampel 1 (keran luar), 7,00 untuk air dari sampel 2 (keran dalam), dan 7,50 untuk
air dari sampel 3 (keran belakang).
14
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar bahan padat adalah
sebagai berikut :
1. Gelas ukur 100 ml
2. Corong
3. Cawan penguap
4. Oven
5. Timbangan
6. Desikator
7. Hot plate
15
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Gelas Ukur (e) : Desikator
(b) : Corong (f) : Timbangan
(c) : Cawan (g) : Hot Plate
(d) : Oven
16
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.2.6 Perhitungan
Bahan padat yang terkandung :
1000
Bahan Padat = W gr/lt (ppm)
S
Dimana :
W : Berat residu kering (gr) = W2 W1
S : Volume sampel air (ml)
2.3.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
kadar bahan padat yang kami dapatkan adalah 6000,00 ppm.
17
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bahan tersuspensi dalam air
adalah :
1. Gelas ukur 100 ml
2. Corong diameter 10 cm
3. Oven
4. Beaker glass 1000 ml
5. Botol semprot
6. Timbangan ketelitian 0,01 gram
7. Desikator
8. Kertas saring
18
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Gelas Ukur (e) : Botol Semprot
(b) : Corong (f) : Timbangan
(c) : Oven (g) : Desikator
(d) : Beaker Glass (h) : Kertas Saring
6. Mencuci residu yang tertinggal di atas kertas saring dengan air suling
dari botol penyemprot.
7. Mengeringkan residu bersama kertas saring dalam oven pada suhu 110o
selama 24 jam.
8. Mendinginkan kertas saring yang sudah di-oven.
9. Menimbang residu dan kertas saring tersebut (W2).
Pemeriksaan Hasil
Berat kertas saring yang telah di-oven (W1) (gr) 2,50
Berat kertas saring + residu yang tertinggal (W2) (gr) 2,80
2.3.3.6 Perhitungan
Kadar residu dalam larutan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1000
Kadar Residu = W gr/lt (ppm)
S
Dimana :
W : Berat residu = W2 – W1 (gr)
S : Volume sample air (ml)
Bahan tersuspensi dalam air yang diizinkan untuk bahan campuran beton
adalah maksimum 2000 ppm.
1000
Kadar Residu = (2,80 2,50) gr/lt (ppm)
1,00
= 300,00 mgr/lt (ppm).
20
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
kadar residu yang didapatkan adalah 300,00 ppm.
21
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar organik dalam air adalah
sebagai berikut :
1. Gelas ukur 100 ml
2. Cawan penguap
3. Oven
4. Timbangan
5. Desikator
6. Hot plate
7. Korek api
22
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Gelas Ukur (e) : Desikator
(b) : Cawan (f) : Hot Plate
(c) : Oven (g) : Korek Api
(d) : Timbangan
23
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Pemeriksaan Hasil
2.3.4.6 Perhitungan
Kadar bahan organik :
1000
P (W1 W2) gr/lt (ppm)
S
Dimana :
P : Kadar bahan organik (ppm)
W1 : Berat residu pada penimbangan pertama (gr)
W2 : Berat residu pada penimbangan kedua (gr)
S : Volume uji (L)
Kadar bahan organik yang diizinkan untuk bahan campuran beton adalah
maksimum 2000 ppm.
1000
P (61,90 61,60) gr/lt (ppm)= 3000,00 ppm
0,10
2.3.4.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
kadar bahan organik dalam air yang didapatkan adalah 3000,00 ppm.
24
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
P= W1 W2
1000 P = 3000,00 ppm
gr/lt
S
25
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan adalah
sebagai berikut :
1. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)
2. Saringan 3", 1½", 1", ¾", ⅜", dan no. 4
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven
6. Cawan
26
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Sieve Shaker (d) : Timbangan
(b) : Saringan (e) : Oven
(c) : Pan dan Cover (f) : Cawan
28
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
29
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.1.6 Kesimpulan
Pada percobaan ini didapatkan bahwa agregat yang diujikan lolos
saringan 3", 1½”, dan 1" adalah 100%. Agregat yang lolos pada saringan ¾"
adalah 83,36%. Agregat yang lolos saringan ⅜" adalah 10,95%. Agregat yang
lolos saringan no. 4 adalah 0,76%.
30
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan berat jenis dan penyerapan
adalah :
1. Dunagan test set
2. Saringan no. 4
3. Oven
4. Pan
Gambar 2.7 Peralatan Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
31
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Dunagan Test Set (c) : Oven
(b) : Saringan No. 4 (d) : Pan dan Cover
32
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
33
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.2.6 Perhitungan
Perhitungan pada berat jenis dan penyerapan dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
C
Bulk Spesific Gravity =
A B
4658,00
=
4822,00 2972,00
= 2,52
A
Bulk Spesific Gravity (SSD) =
A B
4822,00
=
4822,00 2972,00
= 2,61
C
Apparent Spesific Gravity =
CB
4658,00
=
4658,00 2972,00
= 2,76
AC
Absorbtion/ Penyerapan = 100%
C
4822,00 4658,00
= 100%
4658,00
= 3,52%
2.4.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan data praktikum dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui nilai Bulk Spesific Gravity sebesar 2,52, Bulk Spesific
Gravity (SSD) sebesar 2,61, Apparent Spesific Gravity sebesar 2,76 dan
Absorbtion (penyerapan) sebesar 3,52%. Hasil dari perhitungan tersebut
digunakan dalam penentuan variabel-variabel pada mixed design.
34
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bobot isi adalah sebagai
berikut :
1. Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata
35
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(d) (e)
36
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Prosedur yang digunakan dalam percobaan berat isi padat adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil container isi dengan volume yang sudah diketahui.
2. Menimbang berat container (A).
3. Memasukkan campuran agregat kasar ke dalam container tersebut
kurang lebih sepertiga bagian lalu menusuk-nusuknya dengan batang
pemadat sebanyak 25 kali.
4. Mengulangi hal yang sama untuk lapis kedua.
5. Memasukkan agregat kasar hingga melebihi permukaan atas container
lalu menusuk-nusuknya sebanyak 25 kali untuk lapisan terakhir.
6. Meletakkan container di atas meja penggetar lalu pasang penjepitnya.
7. Menghidupkan motor penggerak selama 5 menit sampai mencapai
kepadatan.
8. Meratakan permukaan campuran dengan alat perata.
9. Mengambil kelebihan agregat untuk agregat kasar lalu mengaturnya
sedemikian rupa sehingga volume agregat yang berada di atas batas
container kurang lebih sama dengan volume rongga di permukaan.
10. Menimbang container berikut isinya (B).
37
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
38
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.3.6 Perhitungan
Perhitungan berat isi dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
BA
Berat Isi =
V
Dimana : A : berat container (gr)
B : berat container berikut isinya (gr)
V : volume container (cm3)
2.4.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui berat isi lepas sebesar 1,29 gr/cm3 dan berat isi padat
sebesar 1,56 gr/cm3.
39
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat adalah
sebagai berikut :
1. Cawan kedap air/pan alumunium
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram
3. Oven
4. Desikator
5. Tin box
40
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Cawan (d) : Desikator
(b) : Timbangan (e) : Tin Box
(c) : Oven
41
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
42
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.4.6 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan pada kadar air adalah sebagai berikut:
Benda uji 1:
Berat air (D) =B–C
= 117,80 114,60
= 3,20 gr
Berat contoh air (E) =C–A
= 114,60 17,80
= 96,80 gr
D
Kadar air (w) = 100%
E
3,20
= 100%
96,80
= 3,31%
Dimana :
A : Berat cawan
B : Berat cawan + contoh basah
C : Berat cawan + contoh kering
D : Berat air
E : Berat contoh air
2.4.4.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dari berbagai macam agregat mengandung kadar air yang berbeda-beda.
Kadar air pada percobaan 1 adalah 3,31%, percobaan 2 adalah 4,17%, dan
percobaan 3 adalah 2,36%. Rata-rata kadar air agregat dari ketiga percobaan
adalah 3,35%.
43
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar lumpur dan lempung
adalah :
1. Saringan no.4
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
5. Tin box
44
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(a) (b)
Keterangan :
(a) : Saringan No. 4 (d) : Oven
(b) : Timbangan (e) : Tin Box
(c) : Cawan
45
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
46
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Nomor Tes 1 2 3
Berat Agregat Kering (Semula) + Cawan (gr) 75,40 74,00 60,10
Berat Agregat Kering (Akhir) + Cawan (gr) 74,60 74,00 59,80
Berat Cawan (A) (gr) 9,90 9,20 8,50
Berat Agregat Kering (Semula) (C) (gr) 65,50 64,80 51,30
Berat Agregat Kering (Akhir) (B) (gr) 64,70 64,80 51,30
Kadar Lumpur dan Lempung
(%) 1,22 0,00 0,58
= (( C – B ) / C )) × 100 %
Kadar Lumpur & Lempung Rata–rata (%) 0,60
47
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.5.6 Perhitungan
Perhitungan pada kadar lumpur dan lempung dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
CB
100%
C
Dimana :
B : Berat agregat kering akhir
C : Berat agregat kering semula
Benda uji 1
CB
Kadar lumpur dan lempung = 100%
C
65,50 64,70
= 100%
65,50
= 1,22%
2.4.5.7 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
agregat kasar memiliki kandungan kadar lumpur dan lempung yang berbeda-beda.
Kadar lumpur dan lempung pada percobaan 1 adalah 1,22%, percobaan 2 adalah
0%, percobaan 3 adalah 0,58%. Dimana dari ke tiga hasil percobaan tersebut
didapatkan nilai rata-rata sebesar 0,60%
48
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan abrasion test adalah sebagai
berikut :
1. Los angeles abrasion machine
2. Bola baja
3. Talam
4. Saringan no. 10
5. Pan
49
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(d) (e)
Keterangan :
(a) : Los Angeles Abrasion Machine (d) : Saringan No. 10
(b) : Bola Baja (e) : Pan dan Cover
(c) : Talam
50
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
6. Membuka tutup mesin abrasi lalu masukkan agregat yang telah disiapkan
tadi.
7. Memasukkan bola baja sebanyak yang disyaratkan.
8. Menutup kembali mesin abrasi tersebut.
9. Membuka tutup counter lalu mengatur angkanya menjadi 500 kemudian
menutupnya kembali.
10. Menekan tombol start sehingga mesin abrasi berputar. Jumlah putaran
akan terbaca pada counter dan mesin abrasi akan berhenti berputar secara
otomatis pada jumlah putaran 500.
11. Memasang talang di bawah mesin abrasi.
12. Membuka tutup mesin lalu tekan tombol inching sehingga mesin abrasi
berputar dan agregat serta bola baja tertampung pada talang tersebut.
13. Menyaring agregat tersebut dengan saringan no. 10 lalu agregat tertahan
dicuci sampai bersih.
14. Mengeringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 110oC.
15. Menimbang berat keringnya (B) dalam satuan gram.
51
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
52
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.6.6 Perhitungan
Perhitungan pada keausan dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
A B
Keausan = 100%
A
5000,00 2558,00
= 100%
5000,00
= 48,84%
Dimana :
A : Berat sebelum
B : Berat sesudah diayak saringan no. 10
2.4.6.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui bahwa keausan agregat yang diuji cobakan adalah 48,84%.
53
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis bentuk agregat adalah
sebagai berikut :
1. Jangka sorong
2. Pan
3. Cawan
Keterangan :
(a) : Jangka Sorong (c) : Cawan
(b) : Pan dan Cover
54
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
55
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Klasifikasi Klasifikasi
Panjang Lebar Tebal (Panjang/ Panjang Lebar Tebal (Panjang/
No. No.
(P) (L) (T) Pipih/ (P) (L) (T) Pipih/
Baik) Baik)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1. 2,26 1,86 1,87 Baik 21. 2,22 1,49 1,44 Baik
2. 1,98 1,89 1,24 Baik 22. 2,86 2,02 0,74 Baik
3. 4,27 3,06 0,90 Pipih 23. 2,76 1,48 1,37 Baik
4. 3,25 2,36 1,17 Baik 24. 3,20 2,23 1,48 Baik
5. 3,03 2,25 0,95 Baik 25. 1,71 1,21 0,48 Baik
6. 4,43 2,23 1,84 Baik 26. 2,54 1,57 1,08 Baik
7. 3,94 2,78 0,99 Baik 27. 2,55 1,22 0,79 Baik
8. 3,46 2,84 2,36 Baik 28. 2,26 1,62 0,86 Baik
9. 2,93 1,57 1,21 Baik 29. 2,37 1,52 0,91 Baik
10. 2,59 1,99 1,53 Baik 30. 2,47 1,36 0,72 Baik
11. 2,68 1,71 1,20 Baik 31. 2,33 1,70 1,31 Baik
12. 2,52 2,54 1,51 Baik 32. 1,93 1,37 0,27 Pipih
13. 3,99 1,82 1,15 Baik 33. 2,70 1,25 0,74 Baik
14. 2,62 2,04 0,77 Baik 34. 2,69 1,75 1,48 Baik
15. 3,66 2,36 0,66 Pipih 35. 2,77 1,51 0,95 Baik
16. 3,47 2,26 0,99 Baik 36. 2,05 1,31 0,98 Baik
17. 3,04 1,63 1,50 Baik 37. 2,20 1,45 0,53 Baik
18. 2,51 1,95 1,96 Baik 38. 1,09 0,97 0,45 Baik
19. 3,40 2,77 1,77 Baik 39. 1,18 1,09 0,29 Pipih
20. 2,41 2,00 0,42 Pipih 40. 2,22 0,69 0,36 Baik
56
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.7.7 Kesimpulan
Berdasarkan data praktikum dan hasil percobaan yang telah dilakukan,
didapatkan persentase agregat panjang dan pipih sebesar 8,95%.
57
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus
adalah :
1. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)
2. Saringan no. 8, no. 16, no. 30, no. 50, no. 100, dan no. 200.
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven
6. Cawan
58
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Saringan untuk Agregrat Halus (d) : Sieve Shaker
(b) : Pan dan Cover (e) : Timbangan
(c) : Oven (f) : Cawan
59
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
60
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Persentase
Nomor Berat Berat Berat ∑ Berat
Saringan Cawan Cawan + Tertahan Tertahan
Tertahan Tertahan Lolos
(gr) (gr) (gr) (gr) (%) (%)
No. 8
157,30 372,50 215,20 215,20 21,08 78,92
(2,36 mm)
No. 16
157,30 287,00 129,70 344,90 33,79 66,21
(1,18 mm)
No. 30
157,30 436,00 278,70 623,60 61,10 38,90
(0,60 mm)
No. 50
157,30 332,80 175,50 799,10 78,29 21,71
(0,30 mm)
No. 100
157,30 345,60 188,30 987,40 96,74 3,26
(0,15 mm)
No. 200
157,30 183,70 26,40 1013,80 99,32 0,68
(0,075 mm)
PAN 157,30 169,20 6,90 1020,70 100,00 0,00
61
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.1.6 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan didapatkan bahwa agregat yang diujikan lolos
saringan no. 8 adalah 78,92%. Agregat yang lolos pada saringan no. 16 adalah
66,21%. Agregat yang lolos saringan no. 30 adalah 38,90%. Agregat yang lolos
saringan no. 50 adalah 21,71%. Agregat yang lolos saringan no. 100 adalah
3,26%. Agregat yang lolos saringan no. 200 adalah 0,68%.
62
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan adalah
sebagai berikut :
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Kerucut kuningan (cone)
4. Penumbuk (tamper)
5. Talam
6. Oven
7. Saringan no. 4
63
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(e) (f)
Gambar 2.14 Peralatan Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Keterangan :
(a) : Saringan No. 4 (d) : Talam
(b) : Kerucut Kuningan dan (e) : Timbangan
Penumbuk (f) : Labu Ukur
(c) : Oven
65
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
66
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
67
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.6 Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
A
Bulk Spesific Gravity =
B 100 C
90,60
=
65,92 100 71,30
= 0,96
100
Bulk Spesific Gravity (SSD) =
B 100 C
100
65,92 100 71,30
= 1,06
A
Apparent Spesific Gravity =
BAC
90,60
65,92 90,60 71,30
= 1,06
100 A
Absorption/ Penyerapan = x100%
A
100 90,60
100%
90,60
= 10,38 %
2.5.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan data praktikum dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
dapat diketahui nilai dari Bulk Spesific Gravity adalah 0,96; Bulk Spesific Gravity
(SSD) adalah 1,06; Apparent Spesific Gravity adalah 1,06; dan nilai Absorption/
Penyerapan adalah 10,38%. Hasil dari perhitungan tersebut digunakan dalam
penentuan variabel-variabel pada mixed design.
68
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bobot isi adalah sebagai
berikut :
1. Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata
69
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(d) (e)
Keterangan :
(a) : Timbangan (d) : Meja Getar
(b) : Batang Pemadat (e) : Mistar Perata
(c) : Container
70
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Prosedur yang digunakan pada percobaan berat isi padat adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil container isi.
2. Menimbang berat container (A).
3. Memasukkan campuran agregat kasar ke dalam container tersebut
kurang lebih sepertiga bagian lalu menusuk-nusuknya dengan batang
pemadat sebanyak 25 kali.
4. Mengulangi hal yang sama untuk lapis kedua.
5. Untuk lapis terakhir, memasukkan agregat kasar hingga melebihi
permukaan atas container lalu menusuk-nusuknya sebanyak 25 kali.
6. Meletakkan di atas meja penggetar lalu memasang penjepitnya.
7. Menghidupkan motor penggerak selama 5 menit sampai mencapai
kepadatan.
8. Meratakan permukaan campuran dengan alat perata.
9. Untuk agregat yang kasar, mengambil kelebihan agregat lalu mengatur
sedemikian rupa hingga volume agregat yang berada di atas batas
container kurang lebih sama dengan volume rongga dipermukaan.
10. Menimbang container berikut isinya (B).
71
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
72
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.6 Perhitungan
Perhitungan berat isi dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
BA
Berat Isi
V
Dimana : A : berat container (gr)
B : berat container beserta isinya (gr)
V : volume container (cm3)
73
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui berat isi lepas agregat halus (pasir) sebesar 1,10 gr/cm3 dan
berat isi padat agregat halus (pasir) sebesar 1,30 gr/cm3.
74
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat adalah
sebagai berikut :
1. Cawan kedap air/pan aluminium
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram
3. Oven
4. Desikator
5. Tin box
75
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Cawan (d) : Desikator
(b) : Timbangan (e) : Tin Box
(c) : Oven
76
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
77
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Nomor Cawan 1 2 3
Berat Cawan (A) (gr) 22,80 15,50 22,50
Berat Cawan + Contoh Basah (B) (gr) 122,80 115,50 122,50
Berat Cawan + Contoh Kering (C) (gr) 99,20 98,70 100,10
Berat Air
(D) (gr) 23,60 16,80 22,40
D=B-C
Berat Contoh Kering
(E) (gr) 76,40 83,20 77,60
E=C-A
Kadar Air
(%) 30,89 20,19 28,87
(w) = ( D / E ) x 100 %
Rata-Rata (w) (%) 26,65
78
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.6 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai kadar air
agregat, rata-rata kadar air agregat halus adalah 26,65%.
79
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar lumpur dan lempung
agregat adalah :
1. Saringan no. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
5. Tin box
80
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(d) (e)
Keterangan :
(a) : Saringan No. 50 (d) : Oven
(b) : Timbangan (e) : Tin Box
(c) : Cawan
81
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
82
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Nomor Tes 1 2 3
Berat Agregat Kering (Semula) + Cawan (gr) 19,00 21,00 18,70
Berat Agregat Kering (Akhir) + Cawan (gr) 18,50 20,03 18,10
Berat Cawan (gr) 9,20 11,80 12,10
Berat Agregat Kering (Semula) (A) (gr) 9,80 9,20 6,60
Berat Agregat Kering (Akhir) (B) (gr) 9,30 8,23 6,00
Kadar Lumpur dan Lempung
(%) 5,10 10,54 9,09
= (( A - B ) / A )) x 100 %
Kadar Lumpur & Lempung Rata – Rata (%) 8,24
83
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.5.6 Perhitungan
Perhitungan kadar lumpur dan lempung dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
AB
100%
A
Dimana :
A : berat cawan (gr)
B : berat cawan + benda uji bersih kering akhir (gr)
Percobaan 1 :
9,80 9,30
Kadar lumpur dan lempung = 100%
9,80
= 5,10%
2.5.5.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam agregat halus memiliki kandungan kadar lumpur dan lempung yang
berbeda-beda. Kadar lumpur dan lempung pada percobaan 1 adalah 5,10%,
percobaan 2 adalah 10,54%, percobaan 3 adalah 9,09%. Nilai kadar lumpur dan
lempung rata-rata dari ketiga percobaan adalah 8,24%.
84
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar bahan organik adalah
sebagai berikut :
1. Botol organik
2. Larutan NaOH 3%
3. Standar warna
4. Gelas ukur
85
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan :
(a) : Botol Organik (c) : Standar Warna
(b) : Larutan NaOH 3% (d) : Gelas Ukur
86
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
HASIL PENGAMATAN
87
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.6 Perhitungan
Membandingkan warna larutan dengan standar warna. Standar warna no.
1 dan no.2 yaitu pasir tersebut bisa dipakai sebagai bahan campuran beton tanpa
dicuci terlebih dahulu, jika warna larutan sama dengan standar warna no.3 dan
no.4, maka kandungan bahan organiknya tinggi sehingga pasir tersebut perlu
dicuci dahulu sebelum digunakan untuk campuran beton, dan apabila warnanya
pada no.5 perlu dipertimbangkan penggunaannya.
2.5.6.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap kadar bahan organik
agregat halus warna larutan pasir sama dengan warna no. 3 pada standar warna
yang menunjukkan bahwa pasir harus dicuci terlebih dahulu.
88
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bulking factor test adalah
sebagai berikut :
1. Gelas ukur 500 cc/250 ml
2. Cawan
3. Batang pengukur
Keterangan :
(a) : Gelas Ukur
(b) : Cawan
(c) : Mistar Pengukur
89
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
90
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
AB
Bulking Factor= 100% (%) 7,14 3,45 3,45
B
Rata-rata Bulking Factor (%) 4,68
91
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.6 Perhitungan
Perhitungan Bulking Factor Test dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Percobaan 1 :
AB
Bulking Factor = 100%
B
300,00 280,00
= 100%
280,00
= 7,14%
2.5.7.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui bulking factor pada percobaan 1 adalah 7,14%, percobaan 2
dan 3 memiliki nilai yang sama, yaitu 3,45%. Nilai rata-rata bulking factor dari
ketiga percobaan adalah 4,68%.
92
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma