Laporan Praktikum Nematoda
Laporan Praktikum Nematoda
PENDAHULUAN
Banyak nematoda yang hidup bebas dan memiliki peran ekologi yang sangat
penting sebagai dekomposer dan predator pada mikroorganisme. Walaupun terdapat
sejumlah besar nematoda yang hidup bebas ada juga sejumlah besar spesies yang
bersifat parasit, banyak yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan
lainnya juga menyerang tanaman. Mayoritas nematoda cukup kecil, dengan berbagai
ukuran dari panjang 100 micrometer (mm atau inchi) hingga ukuran nematoda
Diotophyme raksasa betina yang dapat mencapai 1 meter (Ramel, 2008)
Telur dan telur akan berkembang menjadi larva dan nematoda dewasa.
Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini mendorong nematoda
1
menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel. Nematoda dewasa terus-menerus
bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan menetap di sekitar akar, dalam gerakan -
gerakan tersebut nematoda menggigit dan menginjeksikan air ludah pada bagian akar
tumbuhan., menyebabkan sel tumbuhan menjadi rusak. Gejala kerusakan pada akar
akibat gigitan nematoda ditandai dengan adanya puru akar ( gall ). Luka akar, ujung
akar rusak dan akar akan membusuk apabila infeksi nematoda tersebut disertai oleh
bakteri dan jamur patogen. Gejala kerusakan padaakar biasanya selalu diikuti oleh
pertumbuhan tanaman yang lambat dikarenakan terhambatnya penyerapan unsur hara
oleh akar yang akhirnya terjadi defisiensi hara seperti daun menguning, layu
pada cuaca kering dan panas, sehingga produktifitas dan kuantitas hasil
panen menurun bahkan untuk tanaman-tanaman tertentu mengakibatkan tanaman
tidak dapat panen sama sekali ( Fuso ), menurun dankualitasnya jelek.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh nematoda panjang dan pipih, menyerupai benang kecil. Epidemis (kulit)
dari nematoda tidak biasal, dimana epidermis ini tidak terdiri dari sel-sel seperti
hewan lainnya, tetapi merupakan kumpulan dari bahan seluler dengan inti tanpa
membran terpisah. Epidermis ini mensekresikan kutikula luar tebal yang taangguh
dan fleksibel. Kutikula ini secara berkala berganti, biasanya empat kali sebelum
mencapai tahap dewasa (Wallace et al., 1996).
Nematoda dibagi menjadi dua jenis, yaitu saprophagus dan parasitik. Nematoda
saprophagus memakan bakteri dan bahan organik halus dibagi dalam kompos,
sedangkan nematoda parasitik menyebabkan kerugian bagi tanaman. Kebanyakan
nematoda parasitik tumbuhan memparasitik disekitar akar dan ektoparasitik, tetapi
spesies ektoparasitik mayoritas ditemukan di tanah rizosfer (Siddiqi, 1997).
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4
- Praktikum Laboratorium :
1. Mengambil corong kimia dan menutup saluran bagian bawah dengan rapat
menggunakan karet. Mengisi corong tersebut dengan aquades. Kemudian
menutup bagian atas corong dengan kassa.
2. Mengambil sampel tanah yang tadi telah dilakukan pada praktikum
sebelumnya dengan volume 100 ml (ukuran gelas ukur).
3. Meletakkan sampel tanah yang dibungkus tisu sebelumnya pada corong
kimia bagian atas yang telah berisi air (diusahakan tanah yang diletakkan
pada bagian atas corong sebagian tercelup pada permukaan air).
Kemudian membiarkannya selama 1 hari hingga nematoda dapat jatuh
kedasar corong yang berisi air tersebut.
4. Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Mengamati
jumlah nematoda yang terdapat pada sampel tersebut.
5
BAB IV
PEMBAHASAN
6
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sumber :
Anonim. Phylum Nematoda. Tersedia di : http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-
pdf/avert-2.pdf (diakses tanggal 31 Maret 2013)
Dwinata. 2009. Nematoda. Tersedia di : http://staff.unud.ac.id/~dwinata/wp-
content/uploads/2009/09/nema-par2.doc (diakses tanggal 31 Maret 2013)