Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nematoda merupakan fulum yang paling beragam dalam pseudocoelomates, dan


salah satu yang paling beragam dari semua binatang. Spesies nematoda sangat sulit
untuk dibedakan, lebih dari 28.000 spesies yang telah diidentifikasi, diantaranya
terdapat 16.000 spesies yang bersifat parasit. Kelompok ini dahulu dikenal sebagai
Aschelminths atau Pseudocoelomata, saat ini tidak lagi diakui sebagai salah satunya
di alam. Hal ini sangat memungkinkan bahwa rancangan tubuh yang sederhana dari
mikroorganisme asal (Wallace et al., 1996)

Banyak nematoda yang hidup bebas dan memiliki peran ekologi yang sangat
penting sebagai dekomposer dan predator pada mikroorganisme. Walaupun terdapat
sejumlah besar nematoda yang hidup bebas ada juga sejumlah besar spesies yang
bersifat parasit, banyak yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan
lainnya juga menyerang tanaman. Mayoritas nematoda cukup kecil, dengan berbagai
ukuran dari panjang 100 micrometer (mm atau inchi) hingga ukuran nematoda
Diotophyme raksasa betina yang dapat mencapai 1 meter (Ramel, 2008)

Nematoda yang menyebabkan penyakit dan kerusakan pada tanaman hampir


semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar
dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat
menetap didalam akar dan batang. Konsentrasi hidup nematoda lebih besar
terdapat didalam perakaran tumbuhan inang terutama disebabkan oleh laju
reproduksinya yang lebih cepat karena tersedianya makanan yang cukup dan
tertariknya nematoda oleh zat yang dilepaskan dalam rizosfir awalnya, telur-telur
nematoda diletakan pada akar - akar tumbuhan didalam tanah yang kemudian telur.

Telur dan telur akan berkembang menjadi larva dan nematoda dewasa.
Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini mendorong nematoda

1
menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel. Nematoda dewasa terus-menerus
bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan menetap di sekitar akar, dalam gerakan -
gerakan tersebut nematoda menggigit dan menginjeksikan air ludah pada bagian akar
tumbuhan., menyebabkan sel tumbuhan menjadi rusak. Gejala kerusakan pada akar
akibat gigitan nematoda ditandai dengan adanya puru akar ( gall ). Luka akar, ujung
akar rusak dan akar akan membusuk apabila infeksi nematoda tersebut disertai oleh
bakteri dan jamur patogen. Gejala kerusakan padaakar biasanya selalu diikuti oleh
pertumbuhan tanaman yang lambat dikarenakan terhambatnya penyerapan unsur hara
oleh akar yang akhirnya terjadi defisiensi hara seperti daun menguning, layu
pada cuaca kering dan panas, sehingga produktifitas dan kuantitas hasil
panen menurun bahkan untuk tanaman-tanaman tertentu mengakibatkan tanaman
tidak dapat panen sama sekali ( Fuso ), menurun dankualitasnya jelek.

1.2 Tujuan Praktikum

Pada praktikum mata kuliah Keterampilan Khusus Laboratorium dan Lapangan


kali ini memiliki tujuan untuk mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
keberadaan nematoda pada beberapa komoditas tanaman yang hidup pada daerah
perakaran tanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda merupakan organisme multiseluler yang ditemukan di sejumlah


ekosistem. Seperti protozoa, nematoda umumnya hidup dilapisan air atau pori tanah
yang berisi air. Nematoda dapat diisolasi dari tanah dengan prinsip melakukan cairan
tanah ke saringan yang ukuran porinya lebih kecil dari badan nematoda. Tanah segar
yang mengandung bahan organik dan tanah rizosfer biasanya mengandung nematoda
yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah kering dan tanah non-rizosfer (Hugot
et al., 2001).

Tubuh nematoda panjang dan pipih, menyerupai benang kecil. Epidemis (kulit)
dari nematoda tidak biasal, dimana epidermis ini tidak terdiri dari sel-sel seperti
hewan lainnya, tetapi merupakan kumpulan dari bahan seluler dengan inti tanpa
membran terpisah. Epidermis ini mensekresikan kutikula luar tebal yang taangguh
dan fleksibel. Kutikula ini secara berkala berganti, biasanya empat kali sebelum
mencapai tahap dewasa (Wallace et al., 1996).

Nematoda dibagi menjadi dua jenis, yaitu saprophagus dan parasitik. Nematoda
saprophagus memakan bakteri dan bahan organik halus dibagi dalam kompos,
sedangkan nematoda parasitik menyebabkan kerugian bagi tanaman. Kebanyakan
nematoda parasitik tumbuhan memparasitik disekitar akar dan ektoparasitik, tetapi
spesies ektoparasitik mayoritas ditemukan di tanah rizosfer (Siddiqi, 1997).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


- Alat :
1. Praktikum lapangan :
 Bor
 Plastik
2. Praktikum Laboratorium :
 Corong kimia
 Gelas ukur
 Kassa dan Tisu
 Mikroskop
- Bahan :
1. Tanah daerah perakaran tanaman
2. Aquades

2.2 Prosedur Praktikum


- Praktikum lapangan :
1. Menentukan letak pengambilan tanah didaerah perakaran pada suatu
tanaman. Pada praktikum kali ini kami mengambil contoh sampel tanah
pada daerah perakaran tanaman jambu biji di lahan peternakan d3
Universitas Padjadjaran.
2. Mengambil tanah pada daerah perakaran dengan alat bor dengan metode
bintang karena kami mengambil sampel tanah pada pohon jambu biji.
3. Memasukan sampel tanah pada plastik dan kemudian melakukan uji
pengamatan nematoda pada laboratorium.

4
- Praktikum Laboratorium :
1. Mengambil corong kimia dan menutup saluran bagian bawah dengan rapat
menggunakan karet. Mengisi corong tersebut dengan aquades. Kemudian
menutup bagian atas corong dengan kassa.
2. Mengambil sampel tanah yang tadi telah dilakukan pada praktikum
sebelumnya dengan volume 100 ml (ukuran gelas ukur).
3. Meletakkan sampel tanah yang dibungkus tisu sebelumnya pada corong
kimia bagian atas yang telah berisi air (diusahakan tanah yang diletakkan
pada bagian atas corong sebagian tercelup pada permukaan air).
Kemudian membiarkannya selama 1 hari hingga nematoda dapat jatuh
kedasar corong yang berisi air tersebut.
4. Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Mengamati
jumlah nematoda yang terdapat pada sampel tersebut.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

6
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keberadaan nematoda yang hidup di daerah perakaran tanaman dapat diketahui


banyak jumlahnya tergantung dari komoditas dan kondisi tanah yang mendukung
untuk tempat tinggal nematoda. Keadaan tanah segar yang mengandung bahan
organik dan tanah rizosfer biasanya mengandung nematoda yang lebih banyak
dibandingkan dengan tanah kering dan tanah non-rizosfer. Keberadaan nematoda juga
dapat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan yang cukup dan dari zat yang
dihasilkan oleh rizosfer awalnya.

Sumber :
Anonim. Phylum Nematoda. Tersedia di : http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-
pdf/avert-2.pdf (diakses tanggal 31 Maret 2013)
Dwinata. 2009. Nematoda. Tersedia di : http://staff.unud.ac.id/~dwinata/wp-
content/uploads/2009/09/nema-par2.doc (diakses tanggal 31 Maret 2013)

Anda mungkin juga menyukai