Anda di halaman 1dari 4

TRAGEDI MINAMATA

1.Manusia
Hingga April 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan
Kagoshima yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah
lebih dari 17.000 orang. Sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah
dan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000. Disamping itu
10.353 yang telah resmi dinyatakan sebagai penderita atau korban Minamata
menerima ganti rugi sebagai kompensasi, sehingga jumlah penderita penyakit
Minamata akibat keracunan merkuri dilaporkan sekitar 12.617 orang. Akan tetapi
jumlah sesungguhnya masih belum diketahui secara pasti karena ada sebagian
korban yang telah meninggal dunia sebelum dikeluarkannya pernyataan resmi
oleh pemerintah dan terdapat pula sebagian korban yang enggan melapor karena
malu. Penyakit ini tidak hanya terjadi di Minamata. Tahun 1965 penyakit
Minamata menyerang warga yang tinggal di sepanjang Sungai Agano di Kota
Niigata akibat pembuangan limbah merkuri oleh Showa Denko. Penyakit ini
dikabarkan juga terjadi di China dan Kanada. Sungai dan danau di Amazon dan
Tanzania juga tercemar merkuri dan menimbulkan masalah kesehatan yang
mengkhawatirkan.
2Tekno
Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan
fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Melalui pengamatan
yang mendalam tentang gejala penyakit dan kebiasaan orang jepang, termasuk
pola makan kemudian diambil suatu hipotesis. Hipotesisnya adalah bahwa
penyakit tersebut mirip orang yang keracunan logam berat. Kemudian dari
kebudayaan setempat diketahui bahwa orang Jepang mempunyai kebiasaan
mengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak. Dari hipotesis dan kebiasaan pola
makan tesebut kemudian dilakukan eksperimen untuk mengetahui apakah ikan-
ikan di Teluk Minamata banyak mengandung logam berat (merkuri). Kemudian
disusun teori bahwa penyakit tesebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri
yang terkandung pada ikan. Ikan tesebut mengandung merkuri akibat adanya
orang atau pabrik yang membuang merkuri ke laut. Penelitian berlanjut dan
akihrnya ditemukan bahwa sumber merkuri berasal dar pabrik batu baterai Chisso.
Limbah yang dibuang ke teluk Minamata juga tidak terhitung sedikit,
diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama 1932-1968, selain merkuri, terdapat
juga mangan, thalium, dan selenium dalam limbah yang dibuang. karena
ditemukan Metil-Hg dari ekstrak kerang dari teluk Minamata. Sedimen habitat
kerang tersebut mengandung 10-100 ppm Metil-Hg. Sedangkan di dasar kanal
pembuangan pabrik Chisso mencapai 2000 ppm. Secara umum, zat yang meracuni
penduduk Minamata adalah merkuri (Hg), disamping terdapat zat-zat lain yang
mencemari teluk Minamata, seperti mangan (Mn), selenium (Se), dan thalium
(Tl). Awal dari “rantai” keracunan ini dimulai dari ikan atau hewan air lainnya
yang tercemar merkuri dari makanan atau insangnya. Merkuri yang terlarut dalam
pembuluh darah setelah ikan dicerna oleh sistem pencernaan manusia akan sampai
ke ginjal, dimana senyawa anorganik merkuri akan berpengaruh pada ginjal,
sedangkan saat sampai pada susunan saraf, giliran metil merkuri dan etil merkuri
yang akan mempengaruhi susunan saraf. Senyawa merkuri dapat dicerna dan
terlarut dalam darah karena senyawa bersifat lipofilik, sehingga terlarut dalam
lemak yang terkandung dalam ikan, dan dapat masuk dalam peredaran darah
sekaligus dapat meracuni darah dan otak. Ibu hamil yang terkontaminasi oleh
merkuri secara otomatis akan mengkontaminasi janin yang dikandungnya, karena
logam merkuri dapat melintasi plasenta dan memengaruhi janin
3 SDA
Tanda-tanda keracunan mulai terlihat pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan
mulai menurun drastis, yang ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi
habitat ikan yang menjadi andalan nelayan. Tanda-tanda keracunan juga terlihat
pada beberapa hewan yang memakan ikan hasil tangkapan nelayan. Beberapa ekor
kucing yang memakan ikan tersebut mengalami kejang, menari-nari, dan
mengeluarkan air liur, yang beberapa saat kemudian kucing tersebut mati.
Awal dari “rantai” keracunan ini dimulai dari ikan atau hewan air lainnya yang
tercemar merkuri dari makanan atau insangnya. Hewan air tersebut yang masuk
dalam rantai makanan akhirnya dimakan oleh predator di atasnya, dan akhirnya
sampai pada puncak pada rantai makanan, yaitu manusia. Merkuri akan meracuni
manusia saat kadarnya melebihi kadar normal dalam darah (sekitar 0,04 ppm).
4 Kerusakan
Hingga 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima
yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari
17.000 orang. Sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408
diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000. Penyakit Minamata terjadi
akibat banyak mengkonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Minamata yang
tercemar metil merkuri. Penyakit Minamata bukanlah penyakit yang menular atau
menurun secara genetis.Pada tahun 1968 pemerintah Jepang menyatakan bahwa
penyakit ini disebabkan oleh pencemaran pabrik Chisso Co., Ltd. Metil merkuri
yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat. Gejala awal
antara lain kaki dan tangan menjadi gemetar dan lemah, kelelahan, telinga
berdengung, kemampuan penglihatan melemah, kehilangan pendengaran, bicara
cadel dan gerakan menjadi tidak terkendali. Beberapa penderita berat penyakit
Minamata menjadi gila, tidak sadarkan diri dan meninggal setelah sebulan
menderita penyakit ini. Penderita kronis penyakit ini mengalami gejala seperti
sakit kepala, sering kelelahan, kehilangan indra perasa dan penciuman, dan
menjadi pelupa. Meskipun gejala ini tidak terlihat jelas tetapi sangat mengganggu
kehidupan sehari-hari. Selain itu yang lebih parah adalah penderita congenital
yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya
yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang
mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk
ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam
kandungannya.Panyakit Minamata tidak dapat diobati, sehingga perawatan bagi
penderita hanya untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik. Disamping
dampak kerusakan fisik, penderita Minamata juga mengalami diskriminasi sosial
dari masyarakat seperti dikucilkan, dilarang pergi tempat umum dan sukar
mendapatkan pasangan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

http://jabrikyuwana.blogspot.com/2010/03/kasus-minamata.html( Diakses pada


tanggal 31 Maret 2015 Pukul 09.45 WIB)
http://fun-smile-blog.blogspot.com/2012/01/paparan-merkuri-melalui-konsumsi-
ikan.html ( Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 Pukul 09.45 WIB)
http://pidpidpid.blogspot.com/2014/06/kasus-minamata-keracunan-toksilogi.html
( Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 Pukul 09.45 WIB)

Anda mungkin juga menyukai