Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S “

USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU


BERSALIN SECTIO CAESARIA DENGAN INDIKASI
EKLAMPSIA
DI RUANG BERSALIN RSUP Dr. SOEDONO MADIUN

Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Pengalaman Belajar


Praktek dan Praktek klinik Kebidanan

Oleh :
ANNISA UTAMI WAHYUNINGTYAS
NIM : P27824207003

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN
MAGETAN
2009
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” GVP40004 usia Kehamilan 37-38 Minggu


Bersalin Sectio Caesaria dengan Indikasi Eklampsia
Di Ruang Bersalin RSUP Dr. SOEDONO Madiun

Disetujui Tanggal : Juni 2009

Mengetahui ,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

N. SURTINAH, SST, S.Si.T, M.Pd SUNARSIH,SST,M.MKeS


NIP. 140273385 NIP. 140084296

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan
Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” GVP40004 usia Kehamilan 37-38 Minggu Bersalin
Sectio Caesaria dengan Indikasi Eklampsia Di Ruang Bersalin RSUP Dr.
SOEDONO Madiun.
Laporan ini disusun sebagai syarat tugas pengalaman belajar praktek dan
praktek klinik kebidanan sesuai dengan kurikulum pendidikan di Program Studi
Kebidanan Magetan.
Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran dari pembimbing praktek maupun akademik. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu N. Surtinah, SST, S.Si.T, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Magetan serta pembimbing Akademik Program Studi Kebidanan Magetan.
2. Ibu Sunarsih, SST,M.MKes selaku pembimbing praktek.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Magetan, 2009

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I LANDASAN TEORI................................................................................1
A. Pengkajian...........................................................................................1
B. Diagnosa dan Masalah yang sering muncul........................................6
C. Perencanaan .......................................................................................7
D. Pelaksanaan.......................................................................................12
E. Evaluasi.............................................................................................12
BAB II TINJAUAN KASUS...............................................................................14
A. Pengkajian.........................................................................................14
B. Analisa Data......................................................................................23
C. Diagnosa Kebidanan.........................................................................26
D. Perencanaan......................................................................................26
E. Pelaksanaan.......................................................................................28
F. Evaluasi.............................................................................................31
G. Catatan Perkembangan......................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................34

iv
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata
a. Umur
Diatas 35 tahun dengan paritas yang tinggi mempunyai prognosa
buruk terhadap eklampsia ( Manuaba , 1998 : 242 )
b. Sosial Ekonomi Rendahan
Lebih sering pada keluarga tidak mampu
c. Ras
Wanita kulit hitam cenderung lebih besar manderita eklampsia
daripada kulit putih ( Cunningham , 1995 : 777)
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi klien dalam penerimaan
penjelasan dari bidan ( Wiknjosastro, 2007 : 282 )
2. Keluhan Utama
Eklampsia didahului oleh makin memburuknya pre-eklampsia dan
terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dari daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual keras, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia lalu
akan timbul kejangan ( Wiknjosastro, 2007 : 295 )
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan dahulu dan sekarang
- Obesitas dan diabetes mellitus pada kehamilan berpengaruh
terhadap terjadinya Pre-eklampsia dan eklampsia ( Mochtar,
1998 : 17)
- Mola hidasidosa merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya eklampsia, karena adanya distensi rahim yang
berlebihan ( Manuaba, 1998 : 241 )
- Pada wanita dengan riwayat penyakit ginjal, penyakit vaskuler,
penyakit hipertensi kronis akan menjadi lebih berat karena
adanya kehamilan ( Cunningham, 1995 : 777 )
- Eklampsia merupakan indikasi dilakukan seksio sesarea
(Mochtar, 1998 : 118 )
- Bila serviks masih lancip dan tertutup terutama pada
primigravida, kepala janin masih tinggi atau ada persangkaan
disproporsi sefalopelvik, sebaiknya dilakukan seksio sesarea
(Wiknjosastro, 2007 : 300 )
- Kelainan pembekuan darah merupakan kontraindikasi
dilakukan SC karena SC menimbulkan pendarahan lebih
banyak daripada persalinan pervaginam ( Wiknjosastro, 2007 :
866 )
- Bila serviks masih lancip dan tertutup terutama pada
primigravida, kepala janin masih tinggi atau ada persangkaan
disproporsi Sefalopelvik, sebaiknya dilakukan seksio sesarea
(Wiknjosastro, 2007 : 300 )
- Kelainan pembekuan darah mirip kontraindikasi dilakukan SC,
karena SC menimbulkan pendarahan lebih banyak daripada
persalinan pervaginam ( Wiknjosastro, 2007 : 866 )
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kecenderungan untuk pre eklampsia dan eklampsia akan
diwariskan serta mempunyai kecenderungan genetic untuk
menderita hipertensi dalam kehamilan melalui suatu gen resesif
tunggal, tetapi pewarisan ini bersifat multifator (Cunningham,
1995 : 778 )
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan
- Pada primigravida, frekuensi pre eklampsia dan eklampsia lebih
tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama
primigravida muda ( Wiknjosastro, 2007 : 287 )
- Pada wanita yang hamil ganda cenderung menderita pre
eklampsi dan eklampsi karena adanya distensi rahim yang
berlebihan ( Manuaba, 1998 : 241 )
- Wanita dengan eklampsi puepuerium biasanya didahului adanya
eklampsi selama kehamilan ( Wiknjosastro, 2007 : 287 )
b. Riwayat Persalinan
- Pada eklampsi gravidarum perlu diadakan induksi dengan
amniotomi dan infuse pitosin, tetapi apabila servik masih lancip
dan tertutup terutama pada primigravida, kepala janin masih
tinggi atau ada persangkaan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya
dilakukan seksio sesarea ( Wiknjosastro, 2007 : 300 )
- Pilihan anastesia untuk mengakiri persalinan pada eklampsia
tergantung pada keadaan umum penderita dan macam obat
sedative. Anestesi spinal dapat menyebabkan hipotensi yang
berbahaya pada eklampsia ( Wiknjosastro, 2007 : 287 )
c. Riwayat KB
- Ibu post SC dengan riwayat paritas tinggi dianjurkan untuk
melakukan steril / tubektomi
- Setelah melahirkan dengan sesarea, dianjurkan untuk
penundaan kehamilan 2 tahun karena kondisi uterus belum
pulih ( Saifuddin, 2000 : 129 )
5. Psikososial
- Kehamilan mirip saat kritis, saat terjadinya gangguan perubahan
identitas dan pesan bagi setiap orang, ayah, ibu dan anggota
keluarga. Sehingga mereka menjadi putus harapan bila di
informasikan persalinannya harus ilakukan SC ( Hamilton, 1996 :
197 )
6. Pola Aktifitas sehari-hari
a. Nutrisi
- Nutrisi garam yang tinggi berpengaruh terhadap angka kejadian
pre eklampsi dan eklampsia ( Manuaba, 1998 : 244 )
- Beberapa ahli menyinggung mengenai kekurangan kalsium,
namun percobaan klinis yang sesuai belum pernah dilakukan
untuk menguji kebenaran hipotesis ini (Cunningham, 1995 :
244 )
- Pada pasien dengan SC yang direncanakan mulai puasa ± 8
jam sebelum operasi dan pada klien yang SC darurat saat itu
juga mulai puasa ( Hamilton, 1995 : 197 )
b. Eliminasi
- Fungsi ginjal pada pre eklampsia dan eklampsia tampaknya
agak menurun bila dilihat dari clearance asam urik. Filtrasi
glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga
menyebabkan diuresis turun, pada kehamilan lanjut dapat
terjadi oliguria atau anuria ( Wiknjosastro, 2007 : 285 )
- Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc / 24 jam ( Mochtar,
1995 : 220 )
- Pada persiapan SC klien dipasang dower cateter untuk
mengukur keseimbangan cairan, menghindari trauma dan
meningkatkan kemampuan untuk sembuh ( Manuaba, 1999 :
230 )
c. Aktifitas
- Orang yang mengalami kenaikan tekanan darah pada keadaan
stress seperti ketakutan, kedinginan, kandung kemih penuh,
melakukan aktifitas fisik merupakan kelompok beresiko
mengalami hipertensi pada kehamilan dan harus mendapat
perhatian khusus ( Depkes RI, 1994 : 14 )
- Pada pasien SC hanya berbaring telentang dengan posisi kepala
sedikit direndahkan ( Manuaba, 1995 : 297 )
d. Personal Hygiene
Menjelang operasi klien dibersihkan dan dicukur bulunya pada
daerah adomen dan perineal dari garis nipple sampai pubis
(Hamilton, 1995 : 197 )
b. Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Pada klien dengan eklampsia biasanya lemah.
2. Kesadaran : Pada keadaan PEB yang tidak segera diobati, maka
bisa timbul serangan kejang sampai dengan koma
(Sulaiman, 1999 : 296 )
3. Tanda-tanda Vital :
- Tekanan Darah: Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih,
atau menjadi 90 mmHg atau lebih ( Wiknjosastro, 2005 : 282 )
- Nadi : Selama serangan, suhu dapat meningkat hingga 400 C
(Wiknjosastro, 2007 : 296 )
4. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan ini dilakukan secara cepalo kaudal, yaitu :
a. Kepala : bentuk normal, ranbut bersih, hitam, tidak berketombe
b. Muka : Pucat, sembab, oedema kelopak mata, sklera berwarna
putih, conjunctiva palpebra merah muda
c. Leher : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan kelenjar
limfe
d. Dada : Bentuk simetris, pernapasan teratur, adanya edema paru,
decompensatio cordis, bentuk payudara simetris,
hiperpigmentasi papilla dan areola mammae, puting
menonjol
e. Abdomen :Terdapat pembesaran perut membujur / melintang,
terdapat hiperpigmentasi linea alba, tidak ada/ada luka
bekas operasi
f. Genetalia : Terpasang dower cateter
g. Ekstremitas : Atas dan bawah = tangan oedema,terpasang infus

kaki oedema 
 dan tidak hilang setelah digunakan
untuk istirahat (Wiknjosastro, 2007 : 289 )
5. Pemeriksaan Khusus
DJJ normal sampai fetal distress selama persalinan SC bisa naik turun.
Naik mirip suatu tanggapan normal terhadap rangsangan dan apabila
turun kurang dari 120 kali/menit berarti pertanda gawat janin
(Wiknjosastro, 2007 : 203 )
6. Pemeriksaan Penunjang
- DL , golongan darah untuk persiapan transfusi sewaktu-waktu bila
terjadi pendarahan hebat
- Kadar Urinalisis : Menentukan kadar albumin/glukosa
- Kultur : Mengidentifikasi adanya virus herpes simplek
tipe III
- Pelvimetri : Menentukan CPD
- USG : Menentukan kedudukan, presentasi janin
- Urine : Ditemukan proteinuria yaitu protein lebih dari
0,3 Yr/L dalam urine 24 jam atau 1 g/l pada
urine yang sembarangan
(Sastrawinata, 1984 : 91 )

B. Diagnosa dan masalah yang sering muncul


G......PAPIAH,umur kehamilan ............, tunggal/ganda ,hidup/mati, intra/ekstra
uteri, puka/puki, presentasi kepala, ketuban........,KU ibu lemah, inpartu
dengan sectio caesaria atas indikasi eklampsi dengan masalah yang sering
muncul :
1. Cedera sehubungan dengan peningkatan tekanan darah dan kejang
2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur SC
3. Ansietas terhadap kesejahteraan janin dan material
4. Resiko infeksi terhadap prosedur invasif
5. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran darah ke
placenta ( Doenges , 2001 : 339-246 )
C. Perencanaan
Diagnosa : G......PAPIAH,umur kehamilan ............, tunggal/ganda ,hidup/mati,
intra/ekstra uteri, puka/puki, presentasi kepala, ketuban........,KU
ibu lemah, inpartu dengan sectio caesaria atas indikasi eklampsi
Tujuan : Proses persalinan SC lancar tanpa terjadi penyulit.
Kriteria : - Ibu dan janin selamat
- TTV normal
T : 110/70 mmHg – 130/90 mmHg
S : 36-37,5oC
N : 80-100 x/menit
R : 20-24 x/menit
Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu sebab-sebab persalinan tidak bisa pervaginam
R/ Ibu menjadi lebih kooperatif dengan tindakan yang diberikan
2. Berikan penjelasan pada ibu tentang kondisi dan tindakan yang akan
dilakukan
R/ Menumbuhkan rasa percaya diri dan kooperatif terhadp tindakan yang
dilakukan
3. Jelaskan pada ibu dan suami gambaran operasi SC dengan bahasa yang
mudah dimengerti
R/ Mengurangi rasa takut
4. Buat informed consent
R/ Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
5. Observasi tanda-tanda vital
R/ Deteksi dini adanya kelainan
6. Pantau keadaan janin dengan menghitung DJJ
R/ Deteksi adanya fetal distress
7. lakukan tindakan pre operatif
R/ Memperlancar jalannya operasi
8. Kolaborasi dengan tim medis dan kamar operasi
R/ Sebagai tindakan dependent dengan tim lain
9. Beri kesempatan keluarga untuk bertemu ibu saat akan berangkat ke kamar
operasi
R/ Memberi ketenangan kepada ibu ( Hamilton, 1995 : 197 )
Masalah I
Cedera sehubungan dengan peningkatan tekanan darah dan kejang
Tujuan : Terlindung dengan cidera
Kriteria : Bebas dari tanda-tanda ischemia serebral yaitu gangguan
penglihatan sakit kepala, perubahan pada mental.
Perencanaan :
1. Kaji adanya masalah tanda-tanda perubahan fungsi otak
R/ Edema serebral dan uasokontriksi dapat dievaluasi dari masa perubahan
gejala, perilaku atau retina
2. Kaji tanda-tanda eklampsia yang akan datang : hiperaktifitas ( 3+ sampai
4+ ) dari refleks tendon dalam riferi epigastrik dan oliguria
R/ Edema/vasokastriksi dimanifestasikan dan pernapasan mendahului
kejang
3. Batasi pengunjung dan isolasi klien
R/ Mengurangi rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi
stimulasi pada otak dan dapat menyebabkan kejang
4. Catat perubahan kesadaran klien
R/ Perubahan kesadaran mirip indikator dari penurunan aliran darah ke
otak
5. Longgarkan pernapasan saat serangan kejang
R/ Mempertahankan jalan nafas dengan mengurangi aspirasi dan mencegah
lidah menyumbat jalan nafas
6. Pantau DJJ dan kontraksi uterus
R/ Kejang meningkatkan kepekaan uterus
7. Lakukan palpasi dan periksa pendarahan per vagina
R/ Tanda-tanda nyeri tekan uterus dan pendarahan menandakan abrupsi
plasenta
8. Observasi TTV
R/ Mendeteksi adanya kelainan organ
9. Kolagorasi dengan tim medis untuk pemberian Amoarbital / diazepam dan
MgSO4
R/ - Amobarbital / diazepam bisa menekan aktifitas serebal
- MgSO 4 bisa menurunkan pelepasan asetilkotin, memblok transmisi
neuronuskular dan mencegah kejang ( Doenges, 2001 : 186-187 )
Masalah 2
Kurang pengetahuan mengenai prosedur SC
Tujuan : klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang indikasi kelahiran
SC
Kriteria : Klien dapat menerangkan tentang gambaran SC dengan bahasa
klien
Perencanaan
1. Berikan informasi akurat dengan istilah-istilah sederhana
R/ Mengklasifikasi kesalahan konsep
2. Anjurkan pasangan untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkap
pemahaman
R/ Memberikan kesempatan untuk mengevaluasi pemahaman
klien/pasangan erhadap situasi
3. Catat tingkat stress dan apakah prosedur direncanakan / tidak
R/ Mengidentifikasikan kesiapan klien untuk menerima informasi
4. Tinjau ulang indikasi terhadap pilihan alternatif kelahiran
R/ Perkiraan satu dari 5 dan 6 kelahiran melalui SC dilihat sebagai
alternatif bukan cara abnormal
5. Gambarkan prosedur pra operasi dengan bahasa yang sederhana
R / Informasi akurat menambah pemahaman klien
6. Berikan penyuluhan pasca operasi
R/ Mengantisipasi pencegahan komplikasi
7. Diskusikan sensasi yamg diantisipasi selama malahirkan dan periode
pemulihan
R/ Mengetahui apa yang dirasakan dan apa yang normal, akan membantu
mencegah masalah kurang pengetahuan mengenai prosedur SC
( Doenges,2001 : 340)
Masalah 3
Ansietas terhadap kesejahteraan janin dan material
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria : - Ekspresi wajah rileks dan tenang
- Klien mampu mengungkapkan rasa takut
-TTV normal
T : 110/70 mmHg – 130/90 mmHg
S : 36-37,5oC
N : 80-100 x/menit
R : 20-24 x/menit
Perencanaan :
1. Kaji respon psikologis klien terhadap adanya prosedur SC
R/ Semakin besar klien merasakan ancaman makin besar tingkat ansietas
2. Beri informasi tentang prosedur operasi dengan bahasa yang sederhana
R/ Mengklasifikasi kesalahan konsep
3. Pastikan apakah prosedur SC direncanakan /tidak
R/ Pada SC yang tidak direncanakan klien tidak mempunyai waktu untuk
persiapan secara psikologis/fisiologis, bahakan bila direncanakan
kelahiran SC dapat membuat ketakutan fisik aktual/ dirasakan pada ibu
dan bayi
4. Dampingi dan tunjukan empati pada klien
R/ Mengidentifikasikan perasaan klien
5. Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaannya
R/ Mengidentifikasikan perasaan klien
6. Anjurkan klien untuk lebih mendekatkan diri pada tuhan
R/ Menembah ketenangan
7. Beritahu klien tentang keadaan bayinya
R/ Menurunkan ansietas
8. Observasi TTV
R/ Deteksi dini adanya kelainan organ ( Doenges, 2001 : 341 )
Masalah 4
Resiko infeksi terhadap prosedur invasif
Tujuan : Bebas dari infeksi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda infeksi ( Rubor, dolor, kolor, fungsiolesa )
Perencanaan :
1. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
R/ Meminimalkan penyebaran kuman patogen
2. Lakukan persiapan kulit dan operatif
R/ Menurunkan resiko kontaminasi kulit memasuki insisi
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik
R/ Antibiotik untuk mencegah terjadinya proses infeksi
( Doenges, 2001 : 346 )
Masalah 5
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran darah ke
placenta
Tujuan : Pertukaran gas lancar
Kriteria : - DJJ normal antara 120-160 x/menit
- Tidak adanya deselerasi rambat
Perencanaan
1. Perhatikan faktor-faktor negatif yang mempengaruhi sirkulasi placenta dan
oksigenasi jaringan
R/ Penurunan volume sirkulasi /vasopasme dalam placenta menurunkan
ketersediaan O2 untuk janin
2. Pantau DJJ dan kontraksi uterus
R/ Deteksi dini adanta fetal distress
3. Perhatikan adanya variabel deselerasi yang lambat
R/ Deselerasi lambat menggambarkan adanya distress janin
4. Atur posisi klien dan rubah dari sisi ke sisi
R/ Kompresi tali pusat diantara jalan lahir dan bagian presentasi dapat
dihilangkan dengan perubahan posisi
5. Pantau respon jantung janin untuk obat pra operatif/ anaestesi regional
R/ Narkotik biasanya menurunkan variabikitas DJJ
6. Kolaborasi dengan dokter anak dan perawat intensif neonatal
R/ Bayi dengan SC karena kondisi dan maternal yang memerlukan
perawatan segera yaitu resusitasi

D. Pelaksanaan
Intervensi mengkominikasikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mencapai hasil klien yang diinginkan . Rasional untuk intervensi perlu logis
dan dapat dikerjakan dengan tujuam memberikan perawatan individual.
Tindakan mungkin mandiri /kolaboratif dan mencakup keperawatan,
kedokteran dan disiplin lain intervensi tertulis yang membimbing kebutuhan
asuhan klien perlu diberi tanggal dan ditandatangani untuk mengidentifikasi
seseorang yang melakukan dan mengkoordinasikan asuhan perawatan (Depkes
RI, 1995 : 11).

E. Evaluasi
Merupakan respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil
yang diharapkan. Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan, fase
evaluasi sangat perlu untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan
kebidanan tersebut berjalan dan bagaimana selama proses yang terus menerus.
Revisi rencana perawatan adalah komponen penting dari fase evaluasi
Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk
SOAP :
S : Subyektif
Yang didapatkan dari keluhan klien
O : Obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh petugas yang terkait.
A : Assesment
Berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan ataupun masalah yang baru
muncul.
P : Planning
Merupakan perencanaan lanjut dan tindakan yang sudah dilakukan
dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai
(Depkes RI, 1995 : 11).
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal : 27-05-2009 Pukul : 14.00 WIB
Tempat : Ruang bersalin RSSM
1. Data Subyektif
a. Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny.S Tn.S
Umur : 39 Th 41 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMP S1
Pekerjaan : IRT Guru
Penghasilan : - Rp. 2.000.000/bulan
Status marital : Menikah Menikah
Umur nikah : 22 th 24 th
Berapa kali nikah : 1 kali 1 kali
Lama menikah : 17 tahun 17 tahun
Alamat : Desa Banjarsari Rt 7/II, Madiun
No. RM : 6-27-76-99
b. Keluhan Utama
Keluarga mengatakan bahwa ibu dari rumah kejang 1 kali kemudian
ibu tidak sadar diri sampai dibawa ke RS
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan ibu tidak pernah menderita penyakit dengan
gejala banyak makan ,banyak minum, sering kencing ( DM ), batuk
lama, BB menurun,hilang nafsu makan,berkeringat malam hari
(TBC ), nyeri perut sebelah kanan, kuning pada anggota badan,air
kencing seperti teh ( hepatitis ),berkeringat berlebihan di telapak
tangan dan jantung berdebar-debar (penyakit jantung), sesak nafas
berbunyi (asma), mudah lelah, sering pusing, dan terlihat pucat
(Anemia),darah sukar membeku bila terluka (haemofolia),
keputihan berlebih,gatal dan berbau (PMS), sakit dan terasa panas
saat kencing (ISK), ibu mengatakan tensinya dari dulu tinggi
(hypertensi )
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga mengatakan ibu tidak sedang menderita penyakit tertentu
dan tidak sedang menjalani pengobatan dari penyakit apapun
(Penyakit paru, jantung, DM, hepatitis, ginjal), Ibu mempunyai
riwayat hypertensi.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa anggota keluarga dari pihak ibu
maupun suami tidak ada yang menderita penyakit jantung, asma,
anemia, kencing manis, hemofilia, TBC, PMS, ISK. Ayah dari ibu
mempunyai riwayat penyakit hypertensi.
d. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Haid pertama umur 13 tahun, siklus 28-30 hari, lama 5-7 hari,
sebelum dan selama haid ibu tidak mengalami nyeri haid, hanya
terasa pegal pada pinggang. Selama haid ganti pembalut 2-3x
sehari, terutama hari 1-2 ganti softex 3x sehari, darah haid yang
keluar berwarna merah segar. Sebelum haid ibu mengalami
keputihan, warna bening, tidak berbau dan tidak gatal.
HPHT : 8 – 9 – 2008
HPL : 15 – 6 – 2009
2) Riwayat Kehamilan
a) Riwayat kehamilan yang lalu
Keluarga mengatakan saat hamil yang pertama sampai hamil
yang keempat ibu tidak mempunyai keluhan-keluhan yang
berat, hanya saja usia kehamilan 3 bulan ibu mengalami mual
muntah namun hilang sendiri pada usia kehamilan 5 bulan.
Selama hamil pertama sampai yang keempat, ibu periksa rutin
ke bidan tiap bulan, mendapatkan imunisasi TT 2x pada usia
kehamilan 3 dan 4 bulan, mendapatkan tablet tambah darah
kalsium dan multivitamin. Ibu meminumnya sampai habis. Ibu
juga mendapatkan penyuluhan mengenai nutrisi, senam hamil,
perawatan payudara kebersihan diri istirahat. Selama hamil
anak pertama sampai anak keempat, tekanan darah ibu normal,
ibu tidak mengeluh pusing dan pandangan mata kabur.
b) Riwayat kehamilan Sekarang
Keluarga mengatakan kehamilan ini adalah kehamilan kelima,
saat ini umur kehamilan 9 bulan.
ANC dilakukan 3 kali, yaitu pada trimester II dan trimester III
 2 kali pada umur kehamilan 24 minggu dan 28 minggu
 1 kali pada umur kehamilan 32 minggu
Pemeriksaan dilakukan di BPS
 Merasa pergerakan anak pada usia kehamilan 5 bulan
 Selama hamil muda ada keluhan mual maupun muntah
 Mendapatkan tablet Fe, B6, Kalk, dan multivitamin
 Mendapat informasi tentang nutrisi untuk ibu hamil
 Mendapat informasi tentang persiapan persalinan, tanda
bahaya kehamilan, perawatan payudara.
 Sejak memeriksakan kandungan tensi ibu menjadi 160/80
mmHg. Keluarga mengatakan pernah diberitahu oleh bidan
bahwa tensi tinggi berbahaya bagi kehamilannya serta
disarankan diet rendah garam. Ibu tidak pernah diperiksa
urine oleh bidan setempat. Namun, oleh bidan disarankan
untuk periksa ke RS tetapi pasien tidak mau karena masalah
ekonomi keluarga.
3) Riwayat persalinan dan nifas yang lalu
Persalinan I :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditilong bidan jenis kelamin
perempuan, BB : 4100 gram, PB : 49 cm, langsung menangis, tidak
ada cacat bawaan. Jenis kelamin perempuan. Sekarang berusia 16
tahun plasenta lahir spontan, lengkap, masa nifas berjalan normal
tidak ada komplikasi.
Persalinan II :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditolong bidan jenis kelamin
perempuan, BB : 4000 gram, PB : 50 cm, langsung menangis, tidak
ada cacat bawaan. Sekarang berusia 12 tahun plasenta lahir
spontan, lengkap. Masa nifas berjalan normal tidak ada komplikasi.
Persalinan III :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditolong bidan, jenis
kelamin perempuan, BB : 4000 gram, PB : 48 cm, langsung
menangis tidak ada cacat bawaan. Sekarang berusia 10 tahun
plasenta lahir spontan, lengkap, masa nifas berjalan normal tidak
ada komplikasi.
Persalinan IV :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan, ditolong bidan jenis
kelamin laki-laki, BB : 4100 gram, PB : 50 cm, langsung menangis,
tidak ada cacat bawaan. Plasenta lahir spontan, lengkap. Masa nifas
berjalan normal tidak ada komplikasi, sekarang berusia 7 tahun.
4) Riwayat Keluarga Berencana
Keluarga mengatakan setelah anak pertama lahir sampai anak
keempat lahir ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Suami ibu menggunakan kondom dan terkadang senggama
terputus
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Selama hamil : Makan 3-4x sehari, posrsi 1 piring nasi dengan
lauk (daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayur
(bayam, kangkung, kacang, daun singkong),
buah (pisang, pepaya, jeruk). Minum  6-7
gelas/hari.
Selama di RS : Ibu puasa untuk persiapan operasi
2) Eliminasi
Selama hamil : BAK 6-7x selama hamil tua, warna kuning
jernih, tidak ada keluhan sebelum, selama dan
sesudah kencing, BAB 1x sehari konsistensi
lunak, warna kuning trengguli, bau khas, tidak
ada keluhan.
Selama di RS : Ibu dipasang dower cateter sejak masuk rumah
sakit pukul 11.00 WIB – 15.00 WIB. Produksi
urine 250 cc .
3) Personal hygiene
Selama hamil : Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas
2x seminggu, ganti celana dalam setiap selesai
BAK pada hamil tua, perawatan payudara
dikerjakan rutin sebelum mandi.
Selama di RS : Ibu dimandikan dengan dibasuh oleh oleh
petugas kesehatan pukul 14.00 WIB .
4) Aktifitas
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga,
(mencuci, memasak, menyapu), jalan-jalan
setiap pagi dan bila waktu longgar menonton TV
dengan keluarga.
Selama di RS : Ibu hanya tidur di atas tempat tidur
5) Istirahat/tidur
Selama hamil : Biasanya ibu tidur siang  1 jam (13.00-14.00)
dan tidur malam jam 21.00-05.00 (8 jam)
Selama di RS : Ibu tidak sadar sejak kejang-kejang di rumah.
6) Rekreasi
Selama hamil ibu kadang melihat TV bersama keluarga.
f. Latar Belakang Sosial Budaya
Keluarga mengatakan ibu tidak berpantang terhadap makanan seperti
telur, daging, ikan, tidak pernah minum jamu-jamuan, tidak periksa ke
dukun atau pijat perut ke dukun. Ibu mewarisi tradisi keluarga yang
melakukan selamatan 3 bulanan ( Telonan) dan 7 bulanan (Tingkepan)
g. Ketergantungan
Ibu ataupun suami tidak pernah merokok ataupun minum-minuman
keras. Jamu-jamuan juga tidak pernah karena dapat membahayakan
janin. Ibu juga tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Sebelum
hamil, bila ibu sakit hanya mengkonsumsi obat dari Puskesmas.
Selama hamil, ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bidan saja.
h. Psikososial dan Spiritual
Ibu, suami, dan keluarga sebenarnya agak menolak dengan kehamilan
yang kelima ini. Setelah tidak kejang, keluarga sering menanyakan
tentang keadaan ibu dan bayinya serta apakah bayinya bisa lahir
normal dengan ibu selamat.
i. Kehidupan Seksual
Selama hamil, frekuensi hubungan seksual 1 kali seminggu dan
terkadang tidak sama sekali karena takut akan membahayakan
kehamilannya.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : lemah, dalam keadaan kejang saat sampai di RS
kesadaran apatis.
b. Tanda-tanda vital Pukul 11.00 WIB
T : 270/110 mmHg
S : 37,5oC
N : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
c. BB sebelum hamil : 87 kg
BB periksa terakhir (5-5-2009) : 89 kg
TB : 158 cm
LILA : 29 cm
d. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut bersih, kulit kepala bersih, warna rambut
hitam pertumbuhan rambut merata.
Wajah : Muka sembab, tidak pucat dan banyak keluar keringat.
Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih,
kelopak mata oedema
Hidung : Bersih, tidak terdapat secret, tidak ada polip, terpasang
selang 02
Mulut : Tampak kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
gigi, dari mulut keluar buih dan ibu sering muntah-
muntah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar lymfe
dan tidak ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : Simetris, pergerakan pernafasan teratur, payudara
tegang, payudara simetris, ada pembesaran, tegang
puting dan areola mammae hyperpigmentasi, puting
menonjol, kolostrum sudah keluar.
Abdomen : Pembesaran perut tidak sesuai dengan umur
kehamilan, arah membujur, hyperpigmentasi linea
alba, striae livide , tidak ada luka bekas operasi,
tampak pergerakan anak.
Genetalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varices
vulva, tidak ada oedem, tidak ada condiloma
acuminata dan matalata, tidak ada bekas luka,
terpasang selang DC.
Anus : Tidak ada haemoroid.
Ekstremitas :
Atas : Jari tangan oedema, tidak ada gangguan pergerakan
pada tangan kanan, tangan kiri terpasang infus.
Bawah : Oedem +/+, tidak ada varices, tidak ada gangguan
pergerakan, reflek patella +/+
e. Pemeriksaan khusus
TFU Mc Donald : 46 cm
TBJ : 5425 gram
1) Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada bagian fundus teraba
bagian yang besar, kurang bundar, agak lunak dan
tidak melenting.
Leopold II : Pada sisi kiri teraba bagian yang keras, datar
memanjang seperti papan, pada sisi kanan teraba
bagian kecil janin.
Leopold III : Bagian terendah terasa keras, bulat, melenting dan
mudah digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP (konvergen)
His  jarang 1x dalam 10 menit lama 30 detik
Perlimaan : 4/5
2) Auskultasi
DJJ  (12-13-12) : 148 x/menit, kuat, teratur, punctum maksimum
2 jari kiri bawah pusat
f. Pemeriksaan panggul luar dilakukan tanggal 1-3-2009 oleh bidan
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia cristarum : 28 cm
Boudeloque : 22 cm
Lingkar panggul : 90 cm
g. Pemeriksaan dalam tanggal 27-5-2009 Pukul 13.00 WIB
V/v taa,  1 cm, efficement 25%, ket , preskep, HI, promontorium
tidak dapat diraba, linea inominata teraba sebagian, spina ischiadika
tidak menonjol, sudut arcus pubis < 90o
h. Pemeriksaan Tambahan
 Tidak meraba 2 bagian keras yang saling berdampingan
 Tidak terdapat sudut fibrie
 Tidak terdapat sudut fibrie
 Tidak terdapat undulasi fenomena
 Tidak nyeri saat dipalpasi
i. Pemeriksaan laboratorium
 Albumin 2,6 (L: 3,8 – 4,2 P: 3,5 – 5,0 gdl)
 Natrium 129 (135 – 155 mmol/L)
 Kalium 4,2 ( 3,6 – 5,5 mmol/L)
 Chlonde 47 ( 98 – 110 mmol/L)
 HB 10,8 (L : 13,5 – 18,0 P: 11,5 – 16,0 gdl)
 Golongan darah O, rhesus (+)
j. Konsul dari DSOG
 Pemberian 5 gram SM 20% secara IV dan 10 gram SM 40% secara
IM pada bokong kanan dan bokong kiri tiap 6 jam
 Pre sectio caesaria
k. Tindakan/therapy yang didapat tanggal 27-5-2009 pukul 11.00 WIB –
15.00 WIB
- Infus RL (1 flash) 8 tetes/menit
- Pemberian 5 gram SM 20% secara IV dan 10 gram SM 40% secara
IM pada bokong kanan dan bokong kiri tiap 6 jam
- Injeksi Ceftriaxon 2x1 gram IV
- Injeksi dobujec 2x1 gram IV
B. Analisa Data
No Diagnosa/masalah Data dasar
1. GVP40004, usia DS : - Keluarga mengatakan ibu hamil
kehamilan 37-38 anak kelima usia kehamilan 9
minggu, janin tunggal, bulan
hidup, intra uterin, situs - Keluarga mengatakan bahwa ibu
bujur,habitus fleksi, dari rumah kejang 1 kali
puki, prekep, inpartu kemudian ibu tidak sadar diri
kala I fase laten KU ibu sampai dibawa ke RS
lemah dan janin baik - HPHT : 8-9-2008, HPL : 15-6-
pro seksio sesaria atas 2009
indikasi Eklampsia DO : - Keadaan umum : lemah, dalam
keadaan kejang saat sampai di
RS kesadaran apatis.
- Tanda-tanda vital pukul 11.00
WIB
T : 270/110 mmHg
S : 37,5oC
N : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
- Pemeriksaan fisik
Wajah : Muka sembab, tidak
pucat dan banyak
keluar keringat.
Ekstremitas :
Atas : Jari tangan oedema,
tidak ada gangguan
pergerakan pada
tangan kanan, tangan
kiri terpasang infus.
Bawah : Oedem +/+, tidak
No Diagnosa/masalah Data dasar
ada varices, tidak
ada gangguan
pergerakan, reflek
patella +/+
- TFU Mc. Donald : 46 cm
TBJ : 5425 gram
- Palpasi
Leopold I :
TFU 3 jari bawah px, pada
bagian fundus teraba bagian
yang besar, kurang bundar, agak
lunak dan tidak melenting.
Leopold II :
Pada sisi kiri teraba bagian yang
keras, datar memanjang seperti
papan, pada sisi kanan teraba
bagian kecil janin.
Leopold III :
Bagian terendah terasa keras,
bulat, melenting dan mudah
digoyangkan.
Leopold IV :
Konvergen
- DJJ  (12-13-12) : 148 x/menit,
kuat, teratur, punctum
maksimum 2 jari kiri bawah
pusat
- VT (27-5-2009)
V/v taa,  1 cm, efficement
25%, ket , preskep, HI,
No Diagnosa/masalah Data dasar
promontorium tidak dapat
diraba, linea inominata teraba
sebagian, spina ischiadika tidak
menonjol, sudut arcus pubis <
90o
- His  jarang 1x dalam 10 menit
lama 30 detik
- Pemeriksaan laboratorium
 Albumin 2,6
(L: 3,8 – 4,2 P: 3,5 – 5,0 gdl)
 Natrium 129
(135 – 155 mmol/L)
 Kalium 4,2
( 3,6 – 5,5 mmol/L)
 Chlonde 47
( 98 – 110 mmol/L)
 HB 10,8
(L :13,5-18,0 P:11,5-16,0 gdl)

2. Ganguan pertukaran DS : -
gas sehubungan dengan DO : - Ibu tampak bernafas dengan
perubahan aliran darah cuping hidung, terdengar bunyi
ke placenta ronchi dan irama nafas tidak
teratur
- Tanda-tanda vital pukul 14.00
WIB
T : 160/100 mmHg
S : 36,3oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
No Diagnosa/masalah Data dasar
- Hidung ibu terpasang O2

C. Diagnosa Kebidanan
GVP40004, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, situs
bujur,habitus fleksi, puki, prekep, inpartu kala I fase laten KU ibu lemah dan
janin baik pro seksio sesaria atas indikasi Eklampsia dengan masalah
gangguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran darah ke
placenta.
Prognosa : Baik bila SC segera dilakukan

D. Perencanaan
Tanggal : 27-5-2009 Pukul : 14.30 WIB
Diagnosa : GVP40004, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, situs bujur,habitus fleksi, puki, prekep, inpartu kala I fase
laten KU ibu lemah dan janin baik pro seksio sesaria atas indikasi
Eklampsia.
Tujuan : - Kondisi ibu dan janin baik
- Pelaksanaan operasi berjalan lancar tanpa terjadi penyulit
Kriteria : - KU ibu dan janin baik
- Ibu dan janin selamat
- Tanda-tanda vital
T : 110/70 mmHg – 130/90 mmHg
S : 36-37,5oC
N : 80-100 x/menit
R : 20-24 x/menit
Intervensi
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik.
R/ Membina hubungan saling percaya antara klien dan bidan.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan ibu dan bayi.
R/ Mengevaluasi hasil pemeriksaan dapat memberikan perasaan tenang
pada ibu
3. Jelaskan sebab dilaksanakan operasi seksio caesaria.
R/ Ibu akan lebih kooperatif dan dapat menerima keadaan yang
dialaminya.
4. Jelaskan tentang eklampsia pada keluarga
a. Pengertian Eklampsia
b. Penyebab eklampsia
c. Tanda gejala eklampsia
R/ Ibu akan lebih kooperatif dan dapat menerima keadaan yang
dialaminya.
5. Minta keluarga untuk menandatangani inform consent.
R/ Inform consent merupakan suatu persetujuan yang diberikan keluarga
untuk dilakukan tindakan.
6. Lakukan persiapan untuk SC meliputi :
a. Pada pasien
 Disuruh puasa dan minum antasida
 Pencukuran rambut abdomen dan perineum sampai pubis
 Pemasangan infus RL 1 flash habis dalam waktu 6 jam yaitu 8
tetes/menit
 Pemasangan dower cateter
 Pemeriksaan laboratorium meliputi urine lengkap, darah lengkap,
LFT/RFT dan golongan darah
 Ganti kain panjang ibu dengan baju khusus operasi dan menutup
rambut pasien dengan mitela
 Persiapan bayi : penghangat, resusitasi, penghisap lendir, baju bayi
dan gelang nama untuk bayi
 Tempat placenta
b. Pada bidan
 Siapkan baju OK
 Hubungi kamar operasi untuk memberitahu bahwa pasien sudah siap
dan menghubungi dokter spesialis anak
 Berkolaborasi dengan ahli anaestesi, DSOG dan spesialis anak
 Antar klien dilakukan operasi
Tanggal : 27-5-2009 Pukul : 14.40 WIB
Masalah I : Ganguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran
darah ke placenta
Tujuan : - Pertukaran gas lancer dan ibu dapat bernafas dengan baik.
Kriteria : - DJJ dalam batas normal : 120-160 x/mnt, kuat, teratur
- Tidak terdapat ronchi
- Nafas teratur : 16-24 x/mnt
Intervensi :
1. Pantau DJJ dan kontraksi uterus.
R/ Deteksi dini adanya fetal distress.
2. Atur posisi klien dan pasang 02.
R/ Kompresi tali pusat diantara jalan lahir dan bagian presentasi dapat
dihilangkan dengan perubahan posisi
3. Pantau respon jantung janin untuk pra operatif / anaestesi regional.
R/ Narkotik biasanya menurunkan variabilitas DJJ.
4. Kolaborasi dengan dokter anak dan perawat intensif neonatal.
R/ Bayi dengan SC karena kondisi dan maternal yang memerlukan
perawatan segera yaitu resusitasi.
5. Observasi TTV.
R/ Gangguan pertukaran gas ditandai dengan frekuensi nafas lebih cepat.

E. Pelaksanaan
Tanggal : 27-5-2009 Pukul : 14.45 WIB
Diagnosa : GVP40004, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, situs bujur,habitus fleksi, puki, prekep, inpartu kala I fase
laten KU ibu lemah dan janin baik pro seksio sesaria atas indikasi
Eklampsia.
Implementasi
1. Melakukan pendekatan secara terapeutik.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan bayi bahwa keadaan ibu lemah dan
bayi baik
3. Menjelaskan sebab dilaksanakan operasi seksio caesaria karena kondisi ibu
dengan eklampsia tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan secara
normal pervaginam
4. Jelaskan tentang eklampsia pada keluarga
a. Pengertian Eklampsia
Penyakit yang ditandai dengan hypertensi ( > 160/110 mmHg ),
terdapat protein dalam urine ibu dan bengkak pada wajah, kaki dan jari
tangan. Lalu dapat terjadi kejang sewaktu-waktu yang merupakan
peningkatan yang lebih berat dan berbahaya daripada pre eklampsia
b. Penyebab eklampsia
Belum jelas bagaimana penyakit ini bisa terjadi
c. Tanda gejala eklampsia
Pada umumnya, kejang didahului oleh makin memburuknya pre
eklampsia dan terjadi gejala-gejala nyeri kepala di daerah depan,
gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia. Bila
keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejang,
terutama pada persalinan bahayanya akan lebih besar
5. Memberikan inform consent pada ibu dan keluarga.
a. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga behwa operasi dikerjakan oleh
dokter spesialis kandungan dan saat pelaksanaan ibu akan dibius
sehingga tidak merasa sakit
b. Menjelaskan sebab dilakukannya SC yaitu karena ibu kejang
c. Menjelaskan akibat bila tidak dilakukan SC yaitu dikhawatirkan waktu
mengejan terjadi kejang sehingga bisa berakibat perdarahan otak,
payah ginjal dan terjadi aspirasi
d. Menganjurkan suami untuk menandatangani informed consent
6. Melakukan persiapan untuk SC meliputi :
a. Pada pasien
 Menyuruh puasa dan minum antasida
 Mencukur rambut abdomen dan perineum sampai pubis
 Memasang infus RL 1 flash habis dalam waktu 6 jam yaitu 8
tetes/menit
 Memasang dower cateter
 Melakukan Pemeriksaan laboratorium meliputi urine lengkap, darah
lengkap, LFT/RFT dan golongan darah
 Mengganti kain panjang ibu dengan baju khusus operasi dan menutup
rambut pasien dengan mitela
 Menyediakan persiapan bayi : penghangat, resusitasi, penghisap
lendir, baju bayi dan gelang nama untuk bayi
 Menyediakan tempat placenta
b. Pada bidan
 Menyiapkan baju OK
 Menghubungi kamar operasi untuk memberitahu bahwa pasien sudah
siap dan menghubungi dokter spesialis anak
 Berkolaborasi dengan ahli anaestesi, DSOG dan spesialis anak
 Mengantar klien dilakukan operasi
Tanggal : 27-5-2009 Pukul : 14.50 WIB
Masalah I : Ganguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran
darah ke placenta
Intervensi :
1. Memantau DJJ dan kontraksi uterus.
2. Mengatur posisi klien dan pasang 02.
3. Memantau respon jantung janin untuk pra operatif / anaestesi regional.
4. Berkolaborasi dengan dokter anak dan perawat intensif neonatal.
5. Mengobservasi TTV
T : 160/100 mmHg N : 88 x/mnt
S : 36,3oC R : 20 x/mnt

F. Evaluasi
Tanggal 27-5-2009 Pukul 15.00 WIB
S : -
O : - TTV
T : 160/100 mmHg
S : 36,3oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
- His  jarang 1x dalam 10 menit lama 30 detik
- DJJ  (12-13-12) : 148 x/menit, kuat, teratur, punctum maksimum 2
jari kiri bawah pusat
- VT : V/v taa,  1 cm, efficement 25%, ket , preskep, HI,
promontorium tidak dapat diraba, linea inominata teraba sebagian,
spina ischiadika tidak menonjol, sudut arcus pubis < 90o
- Ibu tampak muntah-muntah
- Ibu dipindah ke brangkat
A : GVP40004, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin,
situs bujur,habitus fleksi, puki, prekep, inpartu kala I fase laten KU ibu
lemah dan janin baik pro seksio sesaria atas indikasi Eklampsia.
P : a. Pindah klien ke ruang OK
b. Baringkan pasien dengan posisi tidur dan pasang tensimeter
c. Kolaborasi dengan DSOG, ahli anaestesi dan spesialis anak untuk SC
d. Beri motivasi keluarga
e. Persilakan keluarga menemui
Tanggal 27-5-2009 Pukul 15.05 WIB
Diagnosa : Ganguan pertukaran gas sehubungan dengan perubahan aliran
darah ke placenta.
S : -
O : - Ibu bernafas dengan cuping hidung
- Terdengar ronchi
- Nafas tidak teratur
A : Gangguan pertukaran gas belum teratasi.
P : Lanjutkan progran terapi ( O2 terpasang dengan volume 3 liter/menit)

G. Catatan Perkembangan
Tanggal 27-5-2009 Pukul 15.15 WIB
S : Ibu tidak sadar
O : - Ibu berbaring terlentang dalam keadaan tidak sadar
- TTV
T : 160/100 mmHg
S : 36,3oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
A : Ibu inpartu kala I fase laten siap SC.
P : a. Observasi TTV dan DJJ
Tanggal 27-5-2009 Pukul 15.45 WIB
S : Ibu tidak sadar
O : - Ibu berbaring terlentang dalam keadaan tidak sadar
- Bayi lahir pukul 15.45 WIB, tidak menagis AS 3-5, jenis kelamin
perempuan, BB : 4400 gran, PB : 52 cm, tidak ada cacat bawaan
A : BBL dengan asfiksia.
P : a. Terima bayi baru lahir
b. Terima plasenta dan periksa kelengkapan plasenta
c. Lakukan perawatan bayi baru lahir HAIKAP (Hangatkan,Atur posisi
ekstensi, Isap lendir, Keringkan, Atur posisi kembali dan melakukan
penilaian)
Tanggal 27-5-2009 Pukul 15.50 WIB
S : Ibu tidak sadar
O : - Bayi dan plasenta lahir per abdominal
- Luka operasi sudah dijahit dengan jahitan jelujur dan matras
menggunakan benang catgut dan side
- TTV
T : 160/100 mmHg
S : 36,3oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
- Produksi urine 100 cc
A : P50005 dengan post SC dini.
P : a. Observasi TTV 2-3 kali pada 15 menit pertama, tiap 15 menit pada
jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
b. Observasi produksi urine
c. Bersihkan ibu
d. Atur posisi ekstensi, miring ke satu sisi
e. Pindahkan ibu ke ruang pulih sadar
Annisa Utami

34

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1995. Manajemen Kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Sastrawinata, Sulaiman. 1996. Ginekologi. Bandung : YBP-SP.

Winkjasastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai