Anda di halaman 1dari 36

1

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN PAI

MAKALAH
Metodologi Penelitian PAI
Dosen pengampu

Dr. Hj. Mariatul Qibtiyah, HAR, M.Ag

OLEH
DIAN SAFITRI
NIM. 18201521057

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA STAIN PAMEKASAN
2016
ii
1

DAFTAR ISI

Hal
Halaman Sampul .................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii

Pendahuluan ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Topik Bahasan ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 4

Pembahasan ........................................................................................................ 5
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 5
B. Macam-Macam Teknik pengumpulan Data.................................................. 6
C. Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data.............................. ................................28

Penutup .............................................................................................................. 31
A. Kesimpulan ................................................................................................ 31
B. Saran-Saran ................................................................................................ 31

Daftar Pustaka ................................................................................................... 33


1

BAB I
PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan


makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah.1 Adapun bagian pendahuluan dalam makalah ini akan dijelaskan sebagai
berikut.2

A. Latar Belakang
Seorang mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam STAIN
Pamekasan, ingin mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi guru PAI
terhadap kurikulum 2013”, masalahnya adalah teknik apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data tersebut. Dalam hal ini tentu berbagai teknik pengumpulan
data dapat dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, namun perlu dipahami bahwa tidak sembarang teknik pengumpul data
dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian. Karena Setiap penelitian pasti
berbeda-beda, dan didasari dari perbedaan-perbedaan penelitian inilah muncul
berbagai cara dalam pengumpulan data. Jika peneliti tersebut hanya ingin
memperoleh informasi mengenai persepsi guru PAI terhadap kurikulum 2013,
maka salah satu teknik yang dipakai ialah wawancara atau angket. Sedangkan jika
peneliti ingin mengetahui bagaimana guru melaksanakan kurikulum 2013 di kelas,
maka salah satu teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika peneliti
ingin mengetahui mengenai kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, maka teknik yang dipakai adalah tes, atau bisa juga dokumen
berupa hasil ujian atau raport.
Dengan demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis teknik
yang dipakai. Itupun masih ditambah dengan kecakapan peneliti menggunakan
teknik-teknik tersebut. Menurut Kasiram ada sejumlah teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan. Akan tetapi, tidak semua teknik cocok untuk semua jenis
data. Oleh karena itu perlu memperhatikan indikator variabel yang telah

1
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 4
2
Makalah ini dapat di DOWNLOAD di Blog Pribadi Dian Safitri (alidiansafitri.blogspot.com)
2

ditentukan, jenis data yang akan diambil dan sumber data yang telah ditetapkan3.
Dengan demikian, jika peneliti tidak berhasil menggali informasi yang sangat
dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian Pendidikan Agama Islam,
karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik yang dipilih
sudah tepat.4 Solusinya terus belajar dan membaca hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sejenis akan sangat membantu menambah kecakapan peneliti.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan. Oleh karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan
dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar.
Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka pengumpulan datanya harus
akurat sebagaimana yang dilontarkan oleh Sugiyono berikut.
Data yang dikumpulkan haruslah cukup valid untuk digunakan. Validitas data
dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan data
cukup valid. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), laboratorium untuk
eksperimen, dirumah untuk berbagai responden, seminar, dikusi, dan lain-
lain. Jika dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari cara atau
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara (interview),
angket (questionare), pengamatan (observation), atau gabungan ketiganya.
Data yang sudah didapat ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran 5

Merujuk pada pengertian di atas teknik pengumpulan data yang diperlukan


adalah teknik pengumpulan data yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat
data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data dicantumkan
jika sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari
mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data itu adalah setiap teknik
pengumpulan data yang dicantumkan harus ada datanya, untuk mendapatkan data
yang lengkap dan objektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan. Jika
satu teknik dipandang mencukupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan dan
tidak efisien. Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap

3
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualittif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Pres, 2010), 268.
4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 87-88.
5
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 137.
3

yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam
satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian. Berbagai teknik pengumpulan data dapat dipilih dan digunakan oleh
peneliti untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, namun perlu dipahami
bahwa tidak sembarang teknik dapat digunakan untuk berbagai jenis data, karena
pada dasarnya tidak ada teknik yang paling baik dan sesuai untuk berbagai jenis
situasi.6
Berdasarkan pada uraian di atas makalah ini akan membahas teknik-teknik
yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk pengumpulan data. Teknik ini
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi, dan lain-lain. Seorang peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan berbagai macam teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau
yang diteliti. Oleh sebab itulah makalah ini dibahas.

B.Topik Bahasan
Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah
atau topik bahasan beserta batasannya. masalah atau topik bahasan yang dimaksud
adalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik bahasan tidak
terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup
persoalan yang memerlukan penjelasan atau penegasan lebih lanjut.7 Adapun yang
menjadi topik bahasan dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Apa pengertian teknik pengumpulan data penelitian PAI?
b. Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data penelitian PAI?
c. Apa prinsip-prinsip pengumpulan data penelitian PAI?

6
Endang Poerwanti, Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah (Malang, UMM, 2000), 117
7
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 5.
4

C. Tujuan Penulisan Makalah


Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi
lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.8
a. Menjelaskan pengertian teknik pengumpulan data penelitian PAI.
b. Menjelaskan macam-macam teknik pengumpulan data penelitian PAI.
c. Menjelaskan prinsip-prinsip pengumpulan data penelitian PAI.

8
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 7
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Sebagaimana yang dilontarkan oleh Juliansyah Noor bahwa teknik pengumpulan
data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian. 9
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik
pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data
yang valid dan reliable. Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data
hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syofian Siregar bahwa pengumpulan
data adalah suatau proses pengumpulan data primer dan sekunder, dalam suatau
penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data
yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang
diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan10. Dalam suatu
penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat
langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data
9
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana, 2011), 138.
10
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan manual dan
SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), 17.
6

pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang


telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. 11
Berdasarkan pada pengertian di atas secara sederhana pengumpulan data
diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap
atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan
kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang
menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam
upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk
penelitian kuantitatif). Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan
untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena
data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data
yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik
dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.

B. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data


Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan
alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif.
Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian sebagai cara yang dapat ditempuh
untuk mengumpulkan data.

1). Teknik Observasi


Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan

11
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 137.
7

pengamatan secara cermat dan sistematik.12 Observasi sebagai teknik


pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek alam yang lain. Observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
a. Macam-Macam Observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika dilihat dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu observasi berperan serta/ aktif (participant observation) dan
observasi non partisipan/ pasif (non-participant observation), sedangkan jika
dilihat dari segi instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi
observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu ada pula jenis observasi
yang lain diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan observasi
sistematik.13 Masing-masing jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai
berikut :
1) Observasi Partisipan (Participant Observation). Dalam observasi ini,
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian.14 Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya.
Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara
sistematis.
2) Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation). Didalam jenis
observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, peneliti hanya
mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang perilaku objek
12
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.
13
Ibid. 108
14
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta : Raja Grafindo, 2008), 52
8

yang diteliti.15 Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan


mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak mengalami secara
langsung apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang
guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar
(bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di
dalam kelas tersebut.
3) Observasi Terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya.
4) Observasi Terbuka, merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan
cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. 16 Misalnya ketika
melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi ketika
kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan observasi yang
selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat kesimpulan.
5) Observasi Terfokus, dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan
menfokuskan masalah yang akan ditelitinya,17 misalnya peneliti ingin
mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa melalui
teknik bertanya guru.
6) Observasi Sistematik, observasi ini cenderung menggunakan skala yang
pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala
tersebut, selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat
menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan
18
perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya. Misalnya

15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 53
16
Ibid, 54
17
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), 160
18
Ibid, 52
9

peneliti ingin mengumpulkan data tentang perilaku guru maka yang


digunakan indikator adalah perilaku guru

b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Observasi


1) Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi
2) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang
dilaksanakannya.
3) Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
4) Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya
gejala tanpa klasifikasi tingkatannya.
5) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis,
maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari
pengamatan.
6) Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling
mempengaruhi.19

c. Keuntungan Menggunakan Observasi sebagai Teknik Pengumpulan Data


1) Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang diobservasi),
karena mereka tidak harus mengerjakan apa-apa. Observant (yang
diobservasi) dapat melakukan seperti yang ia kerjakan sehari-hari tanpa
harus dibuat-buat, dan observer mengamati serta mencatatnya pada alat
observasi.
2) Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat
utama pengumpul data, melainkan alat lain yang lebih praktis yang efisien,
bandingkan dengan wawancara yang menuntut kemampuan peneliti untuk
mengungkap pendapat atau opini subjek penelitian.
3) Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan objektif
sebab subjek penelitian akan melakukan dan bekerja apa adanya.

19
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.
10

4) Observasi dapat digunakan untukmengecek kebenaran data yang diperoleh


dengan teknik lain seperti wawancara dan angket. 20

d. Kelemahan Menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data


1) Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat diungkap
dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama hal-hal yang bersifat
pribadi dan bersifat rahasia.
2) Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya sedang
diamati (diobservasi), ada kecenderungan melakukan kegiatan yang
dibuat-buat dan berpura-pura sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.
3) Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka akan
sulit bagi observan untuk bertindak secara objektif. 21

2). Teknik Wawancara ( Interview)


Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu melakukan
wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang
berputar di sekitar pendapat dan keyakinan.22 Dengan demikian wawancara
(interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog, baik
secara langsung (tatap muka) maupun melalui siaran media tertentu antara
pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara
merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam
penelitian kualitatif. 23 Perawat seringkali menganggap wawancara itu mudah
karena dalam kesehariannya, perawat sering bercakap-cakap dengan kliennya
untuk mendapatkan informasi penting. Kenyataannya tak semudah itu. Banyak
peneliti mengalami kesulitan mewawancarai orang, karena orang cenderung
menjawab dengan singkat. Apalagi budaya pada masyarakat Indonesia yang
cenderung tidak terbiasa mengungkapkan perasaan mereka.
20
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 109
21
Ibid, 110.
22
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), 50.
23
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 76
11

Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja
dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Byrne dalam Prasetya Irawan menyarankan agar sebelum memilih
wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah
pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai
partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses
yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.24
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru, penerimaan mahasiswa baru, atau bahkan pada penelitian
kuantitatif. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal.
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya, aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.
Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak. Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan, persepsi, dan pemikiran partisipan.
Uraian berikut ini akan menggambarkan jenis wawancara, jenis
pertanyaan, lama waktu wawancara, dan prosedur melakukan wawancara pada
penelitian kualitatif. Penjelasan tentang pengumpulan data merupakan hal yang
penting karena akan menuntun pembaca memahami proses penelitian secara tepat.

24
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, (Jakarta : STAIN, 1999), 59.
12

a. Macam-Macam Teknik Wawancara (Interview).


Sugiyono mengemukakan tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur,
semistruktur, dan tidak terstruktur.25 Dari masing-masing jenis wawancara
tersebut penulis mencoba untuk memberikan penjelaskan sebagai berikut.
1) Wawancara terstruktur (structured interview) digunakan sebagai teknik
pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.26 Oleh karena itu, dalam melakukan
wawancara pewawancara telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi
pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara
terstruktur ini pula, peneliti dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data. Tentunya, pengumpul data tersebut harus diberi
training agar mempunyai kemampuan yang sama.
2) Wawancara semistruktur (semistructure interview) sudah termasuk dalam
kategori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.27 Tujuan wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang
diajak wawancara diminta pendapatnya. Dalam melakukan wawancara,
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan.
3) Wawancara tidak berstruktur (unstructured interview) merupakan wawancara
yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.28
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak berstruktur atau
terbuka sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk
penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian

25
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 138
26
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), 146
27
Ibid., 141
28
Ibid, 148
13

pendahuluan, peneliti berusaha memperoleh informasi awal tentang berbagai


isu atau permasalahan yang ada, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.

b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik Wawancara


Agar tugas wawancara dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-
hal berikut ini:
1) Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut
menyangkut outline wawancara, penguasaan materi wawancara,
pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita
wawancarai, dan sebagainya.
2) Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan
wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan,
pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang juga perlu
diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat
pelaksanaan wawancara.
3) Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah
mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan
berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan pendapatnya, biarkan saja.
Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan nada bertanya,
alias jangan terkesan membantah. Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal
seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri,
Pak? Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu
kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana
pendapat Bapak?" Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat
berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak."
4) Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah
menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk
memfokuskan jawaban nara sumber.
14

5) Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to


the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara
sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.
6) Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat
merugikan kita sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk
menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya.
7) Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai
karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara
hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang
membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber
yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan
pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan materi wawancara.
8) Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan
nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia
sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol
mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna
untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu
sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-
waktu yang akan datang.
9) Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun
musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun
sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, "Jangan bicara tentang
kucing di depan seorang pecinta anjing".
10) Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan
sebagainya, kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan
wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk menemui nara sumber.
Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses, diperlukan
perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa menyerah. Salah satu
caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan nara
sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber
15

tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia
ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya. 29

c. Keuntungan-Keuntungan Menggunakan Teknik Wawancara (Interview)


1) Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/informasi yang
digunakan dengan teknik lain seperti angket
2) Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan akurat, bahkan
dapat memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya
3) Melalui tatap muka secara langsung,memungkinkan pewawancara dapat
menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh subjek penelitian sebagai
sumber data
4) Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang tidak mengenal
batasan usia, dan kemampuan, berbeda dengan angket yang hanya bisa
digunakan pada responden yang hanya bisa membaca dan menulis saja. 30

d. Kelemahan Menggunakan Teknik Wawancara (Interview).


Disamping beberapa keuntungan, wawancara sebagai teknik pengumpulan
data juga memiliki kelemahan diantaranya :
1) Kadang-kadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu dan tempat.
2) Wawancara menuntut ketrampilan khusus dari pewawancara dalam
mengungkap data dan keterangan yang akurat.
5) Sulit menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif pewawancara yang dapat
mempengaruhi hasil wawancara.31

3). Teknik Angket (Kuesioner)


Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebar daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

29
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta : Bumi Aksara,
2005), 157.
30
Kaelan, M.S., Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, (Yokyakarta: Paradigma,
2010), 88
31
Ibid, 89
16

respon atas daftar pertanyaan tersebut.32 Dengan demikian angket penelitian


berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau
diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Ada beberapa
pengertian kuesioner yang diungkapkan oleh para ahli. Kuesioner atau daftar
pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan
masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang
mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat
cukup terperinci dan lengkap.
Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna.33 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang
diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna.
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa
orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan demikian angket/kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan
dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada
responden untuk dimintakan jawaban. Dengan menggunakan kuesioner, analisis
berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk
menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam
suatu wawancara.

32
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2011), 139.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed. IV (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), 151
17

a. Macam-Macam Angket (Kuesioner)

Ada tiga jenis pertanyaan dalam kuesioner, yakni pertanyaan terbuka,


tertutup, dan gabungan tertutup dan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban terbuka
adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada responden untuk
menjawabnya.34 Di sini peneliti tidak memberikan satupun alternatif jawaban.
Sedangkan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua
alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal
memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.

1) Kuesioner dengan jawaban tertutup: Salah satu keuntungannya untuk


kuesioner ini adalah sebagai berikut: (1) jawaban-jawaban bersifat standar
dan bisa dibandingkan dengan jawaban orang lain; (2) jawaban-jawabannya
jauh lebih mudah dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung
dapat dikoding dari pertanyaan yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat
tenaga dan waktu; (3) responden lebih merasa yakin akan jawaban-
jawabannya, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin; (4)
jawaban-jawaban relatif lebih lengkap karena sudah dipersiapkan sebelumnya
oleh peneliti; dan (5) analisis dan formulasinya lebih mudah jika
dibandingkan dengan model kuesioner dengan jawaban terbuka.35 Meskipun
demikian, ada juga kelemahannya, yakni: (1) sangat mudah bagi responden
untuk menebak setiap jawaban, meskipun sebetulnya mereka tidak
memahami masalahnya; (2) responden merasa frustrasi dengan sediaan
jawaban yang tidak satu pun yang sesuai dengan keinginannya; (3) sering
terjadi jawaban-jawaban yang terlalu banyak sehingga membingungkan
responden untuk memilihnya; (4) tidak bisa mendeteksi adanya perbedaan
pendapat antara responden dengan peneliti karena responden hanya disuruh
memilih alternatif jawaban yang tersedia.36

34
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 68
35
Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), 146
36
Suharsimi Arikunto, Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed. IV (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), 164
18

2) Kuesioner dengan jawaban terbuka: Keuntungannya antara lain adalah: (1)


dapat digunakan manakala semua alternatif jawaban tidak diketahui oleh
peneliti, atau manakala peneliti ingin melihat bagaimana dan mengapa
jawaban responden serta alasan-alasannya. Hal ini sangat baik untuk
menambah pengetahuan peneliti akan masalah yang diutarakannya; (2)
membolehkan responden untuk menjawab sedetil atau serinci mungkin atas
apa yang ditanyakan peneliti. Dalam hal ini pendapat responden dapat
diketahui dengan baik oleh peneliti.37
3) Kuesioner dengan jawaban tertutup dan terbuka (gabungan): Untuk
menjembatani kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka sering digunakan
pertanyaan model gabungan antara keduanya. Dengan model tertutup dan
tebuka, semua kekurangan seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam satu
pertanyaan, disamping disediakan alternatif jawaban oleh peneliti, juga perlu
disediakan alternatif terbuka, untuk diisi sendiri oleh responden sesuai dengan
pendapatnya secara bebas. Dalam mengolah data untuk model terakhir ini,
bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua jawaban responden pada
alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti melihat ulang apakah jawaban
responden yang terakhir itu sebenarnya sudah termasuk ke dalam salah satu
alternatif jawaban yang tersedia. Dan jika ternyata jawabannya sama dengan
salah satu alternatif jawaban yang tersedia namun dalam bahasa yang
berbeda, peneliti bisa menganggapnya sebagai jawaban seperti pada alternatif
yang tersedia tadi. Contoh sebuah pertanyaan sederhana dengan alternatif
jawabannya: Tujuan Anda berkunjung ke perpustakaan adalah: (1)
mengerjakan tugas-tugas akademik; (2) mencari informasi akademik untuk
kepentingan tugas dari dosen; (3) menambah wawasan; (4) menambah
pengetahuan (Responden menjawab dengan tulisan sendiri pada alternatif
yang terbuka ini). Kita bisa melihat bahwa sebenarnya jawaban responden

37
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 69
19

tersebut sama atau hampir sama dengan alternatif nomor (3) menambah
wawasan. 38
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner
1) Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim
melalui pos atau cara-cara lain, agar terjalin hubungan baik
2) Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara
menjawab pertanyaan
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan.39

c. Kelebihan-kelebihan menggunakan teknik kuesioner (angket)


1) Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah
responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2) Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis, sebab setiap
responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama
3) Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan
sesuai dengan keyakinannya.
4) Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena
pengisiannya tidak terlalu terikat oleh waktu.40

d. Kelemahan-kelemahan menggunakan teknik kuesioner (angket)


1) Dengan menggunakan angket belum menjamin responden akan
memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan keyakinannya.
2) Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
3) Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket
karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
4) Kurang luwes karena tidak ada pewawancara
5) Tingkat pengembalian kuesioner rendah
6) Tidak dapat mengamati reaksi responden ketika menjawab pertanyaan

38
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 68
39
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2009), 46
40
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 18.
20

7) Suasana dan kondisi lingkungan responden ketika mengisi kuesioner tidak


terkontrol
8) Sulit mengontrol responden agar sesuai dengan urutan pertanyaan
5) Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang kompleks. 41

4. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber


non-insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Menurut Burhan
Bungin dalam Amiruddin metode dokumenter adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk
42
menelusuri data histories. Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. 43
Metode atau studi dokumen, meski pada mulanya jarang diperhatikan
dalam metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian
yang penting dan tak terpisahkan dalam metodologi penelitian kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang pada
para peneliti, bahwa banyak sekali data yang tersimpan dalam bentuk dokumen
dan artefak, sehingga penggalian sumber data lewat studi dokumen menjadi
pelengkap bagi proses penelitian kualitatif..
Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai studi dokumen dalam
penelitian kualitatif, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu mengenai
konsepsi atau pengertian dari istilah dokumen itu sendiri. Kata dokumen berasal
dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata
dokumen ini menurut Sumadi Surya Subrata seringkali digunakan para ahli dalam
44
dua pengertian, yaitu: pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah

41
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 21.
42
Aminudin, Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam Metodologi
Penelitian Kualitatif : Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang : Lembaga Penelitian UNISMA,
tt), 48.
43
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 337
44
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 68
21

sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan


terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Kedua, diperuntukan bagi surat-surat
resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah,
konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen
(dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat
tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. Bogdan dan Biklen menjelaskan istilah
dokumen yang dibedakan dengan record.
Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang/lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain
dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik. Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian
yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan
dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-
45
dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode
ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya
masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan
benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal
membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-
hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat
menggunakan kalimat bebas.
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

45
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 68
22

berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat
pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan
sosial, dan dokumen lainnya.
a). Macam-Macam Studi Dokumentasi
Menurut Bogdan dan Biglen bahan dokumen itu berbeda secara gradual
dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan
sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan
sebagai bahan dokumenter.46Mengenai bahan-bahan dokumen tersebut seperti:
otobiografi, surat pribadi, catatan harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah
dan swasta, cerita roman / rakyat, foto, tape, mikrofilm, disc, compact disk, data
di server/flashdisk, data yang tersimpan di website, dan lainnya.
Dari bahan-bahan dokumenter di atas, para ahli mengklasifikasikan
dokumen ke dalam beberapa jenis diantaranya;
1) Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, &
otobiografi. Dokumen Resmi terbagi dua, yaitu intern: memo,
pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan
rapat, keputusan pimpinan, konvensi. Kedua ekstern: majalah, buletin,
berita yang disiarkan ke mass media, pemberitahuan.
2) Bentuk tulisan, seperti: catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya. Bentuk gambar, seperti: foto, gambar
hidup, sketsa, dan lainnya. Bentuk karya, seperti; karya seni berupa
gambar, patung, film, dan lainnya.
3) Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber
resmi formal dan sumber resmi informal. Sementara sumber tidak resmi
merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas

46
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 69
23

nama lembaga. Sumber tidak resmi terdiri dari dua bentuk yaitu sumber
tak resmi formal dan sumber tak resmi informal. 47
b). Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Dokumentasi
Tetapi ada yang mesti diperhatikan secara sungguh-sungguh dalam studi

dokumentasi ini, yaitu penguasaan dan pemahaman mengenai teknik pengkajian

isi dari dokumen yang akan dijadikan sumber data. Meski studi dokumentasi

hanya menjadi pelengkap dalam metodologi penelitian kualtatif, tetapi kesalahan

atau ketidakakuratan dalam kajian isi dokumen itu sendiri, akan menyebabkan

tingkat kredibilitas hasil penelitian dipertanyakan, meski tidak menjadikan laporan

penelitian tidak valid.

1) Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan


yang dilakukan terhadap valid ataukah tidak.
2) Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau tidak
disengaja, penggunaan dokumen dapat menyesatkan dalam memahami data
3) Seorang peneliti harus jeli dan teliti ketika mencatat dalam dokumen sehingga
kesalalahan dalam penulisan data yang bisa menyesatkan bisa terhindari.
4) Dalam penulisan data harus dievaluasi terlebih dahulu agar apabila
menemukan kesalahan penulisan ataupun mendokumentasikan data diperbaiki
sebelum dipublikasikan. 48

c). Kelebihan studi dokumentasi


Metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data mempunyai
beberapa kelebihan, seperti yang dikemukakan Sutrisno Hadi sebagai berikut. 49
1) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai.
2) Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk
mempelajarinya.

47
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 72
48
Ibid., 73
49
Sutrisno Hadi, Meteologi Research (Yogyakarta : Andi Offset, cet. Ke-23, 1994), 123
24

3) Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan
cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
4) Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
5) Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
6) Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
7) Metode ini dapat memberikan gambaran berbagai informasi pada waktu yang
sudah lampau (yang direkam atau didokumentasikan)
8) Berbagai informasi tersebut merupakan bahan kajian yang dapat
menghubungkan keadaan seseorang dengan masa lalunya, apakah keadaan
sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidakkah
9) Metode ini dapat merekam berbagai jenis data: identitas, identitas orang tua,
keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data psikis, dan
sebagainya.
Dari data dokumentasi di atas yang menjadi data pokok dari peneliti adalah
dokumentasi untuk melengkapi data yang dapat dipertanggung- jawabkan.

d). Kelemahan Dokumentasi


Selain memiliki kelebihan, metode dokumentasi juga mempunyai
kelemahan - kelemahan, yaitu:
1) data yang ditelitimemungkinkan terjadinya bias karena data yang tersedia
kemungkinan tidak lengkap ataubahkan berlebihan,
2) tidak setiap orang menyimpan dokumen dengan baik, dan
3) sulituntuk mengumpulkan dan sekaligus memberikan kode terhadap data
sehubungan denganformat penulisan dokumen yang bermacam-macam.

5). Teknik Tes


Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh
informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin
seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
25

suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.50 Keunggulan metode ini
adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian
yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu
aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan
secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu
dilakukan.
a. Macam-macam Tes
Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
1) Tes Intelegensi, tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat
diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan
akademik. 51
2) Tes Bakat, Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang
untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional
tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes
kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi,
hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan
untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil
manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu. 52
3) Tes Minat, Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam
memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of
Vocational Interest).

50
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 126
51
Creswell, J. W. Qualitatif Inquiry and Research Design. (Sage Publications, Inc: California,
1998), 134
52
Ibid., 128
26

4) Tes Kepribadian, Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang


bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak
kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang
lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam
penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian
seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau
suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang
dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan
untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi
emosional, yang khas untuk orang itu. 53
5) Tes Perkembangan Vokasional, Tes vokasional, mengukur taraf
perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku
suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara
memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-
tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan
rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini
meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi
partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity). 54
6) Tes Hasil Belajar (Achievement Test), Tes yang mengukur apa yang telah
dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil
menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi
dalam belajar. 55

b. Hal-Hal Yang perlu diperhatikan dalam teknik tes

Mengingat tes merupakan usaha pengumpulakan data mempunyai peranan


yang sangat menentukan dalam pengambilan suatu keputusan maupun kebijakan
terhadap diri siswa. Untuk agar dapat menghasilkan informasi yang diharapkan tes

53
Creswell, J. W. Qualitatif Inquiry and Research Design. (Sage Publications, Inc: California,
1998), 136
54
Ibid., 138
55
Ibid., 139
27

harus memenuhi persyaratan tertentu.56 Adapun syarat yang utama adalah


validitas reabilitas. Disamping itu pula syarat-syarat pembakuan, obyektifitas,
diskriminatif, konprehensif dan mudah di gunakan.

1) Validitas, maksudnya suatu tes yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.
Validasi suatu tes sejauh mana alat tersebut mengukur apa yang hendak di ukur
atau dapat dikatakan sejauh mana tes tersebut memenuhi fungsi sebagai alat
pengukur.tes kecerdasan akan dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes
tersebut benar-benar mengukur taraf kecerdasan seseorang. 57
2) Realiabilitas, maksudnya suatu tes atau alat pengukur dikatakan reiable (dapat
di percaya) apabila hasil pengukuran dengan tes tersebut adalah sama atau
hampir sama jika sekitarnya tes tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
berlainan dalam waktu yang sama maupun waktu yang berlainan. 58
3) Pembakuan, bertujuan untuk memberikan perlakuan yang sama kepada subyek
yang dites sehingg perbedaan-berbedaan yang tampak dalam tanggapan mereka
di angap semata-mata bersumber pada perbedaan individual yang sedang
diukur. Hal-hal yang perlu distandarisasi atau di bakukan antara lain tentang
bahan yang dipergunakan, petunjuk pelaksanaan, cara memberikan skorsing,
dan interpretasi hasil tes tersebut.
4) Obyektifitas, Bertujuan agar dalam menerjemahkan hasil tes atau pemberian
skor tidak tepengaruh oleh siapa yang melakukan artinya tidak terpengaruh
oleh factor-faktor subyktif yang ada dalam diri korektor (tester) atau kesan-
kesannya mengenai pekerjaan para subyek yang diukur (di tes). Jadi tes
dikatakan obyektif apabila hasil dari tes tersebut akan tetap sama, meskipun
dikoreksi oleh siapapun
5) Deskriminatif, Deskriminatif yaitu mempunyai daya pembeda. Tes baik yang
baik mempunyai daya pembeda yang tinggi, berarti tes tersebut diharapkan
cukup peka untuk dapa membedakan kualitas yang di ukur. Dengan adanya

56
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 126
57
Ibid.,
58
Ibid., 130
28

daya pembeda ini akan diketahui anak-anak yang benar-benar pandai, sedang
maupun kurang.
6) Komprehensif, Komprehensif yaitu mencakup banyak hal yang di ukur. Tes di
katakana komperhensif apabila menyeluruh, bukan merupakan bagian-bagian.
7) Mudah digunakan, maksudnya tes itu juga harus mudah digunakan. Jadi
disamping persyaratan tes tersebut diatas yang harus di penuhi, tetapi tes itu
hendaknya juga mudh digunakan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Tes:

> Kelebihan teknik tes adalah :


1. Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
2. Instrument penelitian yang objektif.
> Kelemahan teknik tes adalah :
1. Hanya mengukur satu aspek data.
2. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara
berulang-ulang.
3. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan. 59

C. Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah
tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada
sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya. Proses pengumpulan data yang
salah, akan mempengaruhi kesahihan data yang akan disajikan dalam laporan
60
penelitian. Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan pengumpulan data tersebut
perlu merujuk pada prinsip-prinsip kegiatan ilmiah. Ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:

59
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 133
60
Sutrisno Hadi, Meteologi Research (Yogyakarta : Andi Offset, cet. Ke-23, 1994), 123
29

1) Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi


obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh
pemikiran peneliti.
2) Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan
tujuan penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba)
instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya
menganalisis sisi validitas (kesahihan) dan reliabilitas. Sementara dalam
penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh
keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan mendasar proses pengumpulan data dalam penelitian
kuantitatif dengan kualitatif.
3) Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk
penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif)
harus relevan dengan apa yang hendak diungkap.
4) Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau
responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu,
sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan
kodefikasi.
5) Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data
antara lain :
a) Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan
memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab penelitii
b) Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus
menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
c) Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian,
maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang
30

tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa


informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
d) Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan
subjek tidak boleh dilanggar
e) Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
f) Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai
alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi
g) Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka,
baik secara fisik maupun mental.
h) Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study. 61

61
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 128.
31

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh dan
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Makalah ini membahas mengenai teknik-teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara umum yang terdiri dari:
1) Teknik pengumpulan data dengan Observasi ialah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
2) Teknik pengumpulan data dengan Intervew (wawancara) merupakan
percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pernyataan.
3) Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
4) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket merupakan daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan
tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
5) Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.

B. Saran
Saran-saran yang dapat diajukan dalam teknik pengumpulan data suatu
penelitian adalah :
32

1) Sebaiknya peneliti menetapkan dahulu pendekatan apa yang digunakan dalam


suatu penelitian apakah kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi, Kajian Pustaka,
PTK, atau penelitian pengembangan
2) Sebelum mengumpulkan data untuk keperluan penelitian, Alangkah baiknya,
peneliti memahami kode etik dan prosedur penelitian.
33

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed.
IV Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aminudin, tt. Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam


Metodologi Penelitian Kualitatif : Tinjauan Teoritis dan Praktis),
Malang : Lembaga Penelitian UNISMA.

Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,.1992. Qualitative Research for Education: An


Introduction to Theory and Methods. New York: The Macmillan
Publishing Company.

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications,


Inc: California.

Emzir, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Raja Grafindo Persada..

Hadjar , Ibnu Hadjar, 2012. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif


dalam Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada

Hadi, Sutrisno Hadi, 1994. Meteologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.

Irawan, Prasetya, 1999. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti
Pemula, Jakarta : STAIN Press.

Kaelan, 2010., Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, Yokyakarta:


Paradigma.

Kasiram, 2010. Metodologi Penelitian Kualittif-Kuantitatif , Malang: UIN Maliki


Pres.

Moleong Lexy J., 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Nata Abuddin, 2011. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nasution, S. 1996. Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah, 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan


Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana
34

Neuman, W. Lawrence Neuman, 2004. Social Research Metthods, Canadian


Internanational Depelopment Agency.

Poerwanti, Endang, 2000. Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang, UMM, 2000

Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis Pamekasan: SATAIN


Pamekasan 2015

Sugiyono, 2006. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung,


Alfabeta.

Siregar, Syofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan


perbandingan manual dan SPSS, Jakarta: Kencana.

Suryabrata, Sumadi Suryabrat, 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja


Grafindo

Sukardi, 2005. Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya,


Jakarta : Bumi Aksara.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan, 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif,


Bandung: Alfabeta.

Sanapiah Faisol, 1992. Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1. Jakarta: Rajawali


Press.

Anda mungkin juga menyukai