MAKALAH
Metodologi Penelitian PAI
Dosen pengampu
OLEH
DIAN SAFITRI
NIM. 18201521057
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Sampul .................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Pendahuluan ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Topik Bahasan ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 4
Pembahasan ........................................................................................................ 5
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 5
B. Macam-Macam Teknik pengumpulan Data.................................................. 6
C. Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data.............................. ................................28
Penutup .............................................................................................................. 31
A. Kesimpulan ................................................................................................ 31
B. Saran-Saran ................................................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam STAIN
Pamekasan, ingin mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi guru PAI
terhadap kurikulum 2013”, masalahnya adalah teknik apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data tersebut. Dalam hal ini tentu berbagai teknik pengumpulan
data dapat dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, namun perlu dipahami bahwa tidak sembarang teknik pengumpul data
dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian. Karena Setiap penelitian pasti
berbeda-beda, dan didasari dari perbedaan-perbedaan penelitian inilah muncul
berbagai cara dalam pengumpulan data. Jika peneliti tersebut hanya ingin
memperoleh informasi mengenai persepsi guru PAI terhadap kurikulum 2013,
maka salah satu teknik yang dipakai ialah wawancara atau angket. Sedangkan jika
peneliti ingin mengetahui bagaimana guru melaksanakan kurikulum 2013 di kelas,
maka salah satu teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika peneliti
ingin mengetahui mengenai kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, maka teknik yang dipakai adalah tes, atau bisa juga dokumen
berupa hasil ujian atau raport.
Dengan demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis teknik
yang dipakai. Itupun masih ditambah dengan kecakapan peneliti menggunakan
teknik-teknik tersebut. Menurut Kasiram ada sejumlah teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan. Akan tetapi, tidak semua teknik cocok untuk semua jenis
data. Oleh karena itu perlu memperhatikan indikator variabel yang telah
1
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 4
2
Makalah ini dapat di DOWNLOAD di Blog Pribadi Dian Safitri (alidiansafitri.blogspot.com)
2
ditentukan, jenis data yang akan diambil dan sumber data yang telah ditetapkan3.
Dengan demikian, jika peneliti tidak berhasil menggali informasi yang sangat
dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian Pendidikan Agama Islam,
karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik yang dipilih
sudah tepat.4 Solusinya terus belajar dan membaca hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sejenis akan sangat membantu menambah kecakapan peneliti.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan. Oleh karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan
dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar.
Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka pengumpulan datanya harus
akurat sebagaimana yang dilontarkan oleh Sugiyono berikut.
Data yang dikumpulkan haruslah cukup valid untuk digunakan. Validitas data
dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan data
cukup valid. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), laboratorium untuk
eksperimen, dirumah untuk berbagai responden, seminar, dikusi, dan lain-
lain. Jika dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari cara atau
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara (interview),
angket (questionare), pengamatan (observation), atau gabungan ketiganya.
Data yang sudah didapat ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran 5
3
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualittif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Pres, 2010), 268.
4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 87-88.
5
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 137.
3
yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam
satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian. Berbagai teknik pengumpulan data dapat dipilih dan digunakan oleh
peneliti untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, namun perlu dipahami
bahwa tidak sembarang teknik dapat digunakan untuk berbagai jenis data, karena
pada dasarnya tidak ada teknik yang paling baik dan sesuai untuk berbagai jenis
situasi.6
Berdasarkan pada uraian di atas makalah ini akan membahas teknik-teknik
yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk pengumpulan data. Teknik ini
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi, dan lain-lain. Seorang peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan berbagai macam teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau
yang diteliti. Oleh sebab itulah makalah ini dibahas.
B.Topik Bahasan
Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah
atau topik bahasan beserta batasannya. masalah atau topik bahasan yang dimaksud
adalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik bahasan tidak
terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup
persoalan yang memerlukan penjelasan atau penegasan lebih lanjut.7 Adapun yang
menjadi topik bahasan dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Apa pengertian teknik pengumpulan data penelitian PAI?
b. Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data penelitian PAI?
c. Apa prinsip-prinsip pengumpulan data penelitian PAI?
6
Endang Poerwanti, Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah (Malang, UMM, 2000), 117
7
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 5.
4
8
Pedoman Penulisan Makalah, Artikel, dan Tesis (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), 7
5
BAB II
PEMBAHASAN
11
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 137.
7
15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 53
16
Ibid, 54
17
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), 160
18
Ibid, 52
9
19
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.
10
Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja
dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Byrne dalam Prasetya Irawan menyarankan agar sebelum memilih
wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah
pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai
partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses
yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.24
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru, penerimaan mahasiswa baru, atau bahkan pada penelitian
kuantitatif. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal.
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya, aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.
Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak. Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan, persepsi, dan pemikiran partisipan.
Uraian berikut ini akan menggambarkan jenis wawancara, jenis
pertanyaan, lama waktu wawancara, dan prosedur melakukan wawancara pada
penelitian kualitatif. Penjelasan tentang pengumpulan data merupakan hal yang
penting karena akan menuntun pembaca memahami proses penelitian secara tepat.
24
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, (Jakarta : STAIN, 1999), 59.
12
25
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 138
26
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), 146
27
Ibid., 141
28
Ibid, 148
13
tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia
ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya. 29
29
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta : Bumi Aksara,
2005), 157.
30
Kaelan, M.S., Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, (Yokyakarta: Paradigma,
2010), 88
31
Ibid, 89
16
32
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2011), 139.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed. IV (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), 151
17
34
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 68
35
Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), 146
36
Suharsimi Arikunto, Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed. IV (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), 164
18
37
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 69
19
tersebut sama atau hampir sama dengan alternatif nomor (3) menambah
wawasan. 38
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner
1) Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim
melalui pos atau cara-cara lain, agar terjalin hubungan baik
2) Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara
menjawab pertanyaan
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan.39
38
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 68
39
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2009), 46
40
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 18.
20
4. Studi Dokumentasi
41
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 21.
42
Aminudin, Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam Metodologi
Penelitian Kualitatif : Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang : Lembaga Penelitian UNISMA,
tt), 48.
43
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 337
44
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 68
21
45
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 68
22
berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat
pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan
sosial, dan dokumen lainnya.
a). Macam-Macam Studi Dokumentasi
Menurut Bogdan dan Biglen bahan dokumen itu berbeda secara gradual
dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan
sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan
sebagai bahan dokumenter.46Mengenai bahan-bahan dokumen tersebut seperti:
otobiografi, surat pribadi, catatan harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah
dan swasta, cerita roman / rakyat, foto, tape, mikrofilm, disc, compact disk, data
di server/flashdisk, data yang tersimpan di website, dan lainnya.
Dari bahan-bahan dokumenter di atas, para ahli mengklasifikasikan
dokumen ke dalam beberapa jenis diantaranya;
1) Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, &
otobiografi. Dokumen Resmi terbagi dua, yaitu intern: memo,
pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan
rapat, keputusan pimpinan, konvensi. Kedua ekstern: majalah, buletin,
berita yang disiarkan ke mass media, pemberitahuan.
2) Bentuk tulisan, seperti: catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya. Bentuk gambar, seperti: foto, gambar
hidup, sketsa, dan lainnya. Bentuk karya, seperti; karya seni berupa
gambar, patung, film, dan lainnya.
3) Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber
resmi formal dan sumber resmi informal. Sementara sumber tidak resmi
merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas
46
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 69
23
nama lembaga. Sumber tidak resmi terdiri dari dua bentuk yaitu sumber
tak resmi formal dan sumber tak resmi informal. 47
b). Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Dokumentasi
Tetapi ada yang mesti diperhatikan secara sungguh-sungguh dalam studi
isi dari dokumen yang akan dijadikan sumber data. Meski studi dokumentasi
atau ketidakakuratan dalam kajian isi dokumen itu sendiri, akan menyebabkan
47
Bogdan, H. R. & Biklen, S.K.,. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory
and Methods. (New York: The Macmillan Publishing Company. 1992), 72
48
Ibid., 73
49
Sutrisno Hadi, Meteologi Research (Yogyakarta : Andi Offset, cet. Ke-23, 1994), 123
24
3) Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan
cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
4) Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
5) Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
6) Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
7) Metode ini dapat memberikan gambaran berbagai informasi pada waktu yang
sudah lampau (yang direkam atau didokumentasikan)
8) Berbagai informasi tersebut merupakan bahan kajian yang dapat
menghubungkan keadaan seseorang dengan masa lalunya, apakah keadaan
sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidakkah
9) Metode ini dapat merekam berbagai jenis data: identitas, identitas orang tua,
keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data psikis, dan
sebagainya.
Dari data dokumentasi di atas yang menjadi data pokok dari peneliti adalah
dokumentasi untuk melengkapi data yang dapat dipertanggung- jawabkan.
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.50 Keunggulan metode ini
adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian
yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu
aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan
secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu
dilakukan.
a. Macam-macam Tes
Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
1) Tes Intelegensi, tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat
diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan
akademik. 51
2) Tes Bakat, Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang
untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional
tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes
kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi,
hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan
untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil
manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu. 52
3) Tes Minat, Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam
memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of
Vocational Interest).
50
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 126
51
Creswell, J. W. Qualitatif Inquiry and Research Design. (Sage Publications, Inc: California,
1998), 134
52
Ibid., 128
26
53
Creswell, J. W. Qualitatif Inquiry and Research Design. (Sage Publications, Inc: California,
1998), 136
54
Ibid., 138
55
Ibid., 139
27
1) Validitas, maksudnya suatu tes yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.
Validasi suatu tes sejauh mana alat tersebut mengukur apa yang hendak di ukur
atau dapat dikatakan sejauh mana tes tersebut memenuhi fungsi sebagai alat
pengukur.tes kecerdasan akan dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes
tersebut benar-benar mengukur taraf kecerdasan seseorang. 57
2) Realiabilitas, maksudnya suatu tes atau alat pengukur dikatakan reiable (dapat
di percaya) apabila hasil pengukuran dengan tes tersebut adalah sama atau
hampir sama jika sekitarnya tes tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
berlainan dalam waktu yang sama maupun waktu yang berlainan. 58
3) Pembakuan, bertujuan untuk memberikan perlakuan yang sama kepada subyek
yang dites sehingg perbedaan-berbedaan yang tampak dalam tanggapan mereka
di angap semata-mata bersumber pada perbedaan individual yang sedang
diukur. Hal-hal yang perlu distandarisasi atau di bakukan antara lain tentang
bahan yang dipergunakan, petunjuk pelaksanaan, cara memberikan skorsing,
dan interpretasi hasil tes tersebut.
4) Obyektifitas, Bertujuan agar dalam menerjemahkan hasil tes atau pemberian
skor tidak tepengaruh oleh siapa yang melakukan artinya tidak terpengaruh
oleh factor-faktor subyktif yang ada dalam diri korektor (tester) atau kesan-
kesannya mengenai pekerjaan para subyek yang diukur (di tes). Jadi tes
dikatakan obyektif apabila hasil dari tes tersebut akan tetap sama, meskipun
dikoreksi oleh siapapun
5) Deskriminatif, Deskriminatif yaitu mempunyai daya pembeda. Tes baik yang
baik mempunyai daya pembeda yang tinggi, berarti tes tersebut diharapkan
cukup peka untuk dapa membedakan kualitas yang di ukur. Dengan adanya
56
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 126
57
Ibid.,
58
Ibid., 130
28
daya pembeda ini akan diketahui anak-anak yang benar-benar pandai, sedang
maupun kurang.
6) Komprehensif, Komprehensif yaitu mencakup banyak hal yang di ukur. Tes di
katakana komperhensif apabila menyeluruh, bukan merupakan bagian-bagian.
7) Mudah digunakan, maksudnya tes itu juga harus mudah digunakan. Jadi
disamping persyaratan tes tersebut diatas yang harus di penuhi, tetapi tes itu
hendaknya juga mudh digunakan.
59
W. Lawrence Neuman, Social Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004), 133
60
Sutrisno Hadi, Meteologi Research (Yogyakarta : Andi Offset, cet. Ke-23, 1994), 123
29
61
Sanapiah Faisol, Format-format Penelitian Sosial, Jilid 1, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 128.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh dan
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Makalah ini membahas mengenai teknik-teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara umum yang terdiri dari:
1) Teknik pengumpulan data dengan Observasi ialah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
2) Teknik pengumpulan data dengan Intervew (wawancara) merupakan
percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pernyataan.
3) Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
4) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket merupakan daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan
tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
5) Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diajukan dalam teknik pengumpulan data suatu
penelitian adalah :
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedure Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Ed.
IV Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Irawan, Prasetya, 1999. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti
Pemula, Jakarta : STAIN Press.