Anda di halaman 1dari 12

Ideologi Jerman

IDEOLOGI DAN SISTEM POLITIK REPUBLIK FEDERAL JERMAN

1. Konstitusi Republik Federal Jerman

Undang-Undang Dasar RFJ yang bersifat sementara (Ubergangszeit) yang di buat


pada tanggal 23 Mei 1949 (saat itu diputuskan oleh ?Dewan Menteri Wilayah Barat? yang
dikepalai oleh Konrad Adenauer), menjadi dasar dan landasan terwujudnya satu
peraturan kebebasan demokrasi untuk rakyatnya. Penduduk RFJ dituntut aktif untuk
mewujudkan, mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan RFJ. Setelah Jerman
bersatu kembali pada tahun 1990, tuntutan ini terpenuhi oleh karena itu selain
?Preambul? juga pasal (artikel) penutup UUD diperbaharui.

Pada tahun 1999 orang Jerman telah mempunyai pengalaman setengah abad
dengan Undang-Undang Dasar mereka yaitu Grundgesetz. Pada jubileum ke-40 dari
Republik Federal Jerman pada tahun 1989, Grundgesetz telah dinyatakan sebagai undang-
undang dasar yang terbaik dan paling liberal yang pernah terdapat di bumi Jerman.
Penerimaan rakyat terhadapnya melebihi sikap terhadap konstitusi Jerman yang
manapun sebelumnya. Dengan Grundgesetz telah diciptakan sebuah negara, yang sejauh
ini belum pernah dilanda krisis konstitusional yang serius.

Grundgesetz terbukti merupakan landasan yang kokoh bagi kehidupan suatu


masyarakat negara demokratis yang stabil. Kehendak penyataun kembali yang
terkandung di dalmnya terlaksana pada tahun 1990. Berdasarkan Perjanjian Unifikasi
yang mengatur bergabungnya RDJ dengan Republik Federal Jerman, mukadimah dan
pasal penutuf Grundgesetz mengalami penyusunan baru, dan kini menyatakan bahwa
dengan bergabungnya RDJ maka rakyat Jerman sudah kembali memperoleh kesataunnya.
Sejah tanggal 3 Oktober 1990 Grundgesetz berlaku untuk seluruh Jerman.

Isi Grundgesetz sendiri banyak mencerminkan pengalaman para penyusunya pada


masa pemerintahan totaliter di bawah rezim diktatorial Nazi. Terlihat dalam banyak
pokok pikiran UUD ini upaya untuk menghindari kesalahan masa lalu yang ikut
menyebabkan keruntuhan Republik Weimar yang demokratis. Para penyusun
Geundgesetz pada tahun 1948 mencakup para Perdana Menteri negara bagian di ketiga
zone Barat serta anggota Majelis Parlementer yang diutus oleh setiap parlemen negara
bagian. Majelis yang dipimpin oleh Konrad Adenauer ini memutuskan Grundgestz yang
diikrarkan pada tanggal 23 Mei 1949.

2. Penghargaan hak-hak asasi manusia


Pada bagian pertama Grundgesetz tercantum uraian hak-hak asasi disertai
kewajiban negara untuk menghormati dan melindungi martabat manusia. Jaminan ini
dilengkapi dengan hak umum atas kemerdekaan mengembangkan kepribadian bagi setiap
individu. Hak tersebut menjamin perlindungan menyeluruh bagi warga terhadap
kesewenang-wenangan pihak negara. Penghormatan terhadap martabat manusia dan
kemerdekaan mengembangkan kepribadian berlaku baik bagi warga Jerman maupun
warga asing. Di antara hak-hak kemerdekaan klasik yang tercantum dalam Grundgesetz
tergolong antara lain : kebebasan beragama, kebebasan mengeluarkan pendapat
(termasuk kebebasan pers) dan perlindungan hak milik. Selain itu, kemerdekaan seni dan
ilmu pengetahuan, hak berkoalisi, perlindungan atas kerahasiaan isi surat, kiriman pos
dan telekomunikasi, perlindungan terhadap pemaksaan kerja dan kerja-paksa, kedaulatan
penuh atas tempat tingal, dan hak menolak wajib militer berdasarkan alasan hati nurani.

Kategori hak individu lain yang tercantum dalam Grundgesetz adalah hak-hak
warga. Berbeda dengan hak-hak asasi di atas, hak warga hanya berlaku untuk warga
negara Jerman. Hak ini terutama menyangkut partisipasi politik dan kebebasan
melaksanakan pekerjaan. Intinya mencakup kebebasan berkumpul, hak mendirikan
perkumpulan dan organisasi, kebebasan bergerak dan menentukan tempat tinggal di
wilayah Republik Federal (termasuk memasukinya), kemerdekaan memilik dan
melaksanakan pekerjaan, larangan ekstradisi dan hak ikut dalam pemilihan umum.
Disamping hak-hak kemerdekaan tersebut masih terdapat hak-hak kesamaan. Prinsip
umum, bahwa setiap manusia adalah sama di hadapan hukum diuraikan secara kongkret
dalam Grundgesetz. Tak seorang pun boleh dirugikan atau diuntungkan berdasarkan jenis
kelamin, keturunan, ras, bahasa, tanah air maupun asal-usul, kepercayaan, agama atau
keyakinan politiknya. Juga dengan jelas diatur persamaan hak lelaki dan perempuan.
Grundgesetz juga menjamin hak setiap warga negara jerman untuk diperlakukan sama
dalam hal penempatan jabatan publik.

Hak-hak asasi juga mengenai perlindungan dan jaminan terhadap kelembagaan


sosial seperti perkawinan, keluarga, gereja dan sekolah. Beberapa hak asasi secara tegas
dirumuskan sebagai hak untuk memperoleh pelayanan dan manfaat, seperti misalnya hak
seorang ibu untuk memperoleh perlindungan dan perawatan kesejahteraan oleh
masyarakat.

Hak asasi yang tidak bisa lain hanya berlaku untuk warga asing dan yang pertama
kali tercantum dalam UUD Jerman adalah hak suaka. Hak ini menjain pemberian suaka
di Jerman bagi warga asing yang ditindas karena alasan politik di negara asal. Beberapa
saat yang lalu kedatangan ratursan ribu pemohon suaka ke Jerman yang telah
berlangsung selama bertahun-tahun dan akhirnya hampir tidak terkontrol lagi
menimbulkan keadaan genting. Sebagaian besar pemohon suaka ternyata datang bukan
karena penindasan politik, tetapi umumnya berdasarkan alasan ekonomi. Hal ini
mengancam keberadaan hak suaka bagi mereka yang benar-benar tertindas.

Dalam batasan yang sangat ketat, Grundgesetz memberi kemungkinan untuk


membatasi hak-hak asasi tertentu secara langsung atau tidak langsung melalui undang-
undang. Akan tetapi peraturan hukum tak pernah boleh menafikan makna pokok hak-hak
asasi. Hak asasi adalah hukum yang berlaku langsung. Inilah salah satu pembaruan
Grundgesetz yang terpenting. Dalam konstitusi-konstitusi yang lama, pencantuman hak-
hak asasi lebih bersifat pernyataan program yang tidak mengikat secara yuridis. Kini,
ketiga badan penyelenggara negara ? baik parlemen sebagai legislatif, maupun eksekutif,
yaitu pemerintah dengan segala aparatur administrasi negara, polisi dan tentara, begitu
juga pengadilan sebagai pelaksana yuridiksi ? terikat secara ketat oleh hak-hak asasi.
Seitap warga yang merasa salah satu hak asasinya tidak diindahkan, berhak untuk
mengajukan tuntutan perihal keputusan atau tindakan negara kepada Mahkamah
Konstitusional Federal. Dengan memasuki Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi
Manusia dan Kemerdekaan Pokok Individu pada tahun 1952, Republik Federal Jerman
sejak 1953 berada di bawah pengawasan internasional untuk hak asasi. Pasal 25 konvensi
tersebnut memberikan hak kepada warga negara-negara penandatangan untuk menuntut
negaranya sendiri di hadapan Komisi Eropa; protokol tambahan ke-9 pada konvensi itu
juga membukakan kemungkinan kepada warga untuk mengajukan keluhan-keluhan yang
bersifat individual kepada Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia. Pada tahun 1973
Jerman juga meratifikasi Pakta-Pakta Internasional PBB tentang Hak Asasi Manusia.

3. Dasar-dasar Tata Negara

Ada lima prinsip yang menjadi acuan ketatanegaraan dalam Grundgesetz; Jerman
adalah negara republik dan demokrasi, negara federal, negara hukum dan negara sosial.

Republik sebagai bentuk negara dikukuhkan oleh UUD dalam penamaan


?Republik Federal Jerman?. Ke luar hal ini tampak dalam kenyataan, bahwa Presiden
Federal (Bundesprasident) adalah kepala negara yang ditentukan melalui pemilihan.
Dasar bentuk negara demokrasi adalah asas kedaulatan rakyat. Undang-Undang Dasar
menyebutkan, bahwa seluruh kekuasaan negara berasal dari rakyat. Dalam hal ini
Grundgesetz menganut sistem demokrasi tak langsung, yaitu demokrasi melalui
perwakilan. Artinya : kekuasaan negara harus diakui dan disetujuai rakyat, tetapi
penyelenggaraannya tidak langsung oleh keputusan-keputusan rakyat, selain dalam
pemilihan umum. Penyelenggaraan ini diserahkan kepada ?badan-badan tersendiri?
dibidang legislatif, eksekutif dan yudikatif. Rakyat sendiri menjalankan kekuasaan negara
terutama dalam pemilihan parlemen yang diselenggarakan secara berkala. Berbeda
dengan konstitusi berbagai negara bagian, Grundgesetz menentukan bentuk-bentuk
demokrasi langsung seperti referendum dan plebisit hanya sebagai perkecualian.
Penyelenggaraan plebisit hanya diharuskan dalam hal perubahan pembagian wilayah
federal.

Grundgesetz memilik konsep ?demokrasi yang berani melawan?. Sikap ini berasal dari
pengalaman pada saat Republik Weimar, yang diruntuhkan oleh partai-partai radikal dan
memusuhi konstitusi. Dasar pemikiran demokrasi berlawanan adalah bahwa kebebasan
semua kekuatan dalam percaturan politik menemui batasnya, bila ada usaha meniadakan
demokrasi itu sendiri melalui prosedur demokrastis. Itulah alasan mengapa Grundgesetz
memberikan kewenangan kepada Mahkamah Konstitusional Federal untuk melarang
partai politik yang bertujuan menghambat atau meniadakan tata negara demokratis.

Ditetapkan bentuk negara federal dalam UUD berarti bahwa tidak hanya federasi,
tetapi juga ke-16 negara bagian mempunyai status setara negara. Untuk bidang-bidang
tertentu, negara-negara bagian tersebut memiliki kedaulatan atas wilayahnya, yang
diwujudkan melalui legislasi, penegakan hukum dan yurisdiksi sendiri. Setelah
ditetapkannya pebagian tugas dan kewenangan antara federasi dan negara bagian, titik
berat kegiatan legislatif ternyata memang terletak pada negara pusat atau federasi.
Bukanlah pada negara bagian seperti yang diinginkan oleh konstitusi. Negara bagian
terutama bertugas menyelenggarakan administrasi negara, artinya melaksanakan undang-
undang. Pembagian tugas ini adalah unsur penting dalam sistem pembagian kewenangan
dan keseimbangan keuasaan yang digariskan oleh Grundgesetz.

Inti dari prinsip negara hukum yang tertuang dalam Grundgesetz adalah pebagian
kekuasaan. Fungsi-fungsi kekuasaan negara dipercayakan kepada badan legislatif, badan
eksekutif dan badan yudikatif yang masing-masing bediri sendiri. Arti penting pembagian
kewenangan dini terletak pada pembentukan kekuasaan negara melalui pengawasan dan
pembatasan timbal balik yang membuahkan perlindungan bagi kebebasan seitap warga.
Elemen penting yang kedua dalam prinsip negara hukum adalah berlakunya hukum
secara mutlak pada semua perbuatan negara. Prinsip pemerintahan atas dasar hukum ini
berarti, bahwa badan eksekutif alias pemerintah tidak boleh melanggar hukum yang
berlaku, terutama konstitusi dan undang-undang (keutamaan undang-undang);
selanjutnya untuk segala bentuk interfensi ke dalam ruang hukum dan ruang
kemerdekaan individu dibutuhkan suatu dasar hukum formal (persyaratan adanya
undang-undang). Semua tindakan alat negara dapat diperiksa kesesuaian hukumnya oleh
hakim yang independen, bila ada pengaduan hak yang tersangkut.

Prinsip negara sosial adalah pemikiran baru yang melengkapi gagasan tradisional
tentang negara hukum. Negara diwajibkan melindungi kelompok-kelompok masyarkat
yang lemah dan senantiasa mengusahkan keadilan sosial. Banyak sekali undang-undang
dan keputusan pengadilan yang telah menghidupi prinsip ini. Negara sosial diwujudkan
dalam asuransi wajib kesejahteraan sosial yang meliputi tunjangan purnakarya (pensiun),
tunjangan bagi orang cacat, biaya perawatan dan pemulihan kesehatan serta tunjangan
bagi penganggur. Negara juga, untuk menyebut beberapa contoh lagi, memberi bantuan
sosial kepada yang membutuhkan, tunjangan tempat tinggal dan tunjangan anak, serta
menjaga keadilan sosial melalui perundangan yang menyangkut lindungan pekerjaan dan
waktu kerja

4. Sistem Pemerintahan
A. Umum

Republik Federal Jerman terdiri atas 16 negara bagian. Negara bagian bukanlah
provinsi, tetapi negara dengan kewenangan bernegara sendiri. Setiap negara bagian
mempuyai undang-undang dasar sendiri, yag harus sesuai dengan prinsip negara hukum
berbentuk republik yang demokratis dan sosial menurut norma Grundgesetz. Di luar itu,
negara bagian tersebut memiliki kebebasan menentukan sendiri undag-undang dasarnya.

Bentuk negara federal termasuk di antara prinsip-prinsip konstitusi yang tidak bisa
diubah. Akan tetapi keberadaan negara bagia yang ada sekarang bukan tidak bisa
berubah. Untuk penyusunan kembali RFJ terdapat aturan dalam Grundgesetz.

Sistem federasi mempunyai tradisi konstitusional yang panjang, yang hanya pernah
diselingi oleh sistem negara kesatuan di bawah rezim Nazi (1933-1945). Jerman termasuk
contoh negara federal yang klasik. Federalisme telah terbukti tangguh: baik keistimewaan
maupun masalah-masalah regional dapat diperhatikan dan teratasi dengan lebih baik
melalui sistem ini dibandingkan melalui sistem pemerintahan terpusat.

Tatanan federal di Jerman, seperti juga di Amerika Serikat dan Swis,


menjembatani persatuan ke luar dengan keanekaragaman di dalam. Pelestarian
keanekaragaman itu adalah fungsi tradisional federalisme. Kini fungsi tersebut menjadi
semakin penting berkenaan dengan tuntutan regional seperti perlindungan bangunan
bersejarah, pelestarian tradisi tata kota serta pengembangan kebudayaan daerah.

Tugas utama federasi adalah mempertahankan kemerdekaan. Pembagian antara


federasi dengan negara bagian adalah elemen penting dalam sistem pembagian
kewenangan dan keseimbangan kekuasaan. Termasuk di dalamnya keikutsertaan negara
bagian dalam kegiatan politik pada tingkat federasi melalui perannya di Bundesrat.

Tatanan federal juga memperkuat prinsip demokrasi karena memungkinkan


keterlibatan politik warga dalam lingkungannya. Demokrasi akan lebih hidup, bila
warganya ikut terlibat dalam proses politik di daerah yang dikenalnya melalui pemilihan
umum dan pemungutan suara.

Sistem federasi masih mempunyai beberapa kelebihan, misalnya kesempatan


bereksperimen dalam lingkup terbatas dan munculnya persaingan sehat antar negara
bagian. Salah satu negara bagian dapat saja menerapkan sesuatu yang baru, misalnya
dalam bidang pendidikan, dan dengan demikian merintis pembaruan di seluruh wilayah
federal.

Selain itu, sistem federasi mampu memberi kesempatan sesuai dengan perbedaan
regional dalam pembagian kekuatan politik. Partai yang beroposisi pada tingkat federal,
bisa saja memiliki mayoritas dan memegang pemerintahan di salah satu negara bagian.
B. Kewenangan Negara Bagian

Grundgesetz mengatur kewenangan legislatif federasi dengan memperhatikan,


apakah diperlukan peraturan hukum yang berlaku di seluruh wilayah federal, ataukah
diinginkan peluang bagi negara bagian untuk menciptakan undang-undang sendiri. Hal ini
jelas lagi dengan adanya pembagian kewenangan federasi dalam penetapan hukum yaitu
kewenangan penuh, kewenangan bersaing dan kewenangan membuat undang-undang
pokok. Federasi mempunyai kewenangan legislatif penuh antara lain atas bidang-bidang
hubungan luar negeri, pertahanan, moneter dan alat pembayaran, perkeretaapian,
hubungan udara dan sebagian peraturan perpajakan.

Dalam hal kewenangan bersaing, negara bagian mempunyai hak menetapkan


undang-undang hanya bila hal bersangkutan belum di atur federasi. Pusat di lain pihak
hanya boleh melakukannya, jika benar-benar diperlukan peraturan hukum yang seragam
untuk seluruh wilayah negara federal. Termasuk dalam kewenangan bersaing antara lain
bidang-bidang hukum pidana dan perdata, hukum niaga, undang-undang mengenai energi
nuklir, hukum perburuhan dan hukum pertanahan; selanjutnya peraturan untuk warga
asing, bidang perumahan, pelayaran dan lalu lintas jalan, masalah limbah, kebersihan
udara dan peredaman kebisingan. Dalam kenyataannya, untuk semua hal tersebut
dibutuhkan peraturan hukum yang seragam, sehingga secara praktis negara bagian tidak
lagi memiliki kewenangan di bidang tersebut.

Beberapa bidang dimasukkan dalam kewenangan negara bagian, dengan


berpatokan pada undang-undang pokok yang ditentukan federasi. Di sini termasuk
perguruan tinggi, kelestarian alam dan cagar alam, perencanaan daerah dan masalah air.
Masih ada beberapa bidang yang pada awalnya tidak tercantum dalam Grundgesetz, yang
saat ini direncanakan, di atur dan dibiayai bersama oleh federasi dan negara bagian.
Bidang-bidang yang disebut ?Kewenangan Bersama? ini pada tahun 1969 dimasukkan ke
dalam Grundgesetz. Termasuk diantaranya perluasan dan pembangunan perguruan
tinggi, perbaikan struktur ekonomi regional serta struktur pertanian dan perlindungan
pantai.
Lembaga administrasi negara pada tingkat federal hanya ada untuk bidang-bidang
hubungan luar negeri, kereta api, pos, penempatan tenaga kerja, bea cukai, serta pada
polisi perbatasan dan angkatan bersenjata. Bagian terbesar administrasi publik
dikerjakan oleh setiap negara bagian secara mandiri. Yurisdiksi federasi pada dasarnya
terbatas pada Mahkamah Konstitusional Federal dan pengadilan-pengadilan tinggi.
Keberadaan pengadilan tersebut menjamin penafsiran hukum yang seragam. Semua
pengadilan lainnya adalah pengadilan negara bagian.

Dalam menegakkan hukum, negara bagian memiliki kewenangan atas semua


bidang yang belum di atur oleh federasi atau yang tidak ditentukan sebagai kewenangan
federasi oleh Grundgesetz. Dengan demikian poko-pokok yang tinggal untuk legislasi
negara bagian adalah sebagian luas bidang pendidikan dan kebudayaan, sebagai
perwujudan ?kedaulatan budaya? mereka. Selain itu, peraturan hukum di tingkat
komunal serta bidang kepolisian juga menjadi kewenangan negara bagian.
Kekuatan negara bagian yang sebenarnya terletak pada pelaksanaan administrasi
negara dan keterlibatannya dalam pembuatan undang-undang federasi melalui
bundesratz. Negara-negara bagian berwenang melaksanakan seluruh administrasi dalam
negeri. Pada waktu yang sama, aparat pemerintah negara bagian bertanggung jawab pula
atas pelaksanaan bagian terbesar undang-undang dan peraturan yang diberlakukan
federasi.

Ada tiga macam tugas yang diemban pemerintahan negara bagian: pertama tugas
yang semata-mata menjadi urusan sendiri (misalnya sekolah, kepolisian dan perencanaan
regional). Kemudian tugas melaksanakan hukum federal sebagai urusan dan tanggung
jawab sendiri (misalnya undang-undang perencanaan bangunan, perizinan usaha,
pelestarian lingkungan), dan terakhir tugas melaksanakan peraturan hukum federal atas
mandat federasi (umpamanya pembangunan jalan negara, bantuan pendidikan).

Dengan demikian tata negara yang digariskan oleh konstitusi Republik Federal
Jerman dalam kenyataannya telah berkembang menjadi tatanan yang bersifat sentral
dalam bidang legislatif dan yang lebih menonjol ciri federalnya dalam pelaksanaan
administrasi pemerintahan

C. Swapraja Komunal

Pemerintahan kota dan desa yang otonom adalah pencerminan kemerdekaan warga
yang menjadi tradisi di Jerman. Hal ini berakar pada hak-hak istimewa kota-kota
berdaulat pada abad pertengahan. Pada masa itu orang yang memperoleh hak sebagai
warga kota berdaulat terbebaskan dari belenggu perhambaan tuan tanah feodal. (?Udara
kota membebaskan,? demikianlah semboyan saat itu). Di zaman modern, otonomi
pemerintahan komunal erat berhubungan dengan pembaruan yang dilaksanakan Freiherr
vom Stein, terutama dalam tata Kotapraja Prusia yang diberlakukan tahun 1808.
Grundgesetz meneruskan tradisi ini dan dengan jelas menjamin pemerintahan komunal
yang otonom pada tingkat kota komune (Gemeinde) dan kabupaten (Kreis). Dengan
demikian mereka berhak untuk mengatur segala urusanmasyarakat setempat secara
mandiri dalam kerangka hukum nasional. Pemerintah kota, komune dan kabupaten harus
dilaksanakan secara demokratis. Perundang-undangan komunal menjadi kewengan
negara bagian. Berdasarkan alasan historis, undang-undang pokok di bidang ini berbeda
dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Namun praktik administrasi komunal pada
umumnya hampir sama di semua negara bagaian.

Hak swaraja terutama mencakup bidang angkutan umum di wilayah komunal,


pembangunan jalan setempat, pengadaan listrik, air dan gas, pengolahan air limbah, dan
perencanaan tata kota. Selain itu pembangunan dan pemeliharaan sekolah-sekolah, teater,
museum, perpustakaan umum, rumah sakit, gedung olah raga dan kolam renang. Setiap
komune bertanggung jawab pula untuk pendidikan lanjutan dan pembinaan remaja.
Setiap satuan swapraja juga menentukan sendiri apakah tindakannya efisien dan
ekonomis. Banyak masalah setempatyang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh komune
dan kota-kota kecil. Tugas seperti ini dapat diambil alih oleh kabupaten sebagai satuan
wilayah yang lebih besar. Kabupaten inipun dengan badan-badan yang dipilih secara
demokratis, merupakan bagian dari sistem swapraja komunal. Kota-kota yang agak besar
tidak ternasuk administrasi kabupaten, melainkan berdiri sendiri.

Swapraja komunal dan kemandirian daerah tidak akan ada artinya, bila komune-
komune tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai pelaksanaan tugasnya.
Keuangan yang memadai selalu mejadi bahan pembahasan. Setiap komune berhak
menarik sendiri pajak dan iuran tertentu, seperti pajak bumi dan pajak usaha. Di samping
itu komune berhak atas pajak konsumsi dan pajak kemewahan yang ditarik oleh negara
bagian dari warga setempat. Namun itu semua biasanya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan komune. Karena itu setiap komune mendapat andil dari federasi maupun dari
negara bagian, misalnya dari pajak imbalan kerja dan pajak pendapatan. Selain itu ada
bantuan dari dana pengimbangan antar komune, yang dkelola secara intern oleh setiap
negara bagian. Selain itu swapraja komunal mengenakan pungutan untuk pelayanan jasa.

Sistem swapraja komunal memberi peluang bagi masyarakat untuk turut serta
dalam pelaksanaan politik dan dalam pengawasan. Dalam rapat terbuka untuk warga
setempat, setiap warga dapat berbicara langsug dengan wakil-wakil rakyat yang dipilih, ia
dapat memeriksa anggaran pendapatan dan belanja, atau ikut dalam diskusi mengenai
rencana pembangunan. Kota dan Gemeinde adalah sel-sel kebersamaan politik
masyarakat yang terkecil. Sel-sel itu harus senantiasa berkembang dan memperbarui diri,
agar kemerdekaan dan demokrasi dalam negara dan masyarakat tetap terpelihara.

6. Lembaga Pemerintahan

Sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi, RFJ berupaya keras untuk tidak
mengulangi politik yang pernah diterapkan dan terjadi sesaat Hitler memegang
kekuasaan. Oleh karena itu diupayakan adanya pembagian kekuasaan dan kewenangan
yang jelas sehingga tidak dapat terulang lagi penyalahgunaan kekuasaan.

Dalam sistem demokrasi yang dianut oleh RFJ (demokratis-parlementer) partai-partai


politik memegang peran yang konstitutif. Yang berarti jika salah satu partai politik
menang dalam pemilu baik tingkat daerah ataupun tingkat federal/pusat, maka partai ini
berkuasa penuh dan bertanggung jawab atas pelaksanaan politik dalam periode
pemerintahan yang ditentukan. Kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh negara
terbagi dalam 3 lembaga pemerintahan yaitu :

1) Lembaga Legislatif :

a) Bundestag (DPR)
Bundestag Jerman adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Federal Jerman. Parlemen
ini dipilih oleh rakyat setiap empat tahun. Pembubarannya (sebelum masa jabatan
berakhir) hanya dapat dilakukan dalam situasi khusus dan menjadi kewenangan Presiden
Federal. Tugas Bundestag yang utama adalah menetapakan undang-undang, memilih
Kanselir dan mengawasi pemerintah.

Sidang pleno Bundestag adalah forum perdebatan besar di parlemen, terutama dalam
diskusi mengenai masalah penting politik dalam negeri dan luar negeri. Pekerjaan awal
mempersiapaan perundangan dilaksanakan dalam rapat-rapat komisi yang biasanya
bersifat tertutup. Disini aspirasi politik harus dipertemukan dengan pandangan para ahli
dari bidangnya masing-masing.

Dalam lingkup tugas komisi terletak juga titik berat pengawasan parlemen atas perilaku
pemerintah. Tanpa pembidangan itu, penyelesaian begitu banyak masalah yang beraneka
ragam tak mungkin tercapai. Bundestag menentukan komisi-komisi sesuai dengan
pembagian bidang tugas yang berlaku pada pemerintah. Ini mencakup Komisi Luar
Negeri, Komisi Sosial sampai Komisi Anggaran Belanja Negara, yang juga memainkan
peranan penting, karena mewujudkan kewenangan parlemen atas pendapatan dan belanja
negara. Kepada Komisi Petisi setiap warga dapat mengajukan permohonan maupun
keluhannya.

Dari tahun 1949 sampai akhir periode legistalif 1990, 6700 rancangan undang-
undang (RUU) diajukan kepada parlemen dan 4400 telah diputuskan. Kebanyakan RUU
tersebut berasal dari pihak pemerintah, bagian lebih kecil dari parlemen sendiri maupun
dari Bundesrat. RUU dibacakan dan dibahas tiga kali kepada komisi yang bersangkutan.
Pada pembacaan ketiga diadakan pemungutan sura. Suatu undang-undang (kecuali
perubahan terhadap konstitusi) diterima, apabila disetujui mayoritas dari jumlah suara
yang diberikan. Untuk udang-undang yang menyangkut kewenangan negara bagian masih
diperlukan persetujuan dari Bundesrat.

Anggota-anggota Bundestag Jerman dipilih dalam pemilihan yang umum,


langsung, bebas, sama dan rahasia. Mereka masing-masing adalah wakil seluruh rakyat,
tidak terikat pada penugasan dan perintah siapapun dan hanya bertanggung jawab pada
hati nuraninya sendiri. Jadi mereka memiliki mendat bebas. Sesuai keanggotaan partai,
mereka bergabung dalam fraksi-fraksi atau kelompok. Hati nurani dan solidaritas politis
pada partai sendiri kadang-kdang dapat bertabrakan. Namun, walaupun seorang anggota
parlemen keluar dari partainya, ia masih tetap memegang mandatnya di Bundestag. Di
sinilah tampak dengan sangat jelas ketidaktergantungan anggota-anggota parlemen.

Berdasarkan jumlah anggota fraksi dan kelompok ditentukan pula jumlah


wakilnya dalam komisi-komisi. Ketua Bundestag biasanya dipilih dari fraksi terbesar
sesuai kebiasaan undang-undang dasar Jerman sejak dahulu.
Ketidaktergantungan para anggota parlemen secara keuangan dijamin melalui pemberian
honorarium yang tingginya sesuai dengan arti penting kedudukan seorang wakil rakyat.
Siapa yang sedikitnya delapan tahun menjadi anggota parlemen berhak mendapatkan
pensiun setelah mencapai batas usia yang ditentukan.
b) Bundesrat (Dewan utusan negara bagian)

Lembaga legislatif yang terdiri dari perwakilan dari negara bagian yang jumlahnya
didasarkan pada banyaknya penduduk negara bagian yang bersangkutan.

Bundesrat turut serta dalam pembuatan undang-undang dan administrasi negara


federal. Berbeda dengan sistem senat di federasi lain seperti di Amerika Serikat atau Swis,
Bundesrat tidak terdiri dari wakil rakyat yang dipilih. Anggota Bundesrat tidak terdiri
dari wakil rakyat yang dipilih. Anggota Bundesrat adalah pejabat pemerintah negara
bagian atau orang yang diberi kuasa oleh pemerintah tersebut. Sesuai dengan jumlah
penduduknya, setiap negara bagian mempunyai tiga, empat, lima atau enam suara. Dalam
pemungutan suara, setiap negar bagian hanya dapat memberikan suaranya sebagai
kesatuan. Lebih dari setengah undang-undang yang dibuat memerlukan persetujuan
Bundesrat. Artinya, undang-undang tersebut tak dapat diputuskan tanpa direstui oleh
Bundesrat terutama adalah undang-undang yang berkaitan dengan kepentingan negara
bagian, misalnya dengan keuangan atau kewenangan administrasi mereka. Bagaimanapun
juga, perubahan terhadap UUD memerlukan persetujuan Bundesrat dengan mayoritas
dua pertiga dalam hal perundangan lain, Bundesrat mempunyai hak keberatan saja, yang
dapat dibatalkan oleh keputusan Bundestag. Bila kedua dewan tersebut tidak dapat
mencapai kesepakatan, maka Komisi Perantara, yang anggotanya berasal baik dari
Bundestag maupun dari Bundesrat, akan bersidang.

Di Bundesrat, kepentingan negara bagian sering kali didahulukan dari kepentingan


partai. Akibatnya, pemungutan suara dapat membawa hasil yang tidak sesuai dengan
pembagian kursi di parlemen. Ini menunjukkan sistem federasi yang hidup. Pemerintah
pusat tak selalu dapat yakin, bahwa seitap negara bagian yang pemerintahannya
didominasi oleh partai sendiri, akan juga selalu mendukung kebijakan Pemerintah
Federal. Setiap negara bagian mendahulukan kepentingan khususnya di Bundesrat dan
akan bersekutu dengan negara bagian lain yang bertujuan sama, tanpa peduli partai apa
yang berkuasa di sana. Ini membuat situasi mayoritas yang berganti-ganti. Kompromi
harus selalu ditemukan, apabila partai-partai yang membentuk pemerintah federal tidak
memiliki mayoritas di Bundesrat.

Ketua Bundesrat dipilih secara bergilir dari antara negara bagian yang terwakili di
dalamnya untuk masa jabatan setahun. Ketua Bundesrat mewakili Presiden Federal, bila
yang terakhir berhalangan.

c) Bundesversammlung (Badan Permusyawaratan).

Bundesversammlung yang dibentuk pada tahun 1951 berlokasi di kota Karlsruhe


bertugas untuk mengawasi agar semua ketentuan peraturan di dalam UUD dipenuhi,
Hanya Bundesversammlung yang dapat memutuskan apakah suatu partai yang berbahaya
terhadap ?kebebasan-demokrasi UUD dilarang atau tidak.

2) Lembaga eksekutif :

a). Pemerintah Federal (Bundeskanzler)

Pemerintah Federal Jerman, disebut juga kabinet, terdiri atas Kanselir dan para
menteri. Kanselir Federal mempunyai posisi istimewa dan mandiri dalam pemerintah dan
dihadapan para menteri. Ia mengepalai kabinet federal, ia saja yang berhak membentuk
kabinet; Kanselir memilih menteri dan mengajukan usulan mengikat kepada Presiden
Federal untuk mengangkat maupun memberhentikan mereka. Selain itu, Kanselir juga
menentukan jumlah menteri dan bidang tugas mereka. Beberapa kementrian disebutkdan
dalam Grundgesetz; Kementerian Luar Negeri, Kementerian-kementerian Federal Dalam
Negeri, Kehakiman, Keuangan dan Pertahanan. Pengadaan ketiga kementerian yang
disebutkan terakhir merupakan persyaratan konstitusional. Posisi Kanselir yang kuat
bertumpu pada kewenangannya : ia menentukan garis besar kebijakan pemerintah. Para
menteri federal mengepalai bidang tugas masing-masing dengan menjalankan garis besar
tersebut secara mandiri dan atas tanggung jawab sendiri. Dalam politik praktis, Kanselir
harus juga mematuhi kesepakatan dengan partner koalisinya dan menghormati
kepentingan mereka.

Tidaklah salah bila sistem pemerintahan Jerman juga dijuluki sebagai ?demokrasi
Kanselir?. Kanselir Federal adalah satu-satunya orang dalam kabinet yang dipilih oleh
parlemen, hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertanggungjawaban ini dapat berwujud ?mosi tidak percaya konstruktif?. Prosedur mosi
ini sengaja dicantumkan dalam Grundgesetz sebagai perbaikan terhadap UUD Republik
Weimar. Maksud mosi konstruktif ini untuk menghindari jatuhnya pemerintah atas ulah
kelompok-kelompok oposisi yang hanya sepakat menolak pemerintah, tetapi tidak
memiliki program alternatif bersama. Dalam sistem ini, Bundestag yang megnajukan mosi
tidak percaya terhadap anselir, sekaligus harus memilih Kanselir baru. Percobaan
menjatuhkan Kanselir melalui mosi ini telah dua kali dilakukan, tetapi baru satu kali
berhasil : Pada bulan Oktober 1982 melalui mosi tidak percaya terhadap Kanselir Helmut
Schmidt dipilihlah Helmut Kohl sebagai Kanselir baru. Grundgesetz tidak mengenal mosi
tidak percaya terhadap menteri.

Struktur Federal Jerman


b) Presiden Federal (Bundespresident)

Kepala negara Republik Federal Jerman adalah Presiden Federal. Ia dipilih oleh
Majelis Federal (Bundesversammlung), yang bersidang hanya untuk tujuan ini. Majelis
Federal terdiri dari para anggota Bundestag dan jumlah yang sama utusan, yang dipilih
oleh parlemen di setiap negara bagian. Kadang-kadang utusan yang terpilih itu adalah
tokoh-tokoh terkemuka dan berjasa yang tidak duduk dalam parlemen negara bagian.
Presiden Federal dipilih oleh Majelis Federal dengan suara terbanyak untuk periode lima
tahun. Setelah itu dapat dipilih satu kali lagi.

Presiden Federal mewakili negara Jerman secara hukum antar bangsa. Ia mengikat
peranjian atas nama Jerman dengan negara lain serta mengakreditasi dan menerima para
duta besar. Namun kewenangan politik luar negeri tetap pada Pemerintah Federal.

Presiden Federal mengangkat dan memberhentikan para hakim federal, pegawai


negeri di tingkat federal, serta para perwira. Ia dapat memberi grasi kepada terpidana. Ia
mengawasi kesesuaian proses penyusunan undang-undang dengan konstitusi, sebelum
undang-undang itu diumumkan dalam Lembaran Undang-Undang Federal.

Kepada Bundestag, (dengan memperhatikan perbandingan suara di parlemen itu)


Presiden mengusulkan calon untuk dipilih sebagai Kanselir Federal, kemudian atas usulan
Kanselir ia melantik serta memberhentikan para menteri Pemerintah Federal. Kemudian
atas usulan Kanselir ia melantik serta memberhentikan para menteri Pemerintah Federal.
Bila Kanselir Federal gagal dalam usahanya memenangkan mosi kepercayaan di
Bundestag, maka kepala negara, berdasarkan usul Kanselir, dapat membubarkan
Bundestag. Presiden Federal mewujudkan kesataun seluruh masyarakat politik dengan
cara khusus. Ia memanifestasikan kebersamaan dalam negara dan tata konstitusional yang
melampaui segala batas partai.

Walaupun sebagaian tugasnya besifat representatif, ia dapat menjadi penengah


yang netral diluar pertarungan politik sehari hari dan dengan demikian menjadi tokoh
penuh wibawa. Dengan pemikiran dan pernyataan mendasar tentang tema-tema besar saat
ini, ia dapat memberkan pedoman bagi orientasi politik dan moral para warga.

Anda mungkin juga menyukai