Anda di halaman 1dari 11

Analisis penggunaan Activity Based Management (ABM) untuk

Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan Profitabilitas pada Perusahaan


Tahu UD. 3 S’ PRIMA Kota Batu

Afian Gunarso
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstraksi: UD. 3 S‟PRIMA Kota Batu merupakan salah satu UKM di Kota
Batu yang bergerak di bidang produksi tahu, ada dua jenis produk yang dihasilkan
yaitu tahu mentah dan tahu goreng. Beberapa proses yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengolah biji kedelai hingga menjadi tahu mentah dan tahu
goreng. Untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya produksi maka
UD. 3 S‟PRIMA dapat menerapkan Activity Based Management.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada aktivitas yang bernilai tambah
rendah bagi perusahaan, yaitu aktivitas persiapan, Inspeksi, pemindahan, dan
penggoerngan tahu. Dengan menerapkan ABM pengambilan keputusan dapat lebih
akurat karena data yang disediakan lebih relevan. Penerapan ABM dapat
menghilangkan aktivitas yang bernilai tambah rendah sehingga dapat menghindari
biaya-biaya yang tidak memberikan manfaat bagi perusahaan.

Kata kunci: Activity Based Management, aktivitas bernilai tambah tinggi, aktivitas
bernilai tambah rendah.

Profil industri di Kota Batu pada saat ini masih didominasi oleh industri
kecil. Dominasi tersebut dapat dilihat dari presentase jumlah industri kecil yang
mencapai lebih dari 95%, dari jumlah usaha tersebut yang telah memiliki SIUP
berjumlah 359 usaha, dari jumlah tersebut sekitar 288 usaha merupakan usaha
kecil, 42 usaha menengah dan sisanya usaha mikro (Badan Pusat Statistik Kota
Batu, 2011).
Data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian di
Kota Batu adalah sentral dalam menyediakan lapangan perkerjaan dan
menghasilkan output yang berguna bagi masyarakatnya, akan tetapi
permasalahannya terdapat pada perubahan lingkungan bisnis membuat persaingan
antar perusahaan dalam merebut pasar menjadi sangat kompetitif.
Activity Based Management (ABM) memberikan suatu penawaran
penyelesaian dari permasalah dengan cara pengendalian pada semua aktivitas
normal perusahaan yang memfokuskan pada efektivitas bisnis, serta berguna untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan, dan memberikan laba bagi
perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui seluruh aktivitas produksi yang
dilakukan oleh UD. 3‟S PRIMA, 2) Mengetahui penerapan Activity Based
Management pada UD. 3‟S PRIMA dan 3) Mengetahui pengaruh Activity Based
Management terhadap efisiensi biaya produksi dan peningkatan profitabilitas
perusahaan.
Aktivitas merupakan poin utama dari sebuah perusahaan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan. Dalam pembuatan produk, diperlukan berbagai aktivitas dan
setiap aktivitas tersebut memerlukan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas
tersebut. Aktivitas inilah penyebab timbulnya biaya. Aktivitas dibedakan menjadi
dua yaitu : 1) Aktivitas yang memiliki nilai tambah tinggi (perancangan produk,
pemrosesan oleh tenaga kerja langsung, penambahan bahan langsung atau
pengiriman produk) dan 2) Aktivitas yang memiliki nilai tambah rendah
(Scheduling, moving, waiting, inspecting, storing).
Kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi dikatakan efisien jika:
1)Dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya
yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah tertentu. 2)Dalam
melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih
kecil untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar, dengan adanya
pengurangan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah rendah maka biaya yang
digunakan untuk proses produksi menjadi menurun, dan penurunan biaya produksi
dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.
Pengukuran tingkat efisiensi pada penelitian ini adalah dengan mengetahui
biaya produksi (input) yang dapat dikurangi dengan pengeliminasian Low Value
Added Activity (LVA) tanpa adanya pengurangan total penjualan tahu (output),
pengefisienan pada UD. 3 S‟PRIMA dapat dilakukan dengan cara mereduksi
aktivitas yang hanya sedikit memberikan nilai tambah bagi perusahaan, setelah
terjadi pengurangan biaya (cost reduction) maka dapat diketahui tingkat efisiensi
dengan caara membandingkan antara input dan output perusahaan sebelum dan
setelah diterapkan Activity Based Management (ABM).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri, rasio
profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut.

METODE
Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dengan menggunakan studi
kasus, dimana pengembangan konsep dan penghimpunan fakta dilakukan peneliti
dengan tidak melakukan pengujian hipotesa.
Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”. Metode analisis data yang
digunakan adalah deskriptif naratif. Metode ini menurut Miles dan Huberman
(1984) dalam buku Sugiyono (2012) diterapkan melalui 3 alur yaitu: 1)Reduksi
data, 2)Penyajian data, 3)Penarikan kesimpulan.
Metode analisis data pada UD. 3‟ S PRIMA dalam penelitian ini melingkupi
tahapan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasikan keseluruhan aktivitas yang
dilakukan oleh UD. 3‟S PRIMA, setiap aktivitas tersebut dianalisis untuk mencari
penyebab utamanya timbulnya biaya. 2) Ukuran activity output, yang menunjukkan
berapa banyak aktivitas itu dilakukan. 3) Menentukan cost driver dan besarnya
biaya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas tersebut. 4) Melakukan analisis
aktivitas, apakah aktivitas tersebut merupakan aktivitas bernilai tambah (value
added activity), atau aktivitas bernilai tambah rendah (Low value added activity),
dengan menggunakan empat petunjuk pertanyaan sebagai indikator. 5)
Menentukan biaya dari aktivitas tidak bernilai tambah yang telah diidentifikasi. 6)
Menentukan alternatif-alternatif yang dapat mereduksi bahkan mengeliminasi
terjadinya pemborosan dan meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dari
aktivitas-aktivitas yang telah terjadi tersebut sehingga tercapai efisiensi biaya.7)
Melakukan perhitungan rasio profitabilitas berupa gross profit margin dan net profit
margin sebelum dan setelah diterapkan sistem ABM. 8) Menarik kesimpulan dari
hasil analisis tersebut dan memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi
perusahaan.

PEMBAHASAN

Pada pembahasan hasil penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan
menganalisis aktivitas, dimana pada tahapan ini dapat diketahui keseluruhan
aktivitas produksi mulai dari bahan baku kedelai hingga menjadi tahu mentah dan
tahu goreng, dan untuk mengetahui jumlah biaya yang dibebankan pada setiap
aktivitas maka dilakukan dengan perincian biaya. Setelah mengetahui jumlah biaya
yang diperlukan pada setiap aktivitas maka selanjutnya dilakukan pengklasifikasian
aktivitas untuk mengetahui aktivitas yang bernilai tambah tinggi (VA) dan yang
memiliki nilai tambah rendah (LVA), dimana aktivitas yang bernilai tambah
rendah dapat dikurangi atau dihapuskan yang berpengaruh pada pengurangan biaya,
dengan berkurangnya biaya pada proses produksi maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan tersebut melakukan pengefisienan biaya produksi. Langkah berikutnya
adalah menghitung tingkat profitabilitas perusahaan dengan cara menghitung Gross
Profit Margin (GPM) dan Nett Profit Margin (NPM) sebelum dan setelah penerapan
metode Activity Based Management (ABM)
Perusahaan tahu UD. 3 „S PRIMA memiliki beberapa aktivitas pada proses
produksinya, dengan melakukan pengelolaan dan analisis aktivitas maka dapat
diketahui biaya yang bernilai tambah tinggi dan rendah, dimana dengan
berkurangnya aktivitas yang bernilai tambah rendah maka biaya produksi dapat
diminimalkan, dan proses produksi UD. 3 „S PRIMA dapat lebih efisien. Dengan
melakukan proses produksi yang lebih efisien, diharapkan perusahaan ini dapat
meminimalkan biaya produksi dan meningkatkan profitabilitasnya.
Hasil produksi utama pabrik tahu ini adalah tahu mentah dan tahu goreng
dan memiliki hasil sampingan berupa ampas tahu. Berikut adalah proses produksi
UD. 3S‟PRIMA.
Tabel 1. Proses produksi UD. 3’S PRIMA
NO Aktivitas produksi Proses
1. Persiapan dan Pemindahan bahan baku dari gudang ke
perendaman bahan tempat perendaman.
baku Perendaman dilakukan dengan air bersih kurang lebih
sekitar 3 jam yang bertujuan membuat biji kedelai
mengembang.
2. Pencucian biji kedelai Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah
perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai
yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian,
dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik
untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari
tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji
kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu
proses penggilingan dan agar kotorankotoran tidak
tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses
pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu
berukuran besar.
3. Penggilingan kedelai Penggilingan ini dilakukan dengan menggunakan mesin
giling untuk mengolah kedelai menjadi bubur kedelai
4. Perebusan kedelai Bubur kedelai direbus dengan menggunakan uap api panas
yang dihasilkan dari ketel uap panas. Proses perebusan ini
memerlukan waktu sekitar 30 menit.
5. Penyaringan Pada proses penyaringan ini, bubur kedelai yang sudah di
rebus disaring dengan menggunakan kain penyaringan
untuk memisahkan saripati kedelai dengan ampasnya.
6. Pengendapan Selanjutnya saripati kedelai diendapkan, sampai mengeras
dan siap untuk dicetak.
7. Pencetakan Pada tahap ini saripati yang sudah mengeras diletakkan
pada cetakan dan di press untuk mendapatkan kepadatan
tahu yang diinginkan.
8. Inspeksi tahu yang Tahap ini berfungsi untuk menginspeksi tahu yang rusak,
rusak untuk diproses ulang hingga diperoleh hasil tahu yang
diinginkan.
9. Pengemasan Tahu yang sudah jadi siap untuk dikemas dengan plastik dan
dijual di kota malang dan sekitarnya.
10. Pengiriman tahu Dikirim dengan menggunakan Pick up atau sepeda motor
mentah kepada pelanggan
11. Pemindahan Tahu mentah yang sudah jadi sebagian dipindahkan ke
bagian penggorengan
12. Penggorengan Sebagian tahu yang sudah jadi dilakukan proses
penggorengan menjadi tahu goreng dan dijual di kota
malang dan sekitarnya.
13. Inspeksi tahu goreng Proses ini berfungsi untuk mencegah agar tahu yang tidak
mengembang atau yang rusak tidak sampai dijual
14. Pengiriman tahu Dikirim dengan menggunakan Pick up atau sepeda motor
goreng kepada pelanggan
(Sumber: Data Internal Perusahaan)

Berikut ini adalah perincian penjualan tahu mentah dan goreng pada UD.3‟S
PRIMA.

Tabel 2. Perincian Penjualan UD. 3'S PRIMA


(Rp 000,-)
Keterangan
1 jan - 31 Des 2009 1 Jan - 31 Des 2010 1 Jan - 31 Des 2011
Penjualan tahu putih 807,800 912,000 994,080
Penjualan tahu goreng 386,460 342,000 372,780
Penjualan ampas tahu 31,858 36,000 39,240
Total penjualan 1,226,118 1,290,000 1,406,100
Retur penjualan

Tahu putih 42,000 39,000 36,000


Tahu goreng 96,615 102,600 149,112
Total 138,615 141,600 185,112
Penjualan bersih 1,087,503 1,148,400 1,220,988
(Sumber: Data internal perusahaan)

Pada tabel 2. Dapat dilihat bahwa terjadi banyak retur pada penjualan tahu
goreng, maka aktivitas penggorengan tahu tersebut kurang memberikan nilai tambah
bagi perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan suatu pengelolaan terpadu pada
aktivitas tersebut.
Analisis aktivitas adalah, kegiatan identifikasi yang dilakukan untuk
mengetahui kegiatan yang dilakukan perusahan, dan untuk memudahkan dalam
menganalisis aktivitas perlu diketahui aktivitas apa saja yang memberikan nilai
tambah tinggi dan rendah pada UD. 3 „S Prima. Aktivitas tersebut ditunjukkan pada
tabel berikut :

Tabel 3. Aktivitas Produksi UD. 3 ‘S Prima


NO Aktivitas produksi Bernilai tambah tinggi Bernilai tambah rendah
1. Persiapan bahan baku X
2. Perendaman dan pencucian
X

3. Penggilingan kedelai X
4. Perebusan kedelai X
5. Penyaringan X
6. Pengendapan X
7. Pencetakan X
8. Inspeksi tahu mentah X
9. Pengemasan X
10. Pengiriman tahu mentah X
11. Pemindahan ke bagian
X
penggorengan
12. Penggorengan X
13. Inspeksi tahu goreng X
14. Pengiriman tahu goreng X
(Smber: Data diolah)

Efisiensi Biaya
Pada perusahaan tahu UD. 3 S‟PRIMA terdapat aktivitas yang bernilai
tambah tinggi dan juga yang memiliki nilai tambah rendah bagi perusahaan, dimana
biaya yang bernilai tambah rendah bagi perusahaan bisa dikurangi ataupun di
hilangkan agar dapat menekan biaya produksi guna tercapainya efisiensi. Pada
penelitian ini jumlah biaya dari aktivitas yang bernilai tambah rendah sebesar Rp
161.790.l000,-

Profitabilitas
Setelah diketahui penghematan yang terjadi dalam tiap biaya aktivitas,
maka dibuat perbandingan antara rasio gross profit margin dan net profit margin
pada saat sebelum dan sesudah melakukan penerapan ABM.
Peningkatan terjadi pada presentase gross profit margin dari 42,5% menjadi
47% dengan kata lain peningkatan dari gross profit margin sebesar 4,5% dan net
profit margin dari 7% sebelum menggunakan ABM, mengalami peningkatan
menjadi 20% dengan kata lain peningkatan net profit margin adalah sebesar 13%,
dengan adanya hasil tersebut maka dapat dibuktikan bahwa metode Activity Based
Management dapat meningkatkan profitabilitas melalui peningkatan NPM dan
GPM. Pengelolaan aktivitas tersebut akan berdampak pada peningkatan penjualan
yaitu sebesar Rp 101.332.000,- per tahun dan berkurangnya jumlah total beban yang
mana akan berdampak pada peningkatan jumlah laba yang di peroleh perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan


1. Perusahaan Tahu UD. 3 „S Prima dalam aktivitas produksinya belum
menerapkan Activity Based Management sehingga masih ada beberapa
aktivitas yang memiliki nilai tambah rendah.
2. Setelah aktivitas-aktivitas yang ada pada UD. 3 S‟ PRIMA diidentifikasi, maka
dapat dianalisis mana yang merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi dan
aktivitas yang bernilai tambah rendah. Aktivitas yang bernilai tambah adalah
aktivitas yang diharuskan untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai
yang dapat memuaskan konsumen. Pihak manajemen harus berusaha untuk
mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah tersebut dengan cara mengelola
aktivitas-aktivitas tersebut secara efisien dan tepat waktu.
3. Dengan diketahuinya penghematan yang dapat dilakukan apabila perusahaan
pada tahun 2011 telah menerapkan Activity Based Management, maka dapat
dipakai sebagai estimasi penghematan biaya yang akan terjadi untuk tahun yang
akan datang.

Saran
1. Perusahaan perlu mengaplikasikan konsep Activity Based Management
(ABM) agar pihak manajemen dapat mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang
terjadi selama proses produksi.
2. Menerapkan konsep ABM dengan cara :
a. Melakukan pertanggung jawaban terhadap aktivitas yang dilakukan, untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam proses produksi.
b. Perusahaan dapat melakukan pengaturan tata letak antara gudang
penyimpanan dengan bak perendaman biji kedelai.
c. Perusahaan dapat bekerja sama dengan lebih banyak distributor atau
pelanggan sehingga perusahaan dapat meminimalkan retur.
d. Perusahaan dapat menutup produksi tahu goreng dan mengalihkan tenaga
kerja penggoreng tahu ke bagian pengolahan tahu mentah dan pemasaran.
e. Memfokuskan kegiatan produksi ke tahu mentah.
f. Membuka gerai khusus untuk penjualan tahu goreng di tempat-tempat ramai.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Noni, Siti, 2010, Simulasi Penerapan Activity Based Management dalam
Cost Reduction Program (Studi Kasus Pada PT. Gudang Garam Tbk).
Skripsi. Surabaya : FE- Universitas Airlangga.
Anonim. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 Tentang
Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil, Menengah. (Online), (www.google.com, diakses 2
maret 2012).
Anonim.(Online).(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25401/4/Chapt
er%20II.pdf,diakses 7 Maret 2012.)
Anoraga, Pandji dan Sudantoko Djoko, (2002). Koperasi Kewirausahaan, dan
Usaha
Kecil, (online), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_0700318_
chapter2.pdf, diakses 10 Juni 2012)
Badan Pusat Statistik Kota Batu. 2011. Batu Dalam Angka, Kota Batu.
Bank Indonesia, 2012, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Jawa Timur Vol.
12No6. Kantor Perwakilan Wilayah IV, Surabaya
Blocher, Edwaerd J., et al., 2000, Manajemen Biaya, Buku Satu, Edisi Pertama,
Terjemahan Susty Ambarriani, (online)
(http://repository.unand.ac.id/13823/1/IMG.pdf, diakses 14 Juni 2012)
Blocher, Edwaerd J., et al., 2011, Manajemen Biaya, Buku Satu, Edisi Pertama,
Terjemahan David Wijaya, Salemba Empat, Jakarta.
Blog Ilmu Ekonomi, 2011, Fungsi Keuangan dan Pengertian Efisiensi dan
Efektivitas.(online) (http://www.ilmu-
ekonomi.com/2011/09/fungsikeuangan-dan-pengertian.html).
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar- Dasar Manajemen
Keuangan. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. (Online)
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4063/1/067017041.pdf, diakses 14
Juni 2012)
Carter, K, William, 2009, Akuntansi Biaya. Terjemahan oleh Krista. Salemba
Empat: Jakarta.
Churchill, Neil C. and Lewis, V.L, 1983, The Five Stages of Small Business Growth.
Harvard Business Review. (Online) (www.google.com, diakses 14 Juni
2012)
Darmayati, Cut, 2011, Manajemen Berbasis Aktivitas.
(http://imasayangjerami.blogspot.com/ Diakses: 10 Juni 2012).
Fahmi, Irham, 2006, Analisis Investasi, Cetakan Pertama (online)
(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/437/jbptunikompp-gdl-ranitriato-
21824-9-13-uni-i.pdf, diakses 15 Juni 2012)
Fitria, Eka, 2008, Penerapan Activity Based Management Untuk
Mengidentifikasikan Aktivitas Guna Mengurangi Biaya pada Hotel
Cendana Surabaya. Skripsi. Surabaya: FE-Universitas Airlangga.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE:
Yogyakarta.
Habib, Ahmad, Jamil 2010, Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi pada UD. Kartika Sari Malang.
Skripsi. Malang: FE-UIN.
Hansen Don R, dan Mowen, Maryane M, diterjemahkan oleh Ancela A
Hermawan M.B.A, 1999, Akuntansi Manajemen, Edisi empat, Erlangga,
Jakarta.
Hansen, D. R. dan Maryanne M. Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen, Edisi 7,
Terjemahan Dewi Fitrisari dan Deny Arnos. Dalam Eko triyanggono,
(online)(http://ekotriyanggono.blogspot.com/2012/10/biaya-
costingkonsep-dan-klasifikasi.html, diakses 19 november 2012).
Hilton, Ronald W, 2000, Managerial Accounting. 4th Edition,. Irwin/Mc. Graw-
Hill, Singapore. (Online)
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18714/1/Peranan-
ActivityBased-Management-dalam-Peningkatan-Efisiensi-Biaya-
Produksi%0D%0A%3A-Studi-Kasus-pada-PG-Kebon-AgungMalang..pdf,
diakses 19 November 2012).
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
Indriantoro, Nur. 2009. Penelitian Bisnis (untuk Akuntansi dan Manajemen). BPFE:
Yogyakarta.
Jumingan,2006, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka, Jakarta.
Kusnadi, Zainul Arifin, Moh. Syadeli, 2000, Akuntansi Manajemen:
Komprehensif, Tradisional dan Kontemporer, Unibraw, Malang.
Mardiasmo,2004, Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset: Yogyakarta.
Muhammad, Zen, 2009, UKM Banyak Kelemahan tapi Tahan Banting.
(http://mhzen.wordpress.com/2009/01/12/ukm-banyak-kelemahan-
tapitahanbanting/).
Nuhatama, Didib, 2012, Activity Based Management (ABM). (online)
(http://d2bnuhatama.blogspot.com/2012/06/activity-based-
managementabm.html, diakses 15 Juni 2012)
Penot, 2008, Definisi Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Akuntansi Sektor Publik.
Jurnal Indo (www.indoskripsi.com), Jakarta.
Permana, Aditya, 2011, Activity Based Management untuk Meningkatkan Efisiensi
Biaya Lingkungan Kasus pada PT Petrokimia Gresik. Skripsi. Surabaya:
FE-Universitas Airlangga.
Purnamasari, Fitri, 2010, Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil.
(http://fitripurnamasari-30207475.blogspot.com/2010/10/kelebihan-
dankelemahan-usaha-kecil.html).
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE:
Yogyakarta.
Sartono, agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPEF-YOGYAKARTA.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for business (Metodologi Penelitian untuk
Bisnis). Edisi Keempat. Terjemahan oleh Kwan Men Yon. Salemba Empat:
Jakarta.
Setiati, dwi, 2012. Activity Based Management. (online)
(http://dwisetiati.wordpress.com/2012/06/05/activity-based-management/, diakses
15 Juli 2012)
Simamora, Henry, 2003, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
(Online)
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18714/1/PerananActiv
ity-Based-Management-dalam-Peningkatan-Efisiensi-Biaya-
Produksi%0D%0A%3A-Studi-Kasus-pada-PG-Kebon-AgungMalang..pdf,
diakses 19 November 2012).
Steven, Sanny, 2005, Analisis non value added activity terhadap penerapan
activity based management dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya
laundry Hotel “X”. Skripsi. Surabaya: Program Manajemen Perhotelan –
UK PETRA
Subanar, Harimurti, 2001, Manajemen Usaha Kecil. BPFE: Yogyakarta.
Sugiyono,2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supriyono, 2002, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi
Maju dan Globalisasi. Edisi 2.Yogyakarta: BPFE.
Supriyono, 1999, Manajemen Biaya, Buku Satu, BPFE, Yogyakarta.
Tejo, Andhika, 2007, Peranan Activity Based Management dalam Peningkatan
Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus Pada PG Kebon Agung Malang).
Skripsi. Malang : FE-Universitas Brawijaya.
Van Horne, James C. & Wachowicz, John M., JR (2005), Prinsip-prinsip
Manajemen keuangan, dalam Sarlina blog 30 Mei 2012(online)
(http://sarlinaharahap.blogspot.com/ 22 November 2012)
WartaWarga, 2011, Peran Usaha Kecil Menengah Dalam Indonesia
Perekonomian. (diakses dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id
/2011/01/peran-usaha-kecil-dan-menengah-dalam-
indonesiaperekonomian/. Diakses: 12 april 2012).
Wibowo, Singgih, 2008, Pedoman Mengelola Usaha Kecil. Swadaya: Jakarta.
(Wikipedia, 2012, Laporan Laba Rugi. (Online)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi, diakses 1 agustus 2012)
Yuliana, 2011, Analisis Strategi Bersaing .(online).
(http://eprints.undip.ac.id/1918/1/Yuliana_ANALISIS_STRATEGI_BERS
AING.pdf. Diakses 10 Juni 2012).

Anda mungkin juga menyukai