Kel 7 - Quality Assurance
Kel 7 - Quality Assurance
IKM A 2016
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 :
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB 1 DEFINISI
1.1 Definisi Mutu...............................................................................................1
1.2 Definisi Manajemen Mutu... .......................................................................1
1.3 Definisi Penjaminan Mutu...........................................................................3
1.4 Definisi Penjaminan Mutu di Rumah Sakit..................................................4
BAB 2 FUNGSI DAN TUJUAN
2.1Fungsi Penjaminan Mutu..............................................................................6
2.2 Fungsi Penjaminan Mutu di Rumah Sakit....................................................7
2.3 Tujuan Penjaminan Mutu.............................................................................8
2.4 Tujuan Penjaminan Mutu di Rumah Sakit.................................................10
2.5 Manfaat Penjaminan Mutu.........................................................................11
BAB 3 PRINSIP DAN BENTUK
3.1 Prinsip Penjaminan Mutu...........................................................................13
3.2 Prinsip Penjaminan Mutu di Rumah Sakit.................................................14
3.3 Bentuk Penjaminan Mutu...........................................................................16
3.4 Bentuk Penjaminan Mutu di Rumah Sakit.................................................17
BAB 4 PROSES, PENGEMBANGAN, PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN
4.1 Proses Pembentukan Penjaminan Mutu....................................................20
4.2 Pengembangan Penjaminan Mutu..............................................................21
4.3 Pelaksanaan Penjaminan Mutu...................................................................25
4.4 Pengukuran Penjaminan Mutu ..................................................................29
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................33
ii
BAB 1
DEFINISI
Quality is similar in nature to goodness, beauty, truth, and ideal with there can
be no compromise. Quality products are things of perfection made with no expense. They
are valuable and convey prestige to their owner (CERCO, 2000). Mutu adalah bentuk
tingkatan kebaikan, keindahan, kebenaran, dan keidealan yang dijadikan sebagai tolak
ukur yang digunakan untuk melihat kesempurnaan suatu produk atau jasa yang berarti
semakin tinggi mutu suatu produk ataupun jasa semakin baik dan semakin bernilai tinggi
barang atau jasa yang ditawarkan. Quality is often defined in term of outcomes to match a
customer’s satisfaction (CERCO, 2000). Mutu merupakan suatu bentuk kepuasan
pelanggan terhadap hasil berkualitas dan pelayanan yang baik yang diharapkan setiap
pelanggan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Mutu adalah keseluruhan ciri produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang dimaksud bukan hanya pelanggan
yang hanya sekali datang, tetapi juga pelanggan yang datang berulang kali untuk
mendapatkan pelayanan. Mutu juga dapat diartikan sebagai ukuran yang ditetapkan oleh
sebuah hasil yang dihasilkan yang berbentuk produk maupun jasa yang dilihat dari segala
dimensi untuk memenuhi tuntutan, kebutuhan, kenyamanan serta kemudahan konsumen.
1
perencanaan dan tahap pelaksanaan produksi terpisah. Banyak individu yang diberi
tugas khusus dalam proses produksi dengan tujuan meminimalkan kompleksitas tugas.
Total Quality Management (TQM) is a philosophy with the aim of achieving an overall
performance. TQM has become a globally strategic force, which may lead to several
benefits: improved customer satisfaction, greater employee focus and motivation,
reduced waste and improved over all performance (Annapolis, 2014). Menajemen mutu
tersebut didefinisikan bahwa TQM telah menjadi kekuatan strategi global yang dapat
menghasilkan beberapa keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan TQM antara lain untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan, fokus dan motivasi karyawan yang lebih besar,
mengurangi limbah, dan memperbaiki semua kinerja.
Manajemen mutu memiliki beberapa keuntungan yang dapat membantu
tercapainya hasil yang lebih optimal, antara lain:
1. Terpadu (total) adalah mutu menjadi bagian integral dari setiap fase atau
proses dalam organisasi, dengan tumbuhnya saling berkaitan dan
ketergantungan satu sama lain
2. Mutu (quality) adalah inti dari TQM, jika mengadopsi TQM maka mutu
didasarkan pada kebutuhan pelanggan, bukan atas dasar ukuran atau parameter
dari suatu produk. Mutu dirancang ke dalam produk dari proses, mutu
mengalir dari proses, dan membudaya dalam organisasi
2
3. Manajemen adalah bagian yang penting sekali dari konsep TQM, maka
dorongan untuk TQM harus dari unsur pimpinan puncak
Penjaminan mutu (quality assurance) adalah suatu program yang berisi aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan agar kualitas pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
kualitas pekerjaan yang diinginkan. Quality assurance meliputi: kebijakan, prosedur,
standar, pelatihan dan panduan yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut, serta
adanya suatu sistem yang menghasilkan kualitas. Quality assurance yang baik harus
meliputi pengidentifikasian tujuan standar, pengumpulan dan penggunaan data untuk
perbaikan berkelanjutan, dan pelaksanaan quality audit (Annapolis, 2014).
Proses quality assurance sendiri memiliki lima proses yaitu setting the standart,
dimana segala dokumen penjaminan mutu telah disiapkan, sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan pendidikan tinggi yang ada, proses kedua adalah providing the
input that will enable workers to conform with standart, artinya rumah sakit harus sudah
menyiapkan sumber daya yang akan melakukan standar, dimulai dengan training
pelaksanaan standar yang ada sampai dengan sistem pemberian penghargaan. Measuring
performance adalah salah satu fungsi unit penjamin mutu, proses ini harus bisa dilakukan
secara regular, sehingga nantinya akan menjadi suatu bentuk budaya institusi yang terus
dilakukan. Analysis of the measured performance data, proses inilah yang menjadi kunci
apakah perlu dilakukan modifikasi, pengembangan, ataupun perbaikan dari satu standar
yang dilakukan. Strategi yang terakhir adalah taking corrective action yaitu dilakukan
ketika proses tidak dilakukan sesuai standar yang ada.
3
3. Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat
membahayakan keselamatan pasien seperti jatuh, kebakaran, dll.
4. Kepuasan pasien, yaitu yang berhubungan dengan kenyaman, keramahan, dan
kecepatan pelayanan.
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang paling krusial karena sasaran
yang dihadapi adalah jiwa manusia, sehingga semua pelayanan yang ada di rumah sakit
harus memenuhi standar yang ditetapkan dan terutama bermutu tinggi maka dari itu
harus ada penjaminan mutu di setiap rumah sakit. Quality assurance is all action taken
to establish, protect, promote, and improve the quality (Donabedian, 2003). Penjaminan
mutu dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu dalam
menetapkan masalah maupun penyebab masalah mutu layanan khusunya layanan
kesehatan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus diperhatikan untuk
mencapai misi atau tujuan mutu yang ditetapkan rumah sakit tersebut. Pelayanan
kesehatan di rumah sakit memiliki standar mutu yang ditentukan. Beberapa orang
mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan yang memuaskan pelanggan,
walaupun terkadang rumah sakit memberikan pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan standar pelayanan medis profesional yang ditentukan. Syarat yang diberikan agar
pelayanan kesehatan optimal mencakup delapan pokok yaitu available, appropriate,
continue, acceptable, accessible, affordable, efficient, and quality.
4
bermutu tinggi juga merupakan upaya pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit
yang merupakan bagian integral upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan
memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas healthcare.
Summary:
5
BAB 2
1. Mengukur Pelayanan
Penjaminan mutu merupakan pengendali terbentuknya kualitas pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan klien. Penjaminan mutu berfungsi untuk
mengukur seberapa baik pelayanan yang diberikan. Kesempurnaan pelayanan
ditunjukkan dengan kepuasan klien yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengukuran pada proses penjaminan mutu turut serta mengatasi
permasalahan apabila terjadi penyimpangan pada proses pelayanan.
3. Menetapkan Prosedur
Penjaminan mutu adalah proses penekanan terhadap perencanaan,
dokumentasi, dan penentuan panduan kualitas pada awal proyek. Proses
penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi, serta penentuan kualitas pada
awal proyek berfungsi untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang
diharapkan. Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan
6
tersebut teridentifikasi, maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk
memenuhi persyaratan serta standar kualitas yang diinginkan.
7
4. Meyakinkan atau menjamin secara kualitas dengan suatu sistematika kerja
dan keterbukaan untuk keberhasilan suatu rumah sakit dengan melalui system
control.
5. Memastikan proses pengembangan penjaminan mutu rumah sakit berjalan
dengan baik.
Penjaminan mutu merupakan salah satu upaya peningkatan daya saing yang
berkaitan dengan kualitas dari sebuah pelayanan yang telah atau sedang diberikan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dari segi preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif memerlukan penjaminan mutu. Penjaminan mutu bertujuan
untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan
sesuai dengan yang dibutuhan dan diharapkan.
No given level of quality can be fully satisfactory; one should always try to do
even better, progressing to ever higher levels of goodness (Donabedian, 2003). Tidak
semua yang ditetapkan dan dirancangkan untuk meningkatkan kulitas suatu pelayanan itu
berhasil, perlu adanya perubahan yang dilakukan secara terus-menerus sehingga terjadi
sebuah pencapaian yang lebih tinggi, dimana mutu yang sudah baik menjadi lebih baik
lagi. Tujuan dari penjaminan mutu menurut Avedis Donabedian (2003) adalah sebagai
berikut:
8
1. Legitimacy
Conformity to social preferences as expressed in cthical principles,
value, norms, mores, laws and regulations. Memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pemberi dan penerima jasa, artinya dalam melakukan proses
pelayanan ada jaminan secara sah bahwa pelayanan yang diberikan tersebut
tidak membahayakan namun memberikan keuntungan dan perubahan yang
lebih baik dan juga melindungi secara hukum pemberi jasa pelayanan.
2. Acceptability
Conformity to the wishes desires, and expectations of patients and their
families. Perbedaan kebutuhan merupakan salah satu faktor penentu dalam
penyesuaian pemberian layanan. Pelayanan yang diberikan haruslah sesuai
dengan yang diharapkan dan diperlukan oleh masyarakat.
3. Efficient
The abality to lower the cost of care without diminishing attainable
improvement in health. Mencegah pelayanan yang berlebihan dan dibawah
standar. Penjaminan mutu menentukan pelayanan seperti apa yang sedang
diberikan, pelayanan yang diberikan haruslah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan.
4. Effective
The degree to which attainable improvement in health are, in fact,
attained. Pelayanan yang diberikan bukan hanya sebatas penyelesaian tugas,
namun ada dampak yang bisa dirasakan baik dampak yang langsung atau
tidak lansung. Penjaminan mutu disini betujuan sebagai pengatur dalam
kulitas suatu pelayanan yang terjamin sehingga menciptakan perubahan dan
membrikan dampak positif bagi penerima pelayanan.
5. Equity
Conformity to a principle that determines what is just and fair in the
distribution of health care and its benefits among members of the population.
Penjaminan mutu secara equity maksudnya adalah adanya kesesuaian
pelayanan dengan prinsip-prinsip yang ada di organisasi, yang bertujuan
untuk meberikan keutungan bagi penerima pelayanan. Tidak hanya semata-
mata mencari keuntungan bagi organisasi itu sendiri.
9
2.4 Tujuan Penjaminan Mutu di Rumah Sakit
Mutu adalah sebuah standar yang terukur serta dibandingkan dengan beberapa hal
yang sejenis. Institusi pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit wajib untuk
memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Pasien berhak untuk
mendapatkan mutu yang terjamin karena di rumah sakit terdapat proses mendiagnosa,
perawatan, dan pencegahan penyakit, kecelakaan kecil yang menyebabkan luka, serta
risiko fisik maupun mental lain yang dapat dialami oleh orang-orang yang berada di
dalam rumah sakit. Mutu di rumah sakit menunjukan sejauh mana layanan kesehatan
yang diberikan kepada pasien dapat meningkatkan kondisi kesehatan yang diinginkan.
Mutu juga dapat menjaga kekonsistenan pemberi pelayanan kesehatan terhadap dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiga kunci pelayanan kesehatan terletak pada
mutu pelayanan, kepuasan pasien, dan niat perilaku (Gupta, et al, 2016). Beberapa
peneliti lain juga menyimpulkan hal yang hampir serupa dengan peneliti di atas.
Kepuasan pasien merupakan parameter yang paling penting untuk menilai mutu dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu, di rumah sakit wajib terdapat tim
penjamin mutu yang biasanya disebut dengan quality assurance.
Tujuan utama dari penjaminan mutu di rumah sakit adalah kepercayaan pasien
terhadap pelayan serta institusi penyelenggara layanan kesehatan. Di era modern ini,
dimana informasi lebih mudah di dapat, orang-orang menjadi lebih berani dan sensitif
terhadap pelayanan yang buruk di rumah sakit, yang mana membuat mereka cenderung
menjauh dan tidak mengulangi lagi untuk berobat di rumah sakit yang mutu
pelayanannya buruk (Essiam, 2013). Maka dari itu rumah sakit harus lebih service
oriented karena service atau pelayanan merupakan sebuah proses, sedangkan sebuah
proses harus terdapat standardnya untuk menjamin mutu pelayanan yang diberikan
sehingga.
10
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku. Serangkaian proses
penjaminan mutu pada akhirnya bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja rumah sakit
dalam melayani pelanggan, yakni pasien maupun sanak saudara yang mendampingi
pasien ketika berada di rumah sakit sehingga dapat mencapai kepuasan dan mendapat
kepercayaan penerima layanan kesehatan.
Manfaat yang dirasakan pelanggan antara lain hasil kesehatan yang baik,
kepuasan tehadap pelayanan, tidak merasa rugi dengan biaya yang dikeluarkan, dan tidak
frustrasi. Pasien yang mendapatkan pelayanan yang baik akan merasa puas. Kepuasan
tersebut dapat menimbulkan manfaat lainnya seperti tidak merasa rugi dengan biaya
yang dikeluarkan. Biaya merupakan salah satu bentuk balasan atas jasa yang telah
didapatkan pelanggan. Di sebuah rumah sakit, pasien adalah pelanggan. Pasien yang
membayar biaya yang tidak sesuai dengan jasa yang diberikan akan merasa tidak puas
dan dirugikan. Rasa tidak puas dan dirugikan ini akan mengakibatkan pasien merasa
frustrasi. Namun, jika pelayanan yang diberikan baik, pasien akan merasa puas, tidak
merasa dirugikan, dan tidak frustrasi. Akhirnya, kesehatan pasien setelah mendapatkan
perawatan akan sangat baik.
Manfaat penjaminan mutu yang dirasakan oleh tenaga kesehatan antara lain
merasa puas dengan pekerjaannya, mengerti pasien dengan lebih baik, meningkatnya
penyebaran informasi antar tenaga kesehatan, dan medapatkan penghargaan jika
pekerjaannya sangat baik. Penjaminan mutu akan merangsang tenaga kerja melakukan
pekerjaan sesuai dengan standar yang ada. Sehingga, tenaga kerja akan mengurangi
tingkat kesalahan semaksimal mungkin. Selain itu, dengan adanya proses penjaminan
mutu, melalui monitoring dan evaluasi pekerjaan menyebabkan penyebaran informasi
11
akan semakin baik. Pekerjaan yang baik tentu akan diapresiasi oleh pihak rumah sakit,
sehingga tenaga kesehatan akan semakin bersemangat dengan pekerjaannya.
Sedangkan manfaat penjaminan mutu bagi rumah sakit antara lain pasien lebih
puas dengan pelayanan di rumah sakit, lebih banyak pasien yang datang ke rumah sakit,
lingkungan rumah sakit akan lebih bersih dan asri, dan reputasi rumah sakit akan bagus
(Offei, et al, 2004). Secara tidak langsung, penjaminan mutu dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena penjaminan mutu mencegah pelayanan buruk yang
mengakibatkan keselamatan dan kesehatan masyarakat terganggu.
Summary:
The functions of quality insurance are to measure how good the service is given, to
give a main representation of how the services are done, self-inspection,evaluate the proces,
and also to make permanent procedure of the operational instructions. The functions of
quality assurance are needed to convice, ensure, and understand things which related to
quality assurance in order to achieve a successful quality assurance. According to Avedis
Donabedian (2003) the purpose of quality assurance is based on legitimacy, acceptability,
efficient, efective and equity. The purpose of quality assurance in healthcare is to achieve
patients’ belief. There are some benefits of quality assurance to the clients: good health
outcomes, clients’ satisfaction, value for money, and less frustration. While, benefits of
quality assurance to health providers are health staff become more satisfied with their work,
health workers understand patients better, information flow among staff is improved, and
health staff who perform well are rewarded. There are also some benefits to hospital:
patients become more satisfied with the services, more patients may use our services, the
environment will become clean and beautiful, and the hospital will have a good reputation.
12
BAB 3
Penjaminan mutu terdiri dari lima prinsip dasar (Lucci, 2010), antara lain:
1. Verifiability
Prosedur mutu didokumentasikan dan dikomunikasikan ke seluruh
organisasi, jadwal dan hasil pemeriksaan kualitas tersedia bagi klien sesuai
kebutuhan yang ada. Hasil pemeriksaan kualitas dapat diverifikasi. Hasil dari
pemeriksaan mutu harus dipahami dengan jelas, tanpa adanya ambiguitas
ataupun kesalahan. Kunci untuk verifiability terletak pada definisi error yang
didefinisikan dengan jelas.
2. Definability
Definisi kesalahan memberikan pemahaman yang jelas tentang sifat
kesalahan dan hal tersebut dapat memudahkan untuk meningkatkan mutu
berkualitas yang sesuai dengan standar yang direkomendasikan.
3. Measurability
Program penilaian kualitas kesehatan memungkinkan untuk memahami
metodologi dan formula yang digunakan dalam perhitungannya. Pengukuran
ini bersifat transparan, dapat diverifikasi oleh semua pihak, menghasilkan
peringkat kualitas yang jelas dan ringkas yang valid secara statistik.
4. Consistency
Prinsip penjaminan mutu lainnya adalah bahwa perbaikan terus-menerus
harus selalu menjaga kualitas, sangat penting untuk memberi orang alat dan
pengetahuan yang diperlukan untuk perbaikan terus-menerus. Perbaikan
produk, proses dan sistem yang berkelanjutan harus dipromosikan sebagai
tujuan bagi setiap karyawan di semua tingkat dalam organisasi. Pelatihan
mendorong agar memperoleh sumber daya, sumber daya dan aktivitas yang
diinginkan harus dikelola sebagai sebuah proses.
5. Integrity
Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam
niali-nilai, tindakan-tindakan dan berbagai hal yang dihasilkan. Integritas
dibangun melalui tiga unsur penting yaitu nilai-nilai yang dianut (values),
13
konsistensi, dan komitmen. Prinsip assurance juga menyarankan agar
organisasi membutuhkan pemimpin yang memiliki kredibilitas agar memiliki
tujuan dan arahan. Penyelenggara kualitas yang memiliki visi masa depan
yang jelas harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak terkait termasuk
pelanggan, arahan, karyawan, masyarakat lokal, dll. Good leadership dalam
sebuah organisasi harus membangun kepercayaan, konsistensi, dan komitmen.
Penjaminan mutu di rumah sakit memiliki lima prinsip dasar (Offei, et al, 2004).
Lima prinsip dibawah ini menjelaskan dan menunjukkan maksud dari penjaminan mutu
sebenarnya.
2. Focusing on system
Sistem merupakan salah satu komponen dari pemberian pelayanan
yang harus bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah unit dalam fasilitas
pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
14
Penjaminan mutu menggunakan tiga komponen sistem, yaitu input, output,
dan process, dalam menganalisis kesalahan dan masalah yang terjadi dalam
pelayanan kesehatan.
15
c. pemilihan pilihan yang terbaik;
d. menghasilkan kepemilikan;
e. saling berbagi tanggungjawab.
5. Effective communication
Komunikasi adalah proses dimana terjadi perpindahan pesan dari
pengirim ke penerima pesan dengan disertai timbal balik kepada pengirim.
Komunikasi yang terjadi dalam pelayanan kesehatan terjadi diantara:
a. Tenaga kesehatan dan pasien
Komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien dapat
meningkatkan pemenuhan perawatan dan kepuasan pasien.
b. Tenaga kesehatan dan masyarakat
Tenaga kesehatan harus memiliki komunikasi yang teratur dengan
masyarakat untuk membagikan informasi mengenai pelayanan
kesehatan dan peran masyarakat di dalamnya. Tenaga kesehatan
memerlukan kemampuan khusus agar dapat berkomunikasi dengan
masyarakat secara efektif.
c. Tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan
Antar tenaga kesehatan harus terdapat komunikasi yang baik untuk
memastikan terjadinya penyebaran informasi yang efektif, saling
pengertian antar staf, serta kerjasama tim yang efektif.
16
administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau berupa wewenang surat ijin
praktek yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk
pelayanan mandiri. Tujuan perijinan:
1. Umum: melindungi masyarakat dari pelayanan profesi
2. Khusus: memberi kejelasan batas wewenang dan menetapkan
sarana dan prasarana.
c. Sertifikasi
Tindak lanjut dari perijinan , yakni memberikan sertifikat (pengakuan) kepada
institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang benar-benar memenuhi
persyaratan.
d. Akreditasi
Bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi, dilakukan
secara bertingkat sesuai dengan kemampuan institusi pendidikan
2. Penjaminan Mutu Retrospektif
Penjaminan mutu retrospektif merupakan penjaminan mutu yang dilaksanakan
setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Perhatian utama lebih ditujukan
pada unsur keluaran yaitu menilai penampilan pelayanan kesehatan
dibandingkan standar. Objek program menjaga mutu berupa hasil dari
pelayanan kesehatan atau pandangan pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Akreditasi merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu yang digunakan oleh
rumah sakit. Tahun 1913, Dr. Ernest A. Codman bersama rekannya Franklin Martin
17
mendirikan American College of Surgeons (ACS). Tahun 1918, ACS mengenalkan
program akreditasi rumah sakit pertama di seluruh dunia. Hasil survei pertama
mengungkapkan bahwa jumlah rumah sakit yang tidak memenuhi standar mutu
pelayanan masih banyak. Rumah sakit yang memenuhi standar mutu pelayanan semakin
meningkat sebesar 95% pada tahun 1950 (Devkaran, 2014). Dengan demikian, akreditasi
rumah sakit dapat meningkatkan serta menjamin mutu rumah sakit.
Pemberian status akreditasi hanya bisa dilakukan oleh KARS. Berdasarkan berita
terkini, KARS menyatakan bahwa hanya 1.032 dari 2.700 rumah di Indonesia yang telah
terakreditasi. Kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi terhambatnya pemecahan
masalah kesehatan di Indonesia. Rumah sakit di Indonesia tidak semua terakreditasi
karena memiliki beberapa kendala dalam menjamin mutu rumah sakit. Beberapa kendala
rumah sakit tidak terakreditasi antara lain proses administrasi yang lama, kurangnya
tenaga medis, dan kurangnya infrastruktur kesehatan.
18
Summary:
19
BAB 4
1. Plan (Merencanakan)
Taham plan merupakan rencana kerja yang berisi seluruh kegitan yang akan
dilaksanakan. Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan
proses dengan mencari tahu hal apa saja yang tidak dikehendaki. Segala hal
yang tidak dikehendaki kemudian akan diberikan solusi atau ide untuk
memecahkannya.
2. Do (Melaksanakan)
Tahap do merupakan tahap penerapan atau pelaksanakan semua yang telah
direncanakan di tahap plan. Aktifitas yang dapat dilakukan pada tahap ini
antaralain membuat, memilih , dan mengimplementasikan solusi yang terbaik
dari tahap plan. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data
yang kemudian digunakan pada tahap check dan act. Aktifitas pada tahap do
bukan merupakan pengimplementasian secara penuh dari tahap plan.
Pengimplementasian tahap plan secara maksimal terjadi pada tahap act.
3. Check (Memeriksa)
Tahap check merupakan tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang. Aktifitas
yang dilakukan pada tahap check antara lain mengukur dan menganalisis
seberapa efektif aktifitas di tahap do. Selain itu pada tahap check juga
dilakukan perbandingan antara hasil aktual yang telah dicapai dengan target
yang telah ditetapkan.
20
4. Act (Menindak)
Tahap Act merupakan tahap pengambilan tindakan terhadap hasil-hasil dari
tahap check. Terdapat 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan
hasil yang dicapai:
a. Tindakan perbaikan (Corrective action) yaitu tindakan yang berisi solusi
terhadap masalah yang dihadapi dalam pencapaian target. Tindakan
perbaikan dilakukan apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan
apa yang ditargetkan.
b. Tindakan standarisasi (Standardization sction) yaitu tindakan untuk
menstandarisasikan cara ataupun pelayanan terbaik yang telah dilakukan.
Tindakan standarisasi dilakukan jika hasilnya sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
The Health Foundation (2013) menyatakan konsep tentang penjaminan mutu: the
conception of improvement finally reached as a result of the review was to define
improvement as better patient experience and outcomes achieved through changing
provider behavior and organization through using a systematic change methods and
strategies. Peningkatan penjaminan mutu dapat berarti kombinasi antara perubahan dan
metode (pendekatan menggunakan alat) dengan memperhatikan keadaan untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
Peningkatan penjaminan mutu memiliki enam prinsip yang harus dipegang agar
dapat ditingkatkan (The Health Foundation, 2013). Keenam prinsip tersebut adalah:
21
Menilai dan mengukur data adalah hal penting untuk memastikan
apakah ada masalah dalam suatu kegiatan pelayanan kesehatan. Tetapi, hal
tersebut tidak secara langsung menjelaskan mengapa masalah tersebut
muncul. Hal inilah mengapa memahami suatu proses menjadi sangat penting.
Pemetaan proses merupakan alat yang digunakan untuk memetakan
setiap langkah dalam suatu proses. Pemetaan ini biasanya digunakan untuk
memetakan perjalanan dari seluruh proses kesehatan pasien dan proses
pendukungnya. Pemetaan proses sangat berguna sebagai alat untuk
melibatkan staf dalam memahami bagaimana langkah yang cocok, langkah
mana yang menambah nilai pada proses, dan apakah dalam sebuah proses itu
terdapat langkah pemborosan.
Pemetaan perjalanan pasien yang melibatkan banyak penyedia
pelayanan kesehatan juga sangat penting untuk mengidentifikasi masalah
dalam penjaminan mutu dalam tim atau organisasi.
3. Improving reliability
Fokus lain dalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah
memperbaiki kepercayaan sistem dan proses klinis. Peningkatan kepercayaan
dapat berupa mamastikan kepercayaan dapat menmengurangi pemborosan
dan kecacatan dalam seuatu sistem, serta mengurangi kesalahan dan risiko.
4. Demand, capacity, and flow
Pengukuran permintaan (jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan
kesehatan) dan arus (kapan pelayanan kesehatan dibutuhkan) harus dilakukan
untuk menghindari kekurangan kapasitas. Kapasitas yang dimaksud dapat
berupa tenaga kesehatan, mesin, atau alat kesehatan. Pengukuran permintaan
dan arus dapat menghindari hal-hal yang dapat menghambat proses
pelayanan kesehatan, misalnya pekerjaan yang menumpuk, daftar tunggu,
maupun penundaan.
5. Enthusing, involving, and engaging staff
Meningkatkan mutu tenaga kesehatan dapat dilakukan dengan
integrasi tim untuk mengurangi pemborosan sumber daya. Peningkatan ini
dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan, meningkatkan tanggung
jawab, dan kerja sama setiap tenaga kesehatan dalam semua unit di rumah
sakit.
6. Involving patients
22
Pasien, pekerja sukarela, dan masyarakat luas memiliki peran yang
siginifikan, bukan hanya membantu meningkatkan penjaminan mutu, tetapi
juga mengawasi apakah pasien dan masyarakat mendapat pengaruh yang
diinginkan. Hal ini sangat penting sebab pasienlah yang merasakan pelayanan
kesehatan dari awal hingga akhir.
Selain prinsip, terdapat siklus penjaminan mutu yang dalam prosesnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga mutu rumah sakit akan terjamin. Siklus
quality assurance adalah panduan yang dapat diikuti untuk terus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan (Offei, dkk, 2004). Siklus ini memiliki tahapan yang berbeda dan
bertujuan untuk menilai, memantau, dan meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan
kepada klien.
Plan
evaluate
for QA
suggest
Communicate
solution
analyze the
Monitor
problem
Identify and
define the
prioritize
problem
problem
23
b. Set or Riview Standard
Standar dibutuhkan untuk memeriksa apakah kinerja tenaga kesehatan
dapat memenuhi kebutuhan pasien. Standar biasanya ditetapkan di tingkat
nasional maupun tingkat yang lebih rendah. Protokol dan panduan kerja juga
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dan mutu.
c. Communicate
Komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam quality
assurance. Keputusan yang diambil harus dapat dipahami dan
dikomunikasikan dengan baik ke seluruh staf organisasi. Hal ini penting
dilakukan untuk mengomunikasikan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit
kepada semua anggota.
d. Monitor
Pemantauan penggunaan standar, protokol, dan panduan berguna untuk
melihat apakah kinerja di rumah sakit telah berpegang pada standar. Misalnya,
kegiatan pemantauan pencatatan kasus dan masalah, apakah telah dicatat dan
dianalisis. Tujuan utama dari pemantauan adalah menilai apakah kinerja yang
dilakukan telah sesuai dengan standar atau belum.
e. Identify or Prioritize Prolem
Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang berkaitan dengan
kepuasan pasien, keselamatan pasien, praktek pengendalian penyakit, dan
lainnya. Sebab, semua masalah tidak dapat diselesaikan secara bersamaan.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah untuk diselesaikan
terlebih dahulu.
f. Define the Problem
Setelah masalah teridentifikasi, masalah tersebut kemudian didefinisikan.
Pernyataan masalah yang baik tidak memberikan alasan atau menyalahkan
orang lain.
g. Analyze the Problem
Setiap masalah pasti ada penyebab utamanya, oleh karena itu langkah
selanjutnya menganalisa dan mencari penyebab akar permasalahan.
h. Suggest Solution
Setelah menganalisis masalah, diharapkan muncul saran dan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut. Saran dan solusi bisa didapatkan melalui
24
berbagai metode, misalnya dengan mencari tahu bagaimana unit lain di rumah
sakit dapat memecahkan masalah yang serupa.
i. Implemet the Solution
Pelaksanaan solusi harus diawali dengan membuat rencana. Rencana
tersebut akan menguraikan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan pada
solusi, kerangka waktu, sumber daya yang dibutuhkan, output yang
diharapkan, dan pembagian tugas pada petugas kesehatan. Rencana harus
dilaksanakan dalam jangka waktu yang disepakati. Rencana tersebut juga
harus dipantau untuk melihat apakah tujuan telah dicapai.
j. Evaluate
Evaluasi dari semua hasil kerja dari awal hingga akhir menjadi bagian
penting untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan
agar penjaminan mutu di rumah sakit tidak mengalami penurunan.
Penjaminan mutu (Quality Assurance) tidak hanya dilihat dari sudut aspek mutu saja
tetapi perlu juga didasari oleh tindakan menjaga mutu atau quality assurance in action.
Pengaruh yang timbul dari upaya mutu tak hanya pada tingkat bawah yang langsung
melayani pasien, tetapi dari semua pihak yang langsung atau tidak memberikan dukungan.
Ada 6 hal penting yang terkait dengan Quality Assurance in Action yaitu:
PELATIHAN
PENGETAHUAN
KESADARAN MANAJEMEN
PENELITIAN PENGEMBANGAN
25
Dalam kaitan ini perlu pula adanya hal-hal berikut:
NO HAL URAIAN
1. Indikator Patokan apa yang perlu diukur
2. Patokan Ukuran dari indikator yang menentukan baik dan buruk
Kesepakatan yang disepakati
3. Pemantauan Pada kelompok ini pantauan dapat dilakukan dengan
metode observasi, survey atau perhitungan.
26
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Upaya
Semakin luas petugas berperan, maka semakin mendalam yang harus
dikuasai.
3. Kesadaran Quality Assurance
Setelah adanya pengetahuan yang cukup tentunya perlu ada kesadaran
yang merupakan kondisi psikologis, dalam hal ini tidak dinilai kuantitas
dan kualitasnya tapi terbatas keberadaanya, jadi adanya surat keputusan
direktur tentang menjaga mutu sudah merupakan adanya kesadaran
meskipun belum berjalan. Kuantitas dan kualitas berjalannya program
dinilai dari segi manajemennya, maka ukuran kesadaran didasarkan atas
keberadaan program itu. Perwujudan yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:
a. Adanya surat keputusan
b. Adanya organisasi
c. Adanya pedoman kerja
d. Adanya jadwal rapat
4. Manajemen Quality Assurance
Dalam rangka menilai kualitas dan kuantitas program, maka upaya
menilai dari sudut fungsi manajemen akan secara lengkap menggambarkan,
dan secara regular dapat terus dinilai dan dikembangkan, dalam hal
manajemen yang dipakai sebagai pedoman:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan
kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Indikator
penilaian meliputi:
1. Rencana petugas.
27
2. Rencana kegiatan.
3. Rencana bahan.
4. Rencana alat.
5. Rencana keuangan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh
pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Indikator
penilaian meliputi:
1. Kelengkapan pejabat dari struktur.
2. Uraian tugas dikuasai petugas.
c. Penggerakan (Actuating)
Pengerakan diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan
orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan
yang telah ditetapkan di dalam planning. Indikator penilaian meliputi:
1. Rapat bulanan.
2. Rapat khusus.
3. Mutu penataan.
4. Penilaian mutu.
5. Tindak lanjut peningkatan mutu.
6. Pengajuan kebutuhan untuk peningkatan mutu.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Indikator penilaian:
1. Laporan tertulis.
2. Prosedur dijalankan.
5. Penelitian Quality Assurance
Penelitian tidak hanya dinilai dari sudut kesulitan dan data statistik
yang rumit, tetapi perlu dilihat dari manfaat dan pencarian kejelasan
walaupun dengan penilaian dan statistik yang sederhana. Penelitian secara
lebih jauh merupakan alat komunikasi ilmiah yang dapat bersama-sama
dengan ahli lain untuk membincangkan, sehingga hasil yang ada dapat
bernilai dan akan lebih bermanfaat, selain itu dapat diulangi lagi untuk diuji
28
dan diteliti lebih dalam dan lebih luas, maka akan bermanfaat bagi
pengembangan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia.
6. Pengembangan Quality Assurance
Pengembangan berarti berusaha lebih menyebarluaskan atau
memperdalam agar lebih banyak manfaat yang dapat diambil.
Pengembangan dari segi manajemen pelaksanaan, tentunya dari hasil, juga
penelitian, pengembangan tidak hanya dinilai karena hal-hal yang istimewa
saja, tetapi adanya kemampuan dan selalu lebih baik sudah merupakan
bukti. Pengembangan harus upaya yang sungguh-sungguh agar selalu
menjadi sinar yang memberi harapan agar terus dapat berjalan walaupun
ada hambatan dan rintangan. Quality assurance perlu dikembangkan agar:
1. Makin meluas
2. Makin memadai
3. Dapat ditiru oleh RS lain
1. Standar struktur
Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem. Di
dalamnya terdapat hubungan organisasi, misi organisasi, kewenangan,
komite-komite, personel, peralatan, gedung, rekam medik, keuangan, obat,
dan fasilitas. Standar struktur merupakan rules of the game.
2. Standar proses
Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua aspek
pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan, melakukan prosedur dan
kebijaksanaan. Standar proses menjelaskan apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya dan bagaimana sistem bekerja, atau disebut
dengan playing the game.
3. Standar keluaran
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan
kesehatan. Standar keluaran akan menunjukkan apakah layanan kesehatan
29
berhasil atau gagal. Keluaran (outcome) adalah apa yang diharapkan akan
terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diselenggarakan dan
terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur.
Summary:
Forming the quality insurance can be done by PDCA cycle. (plan, do, check, and act).
The improvement of quality assurance is hospital can be defined as combination of change
and method to achieve better outcomes. In order to improve the quality assurance, it is
crucial to understand its underlying principles, those are data and measurement for
improvement; understanding the process; improving reliability; and demand, capacity, and
flow; enthusing, involving, and engaging staff; and involving patients. With an exact training,
the knowledge about quality assurance will improve, and with an improved knowledge it will
change the awareness, with awareness it will develop a motivation to take an act with the
exact management. Finally, with the help of relevant research, it will develop quality
assurance. Quality assurance cycle is a tool to help improve service quality continuously, can
be started from any stage but must solve it flexibly and creatively in using the cycle. The
quality assurance must be monitored and develpoed so the program can run well.
Donabedian (2003) proposes three categories of health care classification that is, the
structure standard is a standard that describes the rules of the system in which there are
human resources, tools, materials, facilities and policies. The second is process standard.
The process standard is something that concerns all aspects of the implementation of health
care activities, performs procedures and policies. The third is the output standard that is
intended to be the outcome or the result of health services. This output standard is regarded
as the target of the implementation of health services.
30
BAB 5
KESIMPULAN
31
h. The type of quality assurance consists of prospective quality assurance and retrospective
quality assurance. It consists of standardization, licensing, certification and
accreditation.
i. Forming the quality insurance can be done by PDCA cycle. (plan, do, check, and act).
j. To improvement of quality assurance there are: data and measurement for improvement;
understanding the process; improving reliability; demand, capacity, and flow; enthusing,
involving, and engaging staff; involving patients.
k. There are three categories of health care classification that measures the structure
standard, process standard and output standard.
32
DAFTAR PUSTAKA
AHDI. 2010. Healthcare Documentation Quality Assesement and Management Best Practice.
Annapolis, M. D. 2014. Quality Matters Higher Education Rubric. Quality Matters.
Hort, Krishna, et al. 2013. Regulating The Quality of Healthcare: Lessons from Hospital
Accreditation in Australia and Indonesia. The University of Mealbourne.
Gupta, Kushoboo Sabharwal, et al. 2016. Importance of Quality in Health Care Sector: A
Review. Journal of Health Management, Volume 1, pp. 84-94.
Lucci, S. M., 2010. Healthcare Documentation Quality Assessment and Management.
America: The American Health Information Management Association.
Offei, Aaron, et al. 2004. Healthcare Quality Assurance Manual. Ghana : Ghana Health
Service.
The Health Foundation. 2013. Quality Improvement Made Simple: What Everyone Should
Know About Health Care Quality Improvement.
33