Luka Bakar
Luka Bakar
BAB 1
PENDAHULUAN
Efek listrik pada tubuh dapat ditentukan dari 7 faktor: tipe arus,
jumlah arus, jalur arus, durasi kontak, area kontak, resistensi tubuh, dan
voltase.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Klasifikasi
Luka bakar listrik disebabkan oleh kontak langsung aliran listrik dengan
badan, dan lukanya sering lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan.
Tubuh manusia dapat bertindak sebagai penghantar energi listrik dan
mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas yang ditimbulkannya.7
2.2.1. Epidemiologi
2.2.2. Patofisiologi
1. Zona Koagulasi
2. Zona Stasis
Zona statis berada di sekitar zona koagulasi, di mana zona ini mengalami
kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit sehingga terjadi
penurunan perfusi jaringan diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan
respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam paska
cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
3. Zona Hiperemia
1. Anamnesis
The rules of nine merupakan cara praktis untuk menentukan luas luka
6
Luka bakar derajat I (mis. sengatan matahari), disebut juga luka bakar
superfisial, mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai
mengenai dermis, ditandai dengan adanya eritema, nyeri, dan tidak ada
bulla. Karena tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan pemberian
cairan intravena.7
Luka bakar derajat II
Superficial partial thickness, meliputi epidermis dan lapisan atas
dari dermis, kulit tampak kemerahan,edema, dan rasa nyeri lebih
berat daripada luka bakar derajat I, ditandai dengan bulla yang
muncul beberapa jam setelah terkena luka. Bila bulla disingkirkan
akan terlihat luka berwarna merah muda yang basah. Luka sangat
8
Luka bakar derajat III atau full thickness burns, menyebabkan luka
kehitaman dan kaku, kerusakaan jaringan yang permanen. Warna kulit
bisa terlihat putih seperti lilin, merah sampai kehitaman. Warna kulit
merah ini tidak berubah menjadi pucat dengan penekanan, tidak terasa
nyeri dan kering. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai
mengenai otot dan tulang.7
2.2.4. Gambaran Klinis
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus
listrik. Suatu kejutan dari sebuah aru listrik bisa mengejutkan korbannya
sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang
kuat. Kedua hal tersebut bisa menyebabkan dislokasi, patah tulang dan
cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung
bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa
meluas ke jaringan yang lebih dalam.15
2. Sistem Kardiovaskular
9
3. Kulit
Selain serangan jantung, hal yang paling dahsyat yang terjadi saat
cedera listrik adalah kulit yang terbakar, yang paling parah pada luka
masuk dan tubuh yang kontak dengan tanah. Bagian tubuh yang paling
sering terkena kontak dengan sumber listrik adalah tangan dan
tengkorak. Daerah yang paling sering berkontak dari tanah adalah
tumit. Seseorang mungkin memiliki beberapa luka masuk dan titik
kontak dengan tanah. Luka bakar listrik yang parah sering muncul
dengan keluhan seperti rasa sakit, depresi, kuning abu-abu, belang-
belang daerah dengan pusat nekrosis, atau daerah yang mengeras
seperti mumi. Arus tegangan tinggi sering mengalir pada internal
tubuh dan dapat membuat kerusakan otot besar. Pada kulit terjadi skar
yang bisa menyebabkan timbulnya sindrom kompartemen. Sindrom
kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
interstitial pada kompartemen osteofasial yang tertutup. Dalam cedera
tegangan tinggi, nekrosis otot dapat meluas ke tempat yang jauh dari
luka yang terlihat, dan kompartemen sindrom terjadi sebagai akibat
dari pembuluh darah yang mengalami iskemia dan edema otot.
Dekompresi fasciotomi sering diperlukan jika sudah terjadi kerusakan
jaringan yang luas.15
4. Ekstremitas
Pelepasan miglobin yang banyak dari otot yang rusak dapat
menyebabkan mioglobinuria. Kerusakan pada dinding pembuluh darah
pada saat cedera dapat mengakibatkan tertundanya trombosis dan
10
A. Survei primer
A. Jenis cairan
12
Larutan kristaloid
Larutan ini terdiri atas cairan dan elektrolit. Contoh larutan ini adalah
ringer laktat dan NaCl 0,9%. Komposisi elektrolit mendekati kadarnya
dalam plasma atau memiliki osmolalitas hampir sama dengan plasma
Pada keadaan normal, cairan ini tidak hanya dipertahankan di ruang
intravaskular karena cairan ini banyak keluar ke ruang interstitial.9,10,11
Larutan hipertonik
Larutan ini dapat meningkatkan volume intravaskular 2,5 kali lipat dan
penggunaannya dapat mengurangi kebutuhan cairan kristaloid. Larutan
garam hipertonik tersedia dalam beberapa konsentrasi, yaitu NaCl
1,8%, 3%, 5%, 7,5%, 10%. Osmolaritas cairan ini melebihi cairan
intraselular sehingga cairan ini akan berpindah dari intravaskular ke
ekstraselular. Larutan garam hipertonik meningkatkan volume
intravaskular melalui mekanisme penarikan cairan dari
intraselular.9,10,11
Larutan koloid
= 1440 ml + 2000 ml
B. Survei Sekunder
pasien dengan air hangat mengalir dan sabun mandi bayi. Lalu luka
dibalut dengan kasa lelbab steril dengan atau tanpa krim pelembap.
Perawatan luka tertutup dengan occlusive dressing untuk
mencegah penguapan berlebihan.9,10,11
6. Lain-lain
2.2.7. Komplikasi
Komplikasi pada luka bakar dibagi menjadi dua, yaitu komplikasi pada
saat perawatan kritis atau akut dan komplikasi yang berhubungan dengan
eksisi dan grafting. Komplikasi yang dapat terjadi pada masa akut adalah
SIRS, sepsis, dan MODS. Selain itu, komplikasi pada gastrointestinal juga
dapat terjadi, yaitu atrofi mukosa, ulserasi, dam perdarahan mukosa,
motilitas usus menurun dan ileus. Pada ginjal dapat terjadi akut tubular
nekrosis karena perfusi ke renal menurun. Skin graft loss merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi, hal ini disebabkan oleh, infeksi dan
robeknya graft. Pada fase lanjut suatu luka bakar, dapat terjadi jaringan
parut pada kulit berupa jaringan parut hipertropik, keloid, dan kontraktur.
Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan kekakuan
sendi.9,10
2.3.7. Prognosis
Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas
permukaan tubuh yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti
infeksi, dan kecepatan pengobatan medikamentosa. Luka bakar ringan
dapat sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin dapat menimbulkan luka
parut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa
kasus, pembedahan dapat diperlukan untuk membuang jaringan parut.9,11
2.3.1. Definisi
2.3.2. Anatomi
2.3.3. Epidemiologi
2.3.4. Etiologi
2.3.5. Patofisiologi
Hal ini disebabkam oleh diameter pembuluh darah yang kecil dan
tekanan mural arteriol yang tinggi. Tekanan transmural secara
signifikan berbeda (tekanan arteriol-tekanan jaringan), ini
dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. Bila tekanan
tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun maka
tidak ada lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan
dengan tercapainya critical closing pressure. Akibat selanjutnya
adalah arteriol akan menutup
1. Pain (nyeri)
2. Pallor (pucat)
5. Paralysis
d. Serum myoglobin
f. Urin awal : bila ditemukan myoglobin pada urin, hal ini dapat
mengarah ke diagnosis rhabdomyolisis.
2. Imaging
25
oleh adanya oklusi atau obstruksi pada arteri bagian proksimal, tidak ada
peningkatan tekanan kompartemen dalam hal ini. Sedangkan sindrom
kompartemen kronik adanya kontraksi otot berulang-ulang yang dapat
meningkatkan tekanan intramuskuler sehingga menyebabkan iskemia
kemudian menurunkan aliran darah dan otot menjadi kram. 22
1. Selulitis
4. Gas Ganggrene
5. Necrotizing Fasciitis
7. Rhabdomyolis
2.3.8. Penatalaksanaan
2. Terapi Bedah
2.3.9. Komplikasi
2. Kontraktur volkman
3. Trauma vascular
5. Sepsis
2.3.10. Prognosis
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Muhammad Rabiul Harahap
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 27 tahun 11 bulan 14 hari
No. Rekam Medik : 68.76.56
Ruangan : RB3. 16.2
Tanggal masuk : 28 September 2016
ANAMNESIS
RPT : Fasciotomy
RPO : -
31
STATUS PRESENS
Suhu : 37 ºC
Perkusi : Timpani
Auskultasi : normoperistaltik
Ekstremitas :
- Superior
Kanan : warna jari kehitaman, Luka fasciotomy (+), bula kehitaman (+),
nadi tidak teraba saturasi kelima jari tidak terukur. Luka bakar (3%)
Kiri : Luka bakar (2%), dislokasi pada proximal phalanx kiri
- Inferior
Kanan : dalam batas normal
Kiri : Luka bakar pada kruris (8%)
32
PEMERIKSAAN PENUNJANG
28 September 2016
HEMATOLOGI
Hematokrit % 36 39 – 54
MCV Fl 86 80 – 97
RDW % 12.8 11 – 15
MPV fL 9.3 7 – 11
Hitung jenis
Neutrofil % 74.900 50 – 70
Limfosit % 11.30 20 – 40
METABOLISME KARBOHIDRAT
GINJAL
Ureum mg/ dL 21 15 – 40
Elektrolit
Kesimpulan : Sinus ritme, QRS rate 68x/I, QRS axis N, P wave N, PR interval
0,12mm, QRS duration 0,06mm, ST-T changes(-)
DIAGNOSA KERJA
Post fasciotomy o/t right arm d/t Electrical burn 13% + (R) dead limb o/t lower
arm + open (L) dislocation proximal phalanx
PENATALAKSANAAN
RL 20gtt/i
Inj Ketorolac 30g/8jam
Inj Ceftriaxone 1g/12jam
Inj Ranitidine 50mg/12jam
R/ cek lab, CXR, Amputation below elbow (R) d/t Dead Limb o/t (R) Lower
Arm, Closed Reduction + Debridement d/t Open Dislocation Proximal Phalanx
Digiti 1st manus
37
Tanggal S O A
Terapi
KGD ad
random,
albumin
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hematokrit % 19 33 – 45
HST
Waktu Protrombin
INR 0.87
HATI
HEMATOLOGI
Hematokrit % 38 33 – 45
MCV Fl 90 69-93
MCH Pg 29,4 22 – 34
MCHC g% 32,6 32 – 36
RDW % 15,4 11 – 15
Hitung jenis
Neutrofil % 76,40 25 – 60
Limfosit % 14,60 25 – 50
HST
Waktu Protrombin
INR 0.87
HATI
GINJAL
Elektrolit
BAB 4
DISKUSI
Teori Diskusi
Pada orang dewasa, kebanyakan kejadian luka Pada kasus ini, pasien adalah
bakar terjadi di tempat kerja dan menjadi seorang laki-laki yang berkerja
tempat keempat tertinggi yang mengancam sebagai buruh kasar.
jiwa. >50% pekerja elektrik, mendapat luka
dari kabel listrik, dan 25% berasal dari alat
elektrik.
Rasio laki-laki dan perempuan sebanyak = 9:1
Semua pasien luka bakar listrik harus Pasien ini dilakukan
dilakukan pemeriksaan EKG untuk pemeriksaan EKG di IGD RSUP
menyingkirkan kejadian seperti cardiac HAM dan hasil menunjukkan
dysrthmia dalam batas normal.
Infeksi merupakan persoalan yang penting Pada pasien ini, mendapat
dalam penaganan luka bakar. Faktor-faktor antibiotic seperti:
yang kontribusi kepada terjadinya infeksi : Inj Ceftriaxone
Rawat inap di ICU dalam jangka panjang,
intubasi, alat ventilasi, bladder kateter, dan Inj Metronidazole
potensi kolonisasi bakteri pada luka bakar
Antibiotik spectrum luas harus dipakai untuk
mencegah terjadinya infeksi. Idealnya, C&S
luka seharusnya dilakukan untuk memilih
antibiotic yang sensitive.
Resusitasi cairan diperlukan pada luka bakar Pada tanggal 10/10/16,
akibat listrik.
pasien dilakukan
Cairan yang dapat diberikan : Ringer Laktat ,
RL dengan glukosa 5%, NS. debridement untuk
Perawatan luka dilakukan setelah tindakan
perawatan luka.
resusitasi jalan nafas, mekanisme bernafas, dan
resusitasi cairan dilakukan. Tindakan meliputi
debridement atau eksisi, pencucian luka,
wound dressing, dan pemberian antibiotic
topical.
46
BAB 5
KESIMPULAN
.
47
DAFTAR PUSTAKA
3. Dalziel CF. Effects of electric shock on man. IRE Trans Med Electron.
1956. 5:44-62.
4. Dalziel CF. The threshold of perception currents. Elec Eng. 1954. 73:625-
630.
5. Koumbourlis AC. Electrical injuries. Crit Care Med. 2002 Nov. 30(11
Suppl):S424-30. [Medline].
6. Moenadjat, Y. (2003). Luka Bakar: Pengetahuan Klinik Praktis. Edisi
Kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Press. Hal. 1-5.
7. American College of Surgeon. Advanced Trauma Life Support for
Doctors: ATLS Student Course Manual. 8th ed. USA: American College of
Surgeon. 2008;248-255
8. Edlich, R.F. Thermal Burn. America: Medscape. 2015 Accessed from:
http://www.emedicine.medscape.com/article/1278244-overview
9. Wim, de Jong. Luka bakar: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:EGC.
2005;66-88
10. Gerard, M.D. Current Surgical Diagnosis and Treatment. 12th ed. New
York: McGraw-Hill Companies. 2009;245-259
11. Rubangi, S. Trauma Listrik dan Halilintar. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1990
48
24. Syamjuhidayat, De Jong (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.
Hal 462; 853.
25. Compartement syndrome, Available at :
http://www.scribd.com/doc/27320465/Compartment... ( Diunduh bulan
Oktober 2011)
26. Compartement syndrom,, Available at :
http://ww:answer.com/topic/compartementsyndrom (Diunduh bulan
Oktober 2011)
27. Compartement syndrom, http://emedicinemedscape.com/article/1269081-
o... (Diunduh bulan Oktober 2011)