Anda di halaman 1dari 3

HAKIKAT MENUNTUT ILMU

Al-Ghazali mengatakan,

‫طلبًا العلم لغﻳر هللا فأبﻰ أى ﻳكوى إال هلل‬


“Dahulu kami menuntut ilmu dengan niat selain Allah, tetapi ilmu
tersebut enggan (pada kami) kecuali kami berniat hanya karena Allah.”
(Thabaqat Asy-Syafi’iyah 6/194, Darun Nasry)

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya ketika rambut beliau sudah


tampak memutih,
‫إلى متى وأنت مع المحبرة‬
”Sampai kapan Engkau masih bersama dengan wadah tinta?”
Maksudnya, orang tersebut heran ketika Imam Ahmad rahimahullah tetap
bersama dengan alat-alat untuk mencari ilmu seperti kertas dan wadah
tinta, padahal usia beliau tidak lagi muda. Sehingga dikatakan dalam
sebuah kalimat yang terkenal,
‫مع المحبرة إلى المقبرة‬
“Bersama wadah tinta sampai ke liang kubur”.
Maksudnya, janganlah terputus untuk meraih ilmu agama. Raihlah ilmu
agama sampai ajal menjemput.
Adapun terputusnya seseorang dari jalan ilmu syar’i kembali kepada
beberapa sebab utama berikut ini:

1. Dia tidak mengetahui hakikat keutamaan ilmu syar’i dan mengapa


dia (wajib) menuntut ilmu.
2. Terkadang niat asalnya memang lemah. Karena sesungguhnya
dengan niat yang kuat dalam menuntut ilmu, maka dia akan
konsisten dan bersemangat di jalannya.
3. Dia tergesa-gesa, dia ingin menjadi seorang ustadz atau ulama dan
mengetahui berbagai masalah agama dalam beberapa bulan atau
tahun saja. Hal ini tidak akan pernah bisa diraih selamanya. Sekali
lagi, jalan menuntut ilmu itu sangatlah panjang dan melelahkan.

Terkadang pula, sebabnya kembali kepada pandangannya yang lemah


tentang ilmu tersebut. Dia menyangka bahwa manfaat dari ilmu agama
itu hanya sedikit. Atau dia menyangka bahwa ada jalan atau metode lain
yang lebih cepat untuk meraih ilmu.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita keistiqamahan dalam meraih ilmu
syar’i.

6 Adab Yang Harus Dihindari Seorang Penuntut Ilmu


Ada banyak adab menuntut ilmu lainnya, hendaknya kita benar-benar
memperhatikan. Berikut contoh praktik menuntut ilmu dengan adab
yang kurang baik:

1. Terlambat datang dan tidak minta izin dahulu, tetapi kalau


gurunya terlambat langsung ditelpon atau SMS: “ustadz kajiannya
jadi tidak?”
2. Kalau tidak datang, tidak izin dahulu (untuk kajian yang khusus)
dan kajian datang semaunya
3. Duduk selalu paling belakang dan sambil menyandar (tanpa udzur)
4. Ketika kajian terlalu banyak memainkan HP dan gadget tanpa ada
keperluan
5. Terlalu banyak bercanda atau ribut dalam majelis Ilmu
6. Terlalu Fokus ke Ilmu saja tanpa memperhatikan adab, niatnya
hanya ingin memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat serta
lupa memperhatikan dan mencontoh adab dan akhlak gurunya.

Contoh adab dalam menuntut ilmu adalah tenang dan fokus ketika di
majelis ilmu. Ahmad bin Sinan menjelaskan mengenai majelis
Abdurrahman bin Mahdi, guru Imam Ahmad, beliau berkata,

‫ وال ﻳﻘﻮم أﺣﺪ وال ﻳﺒﺮﻯ فﻴﻪ‬،‫كاى ﻋﺒﺪ الﺮﺣوي بي هﻬﺪﻱ ال ﻳتﺣدث فﻲ هﺠلﺴﻪ‬
‫ وال ﻳﺘﺒﺴن أﺣﺪ‬،‫ﻗلن‬
“Tidak ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi,
tidak ada seorangpun yang berdiri, tidak ada seorangpun yang
mengasah/meruncingkan pena, tidak ada yang tersenyum.”( Siyaru
A’lamin Nubala’ 17/116)

Anda mungkin juga menyukai